You are on page 1of 67

Hubungan antara Efektifitas Kerja Juru

Pemantau Jentik dengan Insidensi


Terjadinya Penyakit Demam Berdarah
Dengue di Kecamatan Cilandak

Arista Sthavira 030.08.042
Bena Miralda 030.08.056
Gerard da Cunha 030.08.109
Latar Belakang
Definisi
penyakit
yang
disebabkan
oleh virus
dengue yang
ditularkan
melalui
gigitan
nyamuk
Aedes
Aegypti dan
Aedes
albopictus
betina
Insiden

6 hingga 15
per 100.000
penduduk
(1989-1995)
dan pernah
meningkat
tajam saat
Kejadian
Luar Biasa
hingga 35
per 100.000
penduduk
pada tahun
1998
Upaya
Pencegahan

melenyapkan
virus, isolasi
penderita,
mencegah
gigitan
nyamuk dan
pengendalian
vector
PSN
Salah satu
cara
pencegahan
penyakit
DBD adalah
pemberantas
an Sarang
Nyamuk
(PSN)
Keberhasilan
kegiatan
PSN DBD
dapat diukur
dengan
angka bebas
jentik (ABJ)
1.2 Rumusan Masalah
Apakah terdapat hubungan antara efektifitas kerja
juru pemantau jentik dengan insidensi terjadinya
penyakit Demam Berdarah Dengue?


1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengurangi insidens terjadinya penyakit
Demam Berdarah Dengue

1.3.2 Tujuan Khusus
Mengetahui tingkat pendidikan jumantik
Mengetahui keadaan sosioekonomi jumantik
Mengetahui usia jumantik
Mengetahui tingkat pemahaman jumantik
terhadap PSN
Mengetahui penerimaan warga terhadap
kegiatan PSN
Mengetahui kualitas pemukiman Kelurahan
Cilandak Barat dan Gandaria Selatan
Mengetahui lama pelaksanaan kegiatan PSN di
Kelurahan Cilandak Barat dan Gandaria Selatan

Menganalisis hubungan antara tingkat pendidikan
jumantik dengan insidensi penyakit Demam
Berdarah Dengue
Menganalisis hubungan antara keadaan
sosioekonomi jumantik dengan insidensi penyakit
Demam Berdarah Dengue
Menganalisis hubungan antara usia jumantik
dengan insidensi penyakit Demam Berdarah
Dengue
Menganalisis hubungan antara tingkat pemahaman
jumantik dengan insidensi penyakit Demam
Berdarah Dengue

Menganalisis hubungan antara penerimaan
warga terhadap kegiatan PSN dengan insidens
penyakit Demam Berdarah Dengue
Menganalisis hubungan antara kualitas
pemukiman dengan insidensi penyakit Demam
Berdarah Dengue
Menganalisis hubungan antara lama
pelaksanaan kegiatan PSN dengan insidensi
penyakit Demam Berdarah Dengue

1.4 Hipotesis Penelitian
Hipotesis dalam penelitian adalah sebagai berikut :
Terdapat hubungan antara efektivitas kerja juru
pemantau jentik dengan insidensi terjadinya penyakit
Demam Berdarah Dengue
1.5 Manfaat Penelitian
1. Bagi Instalasi/profesi kedokteran :
Bahan masukkan bagi Puskesmas dan petugas
kesehatan untuk melakukan usaha penurunan
insidensi terjadinya penyakit Demam Berdarah
Dengue
2. Bagi pengembangan penelitian :
Sebagai sumber penelitian yang dapat dijadikan
acuan untuk penelitian sejenis di masa mendatang
3. Bagi Masyarakat :
Sebagai sumber informasi dan motivasi bagi para
warga untuk menurunkan insidens terjadinya
penyakit Demam Berdarah Dengue

1.6 Ruang Lingkup Penelitian
1.6.1 Ruang Lingkup Tempat
Ruang lingkup tempat pada penelitian
ini adalah kelurahan Cilandak Barat dan
kelurahan Gandaria Selatan, Jakarta
Selatan
1.6.2 Ruang Lingkup Waktu
Ruang lingkup waktu dalam penelitian
adalah pada bulan Desember 2013-
Februari 2014

Kerangka Teori











Tingkat pendidikan jumantik
Sosioekonomi
Kedisplinan dan kepatuhan
masyarakat
Kegiatan penyuluhan
Pola hidup bersih sehat
masyarakat
Peran aktif pencegahan Demam
Berdarah Dengue
Host
Lingkungan
Agent
Kepadatan penduduk
Kebersihan lingkungan
Angka bebas jentik
Kualitas pemukiman
Cuaca
Virulensi
Perilaku nyamuk
Insidensi Demam Berdarah
Dengue
Kerangka Konsep
Variabel bebas Variabel dependen




Faktor Jumantik
1. Tingkat pendidikan
jumantik
2. Sosioekonomi jumantik
3. Karakteristik jumantik
4. Tingkat pemahaman
jumantik tentang PSN
5. Lama waktu pelaksanaan
PSN
Manusia
Lingkungan
Kualitas
pemukiman
Insidensi Demam
Berdarah
Dengue
Faktor warga
Tingkat penerimaan warga
terhadap PSN
No. Variabel Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala Daftar Pustaka
1. Variabel tergantung

Kejadian DBD
Wawancara Kuesioner 1. Sakit
2. Sehat
Nominal (Kepmenkes RI No
581/Menkes/SK/1992).
2. Variabel bebas

Tingkat pendidikan
jumantik dan petugas
puskesmas
Wawancara Kuesioner Formal
1. SD
2. SMP
3. SMA
4. S1
5. S2
Nominal Depkes, 2012
3. Sosioekonomi jumantik
dan petugas puskesmas
Wawancara K5uesioner 1. Berlebih
2. Menengah
3. rendah
Nominal Jurnal USU
4 Karakteristik jumantik
dan petugas puskesmas
Wawancara Kuesioner 1. Usia <40 tahun dan
> 40 tahun
2. Jenis kelamin Pria
dan Wanita
Nominal Jurnal FKUI
5. Tingkat pemahaman
warga tentang PSN
Wawancara Kuesioner 1. menerima
kedatangan
jumantik dan
petugas puskesmas
2. menolak
kedatangan
puskesmas
Nominal Jurnal FKUI
6. Kualitas permukiman Observasi Timbangan injak,
baby scale, dan
stadiometer.
1. Baik
2. Buruk
Nominal Jurnal FKUI
Metode Penelitian
4.1Desain Penelitian
Rancangan penelitian ini adalah observasi analitik
dengan menggunakan pendekatan cross sectional
yaitu data yang dikumpulkan sesaat atau data yang
diperoleh pada saat melakukan penelitian.

4.2Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Puskesmas
Kecamatan Cilandak selama tiga bulan
pada bulan Desember 2013 Februari
2014

Populasi dan Sampel Penelitian
4.4 Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh juru
pemantau jentik di Kelurahan Cilandak Barat dan
Kelurahan Gandaria Selatan

Keterangan
n
0
: Besar sampel optimal yang dibutuhkan
z : Pada tingkat kemaknaan 95% besarnya 1,96
p : Prevalensi terjadinya penyakit Demam Berdarah Dengue = 39%*
q : Prevalensi yang tidak mengalami peristiwa yang diteliti = 1 0,39= 0,61
d : Akurasi dari ketepatan pengukuran, untuk p = > 10% adalah 0,05



4.1.1 Sampel
Besar sampel minimal dalam penelitian ini sesuai dengan rumus berikut ini untuk populasi
infinit:



n
0
= 1,96
2
x 0,39 x (1-0,39)
(0,05)
2


n
0
= z
2
x p x q
d
2

n
0
= 365
Keterangan
z : Target pada tingkat kesalahan
n : Besar sampel yang dibutuhkan untuk populasi yang finit
n
0
: Besar sampel dari populasi infinit
N : Besar populasi finit (jumlah Jumantik di kelurahan Cilandak Barat dan
Gandaria Selatan)
d : Persisi : 5%
Sampel yang dibutuhkan adalah sebanyak minimal 140 Jumantik di wilayah
kelurahan Cilandak Barat dan Gandaria Selatan

Rumus populasi finit:




n = _365__
1+ 365/231)
n = __n
0
_
1+ (n
0
/N)

n= 140
Inklusi dan Eksklusi
Kriteria Inklusi :
Jumantik yang bekerja pada kelurahan Cilandak
Barat dan Gandaria Selatan
Bersedia menjadi responden.
Mampu berkomunikasi dengan baik.

Kriteria Eksklusi:
Juru Pemantau Jentik yang sakit

4.4 CARA PENGAMBILAN DATA
Data yang dikumpulkan adalah data primer
dan data sekunder, data primer didapatkan
secara langsung dari responden atau sampel
penelitian dengan cara menjawab kuesioner
yang diberikan. Data sekunder didapatkan dari
data insidens warga Kelurahan Cilandak Barat
dan Gandaria Selatan yang dirawat di Rumah
Sakit selama bulan Desember 2013 Februari
2014.
Penelitian


metode cross sectional sampel consecutive
sampling

Pengumpulan sampel dengan cara memilih
jumantik secara acak pada setiap RW yang
ada di kelurahan
4.5 Instrumen Penelitian
No. INSTRUMEN FUNGSI INSTRUMEN
1 Kuesioner Untuk mengetahui:
Usia
Partisipasi
Tingkat pendidikan
Tingkat ekonomi
Pekerjaan
Tingkat pengetahuan
Pola hidup
1.Instrumen Penelitian
Kuesioner
BAB IV
HASIL PENELITIAN
5.1 Analisis Univariat
Analisis univariat dilakukan untuk mengetahui
gambaran distribusi frekuensi responden berdasarkan
data yang didapatkan, antara sebagai berikut :

Tabel 1. Insidens terjadinya penyakit Demam
Berdarah Dengue di Kelurahan Cilandak
Barat dan Gandaria Selatan

Frekuensi Persentase (%)
>20 kasus 34 80

<20 kasus 9 20
Total 45 100,0
Insidens terjadinya penyakit DBD
>20 kasus
20%
<20 kasus
20%
Tabel 1 Distribusi frekuensi dan presentasi
responden menurut tingkat pendidikan di
Kelurahan Cilandak Barat dan Gandaria Selatan



Frekuensi Persentase (%)
Pendidikan tinggi 99 69,7
Pendidikan rendah 41 28,9
Total 140 100.0
Pendidikan
Tinggi
69%
Rendah
31%
Tabel 2 Distribusi frekuensi dan presentasi
responden menurut tingkat sosioekonomi di
Kelurahan Cilandak Barat dan Gandaria Selatan

Frekuensi Persentase (%)
Sosioekonomi tinggi 123 86,6
Sosioekonomi rendah 17 12,0
Total 140 100.0
Sosioekonomi
Tinggi
86%
Rendah
14%
Tabel 3 Distribusi frekuensi dan presentasi
responden menurut usia di Kelurahan Cilandak
Barat dan Gandaria Selatan

Frekuensi Persentase (%)
<40 tahun 63 45,0
>40 tahun 77 55,0
Total 140 100.0
Usia
<40 tahun
45%
>40 tahun
55%
Tabel 4 Distribusi frekuensi dan presentasi
menurut tingkat pemahaman responden
terhadap PSN di Kelurahan Cilandak Barat dan
Gandaria Selatan


Frekuensi Persentase (%)
Baik 70 50,0
Buruk 70 50,0
Total 140 100.0
Tingkat Pemahaman Jumantik
Baik
81%
Buruk
19%
Tabel 5 Distribusi frekuensi dan presentasi
responden menurut tingkat penerimaan warga
terhadap PSN di Kelurahan Cilandak Barat dan
Gandaria Selatan


Frekuensi Persentase (%)
Baik 103 72,5
Buruk 37 26,1
Total 140 100.0
Tingkat Penerimaan Warga
Baik
86%
Buruk
14%
Tabel 6 Distribusi frekuensi dan presentasi
responden menurut kualitas pemukiman di
Kelurahan Cilandak Barat dan Gandaria Selatan

Frekuensi Persentase (%)
Baik 87 61,3
Buruk 53 37,3
Total 140 100.0
Kualitas Pemukiman
Baik
84%
Buruk
16%
Tabel 7 Distribusi frekuensi dan presentasi
responden menurut lamanya dilaksanakannya
kegiatan PSN di Kelurahan Cilandak Barat dan
Gandaria Selatan

Frekuensi Persentase (%)
>30 menit 61 43,0
<30 menit 79 55,6
Total 140 100.0
Lama Pelaksanaan PSN
<30 menit
82%
>30 menit
18%
5.2 Analisis Bivariat
Untuk mengetahui adanya hubungan antara tingkat
pendidikan, sosioekonomi, usia, tingkat pemahaman
Jumantik, tingkat penerimaan warga dan kualitas
pemukiman terhadap Angka Bebas Jentik. Berikut ini
adalah hasil bivariat
Tabel 5.2.1 Hubungan antara tingkat pendidikan
dengan Insidens Demam Berdarah Dengue di
Kelurahan Cilandak Barat dan Gandaria Selatan

Tingkat
Pendidikan
Insidens Demam Berdarah Dengue Total
Tinggi Rendah
Tinggi 67 32 99
Rendah 23 18 41
Total 90 50 140

Pada hasil uji Chi-Square diperoleh hasil p =
0,193 (p > 0,05) menunjukkan tidak adanya
hubungan antara tingkat pendidikan dengan
insidens terjadinya penyakit demam berdarah
Dengue di kelurahan Cilandak Barat dan
Gandaria Selatan.
Tabel 5.2.2 Hubungan antara sosioekonomi
dengan Insidens Demam Berdarah Dengue di
Kelurahan Cilandak Barat dan Gandaria Selatan


Sosioekonomi Insidens Demam Berdarah Dengue Total
Tinggi Rendah
Tinggi 77 46 123
Rendah 13 4 17
Total 90 50 140

Pada hasil uji Chi-Square diperoleh hasil p =
0,26 (p > 0,05) menunjukkan tidak adanya
hubungan antara sosioekonomi dengan insidens
terjadinya penyakit demam berdarah Dengue di
kelurahan Cilandak Barat dan Gandaria Selatan.

Tabel 5.2.3 Hubungan antara usia dengan
Insidens Demam Berdarah Dengue di Kelurahan
Cilandak Barat dan Gandaria Selatan
Usia Insidens Demam Berdarah Dengue Total
Tinggi Rendah
>40 tahun 40 23 63
<40 tahun 50 27 77
Total 90 50 140

Pada hasil uji Chi-Square diperoleh hasil p =
0,85 (p > 0,05) menunjukkan tidak adanya
hubungan antara usia dengan insidens terjadinya
penyakit demam berdarah Dengue di kelurahan
Cilandak Barat dan Gandaria Selatan.
Tabel 5.2.4 Hubungan antara pemahaman
Jumantik terhadap kegiatan PSN dengan
Insidens Demam Berdarah Dengue di Kelurahan
Cilandak Barat dan Gandaria Selatan

Penerimaan
Warga
Insidens Demam Berdarah Dengue Total
Tinggi Rendah
Baik 74 29 103
Buruk 16 21 37
Total 90 50 140

Pada hasil uji Chi-Square diperoleh hasil p =
0,0014 (p < 0,05) menunjukkan adanya
hubungan pemahaman Jumantik terhadap
kegiatan PSN dengan insidens terjadinya
penyakit demam berdarah Dengue di kelurahan
Cilandak Barat dan Gandaria Selatan
Tabel 5.2.5 Hubungan antara penerimaan warga
terhadap kegiatan PSN dengan Insidens Demam
Berdarah Dengue di Kelurahan Cilandak Barat
dan Gandaria Selatan
Penerimaan
Warga
Insidens Demam Berdarah Dengue Total
Tinggi Rendah
Baik 74 29 103
Buruk 16 21 37
Total 90 50 140

Pada hasil uji Chi-Square diperoleh hasil p = 0,00038
(p < 0,05) menunjukkan adanya hubungan antara
penerimaan warga terhadap kegiatan PSN dengan
insidens terjadinya penyakit demam berdarah Dengue
di kelurahan Cilandak Barat dan Gandaria Selatan.
Tabel 5.2.6 Hubungan antara kualitas
pemukiman dengan Insidens Demam Berdarah
Dengue di Kelurahan Cilandak Barat dan
Gandaria Selatan

Kualitas
Pemukiman
Insidens Demam Berdarah Dengue Total
Tinggi Rendah
Baik 68 19 87
Buruk 22 31 53
Total 90 50 140

Pada hasil uji Chi-Square diperoleh hasil p =
0,00001 (p < 0,05) menunjukkan adanya
hubungan antara kualitas pemukiman dengan
insidens terjadinya penyakit demam berdarah
Dengue di kelurahan Cilandak Barat dan
Gandaria Selatan.

Tabel 5.2.7 Hubungan antara lamanya waktu
dilaksanakannya kegiatan PSN dengan Insidens
Demam Berdarah Dengue di Kelurahan Cilandak
Barat dan Gandaria Selatan

Lamanya PSN Insidens Demam Berdarah Dengue Total
Tinggi Rendah
>30 menit 40 21 61
<30 menit 50 29 79
Total 90 50 140





Pada hasil uji Chi-Square diperoleh hasil p =
0,77 (p > 0,05) menunjukkan tidak adanya
hubungan antara lamanya waktu
dilaksanakannya kegiatan PSN dengan insidens
terjadinya penyakit demam berdarah Dengue di
kelurahan Cilandak Barat dan Gandaria Selatan.

Hubungan antara pendidikan dengan
insidensi DBD

Pendidikan
dan
Insidensi
DBD
Tidak
Bermakna
Hubungan antara Sosioekonomi dengan
insidensi DBD

Sosioekomi
dan
Insidensi
DBD
Tidak
Bermakna
Hubungan antara usia dengan insidensi
DBD

Usia dan
Insidensi
DBD
Tidak
Bermakna
Hubungan antara pendidikan dengan
insidensi DBD

Tingkat
Pemahaman
dan
Insidensi
DBD
Bermakna
Hubungan antara penerimaan warga
dengan insidensi DBD

Tingkat
Penerimaan
Warga dan
Insidensi
DBD
Bermakna
Hubungan antara Kualitas Permukiman
dengan insidensi DBD

Kualitas
Permukiman
dan
Insidensi
DBD
Bermakna
Hubungan antara Lama Pelaksanaan PSN
dengan insidensi DBD

Lama
Pelaksanaa
n PSN dan
Insidensi
DBD
Tidak
Bermakna
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN

KESIMPULAN
1.Terdapat hubungan antara pemahaman jumantik dengan insidens
terjadinya penyakit demam berdarah Dengue di kelurahan Cilandak
Barat dan Gandaria Selatan, sehingga hipotesis penelitian terbukti
2. Terdapat hubungan antara penerimaa dengan insidens terjadinya
penyakit demam berdarah Dengue di kelurahan Cilandak Barat dan
Gandaria Selatan, sehingga
3. Terdapat hubungan antara pemahaman jumantik dengan insidens
terjadinya penyakit demam berdarah Dengue di kelurahan Cilandak
Barat dan Gandaria Selatan,
4. Pemahaman yang buruk ini tentu saja sangat berpengaruh terhadap
insidensi demam berdarah. Pemahaman yang buruk ini dapat
disebabkan karena kurangnya pengetahuan mendasar dari para
jumantik seperti apa itu 3M plus, dimana 54 jumantik tersebut hampir
semuanya salah menjawab soal kuesioner yang merupakan gambaran
dasar dari pencegahan terhadap demam berdarah dengue

KESIMPULAN
5. Hubungan antara tingkat pendidikan dengan
insidens terjadinya penyakit demam berdarah Dengue
di kelurahan Cilandak Barat dan Gandaria Selatan.
6. Tidak adanya hubungan antara sosioekonomi
dengan insidens terjadinya penyakit demam berdarah
Dengue di kelurahan Cilandak Barat dan Gandaria
Selatan.
7. Tidak ada hubungan antara pemahaman jumantik
dengan insidens terjadinya penyakit demam berdarah
Dengue di kelurahan Cilandak Barat dan Gandaria
Selatan.

SARAN
Untuk menurunkan insidensi terjadinya penyakit DBD di
wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Cilandak, ada
beberapa hal yang dapat disarankan yaitu:
Dari hasil penelitian didapatkan tingkat pemahaman
Jumantik terhadap upaya Pemberantasan Sarang
Nyamuk masih kurang. Diharapkan hal ini dapat
diperbaiki lagi dengan cara diberikan penyuluhan berkala
terhadap Jumantik.
Kesejahteraan Jumantik juga perlu ditingkatkan untuk
meningkatkan motivasi dan kinerja melihat lamanya
kegiatan Pemberantasan Sarang Nyamuk masih lebih
banyak yang dilakukan di bawah 30 menit.
Penyuluhan mengenai pentingnya upaya Pemberantasan
Sarang Nyamuk juga perlu diberikan kepada warga untuk
meningkatkan tingkat penerimaan warga terhadap
jumantik.



TERIMA KASIH

You might also like