You are on page 1of 4

Strategi Objective Occupational Health Management System (OHMS)

Untuk menentukan strategi objective OHMS kita harus menentukan health risk assessment.
Health Risk Assessment
Health risk assessment adalah sebuah pendekatan yang sistematik untuk identifikasi dan
pengendalian bahaya. Health risk assessment bertujuan untuk :
1. Identifikasi potensi gangguan kesehatan (berdasarkan factor resiko dan jabatan), melalui :
- Kuesioner
- Identifikasi factor lingkungan kerja
2. Menetapkan Population at risk
3. Menetapkan parameter pemeriksaan yang di perlukan

Identifikasi factor resiko dilaksanakan dengan metode : kualitatif/kuantitatif. Bisa dengan cara
interview, tinjauan dokumen, walk-through survey, air sampling (workplace monitoring), dsb. Faktor-
faktor yang dapat menyebabkan potensi bahaya adalah
1. Faktor Individu : usia, lama bekerja, pendidikan, BMI, TD, DM, profil lipid, Hobi, Kebiasaan,
dll
2. Proses Kerja
3. Alat Kerja
4. Faktor Lingkungan Kerja : factor fisik, factor kimia, factor biologis, factor ergonomic, factor
psikososial, factor lifestyle
Reproduktif hazard, cardiovascular hazard, liver hazard, kidney hazard dapat terjadi menurut
bahan kimia, lingkungan kerja dan beban kerja yang terdapat atau yang digunakan di lingkungan
kerja.
Setelah menentukan factor resikonya kemudian kita menentukan population at risk. Ketika kita telah
mengetahui population at risk nya kita lakukan pemeriksaan kesehatan berdasarkan factor resiko
tersebut.

SKENARIO :
Faktor resiko yang terdapat pada scenario adalah :
1. Faktor Individu :
o Usia : 25 tahun
o Lama bekerja : 5 tahun
o BMI : Normal
o Tekanan Darah : 110/80mmHg (normal)
o DM : -
o Profil lipid : normal
o Kebiasaan : merokok
2. Proses Kerja : Mengelas, mengerinda dan mengecat untuk merakit tangki air dengan
kapasitas 18000 liter dilakukan dalam ruangan terbatas, sulit keluar masuk tangki.
Shift 8 jam/hari
3. Alat Kerja : Logam berat / metal, mesin welding, gerinda dan cat
APD : masker kain biasa, kaca mat alas dan ear-plug
4. Faktor Lingkungan Kerja :
o Fisik : bising, suhu panas, radiasi sinar, vibrasi
o Kimia : uap logam, cat
o Biologi : -
o Ergonomi : posisi kerja tidak nyaman, pencahayaan
o Psikososial : perokok, kebosanan
Pemeriksaan berdasarkan factor resiko :
o Pemeriksaan Fisik
o Rontgen thorax
o EKG > 40 tahun
o Lab : darah/urine/faeces rutin, fungsi hati, fungsi ginjal
o Audiometri
o Spirometri
o Bio Monitoring

I. Health Surveillance
Health Surveillance adalah salah satu program kesehatan kerja, dimana dilakukan proses
pengamatan kesehatan yang terus menerus terhadap seorang tenaga kerja yang memiliki
problem penyakit yang berhubungan dengan pekerjaan. Pada tahap ini diidentifikasi
bahaya-bahaya kesehatan. Apabila terjadi pemaparan bahaya-bahaya kesehatan pada
seorang tenaga kerja, maka akan menimbulkan penyakit-penyakit akibat kerja.

II. Medical Emergency Response Plans (MERP)
Objectives :
a. Mencegah kematian dan cacat pada korban
b. Merujuk pasien melalui sistem rujukan yg tepat
c. Dapat hidup/berfungsi kembali pada pekerjaannya sebagaimana mestinya
Golden rules : Kematian dapat terjadi dalam waktu singkat bila terjadi kegagalan SSP, CVS,
Pernafasan & Hipoglikemia
Strategi Objectivve MERP :
a. Tier 1 : First aid on the emergency site (FA)
b. Tier 2 : Professional patient stabilization prior to transport (Doctor & Nurse)
c. Tier 3 : Medevac monitoring all vital sign
d. Tier 4 : Referral to an appropriate specialist hospital

III. Work-Related Disease
Penyakit yang berkaitan dengan pekerjaan atau akibat terpapar oleh lingkungan kerjanya yg
apabila terjadi pemaparan secara terus-menerus dan melebihi jumlah waktu kontak atau
melampaui nilai ambang batas tertentu.
Penyebab :
a. Gol fisik : bising, radiasi, suhu ekstrem, tekanan udara, vibrasi, penerangan
b. Gol kimiawi : semua bahan kimia dalam bentuk debu, uap, gas, larutan. kabut
c. Gol biologik : Bakteri, virus, jamur, dll
d. Gol fisiologik/ergonomik : desain tempat kerja, beban kerja
e. Gol psikososial : stress psikis, monotni kerja, tuntutan pekerjaan dll
Diagnosa PAK 7 steps
a. Diagnosa klinis
b. Pajanan yang dialami
c. Hubungan pajanan dengan penyakit
d. Pajanan yang dialami cukup besar
e. Peranan faktor individu
f. Faktor lain diluar pekerjaan
g. Diagnosis PAK atau bukan PAK
Pencegahan
a. Legislative control SOP
b. Administrative control Pemeriksaan MCU
c. Engineering control Pengendalian penyebab
d. Medical control
Pelayanan Kesehatan Kerja
a. Promotif pendidikan dan penyuluhan tentang kesehatan kerja
b. Preventif Pemeriksaan kesehatan awal, berkala dan khusus
c. Kuratif Pelayanan diberikan pada pekerja yang sudah mengalami gangguan
kesehatan
d. Rehabilitatif latihan dan pendidikan pekerja untuk dapat menggunakan kemampuan
yg masih ada secara maksimal

IV. Food & Safety Sanitation
Cara produksi hygienis
o Good Manufacturing Practices
o Good Hygienic Practices
o Standard Sanitation Operating Procedures
Hazard Analytical Critical Control Point

V. Ergonomics
Ergonomics : ilmu penyesuaian kondisi tempat kerja dan persyaratan kerja dengan
kemampuan populasi kerja
Tujuan : Mengurangi gangguan otot dan sendi akibat kerja

VI. Health Promotion
Promosi kesehatan adalah upaya mengubah perilaku yg merugikan kesehatan popullasi
pekerja, agar didapat kondisi kesehatan dan kapasitas kerja yg optimal dg melibatkan
dukungan pendidikan, organisasi kerja, lingkungan dan keluarga
Tujuan :
a. Mengembangkan gaya hidup sehat & positif
b. Menumbuhkan lingkungan kerja yg sehat dan nyaman menumbuhkan lingkungan
sekitar tempat kerja yang sehat
c. Mengembangkan gaya hidup sehat untuk keluarga di rumah mengembangkan gaya
hidup sehat di masyarakat
d. Menurunkan angka absensi akibat sakit
e. Meningkatkan kesehatan & produktivitas kerja

VII. Training, Review Program and Audit
a. Training Menurut PP No.31 tahun 2006 tentang Sistem Pelatihan Kerja Nasional,
Pelatihan kerja atau yang sekarang biasa kita kenal dengan istilah training adalah
seluruh kegiatan untuk memberi, memperoleh, meningkatkan, serta mengembangkan
kompetensi kerja, produktivitas, disiplin, sikap, dan etos kerja pada tingkat keterampilan
dan keahlian tertentu sesuai dengan jenjang dan kualifikasi jabatan atau pekerjaan.
Dengan kata lain, training memberi pengetahuan kepada pekerja tentang
bagaimana cara melakukan pekerjaan dengan baik agar tanggung jawabnya terlaksana
sesuai standar dan keselamatan kerja.
b. Review Mereview bagaimana selama ini pekerjaan tersebut berlangsung dan
menerangkan apa yang harus dilakukan
c. Audit Pengawasan secara berkala

You might also like