You are on page 1of 19

POTRET KETERTINGGALAN SUMBER DAYA MANUSIA DI KAWASAN

TIMUR INDONESIA

Abstrak
Permasalahan utama membangun Kawasan Timur Indonesia KTI I adalah,
rendahnya kualitas dan kapasitas sumber daya manusia. Terjadinya ketidakseimbangan
kemajuan dalam berbagai aspek kehidupan, antara KTI dan KBI, akibat perbedaan
perlakuan pembangunan yang selama ini dilakukan. Problem ketertinggalan KTI,
pertama adalah begitu luasnya kawasan dengan jumlah penduduk dan kepadatan
penduduk yang sangat rendah, kedua keaneka-ragaman masyarakat dan kultural dengan
tingkat penguasaan infromasi dan teknologi yang rendah, ketiga, rendahnya tingkat
pendidikan, melek huruf dan akses atas pendidikan tinggi. Karena itulah maka investasi
pembangunan untuk peningkatan kapasitas !" jauh lebih besar dan lebih penting.
!engan kata lain, program pembangunan KTI, khususnuya di bidang pengembangan
umber !aya "anusia #!"$, merupakan upaya yang sangat strategis, baik dari sisi
upaya pemerataan pembangunan, kesejahteraan dan pengurangan kesenjangan dengan
KBI. Bagaimanakah profil ketertinggalan !" di KTI, tulisan ini menyajikan data
mengenai hal itu. !i balik informasi ini, terkandung sebuah makna bahwa kebijakan dan
strategi pengembangan !" KTI haruslah diprioritaskan pada aspek-aspek pendidikan,
kesehatan dan ketenagakerjaan.
Pendahuluan
Disadari bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia yang terbentang dari Sabang
hingga Merauke adalah negara besar yang kaya akan sumberdaya, baik sumber daya alam
maupun manusia. Kekayaan sumber daya manusia mencakup aneka-ragam suku bangsa,
adat-istiadat dan budaya. etak Indonesia secara ekonomi !uga sangat strategis dalam
lalu-lintas dunia, percaturan ekonomi dan politik internasional.
Sebuah wilayah yang kaya akan sumberdaya alam, tidaklah dengan sendirinya
memberikan kemakmuran bagi warga masyarakatnya, !ika sumberdaya manusia yang ada
tidak mampu meman"aatkan dan mengembangkan teknologi guna meman"aatkan sumber
alamnya. Sebaliknya, sebuah wilayah yang miskin sumber alam, namun cakap dalam
mengembangkan teknologi, ternyata lebih cepat berkembang dibandingkan wilayah
lainnya yang tidak cukup mempunyai sumberdaya alam dan manusia yang unggul. #al
ini berarti bahwa sumberdaya manusia ternyata memiliki peran penting dalam proses
pemakmuran sebuah wilayah. Sumber daya manusia berperan ganda, baik sebagai obyek
namun sekaligus sebagai subyek pembangunan. Sebagai obyek pembangunan, SDM
merupakan sasaran pembangunan untuk dise!ahterakan, dan sebagai subyek, SDM
berperan sebagai pelaku pembangunan yang sangat menentukan kema!uan.
Kawasan $imur Indonesia %K$I&, diakui mempunyai sumberdaya alam %SD'& yang
sangat melimpah. (ilayah ini sesungguhnya sangat potensial untuk men!adi kekuatan
ekonomi baik pada tingkat nasional, regional, maupun internasional. Sayangnya,
sumberdaya manusia yang tersedia di kawasan ini sangat terbatas, baik dari segi kualitas
maupun kuantitas. Kemampuan masyarakat lokal masih sangat rendah dalam
meman"aatkan sumberdaya alam yang melimpah. Sedangkan kebi!akan pembangunan di
K$I masih belum sepenuhnya menempatkan SDM sebagai target dan basis
pembangunan. Konsep pembangunan di K$I masih belum sepenuhnya berciri human
de)elopment %pembangunan manusia&, yaitu sebuah pembangunan yang berorientasi pada
manusia %people %enter development&, di mana manusia dipandang sebagai sasaran
sekaligus sebagai pelaku pembangunan. Sebaliknya, kebi!akan pembangunan K$I masih
berorientasi pada pertumbuhan ekonomi dengan penggalakan in)estasi besar-besaran.

Knd!s! De"#ra$!s KTI
*ada tahun +,,-, *enduduk Indonesia diperkirakan akan mencapai !umlah ++-,+
!uta !iwa. Dari !umlah itu, sekitar ./0 berada di K$I. 1ika dilihat dari persebarannya,
tampak tidak merata. Sebagian besar %2,0& tinggal di *. 1awa, +,0 di Sumatera, 30 di
Sulawesi, -,-0 di Kalimantan, .0 di Irian 1aya, dan sisanya %2,-0& tinggal di pulau-
pulau lainnya. *adatnya penduduk di *. 1awa ini karena banyaknya penduduk dari luar
pulau 1awa yang bermigrasi masuk ke pulau 1awa.
*ada tahun .444 K$I memiliki !umlah penduduk /-./+2./,, !iwa dengan tingkat
pertumbuhan pen-duduk +,.- persen per tahun. Dari !umlah tersebut, 25 persen
%.3.,/+.533 !iwa& merupakan pen-duduk berusia diatas .- tahun %merupakan angkatan
ker!a&, sedang sisanya %5..+5.+/5 !iwa& bukan angkatan ker!a. $ingkat keter-gantungan
%dependen%y ratio& penduduk %rasio antara !umlah penduduk terhadap penduduk usia
ker!a& di K$I adalah .,-+. #al ini berarti bahwa setiap orang peker!a harus menanggung
beban hidup .,-+ orang.
Kese!ahteraan sumber daya manusia di K$I dapat dilihat dari angka indeks
pembangunan manusia %I*M&, di mana semakin tinggi angka I*M suatu wilayah,
semakin baik kondisi kese!ahteraan masyara-kat di wilayah tersebut. Rata-rata I*M di
K$I adalah 2-,5 %6*S, +,,,&. Sedang la!u pertumbuhan ekonomi pada tahun .444 adalah
7,,-8 persen, sedang secara nasional pertumbuhan ekonomi adalah .,,4 persen. 9ntuk
itu, dalam upaya meningkatkan perekonomian K$I, yang !uga merupakan upaya untuk
meningkatkan kese!ahteraan masyarakat setempat dengan meman"aatkan sumberdaya
alam setempat, diperlukan peningkatan kuantitas dan kualitas sumberdaya manusia
melalui berbagai upaya peningkatan di bidang pendidikan, kesehatan dan ketrampilan
agar masyarakat K$I mampu mengolah sumberdaya alamnya secara optimal.
Secara keseluruhan pola kelompok umur SDM di K$I tidak !auh berbeda dengan
pola SDM di Indonesia, yaitu sebagian besar terkonsentrasi pada kelompok usia muda
antara .--8, tahun. Sedang apabila dilihat dari !enis kelamin, maka baik angkatan ker!a
laki-laki maupun perempuan mempunyai pola pengelompokkan umur yang relati" sama
dengan pola Indonesia seperti halnya terlihat pada tabel berikut ini.
*enduduk .- $ahun Keatas Menurut 1enis Kelamin dan Kelompok 9mur Di K$I dan
Indonesia $ahun .444 %0&
Kelompok
9mur
K $ I Indonesia
aki *rmp $otal aki *rmp $otal
.- 7 .4 5,+- 3,44 .2,+8 3,54 3,/5 .-,+3
+, 7 .8 2,.2 2,52 ./,,/ 2,,. -,82 .+,83
+- 7 +4 -,35 2,5/ .+,2+ -,35 2,-8 .+,/.
/, 7 /8 -,+4 -,5- ..,.8 -,/3 -,33 ..,.8
/- 7 /4 -,/- -,2+ .,,43 -,-/ -,5, ..,//
8, 7 88 8,3- 8,/5 4,./ 8,3- 8,/8 4,,4
8- 7 84 /,5, /,3- 3,-- /,44 /,3+ 3,3.
-, 7 -8 +,4/ +,52 -,34 +,4+ +,5- -,33
-- 7 -4 +,+. +,.+ 8,// +,+4 +,/, 8,-4
2, 7 28 .,58 .,53 /,3. .,44 +,,2 8,,-
2- 7 24 .,.8 .,+5 +,8+ .,/. .,8/ +,38
3, 7 38 ,,3. ,,5. .,-+ ,,42 ,,45 .,48
3- : ,,38 ,,5. .,-- ,,3- ,,5/ .,-5
$otal 85,4- -.,,- .,,,,, 84,-2 -,,88 .,,,,,
umber & BP, akernas '((( #diolah$
9ntuk melihat kualitas sumberdaya manusia di Indonesia , dan K$I pada
khususnya, dapat didekati dengan acuan utama ukuran Indeks *embangunan Manusia
%I*M&. $erdapat tiga komponen utama dalam menetapkan I*M, yaitu pendidikan yang
di!abarkan dalam rata-rata lama sekolah dan angka melek huru" yang mempengaruhi
tingkat pengetahuan; kesehatan yang ditun!ukkan dengan angka kematian bayi atau rata-
rata harapan hidup, dan ketenagaker!aan yang mempengaruhi akses terhadap sumberdaya
manusia yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
*embangunan sumberdaya manusia di Indonesia yang didasarkan pada ketiga
parameter tersebut %pendidikan, kesehatan dan ketenagaker!aan&, belum merata antar
berbagai kawasan karena pembangunannya sangat dipengaruhi oleh kondisi geogra"is
dan sosial budaya setempat. #al ini ter!adi pula di Kawasan $imur Indonesia %K$I& yang
hingga kini sedang dilakukan langkah-langkah strategis oleh pemerintah serta
masyarakatnya. 9paya ini selain untuk menge!ar ketinggalan dengan kawasan lain, !uga
untuk meningkatkan !umlah sumberdaya manusia yang lebih berkualitas dan bere"ek
ganda, yaitu disatu pihak memiliki daya saing tinggi menghadapi pasar global, !uga
mampu mengolah sumberdaya alamnya guna menciptakan kemandirian dalam
meningkatkan kese!ahteraannya.
T!n#kat Pend!d!kan
*endidikan merupakan salah satu sarana untuk meningkatkan mutu sumberdaya
manusia. Dengan pendidikan dapat ditingkatkan pengetahuan dan ketrampilan yang
selan!utnya akan berdampak pada peningkatan produkti)itas.
*endidikan dapat pula dilihat sebagai in)estasi sumberdaya manusia dan hasilnya
akan diperoleh beberapa tahun kemudian %$!iptoheri!anto *, .442&. (alaupun saat ini
ada kecenderungan bahwa sar!ana lulusan perguruan tinggi lebih banyak yang
menganggur daripada beker!a. #al, ini terutama disebabkan terbatasnya lapangan
peker!aan yang tersedia, padahal penduduk yang lulus perguruan tinggi setiap tahunnya
selalu bertambah. Sebagai akibatnya banyak diantara para sar!ana yang beker!a pada
bidang yang bukan keahliannya. #al ini terpaksa dilakukannya dengan pertimbangan
daripada menganggur.
Secara nasional kebi!akan di bidang pendidikan sebenarnya telah meningkatkan
pendidikan angkatan ker!a hampir di semua wilayah termasuk K$I, khususnya terlihat
pada tingkat pendidikan menengah %S$* keatas&. Kualitas sarana dan prasarana
pendidikan di K$I cukup meningkat, namun kebanyakan terkonsentrasi didaerah-daerah
tertentu, terutama di ibukota pro)insi. Sedang sekolah-sekolah ke!uruan serta pelatihan-
pelatihan 6K yang sesuai dengan potensi lokal dirasa masih kurang. *encapaian
pendidikan dibeberapa wilayah di K$I cukup menon!ol, khususnya di *ro)insi Sulawesi
mengingat sudah berdirinya perguruan tinggi negeri dan beberapa perguruan tinggi
swasta. Dalam perspekti" geogra"is, ada ketimpangan "asilitas dan akses pendidikan di
daerah perkotaan dan daerah pedesaan %terutama daerah terpencil&, yang mengakibatkan
pencapaian pen-didikan angkatan ker!a diperkotaan lebih tinggi daripada pedesaan.
<aktor-"aktor yang ber-pengaruh di bidang pendidikan antara lain adalah isu
keterbatasan dan pemerataan sarana dan prasarana %sekolah, peralatan, buku dan guru&.
Disamping itu pertumbuhan ekonomi K$I yang nol, sangat berpengaruh terhadap
kecukupan tenaga penga!ar dan kese!ahteraan guru yang akan berpengaruh terhadap
kualitas pendidikan. Kendala geogra"is dan "aktor sosial yang ada di K$I !uga
berpengaruh terhadap pelaksanaan wa!ib bela!ar 4 tahun. #al ini mengingat adanya
penilaian bahwa anak tidak lebih sebagai tenaga ker!a daripada sebagai in)estasi
sumberdaya manusia di bidang pendidikan.
Secara umum tingkat pendidikan penduduk khususnya angkatan ker!a di K$I
mayoritas masih didominasi oleh penduduk yang memiliki pendidikan SD kebawah, dan
sekitar /5 0 mempunyai pendidikan yang dikelompokkan sebagai pendidikan menengah
%SM$*, SM$' dan Diploma . dan +&, sedangkan sisanya hanya sekitar +0 mempunyai
tingkat pendidikan relati" tinggi %'kademi dan *erguruan $inggi&. =ambaran ini dapat
dilihat pada tabel berikut ini>
$abel +
Kualitas Sumberdaya Manusia Menurut *endidikan di K$I dan Indonesia , .444
Tk
Pend!d!kan
KTI Indnes!a
Lk Pr% Ttal Lk Pr% Ttal
$dk Sek 8.., 2.23 .,.33 +.34 2..2 5.4-
$dk tmt Sd 3..5 5.,5 .-.+2 3.,5 5.2- .-.3/
SD .-./3 .3.28 //.,, .3.+8 .3.2/ /8.53
SM$*-9 5.4/ 5..4 .3..+ 5.54 3.38 .2.2/
SM$*-K ,.4- ,.58 ..34 ..,4 ..,, +.,5
SM$'-9 3.2, -.33 ././2 3... -.+5 .+./4
SM$'-K /.,/ +.-- -.-5 /.// +.84 -.5.
Dipl . ?+ ,./8 ,./. ,.2- ,./. ,./2 ,.23
Dipl /?'k ,.8, ,./. ,.3. ,.-- ,.8- ,.44
*$ ..., ,.28 ..38 ...2 ,.3, ..52
$otal 84.,, -..,, .,,.,, 84.-2 -,.88 .,,.,,
umber& BP, akernas '((( #diolah$
Rendahnya tingkat pendidikan angkatan ker!a di K$I !uga telah mengakibatkan
rendahnya parti-sipasi penduduk dalam kegiatan pembangunan. #al ini mengingat
banyak diantara mereka yang tidak dapat memasuki pasaran ker!a terutama yang
memerlukan ketrampilan khusus. @leh karena itu banyak sektor pasar ker!a tertentu diisi
oleh pendatang %migran& dari luar K$I. 'danya kompetisi dalam memasuki pasar ker!a
tersebut merupakan salah satu pemicu munculnya kon"lik antara pendatang %migran&
dengan bukan pendatang %non migran&. Kon"lik tersebut kadang-kadang dikaitkan pula
dengan isu-isu S'R' yang dapat menimbulkan kerusuhan sosial.
Dari gambaran diatas terlihat bahwa kondisi pendidikan di K$I perlu mendapat
perhatian khusus. Salah satu strategi yang dapat dikembangkan dalam rangka
peningkatan bidang pendidikan di K$I adalah dengan peningkatan partisipasi sekolah
terutama sekolah dasar, sekolah menengah dan pendidikan se!enis yang setara, pendirian
sekolah-sekolah ke!uruan yang sesuai dengan potensi sumberdaya setempat, peningkatan
mutu perguruan tinggi dan peningkatan akses untuk mengikuti *endidikan $inggi %di
dalam negeri dan di luar negeri&

T!n#kat Kesehatan
Dera!at kesehatan masyarakat dipengaruhi oleh "aktor-"aktor lingkungan, perilaku
kesehatan, pelayanan kesehatan dan kependudukan. 'ngka kematian bayi merupakan
salah satu indikator untuk mengukur dera!at kesehatan masyarakat. Meskipun angka
kematian bayi di Indonesia menun!ukkan penurunan yang sangat signi"ikan sebagai
dampak pelaksanaan pembangunan di segala bidang, termasuk inter)ensi program
kesehatan yang sangat intensi" dilaksanakan di seluruh pelosok tanah air, namun dengan
ter!adinya krisis ekonomi yang dimulai pada pertengahan tahun .443 dapat dipastikan
bahwa angka kematian bayi dapat meningkat kembali se!alan dengan meningkatnya
pre)elensi balita kekurangan energi dan protein. *embangunan di bidang kesehatan
merupakan bagian dari in)estasi yang perlu diperhatikan dan keberhasilan di bidang
tersebut akan memberikan andil dalam mempercepat pembangunan di kawasan timur
Indonesia %K$I&.
Data Susenas, +,,, memberikan gambaran perbedaan atau perbandingan kematian
antar daerah, dimana untuk K$I angka kematian kelompok umur ,-.8 tahun lebih tinggi
dari angka rata-rata nasional. =ambaran tentang angka kematian ini dapat dilihat pada
tabel berikut.
$abel /.
'ngka Kematian 9mur ,-.8 $ahun Menurut Kawasan
Ka&asan Perktaan Pedesaan K ' D
Kawasan $imur Indonesia
Kalimantan
Sulawesi
N$6?N$$?Ir!a
+,2
.,4
/,.
/,.
8,8
/,,
8,-
-,2
8,,
+,3
8,+
-,,
Sumatera
1awa-6ali
/,,
+,+
+,3
/,.
+,5
+,3
IND@NASI' +,8 /,/ /,,
umber& usenas, )***
Kelangsungan hidup anak dapat diindikasikan dari rasio anak yang masih hidup
terhadap anak lahir hidup yang dilahirkan ibu usia subur. Data Susenas, +,,. melaporkan
rata-rata anak lahir hidup per wanita usia subur di K$I adalah /,8, anak. Di pedesaan
%/,-,& lebih tinggi daripada di perkotaan %/,.2&. Dari anak lahir hidup tersebut 4-0
dilaporkan masih hidup atau .-0 meninggal. *ersentase yang meninggal dilaporkan
lebih tinggi dipedesaan %.20& daripada diperkotaan %.+0&. Disamping itu pola kematian
perkotaan lebih rendah dari pedesaan.
$ingginya angka kematian di Kawasan $imur Indonesia ini mengingat "asilitas
layanan kesehatan di K$I masih !auh tertinggal dibandingkan kawasan lainnya, demikian
pula di K$I sendiri "asilitas layanan kesehatan antar region sangat memprihatinkan.
*erbedaan mencolok kesulitan akses ke "asilitas layanan terlihat antar perkotaan dan
pedesaan. Diantara region di K$I, kesulitan akses ke "asilitas layanan kesehatan di
kepulauan N$6, N$$, Maluku dan Ir!a terlihat paling tinggi diikuti oleh Kalimantan dan
Sulawesi .
Melalui sur)ai *otensi Desa %*odes& tahun +,,,, 6*S meng-identi"ikasi desa-desa
yang di-nyatakan sulit memperoleh akses terhadap "asilitas layanan kesehatan. Di K$I
adalah sulitnya akses ke "asilitas RS %2+0&, RS6 %3+0&, dokter %-,0&, dan apotik %2+0&.
=ambaran ini menun!ukkan betapa terbatasnya !umlah "asilitas kesehatan yang dapat di
capai di tingkat desa yang ada di K$I.
$ingginya tingkat kesulitan untuk mendapatkan "asilitas layanan kesehatan di K$I
menyebabkan banyaknya masyarakat melakukan pengobatan sendiri tanpa datang ke
"asilitas kesehatan atau memanggil dokter?petugas kesehatan untuk menyembuhkan atau
meringankan keluhan kesehatan. Bara pengobatan meliputi pemakaian obat modern, obat
tradisional dan lainnya %misal bahan makanan suplemen? pelengkap alami, kerokan dan
pi!at&. Di samping sulitnya mendapatkan akses pelayanan kesehatan karena kurangnya
"asilitas yang ada, !uga kurang mampunya masyarakat menggunakan "asilitas layanan
kesehatan di K$I ini dilatarbelakangi oleh keadaan sosial ekonomi di masyarakat.
Kondisi sosial ekonomi yang ditandai banyaknya masyarakat miskin merupakan ciri
ketertinggalan di K$I khususnya di daerah kepulauan lain %N$6, N$$, Maluku dan Ir!a&.
#asil sur)ei *odes memberikan gambaran persentase desa yang dinilai miskin dan sangat
miskin seperti terlihat pada tabel dibawah. $abel tersebut menggambarkan
keterbelakangan K$I dengan persentase desa miskin atau sangat miskin yang cukup
tinggi terutama di kepulauan lain %N$6?N$$?Ir!a&.
$abel. 8
*ersentase Desa Miskin atau Sangat Miskin Menurut Kawasan
Ka&asan Perktaan Pedesaan K ' D
Kawasan $imur
Indonesia
Kalimantan
Sulawesi
N$6?N$$?Ir!a
..,.
8,4
.,,-
.3,2
84,.
/4,8
/4,/
22,/
82,4
/3,4
/3,.
28,+
Sumatra
1awa-6ali
.,,8
8,.
85,/
.4,5
8-,+
.3,.
IND@NASI' 2,5 /5,5 /-,/
Sumber > *odes +,,,
Selain kondisi sosial ekonomi masyarakat di K$I, "aktor geogra"is dan
transportasi !uga merupakan salah satu permasalahan dalam rangka peningkatan
pelayanan kesehatan. $erbatasnya penyediaan sarana kesehatan yang berupa tenaga
medis, peralatan medis, obat-obatan, )aksin dan sebagainya serta kelangkaan sarana
transportasi, !arak tempuh, waktu tempuh dan biaya tempuh merupakan "aktor-"aktor
penyebab rendahnya akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan, dan menyebabkan
rendahnya penggunaan sarana pelayanan kesehatan yang ada oleh masyarakat. Secara
kuantitati" rasio antara !umlah penduduk per *uskesmas memang rendah. #al ini
mengingat letak puskesmas banyak yang !auh dari masyarakat pengguna, sehingga
peman"aatannya !uga men!adi rendah.
Dalam upaya meningkatkan mutu dan pemerataan pelayanan kesehatan diperlukan
tenaga dokter yang cukup. 1umlah tenaga dokter yang beker!a di *uskesmas, Rumah
Sakit Depkes, RS *emda yang memberikan pelayanan kesehatan per .,,.,,, penduduk
masih berada dibawah angka rata-rata yaitu .,,2+ orang %Depkes, *ro"il Kesehatan
Indonesia, .444>32&. 9ntuk itu perlu dilakukan upaya dalam rangka mengatasi masalah
tenaga kesehatan diantaranya dengan program dokter pegawai tidak tetap %*$$& dan
bidan *$$ terutama bagi daerah-daerah terpencil dan pedesaan.
9ntuk terselenggaranya pe-layanan yang bermutu, maka SDM yang ada harus
didukung oleh penerapan pelbagai kema!uan ilmu dan teknologi kedokteran. Disamping
itu untuk menetapkan kemandirian masyarakat dalam pola hidup sehat perlu digalang
peranserta masyarakat yang seluas-luasnya.
Ketena#aker(aan
*ertumbuhan angkatan ker!a yang relati" tinggi di K$I saat ini tidak dapat
dipisahkan dari la!u pertumbuhan penduduk di masa lalu. Meskipun la!u pertumbuhan
penduduk mulai menurun, pertumbuhan angkatan ker!a di K$I masih relati" tinggi karena
adanya angkatan ker!a baru, yaitu penduduk usia ., tahun ke atas.
Masalah yang krusial yang dihadapi K$I adalah masalah yang berkaitan dengan
pasar ker!a yaitu semakin banyaknya !umlah penganggur. Masalah ini timbul sebagai
akibat adanya ketidak-seimbangan antara persediaan tenaga ker!a dengan kebutuhan
tenaga ker!a. Salah satu "aktor yang diduga men!adi penyebab ter!adinya ketidak-
seimbangan pasar ker!a tersebut adalah ketidak cocokan keinginan atau kebutuhan antara
pasar ker!a dengan pengguna tenaga ker!a. Disamping itu seringkali di!umpai ketrampilan
dan pendidikan yang dimiliki pencari ker!a kurang sesuai dengan persyaratan yang
diminta, sedang pengguna tenaga ker!a umumnya mensyaratkan kuali"ikasi yang
dibutuhkan harus sesuai dengan bidang peker!aan yang ditawarkan baik dilihat dari
tingkat pendidikan, ketrampilan, keahlian dan pengalaman ker!a.
6erdasarkan data yang disa!ikan pada tabel berikut ini terlihat bahwa lapangan
ker!a yang ada di K$I belum dapat sepenuhnya menyerap tenaga ker!a. Secara
keseluruhan terdapat 3.4+0 tingkat pengangguran terbuka. $ingkat pengangguran
terbuka untuk tenaga ker!a perempuan relati" lebih tinggi dibandingkan dengan tingkat
pengangguran laki laki .
$ingkat pengangguran terbuka perempuan mencapai lebih dari dua kali lipat tingkat
pengangguran terbuka laki-laki yaitu ..,+,0 bagi perempuan dibandingkan dengan
-,/20 bagi laki-laki. *ola ini agak berbeda dengan pola yang ter!adi di tingkat nasional,
dimana tingkat pengang-guran terbuka laki-laki relati" hampir sama dibandingkan dengan
tingkat penganggur terbuka perempuan.
$ingginya tingkat pengang-guran penduduk perempuan tersebut dapat dimaklumi
karena secara alam kebanyakan diantara mereka masih terikat oleh kultur yang secara
tidak langsung mengekang partisipasi perempuan dalam angkatan ker!a. 9ntuk
memperlancar akti)itas pembangunan, seyogyanya perempuan diberi kesempatan yang
sebesar-besarnya dalam memasuki pasar ker!a. 'pabila penduduk perempuan yang
terdidik tersebut dibiarkan menganggur tentunya merupakan pemborosan sumberdaya
manusia yang besar pula.
Sebaliknya penduduk di K$I yang berpendidikan SD kebawah ternyata tingkat
penganggurannya lebih rendah daripada penduduk yang berpendidikan lebih tinggi
%S$' keatas&. <enomena tersebut !uga terlihat di K6I. Rendahnya tingkat pengangguran
dikalangan penduduk yang berpendidikan rendah karena mereka mau melaksanakan
peker!aan apa sa!a tanpa ada perasaan malu. *eker!aan yang mereka lakukan biasanya
berkaitan dengan peker!aan kasar seperti buruh pertanian, buruh bangunan, tukang becak,
calo dan sopir. Semua peker!aan tersebut !arang atau tidak mungkin dilakukan oleh
penduduk yang berpendidikan tinggi, !ika tidak terpaksa sekali.
=ambaran ini menun!ukkan bahwa penduduk yang berpendidikan rendah
mempunyai partisipasi yang cukup tinggi dalam kegiatan perekonomian di K$I. #al ini
tercermin dari rendahnya tingkat pengangguran di kalangan ini. Selain itu, banyak pula
penduduk di K$I yang beker!a sebagai tenaga usaha pen!ualan, seperti usaha
perdagangan, baik dalam skala besar maupun skala kecil. *eker!aan berdagang?ber!ualan
merupakan peker!aan yang ringan dan resiko yang dihadapi relati" kecil. Dengan
demikian dapat dikatakan bahwa penduduk yang berpendidikan lebih tinggi, lebih senang
menganggur daripada beker!a pada bidang yang bukan keahliannya. 6anyak lulusan
perguruan tinggi yang tidak dapat secara langsung terserap dalam pasar ker!a. #al ini
apabila tidak ditanggulangi secara seksama tentunya merupakan pemborosan sumberdaya
manusia mengingat biaya yang dikeluarkan untuk keperluan pendidikan cukup besar.
$abel -
Kegiatan $enaga Ker!a di *asar Ker!a K$I dan Indonesia %0&
Ke#!atan KTI Indnes!a
Lk Pr% Ttal Lk Pr% Ttal
'ngkatan ker!a .,,.,
,
.,,.,, .,,.,, .,,.,, .,,.,, .,,.,,
6eker!a 48.28 55.5, 4+.,5 4/.43 4/..+ 4/.28
Bari ker!a -./2 ...+, 3.4+ 2.,/ 2.55 2./2
*ernah ker!a +5.,5 .2..+ +,.22 /5./, +3.45 /8.,.
$dk *ernah
ker!a
3..4+ 5/.55 34./8 2..3, 3+.,+ 2-.44
6ukan 'ngkatan
ker!a
.,,.,
,
.,,.,, .,,.,, .,,.,, .,,.,, .,,.,,
Sekolah 84.48 ./.4- +..+5 84.23 .-.,8 +/.28
Mengurus R$ -.-4 3/.2/ -4.33 -.83 3+.-5 --.4.
ainnya 88.83 .+.8+ .5.4- 88.5- .+./5 +,.8-
umber & BP, akernas '((( #diolah$
=ambaran di atas menun!ukkan indikasi adanya ketidak sepadanan antara peluang
ker!a yang tersedia dengan !umlah pencari ker!a. Sementara sulit bagi in)estor untuk
mendapatkan tenaga ker!a lokal yang siap pakai dan sesuai dengan kuali"ikasi yang
diinginkan sehingga kadangkala peluang ker!a yang ada di K$I diisi oleh tenaga ker!a
dari luar K$I. *ersaingan kesempatan ker!a di sektor in"ormal banyak di!umpai di K$I.
Dominasi para pendatang di K$I dalam pasar ker!a, memberikan petun!uk bahwa
penduduk di daerah tersebut cenderung sebagai pihak yang kalah dalam memperebutkan
pasar ker!a. Rendahnya kualitas penduduk, terutama dari pendidikan dan ketrampilan
merupakan salah satu penyebab banyaknya penduduk K$I yang menganggur disamping
karena "aktor sosial budaya.
Dalam hal ini, yang perlu mendapat perhatian adalah bahwa dengan ter!adinya arus
migran yang tinggi ke beberapa pro)insi di K$I diperlukan keseimbangan dan keserasian
dalam kehidupan sehari-hari antara pendatang dan penduduk setempat, terutama dalam
hubungannya dengan kebutuhan untuk mengisi peluang ker!a. Dengan demikian,
persaingan antara penduduk asli yang kurang berpengalaman dengan pendatang yang
lebih siap pakai tidak menimbulkan potensi ter!adinya disintegrasi antar etnis. Dari
kondisi ketenagaker!aan yang terdapat di K$I dapat disimpulkan bahwa terdapat
permasalahan pokok dalam hal ini yaitu rendahnya kualitas tenaga ker!a dan pencari ker!a
serta adanya ketidak sepadanan peluang ker!a yang tersedia dengan keahlian pencari
ker!a. 6eberapa "aktor yang diduga sebagai penyebabnya adalah>
.. Sarana dan prasarana pendidikan dan pelatihan yang tersedia belum sesuai dengan
kebutuhan dan potensi perekonomian wilayah setempat
+. 6elum adanya upaya atau program terpadu dari pemerintah yang mengkaitkan antara
potensi yang dimiliki daerah dengan para in)estor dan pencari ker!a
/. Kurangnya alokasi dana dari pusat dalam upaya mengembangkan K$I
8. Sikap mental dan nilai budaya dari penduduk khususnya tenaga ker!a tidak mendukung
dalam upaya membentuk tenaga ker!a yang berkualitas, dan secara umum men!adi
kendala dalam pembangunan ekonomi Indonesia secara menyeluruh.
Dalam rangka mengantisipasi keadaan ketenagaker!aan yang lebih buruk lagi, maka
pemerintah harus segera turun tangan dalam mengantasi hal ini diantaranya dengan
melakukan perubahan orientasi pendidikan dan pelatihan ker!a yang semula bertumpu
pada pemerintah, dirubah untuk lebih bertumpu pada masyarakat, utamanya para
pengusaha sebagai pengguna !asa tenaga ker!a. Sementara dari segi program harus lebih
dikembangkan lagi program pelatihan yang bersi"at multi ketrampilan serta mempunyai
standar ataupun kuali"ikasi nasional dan internasional sehingga mampu bersaing dengan
tenaga ker!a dari manca negara. Sampai saat ini program pendidikan dan pelatihan yang
dilakukan oleh pihak pemerintah maupun swasta sebenarnya sudah cukup banyak, baik
yang bersi"at untuk membekali ketrampilan kepada pencari ker!a maupun peningkatan
ketrampilan bagi yang sudah beker!a. Namun demikian banyak dari materi yang
dia!arkan tidak sesuai dengan kuali"ikasi peker!aan yang ada atau tenaga ker!a itu sendiri
yang tidak mampu mengembangkan ketram-pilan yang sudah didapatnya.
6erkaitan dengan hal tersebut, maka upaya membangun dan memberdayakan SDM
di K$I tidak hanya terbatas pada peningkatan mutu pelayanan pemerintah, baik dalam
bentuk kebi!akan maupun program-program pemerintah, namun yang paling penting
adalah mengubah dan menyesuaikan sikap mental tenaga ker!a di K$I agar mempunyai
ketrampilan dan etos ker!a yang tinggi, pro"esional, yang pada saatnya mereka mampu
bersaing secara global.

Kes!"%ulan
9ntuk mengatasi ketimpangan K$I dari segi SDMnya diperlukan langkah-langkah
strategis. Dalam bidang pendidikan harus memiliki pendidikan "ormal yang cukup,
memiliki ketrampilan dan keahlian yang disesuaikan dengan SD' setempat, memiliki
etos ker!a yang tinggi dan produkti", sehingga memiliki daya saing dalam memenuhi
pasar ker!a.
Di bidang kesehatan, berupa peningkatan kesehatan untuk masyarakat, untuk itu
perlu memberikan pendidikan dan pelatihan baik kualitas maupun kuantitas dibidang
kesehatan, agar mampu melaksanakan pelayanan kesehatan masyarakat setempat.
Dibidang ketenaga ker!aan, diupayakan pembukaan lapangan ker!a sebanyak-
banyaknya baik dibidang pertanian, industri dan !asa, untuk memperluas lapangan ker!a
baru. Selain itu !uga perlu reorientasi pembangunan industri yang bahan bakunya berasal
dari K$I sebaiknya dapat diproduksi di K$I, sehingga diharapkan dapat menyerap tenaga
ker!a di K$I disamping dapat meningkatkan e"isiensi modal produksi. Disamping itu
perlu diadakan pelatihan yang bernuansa kemandirian guna meningkatkan kreati)itas dan
produkti)itas masyarakat K$I serta mampu memecahkan berbagai permasalahan yang
berkembang didaerahnya.

Da$tar Pustaka
6adan *usat Statistik %+,,,&. ensus Penduduk )***. tatistik Potensi !esa Indonesia .
1akarta >6*S
6*S, +,,,. Indeks Pembangunan "anusia !aerah Tingkat II Tahun '((*-'((+. 1akarta
6*S, +,,,. tatistik Indonesia '(((. 1akarta
Departemen Kesehatan RI. %.444&. Profil Kesehatan Indonesia . 1akarta > Depkes RI
Departemen $enaga Ker!a dan $ransmigrasi %+,,,&. ituasi Tenaga Kerja dan
Kesempatan Kerja di Indonesia. 1akarta
Sulistianingsih Andang, %+,,+&. Pemberdayaan Tenaga Kerja ,okal untuk
Pengembangan KTI, dalam Memihak Indonesia $imur. 1akarta
$!iptoheri!anto *. %.442&. umber !aya "anusia dalam Pembangunan -asional %#uman
Resources in the De)elopment&. 1akarta. 9ni)ersity o" Indonesia
Cul"ita Rahar!o, dkk, %.442&. Pembangunan "anusia di Kawasan Timur Indonesia,
dalam eminar Kependudukan dan Pembangunan. I*I 1akarta .

You might also like