You are on page 1of 3

ANTIBIOTIK GOLONGAN POLIPEPTIDA

Sintesis peptida dilakukan dengan menggabungkan gugus karboksil salah satu asam
amino dengan gugus amina dari asam amino yang lain. Sintesis peptida dimulai dari C-terminus
(gugus karboksil) ke N-terminus (gugus amin), seperti yang terjadi secara alami pada organisme.
Namun, untuk mensintesis peptida, tidak semudah mencampurkan asam amino begitu saja.
Seperti contohnya: mencampurkan glutamine (E) dan serine (S) dapat menghasilkan E-S, S-E, S-
S, E-E, dan bahkan polipeptida seperti E-S-S-E-E. Untuk menghindari asam amino berikatan
tidak terkendali, perlu dilakukan perlindungan dan kontrol terhadap ikatan peptida yang akan
terjadis sehingga ikatan yang terbentuk sesuai dengan yang diinginkan.
Langkah-langkah sintesis peptida adalah sebagai berikut: asam amino ditambahkan gugus
proteksi. Kemudian asam amino yang diproteksi dilarutkan dalam pelarut seperti
dimetyhlformamide (DMF) yand digabungkan dengan coupling reagents dipompa melalui kolom
sintesis. Grup proteksi dihilangkan dari asam amino melalui reaksi deproteksi. Kemudian
pereaksi deproteksi dihilangkan agar tercipta suasana penggabungan yang bersih. Coupling
reagents, contohnya N,N'-dicyclohexylcarbodiimide (DCCI), membantu pembentukan ikatan
peptida. Setelah reaksi coupling terbentuk, coupling reagents dicuci untuk menciptakan suasana
deproteksi yang bersih. Proses proteksi, deproteksi, dan coupling ini terus dilakukan berulang-
ulang hingga tercipta peptida yang diinginkan. Kurang lebih 800 antibiotik golongan peptida
telah ditemukan dan dipelajari oleh beberapa peneliti, sebagian dari antibiotik peptida tersebut
telah masuk dalam uji klinik dan telah digunakan dalam beberapa obat klinik seperti
actinomycin, gramicidine, bacitracin, polymyxyn, tyrocidine, dan masih banyak lagi antibiotik
peptida lainnya (Dubin et.al 2005).
A. Pengertian
Polymyxin merupakan golongan peptida basa dan merupakan salah satu dari lima
antibiotik polipeptida yang berasal dari berbagai spesies dari kelompok Bacillus bakteri
tanah yang aktif terhadap bakteri gram negatif seperti Escherichia coli dan Pseudomonas
aeruginosa. Polymyxin dapat diberikan secara oral, topikal atau parenteral, termasuk
intrathecally dan intraperitoneal. Polymyxin mengerahkan efeknya pada membran sel bakteri
dengan mempengaruhi fosfolipid dan mengganggu fungsi membran dan permeabilitas, yang
menyebabkan kematian sel. Polymyxins lebih efektif terhadap Gram-negatif daripada Gram-
bakteri positif dan efektif terhadap semua bakteri Gram-negatif kecuali Proteus spesies.
Antibiotik ini bertindak sinergis dengan sulfonamid potentiated, tetrasiklin dan antimikroba
tertentu lainnya. Polymyxin juga membatasi aktivitas endotoksin dalam tubuh cairan dan
oleh karena itu, mungkin bermanfaat dalam terapi untuk endotoksemia.
Antibiotika golongan ini meliputi polimiksin A, B, C, D dan E. Merupakan kelompok
antibiotika yang terdiri dari rangkaian polipeptida dan secara selektif aktif terhadap kuman
Gram negatif, misalnya psedudomonas maupun kuman-kuman koliform yang lain. Toksisitas
polimiksin membatasi pemakaiannya, terutama dalam bentuk neurotoksisitas dan
nefrotoksisitas. Mungkin dapat berperan lebih penting kembali dengan meningkatnya infeksi
pseudomonas dan enterobakteri yang resisten terhadap obat-obat lain.

B. Struktur











C. Mekanisme Kerja
Obat ini mempunyai efek nefrotoksis yang hebat sehingga banyak di tinggalkan kecuali
polymyxin E dan B yang digunakan secara klinis. Polimiksin B sulfat adalah antibiotik
peptida siklik polycationic yang mengikat lipid anionik. Polimiksin B juga merupakan
inhibitor selektif protein kinase C. Mekanismenya yaitu dengan mengikat lipopolisakarida
dari bakteri Gram-negatif mengarah ke permeabilitas membran sel.
Hal ini mengakibatkan hilangnya ion (Fe 2 +, Mn 2 +, Ca 2 +, Mg 2 +), asam lemak tak
jenuh dan polifosfat. Efek lain biologis langsung dan tidak langsung dari polimiksin B
meliputi induksi apoptosis, menghalangi efek endotoksin, modulasi K +-ATP saluran,
penghambatan efek phorbol-dirangsang ester rilis superoksida, penghambatan Ca2 retikulum
sarkoplasma +-ATPase, dan penghambatan sekresi insulin. Polimiksin B juga menjadi
inhibitor poten dari kalmodulin (C23693), dengan IC50 dari 80 nM di hadapan 500 pM Ca2
+. Selain fungsi antibiotik, polimiksin B telah digunakan untuk membersihkan kontaminasi
endotoksin dalam reagen. Polimiksin E, juga dikenal sebagai colistin, sering digunakan untuk
diare pada anak-anak.
Colistin juga berguna dalam pengobatan multi-obat infeksi resisten pada pasien
neutropenia kanker. Dalam pengobatan manusia ada minat baru dalam penggunaan colistin
dan polimiksin B sebagai terapi untuk infeksi saluran kemih, pneumonia ventilator-terkait,
cystic fibrosis dan ortopedi infeksi yang disebabkan oleh resisten multi obat Gram-negatif
organisme seperti P. aeruginosa, K. pneumoniae, A. Baumannii (Ferrari 2004).

You might also like