You are on page 1of 9

I.

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mikroalga merupakan kelompok tumbuhan berukuran renik yang
termasuk dalam kelas alga, diameternya antara 3-30 m, baik sel tunggal maupun
koloni yang hidup di seluruh wilayah perairan tawar maupun laut, yang lazim
disebut fitoplankton. Di dunia mikrobia, mikroalga termasuk eukariotik,
umumnya bersifat fotosintetik dengan pigmen fotosintetik hijau klorofil!, "oklat
fikosantin!, biru kehijauan fikobilin!, dan merah fikoeritrin!. Morfologi
mikroalga berbentuk uniseluler atau multiseluler tetapi belum ada pembagian
tugas yang jelas pada sel-sel komponennya. #al itulah yang membedakan
mikroalga dari tumbuhan tingkat tinggi $oney ,%&'&!.
Dalam biomassa mikroalga terkandung bahan-bahan penting yang sangat
bermanfaat, misalnya protein, karbohidrat, lemak dan asam nukleat. (ersentase
keempat komponen tersebut ber)ariasi tergantung jenis alga. *ebagai "ontoh,
mikroalga Chlorella vulgaris memiliki kandungan protein sebesar +% , +'-,
karbohidrat %. - %/-, lemak %0 , ..- dan asam nukleat 0 , +-. Spirulina
platensis memiliki kandungan protein sebesar 01 , 03-, karbohidrat ' , %0-,
lemak 0 , &-, dan asam nukleat . , +- $orowitzka, .000!. Mikroalga lainnya
seperti, Botryococcus braunii, Dunaliella salina, Monalanthus salina mempunyai
kandungan lemak berkisar 00 - '+- $orowitzka, .000!.
Dunaliella merupakan mikroalga uni selular dengan dua flagela dan
termasuk kedalam alga hijau 2hlorophyta, 2hloropy"eae!. Dunaliella memiliki
morfologi tubuh seperti Chlamydomonas dengan dua perbedaan utama yang
terdapat pada dinding sel Dunaliella. Dunaliella memiliki dua flagella yang sama
panjang dan tunggal, bentuk kloroplas seperti "angkir. $entuk sel yang ber)ariasi,
menjadi o)al, bulat, silindris, ellips. *el dalam setiap spesies tertentu dapat
berubah bentuk dengan perubahan kondisi, akan menjadi bulat jika kondisi tidak
mendukung. 3kuran sel juga ber)ariasi dengan kondisi pertumbuhan dan
intensitas "ahaya yang mempengaruhi. *el , sel akan membelah dengna
memanjang menjadi bagian , bagian lain dengan memanjang pada kondisi motil.
1
Dalam kondisi tertentu, sel Dunaliella dapat berkembang ke tahap palmelladan
tertanam di dalam lapisan tebal lendir, atau membentuk aplanospore dengan
dinding tebal dan kasar. $orowitzka .000!
Dunaliella merupakan jenis fitoplankton laut yang hidupnya di pesisir
pantai dan air danau yang memiliki salinitas garam yang tinggi atau bersifat
halofilik. Dunaliella juga memiliki p# toleransi dari p# %-%% $orowitzka, .000!.
Dunaliella juga merupakan salah satu organisme eukariotik yang paling ramah
lingkungan dan dapat mengatasi berbagai salinitas air laut dengna kisaran 3-
4a2l sampai kejenuhannya 3%- 4a2l, dan temperatur kisarannya dari 052-3'52
$orowitzka .000! Dunaliella salina yang berwarna merah- oranye disebabkan
oleh kandungan beta karotenoid dan "ampuran karotenoidnya yang tinggi.
Dunaliella dalam pemanfaatannya dapat sebagai bahan makanan pada manusia,
seperti menstimulasi sistem imunitas, detoksifikasi alami, anti kanker,
antioksidan, dan penambah energi dan )italitas 6ee et al .000!.
(roses fotosintesa yang dilakukan oleh plankton Dunaliella sp. akan
tergantung pada intensitas "ahaya, dimana pada proses tersebut di alam
didapatkan dari sinar matahari 7ass, %&/'!. Ditambahkan oleh 7ass %&/'!.
bahwa intensitas "ahaya yang dimanfaatkan oleh plankton akan berada pada
kisaran gelombang 0.0 , 0./ m. 6ebih lanjut ditambahkan bahwa kondisi sudut
jatuhnya sinar matahari dan kedalaman perairan akan memainkan peranan penting
seberapa intensitas optimal yang dapat menunjang proses fotosintesa se"ara
optimal pula. #ipotesis tentang panjang gelombang dan intensitas "ahaya optimal
bagi proses fotosintesa fitoplankton di laut merupakan suatu fungsi yang oleh
setiap jenis fitoplankton akan direspon se"ara spesifik 8dum, %&/1!.
(eran intensitas "ahaya sebagai faktor pembatas pada optimalisasi proses
fotosintesa menuntut uji laboratoris dari setiap jenis 9ennish, %&&0!. :mpat
aspek perlakuan "ahaya yang mempengaruhi produksi primer fitoplankton adalah;
%. <ntensitas "ahaya yang masuk.
.. (erubahan "ahaya pada saat melewati udara kedalam air.
3. (erubahan "ahaya dengan bertambahnya kedalaman.
0. (emanfaatan energi radiasi matahari oleh sel fitoplankton.
2
B. Rumusan Masalah
%. 3ntuk mengetahui pemanfaatan dari Dunaliella salina
.. Mempelajari "ara simulator "ahaya
3. Mengetahui morfologi dan "iri-"iri dari Dunaliella salina
0. Mengetahui manfaatn dari intensitas "ahaya
+. Mengetahui kandungan yang ada di Dunaliella salina
C. Tujuan
II. PEMBAHASAN
3
A. Klas!kas Dunaliella Salina
Menurut $orowitzka .000! Dunaliella salina, diklasifikasikan sebagai
berikut;
(hylum ; 2hlorophyta
9elas ; 2hlorophy"eae
8rdo ; =ol)o"ales
>amilia ; (olybiepharida"eae
7enus ; Dunaliella
*pesies ; Dunaliella salina
*e"ara morfologis Dunaliella menyerupai Tetraselmis sp, Dunaliella
memiliki kloroplas yang mengakumulasi sejumlah besar ?-"arotene. 3kuran
selnya ber)ariasi, tergantung kondisi pertumbuhan dan intensitas "ahaya . =arian
bentuk fitoplankton ini dipengaruhi oleh kondisi lingkungan seperti salinitas,
intesitas "ahaya yang diterima dan temperatur ruangan selama kultur .
*e"ara umum Dunaliella mampu tumbuh pada berbagai tingkat kadar
garam, dengan kisaran salinitas 30 , %00 ppt bahkan %00 ppt, meski jumlah sel
yang di"apai pada setiap kadar garam berbeda, kadar garam nampaknya bukan
merupakan faktor pembatas bagi kelangsungan hidup Dunaliella.
8smoregulasi yang terjadi pada Dunaliella sp berdasarkan pada
kemampuan sel untuk mensintesa se"ara terus menerus dan menurunkan kadar
gliserol dalam merespon berbagai kondisi salinitas lingkungan. Mutu air yang
sesuai untuk menunjang pertumbuhan Dunaliella sp yaitu suhu ..
o
, .1
o
2,
salinitas 30 , 3' 5@o, p# 1 , 1,+ Massyuk ,%&/3!.
B. Re"r#$uks $an Perkem%angan Dunaliella Salina
Aeproduksi Dunaliella salina dilakukan se"ara )egetatif dan generatif.
(ada saat proses pembelahan inti, maka pirenoid akan melebar melintang dan
menyebabkan dua flagella saling berjauhan. (ada pirenoid dan kloroplas akan
terbentuk suatu lekukan yang kemudian akan membelah dan menjadi indi)idu-
indi)idu baru, masing-masing dengan satu flagella dan satu sel anak yang belum
4
mempunyai stigma. *tigma yang terbentuk ini merupakan hasil proses
metamorfosis dari kromatofora.
Aeproduksi seksual terjadi dengan "ara melakukan isogami melalui
konjugasi. Bigot berwarna hijau atau merah yang dikelilingi sporollenin yang
halus dan sangat tipis. 4ukleus zigot akan membelah se"ara meiosis. (embelahan
meiosis ini akan terjadi setelah interfase. (ada fase ini lebih dari 3. sel yang
dibebaskan melalui retakan pada dinding sel induk.
Massyuk %&/3!, pertumbuhan phytoplankton se"ara umum ditandai
dengan lima tahap terpisah yaitu;
%!. Cahap <nduksi
Cahap adaptasi dengan lingkungan yang baru, populasi tidak berubah untuk
sementara waktu.
.!. Cahap :ksponensial
Ditandai dengan pembiakan sel yang "epat dan konstan.
3!. Cahap (erlambatan (ertumbuhan
9e"epatan tumbuh mulai melambat, faktor yang berpengaruh adalah
kekurangan nutrient, laju suplai 28. atau 8., dan perubahan nilai p#.
0!. Cahap *tasioner
Cerjadinya penurunan ke"epatan perkembangan se"ara bertahap. Dumlah
populasi konstan dalam waktu tertentu sebagai akibat dari penghentian
pembiakan sel-sel se"ara total atau adanya keseimbangan antara tingkat
kematian dan tingkat pertumbuhan.
+!. Cahap 9ematian
Cingkat kematian lebih tinggi dari tingkat perkembangan. Mengenai
pertumbuhan alga yang dinamis merupakan hal yang penting untuk men"apai
produksi alga yang dibutuhkan se"ara tetap. Meskipun demikian, susunan
perkembangan se"ara umum ditandai dengan sedikitnya empat tahap yang
terpisah.
C . Smulat#r Caha&a
*imulator 2ahaya *imulator yang digunakan sebagai pengatur intensitas
"ahaya pada penelitian ini mempunyai spesifikasi sebagai berikut ;
5
%. *umber tegangan yang digunakan adalah E2 satu fasa ..0 =, +0 #z *ebagian
energi listrik diatur oleh kon)erter E2-E2 dan sebagian disearahkan untuk
digunakan sebagai "atu daya input mikrokontroller dan 8p-Emp.
.. 9on)erter E2-E2 menggunakan CA<E2 tipe $C%3' dengan dilengkapi
rangkaian Snubber sebagai pengaman CA<E2 pada kondisi transien.
Aangkaian kon)erter E2-E2.
3. 3ntuk mengetahui titik awal pemi"uan CA<E2 dibutuhkan suatu rangkaian
zero crossing detector, sehingga titik nol siklus sinusoidal tegangan jalajala
yang akan diatur tegangannya dengan kon)erter E2-E2 dapat diketahui .
0. 3ntuk memi"u CA<E2 dibutuhkan suatu rangkaian penguat tegangan pi"u yang
menggunakan transistor $D%3/ dan trafo isolasi. Crafo isolasi ini berfungsi
sebagai pemisah dan pengaman mikrokontroller EC'&*+. terhadap tegangan
jalajalalistrik.
+. Mikrokontroler EC'&*+. yang terprogram akan mengeluarkan gelombang
sudut pemi"uan CA<E2 sehingga nilai tegangan beban pada lampu dan
intensitas "ahaya lampu dapat dikontrol.
Elat simulator tersebut selanjutnya diuji dengan model hasil pengukuran
intensitas "ahaya di alam yang dilakukan di permukaan perairan *ayung, 9ab.
Demak. $erdasarkan hasil uji maka didapatkan gambar pola intesitas dalam waktu
%. jam sejak matahari terbit hingga terbenam.
D. Intenstas Caha&a $an 'ksgen Terlarut Terha$a" Kelm"ahan
Dunaliella sp.
(enerapan tiga perlakuan terhadap kandungan oksigen terlarut pada media
kultur Dunaliella sp. masing , masing menunjukkan kisaran, rata-rata dan
simpangan +.0/ , 1.1 F +.&3'3 G 0.10'3 E! F 0.3 , 1.+1 F +.&+'3 G 0.'0%0 $! F
+.33 , 1.0F +.&0%/ G 0.0/0/ 2!. (erlakuan $ menunjukkan kisaran yang lebar
dengan rata , rata "ukup tinggi dimana pun"ak pen"apaian oksigen terlarut
di"apai pada pukul %/.00. (ola yang sama ditunjukkan oleh perlakuan E.
*edangkan perlakuan 2 menunjukkan pun"ak pen"apaian oksigen terlarut
6
tertinggi di"apai pada pukul %3.00. Aespon oksigen terlarut hasil fotosintesa
fitoplankton Dunaliella sp. terhadap rentang waktu dengan ketiga perlakuan.
#asil pengamatan ketiga perlakuan terhadap kelimpahan fitoplankton
Dunaliella sp. Menunjukkan pola yang hampir sama, dimana pun"ak kelimpahan
populasi terjadi pada pukul 0&.00. (erlakuan E memberikan kisaran kelimpahan
rata , rata yang paling lebar diantara %.+333,33 , %1.0.1.1/ sel@ml, sedangkan
perlakuan $ memberikan kisaran hasil pengamatan terhadap oksigen terlarut yang
ada didalam media menunjukkan bahwa kelimpahan optimal di"apai oleh
perlakuan E dan $ pada siang hari diantara pukul %% , %3.00 dan terus meningkat
se"ara perlahan sampai dengan sore hari %/.00!. 9edua perlakuan tersebut
menunjukkan bahwa proses fotosintesa yang dilakukan oleh fitoplankton
Dunaliella sp. sangat dipengaruhi oleh kloroplas yang akan menyerap intensitas
"ahaya yang mengenainya. Dengan adanya "ahaya tersebut maka fitoplankton
"enderung naik ke permukaan untuk mendapatkan "ahaya guna proses fotosintesis
sekaligus menyerap zat-zat nutrien seperti nitrat, sulfat dan fosfat dan
mengeluarkan oksigen. (ada tahap selanjutnya se"ara teoritik kloroplas ini akan
menjadi lebih besar dan ini akan menambah berat jenis fitoplankton, dimana
kloroplas ini akan selanjutnya membesar hingga membentur dinding sel. (ada saat
kloroplas sudah membentur dinding sel, fitoplankton "enderung turun dari
permukaan karena terjadi perubahan berat jenis dan proses pengeluaran oksigen
akan menurun $oney, %&'&!.
(erlakuan E menunjukkan bahwa peningkatan ukuran kloroplas pada
dinding sel "ukup "epat dibandingkan dengan kedua perlakuan yang lainnya yaitu
pada pukul 0&.00. 3ntuk perlakuan 2, yaitu siklus "ahaya berpola intensitas
matahari meningkatnya ukuran kloroplas terjadi kira-kira pada pukul %%.00.
*edangkan untuk perlakuan $, yaitu siklus tiga jam, hal tersebut terjadi kira-kira
pada pukul %3.00. Meskipun demikian dari semua perlakuan terlihat bahwa
oksigen terlarut maksimal ter"apai saat oksigen terlarut 1,+ ppm terjadi pada
pukul %3.00. #asil ini menunjukkan bahwa optimalisasi proses fotosintesa
berdasarkan kepada oksigen terlarut yang dihasilkan sangat dipengaruhi oleh
siklus dan intensitas "ahaya. (erlakuan 2 yang berupa siklus "ahaya berpola
7
intensitas "ahaya matahari menunjukkan tingkat efisiensi yang "ukup bagus. #al
ini disebabkan pen"apaian kadar oksigen terlarut yang sama, energi yang
diperlukan adalah lebih ke"il dibandingkan dengan perlakuan yang lainnya. #asil
pengamatan ini juga membuktikan teori kur)a fotosintesis fitoplankton dalam
menghasilkan oksigen terlarut.
9elimpahan yang di"apai oleh perlakuan E, menunjukkan bahwa
intensitas "ahaya merupakan faktor utama dan sekaligus faktor pembatas bagi
proses fotosintesa fitoplankton Dunaliella sp.. (ada saat intensitas "ahaya
meningkat, maka fitoplankton Dunaliella sp. Ekan merespon dengan proses
reproduksi dan pembelahan yang "ukup "epat, sehingga men"apai %1.0.1../ sel @
ml pada pukul 0&.00. (ada kondisi yang demikian intensitas "ahaya menjadi
faktor utama bagi proses reproduksi fitoplankton Dunaliella sp. 4amun demikian
pada peningkatan intensitas "ahaya matahari di waktu berikutnya menyebabkan
fitoplankton Dunaliella sp. mengalami e)aporasi dan suhu media yang meningkat,
sehingga metabolisme menjadi tidak terkendali dan menimbulkan kematian, yang
menyebabkan kelimpahan menurun sampai dengan %+33.33 sel @ ml pada pukul
%/.00. 9ondisi yang demikian menunjukkan bahwa peningkatan intensitas "ahaya
matahari yang "ukup besar akan menjadi fa"tor pembatas bagi kehidupan
fitoplankton Dunaliella sp. *edangkan perlakuan $, menjadi perlakuan yang
paling optimal, dikarenakan kisaran kelimpahan fitoplankton yang lebih sempit.
#al ini membuktikan bahwa kenaikan intensitas "ahaya yang tidak terlalu besar
dapat direspons dengan baik oleh fitoplankton Dunaliella sp,sehingga populasinya
tidak mengalami kenaikan dan penurunan se"ara drasti". Dibandingkan dengan
perlakuan 2, kisaran kelimpahan perlakuan $ jauh lebih optimal, meskipun
intensitas kenaikan "ahaya pada perlakuan 2 jauh lebih ke"il, namun direspon
dengan penaikan kelimpahan fitoplankton Dunaliella sp. dengan kisaran lebih
ke"il. Meskipun demikian pada intensitas "ahaya yang hampir sama, penurunan
kelimpahan dikedua perlakuan tersebut menunjukkan respons yang hampir sama.
III. PENUTUP
A.Kesm"ulan
8
Eda pun kesimpulan dari makalah yang dibuat sebagai berikut;
1. Dunaliella merupakan mikroalga uni selular dengan dua flagela dan termasuk
kedalam alga hijau 2hlorophyta, 2hloropy"eae!.
.. Dunaliella merupakan jenis fitoplankton laut yang hidupnya di pesisir pantai
dan air danau yang memiliki salinitas garam yang tinggi atau bersifat halofilik.
3. (ada tahap selanjutnya se"ara teoritik kloroplas ini akan menjadi lebih besar
dan ini akan menambah berat jenis fitoplankton, dimana kloroplas ini akan
selanjutnya membesar hingga membentur dinding sel.
0. (roses fotosintesa yang dilakukan oleh plankton Dunaliella sp. akan tergantung
pada intensitas "ahaya, dimana pada proses tersebut di alam didapatkan dari
sinar matahari.
+. Edanya "ahaya tersebut maka fitoplankton "enderung naik ke permukaan
untuk mendapatkan "ahaya guna proses fotosintesis.
B.Saran
9

You might also like