You are on page 1of 23

WARP UP PBL

TIDAK BISA BUANG AIR KECIL



KELOMPOK B.14
Ketua : Ramaci A!"a# A$a#% N &11'('')(*+,
Se-.eta.i" : Ri/$eta De"ti# &11'('')(+*,
A#%%0ta : Puti I#ta# Su1u.i &11'('')((2,
Ria#i Put.i &11'('')(4*,
S3i.i# S4aia#5i.a Um.i &11'('')(64,
Suci A"#ata"ia R. &11'('')(26,
Wi"#u Bu5i P.a40%a P &11'('')*'(,
Ric-4 Ri/-4 7a8a. Sa.i &11'(''9*'(,
T.i40%a Pe.-a"a &11'(''9(+2,
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI
2011
1
SKENARIO
TIDAK BISA BUANG AIR KECIL
Laki-laki, 56 tahun dating berobat ke poliklinik bedah dengan keluhan tidak bias buang
air kecil sejak 1 hari yang lalu, meskipun rasa ingin kencing ada. Sebelumnya riwayat LUS
!Lower Urinary ract Syndrome" seperti hesistensi, nokturia, urgensi, #rekuensi, terminal
dribbling sering dirasakan sebelumnya. $%SS !$nternational %rostate Symptom Score" & '( dan
skor kualitas hidup !)oL" & 5. %ada pemeriksaan #isik didapatkan region supra pubik bulging
dan pemeriksaan colok dubur didapatkan prostat membesar. *leh dokter yang memeriksanya
dianjurkan untuk dipasang kateter urin dan dilakukan pemeriksaan +,*-$-%.
.
LOL I. ANATOMI MAKROSKOPIK DAN MIKROSKOPIK PROSTAT
I. 1. ANATOMI MAKROSKOPIK PROSTAT
%rostat merupakan organ kelenjar #ibromuskular yang mengelilingi urethra pars
prostatica. %rostata mempunyai panjang / ' cm dengan berat / .( gram dan terletak di
antara collum 0esicae di atas dan diaphragma urogenitale di bawah.
%rostat dikelilingi oleh ca:"ua !i1.0"a. 1i luar capsula terdapat selubung #ibrosa,
yang merupakan bagian lapisan 0isceral #ascia pel0is. %rostat yang berbentuk kerucut
mempunyai 1a"i" :.0"tatae yang terletak superior dan berhadapan dengan collum
0esicae2 dan a:e; :.0"tatae yang terletak di in#erior dan berhadapan dengan diaphragma
urogenitale. 3edua ductus ejaculatorius menembus bagian atas #ascies posterior prostatae
untuk bermuara ke urethra pars prostatica pada pinggir lateral utriculus prostaticus.
Gam1a. 1<1. -esica urinaria, prostat, dan urethra2 potongan sagital.
3elenjar prostat yang jumlahnya banyak tertanam di dalam campuran otot polos
dan jaringan ikat, dan ductusnya bermuara ke urethra pars prostatica. %rostat secara tidak
sempurna terbagi menjadi lima lobus4
'
L01u" a#te.i0. terletak di depan urethra dan tidak mempunyai jaringan kelenjar.
L01u" me5iu"=me5ia#u" adalah kelenjar berbentuk baji yang terletak di antara
urethra dan ductus ejaculatorius. %ermukaan atas lobus medius berhubungan
dengan trigonum 0esicae, bagian ini mengandung banyak kelenjar.
L01u" :0"te.i0. terletak dibelakang urethra dan di bawah ductus ejaculatorius,
juga mengandung kelenjar.
L01i :.0"tatae 5e;te. dan "i#i"te. terletak di samping urethra dan dipisahkan
satu dengan lainnya oleh alur 0ertikal dangkal yang terdapat pada #ascies
posterior prostatae. Lobi laterales mengandung banyak kelenjar.
>a"-ua.i"a"i P.0"tata
5abang a.te.ia ?e"icai" i#!e.i0. dan a.te.ia .ectai" me5ia.
-enae membentuk :e;u" ?e#0"u" :.0"taticu", yang terletak di antara capsula
prostatica dan selubung #ibrosa. %le6us 0enosus prostaticus menampung darah
dari 0ena dorsalis pro#unda penis dan sejumlah 0enae 0esicales, selanjutnya
bermuara ke 0ena iliaca interna.
Pe."a.a!a# >e"ica U.i#a.ia
%ersara#an prostat berasal dari :e;u" 34:0%a"t.icu" i#!e.i0.. Sara# simpatis
merangsang otot polos prostat saat ejakulasi.
7
Gam1a. 1<(. 3elenjar prostat, potongan mendatar.
5
! Syam. .((8 , Snell. .((6 "
6
Gambar 1-3. (a) vesica urinaria, prostat, urethra pars prostatica; potongan frontal, (b) ureter,
vesica urinaria, prostat; dilihat dari posterior
&a,
&1,
I. (. ANATOMI MIKROSKOPIK PROSTAT
%rostat melingkari pangkal uretra yang keluar dari kandung kemih. 9erupakan
kumpulan daro '(-5( kelenjar tubuloal0eolar kompleks yang kecil kecil, bermuara ke dalam
uretra pars prostatica. 3elenjar kelenjar kecil terletak di mukosa dan dikelilingi kelenjar sub
mukosa. 3elenjar utama di bagian tepi dan merupakan bagian terbesar kelenjar.

Gambar I-4. Kelenjar prostat
Secara umumnya, kalenjar prostat terbentuk dari glandular #ibromaskuler dan juga
stroma, di mana prostat berbentuk piramida, berada di dasar musculo#ascia pel0is dan
dikelilingi oleh selaput tipis dari jaringan ikat. 3eseluruhan kelenjar dibungkus oleh simpai
#ibroelastik yang mengandung banyak serat otot polos disebelah dalam dan kaya akan ple6us
0ena. +agian kelenjarnya terbenam didalam stroma padat yang dibagian tepi berlanjut pada
simpai. :l0eoli dan tubuli kelenjar sangat tidak teratur dan sangat beragam bentuk dan
ukurannya. :l0eoli dan tubuli bercabang berkali kali dan memiliki lumen yang lebar .
Lamina basal kurang jelas dan epitel sangat berlipat. ;enis epitelnya selapis atau bertingkat
dan ber0ariasi dari silindris sampai kubis rendah, tergantung pada status endokrin dan
kegiatan kelenjar . Sitplasma banyak mengandung butir sekret , lisosom dan butir lipid.
Saluran keluar mempunyai lumen yang tidak teratur dan mirip tubuli sekretori kecil.
<
Gambar 1-5. 3elenjar
prostat
!1ikutip dari4 Wheather's Functional Histology: A text and Colour Atlas 4th Edition"
Secara histologinya, prostat dapat dibagi menjadi ' bagian atau =ona, yakni 4
@0#a :e.i!e., memenuhi hampir <(> dari bagian kalenjar prostat di mana ia
mempunyai duktus yang menyambung dengan urethra prostat bagian distal.
?ona peri#er merupakan tempat prediksi timbulnya kanker prostat .
@0#a "e#t.a atau bagian tengah pula mengambil .5> ruang prostat dan juga
seperti =ona peri#er tadi, ia juga memiliki duktus akan tetapi menyambung
dengan uretra prostat di bagian tengah, sesuai dengan bagiannya.
@0#a t.a#"i"i, atau bagian yang terakhir dari kelenjar prostat terdiri dari dua
lobus, dan juga seperti dua =ona sebelumnya, juga memiliki duktus yang mana
duktusnya menyambung hampir ke daerah sphincter pada urethra prostat dan
menempati 5> ruangan prostat. ?ona transisional ini mempunyai arti medis
yang penting karena merupakan tempat asal sebagian besar hiperplasia prostat
jinak. Seluruh duktus ini, selain duktus ejakulator dilapisi oleh sel sekretori
kolumna dan terpisah dari stroma prostat oleh lapisan sel basal yang berasal dari
membrana basal.
@
Gambar 1-6 Tiga bagian dari kalenjar prostat
(zona perifer, sentral dan transisi)
!1ikutip dari4 Wheather's Functional Histology: A text and Colour Atlas 4th Edition
! Aoung, et al. .((( , ;unBueira, et al. .((<"
LOL II. 7ISIOLOGI PROSTAT
3elenjar prostat secara relati# tetap kecil sepanjang masa kanak-kanak dan mulai tumbuh
pada masa pubertas dibawah stimulus testosteron. 3elenjar ini mencapai ukuran maksimal pada
usia sekitar .( tahun dan tetap dalam ukuran ini sampai usia mendekati 5( tahun. %ada waktu
tersebut pada beberapa pria, kelenjar tersebut mulai berdegenerasi bersamaan dengan penurunan
pembentukan testosteron oleh testis.
3elenjar prostat memiliki sedikit cairan yang berwarna putih susu dan bersi#at alkalis.
5airan ini mengandung asam sitrat, asam #os#atase, kalsium dan koagulasi serta #ibrinolisin.
Selama pengeluaran cairan prostat, kapsul kelenjar prostat akan berkontraksi bersama dengan
kontraksi 0as de#erens dan cairan prostat bercampur dengan semen lainnya.
! Calsh, et al. 188."
8
LOL III. BENIGN PROSTATE ABPERPLASIA
$$$. 1. DE7INISI
+enign %rostatic Dyperplasia !+%D" atau disebut tumor prostat jinak adalah
pertumbuhan berlebihan dari sel-sel prostat yang tidak ganas. %embesaran prostat jinak
akibat sel-sel prostat memperbanyak diri melebihi kondisi normal, biasanya dialami
laki-laki berusia di atas 5( tahun.
$$$. (. ETIOLOGI
Dingga sekarang masih belum diketahui secara pasti penyebab terjadinya hiperplasia
prostat, tetapi beberapa hipotesis menyebutkan bahwa hiperplasia prostat erat kaitannya
dengan peningkatan kadar dehidrotestosteron !1D" dan proses aging !menjadi tua".
+eberapa teori atau hipotesis yang diduga sebagai penyebab timbulnya hyperplasia
prostat adalah4
1. Te0.i A0.m0#a
Selain androgen !testosteronE1D", estrogen juga berperan untuk terjadinya +%D.
1engan bertambahnya usia akan terjadi perubahan keseimbangan hormonal, yaitu
antara hormon testosteron dan hormon estrogen, karena produksi testosteron
menurun dan terjadi kon0ersi testosteron menjadi estrogen pada jaringan adiposa
di peri#er dengan pertolongan en=im aromatase, dimana si#at estrogen ini akan
merangsang terjadinya hiperplasia pada stroma, sehingga timbul dugaan bahwa
testosteron diperlukan untuk inisiasi terjadinya proli#erasi sel tetapi kemudian
estrogenlah yang berperan untuk perkembangan stroma. 1ari berbagai percobaan
dan penemuan klinis dapat diperoleh kesimpulan, bahwa dalam keadaan normal
hormon gonadotropin hipo#ise akan menyebabkan produksi hormon androgen
testis yang akan mengontrol pertumbuhan prostat. 1engan makin bertambahnya
usia, akan terjadi penurunan dari #ungsi testikuler !spermatogenesis" yang akan
menyebabkan penurunan yang progresi# dari sekresi androgen. Dal ini
mengakibatkan hormon gonadotropin akan sangat merangsang produksi hormon
estrogen oleh sel sertoli. 1ilihat dari #ungsional histologis, prostat terdiri dari dua
1(
bagian yaitu sentral sekitar uretra yang bereaksi terhadap estrogen dan bagian
peri#er yang tidak bereaksi terhadap estrogen.
(. Te0.i G.0$t3 7act0. &!a-t0. :e.tum1u3a#,
%eranan dari growth #actor ini sebagai pemacu pertumbuhan stroma kelenjar
prostat. erdapat empat peptic growth #actor yaitu basic trans#orming growth
#actor, trans#orming growth #actor F1, trans#orming growth #actor F., dan
epidermal growth #actor.
*. Te0.i Pe#i#%-ata# Lama Ai5u: Se<"e P.0"tat -a.e#a Be.-u.a#%#4a Se
4a#% Mati
4. Te0.i Se Stem &"tem ce 34:0t3e"i",
Seperti pada organ lain, prostat dalam hal ini kelenjar periuretral pada seorang
dewasa berada dalam keadaan keseimbangan antara pertumbuhan sel dan sel yang
mati, keseimbangan ini disebabkan adanya kadar testosteron tertentu dalam
jaringan prostat yang dapat mempengaruhi sel stem sehingga dapat berproli#erasi.
%ada keadaan tertentu jumlah sel stem ini dapat bertambah sehingga terjadi
proli#erasi lebih cepat. erjadinya proli#erasi abnormal sel stem sehingga
menyebabkan produksi atau proli#erasi sel stroma dan sel epitel kelenjar
periuretral prostat menjadi berlebihan.
+. Te0.i Di345.0 Te"t0"te.0# &DAT,
estosteron yang dihasilkan oleh sel leydig pada testis !8(>" dan sebagian dari
kelenjar adrenal !1(>" masuk dalam peredaran darah dan 8@> akan terikat oleh
globulin menjadi se6 hormon binding globulin !SD+G". Sedang hanya .> dalam
keadaan testosteron bebas. estosteron bebas inilah yang bisa masuk ke dalam
target cell yaitu sel prostat melewati membran sel langsung masuk kedalam
sitoplasma di dalam sel, testosteron direduksi oleh en=im 5 alpha reductase
menjadi 5 dyhidro testosteron yang kemudian bertemu dengan reseptor sitoplasma
menjadi hormone receptor comple6. 3emudian hormone receptor comple6 ini
11
mengalami trans#ormasi reseptor menjadi nuclear receptor yang masuk kedalam
inti yang kemudian melekat pada chromatin dan menyebabkan transkripsi m-
H,:. H,: ini akan menyebabkan sintese protein menyebabkan terjadinya
pertumbuhan kelenjar prostat.
6. Te0.i Rea$a-e#i#%
9c ,eal tahun 18<@ menulis bahwa lesi pertama bukan pembesaran stroma pada
kelenjar periuretral !=one transisi" melainkan suatu mekanisme glandular budding
kemudian bercabang yang menyebabkan timbulnya al0eoli pada =ona
preprostatik. %ersamaan epiteleal budding dan glandular morphogenesis yang
terjadi pada embrio dengan perkembangan prostat ini, menimbulkan perkiraan
adanya reawakening yaitu jaringan kembali seperti perkembangan pada masa
tingkat embriologik, sehingga jaringan periuretral dapat tumbuh lebih cepat dari
jaringan sekitarnya, sehingga teori ini terkenal dengan nama teori reawakening o#
embryonic induction potential o# prostatic stroma during adult hood.
Selain teori-teori di atas masih banyak lagi teori yang menerangkan tentang
penyebab terjadinya +%D seperti teori tumor jinak, teori rasial dan #aktor sosial, teori
in#eksi dari =at-=at yang belum diketahui, teori yang berhubungan dengan akti#itas
hubungan seks, teori peningkatan kolesterol dan ?n yang kesemuanya tersebut masih
belum jelas hubungan sebab-akibatnya.
! 1e ;ong. .((7"
1.
III. *. KLASI7IKASI
+erdasarkan gambaran klinik
Ta1e *<1. 3lasi#ikasi berdasarkan gambaran klinik
III. 4. PATO7ISIOLOGI AIPERPLASIA PROSTAT
%erubahan paling awal pada +%D adalah di kelenjar periuretra sekitar 0erumontanum.
%erubahan hiperplasia pada stroma berupa nodul #ibromuskuler, nodul asinar atau nodul
campuran #ibroadenomatosa. Diperplasia glandular terjadi berupa nodul asinar atau campuran
dengan hiperplasia stroma. 3elenjar-kelenjar biasanya besar dan terdiri atas tall columnar
cells. $nti sel-sel kelenjar tidak menunjukkan proses keganasan.
%roses patologis lainnya adalah penimbunan jaringan kolagen dan elastin di antara otot
polos yang berakibat melemahnya kontraksi otot. Dal ini mengakibatkan terjadinya
hipersensiti0itas pasca #ungsional, ketidakseimbangan neurotransmiter, dan penurunan input
sensorik, sehingga otot detrusor tidak stabil.
+%D adalah perbesaran kronis dari prostat pada usia lanjut yang berkorelasi dengan
pertambahan umur. %erubahan yang terjadi berjalan lambat dan perbesaran ini bersi#at lunak
1'
De.a8at C00- 5u1u. Si"a
I %enonjolan prostat, batas atas mudah
diraba
I 5( ml
II %enonjolan prostat jelas, batas atas
mudah dicapai
5(-1(( ml
III +atas atas prostat tidak dapat diraba & 1(( ml
I> retensi urin total
dan tidak memberikan gangguan yang berarti. etapi, dalam banyak hal dengan berbagai
#aktor pembesaran ini menekan uretra sedemikian rupa sehingga dapat terjadi sumbatan
partial ataupun komplit.
! %urnomo, .(('"
III. +. MANI7ESTASI KLINIS AIPERPLASIA PROSTAT
a. Keu3a# :a5a "au.a# -emi3 1a%ia# 1a$a3
3eluhan pada saluran kemih bagian bawah !LUS" terdiri atas gejala obstruksi dan
gejala iritasi, seperti yang terlihat pada tabel di bawah ini
17
Diperplasi prostat
Bui< 1ui :
Dipertropi otot destrusor 4
rabekulasi
Selula
1i0ertikel buli-buli
%enyempitan lumen uretra posterior
ekanan intra0esikal meningkat
Gi#8a 5a# U.ete. :
He#luks 0esiko-ureter
Didroureter
Didrone#rosis
%ielone#rosis
Gagal ginjal
Ta1e *<(. Gejala *bstruksi dan $ritasi
O1"t.u-"i I.ita"i
Desitansi
%ancaran miksi lemah
$ntermitensi
9iksi tidak puas
9enetes setelah miksi
Frekuensi
,okturia
Urgensi
1isuria
Untuk menilai tingkat keparahan dari keluhan LUS, beberapa ahliEorganisasi urologi
membuat sistem skoring yang secara subyekti# dapat diisi dan dihitung sendiri oleh pasien.
Sistem skoring yang dianjurkan oleh CD* adalah Skor $nternasional Gejala %rostat atau
$%SS !International Prostatic Sypto Score".
Sistem skoring $%SS terdiri atas tujuh pertanyaan yang berhubungan dengan keluhan
miksi !LUS" dan satu pertanyaan yang berhubungan dengan kualitas hidup pasien. Setiap
pertanyaan yang berhubungan dengan keluhan miksi diberi nilai (-5, sedangkan keluhan
yang menyangkut kualitas hidup pasien diberi nilai 1-<. 1ari skor $%SS itu, dapat
dikelompokkan gejala LUS dalam tiga derajat, yaitu !1" ringan4 skor (-<, !." sedang4 skor
@-18, dan !'" berat4 skor .(-'5.
imbulnya gejala LUS merupakan mani#estasi kompensasi otot 0esica urinaria untuk
mengeluarkan urine. %ada suatu saat, otot 0esica urinaria mengalami kepayahan !fatigue"
sehingga jatuh ke dalam #ase dekompensasi yang diwujudkan dalam bentuk retensi urine
akut.
imbulnya dekompensasi 0esica urinaria didahului oleh beberapa #aktor pencetus, antara
lain4
-olume 0esica urinaria yang tiba-tiba terisi penuh, yaitu pada cuaca dingin, menahan
kencing terlalu lama, mengkonsumsi obat-obatan atau minuman yang mengandung
diuretikum !alkohol, kopi", dan minum air dalam jumlah yang berlebihan
9assa prostat tiba-tiba membesar, yaitu setelah melakukan akti0itas seksual atau
mengalami in#eksi prostat akut
Setelah mengkonsumsi obat-obatan yang dapat menurunkan kontraksi otot detrusor
atau yang dapat mempersempit leher 0esica urinaria, antara lain golongan
antikolinergik atau J-adrenergik.
1. Keu3a# :a5a "au.a# -emi3 1a%ia# ata"
15
3eluhan akibat penyulit hiperplasia prostat pada saluran kemih bagian atas berupa gejala
obstruksi, antara lain nyeri pinggang, benjolan di pinggang !yang merupakan tanda dari
hidrone#rosis", atau demam !yang merupakan tanda adanya in#eksi atau urosepsis".
III. 6. DIAGNOSIS
A#am#e"i"
o Ri$a4at :a"ie# 4 keluhan yang dirasakan, riwayat penyakit lain, riwayat
kesehatan secara umum, tingkat kebugaran
o I#te.#ati0#a P.0"tate S4m:t0m Sc0.e &IPSS,
9erupakan < pertanyaan yang ditanyakan dokter kepada pasien sebagai alat
screening untuk mendiagnosis +%D dan mengetahui tingkat keparahannya.
Selain untuk mendiagnosis, $%SS digunakan untuk menentukan terapi untuk
pasien. Setiap pertanyaan punya score 1-5, dimana pertanyaannya meliputi
incomplete emptying, #reBuency, intermittency, urgensi, weak stream,
straining, nokturia.
:pabila total score (-< berarti mild condition, @-18 moderate condition, .(-
'5 se0ere urinary problem.
16
Gam1a. *<*. Skor internasional gejala prostat
Peme.i-"aa# 7i"i-
o Di%ita Recta E;ami#ati0#
1okter memasukan jari yang dilapisi sarung tangan ke dalam rectum pasien
untuk meraba permukaan prostate melalui dinding rectum untuk mengetahui
ukuran, bentuk dan konsistensi kelenjar prostate.
;aringan prostate hyperplasia, menunjukan prostate teraba membesar,
konsistensi prostate kenyal seperti meraba ujung hidung, permukaan rata,
lobus kanan dan kiri simetris, tidak didapatkan nodul, dan menonjol ke
dalam rektum.
:pabila terjadi kelainan pada traktus urinarius bagian atas kadang-kadang
ginjal dapat teraba dan apabila sudah terjadi pielone#ritis akan disertai sakit
pinggang dan nyeri ketok pinggang. -esica urinaria dapat teraba apabila
sudah terjadi retensi total, daerah inguinal harus mulai diperhatikan untuk
mengetahui adanya hernia. Genitalia eksterna harus pula diperiksa untuk
mengetahui adanya kemungkinan sebab yang lain yang dapat menyebabkan
gangguan miksi seperti batu di #ossa na0ikularis atau uretra anterior.
Gam1a. *<4. Hectal e6amination
1<
Peme.i-"aa# Pe#u#8a#%
o PSA &:.0tei# ":e"i!i- a#ti%e#,
9erupakan antigen spesi#ik yang diproduksi oleh sel capsula prostate
!membrane yang melapisi prostate" dan kelenjar periurethral. %ada +%D,
nilai %S: adalah & 7 ngEmL !, 4 I 7 ngEmL".%emeriksaan ini dilakukan
pada pasien +%D asimtomatik &5( tahun. 1an biasanya meningkat pada
pembesaran prostate. :pabila terdapat hasil yang meragukan !#alse positi#
atau #alse negati0e" maka diindikasikan untuk melakukan biopsy pada
kelenjar prostate.
o Ima%i#% "tu5ie" !0. BPA "4m:t0m"
1. ransuretral Ultrasound
.. Uro#lowmetry
'. %ressure #low studies
7. Urethral cytoscopy
5. %ost0oid residual urine measurement
o BNO &!0t0 :00" a150me#,
+,* berguna untuk mencari adanya batu opak di saluran kemih, adanya
batuE kalkulosa prostate dan kadangkala dapat menunjukan 0esica urinaria
yang penuh terisi urin, yang merupakan tanda dari suatu retensi urin.
o I>P &:ie0%.a!i i#t.a?e#a,
$-% dapat menerangkan kemungkinan adanya 4
1. 3elainan pada ginjal maupun ureter berupa hidroureter atau
hidrone#rosis.
.. 9emperkirakan besarnya kelenjar prostate.
'. %enyulit yang terjadi pada 0esica urinaria yaitu adanya
trabekulasi,di0ertikel, atau sakulasi 0esica urinaria.
1@
7. Foto setelah miksi dapat dilihat adanya residu urin.
III. 2. PENATALAKSANAAN
1alam praktek pembagian besar prostat derajat 1 - 7 digunakan untuk menentukan
cara penanganan.
D e.a8at 1
1iberikan pengobatan konser0ati#.
o A#ta%0#i" Re"e:t0. A5.e#e.%i- A!a
%rototipenya pra=osin. Fungsinya menghambat kontraksi otot polos prostat,
sehingga menurunkan resistensi tonus leher 0esika urinaria dan uretra.
erbukti dapat memperbaiki gejala +%D, menurunkan keluhan +%D yang
mengganggu, meningkatkan kualitas hidup dan meningkatkan pancaran
urin. 1iabsorpsi baik secara oral. Caktu paruh .-' jam. K#ek samping
utamanya hipotensi postural, dan pusing. %emakaian dosis yang semakin
tinggi memiliki e#ekti#itas yg semakin tinggi pula namun menimbulkan
peningkatan komplikasi kardio0askular.
o I#3i1it0. + A!a Re5u-ta"e
+iasanya dipakai #inasteride. Fungsinya menghambat pembentukan
dihidrotestosteron !1D" dari testosteron yang dikatalisis oleh en=im 5-al#a-
reduktase didalam sel sel prosat. $ndikasinya jika 0olume prostat & 7(cm
'
.
K#ek sampingnya impotensi, penurunan libido, ginekomastia dan bercak-
bercak kemerahan dikulit.
D e.a8at (
+iasanya merupakan indikasi untuk melakukan pembedahan. +iasanya
dianjurkan reseksi endoskopik melalui uretra ! transurethral resection L UH ".
9ortalitasnya 1> dan morbiditasnya sekitar @>. 3adang pada derajat . dapat
dicoba pengobatan konser0ati#.
D e.a8at *
1apat dilakukan reseksi endoskopi. :pabila diperkirakan prostat sudah cukup
18
besar sehingga reseksi tidak akan selesai dalam 1 jam, sebaiknya dilakukan
pembedahan terbuka. %embedahan terbuka dapat dilakukan secara trans0esikal,
retropubik, atau perineal. 3euntungan tehnik ini adalah dapat sekaligus
mengangkat batu pada 0esika urinaria atau di0ertelektomi apabila di0ertikulum
cukup besar. 3ekurangannya dari cara pembedahan UH adalah morbiditasnya
lebih lama, tapi dapat dikerjakan tanpa memerlukan alat endoskopi khusus,
dengan alat bedah baku.
D e.a8at 4
indakan pertama yang harus dilakukan adalah membebaskan penderita dari retensi
urin total dengan memasang kateter atau sistostomi. Setelah itu, dilakukan
pemeriksaan lebih lanjut untuk melengkapi diagnosis, kemudian terapi de#initi#
dengan UH atau pembedahan terbuka.
%enderita yang keadaan umumnya tidak memungkinkan dilakukan pembedahan,
dapat diusahakan pengobatan konser0ati#. %engobatan lain yg in0asi# minimal adalah
pemanasan prostat dengan gelombang mikro yang disalurkan ke kelenjar prostat melalui
antena yang dipasang pada ujung kateter. 5ara ini disebut rans Urethral 9icrowa0e
hermotherapy !U9". %ada penanggulangan in0asi# lainnya yaitu rans Urethral
Ultrasound guided Laser $nduced %rostatectomy !UL$%". Uretra didaerah prostat juga
dapat didilatasi dengan balon yang dikembangkan didalamnya !rans Urethral +alloon
1ilatation L U+1". U+1 biasanya memberikan perbaikan sementara.
! 1e ;ong, .((7. Gunawan, dkk. .((8"
.(
III. 9. KOMPLIKASI
Hetensi urin akut, retensi urin kronik, re#luks 0esikoureter, hidroureter,
hidrone#rosis, gagal ginjal
Dernia atau hemoroid. 1isebabkan penderita mengejan sewaktu miksi
+atu endapan didalam kandung kemih karena selalu terdapat urin sisa
+atu endapan tersebut dapat menimbulkan hematuri, sistitis. +ila terjadi re#luks
akibat batu, maka dapat terjadi pielone#ritis.
III. ). PROGNOSIS
Lebih dari 8(> pasien mengalami perbaikan sebagian atau perbaikan dari gejala yang
dialami. Sekitar 1(-.(> akan mengalami kekambuhan penyumbatan dalam lima tahun.
:pabila tidak segera ditindak, +%D memiliki prognosis buruk karena dapat berkembang
menjadi kanker prostat.
LOL I>. PANDANGAN ISLAM TENTANG PEMERIKSAAN KELAINAN PADA
SALURAN KEMIA LAKI<LAKI
%emeriksaan kelainan pada saluran kemih laki-laki termasuk rukhsah. Hukhsah
adalah keringanan bagi manusia mukala# dalam melakukan ketentuan :llah SC pada
keadaan tertentu karena ada kesulitan, suatu kebolehan melakukan pengecualian dari
perinsip umum karena kebutuhan atau :l-Dajat, keterpaksaan atau :d-darurat.
:lasan diperbolehkan Hukhsah 4
1. +ukan bertujuan untuk berlaku =alim atau berbuat dosa atau meringan-
ringankan sesuatu yang sudah ringan.
.. Untuk sekedar menghilangkan kesulitan dan menghendaki keringanan sampai
kita menemukan kelapangan sesudahnya.
.1
Sebab membolehkan Hukhsah 4
1. 3arena terpaksa atau karena suatu kebutuhan.
.. 3arena ada u=ur atau halangan yang menyulitkan.
'. Untuk kepentingan orang banyak dan menghasilkan kebutuhan hidupnya.
Hukhshah $sBath
;ika seseorang diwajibkan melaksanakan rukhshah tersebut lantaran hukum
a=imah telah gugur. 9isal 4 Cajib makan bangkai dalam keadaan terpaksa, jika
tidak ia bias mati.
Hukhshah ar#ih
;ika hukum rukhsah dan hukum a=imah masih dapat dilakukan semuanya. 9isal 4
9emakan harta orang lain ketika sangat lapar masih dapat dilaksanakan hukum
a=imah. ;ika ia bersabar dan tidak makan harta orang,hingga ia mati ,maka tidak
berdosa. 3erena haramnya makan harta orang lain selalu ada pada hukum a=imah.
Salisul +aul
%enyakit yang menyebabkan keluarnya air kencing secara kontinyu, atau keluar
angin atau kentut secara kontinyu, darah istihadhah, mencret yang kontinyu dan
penyakit lain yang serupa.
o Syarat dibolehkan ibadah dalam Salisul +aul
1. Sebelum melakukan wudhu harus didahului dengan istinja.
.. :da kontinyuitas antara istinja dengan memakaikan kain atau pembalut
dan semacamnya, dan ada kontinyuitas antara memakaikan kain pada
tempat keluar hadas tersebut dengan wudhu.
..
'. :da kontinyuitas antara amalan-amalan dalam wudhu atau rukun dan
sunahnya.
7. :da kontinyuitas antara wudhu dan shalat, yaitu segera melaksanakan
shalat sesuai wudhu dan tidak melakukan pekerjaan lain selain shalat.
5. 3eempat syarat diatas dipenuhi ketika memasuki waktu shalat.
Seseorang yang memiliki penyakit seperti salisul baul tersebut hanya
diperbolehkan melakukan ibadah shalat #ardhu sekali saja, adapun shalat sunnah
bias dikerjakan seberapa kalipun.
Da!ta. Pu"ta-a
de ;ong, Cim. Sjamsuhidajat. .((7. !u"u A#ar Ilu !edah. ;akarta4 KG5
;unBueira, Lui=. .((<. Histologi $asar %e"s dan Atlas Ed. &'. ;akarta4 KG5
Gunawan, Sulistia Gan, dkk. .((8. Fara"ologi dan %erapi Ed. (. ;akarta4 F3U$
Snell, Hichard S. .((6. Anatoi )lini" untu" *ahasis+a )edo"teran. ;akarta4 KG5
Syam, Kdward M $nmar Haden. .((8. !ahan )uliah Anatoi Siste ,rinarius. ;akarta4 F3 A:HS$
%urnomo, +asuki. .(('. $asar-dasar ,rologi Ed. .. ;akarta 4 Sagung Seto
Calsh %5, Hetik :+, Stamey :. 188.. Cap/ell0s ,rology 1th Ed 2ol. &. ,ew Aork4 C+
Saunders 5o.
Aoung, +arbara, et al. .(((. Wheather's Functional Histology: A text and Colour Atlas 4th
Edition. 5hurchill Li0ingstone
.'

You might also like