Komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang terjadi dengan pihak lain, misalnya perawat dengan pasien, dosen dengan mahasiswa, dan sebagainya. Pada dunia kesehatan, komunikasi interpersonal ini terbagi menjadi beberapa jenis seperti konseling, penyampaian berita buruk, komunikasi dalam kelompok dan komunikasi dalam masyarakat atau publik. Konseling merupakan komunikasi interpersonal yang dapat memberikan informasi yang cukup banyak mengenai keadaan seseorang. Berikut beberapa pengertian konseling menurut para ahli: a) Konseling dapat didefinisikan sebagai bantuan atau pertolongan yang disediakan oleh seorang profesional secara personal, baik secara psikologi maupun kesehatan. (Schiavo, R : 2007) b) Konseling adalah interaksi yang terjadi antar dua individu, masing-masing disebut konselor dan klien, terjadi dalam suasana yang profesional, dilakukan dan dijaga sebagai alat untuk memudahkan perubahan pada tingkah laku klien. (Pepensky & Pepensky; Luddin, A.B : 2010) c) Konseling adalah hubungan tolong-menolong yang berpusat kepada perkembangan dan pertumbuhan individu serta penyesuaian dirinya dan kehendaknya terhadap penyelesaian masalah. (Gibson; Luddin, A.B: 2010 ) d) Konseling adalah hubungan tatap muka oleh individu yang terganggu oleh masalah yang tidak dapat diatasinya sendiri dengan seorang pekerja yang profesional, yaitu orang yang telah terlatih dan berpengalaman membantu orang lain untuk mencapai pemecahan terhadap berbagai jenis kesulitan pribadi. (McLean; Luddin, A.B: 2010 ) Terdapat banyak sekali definisi-definisi konseling menurut para ahli. Pada intinya, konseling adalah hubungan interpersonal yang melibatkan seorang konselor yang profesional, baik itu dokter, perawat, farmasi, psikolog, dan profesional- profesional lainnya, dengan seorang klien yang bersifat rahasia dengan tujuan untuk membantu klien mengatasi masalahnya dengan pengetahuan dan keterampilan yang konselor tersebut miliki. Pada konseling, seorang konselor perlu memiliki kemampuan personal selling yang baik. Personal selling dapat diartikan sebagai keterlibatan satu-satu antara konselor dengan klien dan kemampuan untuk menjual pencitraan dan keahlian yang dimiliki. Kemampuan personal selling ini akan menentukan kemampuan seorang konselor untuk memberi pengaruh kepercayaan, sikap, dan perilaku kepada klien. Hal ini sangat penting agar klien memiliki kepercayaan terhadap konselor sehingga klien akan mau mengikuti saran dan nasihat dari konselor. Adapun ciri-ciri konseling antara lain sebagai berikut: a) Konseling melibatkan dua orang yang saling berinteraksi dengan berkomunikasi langsung b) Model komunikasi pada konseling terbatas pada komunikasi verbal c) Interaksi antara konselor dan klien relatif berlangsung lama dan terarah pada pencapaian tujuan d) Konseling merupakan proses dinamis. Klien dibantu untuk terus mengembangkan kemampuan dirinya dalam mengatasi masalah yang sedang dihadapi e) Konseling didasari atas penerimaan konselor secara sukarela atas diri klien Pada konseling, metode yang digunakan adalah wawancara. Konselor dapat mengajukan pertanyaan terbuka maupun pertanyaan tertutup kepada klien. Ketika melakukan konsultasi, fasilitas yang digunakan harus sangat diperhatikan. Misalnya, ruangan yang digunakan. Konselor harus memperhatikan privasi dan kenyamanan ruangan tersebut. Dalam konseling privasi klien adalah hal yang sangat penting, untuk itu letak ruangan perlu sekali diperhatikan. Pastikan suara klien tidak akan terdengar oleh orang dari ruangan sebelah, atur suhu ruangan senyaman mungkin, dan perhatikan juga pengaturan tempat duduk. Jarak yang terlalu jauh antara tempat duduk konselor dengan klien dapat membuat klien merasa bahwa konselor tidak terlalu peduli dengan masalahnya, sedangkan jarak yang terlalu dekat dapat membuat klien merasa terancam. Sebaiknya atur jarak tempat duduk sekitar 4-9 kaki. Akan tetapi tidak menutup kemungkinan jarak ini dapat berubah, misalnya konselor dapat mendekat ketika ingin menghibur klien. 1. Memulai Konsultasi Untuk memulai kegiatan ini, seorang konselor harus menciptakan suasana yang dari awal dapat membuat klien nyaman. Berikut beberapa hal yang dapat dilakukan di awal konsultasi: a) Menyapa klien dengan namanya dan menjabat tangannya. Misalnya: Selamat pagi Mr. Watson. b) Persilahkan klien untuk duduk c) Perkenalkan diri anda. Misalnya: Saya Joyce. Saya adalah perawat maternitas. 2. Bagian Isi dari Konsultasi Setelah membuka konsultasi dengan sikap-sikap yang dapat membuat klien merasa nyaman, seperti yang telah disebutkan di atas, selanjutnya adalah memulai inti dari konsultasi tersebut. Berikut hal-hal yang perlu diperhatikan ketika konsultasi itu berlangsung: a) Pertahahan suasana yang nyaman, cara yang hangat, dan kontak mata yang baik b) Mulailah dengan pertanyaan terbuka di awal konsultasi c) Mendengar dengan seksama d) Tanggap terhadap pesan verbal dan non verbal yang disampaikan klien e) Fasilitasi klien dengan komunikasi verbal (misalnya: Ceritakan lebih lengkap kepadaku) dan komunikasi non verbal (misalnya menganggukkan kepala). f) Gunakan pertanyaan tertutup ketika diperlukan g) Klarifikasi apa yang klien sampaikan h) Dorong klien untuk menyampaikan informasi yang relevan i) Memberikan klien alternatif-alternatif untuk mengatasi masalahnya beserta penjelasan tentang kekurang dan kelebihan masing-masing alternative j) Berempati terhadap perasaan atau kesulitan klien k) Menyatakan dukungan kepada klien (menyampaikan keprihatinan, pengertian, dan keinginan unuk membantu 3. Menutup Konsultasi Berikut hal-hal yang perlu diperhatikan ketika akan mengakhiri konsultasi atau konseling: a) Rangkum apa yang telah klien ceritakan kepada Anda dan validasi apakah rangkuman kita benar dengan menanyakannya kepada klien b) Membuat rencana untuk mengatasi masalah klien c) Ucapkan terima kasih ketika konseling diakhiri.
Daftar Pustaka
Lloyd, M & Bor, R. (2004). Communication Skills For Medicine. 2 nd Eds. Churchill Livingstone Elsevier Publisher Luddin, A.B. (2010). Dasar-Dasar Konseling: Tinjauan Teori dan Praktik. Bandung: Citapustaka Media Perintis Schiavo, R. (2007). Health Communication: From Theory to Practice.
Manajemen konflik dalam 4 langkah: Metode, strategi, teknik-teknik penting, dan pendekatan operasional untuk mengelola dan menyelesaikan situasi konflik