You are on page 1of 70

KEUANGAN NEGARA,

PERKEMBANGAN MONETER
DAN LEMBAGA-LEMBAGA KEUANGAN
BAB IV
KEUANGAN NEGARA, PERKEMBANGAN MONETER
DAN LEMBAGA-LEMBAGA KEUANGAN
A. PENDAHULUAN
Pelaksanaan kebijaksanaan keuangan negara dan moneter
dalam tahun keempat Repelita V merupakan kelanjutan dari
kebijaksanaan tahun-tahun sebelumnya. Sesuai Garis-garis Besar
Haluan Negara (GBHN tahun !"##$ kebijaksanaan keuangan negara
dan moneter diarahkan untuk mendorong pemerataan pembangunan$
peningkatan pertumbuhan ekonomi$ dan pemantapan stabilitas
nasional.
%i bidang keuangan negara$ kebijaksanaan anggaran belanja
berimbang dan dinamis terus dilanjutkan. Peningkatan penerimaan
dalam negeri$ diupayakan melalui intensi&ikasi dan ekstensi&ikasi
pajak dengan memperhatikan asas pemerataan dan keadilan.
Sementara itu$ pengeluaran negara diupayakan makin terkendali$
terarah dan e&isien. Pengeluaran rutin$ diarahkan untuk kelan'aran
kegiatan pemerintah yang sekaligus mendukung upaya peningkatan
(V)*
tabungan pemerintah. Sedangkan pengeluaran pembangunan
diarahkan untuk meningkatkan dan mengamankan kelangsungan
pembangunan serta untuk mendukung stabilitas ekonomi. +ntuk
menjaga stabilitas ekonomi$ maka dalam tahun !"",)"! dan tahun
!""!)"- telah dibentuk .adangan /nggaran Pembangunan (./P
masing-masing sebesar Rp -$, triliun dan Rp !$0 triliun. Ringkasan
realisasi /PBN dari tahun !"##)#" sampai dengan tahun !""-)"*
dapat diikuti pada 1abel (V-! dan Gra&ik (V-!.
%i bidang moneter$ langkah-langkah pengendalian jumlah
uang beredar se'ara berhati-hati terus dilanjutkan untuk tetap
menjaga tingkat in&lasi yang rendah. 2eketatan likuiditas
perekonomian se'ara bertahap dilonggarkan melalui operasi pasar
terbuka$ yang juga dimaksudkan untuk dapat menurunkan tingkat
sukubunga perbankan. Sementara itu$ meskipun pertumbuhan
pemberian kredit perbankan se'ara keseluruhan melambat$ namun
pemberian kredit kepada sektor produksi meningkat dalam tahun
!""-)"*. Beberapa undang-undang baru yang dikeluarkan pada a3al
tahun !""-$ yaitu +ndang-+ndang Perbankan$ +ndang-+ndang
+saha Perasuransian$ dan +ndang-+ndang %ana Pensiun telah
mendorong lembaga keuangan melakukan konsolidasi selama tahun
!""-)"*.
B. KEUANGAN NEGARA
%alam empat tahun pelaksanaan Repelita V kebijaksanaan
keuangan negara tetap didasarkan pada prinsip anggaran berimbang
dan dinamis. %ilihat dari sisi penerimaan maupun pengeluaran$
perkembangan di bidang keuangan negara telah mengalami berbagai
kemajuan. Realisasi penerimaan dalam negeri pada tahun !""-)"*
telah meningkat menjadi Rp 45$0 triliun dari Rp -*$, triliun pada
tahun terakhir Repelita (V. Peningkatan ini sejalan dengan berbagai
upaya yang terus-menerus dilakukan dengan disertai pengendalian
pengeluaran rutin. +paya tersebut sekaligus meningkatkan tabungan
(V)4
TABEL IV - 1
RINGKASAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA
1989/89 1993/94
(m!"# #$%"&'
Akhir Repelitn V
U r a i a n Repelita IV 1)
(1988189) 1989190 1990/91 1991/92 1992/93
Penerimaan Dalam Negeri 23.00!3 28."39!8 39.#$! 1.#8!8 ".#2!#
Pengel%aran R%tin
20."39!0 2.331!1 29.99"!" 30!22"!$ 3.031!2
&a'%ngan Pemerintah
2.2$#!3 .08!" 9.#8!" 11.3#"!2 13.21!3
Dana (ant%an )%ar Negeri 9.990!" 9.29!3 9.90!$ 10.09!1 10."1#!"
(ant%an Pr*gram (2.00!") (1.00"!2) (1.39$!8 (t.#$3!) (#11!")
(ant%an Pr*+ek (".9#0!0) (8.22!") (8.#0"!8
)
(8.8#!") (10.20!0)
Dana Pem'an,%nan 12.2#$!0 13.838!0 19.#3!3 21."$$!3 2.13"!0
Pengel%aran Pem'ang%nan 12.2#0!" 13.83!3 19.#2!0 21."$!2 2.13!8
-%rpl%. (/)/De0i.it (1) / #!3 / 3!" / 1!3 / 2!1 / 2!2
1) Angka 2iper'aiki
GRA(IK IV - 1
RINGKASAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN
DAN BELANJA NEGARA,
1988/89 - 199)/93
(V)0
pemerintah. Peningkatan tabungan pemerintah tersebut merupakan
'ermin semakin meningkatnya kemampuan dalam negeri untuk
membiayai pembangunan. /pabila dalam tahun terakhir pelaksanaan
Repelita (V realisasi tabungan pemerintah baru men'apai Rp -$*
triliun$ maka pada tahun !""-)"* telah meningkat menjadi Rp !*$4
triliun.
1. Penerimaan Dalam Negeri
2ebijaksanaan penerimaan dalam negeri dalam Repelita V dititik
beratkan pada upaya menggali penerimaan di luar minyak dan gas alam$
khususnya penerimaan pajak$ tanpa mengabaikan peluang-peluang yang
terbuka untuk meningkatkan penerimaan dari minyak dan gas alam.
Selain itu$ dilakukan pula berbagai upaya untuk meningkatkan
penerimaan bukan pajak antara lain melalui e&isiensi usaha dan
penyempurnaan administrasi B+6N$ penertiban dan intensi&ikasi
penerimaan rutin dari berbagai departemen)non-departemen.
a. Penerimaan Minyak Bumi dan Ga Alam
Pada tahun !""-
$
situasi perekonomian dunia sudah mulai
menunjukkan tanda-tanda pemulihan kembali. 7alaupun demikian$
sebagai akibat meningkatnya produksi minyak dunia$ harga minyak
dunia bukan saja turun tetapi juga tidak stabil. Sehubungan dengan
itu$ telah ditempuh berbagai upaya$ baik antara sesama negara
anggota 8P9. ataupun dengan pengekspor minyak bukan 8P9.
untuk menjaga stabilitas harga minyak di pasaran internasional.
%engan upaya-upaya tersebut$ dalam tahun !""-)"* harga
ekspor minyak men'apai rata-rata +S: !#$5; per barel yang berarti
masih berada di atas harga rata-rata yang digunakan dalam /PBN
!""-)"* yaitu +S: !5$,, per barel. /dapun$ realisasi penerimaan
migas men'apai Rp !0$* triliun$ terdiri dari penerimaan minyak
(V);
bumi sebesar Rp !-$! triliun dan penerimaan gas alam sebesar
Rp *$- triliun. Perkembangan penerimaan minyak bumi dan gas alam
dapat diikuti dalam 1abel (V-- dan Gra&ik (V--.
!. Penerimaan di luar Minyak Bumi dan Ga Alam
Peranan penerimaan di luar minyak bumi dan gas alam
sebagai sumber penerimaan dalam negeri sejak Repelita (V semakin
penting. %alam periode sebelumnya bagian terbesar dari penerimaan
dalam negeri didominasi oleh sektor minyak bumi dan gas alam.
Sejak tahun ketiga Repelita (V$ peran penerimaan di luar minyak
bumi dan gas alam rata-rata sekitar 0"$ # < $ sedangkan sebelumnya
masih berada di ba3ah 0,$,<. +paya peningkatan penerimaan di
luar minyak dan gas alam de3asa ini terus semakin ditingkatkan$
mengingat penerimaan minyak bumi dan gas alam semakin sulit
diperkirakan.
+paya untuk mengoptimalkan penerimaan di luar minyak bumi
dan gas alam$ dilakukan dengan melanjutkan penataan dan
penyempurnaan sistem perpajakan yang dimulai sejak dikeluarkannya
undang-undang perpajakan tahun !"#*. +saha-usaha tersebut menun-
jukkan hasil yang menggembirakan
.
seperti terlihat pada makin
meningkatnya realisasi penerimaan di luar migas. 2alau dalam tahun
terakhir Repelita (V penerimaan di luar migas baru men'apai
Rp !*$0 triliun$ maka dalam tahun keempat pelaksanaan Repelita V
penerimaan tersebut telah meningkat menjadi sebesar Rp *-$! triliun
atau rata-rata meningkat sebesar -4$-< per tahun.
Salah satu sumber penerimaan yang penting di luar minyak
bumi dan gas alam adalah pajak penghasilan. Realisasi penerimaan
pajak penghasilan pada tahun keempat Repelita V telah meningkat
menjadi Rp !!$" triliun dari Rp *$" triliun pada tahun terakhir
Repelita (V atau naik rata-rata sebesar *-$-< per tahun. Peningkatan
ini merupakan hasil dari intensi&ikasi maupun ekstensi&ikasi
pemungutan pajak dan dukungan mutu pelayanan aparat perpajakan
&A(3) IV 1 2
PENERIMAAN DALAM NEGERI
1989/89 1993/94
(m!"# #$%"&'
Akhir
Repelita IV
(1988/89)
Repelita V
N* 4eni. Penerimaan 1)
1989/90 1990/91 1991/92 1992/93
1. Penerimaan min+ak '%mi 2an
ga. alam
9.#2"!0 11.2#2!1 1"."11!9
1#.039!t 1#.330!
5in+ak '%mi (8.32$!3) (9.#02!0) (1.#""!#) (12.81!3
)
(12.09#!0)
6a. alam (1.200!") (1."#0!1) (3.13!) (2.##"!8) (3.23#!)
2. Penerimaan 2i l%ar
min+ak '%mi 2an ga. alam 13.""!3 1".8"!" 21.83!# 2$.##!" 32.122!1
4%mlah 23.00!3 28."39!8 39.#$! 1.#8!8 ".#2!#
1) Angka 2iper'aiki
GRA(IK IV - )
PENERIMAAN DALAM NEGERI,
1988/89 - 199)/93
(V)#
yang semakin baik. Pelaksanaan +ndang-+ndang nomor 5 tahun
!"#* tentang Pajak Penghasilan juga tetap memperhatikan segi
keadilan dan pemerataan pemungutannya$ antara lain melalui
penetapan berkala dari P12P (pendapatan tidak kena pajak. P12P
pada tahun !"", ditetapkan sebesar Rp 4$*- juta untuk keluarga
yang terdiri dari suami$ istri$ dan * orang anak$ yang sebelumnya
ditetapkan sebesar Rp -$## juta.
Sementara itu realisasi penerimaan pajak pertambahan nilai
(PPN sejak akhir Repelita (V sampai tahun !""-)"* terus
mengalami peningkatan yang 'ukup berarti. Hal ini terutama
dimungkinkan oleh peningkatan kegiatan perekonomian dalam
negeri$ antara lain sebagai hasil deregulasi dan debirokratisasi dalam
berbagai sekt or perekonomi an yang t el ah menyebabkan
meningkatnya =olume produksi dan perdagangan barang dan
jasa jasa yang terkena PPN. Penerimaan pajak pertambahan nilai
meningkat dari Rp 4$0 triliun dalam tahun !"##)#" menjadi Rp !,$5
triliun dalam tahun !""-)"*. %engan demikian dalam kurun 3aktu
lima tahun penerimaan pajak penghasilan mengalami peningkatan
rata-rata sebesar -4$-< per tahun.
%alam hal pajak bumi dan bangunan (PBB$ realisasi
penerimaan pada empat tahun pertama pelaksanaan Repelita V
mengalami peningkatan 'ukup tajam. /pabila pada a3al Repelita V
realisasinya baru men'apai Rp ,$; triliun$ maka dalam tahun
!""-)"* realisasinya telah meningkat menjadi Rp !$! triliun atau
meningkat sekitar --$4< per tahun. 2ebijaksanaan yang ditempuh
dalam bidang pajak bumi dan bangunan (PBB$ di samping bertujuan
untuk meningkatkan penerimaan negara$ juga ditujukan untuk
meningkatkan peman&aatan produkti=itas tanah dan bangunan.
+ntuk mempermudah 3ajib pajak dalam melaksanakan ke3ajiban
pajaknya$ telah dilakukan perbaikan prosedur pembayaran
pajak$ serta peningkatan sarana dan prasarana pemungutan pajak$
antara lain dengan memberlakukan sistem tempat pembayaran
(Sistep yang telah tersebar di #! %ati (( di seluruh (ndonesia$ dan
penggunaan jasa Pos dan Giro.
(V)"
Pemutakhiran data objek pajak dan penyempurnaan klasi&ikasi
Nilai >ual 8bjek Pajak (N>8P terus dilakukan sehingga nilai jual
objek pajak sesuai dengan perkembangan harga tanah dan bangunan.
+ntuk meningkatkan kepatuhan dan kesadaran masyarakat dalam
membayar PBB telah dilakukan bimbingan$ pembinaan dan
penyuluhan pengenaan sanksi hukum terhadap penunggak pajak.
7alaupun demikian$ dalam hal penerapan hukum tersebut$
pelaksanaannya disesuaikan dengan peraturan perundangan yang
berlaku dan juga dengan 'ara yang baik$ tetapi tetap lugas$ dan bagi
3ajib pajak yang tidak mampu tetap diberikan keringanan.
Penerimaan bea masuk$ selain ber&ungsi sebagai salah satu alat
pengatur transaksi perdagangan internasional (&ungsi regulator$ juga
mempunyai &ungsi budgeter$ yaitu sebagai salah satu komponen
penerimaan dalam negeri. Realisasi penerimaan bea masuk sangat
erat kaitannya dengan jumlah impor$ khususnya barang impor yang
kena bea masuk (dutiable import. 7alaupun demikian$ naiknya nilai
impor tidak selalu diikuti oleh naiknya realisasi penerimaan bea
masuk seperti misalnya yang terjadi dalam tahun !""!)"-.
6eningkatnya realisasi impor dalam tahun !""!)"- sebesar !-$!<
terhadap impor tahun !"",)"! justru diikuti oleh turunnya realisasi
penerimaan bea masuk sebesar !4$-<. 2ondisi tersebut dapat terjadi
antara lain karena makin banyaknya impor barang yang memperoleh
pembebasan atau keringanan bea masuk yang diberikan dalam rangka
menunjang e&isiensi industri dalam negeri untuk meningkatkan daya
saing komoditi ekspor non migas. %i samping itu$ keadaan tersebut
juga dapat terjadi karena adanya pergeseran jenis barang yang
diimpor$ yaitu dari jenis barang impor dengan tari& bea masuk tinggi
menjadi barang impor dengan tari& yang lebih rendah.
Realisasi penerimaan bea masuk pada tahun !""-)"* telah
meningkat menjadi Rp -$5 triliun dari Rp !$; triliun pada tahun !"#")",
atau naik sekitar ;#$ # < dalam 3aktu empat tahun.
Peningkatan ini memberi indikasi semakin e&ekti&nya proses
pemungtitan bea masuk. Bahkan penerimaan bea masuk yang
(V)!,
berhasil dipungut semakin meningkat dalam tahun !""-)"* dengan
mulai berlakunya deregulasi di sektor riil tanggal ; >uli !""-.
Penerimaan 'ukai$ yang terdiri dari penerimaan 'ukai hasil
tembakau$ 'ukai gula$ 'ukai bir$ dan 'ukai alkohol sulingan$ se'ara
umum mengalami peningkatan. %alam tahun terakhir Repelita (V
realisasi penerimaan 'ukai baru men'apai Rp !$4 triliun sedangkan
pada tahun keempat Repelita V penerimaan tersebut telah men'apai
Rp -$4 triliun atau meningkat rata-rata sebesar !4$4 ? per tahun.
%alam rangka peningkatan penerimaan 'ukai tersebut$
kebijaksanaan yang ditempuh adalah melalui penyesuaian harga yang
selaras dengan peningkatan kegiatan usaha maupun peningkatan
pendapatan para petani dan para pabrikan. +ntuk jenis 'ukai gula$
penetapan 'ukainya diselaraskan dengan pembangunan pertanian
yang ditujukan untuk meningkatkan pendapatan dan meningkatkan
tara& hidup petani$ serta memperluas kesempatan kerja dan berusaha.
8leh karena itu$ penetapan tari& 'ukai gula diupayakan agar selalu
dalam batas-batas yang tidak menyulitkan produsen gula dan petani
tebu$ sedangkan penetapan harga e'erannya tidak memberatkan
masyarakat konsumen gula. Selain itu untuk jenis 'ukai bir$
peningkatan penerimaan disebabkan oleh meningkatnya produksi bir
yang berkaitan erat dengan meningkatnya arus 3ista3an man'a
negara. Seperti halnya dengan 'ukai bir$ peningkatan penerimaan
'ukai alkohol sulingan juga terutama disebabkan oleh peningkatan
produksinya.
Sementara itu$ komponen penerimaan di luar minyak bumi
dan gas alam lainnya yang berkaitan dengan transaksi
perdagangan luar negeri adalah dari pajak ekspor. Realisasi pajak
ekspor meningkat dari Rp !00$; miliar pada tahun !"##)#"
menjadi Rp !5!$0 miliar pada tahun !"#")", atau meningkat sebesar
!,$-<. %alam tahun !"#")", hingga tahun keempat pelaksanaan
Repelita V$ penerimaan pajak ekspor mengalami penurunan rata-rata
sebesar ;*$* < per tahun. Penurunan penerimaan ini berkaitan erat
dengan pemberian berbagai kemudahan di bidang ekspor seperti
(V)!!
penyederhanaan prosedur ekspor$ keringanan dan pembebasan pajak
untuk mendorong ekspor non migas. %engan demikian penerimaan
pajak eskpor terutama adalah bersumber dari komoditi eskpor yang
dikenakan tari& pajak eskpor dan pajak ekspor tambahan yang tinggi$
seperti kayu gergajian dan kayu olahan$ sebagaimana tertuang dalam surat
2eputusan 6enteri 2euangan No. !!*4 1ahun !"#"
2ebijaksanaan tersebut ditujukan agar pengolahan kayu dapat
dilakukan di dalam negeri$ sehingga selain dapat memberikan nilai
tambah yang lebih besar bagi ekonomi nasional juga dapat
memperluas kesempatan kerja.
Realisasi penerimaan pajak lainnya pada tahun !"##)#" adalah
sebesar Rp -"-$! tr.6liar. Pada tahun pertama dan kedua Repelita V
realisasinya mengalami penurunan$ masing-masing menjadi Rp -50$0
miliar dan Rp -4*$0 miliar. Hal ini terjadi karena diturunkannya bea
materai atas 'ek dan bilyet giro menjadi Rp 0,,$- sebagaimana diatur
dalam Peraturan Pemerintah Nomor !* 1ahun !"#". 1etapi dalam
tahun ketiga dan keempat Repelita V realisasi penerimaan pajak
lainnya telah meningkat kembali masing-masing menjadi Rp *,-$;
miliar dan Rp *0"$" miliar atau dalam empat tahun Repelita V$
rata-rata meningkat sebesar 0$4< per tahun.
Penerimaan bukan pajak berasal antara lain dari keikutsertaan
pemerintah dalam kegiatan dunia usaha. Realisasi penerimaan bukan
pajak telah meningkat dari Rp !$; triliun pada tahun !"##)#"
menjadi Rp *$, triliun pada tahun !""-)"* atau meningkat rata-rata
!5$,< per tahun. Peningkatan ini sejalan dengan langkah-langkah
peningkatan e&isiensi dan e&ekti=itas B+6N yang antara lain
ditempuh melalui.perubahan status hukum B+6N. %i samping itu$ juga
dilakukan upaya penertiban pemungutan pada semua
%epartemen)@embaga negara sehubungan dengan pelayanan yang
diberikan kepada masyarakat. Hal ini dilaksanakan melalui
intensi&ikasi pemungutan$ penertiban administrasi pengelolaan dan
prosedur penyetoran$ serta peningkatan penga3asan terhadap
pelaksanaannya. Perkembangan penerimaan di luar migas dapat
diikuti dalam 1abel (V-* dan Gra&ik (V-*.
(V)!-
TABEL IV - 3
PENERIMAAN DI LUAR MIN*AK BUMI DAN GAS ALAM
1989/89 1993/94
(m!"# #$%"&'
Akhir
Repelita V
N*. 4eni. Penerimaan Repelita IV 1)
(1988189) 1989/90 1990/91 1991/92 1992/93
1. Pa7ak Pengha.ilan 3.99! #.8"!" $."##!3 9.#80! 11.912!$
2. Pa7ak Pert%m'%han Nilai .#0#.3 #.83$!" ".$2!" 8.92$!1 10."1!
3. (ea 5a.%k 1.192!0 1.#8"!0 2.8#!" 2.133!1 2!$#2!2
. 8%kai 1.389!9 1."$!8 1.91"!3 2.222!8 2.380!8
#. Pa7ak 3k.p*r 1##!$ 1"1!# !2 18!8 8!#
$. Pa7ak )ainn+n 292!1 2"#!# 23!# 302!$ 3#9!9
". Pa7ak (%mi 2an (ang%nan 2!2 #90! 811!0 8"!$ 1.100!$
8. Penerimaan (%kan Pa7ak 1.#$8.8 2.0$2!1 2.11!8 2.8"!3 2.993.1
4%mlah 13.""!3 1".8"!" 21.83!# 2$.##!" 32.122!1
1) Angka 2iper'aiki
GRA(IKIV - 3
PENERIMAAN DI LUAR MIN*AK BUMI DAN GAS ALAM
1989/89 1993/94
(V)!*
-. Pengeluaran Ru"in
2ebijaksanaan pengeluaran rutin senantiasa dilandasi prinsip
e&isiensi dan e&ekti=itas serta diselaraskan dengan kemampuan
penerimaan dalam negeri. /lokasi pengeluaran rutin terutama
digunakan untuk menambah kemampuan dan kualitas pelayanan
aparatur pemerintah terhadap masyarakat. Sementara itu$ penge-
luaran rutin juga digunakan untuk biaya operasional pemerintahan dan
pemeliharaan hasil-hasil pembangunan$ belanja barang$ ke3ajib-
an pemerintah bagi pembayaran bunga dan 'i'ilan hutang luar negeri
serta pengeluaran rutin lainnya.
%alam empat tahun pelaksanaan Repelita V realisasi
pengeluaran rutin terus mengalami peningkatan sehingga dalam tahun
anggaran !""-)"* men'apai Rp *4$, triliun atau ;4$! < lebih tinggi
bila dibandingkan dengan realisasi tahun terakhir Repelita (V$ atau
rata-rata meningkat !*$-< per tahun. Sebagian besar dari
peningkatan pengeluaran rutin tersebut$ selain karena meningkatnya
pembiayaan untuk belanja pega3ai$ baik pusat maupun daerah$ juga
disebabkan oleh peningkatan kebutuhan biaya operasional dan
pemeliharaan untuk mendukung kegiatan pemerintahan dan
pengoperasian proyek-proyek pembangunan$ serta meningkatnya
ke3ajiban pemerintah untuk membayar bunga dan 'i'ilan hutang luar
negeri. Perkembangan pengeluaran rutin se'ara lebih rin'i dapat
diikuti pada 1abel (V-4 dan Gra&ik (V-4.
Searah dengan berbagai perkembangan pembangunan yang
makin beragam$ dituntut kualitas aparatur pemerintah yang makin
baik dalam melayani berbagai keperluan dan kepentingan
masyarakat. Peningkatan kualitas aparatur pemerintah$ antara lain
diupayakan melalui pembinaan dan pendayagunaan aparatur
pemeri nt ah$ pendi di kan dan pel at i han sert a peni ngkat an
kesejahteraan pega3ai guna mema'u semangat dan produkti=itas
kerja aparatur pemerintah. 6enga'u kepada kebijaksanaan tersebut$
dalam tahun anggaran !""-)"* realisasi belanja pega3ai meningkat
(V)!4
TABEL #$ - %
PENGELUARAN RUT#N
1&''('& ) 1&&*(&%
+miliar ru,ia-.
! /ngka diperbaiki
(V)!0
GRA(IK IV - 4
PENGELUARAN RUTIN,
1988/89 199)/93
(V)!;
menjadi Rp "$0 triliun atau #"$4< lebih tinggi dari realisasi tahun
!"##)#".
/lokasi belanja pega3ai tersebut men'akup pembiayaan untuk
gaji dan pensiun$ tunjangan beras$ biaya makan dan lauk pauk$
lain-lain belanja pega3ai dalam negeri$ dan belanja pega3ai luar
negeri. %ari seluruh komponen belanja tersebut$ pembayaran gaji
dan pensiun merupakan pos yang terbesar. %alam tahun anggaran
!""-)"* realisasi belanja gaji dan pensiun men'apai Rp 5$0 triliun
atau ";$0< lebih tinggi dari realisasi tahun terakhir Repelita (V$ atau
rata-rata meningkat sebesar !#$4< per tahun selama empat tahun
pelaksanaan Repelita V. Peningkatan tersebut disediakan untuk
menaikkan gaji pokok$ dan tambahan tunjangan-tunjangan pega3ai.
Selama Repelita V$ pemerintah telah dua kali menyesuaikan besarnya
gaji pokok melalui Peraturan Pemerintah Nomor 0! 1ahun !""- dan
Peraturan Pemerintah Nomor !0 1ahun !""*. Selain itu$ Pemerintah
juga telah tiga kali menaikkan tunjangan perbaikan penghasilan$
masing-masing sebesar rata-rata !0$,< terhitung sejak bulan /pril
!"#"$ sebesar rata-rata !,$,< terhitung sejak bulan >anuari !"",$
dan sebesar rata-rata !0$,< dari penghasilan bersih sejak bulan >uli
!""!.
Realisasi pengeluaran rutin untuk tunjangan beras telah
meningkat 'ukup besar. /pabila dalam tahun !"##)#" realisasi
tunjangan beras adalah Rp 0!#$* miliar$ maka pada tahun !""-)"*
meningkat menjadi Rp ##5$" miliar atau naik sebesar 5!$* < dalam
empat tahun terakhir. Peningkatan ini selain karena penambahan
jumlah pega3ai juga karena penyesuaian harga-harga beras dan
tunjangan uang makan)lauk pauk.
Sementara itu$ pada tahun !""-)"* realisasi lain-lain belanja
pega3ai berjumlah Rp *!*$! miliar atau meningkat sebesar ;"$-<
dari tahun terakhir Repelita (V. Realisasi belanja pega3ai luar negeri
untuk tahun !""-)"* berjumlah Rp -0#$0 miliar atau "!$-< lebih
tinggi dibandingkan dengan realisasi tahun terakhir Repelita (V.
(V)!5
Peningkatan tersebut erat kaitannya dengan penyesuaian besarnya
angka dasar tunjangan luar negeri (/%1@N$ angka pokok tunjangan
luar negeri (/P1@N$ dan perkembangan nilai tukar mata uang
negara bersangkutan terhadap rupiah serta bertambahnya jumlah
pega3ai yang ditempatkan di luar negeri. Perkembangan realisasi
belanja pega3ai dapat diikuti pada 1abel (V-0.
%alam pada itu$ realisasi pengeluaran belanja barang
mengalami -peningkatan yang 'ukup besar. Pengeluaran belanja
barang ini digunakan untuk memenuhi kebutuhan berbagai sarana
dan prasarana kerja bagi kegiatan operasional pemerintahan$
pelayanan terhadap masyarakat serta pemeliharaan kekayaan negara
yang semakin meningkat dan tersebar di seluruh 3ilayah tanah air.
Selanjutnya$ subsidi daerah otonom terus meningkat dari
tahun ke tahun. Peningkatan ini sebagian besar disebabkan oleh
penyesuaian gaji pokok dan pensiun pega3ai daerah$ tambahan
pega3ai baru$ kenaikan gaji berkala$ kenaikan pangkat)golongan dan
kenaikan tunjangan perbaikan penghasilan (1PP. %alam perkem-
bangannya$ realisasi subsidi daerah otonom pada tahun !""-)"*
meningkat menjadi Rp 0$* triliun dari Rp *$, triliun pada tahun
!"##)#" atau naik sebesar 5;$5 < selama empat tahun.
Salah satu pos pengeluaran rutin yang sangat penting untuk
menjaga kredabilitas dalam kerja sama internasional adalah
pembayaran bunga dan 'i'ilan hutang atas pinjaman yang telah kita
terima untuk membiayai proyek-proyek pembangunan. Realisasi
pembayaran bunga dan 'i'ilan hutang dalam tahun keempat
pelaksanaan Repelita V telah men'apai Rp !0$- triliun dari Rp !,$"
triliun pada tahun !"##)#" atau meningkat rata-rata sebesar #$5 < per
tahun. Peningkatan ini terjadi karena meningkatnya jumlah hutang
luar negeri yang jatuh tempo$ terjadinya apresiasi mata uang kuat
utama dunia terhadap dolar /merika$ dan karena penyesuaian nilai
tukar rupiah.
(V)!#
TABEL #$ - /
BELAN0A PEGA1A#,
1&''1'& - 1&&2( &*
+ mi l i ar ru,i a-.
/khir Repelita V
No. >enis Pengeluaran Repelita (V !
(!"##)#" !"#")", !"",)"! !""!)"- !""-)"*
!.
1unjangan beras 0!#$* 0##$4 ;*"$# "--$4 ##5$"
-. Gaji pega3ai)pensiun *.#*-$5 4.#-;$, 0.05,$0 ;.-""$* 5.0*-$#
*. +ang makan)lauk pauk *-;$" *5*$! *#!$5 *"*$- 45*$4
4. @ain-lain belanja
pega3ai dalam negeri !#0$! -4-$; -;*$; -5#$0 *!*$!
0. Belanja pega3ai
luar negeri !*0$- !5!$4 !"5$" -,"$! -0#$0
>umlah 4.""#$-
;.-,!$0 5.,0*$0 #.!,-$0 ".4;0$5
! /ngka diperbaiki
(V)!"
Selain daripada itu$ lain-lain pengeluaran rutin dialokasikan
untuk membiayai berbagai kegiatan yang si&atnya mendukung dan
menunjang berbagai program pemerintah. @ain-lain pengeluaran
rutin ini yang terbesar adalah subsidi bahan bakar minyak$ biaya
Pemilu$ dan berbagai bentuk bantuan. %alam perkembangannya$
realisasi lain-lain pengeluaran rutin terus mengalami penurunan. Hal
ini karena dilakukannya pengurangan subsidi BB6 melalui
penyesuaian harga BB6 dalam negeri yaitti pada tahun !"",$ !""!
dan terakhir tahun !""*. Sejalan dengan itu$ telah pula diupayakan
pengembangan briket batu bara untuk mengurangi ketergantungan
rumah tangga akan kebutuhan minyak tanah.
*. Dana Pem!angunan dan Pengeluaran Pem!angunan
%engan makin meningkatnya dan beragamnya jenis kegiatan
pembangunan$ diperlukan dana pembangunan yang semakin besar.
Salah satu sumber dana pembangunan diperoleh dari tabungan
pemerintah yang diupayakan terus-menerus meningkat$ antara lain
melalui penghematan pengeluaran rutin$. Sementara itu$ sumber dana
dari luar negeri diman&aatkan untuk melengkapi kebutuhan dana
pembangunan. %alam tahun !""-)"* realisasi dana pembangunan
telah men'apai Rp -4$! triliun sedangkan dalam tahun terakhir
Repelita (V berjumlah Rp !-$* triliun. Perkembangan dana
pembangunan$ tabungan pemerintah dan bantuan luar negeri dapat
diikuti pada 1abel (V-; dan Gra&ik (V-0.
Pengeluaran pembangunan dalam Repelita V diarahkan untuk
penyediaan sarana dan prasarana dasar yang menunjang kegiatan
ekonomi$ penyediaan pelayanan dasar yang makin luas bagi rakyat$
pengembangan sumber daya manusia$ penanggulangan kemiskinan
dan penyediaan dana operasi dan pemeliharaan yang memadai bagi
proyek-proyek yang sudah selesai dibangun. /pabila realisasi
pengeluaran pembangunan pada tahun terakhir Repelita (V baru
men'apai Rp !-$* triliun$ maka realisasi dalam tahun anggaran
!""-)"* telah meningkat menjadi Rp -4$! triliun atau meningkat
(V)-,
TABEL IV - +
PERKEMBANGAN DANA PEMBANGUNAN, TABUNGAN PEMERINTAH
DAN DANA BANTUAN LUAR NEGERI,
1988189-199)/93
(m!"# #$%"&'
/khir
Repelita V
No. +raian Repelita (V !
(!"##)#" !"#")", !"",)"! !""!)"- !""-)"*
!. 1abungan Pemerintah
-.-;0$* 4.4,#$5 ".04#$5 !!.*05$! !*.4-!$*
-
Persontase
!#$0< *!$"< 4"$!< 0-$-< 00$;<
-. %ana Bantuan @uar Negeri "."",$5 ".4-"$* ".",4$; !,.4,"$!
!,.5!0$5
-
Persentase
#!$0< ;#$!< 0,$"< 45$#< 44$4<
>umlah %ana Pembangunan !-.-0;$, !*.#*#$, !".40*$*
-!.5;;$* -4.!*5$,
-
Persentase
!,,$,< !,,$,< !,,$,< !,,$,< !,,$,<
! /ngka diperbaiki
- 1erhadap >umlah %ana Pembangunan
(V)-!
GRAFIK IV - 5
PERKEMBANGAN DANA PEMBANGUNAN, TABUNGAN PEMERINTAH
DAN DANA BANTUAN LUAR NEGERI,
1988189 -1992193
(V)--
hampir dua kali lipat. /lokasi anggaran belanja pembangunan yang
'ukup besar diberikan kepada lima sektor utama$ yaitu sektor
perhubungan dan pari3isata$ sektor pertanian dan pengairan$ sektor
pendidikan$ generasi muda$ kebudayaan nasional$ dan 2eper'ayaan
terhadap 1uhan Aang 6aha 9sa$ sektor pertambangan dan energi$
serta sektor pembangunan daerah$ desa$ dan kota. Rin'ian realisasi
pengeluaran pembangunan menurut sektor dan subsektor dapat diikuti
pada 1abel (V-5.
%alam tahun anggaran !""-)"* realisasi pengeluaran pem-
bangunan untuk sektor perhubungan dan pari3isata adalah Rp 4$0
triliun atau meningkat !0$4< dari tahun !""!)"- yang hanya sebesar
Rp *$" triliun. Pengeluaran tersebut antara lain untuk membiayai
pembangunan jalan dan jembatan baru$ rehabilitasi jalan$
pemeliharaan rutin jalan dan jembatan$ pengembangan &asilitas lalu
lintas$ perluasan sarana dan prasarana kereta api$ pembangunan kereta
rel listrik$ pembangunan &asilitas pelabuhan$ pembangunan dermaga
baru$ pemasangan sarana bantu na=igasi$ peningkatan dan pemeliharaan
landasan udara$ peningkatan dan pemeliharaan &asilitas bangunan
terminal penumpang dan barang. %i samping itu$ anggaran tersebut juga
diman&aatkan untuk perluasan &asilitas dan jangkauan telekomunikasi$
pengembangan dan perluasan daerah tujuan 3isata$ pembinaan dan
peman&aatan kekayaan. dan keindahan alam$ serta pen'iptaan iklim dan
lingkungan yang mendukung kegiatan usaha kepari3isataan.
Realisasi pengeluaran pembangunan untuk sektor pertanian
dan pengairan untuk tahun !""-)"* adalah sebesar Rp *$- triliun
atau naik sekitar !"$4< dari tahun !""!)"-. Pengeluaran ini ter-
utama digunakan untuk meningkatkan produkti=itas usaha tani dan
nilai tambah komoditas pertanian$ serta untuk mendorong kemampu-
an dan peran serta masyarakat tani dalam kelembagaan ekonomi dan
(V)-*
TABEL IV - ,
REALISASI PENGELUARAN PEMBANGUNAN MENURUT SEKTOR DAN SUB SEKTOR,
1999/89 - 199)/93
(m!"# #$%"&'
/khir Repalita V
No. Sektor ) Sub Sektor Repalita (V !
(!"##)#" !"#")"% !"",)"! !""!)"- !""-)"*
!. S9218R P9R1/N(/N %/N P9NG/(R/N !.;!4$, -.,4"$4
-.*,5$" -.5!*$! *.-4,$-
Sub Sektor Pertanian (!.,#5$0 (!.044$" ((.0*4$; (!.505$* (-.!44$,
Sub Sektor Pengairan (0-;$0 (0,4$0 (55*$* ("00$# (!.,";$-
-. S9218R (N%+S1R( 44;$# *""$# 045$! 044$0 05,$-
Sub Sektor (ndustri (44;$# (*""$# (045$! (044$0 (05,$-
*. S9218R P9R1/6B/NG/N %/N 9N9RG( -.,5*$4 !.4!5$* !.#54$* -.4;*$*
*.**-$"
Sub Sektor Partambangan (!!#$! (-,$; (!;5$, (!55$- (-",$0
Sub Sektor 9nergi ((."00$* (!.*";$5 (!.5,5$* (-.-#;$! (*.,4-$4
4. S9218R P9RH+B+NG/N %/N P/R(7(S/1/ -.,!,$0 *.,,;., *.54*$* *."!,$4 4.0*5$-
Sub Sektor Prasarana >alan (@,4;$" (!.*0"$0 (-.*!;$4 (-.4"4$# (-.#!;$*
Sub Sektor Perhubungan %arat (-45$0 (0;!$" (0#5$@ (*"5$, (4;5$".
Sub Sektor Perhubungan @aut (-4*$* (-"0$4 (-5;$! (*#!$, (4*0$"
Sub Sektor Perhubungan +dara (*0*$5 (005$* (4*4$" (444$# (0*"$0
Sub Sektor Pos dan 1elekomunikasi ("*$! (--*$B (!!4$5 (!5!$* (--!$,
Sub Sektor Pari3isata (-;$, (#$l (!4$! (-!$0 (0;$;
0. S9218R P9R%/G/NG/N %/N 28P9R/S( *!4$; 4!4$0 !""$, 05"$! **#$4
Sub Sektor Perdagangan (!"-$0 (-"!$- (4-$! (4!*$! (!,0$4
Sub Sektor 2operasi (!--$! (!-*$* (!0;." (!;;$, (-**$,
;. S9218R 19N/G/ 29R>/ %/N 1R/NS6(GR/S( -;0$# -#!$- 05"$5 5!#$4 #"5$*
Sub Sektor 1enaga 2erja
(0-$# (50$0 (;5$! (#;$- (!*4$5
Sub Sektor 1ransmigrasi (-!*$, (-,0$5 (0!-$; (;*-$- (5;-$;
(V)-4
+Lan3u"an Ta!el ) 4.
(V)-4a
(V)-0
sosial pedesaan seperti 2operasi unit %esa (2+% dan kelompok
tani.
Selain itu$ realisasi anggaran pembangunan dalam tahun
!""-)"* untuk sektor pendidikan$ generasi-muda$ kebudayaan
nasional$ dan keper'ayaan terhadap 1uhan Aang 6aha 9sa adalah
sebesar Rp *$! triliun atau meningkat sebesar *,$-< dari tahun
!""!)"-. /nggaran tersebut terutama digunakan untukBpembangunan
berbagai sarana dan &asilitas pendukung di semua tingkat)jenjang
pendidikan$ penyediaan biaya operasional pendidikan$ penataran
guru$ pengadaan buku ba'aan dan peralatan pendidikan$ pengiriman
para dosen untuk mengikuti program pendidikan pas'asarjana di
dalam dan luar negeri$ serta pembinaan generasi muda.
Selanjutnya$ realisasi pengeluaran pembangunan untuk sektor
pertambangan dan energi tahun !""-)"* telah men'apai Rp *$*
triliun atau meningkat sekitar *0$*< dari tahun !""!)"-. Sebagian
besar dari pengeluaran itu dipergunakan untuk program pemantapan
dan peningkatan hasil-hasil pertambangan dan melanjutkan pem-
bangunan tenaga listrik guna mendorong kegiatan ekonomi khusus-
nya sektor industri.
%alam rangka pelaksanaan pembangunan antar daerah yang
lebih merata dan untuk meningkatkan tara& hidup kelompok
penduduk berpendapatan rendah$ realisasi pengeluaran pembangunan
untuk sektor ini juga mengalami peningkatan yang 'ukup pesat.
Realisasi pengeluaran pembangunan di sektor pembangunan daerah$
desa$ dan kota untuk tahun !""-)"* telah men'apai Rp -$" triliun
atau meningkat sebesar !5$#< dari tahun !""!)"-. /nggaran ini
terutama untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang lebih
merata antar daerah$ menanggulangi kemiskinan melalui penyediaan
kesempatan kerja$ serta$ lebih mendorong peranan 3anita dalam
meningkatkan kesejahteraan keluarga terutama di pedesaan. %i
samping itu anggaran tersebut juga diman&aatkan untuk penataan
ruang di ka3asan-ka3asan tertentu yang dianggap mendesak dan
strategis$ serta menyelaraskan pembangunan sektoral dan daerah.
(V)-;
%i samping alokasi menurut sektor)subsektor$ pengeluaran
pembangunan juga dapat diklasi&ikasikan menurut jenis
pembiayaannya$ yaitu pengeluaran pembangunan yang dibiayai
dengan dana rupiah dan bantuan proyek. %alam tahun !"##)#"
realisasi pengeluaran pembangunan dalam bentuk rupiah berjumlah
sebesar Rp 4$* triliun$ sedangkan dalam tahun !""-)"* berjumlah
Rp !*$" triliun$ atau mengalami peningkatan rata-rata *4$! < per
tahun. %ana pembangunan dalam bentuk rupiah tersebut dialokasikan
unt uk membi ayai proyek- proyek %epart emen) @embaga$
proyek-proyek daerah$ serta proyek-proyek lainnya yang penting dan
mempunyai nilai strategis. Perkembangan pengeluaran pembangunan
di luar bantuan proyek dapat diikuti pada 1abel (V-#.
/lokasi dana pembangunan dalam bentuk rupiah melalui
%epartemen)@embaga diarahkan untuk membiayai proyek-proyek
pembangunan sekt oral yang menj adi t anggung j a3ab
%epartemen)@embaga yang bersangkutan. Selaras dengan upaya
pemerintah untuk meningkatkan pembiayaan proyek-proyek$
pelaksanaan. pengeluaran. pembangunan melalui %epartemen dan
lembaga non departemen diupayakan terus ditingkatkan. Pengeluaran
pembangunan melalui %epartemen)@embaga termasuk Hankam
dalam tahun$ !"##)#" berjumlah Rp !$" triliun dan terus meningkat
sehingga dalam tahun !""-)"* realisasinya telah men'apai Rp 5$"
triliun.
Selain untuk membiayai proyek-proyek pembangunan sektoral
melalui %epartemen)@embaga$ pengeluaran pembangunan rupiah
juga dialokasikan untuk bantuan. pembangunan bagi daerah sebagai
per3ujudan dari asas pemerataan pembangunan antar 3ilayah. Hal
tersebut dilaksanakan sejalan dengan upaya untuk mendorong
pemerintah daerah agar lebih mampu melaksanakan pembangunan
daerahnya sendiri. %i samping itu$ pemberian bantuan tersebut juga
dimaksudkan sebagai usaha untuk menyebarluaskan dan
memeratakan pembangunan di daerahC daerah dalam rangka
memperke'il kesenjangan laju pertumbuhan antar daerah$ serta untuk
(V)-5
TABEL #$ - '
REAL#5A5#PENGELUARAN PEMBANGUNAN T#DAK TERMA5UK BANTUAN PRO6EK,
1&''('& - 1&&2(&*
(V)-#
mendorong prakarsa dan partisipasi masyarakat di daerah se'ara
lebih nyata dan bertanggung ja3ab dalam pembangunan.
Program bantuan pembangunan bagi daerah hingga saat ini
telah meliputi bantuan pembangunan desa$ bantuan pembangunan
%ati ($ bantuan pembangunan %ati (($ bantuan pembangunan sekolah
dasar$ bantuan pembangunan kesehatan$ bantuan pembangunan
penghijauan dan reboisasi$ bantuan pembangunan peningkatan jalan$
serta bantuan pembangunan untuk pemugaran pasar. Selain berbagai
bentuk bantuan pembangunan daerah tersebut$ kepada daerah juga
diberikan dana yang berasal dari bagi hasil penerimaan pajak bumi
dan bangunan (PBB. /gar proyek-proyek pembangunan yang
dibiayai dengan dana bantuan pembangunan daerah tersebut sesuai
dengan kebutuhan dan kondisi masing-masing daerah maka dalam
proses peren'anaannya senantiasa diikutsertakan Badan Peren'anaan
Pembangunan %aerah (Bappeda dari tiap daerah yang bersangkutan.
+paya untuk makin meningkatkan pemerataan pembangunan
dan laju pertumbuhan antar daerah melalui bantuan pembangunan
bagi daerah$ dapat dilihat dari makin meningkatnya realisasi bantuan
pembangunan daerah termasuk dana bagi hasil PBB dari tahun ke
tahun. /pabila dalam tahun !"##)#" realisasi bantuan pembangunan
bagi daerah baru men'apai sebesar Rp !$0 triliun$ maka dalam tahun
!""!)"- telah meningkat menjadi sebesar Rp 4$, triliun. Selanjutnya$
realisasi dalam tahun !""-)"* telah men'apai sebesar Rp 0$, triliun$
yang berarti meningkat sekitar -0$,< dari realisasi tahun !""!)"-.
Peningkatan anggaran tersebut disebabkan oleh meningkatnya
realisasi di seluruh program pembangunan bagi daerah$ baik yang
bersi&at bantuan umum maupun yang bersi&at bantuan khusus.
%alam tahun anggaran !""-)"* realisasi (npres %esa meningkat
menjadi sebesar Rp *-;$0 miliar$ (npres %ati (( menjadi sebesar
Rp #-0$! miliar$ (npres %ati ( menjadi sebesar Rp 5,!$- miliar$
bantuan pembangunan sekolah dasar menjadi sebesar Rp ;04$0
miliar$ bantuan pembangunan sarana kesehatan menjadi sebesar
Rp *-,$, miliar$ bantuan pembangunan sarana pasar menjadi
sebesar Rp !$0 mi l i ar $ bant uan pembangunan penghi j auan
(V)-"
dan reboisasi menjadi sebesar Rp "0$, miliar$ bantuan peningkatan
jalan %ati (( dan %ati ( menjadi sebesar Rp !$- triliun$ serta bantuan
pembangunan dari bagi hasil pajak bumi dan bangunan (PBB
menjadi sebesar Rp #"!$0 miliar.
/nggaran belanja pembangunan men'akup pula pembiayaan
pembangunan lainnya$ yang meliputi pembiayaan untuk subsidi
pupuk$ penyertaan modal pemerintah (P6P$ dan lain-lain
pengeluaran pembangunan (@@P. Pemberian subsidi pupuk
dimaksudkan untuk mempertahankan harga pupuk dan pestisida
yang stabil pada tingkat harga yang terjangkau oleh petani. Sedangkan
pemberian P6P kepada B+6N-B+6N dimaksudkan untuk
pembiayaan modal kerja$ dan pembiayaan in=estasi yang berprioritas
tinggi. %emikian pula penyediaan dana @@P pada dasarnya
dimaksudkan untuk membiayai berbagai program pemerintah yang
tidak ter'akup dalam pembiayaan %epartemen)@embaga dan
pembiayaan bagi daerah$ seperti untuk program pengembangan
ka3asan terpadu (P21$ penanggulangan ka3asan kumuh$
pengembangan sarana pari3isata$ perumahan rakyat$ pengadaan air
bersih$ pengadaan benih$ pengembangan pabrik obat dan lain
sebagainya.
%alam perkembangannya anggaran belanja pembangunan
lainnya se'ara bertahap diusahakan untuk terus diperke'il)dikurangi
untuk meningkatkan e&isiensi penggunaan anggaran negara. Sebagai
gambaran$ apabila realisasi pengeluaran pembangunan lainnya dalam
tahun anggaran !""!)"- adalah sebesar Rp !$0 triliun maka realisasi
dalam tahun !""-)"* hanya men'apai Rp !$, triliun$ yang berarti
Rp ,$0 triliun atau **$* < lebih rendah. Realisasi anggaran
pengeluaran pembangunan lainnya dalam tahun anggaran !""-)"*
tersebut terdiri dari subsidi pupuk sebesar Rp !50$, miliar$ P6P
sebesar Rp !0,$, miliar$ dan @@P sebesar Rp 5,5$0 miliar.
(V)*,
%i samping dibiayai dengan dana rupiah$ pengeluaran
pembangunan juga dibiayai dengan dana yang berasal dari bantuan
proyek. Sesuai dengan usaha ke arah kemandirian pembiayaan
pembangunan$ peranan bantuan proyek terhadap jumlah keseluruhan
pengeluaran pembangunan se'ara bertahap diupayakan semakin me-
nurun. /pabila dalam tahun !"##)#" peranan bantuan proyek
terhadap keseluruhan belanja pembangunan masih lebih dari 0,<$
maka sejak tahun anggaran !"#")", sampai dengan tahun !""-)"*$
peranan bantuan proyek tersebut makin menurun. Namun demikian
realisasinya dalam tahun !""-)"* adalah sebesar Rp !,$- triliun atau
!0$4< lebih tinggi dari tahun !""!)"-. Se'ara umum sasaran
peman&aatan bantuan proyek tersebut antara lain digunakan untuk
penyediaan prasarana dan sarana ekonomi$ peningkatan teknologi$
serta peningkatan kualitas sumber daya manusia yang sangat
diperlukan bagi pembangunan. Perkembangan pengeluaran
pembangunan di luar bantuan proyek menurut sektor dan subsektor
dapat dilihat pada 1abel (V - "$ dan 1abel (V - !,.
.. KEB#0AK5ANAAN DAN PERKEMBANGAN MONETER
1. Ke!i3akanaan M7ne"er
Selama kurun 3aktu 4 tahun pelaksanaan Repelita V$ telah
diambil serangkaian kebijaksanaan di bidang keuangan$ moneter dan
perbankan$ yang meliputi pengembangan kelembagaan perbankan
dan pasar modal$ pengembangan sistem perkreditan serta pembinaan
dan penga3asan bank. 2ebijaksanaan-kebijaksanaan tersebut merupa-
kan kelanjutan dan penyempurnaan dari paket -5 8ktober !"##.
Paket ini telah memberikan kemudahan pendirian bank dan kantor
'abang baru$ sehingga jumlah bank dan jaringan kantor 'abangnya
selama tiga tahun terakhir tumbuh dengan pesat. %i samping itu$
ke3ajiban bank-bank untuk memelihara 'adangan minimum
diturunkan dari !0 < menjadi - < . Hal ini juga telah meningkatkan
kemamlSuan bank-bank untuk melakukan ekspansi kredit dalam
jumlah yang besar.
(V)*!
&A(3) IV 1 9
R3A)I-A-I P3N63)UARAN P35(AN6UNAN &IDA9 &3R5A-U9 (AN&UAN PR:;39
53NURU& -39&:R DAN -U( -39&:R!
1988/89 1 1992/93
(miliar r%piah)
/khir Repelita V
No. Sektor)Sub Sektor Repelita (V !
(!"##)#" !"#")", !"",)"! !""!)"- !""-)"*
!. S9218R P9R1/N(/N %/N P9NG/(R/N 0-;$# 5,4$# 5"0$, "0,$! !.,5!$*
Sub Sektor Pertanian (4,4$* (0*;$* (0*5$" (;!5$* (0#,$-
Sub Sektor Pengairan . (!--$0 (!;#$0 (-05$! (**-$# (4"!$!
-. S9218R (N%+S1R( -*-$, !50$" -"!$5 -44$! !-!$;
Sub Sektor (ndustri (-*-$, (!50$" (-"!$5 . (-44$! (!-!$;
*. S9218R P9R1/6B/NG/N %/N 9N9RG( !55$4 !*-$5 4,;$4 45"$0 ;5!$5
Sub Sektor Pertambangan (0$0 (0$, (!*$* (-*$4 (-"$5
Sub Sektor 9nergi (!5!$" (!-5$5 (*"*$! (40;$! (;4-$,
4. S9218R P9RH+B+NG/N %/N P/R(7(S/1/ 0#;$4 #*-$0 !.5;5$0 -.4,*$5 *.!4"$4
Sub Sektor Prasarana >alan (*-5$- (;,-$, (!.4,5$0

(!."4!$! (-.04*$!
Sub Sektor Perhubungan %arat (05$* (5,$, (!,5$! (!44$, (!#;$#
Sub Sektor Perhubungan @aut (4;$0 (*4$; ("4$! (!*!$, (!00$#
Sub Sektor Perhubungan +dara (!4;$" (!!!$, (!-#$0 (!44$# (-,0$5
Sub Sektor Pos dan 1elekomunikasi (-$; (;$# (!;$- (-!$* (-#$!
Sub Sektor Pari3isata (0$" (#$! (!4$! (-!$0 (-"$"
0.
S9218R P9R%/G/NG/N %/N 28P9R/S( !5#$" -#!$! 0,$# 4*!$, #"$-
Sub Sektor Perdagangan (!;"$; (-;5$; (*,$# (4,!$# (0,$!
Sub Sektor 2operasi ("$* (!*$0 (-,$, (-"$- (*"$!
;.
S9218R 19N/G/ 29R>/ %/N 1R/NS6(GR/S( !;5$" !"#$5 4#"$- ;*0$* #40$;
Sub Sektor 1enaga 2erja (--$# (-"$* (4#$- (#,$- (!,*$5
Sub Sektor 1renamigrasi (!40$! (!;"$4 (44!$, (000$! (54!$"
(V)*-
+Lan3u"an Ta!el #$ ) &.
(V)*- a
+Lan3u"an Ta!el #$ ) &.
!4.
S9218R P9N9R/NG/N$ P9RS %/N 286+
N(2/S( S8S(/@ !4$, --$; *0$5 4;$; ;-$5
Sub Sektor Penerangan$ Pers dan
2omunikasi Sosial (!4$, (--$; (*0$5
(4;$; (;-$5
!0.
S9218R (@6+ P9NG91/H+/N$192N8@8G(
%/N P9N9@(1(/N !4"$! !*,$0 !""$; --,$; *,,$4
Sub Sektor Pengembangan (lmu Penge-
tahuan dan 1eknologi (50$0 (50$;
(0*$# (54$! ("!$,
Sub Sektor Penelitian (5*$; (04$" (!40$# (!4;$0 (-,"$4
!;.
S9218R /P/R/1+R P969R(N1/H
!4"$- !,!$; !4#$, -*-$4 *-0$4
Sub Sektor /paratur Pemerintah (!4"$- (!,!$; (!4#$, (-*-$4
(*-0$4
!5.
S9218R P9NG96B/NG/N %+N(/ +S/H/
-0$4 -,0$# -*4$4 -"4$4 !5*$0
Sub Sektor Pengembangan %unia +saha (-0$4 (-,0$#
(-*4$4 (-"4$4 (!5*$0
!#. S9218R S+6B9R /@/6 %/N @(NG2+NG/N
- - - - -
H(%+P "-$; -04$! -!,$- -##$0 *-#$"
Sub Sektor Sumber /lam dan @ing-
2ungan Hidup ("-$; (-04$!
(-!,$- (-##$0 (*-#$"
./%/NG/N /NGG/R/N P96B/NG+N/N
- - -.,,,$, !.0,,$,
-
>umlah
4.*,,$5 0.4!-$- !,."44$- !-."!#$0 !*."*,$#
! /ngka diperbaiki
(V)**
TABEL #$ - 18
REAL#5A5# BANTUAN PRO6EK MENURUT 5EKTOR DAN 5UB 5EKTOR,
1&''('& - 1&&2(&*
+Miliar ru,ia-.
Sektor / Sub Sektor
Akhi r
Repel i ta l V
Repelita V
1)
(1988/89) 1989/90 1990/91 1991/92 1992/93
1.
SEKTOR ERTA!" A! #A! E!$A" RA! 1.08%&2 1.31'&(
1.)12&9 1.%(3&0 2.1(8&9
Sub Sektor erta*ia* ((83&2)
(1.008&() (99(&%) (1.1'0&0) (1.)(3&8)
Sub Sektor e*+aira* ('0'&0) (33(&0) ()1(&2) ((23&0) ((0)&1)
2. SEKTOR " !#,STR" 21'&8 223&9
2))&' 300&' ''8&(
Sub Sektor "*-u.tri
(21'&8) (223&9) (/))&') (300&')
(''8&()
3. SEKTOR ERTA01A!$A! #A! E!ER$" 1.89(&0 1.28'&(
1.'(%&9 1.983&8 2.((1&2
Sub Sektor erta2ba*+a*
(112&() (1)&() (1)3&%) (1))&8) (2(0&S)
Sub Sekt or E*er+i (1.%83&') (1.2(9&0) (1.31'&2) (1.830&0) (2.'00&')
'. SEKTOR ER3,1,!$A! #A! AR" 4" SATA 1.'2'&1 2.1%3&)
1.9%)&8 1.)0(&% 1.31%&8
Sub Sektor ra.ara*a 5ala* (%19&%)
(%)%&))
(90819)
())3&%) (2%3&2)
Sub Sektor erhubu*+a* #arat (190&2) ('91&9) ('80&0) (2)3&0) (281&1)
Sub Sektor erhubu*+a* 6aut (19(&S) (2(0&1) (182&0) (2)0&0) (280& ")
Sub Sektor ehubu*+a* ,-ara (10(&8) (''(.3) (3((&') (300&0) (333&8)
Sub Sektor o. -a* Teleko2u*ika.i (90&)) ( 21%0) (98&)) (1)0&0) (%92&9)
Sub Sektor ari7i.ata (20&1) b) (8) (8) (2(.%)
). SEKTOR ER#A$A!$A! #A! KOERAS" 13)&% 133&' 1'8&2 1'8&1
2'9&2
Sub Sektor eer-a+a*+a*
( 229) (23&() (11&3) (11&3) ())&3)
Sub Sektor Kopera.i (112&1) (109&S) (13(&9) (" 3(&8) (193&9)
9. SEKTOR TE!A$A KER5A #A! TRA!S0" $RAS" 9%&9 82&)
90&) 83&1 )1&%
Sub Sektor Te*a+a Ker : a
(30&0) ( -k2) (18&9) ((&0) (31&0)
Sub Sektor Tra*.2i+ra.i ((%&9) (3(&3) (%1&() (%%&1) (20&%)
(6a*:uta* Tabel "V ; 10)
(V)*4 a
(V)*0
Peningkatan pemberian kredit perbankan yang pesat
merupakan salah satu &aktor penting yang menyebabkan tingginya
laju pertumbuhan uang beredar selama dua tahun pertama Repe-
lita V. %i samping itu$ aliran dana masuk yang besar dari pinjaman
luar negeri (o&&shore borro3ing telah ikut pula menjadi &aktor
penyebab pesatnya pertumbuhan uang beredar. Pinjaman luar negeri
meningkat pesat setelah pagu pinjaman luar negeri perbankan
dihapuskan pada bulan 6aret !"#". 2edua &aktor tersebut telah ikut
mendorong peningkatan in=estasi dalam negeri.
>umlah uang beredar dan kredit tumbuh dengan 'epat selama
tahun !"#")",$ yaitu 6l sebesar 45$;<$ 6- sebesar 40$5<$ dan
kredit sebesar 0*$#<. Pertumbuhan uang beredar dan kredit
tersebut$ di satu sisi mendorong produksi$ namun di sisi lain
meningkatkan pula tekanan in&lasi setelah tahun !"#")",. 2ondisi ini
telah menyebabkan suhu perekonomian (ndonesia memanas
(o=erheated. 8leh karena itu$ usaha penanggulangan laju in&lasi
mendapat prioritas utama dalam periode tahun !"",)"! dan !""!)"-.
Perbandingan antara tingkat kenaikan harga dengan tingkat
pertambahan jumlah uang beredar dapat dilihat pada 1abel (V-!-.
2ebijaksanaan moneter yang berhati-hati dengan mengetatkan
pertambahan jumlah uang beredar untuk mengendalikan tingkat
in&lasi dilaksanakan sejak pertengahan tahun !"",. +paya pengetatan
dilakukan terutama melalui operasi pasar terbuka dengan
meningkatkan jumlah penjualan SB(. %i samping itu melalui Paket
2ebijaksanaan >anuari !"", kredit likuiditas Bank (ndonesia semakin
dikurangi sehingga memperketat pula keadaan moneter di dalam
negeri.
6elalui Paket 2ebijaksanaan Debruari !""! telah pula diambil
langkah penting untuk mendorong perkembangan perbankan nasional
ke arah yang lebih sehat$ e&isien$ tangguh$ dan mampu bersaing pada
tingkat internasional. 2ebijaksanaan tersebut$ khususnya yang
berkaitan dengan ketentuan ke3ajiban penyediaan modal minimum
(2P66 dan nisbah pinjaman terhadap simpanan (NP1S$
(V)*;
bersama-sama paket kebijaksanaan >anuari !"", telah mendorong
bank melakukan usaha konsolidasi guna memperbaiki struktur
keuangan$ manajemen$ strategi$ dan pola operasionalnya sesuai
dengan prinsip kehati-hatian. Beberapa langkah tersebut di atas
melambatkan laju pertumbuhan kredit perbankan dan likuiditas
perekonomian selama tahun !""! )"-.
+saha mengatasi tekanan in&lasi juga dilakukan se'ara
bersama-sama dan saling menunjang dengan langkah kebijaksanaan
di sektor lain. %i sektor riil$ upaya tersebut dilakukan dengan
memperlan'ar arus barang dan jasa melalui paket deregulasi di
bidang tata niaga barang-barang penting. %i bidang &iskal$ sejak
bulan 8ktober !"", diberlakukan ketentuan pagu rekening 2antor
Perbendaharaan dan 2as Negara (2P2N pada bank-bank agar
segera mentrans&er hasil pemungutan pajak ke Bank (ndonesia.
Pengenaan pagu tersebut dilakukan se'ara bertahap sampai dengan
bulan >anuari !""!. %i samping itu$ kebijaksanaan &iskal yang
berhati-hati ditempuh pula melalui pembentukan 'adangan anggaran
pembangunan (./P selama tahun !"",)"! dan !""!)"-.
Selain itu pada bulan September !""! dibentuk 1im P2@N
(Pinjaman 2omersial @uar Negeri yang ditugaskan untuk
mengkoordinasikan pinjaman komersial luar negeri khususnya yang
dilakukan oleh s3asta dan Badan +saha 6ilik Negara (B+6N.
Pinjaman komersial luar negeri yang terus meningkat beberapa tahun
terakhir$ dalam jangka pendek memperkuat 'adangan
.
de=isa$ namun
dalam jangka menengah)panjang dapat memberatkan nera'a
pembayaran yaitu pada 3aktu pengembaliannya. 8leh karena itu
diperlukan pengaturan yang terpadu agar kesimpangsiuran dalam
memasuki pasar modal internasional dapat dihindarkan. Selain itu$
beban pembayaran pinjaman luar negeri dapat dipertahankan dalam
batas kemampuan perekonomian (ndonesia.
Hasil dari upaya-upaya pendinginan suhu ekonomi telah mulai
terlihat pada tahun !""! dan semakin terasa lagi pada tahun !""-$
yaitu dengan membaiknya nera'a pembayaran$ dan menurunnya laju
(V)*5
in&lasi yaitu dari !, < pada tahun !""! menjadi sebesar 0 < pada
tahun !""-. 2eberhasilan ini ternyata di pihak lain telah
menyebabkan lonjakan suku bunga di dalam negeri. +paya
pendinginan suhu ekonomi melalui pengetatan jumlah uang beredar
telah mendorong perbankan berlomba meningkatkan suku bunga
simpanan$ yang selanjutnya diikuti oleh naiknya suku bunga kredit.
%engan tetap berpegang pada kebijaksanaan moneter yang
berhati-hati$ sejak pertengahan tahun !""! keketatan moneter
dilonggarkan. Hal tersebut dilakukan dengan meningkatkan
kelu3esan dalam pengendalian likuiditas bank-bank serta se'ara
bertahap menurunkan tingkat diskonto alat-alat moneter. 2elu3esan
dalam pengendalian likuiditas bank-bank dilakukan antara lain
melalui pembelian surat berharga pasar uang (SBP+ yang semula
terhenti$ termasuk pembelian SBP+ yang berjangka 3aktu sampai
dengan satu tahun. Pembelian SBP+ diutamakan dari bank-bank
yang mengalami kesulitan likuiditas.
+saha penurunan suku bunga dilakukan untuk men'apai
tingkat suku bunga yang 3ajar$ yaitu yang dapat mendorong kegiatan
in=estasi melalui pemberian kredit tanpa mengurangi hasrat
masyarakat untuk menabung. +paya ini dilakukan dengan tetap
mempertimbangkan berbagai &aktor seperti perkembangan suku
bunga luar negeri$ tingkat pajak atas bunga deposito$ laju in&lasi$ dan
tingkat depresiasi rupiah. %alam kaitan ini$ penurunan suku bunga
diupayakan untuk tidak terlalu besar dan terlalu 'epat agar tidak
mengakibatkan terjadinya pelarian modal ke luar negeri.
Selama tahun !""-)"*$ kebijaksanaan penurunan suku bunga
dijalankan melalui penurunan tingkat diskonto serti&ikat Bank
(ndonesia (SB( dan surat berharga pasar uang (SBP+ yang
men'apai 0$0-#$, angka persentase. Penurunan tingkat diskonto
instrumen moneter tersebut telah diikuti oleh penurunan suku bunga
deposito yang dita3arkan oleh bank-bank. Suku bunga rata-rata
untuk deposito berjangka 3aktu * bulan menurun dari -!$*<
menjadi !0$5<. Namun demikian$ suku bunga kredit belum
(V)*#
menunjukkan penurunan yang sebanding sehingga masih berada pada
tingkat yang relati& tinggi. +saha penurunan suku bunga kredit lebih
lanjut dilakukan dengan menghimbau bank-bank untuk memper'epat
konsolidasi dan terus membuka kesempatan bagi bank-bank untuk
menggunakan &asilitas SBP+ guna memenuhi kebut uhan
likuiditasnya.
Suku bunga rata-rata tertimbang untuk kredit modal kerja
(berjangka pendek hanya menurun dari -4$#< menjadi -!$5< dan
untuk kredit in=estasi menurun dari !"$- < menjadi !#$* < selama
tahun !""-)"*. Pada a3al 6aret !""*$ juga telah dilakukan
penurunan tingkat suku bunga sebesar - < bagi kredit program$ yaitu
kredit yang disubsidi. >enis-jenis kredit yang suku bunganya
diturunkan ialah 2redit +saha 1ani$ kredit untuk 2+%$ kredit untuk
anggota koperasi$ kredit untuk B+@8G$ dan kredit in=estasi.
%ari segi kelembagaan$ usaha untuk meningkatkan kee&ekti&an
kebijaksanaan moneter terus dilakukan terutama melalui
penyempurnaan mekanisme operasi pasar terbuka. Penyempurnaan
yang sedang dilakukan adalah mempersiapkan penerapan sistem
pelelangan yang bertumpu pada target kuantitas SB( yang akan
dijual$ atau yang disebut dengan Stop-out Rate (S8R$ sebagai
pengganti sistem pelelangan yang bertumpu pada target tingkat
diskonto SB($ atau yang disebut dengan .ut-o&& Rate (.8R yang
selama ini dipergunakan. %i samping itu$ pengembangan pasar uang
dan pasar =aluta asing (=alas di dalam negeri juga terus diusahakan$
antara lain dengan pemberian iEin operasi bagi beberapa perusahaan
pialang. %engan lebih banyak perusahaan pialang$ maka pasar uang
dan pasar =alas dapat semakin.e&isien.
-. Perkem!angan Uang Beredar dan 9ak"7r-:ak"7r
.
yang
Mem,engaru-inya
Selama tahun pertama dan tahun kedua Repelita V$ laju
pertumbuhan likuiditas perekonomian (6- mengalami kenaikan
yang 'ukup tinggi$ yaitu 40$5< pada tahun !"#")",$ dan -;$,<
(V)*"
pada tahun !"",)"!$ dibanding -*$"< pada tahun !"##)#". Per-
tumbuhan 6- yang tinggi tersebut sebagai akibat meningkatnya
kegiatan perekonomian dan pelayanan jasa perbankan$ terutama
perluasan jaringan kantor bank. %ilihat dari &aktor yang
mempengaruhi perubahan jumlah uang beredar$ sektor dalam negeri
memberikan pengaruh menambah yang 'ukup besar yaitu dari
kenaikan pemberian kredit perbankan sedangkan sektor keuangan
pemerintah memberikan pengaruh mengurang. Pengaruh mengurang
sektor keuangan$ pemerintah terutama disebabkan oleh meningkatnya
penerimaan pajak yang berkaitan dengan usaha ekstensi&ikasi dan
intensi&ikasi di bidang perpajakan. Selama tahun !"",)"! sektor luar
negeri memberikan pengaruh menambah 'ukup besar yang berasal
dari meningkatnya penerimaan ekspor migas karena terjadi kenaikan
harga minyak di pasaran dunia. 2ebijaksanaan uang ketat yang
dilakukan sejak pertengahan tahun !"", ter'ermin dari laju
pertumbuhan uang beredar (6! sebesar ;$4< selama tahun
!"",)"!$ yang berarti$ jauh lebih rendah dari 45$;< pada tahun
!"#")",. Perkembangan jumlah uang beredar (6- dan 6! ini dapat
dilihat pada 1abel.(V-!!.
2ebijaksanaan uang ketat semakin terasa dalam tahun !""!)"-
dengan pertumbuhan tahunan 6- yang sedikit melambat yaitu
-4$-<. Penurunan laju pertumbuhan 6- yang lebih tajam akan
terlihat apabila diukur dari pertumbuhan tahunan sebelum dan
sesudah bulan 6aret !""-. Pertumbuhan tahunan 6- sampai dengan
bulan Debruari !""- ter'atat hanya sekitar !5$,<. Pertumbuhan 6-
yang 'ukup tinggi pada periode 6aret !""! sampai dengan 6aret
!""- berkaitan erat dengan terjadinya penurunan tajam posisi 6-
pada bulan 6aret !""! yang disebabkan terjadinya pengalihan dana
deposito B+6N dalam jumlah besar ke SB(.
Sektor keuangan pemerintah selama tahun !""!)"-
memberikan pengaruh mengurang sebesar Rp -$4 triliun$ yang
merupakan surplus anggaran. Surplus anggaran ini selanjutnya
disimpan dalam pos .adangan /nggaran Pembangunan (./P untuk
menjamin tersedianya pembiayaan pembangunan pada tahun
(V)4,
TABEL #$ - 11
PERKEMBANGAN 0UMLA; UANG BEREDAR,
1&''('& - 1&&2(&*
+miliar ru,ia-.
! /ngka diperbaiki
- 1erhadap tahun sebelumnya
TABEL #$ - 12
PERBAND#NGAN ANTARA T#NGKAT KENAB<AN ;ARGA
DENOAN T#NOKAT PERTAMBA;AN 0UMLA; UANG BEREDA
1&''('& ) 1&&2(&*
! /ngka diperbaiki
- 1erhadap tahun sebelumnya
(V)4!
selanjutnya. Sementara itu$ akti=a dalam negeri lainnya (bersih
memberikan pengaruh mengurang sebesar Rp -$0 triliun yang
terutama berasal dari peningkatan modal bank-bank. Sektor luar negeri
memberikan pengaruh menambah yang semakin besar$ yaitu sebesar
Rp *$0 triliun dibandingkan dengan Rp -$* triliun pada tahun
sebelumnya. Pengaruh menambah tersebut terutama terjadi pada dua
tri3ulan terakhir yang berasal dari surplus nera'a pembayaran
sebagai akibat peningkatan aliran masuk modal s3asta bukan bank
yang sebagian besar berupa pinjaman luar negeri. Sebaliknya$ aliran
modal dari luar negeri dalam bentuk pinjaman komersial yang
dilakukan oleh bank-bank mengalami penurunan yang sangat berarti.
Hal tersebut berkaitan dengan kebijaksanaan pengelolaan pinjaman
komersial luar negeri yang sedang dilaksanakan.
2ebijaksanaan untuk melonggarkan uang ketat dilaksanakan
se'ara berhati-hati$ seperti ter'ermin dari pertumbuhan 6! sebesar
!0$"< pada tahun !""!)"- dan !-$,< pada tahun !""-)"*. Selain
itu laju pertumbuhan likuiditas perekonomian (6- juga terus
menurun sehingga men'apai --$-< selama tahun !""-)"*.
Pertambahan likuiditas perekonomian lebih banyak berasal dari
sektor luar negeri dibanding dengan sektor dalam negeri. Pada akti=a
luar negeri bersih terjadi peningkatan sebesar Rp "$5 triliun dalam
tahun !""-)"*$ jauh lebih besar dibandingkan dengan Rp *$0 triliun
pada tahun sebelumnya. Pertambahan ini merupakan surplus nera'a
pembayaran yang terutama berasal dari peningkatan arus modal
masuk bersih sektor s3asta di samping membaiknya transaksi
berjalan. Sedangkan pertambahan akti=a dalam negeri turun.menjadi
Rp !-$; trilFiun pada tahun !""-)"*$ karena tagihan kepada
perusahaan s3asta dan perorangan$ yang merupakan komponen
terbesar hanya memberi pengaruh menambah sebesar Rp !*$-
triliun$ lebih rendah dibanding Rp !"$; triliun pada tahun !""!)"-.
Rin'ian lebih lanjut tentang sebab-sebab perubahan jumlah uang
beredar dapat dilihat pada 1abel (V-!*.
Perkembangan komposisi uang beredar selama 4 tahun
pelaksanaan Repelita V menunjukkan peningkatan pangsa uang kuasi
(V)4-
TABEL #$ - 1*
5EBAB-5EBAB PERUBA;AN 0UMLA; UANG BEREDAR,
1&''('& - 1&&2(&*
+miliar ru,ia!.
/khir
Repelita V
No. +raian Repelita (V
!
(!"##)#" !"#")", !"",)"! !""!)"- !""-)"*
!.
S9218R /21(V/ @+/R N9G9R( -!5" -5!- -.-55 *.4;- ".5!0
-. S9218R P969R(N1/H
-!-, -#0 -4.#!# --.4,5 -;-
*. S9218R 29G(/1/N P9R+S/H//N
!!."*! -".;;5 .
-".545
-!.!0" !*.-;,
- 1agihan pada @embaga)
Perusahaan Pemerintah
(!. -!*
(!.!," (!.0,* (!.0!- (0*
- 1agihan pada Perusahaan
S3asta dan Perorangan
(!,.5!# (-#.00# (*!.-0,
(!".;45 (!*.-,5
4. /21(V/ @/(NNA/ (B9RS(H
-*.!-0 -#.;5! -!,.44" --.04- -04#
0. @(2+(%(1/S P9R928N86(/N (6- #.0,5 -,.!""
!;.505 !".;5- --.*;0
>+6@/H +/NG B9R9%/R (6l
-.*#* 5.!4; !.4!0 *.54# *.-54
(+ang 2artal
(;#; (!.--! (!.-4; (!.""" (!.-""
(+ang Girol
(!.;"5 (0."-0 (!;" (!.54" (!."50
+/NG 2+/S( ;.!-4
!*.,04 !0.*4- !0."-4 !".,"!
! /ngka diperbaiki
(V)4*
dan pangsa uang giral. >ika pada tahun !"##)#" perbandingan pangsa
6! dan uang kuasi masing-masing *4< dan ;;<$ maka pada tahun
!""-) "* menj adi -0 < dan 50 < . %emikian juga dengan
perbandingan pangsa uang kartal dan uang giral dari 44 < dan 0;<
menjadi 4, < dan ;, < dalam periode yang sama. Perkembangan ini
men'erminkan &ungsi intermediasi dari lembaga keuangan yang
semakin meningkat.
*. Perkem!angan Dana Per!ankan
Selama periode !"##)#"-!""-)"* dana perbankan yang terdiri
atas giro$ deposito berjangka$ dan tabungan baik dalam rupiah
maupun =aluta asing$ telah meningkat dari Rp *"$0 triliun pada
tahun !"##)#" menjadi Rp !!5$; triliun pada tahun !""-)"* atau
rata-rata tumbuh *!$4< per tahun. Perkembangan tabungan
menunjukkan pertumbuhan rata-rata per tahun yang terbesar$ yaitu
#*$#<$ sedangkan deposito dan giro masing-masing meningkat
dengan rata-rata -4$# < dan -4$- <. Perkembangan =olume tabungan
tersebut didorong oleh semakin banyak skim-skim tabungan yang
dita3arkan perbankan dengan tingkat suku bunga$ yang relati& tinggi.
Selama pelaksanaan Repelita V$ peranan tabungan terhadap dana
yang berhasil dihimpun meningkat pesat dari ;$* < pada tahun
!"##)#" menjadi -4$ ! < pada tahun !""-)"*. Sementara itu$ peranan
deposito menurun dari ;5$,< menjadi 04$;<. Penurunan ini antara
lain disebabkan meningkatnya minat masyarakat terhadap tabungan
dan berkembangnya alternati& in=estasi surat berharga$ saham$ dan
obligasi. Giro yang dihimpun oleh perbankan meningkat dari
Rp !,$0 triliun pada akhir tahun !"##)#" menjadi Rp -0$, triliun
pada akhir tahun !""-)"*. Posisi giro rupiah men'apai Rp -,$,
triliun sedangkan giro =aluta asing sebesar Rp 0$, triliun sampai
dengan akhir 6aret !""*. Perkembangan dana perbankan tersebut
dapat dilihat pada 1abel (V-!4.
Selama. periode !"#")", sampai dengan !""-)"*
perkembangan deposito berjangka rupiah dan =aluta asing meningkat
dari Rp -;$0 triliun pada tahun !"##)#" menjadi Rp ;4$- triliun
(V)44
TABEL #$ - 1%
1.
PERKEMBANGAN DANA PERBANKAN
DALAM RUP# A; DAN $ALUTA A5# NG,
1&''('& - 1&&2(&*
+miliar ru,ia-.
/khir Repelita V
No. +raian Repelita (V -
(!"##)#" !"#")", !"",)"! !""!)"- !""-)"*
*
!. Giro !,.04* !0."5# !5."4" -!.4-# -0.,55
4
-. %eposito -;.454 *;.*0, 4".#4, 0;.#!- ;4.-!;
0
*. 1abungan -.4#0 ;.#;4 ".5-- !5.45! -#.*4*
>umlah *".0,* 0".!"- 55.0!! "0.5!! !!5.;*;
;
2enaikan #.0** !".;#" !#.*!" !#.-,, -!."-0
(< -5$; 4"$# *,$" -*$0 --$"
! 1erdiri atas dana bank-bank umum$ bank pembangunan dan bank-bank tabungan serta
termasuk dana milik Pemerintah Pusat dan bukan penduduk.
- /ngka diperbaiki
* 1ermasuk giro =aluta asing.
4 1erdiri atas deposito berjangka rupiah dan =aluta asing$ serta termasuk serti&ikat
deposito.
0 1erdiri atas 1abanas)1aska dan tabungan lainnya seperti setoran 8ngkos Naik Haji (8NH
; 1erhadap tahun sebelumnya.
(V)40
pada tahun !""-)"*. %eposito berjangka rupiah men'apai Rp 4-$0
triliun dan deposito berjangka =aluta asing sebesar Rp -!$5 triliun
pada tahun !""-)"*. %ilihat dari jangka 3aktunya$ pangsa deposito
berjangka 3aktu panjang mengalami penurunan. Pangsa deposito
berjangka rupiah -4 bulan terhadap total deposito berjangka rupiah
yang semula 5$#< pada akhir tahun !"#")", menurun menjadi !$-<
pada akhir tahun !""-)"*. %emikian pula halnya pangsa deposito
berjangka rupiah !- bulan dari *;$5< menurun menjadi -;$#<.
Sedangkan pangsa deposito berjangka rupiah ! bulan dan ; bulan
pada periode yang sama mengalami kenaikan yang 'ukup besar
masing-masing dari !;$* < dan !"$- < menjadi -,$4 < dan -0$- <. Hal
tersebut menunjukkan bergesernya pre&erensi masyarakat terhadap
deposito berjangka dari berjangka.3aktu panjang kepada berjangka
3aktu pendek. Perubahan pre&erensi ini antara lain disebabkan oleh
pena3aran suku bunga deposito jangka pendek lebih menarik. Sementara
itu$ jumlah serti&ikat deposito dalam peredaran menunjukkan penurunan
selama tahun !""-)"* menjadi Rp #4# miliar dari Rp !$- triliun pada
tahun !""!)"-. Penurunan tersebut akibat makin bertambahnya skim
simpanan yang dita3arkan bank-bank dengan persyaratan yang lebih
menarik bagi pemilik dana. Perkembangan deposito berjangka dan
serti&ikat deposito se'ara terin'i dapat dilihat pada 1abel (V-!0 dan 1abel
(V-!5.
1abungan yang diklasi&ikasikan menjadi tabungan yang dapat ditarik
se3aktu-3aktu$ tabungan berjangka dan tabungan lainnya dalam periode
!"#")",-!""-)"* menunjukkan peningkatan pesat. %alam periode ini
nilai tabungan meningkat dari Rp -$0 triliun pada tahun !"##)#" menjadi
Rp -#$* triliun pada tahun !""-)"*. %alam periode yang sama$ jumlah
buku penabung meningkat dari --$5 juta buku menjadi *#$# juta buku.
Perkembangan tabungan perbankan ini dapat dilihat pada 1abel (V-!;.
(V)4;
1/B9@ (V - !0
!
P9R296B/NG/N %9P8S( 18 B9R> /NG2/ R+P( /H P9RB/N2/N
69N+R+1 >/NG2/ 7/21+$
!"##)#" - !""-)"*
(miliar rupiah
/khir Repelita V
No. +raian Repelita (V -
(!"##)#" !"#")", !"",)"! !""!)"- !""-)"*
*
!. ! Bulan *.05# 4.050 ".0;" ".;,, #.;;4
-. * Bulan 4.5-* 0.!!; 5.,0- #."*! ".;,0
*. ; Bulan *.,!" 0.*#! 0.#-! #.;,0 !,.;#-
4. !- Bulan 5.--5 !,.-", #.!55 ".-!5 !!.*#,
0. -4 Bulan -.,5! -.!55 #!4 "!, 0,!
;. @ainnya *;0 4", -.*!5 !.;-5 !.;--
>umlah -,."#4 -#.,-" **.50, *#.#",
4-.40*
4
5. Perubahnn >u mlah 4.*-# 5.,40 0.5-! 0.!4, *.0;*
( <
-;$, **$; -,$4 !0$-
"$-
! 1ermasuk dana milik Pemerintah Pusat dan bukan penduduk serta serti&ikat deposito
- /ngka diperbaiki
* 1ermasuk deposito yang sudah jatuh 3aktu.
4 1erhadap tahun sebelumnya.
IV/"
TABEL IV - 1+
PERKEMBANGAN TABUNGAN MAS*ARAKAT DI PERBANKAN,
1988189 - 199)193
/khir Repelita V
+raian Satuan Repelita (V !
(!"##)#" !"#")", !"",)"! !""!)"- !""-)"*
>+6@/H 1/B+NG/N
Penabung
ribu --.;;; -5.-,; *,.;*5 *4.05, *#.#4*
pertumbuhan (< !,$" -,$, !-$; !-$# !-$4
Posisi miliar Rp. -.4#0 ;.#;4 ".5-- !5.45! -#.*4*
pertumbuhan (< *0$4 !5;$- 4!$; 5"$5 ;-$-
! /ngka diperbaiki
TABEL IV - 1,
1'
PERKEMBANGAN SERTI(IKAT DEPOSITO BANK,
1988/89 - 199)/93
(m!"# #$%"&'
/khir Repelita V
No. +raian Repelita (V - - - - -
(!"##)#" !"#")", !"",)"! !""!
)"-
!""-)"*
!. Penjualan
#,, 0-5 !.*#- ;.*4,
-."45
-. Pelunasan #5, 0," !.!!# 0.0-"
*.*44
*. %alam Peredaran !0- !5, 4*4 !.-40
#4#
! 1ermasuk serti&ikat deposito antar-bank
- /ngka diperbaiki
(V)4#
4. Perkreditan
a. 2ebijaksanaan Perkreditan
Penyempurnaan sistem perkreditan seperti yang diatur dalam
Paket >anuari !"", merupakan kebijaksanaan perkreditan terpenting
selama empat tahun pelaksanaan Repelita V. %alam paket ini peranan
kredit likuiditas Bank (ndonesia (2@B( se'ara bertahap dikurangi dan
hanya disediakan untuk mendukung usaha pelestarian
s3asembada pangan$ pengembangan koperasi dan peningkatan
in=estasi. %engan adanya penyederhanaan ini$ skim kredit yang
ditunjang dengan 2@B( yang semula berjumlah -* jenis dikurangi
menjadi hanya 4 jenis.
+ntuk menunjang upaya pelestarian s3asembada pangan dan
sekaligus meningkatkan pendapatan petani$ 2redit +saha 1ani
(2+1 diselenggarakan untuk membiayai intensi&ikasi padi)pala3ija.
%i samping itu$ 2+1 yang sebelumnya hanya dapat diberikan oleh
Bank Rakyat (ndonesia kini dapat pula diberikan oleh bank-bank
lain. Sementara itu$ pemberian kredit kepada koperasi terus
disempurnakan dan 50 < dana diperoleh dari 2@B(. Pengadaan
pangan dan gula oleh Badan +rusan @ogistik juga tetap disediakan
kredit yang seluruh dananya berasal dari 2@B(. Selain itu$ 2@B(
tetap disediakan untuk memenuhi sebagian kebutuhan dana guna
menunjang pemberian 2redit (n=estasi. 2eempat kredit program
tersebut dikenakan suku bunga !;<$ sesuai dengan suku bunga pasar
pada 3aktu paket kebijaksanaan ini diumumkan.
%alam rangka menurunkan tingkat suku bunga kredit$ maka
sejak ! 6aret !""*$ suku bunga kredit program diturunkan antara
lain untuk 2+1$ kredit kepada 2+%$ dan kredit untuk anggota
koperasi diturunkan dari masing-masing !;<$ !#<$ dan !#<
menjadi masing-masing sebesar !4<$ !;< dan !;<$ sedangkan
suku bunga kredit untuk B+@8G diturunkan dari !#< menjadi
!;<. Selanjutnya untuk kredit in=estasi$ bunganya ditetapkan oleh
masing-masing bank menurut ke'enderungan pasar. +ntuk 2@B(
(V)4"
yang men'apai !, < --, < dari nilai kredit in=estasi$ suku bunga
2@B( ditetapkan sebesar !4 < $ sedangkan suku bunga kredit
ditentukan oleh bank.
%alam rangka pengembangan usaha ke'il$ pangsa 2redit
+saha 2e'il (2+2 ditentukan sekurang-kurangnya -,< dari kredit
yang diberikan oleh setiap bank. 2+2 diberikan untuk membiayai
usaha yang produkti& dan 2PR type 5, ke ba3ah$ dengan maksimum
kredit kepada masing-masing debitur sebesar Rp -,, juta. %i
samping itu$ 2+2 dapat diberikan kepada usaha yang memiliki total
asset maksimum sebesar Rp ;,, juta$ tidak termasuk nilai rumah dan
tanah yang ditempati.
!. Perkem!angan Kredi" Per!ankan
Selama kurun 3aktu 4 tahun pelaksanaan Repelita V kredit
perbankan mengalami pertumbuhan rata-rata tahunan sebesar -,$4<
Pertumbuhan tertinggi terjadi pada tahun !"#")", yaitu sebesar
0*$#< . Selanjutnya selama tahun !"",)"! kredit perbankan
mengalami pertumbuhan lebih lambat yaitu sebesar 4,$*<
6elambatnya pertumbuhan kredit tersebut terutama pada pemberian
kredit dalam rupiah yaitu sebesar **$"< dibandingkan dengan
45$0< pada tahun sebelumnya.. Sementara itu dalam periode yang
sama$ pertumbuhan pemberian kredit dalam =aluta asing juga
menurun dari -,,$"< menjadi !!4$4<.
7alaupun telah dilakukan upaya pengurangan keketatan
moneter sejak /pril !""!$ pertambahan jumlah kredit perbankan
masih menunjukkan pertumbuhan yang melambat yaitu hanya
meningkat sebesar !;$! < selama tahun !""!)"- dibandingkan
0*$#< pada tahun !"#")", dan 4,$*< pada tahun !"",)"!.
6elambatnya pertumbuhan kredit tersebut selain sebagai dampak
pengendalian moneter yang berhati-hati yang dilakukan sejak
pertengahan tahun !"",$ juga berkaitan dengan usaha konsolidasi
bank-bank dalam rangka memenuhi ketentuan kehati-hatian di
(V)0,
bidang perbankan seperti pemenuhan ke3ajiban penyediaan modal
minimum (2P66 dan nisbah pinjaman terhadap simpanan (NP1S.
Sebagai hasil upaya pengurangan keketatan moneter selama
tahun !""-)"*$ suku bunga simpanan dan kredit telah menunjukkan
penurunan dengan tingkat bunga kredit turun lebih lambat.
Penurunan tingkat bunga kredit tersebut masih belum menggairahkan
ekspansi pemberian kredit$ yang ter'ermin dari pertumbuhannya
hanya sebesar 5$-< sehingga men'apai posisi Rp !-4$" triliun pada
akhir tahun !""-)"*. Pertumbuhan kredit dalam rupiah mengalami
penurunan dari !,$4< pada tahun !""!)"- menjadi 4$;< pada tahun
!""-)"*. Sementara itu pertumbuhan kredit dalam =aluta asing
menurun dari 0;$0 < menjadi -,$! < dalam periode yang sama.
Penurunan pemberian total kredit tersebut juga ter'ermin dari
perkembangan kredit menurut sektor perbankan. 2redit yang
diberikan oleh Bank Pemerintah$ sebagai pemberi kredit terbesar$
masih naik sebesar !!$#< 3alaupun sedikit lebih rendah daripada
tahun !""! )"- yang sebesar !-$"<. Pemberian kredit oleh bank
s3asta nasional menunjukkan penurunan tajam$ yaitu hanya tumbuh
!$!< dibanding !5$# < pada tahun sebelumnya. Pemberian kredit
likuiditas oleh Bank (ndonesia juga menunjukkan penurunan dari
Rp #-, miliar pada tahun !""!)"- menjadi Rp 500 miliar pada tahun
!""-)"*. Perkembangan kredit menurut sektor perbankan se'ara
terin'i disajikan pada 1abel (V-!#.
Perkembangan kredit menurut sektor ekonomi selama 4 tahun
pelaksanaan Repelita V menunjukkan pemberian kredit kepada sektor
produksi (pertanian$ pert ambangan$ dan industri$ sekt or
perdagangan$ dan sektor jasa-jasa dan lain-lain masing-masing
tumbuh dengan rata-rata per tahun -5$#<$ --$,< dan *0$,<.
Namun pada tahun !""-)"* kredit kepada sektor produksi tumbuh
lebih tinggi dibandingkan kepada sektor perdagangan dan sektor
jasa-jasa$ yaitu masing-masing -,$ ;<$ -$ ,< dan -*$ "<.
Pertumbuhan pemberian kredit kepada sektor perdagangan dan sektor
jasa jasa selama tahun !""-)"* jauh lebih rendah dibanding tahun
(V)0!
TABEL #$ - 1'
1.
PERKEMBANGAN KRED#T MENURUT 5EKTOR PERBANKAN,
1&''( '& - 1&&2(&*
+ mi l i ar " =,i a-.
No. +raian
/khir
Repelita (V
(!"##)#"
Repelita V
-
!"#")", !"",)"! !""!)"- !""-)"*
!. Bank (ndonesia
!.0#* ;"! 5-4 #-, 500
*
-.
Bank Pemerintah *,.-5, 4-.0#" 04.;"" ;!.50! ;".,;;
4
*.
Bank S3asta Nasional !-.;5" -4.4"# *#.!0* 44."-# 40.4,;
4. Bank /sing .ampuran !.""4 *.5#;
;.#*5 ".,;, ".;"0
>umlah 4;.0-; 5!.0;4
!,,.4!* !!;.00" !-4."--
0
Perubahan >umlah !!.440 -0.,*# -#.#4" !;.!4; #.*;*
(< *-$; 0*$# 4,$*
!;$! 5$-
! 2redit dalam rupiah maupun =aluta asing$ termasuk 2redit ln=estasi$ 2(2 dan 262P$ tetapi
tidak termasuk kredit antar-bank serta kredit kepada Pemerintah Pusat$ bukan penduduk dan
nilai la3an bantuan proyek.
- /ngka diperbaiki
* Sejak 6ei !"#" termasuk B1N.
4 1ermasuk Bank Pembangunan %aerah.
0 1erhadap tahun sebelumnya.
(V)0-
!""! )"-. Perkembangan kredit menurut sektor ekonomi dirin'i lebih
lanjut dalam 1abel (V-!".
Berbeda dengan pertumbuhan kredit keseluruhan$ realisasi
kredit in=estasi selama tahun !""-)"* menunjukkan kenaikan yang
lebih tinggi$ yaitu *-$5< dibanding -;$;< pada tahun sebelumnya.
Sektor perdagangan dan sektor perindustrian men'atat pertumbuhan
yang relati& tinggi$ yaitu 4*$#< dan *"$"<. Perkembangan realisasi
kredit in=estasi tersebut dapat dilihat pada 1abel (V--,.
/. 5uku Bunga
Suku bunga dalam negeri telah menunjukkan gejala meningkat
sejak pertengahan tahun !"",. Suku bunga menjadi semakin
meningkat$ terutama setelah bulan Debruari !""! karena adanya
pengalihan sebagian dana deposito sejumlah B+6N di bank
pemerintah ke dalam SB(. Suku bunga pasar uang antar bank
rata-rata tertimbang meningkat dari !,$#< pada bulan 6aret !"",
menjadi -!$0< pada bulan %esember !"", dan melonjak menjadi
-5$,< pada bulan 6aret !""!. %alam periode yang sama$ suku
bunga rata-rata tertimbang deposito berjan4a rupiah ; bulan juga
meningkat$ dari !;$"< menjadi !"$#< dan -*$0< pada akhir 6aret
!""!.
+ntuk menghindari semakin menurunnya gairah in=estasi
dunia usaha akibat suku bunga kredit yang tinggi$. sejak bulan /pril
!""! dilakukan upaya pengurangan keketatan moneter. 1ingkat
diskonto SB( diturunkan se'ara bertahap tetapi 'ukup tajam$
sehingga SB( ! bulan turun dari -*$;< pada bulan 6aret !""!
menjadi !#$,< pada bulan 6aret !""-. %emikian pula dalam
periode yang sama$ suku bunga SBP+ ! bulan diturunkan$ dari
-4$#< menjadi !#$0 < .
Penurunan tingkat diskonto alat-alat moneter yang disertai
kelu3esan dalam pengendalian uang primer telah dapat membantu
ter'iptanya kestabilan di pasar uang antarbank sehingga dapat
(V)0*
TABEL #$ - 1&
1.
PERKEMBANGAN KRED# T MENURUT 5EKTOR EKONOM# ,
1&''('& - 1&&2(&*
+miliar ru,ia-.
/khir Repelita V
No. +raian Repelita (V -
(!"##)#" !"#")", !"",)"! !""!)"- !""-)"*
*
!. Produksi -,.*#- -#."0, *".0#5 40.,4, 04.*-4
-. Perdagangan !4.;#5 --.#!4 -".0", *!.",5 *-.0*4
4
*. @ain-lain !!.405 !".#,, *!.-*; *".;!- *#.,;4
>umlah 4;.0-; 5!.0;4 !,,.4!* !!;.00" !-4."--
0
4. Perubahan >umlah !!.440 -0.,*# -#.#4" !;.!4; #.*;*
(< *-$; 0*$# 4,$* !;$! 5$-
! 2redit dalam rupiah maupun =aluta asing$ termasuk 2redit (n=estasi$ 2(2 dan 262P$
tidak termasuk kredit antar-bank serta kredit kepada Pemerintah Pusat$ bukan penduduk
dan nilai la3an bantuan proyek
- /ngka diperbaiki
* 1ermasuk sektor pertanian$ pertambangan$ dan perindustrian.
4 1ermasuk sektor jasa dan lain-lain.
0 1erhadap tahun sebelumnya.
(V)04
TABEL #$ ) 28
1.
PERKEMBANGAN REAL#5A5# KRED#T #N$E5TA5#
MENURUT 5EKTOR EKONOM#,
1&''( '& ) 1&&2(&*
+dal am mi li ar ru,ia-.
/khir Repelita V
No. +raian Repelita (V -
(!"##)#" !"#")"
,
!"",)"! !""!)"- !""-)"*
!. Pertanian -.;!, *.;-" 4.5-; 0.#;4 5.!;"
-. Perindustrian 4.5"! ;.;*" ".-,# !!.5#4 !;.4#"
*. Pertambangan *!* *-! *"! 44*
4*;
4. Perdagangan 0*; !.!!5 -.!"* -."!! 4.!#0
0. >asa jasa -.4#" *.5;5 0.-;5 ;.!"5 5."4;
;. @ain-lain !.,5! -,, 0,* !.,!!
!.-!*
>umlah !!.#!, !0.;5*
--.-## -#.-!, *5.4*#
*
5. Perubahan >umlah -.;,, *.#;* ;.;!0 0."-- ".--#
(< -#$- *-$5 4-$- -;$; *-$5
! 1idak termasuk 2(2$ 2( kepada Pemerintah Pusat dan nilai la3an =aluta asing
pinjaman in=estasi dalam rangka bantuan proyek.
- /ngka diperbaiki
* 1erhadap tahun sebelumnya.
(V)00
menurunkan suku bunga dana dan kredit perbankan. Suku bunga
deposito berjangka 3aktu ; bulan yang pada akhir 6aret !""!
men'apai -*$0< se'ara bertahap turun menjadi --$,< pada akhir
6aret !""- dan !;$* < pada akhir 6aret !""*. Penurunan suku
bunga kredit memerlukan tenggang 3aktu yang lebih lama karena
biaya yang harus ditanggung perbankan meningkat akibat bunga
deposito berjangka yang tinggi dan meningkatnya =olume kredit
ma'et. Perkembangan suku bunga rata-rata tertimbang 2redit 6odal
2erja (262 dan 2redit (n=estasi (2( yang pada bulan 6aret !""!
men'apai sekitar -;$5 < untuk 262 dan -*$- < untuk 2($ se'ara
perlahan-lahan telah menurun menjadi -4$;< dan !"$! < pada akhir
6aret !""-.
+ntuk mendorong penurunan suku bunga ke tingkat yang
3ajar$ dalam tahun !""-)"* Bank (ndonesia melanjutkan penurunan
tingkat diskonto SB( dan SBP+ serta memberikan peluang bagi
bank-bank untuk mendiskontokan SBP+ ke Bank (ndonesia. 1ingkat
diskonto SB( jangka 3aktu satu bulan diturunkan sebanyak 0$0<
se'ara bertahap sehingga menjadi !-$0<. 7alaupun demikian
tingkat diskonto SB( masih 'ukup menarik sebagai alternati&
penyimpanan kelebihan likuiditas perbankan seperti terlihat pada
=olume hasil lelang SB( (termasuk SB( khusus dari Rp -$4 triliun
pada akhir tahun !""!)"- menjadi Rp !;$* triliun pada akhir tahun
!""-)"*. Sementara itu dalam periode yang sama tingkat diskonto
SBP+ juga diturunkan$ misalnya SBP+ ! bulan dari !"$0< menjadi
!*$0< . Pembelian SBP+ menunjukkan peningkatan dari Rp -$;
triliun menjadi Rp *$" triliun. Sejalan dengan penurunan tingkat
diskonto SB( dan SBP+$$ suku bunga simpanan dan kredit juga
mengalami penurunan tetapi dengan tingkat penurunan yang berbeda$
yaitu suku bunga simpanan mengalami penurunan lebih 'epat
daripada suku bunga kredit. %alam tahun !""-)"* suku bunga
deposito jangka 3aktu * bulan turun dari -!$*< menjadi !0$5<$
sementara suku bunga kredit modal kerja menurun dari -4$#<
menjadi -!$5< dan suku bunga kredit in=estasi menurun dari !"$-<
menjadi !#$*< . Perkembangan suku bunga perbankan dan tingkat
diskonto alat-alat moneter tersebut dapat dilihat pada 1abel (V--!.
(V)0;
TABEL IV )1
1'
PERKEMBANGAN SUKU BUNGA,
1988/89 199)/93
/khir Repelita V
No. +raian Repelita (V
(!"##)#" !"#")", !"",)"! !""!)"- !""-)"*
-
!. Suku bunga %eposito Berjangka (<
* bulan !#$, !;$- -4$- -!$* !0$5
; bulan !"$- !;$" -*$0 --$, !;$*
!- bulan !#$# !5$# -,$, --$0 !5$5
-4 bulan !;$" !#$; -,$4 -,$5 !"$*
*
-. Suku bunga 2redit (<
2redit 6odal 2erja --$* -,$- -;$5 -4$# -!$5
2redit (n=estasi !"$; !#$# -*$- !"$- !#$*
*. 1ingknt %iskonto SB( (<
5 hari !*$# !,$- -,$- !5$, !!$0
! bulau !5$! !*$! -*$; !#$, !-$0
* bulan !*$" -4$5 !"$, !-$#
4. 1ingkat %iskonto SBP+ (<
5 hari !0$# !-$5 -4$# !#$0 !-$0
! bulan !5$; !4$, !"$0 !*$0
* bulan !4$# -,$0 !4$,
l Suku bunga)tingkat diskonto pada akhir periode
- Rata-rata tertimbang
* Rata-rata tertimbang untuk kredit non-prioritas
(V)05
D. PERBANKAN, LEMBAGA KEUANGAN LA#N, DAN
PA5AR MODAL
1. Per!ankan
Pada tanggal -5 8ktober !"## telah ditempuh kebijaksanaan
deregulasi di bidang perbankan$ yang antara lain memberikan
kemudahan dalam pemberian iEin pendirian bank s3asta nasional$
bank 'ampuran$ dan bank perkreditan rakyat (BPR$ serta
kantor-kantor 'abangnya. Selain itu$ untuk meningkatkan daya tahan
dan kesehatan bank$ telah dikeluarkan ketentuan mengenai batas
maksimum pemberian kredit kepada debitur dan debitur grup$
pengurus$ serta pemegang saham bank. 2etentuan tersebut
dimaksudkan agar bank-bank dapat memberikan pinjaman berdasar-
kan asas perkreditan yang sehat sehingga dapat mengurangi
kemungkinan timbulnya risiko.
Pengaruh paket 2ebijaksanaan 8ktober !"## yang besar
terhadap industri perbankan ter'ermin dari melonjaknya pertambahan
jumlah bank$ perluasan jaringan kantor bank$ peningkatan =olume
usaha$ dan semakin beragamnya jenis produk yang dita3arkan dalam
kegiatan pasar rupiah dan =aluta asing. >umlah bank dan kantor
'abangnya meningkat pesat dari 5.#!5 dan ".05, pada tahun !"##)#"
menjadi #.-*4 dan !!.5;# pada tahun !"",)"!.
Guna meningkatkan kesehatan perbankan melalui Paket
2ebijaksanaan Debruari !""! telah ditetapkan kebijaksanaan yang
bertalian dengan penyempurnaan penga3asan dan pembinaan
bank-bank. 2ebijaksanaan tersebut memuat 0 aspek pokok$ yaitu
aspek periEinan$ kepemilikan$ dan kepengurusanC aspek pedoman
operasional atas dasar prinsip kehati-hatianC aspek sistem pelaporanC
aspek tata 'ara penilaian tingkat kesehatan bank dan sanksi
pelanggarannyaC serta aspek &aktor penunjang yang diperlukan bagi
pengembangan usaha bank. %i bidang permodalan$ bank di3ajibkan
mempunyai modal minimum sebesar # < dari akti=a tertimbang
menurut risiko sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh Bank &or
(V)0#
(nternational Settlements (B(S. Pemenuhan modal tersebut dilakukan
se'ara bertahap$ yaitu 0 < sejak akhir 6aret !""-$ 5 < sejak akhir
6aret !""*$ dan # < mulai akhir %esember !""* nanti. %i samping itu$
juga dilakukan penyesuaian ketentuan tentang pembentukan
'adangan bagi akti=a yang diklasi&ikasikan guna menutup risiko
kemungkinan kerugian dari penanaman akti=a. Pedoman operasional
bank atas dasar prinsip kehati-hatian dimaksudkan untuk
menghindari risiko yang dapat timbul akibat meningkatnya kegiatan
usaha bank. Sebagai penjabaran prinsip tersebut telah disempurnakan
sistem penilaian tingkat kesehatan bank yang men'akup &aktor-&aktor
permodalan$ kualitas akti=a produkti&$ manajemen$ rentabilitas$ dan
likuiditas. %alam rangka peningkatan e&isiensi dan kelan'aran usaha
bank$ dilakukan pula upaya penyempurnaan berbagai &aktor
penunjang$ seperti ke3ajiban penyediaan dana bagi pengembangan
sumber daya manusia$ pendirian perusahaan pialang pasar uang
rupiah dan =aluta asing$ serta tata 'ara penggunaan %iskonto (.
+nt uk memperkuat kerangka pengat uran perbankan
sebagaimana telah diatur dalam beberapa paket tersebut di atas$
diperlukan suatu landasan hukum yang mampu menampung tuntutan
perkembangan jasa perbankan sekarang dan masa yangG akan
datang. Sehubtingan dengan hal tersebut$ telah disahkan
+ndang-+ndang No. 5 tahun !""- tentang Perbankan pada bulan
Debruari !""-. %alam undang-undang tersebut$ lembaga perbankan
disederhanakan menjadi dua jenis$ yaitu bank umum dan bank
perkreditan rakyat (BPR. %engan +ndang-undang tersebut$
kerangka peraturan perbankan nasional yang semula mengarah ke
spesialisasi berubah ke arah kegiatan perbankan yang lebih luas.
Bank umum dapat se'ara leluasa mengkhususkan diri pada kegiatan
tertentu sesuai dengan keahlian dan bidang usaha yang ingin
dikembangkan$ seperti melaksanakan kegiatan pembiayaan jangka
panjang$ pengembangan koperasi$ pengembangan golongan ekonomi
lemah)pengusaha ke'il$ pengembangan ekspor non migas$ dan
pengembangan pembangunan perumahan. Selain itu$ bank umum
dapat melakukan emisi saham melalui Bursa 9&ek (ndonesia dan
khusus bagi bank umum milik negara emisi saham hanya dapat
dilakukan tanpa mengakibatkan perubahan atas mayoritas kepe-
milikan saham oleh negara. 2egiatan usaha lain yang dapat dilakukan
adalah menyediakan pembiayaan bagi nasabah berdasarkan prinsip
bagi hasil. Sementara itu$ BPR diarahkan untuk mendukung
pembangunan 3ilayah pedesaan serta pelayanan golongan ekonomi
lemah)pengusaha ke'il.
Perkembangan jumlah bank hingga akhir tahun !""- men'apai
#.5-# buah$ yang terdiri dari -,# bank umum$ !.-*" BPR bukan
pedesaan$ dan 5.-#! BPR pedesaan. Sedangkan jumlah kantor
'abang bank men'apai !-."-5 buah$ yang terdiri dari 4.4,5 kantor
'abang bank umum dan #.0-, kantor BPR.
2. Lem!aga Keuangan Lain
@embaga keuangan lain$ yang terdiri dari @embaga 2euangan
Bukan Bank (@2BB$ lembaga pembiayaan$ asuransi$ dana pensiun$
dan pegadaian merupakan salah satu sumber pembiayaan in=estasi
yang mempunyai peranan 'ukup penting di samping perbankan.
Selama kurun 3aktu 4 tahun pelaksanaan Repelita V$ dalam upaya
mengembangkan kegiatan lembaga keuangan di luar perbankan telah
dikeluarkan berbagai ketentuan antara lain menyangkut perubahan
status @2BB untuk menjadi bank atau perusahaan sekuritas yang
dituangkan dalam +ndang-+ndang No. 5 1ahun !""-. Selama
periode !"#")",-!""!)"- jumlah @2BB tidak mengalami perubahan
yaitu !* @2BB yang t erdi ri dar i * jeni s pembi ayaan
pembangunan$ " jenis pembiayaan in=estasi dan ! jenis pembiayaan
perumahan dengan jumlah kantor sebanyak -!. %ari !* @2BB
tersebut berhasil dihimpun dana. masyarakat melalui penerbitan surat
berharga sebesar Rp *$# triliun pada tahun !"#")", dan meningkat
menjadi Rp 4$- triliun dalam tahun !""!)"- sedangkan jumlah akti=a
meningkat dari Rp 4$! triliun menjadi Rp 0 triliun dalam periode
yang sama. %engan diberlakukannya +ndang-+ndang No. 5 tahun
!""- tentang Perbankan$ !- dari !* @2BB yang ada telah
menyesuaikan usahanya menjadi bank dalam tahun !""-)"*.
Sementara itu$ satu @2BB telah menyesuaikan usahanya menjadi
perusahaan pembiayaan (modal =entura.
(V);,
Perusahaan pembiayaan yang terdiri dari se3a guna usaha
(leasing$ pembiayaan konsumen$ anjak piutang$ modal =entura$
usaha kartu kredit dan perdagangan surat berharga dalam tahun !""-
telah meningkat menjadi !4; perusahaan dibandingkan dengan !,-
perusahaan pada tahun !"",. Perusahaan pembiayaan tersebut
meliputi !,! perusahaan s3asta nasional$ 44 perusahaan patungan dan !
perusahaan milik negara.
%alam rangka memberikan landasan hukum yang pasti dan unt uk
meni ngkat kan pembi naan dan penga3asan usaha
perasuransian$ sejak !! Debruari !""- telah diberlakukan
+ndang-+ndang No. - 1ahun !""- tentang +saha Perasuransian
yang peraturan pelaksanaannya ditetapkan melalui PP No. 5* 1ahun
!""- tanggal *, 8ktober !""- tentang Penyelenggaraan +saha
Perasuransian. +ndang-undang ini pada dasarnya menganut asas
spesialisasi jenis jenis usaha di bidang perasuransian. Selain itu$ juga
ditegaskan adanya kebebasan dan perlindungan atas hak peserta
asuransi. >enis usaha perasuransian dibedakan atas usaha asuransi
dan usaha penunjang usaha asuransi. +saha asuransi meliputi usaha
asuransi kerugian$ asuransi ji3a$ dan reasuransi sedangkan usaha
penunjang asuransi terdiri atas usaha pialang asuransi$ pialang reasu-
ransi$ penilai kerugian asuransi$ konsultan aktuaria$ dan agen
asuransi. %ilihat dari bentuk hukum$ usaha perasuransian dapat
berbentuk perusahaan perseroan (persero$ koperasi$ perseroan
terbatas$ dan usaha bersama (mutual. +saha konsultan aktuaria dan
usaha agen asuransi dapat dilakukan oleh perusahaan perorangan.
Sementara itu$ untuk men'egah adanya pemaksaan dalam penutupan
asuransi$ setiap tertanggung memiliki kebebasan untuk memilih
perusahaan asuransi penanggungnya.
/kti=itas industri asuransi sampai dengan tahun keempat
pelaksanaan Repelita V menunjukkan perkembangan yang pesat. Hal
tersebut ter'ermin dari besarnya total akti=a$ premi bruto$ dan dana
in=estasi yang dihimpun oleh usaha asuransi. Sampai akhir tahun
!""- dibanding tahun !""!$ jumlah perusahaan perasuransian
bertambah # buah menjadi !40 perusahaan$ yang terdiri atas 4;
(V);!
perusahaan asuransi ji3a$ ", perusahaan asuransi kerugian$ 4
perusahaan reasuransi$ dan 0 perusahaan asuransi sosial. >umlah total
akti=a industri asuransi pada tahun !""- meningkat sebesar -;$*$<
dibanding tahun !""! sehingga men'apai Rp 5$" triliun. Sementara itu$
dalam periode yang sama jumlah premi bruto yang dihimpun
oleh perusahaan asuransi men'apai Rp -$5 triliun atau meningkat
!5$#< $ sedangkan dana in=estasi yang di tanamkan oleh
perusahaan-perusahan asuransi mengalami peningkatan sebesar
-0$;< sehingga men'apai Rp ;$* triliun.
+ntuk memantapkan perkembangan usaha dana pensiun$ pada
tanggal -, /pril !""- dikeluarkan +ndang-+ndang No. !! tentang
%ana Pensiun. %alam undang-undang tersebut dimungkinkan dua
jenis badan hukum yang mengelola dan menjalankan dana pensiun$
yaitu dana pensiun pemberi kerja dan dana pensiun lembaga
keuangan. %ana pensiun pemberi kerja merupakan dana pensiun
yang didirikan oleh orang atau badan yang memperkerjakan
karya3an$ yang menyelenggarakan program pensiun man&aat pasti
atau program pensiun iuran pasti. bagi kepentingan sebagian atau
seluruh karya3annya. Sementara itu$ dana pensiun lembaga
keuangan ialah dana pensiun yang dibentuk oleh bank atau
perusahaan asuransi ji3a untuk menyelenggarakan program pensiun
iuran pasti$ baik karya3an maupun pekerja mandiri$ yang terpisah
dari dana pensiun pemberi kerja dari karya3an bank atau perusahaan
asuransi ji3a yang bersangkutan.
@embaga dana pensiun$ baik yang didirikan oleh B+6N
maupun oleh perusahaan s3asta$ yang telah mendapat persetujuan
6enteri 2euangan sampai dengan September !""- men'apai !"4
lembaga. Sementara itu$ dalam rangka pengembangan sistem
pembayaran pensiun$ tugas dan. ke3ajiban penyelenggaraan
pembayaran pensiun bagi pega3ai negeri sipil (PNS di seluruh
(ndonesia telah dilimpahkan kepada P1 (Persero 1aspen. Posisi
iuran dana pensiun PNS yang dihimpun melalui P1 1aspen sampai
dengan No=ember !""- men'apai Rp 4$# triliun. (n=estasi yang
disalurkan seluruh lembaga dana pensiun pada tahun !""-
diperkirakan men'apai hampir Rp 0 triliun$ dan sebagian besar
dialokasikan pada deposito.
Perusahaan +mum (Perum Pegadaian yang bertujuan untuk
memberikan pinjaman kepada masyarakat berpenghasilan rendah$
dalam tahun !""-)"* telah melakukan penyesuaian ketentuan dengan
menaikkan batas maksimum pagu pinjaman yang diberikan kepada
peminjam (pegadai dari Rp 0,, ribu menjadi Rp !$0 juta. +ntuk
pinjaman sebesar Rp -.0,, sampai dengan Rp 4, ribu bunga
pinjamannya ditetapkan sebesar * < per bulan dengan jangka 3aktu
pelunasan ; bulanC untuk pinjaman di atas Rp 4, ribu sampai dengan
Rp !$0 juta bunga pinjamannya adalah 4< per bulan dengan 3aktu
pelunasannya * bulan. >umlah kantor pegadaian di seluruh (ndonesia
bertambah !4 sehingga menjadi 0*, kantor pada tahun !""-.
2egiatan usaha pegadaian masih menunjukkan peningkatan
sebagaimana terlihat pada kenaikan pemberian pinjaman dan jumlah
yang dibayar kembali (penebusan. Selama tahun !""-$ pemberian
pinjaman dan penebusan masing-masing meningkat Rp #4 miliar
(!*$;< dan Rp !4- miliar (-0$#< dibandingkan dengan tahun
sebelumnya. %engan kenaikan tersebut$ jumlah sisa pinjaman
bertambah Rp # miliar (-$; < sehingga menjadi Rp 0*, miliar.
*. Paar M7dal
%alam kurun 3aktu 4 tahun pelaksanaan Repelita V telah
dikeluarkan berbagai kebijaksanaan pengembangan pasar modal$
antara lain pemberian iEin bagi in=estor asing untuk memiliki saham
perusahaan yang go publi'$ kesempatan bagi pihak s3asta untuk
mengelola bursa paralel$ serta pengenaan pajak penghasilan atas
bunga deposito dan tabungan yang diberlakukan sejak tahun !"",.
Sementara itu dalam bulan 8ktober !""! Bapepam sebagai penga3as
pasar modal mengeluarkan ketentuan yang menyangkut pedoman
perdagangan e&ek yang meliputi periEinan perusahaan e&ek$ modal
kerja perusahaan e&ek$ nilai pasar yang 3ajar$ keamanan dana
nasabah$ ke3ajiban menyelenggarakan pembukuan bagi perantara
pedagang e&ek$ larangan bagi 3akil perantara pedagang e&ek$ dan
persyaratan keterbukaan orang dalam dan pemegang saham tertentu.
(V);*
Selanjutnya$ dalam bulan %esember !""! Bapepam mengeluarkan
ketentuan mengenai reksa dana yang menyangkut periEinan$ tata 'ara
pengoperasian$ pelaporan$ pemeriksaan$ dan pedoman prospektus
reksa dana.
Sejak disahkannya +ndang-+ndang No. 5 1ahun !""- tentang
Perbankan$ in=estor asing diiEinkan untuk membeli saham bank
umum s3asta yang ter'atat di bursa saham maksimum sebesar 4"<.
Bagi bank umum milik negara$ berdasarkan undang-undang tersebut
ditetapkan lebih lanjut bah3a batas maksimum emisi di bursa adalah
4"< dari kepemilikan saham oleh negara dan maksimum 4"< di
antaranya boleh dibeli in=estor asing.
%engan beralihnya &ungsi Bapepam sebagai penga3as pasar
modal maka perlu dibentuk lembaga penyelenggara bursa yang
berdasarkan 2eputusan Presiden No. 0* 1ahun !"", dikelola oleh
perusahaan s3asta. Sebagai pelaksanaan dari 2eputusan Presiden
tersebut$ pada bulan 6aret !""- Pemerintah telah memberikan iEin
usaha kepada P1 Bursa 9&ek >akarta sebagai penyelenggara bursa
e&ek di >akarta.
Selanjutnya P1 Bursa 9&ek >akarta (P1 B9> telah
mengupayakan peningkatan e&isiensi bursa dan penambahan jenis
perdagangan non reguler$ antara lain perdagangan tutup sendiri
('rossing$ le3at batas porsi asing$ dan hak pena3aran terbatas (right
issue$ yang telah mulai dilaksanakan sejak -, >uli !""-. Sementara
itu$ untuk menggairahkan akti=itas perdagangan saham$ sejak tanggal
! September !""- P1 B9> juga telah mulai melaksanakan
perdagangan pasar tunai di lantai bursa.
%i samping itu$ dalam tahun !""-)"* telah ditetapkan
ketentuan mengenai Benturan 2epentingan 1ransaksi 1ertentu yang
mengatur pelaksanaan transaksi yang terjadi di antara pihak-pihak
tera&iliasi dalam suatu perusahaan publik. 2etentuan tersebut
ditujukan agar tidak terdapat pihak-pihak yang dirugikan. Setiap
transaksi yang di dalamnya terdapat benturan kepentingan di antara
(V);4
anggota de3an komisaris$ direksi$ atau pemegang saham harus
mendapat persetujuan mayoritas pemegang saham yang tidak
mempunyai benturan kepentingan dengan transaksi tersebut. %alam
hal transaksi penyertaan suatu perusahaan terhadap perusahaan lain
mempunyai benturan kepentingan$ maka perusahaan tersebut harus
memenuhi asas keterbukaan dan dinilai oleh pihak yang tidak
terkait.
%engan latar belakang kebijaksanaan tersebut di atas
perkembangan pasar modal selama periode !"#")", sampai dengan
!""-)"* telah mengalami pasang-surut. %alam tahun !"#")",
keadaan pasar modal 'ukup bergairah seperti ter'ermin pada mening-
katnya jumlah perusahaan yang go publi' yang pada akhir 6aret
!"", men'apai ;; perusahaan dengan nilai emisi sebesar Rp -.5*"$-
miliar atau lebih dari dua kali lipat dibandingkan dengan -0
perusahaan pada akhir tahun !"##)#". Setelah mengalami
perkembangan pesat$ yang men'apai pun'aknya pada a3al tri3ulan (
!"",)"!$ kegiatan pasar modal mulai menunjukkan kelesuan sampai
akhir tahun !"",)"!$ dan masih terus berlanjut hingga akhir tahun
!""!)"-. Selama tahun !""!)"-$ jumlah perusahaan yang go publi'
hanya bertambah !0 perusahaan dengan nilai emisi Rp !$* triliun
dibandingkan dengan peningkatan sejumlah ;, perusahaan dengan.
nilai emisi Rp 0$0 triliun pada tahun sebelumnya.
2eadaan pasar modal selama tahun !""-)"* menunjukkan
perkembangan yang membaik sebagaimana ter'ermin pada
peningkatan jumlah perusahaan yang go publi' dan perkembangan
indeks harga saham gabungan ((HSG yang relati& baik$ serta pening-
katan jumlah dan nilai saham yang diperdagangkan. Perkembangan
tersebut berkaitan dengan likuiditas perekonomian yang mulai
dilonggarkan. Sampai dengan tahun !""-)"* jumlah perusahaan yang
go publi' telah berkembang menjadi !"4 perusahaan dengan dana
yang dihimpun sebesar Rp !0$4 triliun terdiri atas !;4 perusahaan
yang memasarkan saham dengan nilai emisi Rp !!$0 triliun dan *,
perusahaan yang memasarkan obligasi dengan nilai emisi Rp *$"
triliun. %i bursa paralel ter'atat 5 perusahaan yang terdiri atas
(V);0
4 perusahaan yang memasarkan saham$ - perusahaan yang mema-
sarkan obligasi$ dan ! perusahaan yang memasarkan sekuritas kredit
dengan nilai masing-masing sebesar Rp !-0$4 miliar$ Rp -0$, miliar$
dan Rp *$, miliar.
Sementara itu$ (HSG di Bursa 9&ek >akarta menunjukkan
perkembangan yang semakin baik dalam tahun !""-)"*. (HSG
meningkat dari -5#$5 pada bulan 6aret !""- menjadi *!5$- pada
akhir >uli !""- dan menurun menjadi *!,$# pada akhir 6aret !""*.
>umlah saham Fyang diperdagangkan dalam tahun !""-)"* meningkat
'ukup pesat$ yaitu -$, miliar lembar$ dengan nilai transaksi sebesar
Rp !,$! triliun.
Selain saham$ obligasi ternyata semakin mempunyai peluang
menjadi alternati& in=estasi yang 'ukup aman dan menguntungkan.
Setelah mengalami kemandegan selama tahun !""!)"-$ perdagangan
obligasi mulai menunjukkan perkembangan yang membaik. >umlah
emiten men'apai *, perusahaan dengan jumlah kumulati& emisi
sebesar ;00$! ribu lembar dan nilai kumulati& emisi sebesar Rp *$"
triliun sampai dengan akhir 6aret !""*$ yang berarti terjadi
peningkatan dibandingkan dengan *#*$# ribu lembar dan Rp -$*
triliun pada akhir 6aret !""-.
(V);;

You might also like