Professional Documents
Culture Documents
Penurunan kadar gula dalam darah akan menimbulkan rasa lapar, yang
menimbulkan suatu perilaku yang disebut teori glukostatik pengaturan rasa
lapar dan perilaku makan, teori lipostatik dan teori aminostatik.
Apabila suhu dingin atau suhu tubuh kita di bawah set point, maka hipotalamus
akan meningkatkan nafsu makan kita. Teori produksi panas yang dikemukakan oleh
Brobeck menyatakan bahwa manusia lapar saat suhu badannya turun, dan ketika naik
lagi, rasa lapar berkurang. Inilah salah satu yang bisa menerangkan mengapa kita
cenderung lebih banyak makan di waktu musim hujan/dingin.
Kontraksi yaitu kontraksi yang terjadi bila lambung telah kosong selama
beberapa jam atau lebih. Kontraksi ini merupakan kontraksi peristaltik yang ritmis di
dalam korpus lambung. Ketika kontraksi sangat kuat, kontraksi ini bersatu
menimbulkan kontraksi tetanik yang kontinius selama 2-3 menit. Kontraksi juga dapat
sangat ditingkatkan oleh kadar gula darah yang rendah. Bila kontraksi lapar terjadi
tubuh akan mengalami sensasi nyeri di bagian bawah lambung yang disebut hunger
pangs (rasa nyeri mendadak waktu lapar. Hunger pans biasanya tidak terjadi sampai
12 hingga 24 jam sesudah makan yang terakhir. Pada kelaparan, hunger pangs
mencapai intesitas terbesar dalam waktu 3-4 hari dan kemudian melemah secara
bertahap pada hari-hari berikutnya.
Bau, rasa, dan tekstur makanan juga memicu rasa lapar. Warna makanan juga
memperngaruhi rasa lapar. Stres juga dapat berpengaruh terhadap nafsu makan, tetapi
ini bergantung pada masing-masing individu.
Kebiasaan juga mempengaruhi rasa lapar. Seperti orang normal yang biasa
makan 3 kali sehari bila kehilangan 1 waktu makan, akan merasa lapar pada waktunya
makan walaupun sudah cukup cadangan zat gizi dalam jaringan-jaringannya.
Saat berenang, tubuh akan menggunakan energy sebesar 500 kalori per jamnya.
Semakin lama berenang makan jumlah energy yang terpakai pun semakin besar. Hal ini
akan menurunkan kadar gula didalam tubuh.
Penurunan kadar gula dalam darah akan menimbulkan rasa lapar, yang
menimbulkan suatu perilaku yang disebut teori glukostatik pengaturan rasa lapar dan
perilaku makan, teori lipostatik dan teori aminostatik.
Akibat penundaan lapar adalah terjadi kontraksi peristaltic yang ritmis di korpus
lambung , ketika kontraksi berturut – turut tersebut sangat kuat , kontraksi – kontraksi ini
menimbulkan kontraksi tetanik yang continue dan kadang berlangsung selama 2 sampai 3
menit. Kontraksi ini sangat meningkat ketika kadar gula darah lebih rendah dari normal.
Kontraksi ini dapat menimbulkan rasa nyeri ringan di bagian bawah lambung , disebut
Hunger Pans. Hunger pans tidak terjadi sampai waktu 12 sesudah masuknya makanan
terakhir. Selain jika penundaan ini belangsung dalam waktu yang lebih lama maka akan
terjadi metabolic lemak dan protein untuk menggantikan kadar gula yang turun.