Professional Documents
Culture Documents
Rumusan Maslah
Anamnesis
Etiologi
Pemeriksaan Fisik
dan Pemeriksaan
Penunjang
Komplikasi
Epidemiologi
Penatalaksanaan
WD
DD
Patogenesis
Manifestasi
klinik
Autoanamnesis dan Alloanamnesis
Identitas pasien
Keluhan utama pasien
RPS dan RPD
Keluhan tambahan
Riwayat Pribadi
RPK
Tingkat kesadaran
Tanda-tanda vital :
Napas Cepat : 40 x/ permenit
Demam
Pemeriksaan Sistem tubuh :
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Gambaran Radiologi
Infiltrat konsolidasi yang ditandai air
broncohgram.
Pemeriksaan mikrobiologi
Kultur
Pemeriksaan Laboratorium
Leukositosis
Leukoponia progniosis buruk
Tes Serologi
Deteksi antigen dan antibodi
Inspirasi
Proses aktif dengan bantuan otot pernapasan
(diaphragma dan m. Intercostalis eksternus)
Ekspirasi normal dan kuat
proses pasif yang tidak memerlukan kontraksi
otot untuk menurunkan volume intratoraks
Nama penyakit Etiologi Gejala klinis Diagnosa
Bronkitis akut Virus (HI,
RSV, M.P
rhinovirus,
B.P)
Demam, batuk
keringdahak
berlendir, nyeri dada,
bronkhi basah
kasar/mengi
Anamnesis,
pemeriksaan
fisik,kultur
Bronkiolitis 50% RSV
Adenoviru
s,parainflu
enza, M.P
Batuk, pilek, demam,
pernafasan cuping
hidung, sianosis,
hipersonor, mengi,
ronkhi yaring halus
Anamnesis,
pemeriksaan
fisik, foto torak,
kultur
Pneumonia Bakteri,
jamur,
virus,
parasit
Batuk dahak,
pekak,demam,rewel,
sianosis/tdk, cuping
hidung, takipnu,ssk
nfs, anfaring
hiperemis, ronkhi bsh
hls/mengi,
Anamnesis,
pemeriksan
fisik, foto torak,
kultur
Berdasarkan Etilogi
Pneumonia Bakteri
Pneumonia Pneumokokus
Pneumonia Streptococcus
Pneumonia Stafilococcus
Pneumonia Klebsiella Pneumoniae
Pneumonia Haemophilus Influenzae
Virus
Jamur
Parasit
Stadium Kongesti
4 12 jam
pertama
-Stadium Hepatisasi merah (48 jam berikutnya):
-:
Stadium Hepatisasi
merah
48 jam
Stadium
hepatisasi kelabu
3-8 hari
Stadium Resolusi
7-11 hari
Gejala Klinis:
Batuk
Pilek
Takipnea
Ekspektorasi sputum
Napas cuping hidung
Sesak napas
Sianosis
Mengi/Ronki
Tingkat penyebaran paling tinggi di Indonenia
terdapat di propinsi NTB. Persentase kejadian
sekitar 56,6%.
Empiema torasis
Perikarditis purulenta
Pneumotoraks
Miokarditis
MedikaMentosa
Penisilin dan gol aminglikosida : < 3 bulan
cefazolin, klindamisin, atau vancomycin
Sefalosporin
Kloramfenikol
Pemberian oksigen (O
2
) bila saturasi oksigen
<92%
Antipiretik/ penurun panas. Penurun panas
yang biasa diberikan adalah paracetamol dan
ibuprofen.
10
Pemberian antibiotik.
Pemberian cairan yang cukup untuk
mencegah dehidrasi.
Mengatur diet pasien anak pneumonia yang
memberikan makanan yang memenuhi gizi
seimbang.
Mencegah refleks batuk.
Menjaga kebersihan lingkungan dan diri
Istirahat yang cukup
Tergantung dari pada penanganan pada
anak, jika penanganan dilakukan dengan bail
maka dapat menekan tingkat mortilitas.
Jika penderita dalam keadaan malnutrisi,
maka tingkat kemungkinan mortilitasnya
meningkat
Hipotesis diterima