Nama NIM M.DZAKI GUNAWAN 3334132684 M. ARIF RACHMAN 3334132256 ACTUR SAKTIANTO N 3334131364 INDRAJAT W.K. 3334130488 HENDRA ARIEF 3334130340 M. REZA KOMARULLAH 3334130218
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA TAHUN 2013
KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu wataala, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Dalam pembuatan makalah ini penulis tak lepas dari bantuan berbagai pihak, termasuk orangtua yang terus member motivasi dalam belajar, serta teman- teman yang terus mendampingi penulis dalam suka maupun duka, juga Dosen Pembimbing mata kuliah Pengantar Ilmu Metalurgi, Bapak Djoko Mulyono yang mendidik penulis dalam mata kuliah Pengantar Ilmu metalurgi selama ini. Makalah ini masih jauh dari sempurna, dan masih terdapat banyak kesalahan yang penulis sadari maupun tidak disadari, yang disengaja maupun tidak disengaja. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan demi sempurnanya makalah ini. Semoga makalah ini memberikan informasi bagi kita semua. Amin
Cilegon, Desember 2013
Penulis
ii DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i KATA PENGANTAR .................................................................................... ii DAFTAR ISI ................................................................................................... iii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang .............................................................................. 1 1.2 Tujuan ........................................................................................... 1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Besi .............................................................................. 2 2.2 Sifat Besi ........................................................................................ 2 2.3 Kandungan Besi Di Alam .............................................................. 3 2.4 Tambang Bijih Besi Di Indonesia .................................................. 3 2.5 Perusahaaan yang Mengolah Bijih Besi ......................................... 4 2.6 Manfaat Besi .................................................................................. 4 BAB III PEMBAHASAN 3.1 Proses Pengolahan Besi .................................................................. 6 3.1.1 Pengolahan Besi Kasar ............................................................. 6 3.1.2 Bahan-Bahan Dalam Pengolahan di Dapur Tinggi ................... 8 3.1.3 Dapur Tinggi ............................................................................. 12 3.1.4 Pengolahan Dalam Dapur Tinggi.............................................. 13 3.1.5 Dapur Tinggi Listrik ................................................................. 14 3.1.6 Penuangan Besi ........................................................................ 16 3.1.7 Pengolahan Dalam Dapur Tinggi.............................................. 17 3.1.8 Dapur Kubah ............................................................................. 19 3.2 Pengolahan Besi di Indonesia 3.2.1 PT Krakatau Steel .................................................................... 21 3.2.2 PT.Meratus Jaya Iron & Steel ................................................... 22 3.2.3 PT Jogja Magasa Iron ............................................................... 22 BAB V KESIMPULAN DAFTAR PUSTAKA iii BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Semenjak manusia beralih dari zaman batu ke zaman besi, manusia telah menggunakan logam besi untuk pembuatan alat-alat berburu dan alat-alat lainnya. Pada zaman modern ini manusia telah mempergunakan hampir 90% atau lebih bahan-bahan yang terbuat dari besi, mulai alat yang paling sederhana seperti jarum hingga alat-alat yang besar-besar seperti kapal induk, pesawat dan sebagainya. Besi murni dalam alam jarang didapat. Bahan asal pembuatan besi ialah dari bijih besi (ore) sebagai bahan tambang. Bahan-bahan asal pembuat besi didapat dari dalam tanah berbentuk butir-butir logam dalam keadaan tercampur dengan zat-zat lainnya. Campuran semacam itu dinamakan bijih besi. Usaha pengambilan bijih-bijih besi dari dalam tanah disebut pertambangan (mining). Jenis bijih-bijih lainnya terdapat di dalam tanah. Para pekerja tambang membuat terowongan di dalam tanah. Mereka meledakkan batuan di dalam terowongan itu. Batuan yang rontok mereka kumpulkan dan dibawa ke permukaan tanah. Bijih-bijih itu kemudian diangkut dengan alat berat. Dari circuit bijih- bijih besi itu kemudian dituangkan ke dalam lori yang berjalan diatas rel. Lori-lori tersebut kemudian mengangkut bijih itu keluar terowongan.
1.2 Tujuan Adapum Tujuan dari pembuatan makalah ini: a. Memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Ilmu Metalurgi b. Mengetahui Proses pengolahan besi yang ada di Indonesia
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Besi Besi merupakan salah satu unsur pokok alamiah dalam kerak bumi. Keberadaan besi dalam air tanah biasanya berhubungan dengan pelarutan batuan dan mineral terutama oksida, sulfida karbonat, dan silikat yang mengandung logam-logam tersebut Bijih besi adalah batuan yang mengandung mineral-mineral besi dan sejumlah mineral gangue seperti silika, alumina, magnesia, dan lain-lain. Biji besi terdiri atas oksigen dan atom besi yang berikatan bersama dalam molekul. Besi sendiri biasanya didapatkan dalam bentuk magnetit (Fe3O4), hematit (Fe2O3), goethit, limonit atau siderit. Bijih besi biasanya kaya akan besi oksida dan beragam dalam hal warna, dari kelabu tua, kuning muda, ungu tua, hingga merah karat.
2.2 Sifat Besi Besi mempunyai sifat fisika dan sifat kimia, yaitu sebagai berikut: Sifat fisika dari besi sebagai berikut: a. Lebur pada suhu 1540 C b. Mendidih pada suhu 2760 C c. Dapat menghantarkan panas sebesar 80 joule/ s m K d. Dapat menghantarkan listrik sebesar 1,1 x 10^7(10 pangkat 7) mho e. Mmemiliki kerapatan 7860kg/m3.
Sifat kimia dari besi sebagai berikut: a. Bereaksi dengan semua asam b. Tidak termakan dengan basa c. Dapat bereaksi dengan oksigen dengan mudah d. Dapat terbentuknya karat 2.3 Kandungan Besi di Alam Kandungan Fe di bumi sekitar 6,22 %, di tanah sekitar 0,5 4,3%, di sungai sekitar 0,7 mg/l, di air tanah sekitar 0,1 10 mg/l, air laut sekitar 1 3 ppb, pada air minum tidak lebih dari 200 ppb. Pada air permukaan biasanya kandungan zat besi relatif rendah yakni jarang melebihi 1 mg/L sedangkan konsentrasi besi pada air tanah bervariasi mulai dan 0,01 mg/l sampai dengan + 25 mg/l. Di alam biasanya banyak terdapat di dalam bijih besi hematite, magnetite, taconite, limonite, goethite, siderite dan pyrite (FeS). Kandungan Fe di Indonesia banyak terdapat di Kalimantan Barat, Sumatra Barat, Sumatra Selatan, Sulawesi tengah dan Pulau Jawa. 2.4 Tambang Bijih Besi di Indonesia Di Indonesia terdapat beberapa daerah penambangan bijih besi, seperti di: a. Cilacap (khusus pasir besi), Jawa Tengah b. Gunung Tegak, Lampung c. Lengabana, Longkana, Pengunungan Verbeek, Sulawesi Tengah d. Pulau Demawan, Pulau Sebuku, dan Pulau Suwung, Kalimantan Selatan. e. Bijih besih juga terdapat di Provinsi Bengkulu, Sulawesi Utara, dan Sulawesi Selatan.
3 2.5 Perusahaan yang mengolah bijih besi di Indonesia Berdasarkan data Kementerian Perindustrian, setidaknya ada enam perusahaan yang mendaftarkan diri untuk melakukan pengolahan bijih besi. Keenam perusahaan itu adalah a. PT Meratus Jaya Iron & Steel yang berlokasi di Batulicin, Kalimantan Selatan yang mengolah bijih besi menjadi sponge iron dengan kapasitas 315.000 ton per tahun dengan nilai investasi sebesar Rp1,17 triliun. b. PT Indoferro yang berlokasi di Cilegon, Banten yang memproduksi pig iron dengan kapasitas 500.000 ton per tahun dan nikel pig iron dengan kapasitas 250.000 ton per tahun dengan nilai investasi sebesar US$110 juta. c. PT Batulicin Steel yang akan memproduksi baja dasar sebesar 3 juta ton per tahun dengan nilai investasi sebesar US$1,5 miliar d. PT Jogja Magasa Iron yang akan mengolah pasir besi menjadi pig iron (main concentrator plant dan pig iron plant) di Kulon Progo, Yogyakarta dengan kapasitas 1 juta ton per tahun dan nilai investasi sebesar US$1,2 miliar. e. PT Sebuku Lateritic Iron & Steel yang akan memproduksi pig iron dengan kapasitas 3 juta ton per tahun di Sebuku, Kali mantan Selatan dengan nilai investasi sebesar US$1 miliar. f. PT Delta Prima Steel akan memproduksi sponge iron dengan kapasitas 100.000 ton per tahun di Tanah Laut, Kalimantan Selatan, dengan nilai investasi sebesar Rp1,2 miliar. 2.6 Manfaat Besi Besi selalu dipadukan dengan logam lain supaya leih kerasa. Biasanya paduan yang di hasilkan adalah paduan untuk membuat baja. Besi digunakan untuk berbagai macam barang yang membutuhkan daya tahan tinggi dan lama (kendaraan, mesin, perkakas rumah tangga, dsb). Dalam dunia konstruksi, baja biasa dipakai sebaga bahan konstruksi jalan, rel kereta api, dan banyak 4 infrastruktur bangunan. Ketahanan (daktilitas) baja yang lebih tinggi dari besi karena dicampur karbon dan bahan-bahan lainnya mengakibatkan baja mampu memenuhi fungsinya sebagai komponen struktur bangunan.
5 BAB III PEMBAHASAN 3.1 Pengolahan Bijih Besi 3.1.1 Pengolahan Besi Kasar Besi kasar hasil dapur tinggi berasal dari bijih besi (ore). Bijih besi terdiri dari besi dan zat asam atau oksid dan disebut oksid besi. Bijih-bijih besi sebagai oksid besi yang penting antara lain: a) Limonit bijih besi berwarna merah tua. Gambar 3.1 Bijih Limonit b) Magnetit bijih besi berwarna hijau tua kehitam-hitaman dan mempunyai sifat magnit. c) Hematit bijih besi berwarna merah.
Gambar 3.2 Bijih Hematit d) Spat bijih besi mengandung zat arang. e) Dan llai-lain Tempat untuk memisahkan besi itu dari zat-zat lainnya disebut dapur tinggi (tanur tinggi). Didalam dapur tinggi atau orang-orang biasa menyebutnya tanur tinggi akan dihembuskan udara panas sehingga mengakibatkan dapur tinggi itu akan menjadi panas sekali. Bahan-bahan yang diperlukan untuk pengolahan dalam dapur tinggi ialah : arang kokas,bijih besi dan bahan tambang.
Gambar 3.3 Briket kokas Sebagai bahan tambang oksid besi masih bercampur pula dengan batuan- batuan lain. Untuk membebaskan besi dari zat asam dilakukan dalam dapur tinggi dengan bahan bakar arang kokas. Melepaskan zat asam dari bijih besi disebut reduksi. Karena timbulnya suhu yang tinggi dari pembakaran arang kokas itu, maka zat besi mencair dan terkumpul dalam tungku dapur tinggi. Zat-zat lain pada bijih besi dan arang kokas bersama bahan tambah mengikat menjadi satu sebagai cairan terak yang terapung diatas cairan besi kasar. Cairan besi kasar dan cairan terak itu sewaktu-waktu dialirkan keluar dari tungku dapur tinggi. Jadi, bijih besi dalam pengolahan dapur tinggi menghasilkan besi kasar. 7
Gambar 3.4 Besi Kasar
3.1.2 Bahan-Bahan Dalam Pengolahan di Dapur Tinggi Bahan-bahan yang diperlukan dalam pengolahan di dapur tinggi ialah: bijih besi, bahan tambah, batu kapur, arang kokas berasal dari batu bara dan udara panas untuk pembakaran. 3.1.2.1 Bijih Besi
Gambar 3.5 Contoh bijih besi
Sebelum bijih besi dimasukkan ke alam dapur tinggi, maka terlebih dahulu harus melalui pengerjaan-pengerjaan sebagai berikut:
a) Mencuci (Leaching) Bijih-bijiih besi hasil penggalian tambang itu masih bercampur dengan pasir dan tanah liat. Karena itu disalurkan dalam bandar-bandar yang dialiri air pembilas dengan arah berlawanan, selain itu juga bisa dengan disemprotkan oleh air. 8
Gambar 3.6 Tank leach circuit
b) Memecah (Crushing) Bijih-bijih besi dalam bentuk bongkah-bongkah besar perlu dipecah- pecah menjadi butir-butir dalam pesawat memecah. Pesawat pemecah ini digerakkan oleh motor listrik dengan perantara roda-roda gigi. Bijih-bijih besi dimasukkan dari atas kemudian digilas oleh kerucut pemecah yang berputar. Butir-butir bijih besi yang berukuran kira-kira 40mm meluncur melalui saluran keluar.
Gambar 3.7 Crushing plant
c) Memisah (Classification) 9 Batuan-batuan bijih besi kemudian dimasukkan dalam pesawat pemisah. Di bagian dalam silinder yang berputar terdapat magnet yang kuat.
Gambar 3.8 Screening Equipment Butir-butir bijih besi yang mengandung besi, akan tertarik oleh magnet itu sampai bawah dan memisahkan diri dari butir-butir lain yang tidak mengandung besi
Gambar 3.9 Vibartion screening machine
d) Memanggang (Roasting) Memanggang bijih besi bertujuan untuk mengutangi zat-zat seperti belerang, zat arang dan sebagainya. Bijih-bijih besi menjadi berpori dan beratnya berkurang sehingga pengangkutannya lebih mudah. 10
Gambar 3.10 Roasting secara konvensional 3.1.2.2 Bahan Tambah Bahan tambah gunanya untuk mengikat abu arang kokas dan batuan pengikut bijih besi menjadi cairan terak dalam dapur tinggi. Karena cairan terak ini lebih ringan daripada besi, maka akan terapung dii atas cairan besi kasar dalam tungku dapur tinggi. Sebagai bahan tambah umumnya memakai batu kapur Arang Kokas Arang kokas (gambar 3.3) dalam dapur tinggi dipakai sebagai bahan bakar. Arang kokas dibuat dari batu bara dengan jalan menyuling kering yang dipijarkan tanpa udara dalam dapur arang kokas. Udara Panas Untuk pembakaran, dapur tinggi membutuhkan sangat banyak udara. Udara dimasukkan dalam dapur tinggi terlebih dahulu dipanaskan sampai kira-kira bersuhu 900C. Pemanasan dilakukan dalam pesawat pemanas yang kemudian udara itu dihembuskan ke dalam dapur tinggi dengan tekanan oleh pesawat kompresor (Compresor equipment). Pemanasan udara dalam pesawat dilakukan oleh gas yang keluar dari dapur tinggi.
11 3.1.3 Dapur Tinggi (Blass Furnace) Bentuk daur tinggi menyerupai cerobong yang menjulang tinggi. Bagian atas disebut lambung berbentuk kerucut yang melebar ke bawah, sehingga pengisian bahan-bahan dari mulut aras turun ke dalam dapur.
Gambar 3.11 Skema mining dan processing besi
Bagian tengah disebut hentian, berbentuk kerucut juga. Maksud untuk menahan muatan tinggi. Kemudian bagian bawah adalah tungku berbentuk silinder, tempat cairan besi kasar dan terak. Tinggi keseluruhan dapur tinggi sampai 35 meter dan garis tengah yang terbesar 7 meter. Pada bagian atas tungku terdapat lubang-lubang peniup udara panas untuk pembakaran. Mulut dapur tinggi ditutup dengan corong pengisi yang dibuat khusus, sehingga gas dapur tinggi tidak hilang keluar waktu pengisian bahan bakar. Untuk dapat menahan bahan-bahan semua muatan yang dimasukkan dalam dapur tinggi, maka di sekililingnya diperkuat dengan konstruksi baja. 12 Sekarang telah dicoba memperbaiki dapur tinggi yang lama. Dapur-dapur itu tidak lagi dari tiga bagian, tungku, hentian dan lambung. Melainkan dibuat seperti sebuah corong tunggal yang berdiri bebas di atas tanah. Dinding batu menjadi satu oleh sebuah selubung baja yang seluruhnya bersambung dan padanya itu dipasang pipa-pipa dan lain-lain. Jadi, tiang- tiang dan konstruksi-konstruksi yang dulunya diperlukan sekarang tidak terpakai lagi. Konstruksi dapur yang baru ini lebih menguntukan dan lebih terjamin kerjanya daripada yang lama. Kapasitas daour dengan mudah dinaikkan sampai 1700 ton besi kasar atau lebih dalam sehari semalam. Usaha lain dilakukan untuk memperbaiki cara bekerja dan rendeman dapur tinggi sendiri. Misalnya pada angin ditamahkan zat asam, sehingga pembakaran bertambah baik. Dapur tiggi menjadi panas sekali dalam bagian yang paling bawah itu.
3.1.4 Pengolahan Dalam Dapur Tinggi Bahan-bahan yang dimasukkan ke dalam dapur tinggi dilakukan secara bertingkat dan berlapis-lapis, yaitu arang kokas, bijih besi dan batu kapur sebagai bahan tambah. Pada dasarnya pengolahan dalam dapur tinggi tidak lain hanya melepaskan zat asam dari bijih besi yang disebut proses reduksi. Dalam bijih besi terdapat pula batuan-batuan pengikat yang harus dicairkan bersama dengan batu kapur. Bahan tambah ini mengikat pula abu- abu pembakaran menjadi cairan terak yang terapung diatas cairan besi kasar. Untuk mendapatkan suhu yang tinggi dalam pengolahan di dapur tinggi, maka udara untuk pembakaran terlebih dahulu dipanaskan dengan gas dapur tinggi. Dalam proses reduksi ini cairan beesi akan mengikat zat asam yang berasal dari arang kokas dan mengumpul dalam tungku sebagai besi kasar. 13 Setelah 4 atau 6 jam cairan tersebut disalurkan keluar. Terlebih dulu cairan terak dan kemudian cairan besi kasar. 3.1.5 Hasil Dari Dapur Tinggi Hasil-hasil dari dapur tinggi yaitu: Besi Kasar (Pig Iron) Besi kasar cair dari tungku dapur tinggi dikeluarkan setiap 4-6 jam dan sebanyak-banyaknya 60-70 ton. Cairan itu ditampung dalam panci penuang yang diletakkan di atas loci. Kemudian diangkut sebagian ke tempat penuangan. Besi kasar cair itu dituangkan dalam cetakan-cetakan dan didinginkan dengan disemprot air. Setelah membeku menjadi bentuk- bentuk balok tuang besi kasar dan sebagian besi kasar cair diangkut ke tempat pengolahan baja.
Gambar 3.12 Besi cetak 14
Gambar 3.13 Pig Iron
Terak Terak cair yang dicerat melalui lubang saluran bagian atas tungku dialirkan keluar dan ditampung dalam gerobak-gerobak pengangkut. Terak dalam keadaan cair itu disemprotkan dengan air dingin dan dibuat bentuk balok-balok, pasir atau semen. Bahan-bahan tersebut banyak digunakan sebagai pengeras jalan atau keperluan bangunan. Jika terak cair itu diserbukkan dengan pancaran uap air, maka akan diperoleh wol terak yang dipakai sebagai bahan isolasi atau penyekat pada mesin-mesin. Gas Gas yang keluar dari dapur tinggi disalurkan terlebih dahulu ke dalam pesawat penyaring deu. Kemudian gas yang sudah dibersihkan itu disalurkan ke tangki gas. Sebagian besar gas ini dipakai untuk memanaskan udara dalam pesawat pemanas keperluan dapur tinggi. Sisanya digunakan pada ketel-ketel uap dan motor-motor gas untuk menjalalankan mesin-mesin dan dinamo listrik. 15 3.1.6 Dapur Tinggi Listrik (Electric Arc Furnace) Dapur tinggi listrik dipakai ditempat-tempat dimana tembaga listrik dihasilkan dengan biaya rendah, misalnya dari tenaga air. Gambar 3.14 Electric Arc Furnace
Susunan dapur tinggi terdiri dari lambung atau kerucut atas yang tingginya kira-kira 15 meter dan garis tengahnya 3,5 meter. Tungku tempat pencairan bahan bergaris tengah 5,5 meter. Pencairan bijih besi dan bahan tambah dilakukan oleh arus listrik dengan busur cahaya antara elektroda-elektroda yang ditempatkan di dalam tungku dapur tinggi itu. Zat arang yang diperlukan untuk mereduksi zat asam dari bijih besi dipakai arang kayu. Jadi, bahan-bahan tang dimasukkan ke dalam dapur tinggi ialah arang kayu,bijih besi dan bahan tambah. 16 Karena tidak banyak udara yang dihembuskan ke dalam dapur tinggi . maka hasil gas dapur tinggi sedikit. Gas ini setelah dibersihkan dari debu, dimasukkan ke dalam tungku. Hasil besi kasar dapur tinggi listrik sehari-hati 35 ton. Besi kasar hasil dapur tinggi listrik lebih bersih dan lebih baik. Dapur listrik jenis lain hanya terdiri dari ruanga yang dapat disamakan dengan tungku dapur tinggi biasa. Jadi, seluruh bangunan itu jauh lebih rendah, di dalam tutup dapur terpasang 4 sampai 6 buah elektroda zat arang dan berbagai-bagai corong pengisi yang berguna untuk mengisikan bijih besi, bahan tambah dan arang kokas sama rata ke dalam dapur. Boleh dipakai arang kokas dari mutu yang kurang baik dan terdiri dari potongan-potongan kecil. Bahkan batu bara, arang muda atau arang kayu dapat dipakai pada dapur-dapur seperti ini. Pemanasan dan pencaian dilakukan oleh busur cahaya listrik, sehingga arang hanya diperlukan untuk mereduksi. Pemanas udara dan kompressornya tidak diperlukan. Gas dapur tinggi diisap keluar, setelah lebih dahulu memanaskan muatan-muatan baru. Panasnya turun sampai kira-kira 150C. Semua gas itu dapat dijual atau dipergunakan untuk perusahaan- perusahaan tambahan. Dapur itu menghasilkan kira-kira 700 m 3 gas setiap ton besi kasar. Sebuah dapur tinggi listrik yang normal menghasilkan tiap harinya 20 sampai 30 ton besi kasar. Akan tetapi, ada pula dapur tinggi seperti itu yang memberikan hasil setiap harinya sampai 80 ton besi kasar.
3.1.7 Penuangan Besi Dalam perusahaan-perusahaan penuangan besi, besi dituang dalam keadaan cair di dalam ruangan-ruangan, dinamakan cetakan-cetakan. Cetakan- cetakan itu telah disediakan terlebih dahulu. Besi tuang ini didapat dengan melebur besi kasar bersama-sama dengan besi tua atau besi rosok dalam dapur penuangan. Biasanya dapur itu dinamakan dapur kubah. 17 Gambar 3.15 Penuangan besi cair dari EAF
Cetakan-cetakan tersebut dibuat dari tanah khusus atau tanah napal mereka mempunyai ruangan kosong yang berbentuk derupa degan benda tuang yang diinginkan. Cetaka-cetakan pada umumnya hanya dapat dipakai sekali saja. Cetakan-cetakan itu harus dirusak untuk dapat mengeluarkan benda tuang yang telah membeku. Untuk dapat membuat ruangan yang terbuka dalam tanah cetakan, maka umumnya dibutuhkan suatu model yang bentuknya sama dengan benda tuang yang diinginkan. Model dibuat dari kayu yang kemudian dibalut dengan tanah cetakan dan dipadatkan. Sesudah itu maka model dengan hati-hati dikeluarkan dari bahan cetakan, sehingga terdapat ruanggan sesuai model atau benda tuang yang diinginkan. Untuk dapat mengeluarkan model dari cetakan, maka cetakan seringkali harus terdiri dari beberapa bagian. Juga cetakan-cetakan itu sendiri seringkali harus tersusun dari beberapa bagian juga. Sekarang dibuat juga suatu saluran dalam bahan cetakan yang dinamakan jalan tuangan. Melalui jalan tuangan itu besi cair itu dapat dituangkan dalam ruangan yang telah dicetak. 18 Juga diatur supaya ada saluran kedua ke udara luar. Udara yang ada di dalam cetakan harus dapat keluar dan dapat diperhatikan juga sampai dimana cetakan tersebut telah berisi. Ini dinamakan saluran penaik. Jika benda tuang tersebut telah cukup dingin, maka kerangka-kerangka itu dilepaskan satu sama lainnya. Bahan cetakan dirusak dan benda tuang dikeluarkan. Benda tuang ini kemudan dibersihkan dari tanah yang melekat padanya lalu dapat dikerjakan lebih lanjut.
3.1.8 Dapur Kubah Untuk mencairkan besi tuang dipergunakan dapur kubah. Dasar dapur ini dibuat dari sebuah plat yang dapat menutup ke bawah. Di atas ditumbuk suatu lapisan tanah liat dengan pendakian sebesar kira-kira 5% ke jurusan lubang buang. Perusahaan penuang mulai pekerjaannya memanaskan dapur dengan membakar kayu dan arang kokas. Jika api yang terbakar itu cukup besar, maka pintu kerja yang berda di bawah dalam corong dapur ditutup. Udara tiupan kemudian dimasukkan melalui lubang-lubang angin yang ditempatkan dalam suatu lingkaran. Arang kokas yang terbakar beberapa kali ditambahkan dengan yang baru. Selanjutnya berganti-ganti dimasukkan besi dan arang kokas, jika besi pertama menjadi cair mulai kelihatan dari lubang potong, maka lubang ini ditutup dengan sumbat tanah liat. Proses pencairan dapat disaksikan melalui lubang-lubang lihat, yang dipasang didalam pipa angin di muka lubang-lubang angin yang ditutup dengan gelas merah. Pemakaian arang kokas banyaknya kira-kira 10% dari berat besi. Untuk membuat agar abu arang kokas dengan belerang yang ada dapat dijadikan terak yang cukup cair, maka ditambahkan batu kapur kira-kira 3% dari banyaknya besi. 19 Terak itu dibuang melalui lubang buang yang tersendiri, jika terdapat penimbunan yang terlalu banyak dari bahan ini. Di bawah dalam corong dapur atau dalam tungku muka, berkumpullah besi cair dan diatasya mengambang terak cair yang lebih ringan. Untuk mencerat besi cair, maka sumber tanah liat dalam lubang buang ditusuk keluar. Memberhentikan pekerjaan dapur penuangan dilakukan dengan mengkahiri pemasukan bahan pada waktu cetakan-cetakan itu hampir terisi. Jika tidak ada lagi besi cair yang keluar dari dapur, maka pemasukan angin ditutup dan plat dasar dilepas atau dibuka. Masa yang masih pijar jatuh keluar dapat dipadamkan.
20 3.2 Pengolahan Besi di Indonesia 3.2.1 PT. Krakatau Steel PT Krakatau Steel (Persero) Tbk memiliki 6 (enam) buah fasilitas produksi yang membuat perusahaan ini menjadi satu-satunya industri baja terpadu di Indonesia. Keenam buah pabrik tersebut menghasilkan berbagai jenis produk baja dari bahan mentah. Proses produksi baja di PT Krakatau Steel (Persero) Tbk dimulai dari Pabrik Besi Spons. Pabrik ini mengolah bijih besi pellet menjadi besi dengan menggunakan air dan gas alam. Besi yang dihasilkan kemudian diproses lebih lanjut pada Electric Arc Furnace (EAF) di Pabrik Slab Baja dan Pabrik Billet Baja. Di dalam EAF besi dicampur dengan scrap, hot bricket iron dan material tambahan lainnya untuk menghasilkan dua jenis baja yang disebut baja slab dan baja billet. Baja slab selanjutnya menjalani proses pemanasan ulang dan pengerolan di Pabrik Baja Lembaran Panas menjadi produk akhir yang dikenal dengan nama baja lembaran panas. Produk ini banyak digunakan untuk aplikasi konstruksi kapal, pipa, bangunan, konstruksi umum, dan lain-lain. Baja lembaran panas dapat diolah lebih lanjut melalui proses pengerolan ulang dan proses kimiawi di Pabrik Baja Lembaran Dingin menjadi produk akhir yang disebut baja lembaran dingin. Produk ini umumnya digunakan untuk aplikasi bagian dalam dan luar kendaraan bermotor, kaleng, peralatan rumah tangga, dan sebagainya. Sementara itu, baja billet mengalami proses pengerolan di Pabrik Batang Kawat untuk menghasilkan batang kawat baja yang banyak digunakan untuk aplikasi senar piano, mur dan baut, kawat baja, pegas, dan lain-lain.
21 3.2.3 PT.Meratus Jaya Iron & Steel Perusahaan ini merupakan perusahan pengolahan besi yang di bangun oleh PT Krakatau Steel dengan PT Aneka Tambang. Perusahaan ini masih tergolong baru, karena baru ber operasi tahun 2012, dimana hanya baru terdapat 1 unit pabrik yang mengolah bijih besi. Pabrik ini mengolah bijih besi atau pelet menjadi besi spons. 3.2.3 PT Jogja Magasa Iron Perusahaan Jogja Magasa Iron merupakan salah satu perusahaan pengolahan bijih besi. Yang di olah yaitu pasir besi yang di gali di daerah yogyakarta. Pasir besi yang di peroleh di olah menjadi pig iron. Pabrik pengolahan pasir besi masih dalam proses pembangunan, karena PT Jogja Magasa Iron.
22 BAB IV KESIMPULAN
Jadi sesuai dengan makalah yang kami buat, pembuatan besi berasal dari bijih besi dan dibuat dengan cara dapur tinggi dan dapur tinggi listrik. Sebelum memasuki dapur tinggi bijih besi diolah dengan cara dicuci (leaching), dipecah (crushing), dipisah (classification) dan pada akhirnya dipanggang (roasting). Lalu ada bahan tambah yaitu arang kokas sebagai bahan bakar untuk pencairan bijih besi menjadi cair dan batu kapur untuk mengikat arang kokas dan batuan pengikut bijih besi ini menjadi cairan terak, lalu dimasukkan udara panas melalui pesawat kompressor untuk pemanasan. Dan hasil dari proses pembuatan besi melalui dapur tinggi sendiri adalah besi dalam bentuk cair dan dicetak dan didinginkan menjadi besi kasar dan sebagian besi kasarnya akan dikirim untuk diproses lebih lanjut menjadi pengolahan baja, lalu ada cairan terak yang berguna sebagai pengeras jalan dan juga bahan isolasi atau penyekat pada mesin-mesin. Serta yang terakhir adalah gas yang berguna untuk menjalankan mesin dengan menggerakan dinamo listrik.
DAFTAR PUSTAKA Sevryukov, dkk. General Metalurgi. Peace Publisher: Moscow 2250 http://www.kidnesia.com/Kidnesia/Archive/Hasil-Tambang/Bijih- Besi/(offset)/5 http://www.kemenperin.go.id/artikel/5297/Perjelas-Regulasi-Tata- Niaga http://kesmas-unsoed.info/2012/06/pengertian-besi-fe.html Sutresna, Nana. 2008. Kimia. Jakarta: Grafindo Media Pratama http://www.chem-is-try.org/tabel_periodik/besi/ http://www.waspadamedan.com/index.php?option=com_content&vie w=article&id=23702:manfaat-besi&catid=80:lentera&Itemid=251 http://www.anneahira.com/baja.htm http://www.krakatausteel.com/ http://www.meratusjaya.co.id/id/