You are on page 1of 5

BHUWANA ALIT

A. PENGERTIAN BHUWANA ALIT

Bhuwana Alit sering disebut dengan istilah Mikrokosmos atau alam kecil atau dunia
kecil (isi dari alam semesta). Bhuwana alit diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa.
Setelah beliau menciptaka Bhuwana Agung berkehendaklah beliau menciptakan isinya
yaitu Bhuwana Alit (manusia, binatang dan tumbuhan). Seperti yang dijelaskan dalam
kitab Svetasvatara Upanisad,

“Wiswatas caksur uta wiswato mukho wiswato bahur utwiswatapat,


sambahubhayam dhamati saptatatrair tyawa bhumi jana yan dewa ekah”
(Sveta Svatara Upanisad III, 3)
Artinya :
Rudra setelah menciptakan bumi dan segala isinya lalu memberi tangan
kepada manusia dan memberi sayap kepada burung-burung. Beliau juga
menjadi mata dari semua makhluk hidup, menjadi wajah/muka semua
makhluk hidup, bahkan menjadi kaki dari semua makhluk hidup.

B. PEMBAGIAN BHUWANA ALIT

Bhuwana Alit/makhluk hidup yang diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa
digolongkan menjadi tiga kelompok, yaitu:

1. Kelompok Eka Pramana.


Makhluk yang hanya memiliki satu kekuatan dalam hidupnya yakni ‘Bayu’.
Makhluk ini juga disebut Stawara(hidup tidak berpindah-pindah). Yang tergolong
Sthawara adalah sebagai berikut:
a. Trana (bangsa rumput)
b. Lata (bangsa tumbuhan menjalar)
c. Taru (bangsa semak dan pepohonan)
d. Gulma (bangsa pohon yang bagian luar pohon berkayu dan bagian dalamnya
berongga atau kosong)
e. Janggama (bangsa tumbuhan yang hidupnya menempel pada tumbuhan lain)

2. Kelompok Dwi Pramana


Makhluk yang hidup memiliki dua kekuatan dalam hidupnya yakni ‘Sabda dan
Bayu’. Juga disebut dengan Satwa atau Sato (bangsa binatang yang pada umumnya
bersiat buas. Makhluk yang tergolong Satwa atau Sato antara lain:
a. Swedaya (bangsa binatang bersel satu)
b. Andaya (bangsa binatang yang bertelur baik yang hidup di darat maupun di
laut)
c. Jarayudha (bangsa binatang menyusui baik pemakan rumput atau pemakan
daging)

3. Kelompok Tri Pramana


Makhluk yang dalam hidupnya memiliki tiga kekuatan yakni ‘Sabda, Bayu, dan
Idep’. Disebut dengan manusya. Manusya atau manusia merupakan makhluk yang
paling sempurna dari makhluk lainnya karena memiliki unsure yang lebih dari
makhluk lainnya, seperti pikiran, budhi, rasa, dan lainnya. Manusia merupakan
makhluk yang termulia dari yang lainnya, seperti yang dijelaskan dalam kitab
Sarasamuscaya, yang berbunyi:

“Iyam hi yonih prathama yam prapya jagadipate, atmanam sakyate tratum


karmabhih subhalaksanaih”. Apan ikang dadi wwana, uttama juga ya,
nimittaning mangkana, makasadhanang subhakarma, hinganing kottamaning
dadi wang ika. (Sarasamuscaya, 4)
Artinya;
Menjelma menjadi manusia itu sungguh-sungguh utama sebabnya demikian,
karena ia dapat menolong dirinya dari keadaan sengsara dengan jalan berbuat
baik, demikian keuntungannya menjelma menjadi manusia.

Manusia diklasifikasikan sebagai berikut;


a. Nara Merga (manusia binatang) adalah manusia yang masih
memiliki pola piker seperti manusia biasa namun salah satu baian tubuhnya
masih seperti binatang
b. Wamana (manusia kerdil) adalah manusia yang postur tubuhnya
lebih kecil dari manusia biasanya
c. Jatama Manusya adalah manusia yang sempurna.

Terdapat tipe manusia lainnya, yang dibedakan berdasarkan sifat dan jenis
kelaminnya, yaitu;
a. Manusia laki-laki (Purusa) adalah manusia yang bersifat dan berjenis
kelamin laki-laki
b. Manusia perempuan (Pradana) adalah manusia yang bersifat dan
berjenis kelamin perempuan
c. Manusia banci adalah manusia yang berjenis kelamin laki-laki tetapi
bersifat seperti perempuan dan begitu juga sebaliknya

Bhuwana alit juga terdiri dari unsur-unsur yang sama dengan bhuwana agung dan
tercpta dari unsure-unsur yang sama dengan bhuwana agung. Unsur-unsur tersebut
seperti Purusa dan Prakerti, yang kemudian melahirkan budhi, manah, dan ahamkara.
Ketiga unsur tersebut tercipta dari citta yang terpengaruhi oleh Tri Guna. Setelah itu
berevolusi menjadi Dasendriya, yang kemudian berevolusi menjadi Panca Tan Matra,
setelah itu berevolusi menjadi Panca Maha Bhuta. Dari Panca Maha Bhuta terciptalah
benih yang kemudian terciptalah bhuwana alit.

Demikianlah adanya makhluk hidup ini diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa yang
lazim disebut Bhuwana Alit.
C. ASAL USUL BHUWANA ALIT

Asal mula bhuwana alit(manusia, binatang, tumbuhan) adalah sama. Setelah Tuhan
menciptakan bhuwana agung maka diciptakanlah bhuwana alit ini.asal mula bhuwana
alait seperti berikut;

TUHAN
(mengadakan tapa, muncullah kekuatan)

PURUSA PRADANA

CITTA (terpengaruhi oleh Tri Guna)

BUDHI (menentukan keputusan)

MANAH (untuk berpikir)

AHAMKARA (untuk merasakan dan bertindak)

DASENDRIYA

PANCA TAN MATRA

PANCA MAHA BHUTA

BENIH

SUKLA SWANITA

• MANUSIA
• TRI SARIRA
Tuhan melalui tapanya lahirlah dua kekuatan yaitu Purusa dan Pradana (Prakrti),
kemudian kedua kekuatan tersebut bersatu. Purusa menjadi Jiwa atma atau suksma
sarira dan Prakrti menjadi badan kasar atau stula sarira. Suksma Sarira terjadi dari: Tri
Antah Karana, yang terdiri dari:

a. Budhi, untuk menentukan keputusan


b. Manah, untuk berpikir
c. Ahamkara, untuk merasaka dan bertindak

Keberadaan Tri Antah Karana mrupakan alat batin manusia untuk menentukan
karakter atau waknya. Seperti yang disebutkan dalam kitab Sarasamuscaya;

“Mano hi mulam sarwesam indriyanam prawartate, subhusubhaswawasthitam.


Apan ikang manah ngaranya, ya ika witnina indriya, maprawrtti ta ya ring
subhasubhakarma, matangnyan ikang manah juga prihem kahrtnya sakareng.
(Sarasamuscaya, 80)
Artinya;
Sebab pikiran itu namanya adalah bersumber dari indriya, ialah yang menggerakkan
perbuatan baik dan buruk itu, karena itu, pikiranlah yang patut segera diusahakan
pengendaliannya. Indriya manusia ada sepuluh banyaknya yang disebut Dasendriya.
Kesepuluh indriya itu dikelompokkan menjadi;
1. Panca Bhudindriya (lima macam indriya yang terdapat dalam diri
manusia untuk mengetahui sesuatu. Yang terdiri dari
a. Caksundriya (indria pada mata)
b. Srotendriya (indria pada telinga)
c. Ghranendriya (indria pada hidung)
d. Jihwendriya (indria pada lidah)
e. Twakindria (indria pada kulit)

2. Panca Karmendriya (lima macam indryia yang terdapat dalam diri manusia untuk
melakukan sesuatu. Yang terdiri dari;
a. Panindriya (indriya pada tangan)
b. Padendriya (indriya pada kaki)
c. Garbhendriya (indriya pada perut)
d. Upasthendriya (indriya pada kelamin)
e. Payuindriya (indriya pada pelepasan/anus)
f.
Panca Budhindriya dan Panca Karmendriya terjadi karena Ahangkara yang
mendapat pengaruh dari sattwa. Manah juga berkedudukan sebagai Rajendriya, yaitu
raja dari indriya karena seluruh indriya manusia berpusat pada pikiran. Selanjutnya
keberadaan indiya berevolusi menjadi Panca Tan Matra(lima unsur yang sangat halus)
yang terdiri dari:

a.Sabda Tan Matra (benih suara)


b. Sparsa Tan Matra (benih rasa yang berasal dari sentuhan)
c.Rupa Tan Matra (benih cahaya)
d. Rasa Tan Matra (benih rasa yang dikecap)
e.Ganda tan Matra (bekas bau)

Selanjutnya Panca Tan Matra berubah manjadi Panca Maha Bhuta, perubahan itu
adalah sebagai berikut:

a. Sabda Tan Matra menjadi akasa/ethere


b. Sparsa Tan Matra menjadi bayu/wayu
c. Rupa Tan Matra menjadi teja
d. Rasa Tan Matra menjadi apah
e. Ganda tan Matra menjadi prthiwi
Terkait dengan keberadaan badan kasar manusia, manusia juga disebutkan memiliki
unsure –unsur lain seperti:
1. Sad Kosa, yaitu:
a. Asti (tulang)
b. Odward (otot)
c. Mamsa (daging)
d. Rudhira (darah)
e. Carma (kulit)
2. Dasa Bayu atau Dasa Prana
a. Prana (udara pada paru)
b. Samana (udara pada pantat)
c. Apana (uadara pada keronkongan)
d. Udana (udara yang menyebar keseluruh tubuh)
e. Byana (udara pada perut yang keluar saat mengempis)
f. Naga (udara yang keluar dari badan, jari, tangan)
g. Kumara( udara pada saat bersin)
h. Krakara ( udara saat menguap)
i. Dewadatta (udara saat menguap)
j. Dananjaya (udara yang memberi makan pada makan)
Sedangkan pada badan halus manusia atau suksma sarira disebut Panca Maya Kosa
(lima macam pembungkus badan halus manusia) yang terdiri dari:
a. Annamaya kosa (unsure pembungkus yang berasal dari sari makanan)
b. Pranamaya kosa (unsure pembungkus yang berasal dari sari nafas)
c. Wijnanamaya kosa (unsure pembungkus yang berasal dari sari pengetahuan)
d. Manumaya kosa (unsure pembungkus yang berasal dari sari pikiran)
e. Anandamaya kosa (unsure pembungkus yang berasal dari kebahagiaan)

Penagabungan dari Rajendriya dengan Dasendriya disebut Eka Dasendriya (sebelas


indriya yang terdapat dalam diri manusia). Proses terjadinya bhuwana alit merupakan
penggabungan dari seluruh sumber yang maya, seperti; citta, budhi, manah, ahamkara
sehingga muncul bhuwana alit.

D. HUBUNGAN BHUWANA AGUNG DENGAN BHUWANA ALIT

Bhuwana agung dan bhuwana alit diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa melalui
tapa-Nya. Pada saat masa “Srsti” terciptalah alam semesta ini besrta segala isinya,
terdapat hubungan yang sangt erat antara bhuwana agung dan bhuwana alit, yaitu
sebagai berikut;
1. Bhuwana agung dan bhuwana alit diciptakan oleh Tuhan.
Dalam berbagai sastra Hindu dijelaskan bahwa alam siesta beserta segala
isinya (bhuwana agung dan bhuwana alit) diciptakan oleh Tuhan. Tuhan adalah
pencipta semua yang ada di dunia ini dan pada akhirnya semua akan kembali
pada-Nya. Kitab Bhagavad-Gita menjelaskan;

2. Bhuwana agung dan bhuwana alit memiliki unsure-unsur yang sama.


Tuhan menciptakan alam semesta beserta segala isinya ini berdasarkan
kekuatan yang lahir melalui tapa-Nya. Kekuatan itu saling melengkapi “Purusa”
dan “Pradana”. Selanjutnya kekuatan tersebut melahirkan unsure-unsur
pembentuk bhuwana agung dan bhuwana alit, seperti “budhi”,”manah” dan
“ahamkara”.

3. Bhuwana agung dan bhuwana alit saling melengkapi .


Alam semesta dapat memberikan hidup pada isinya akibat dari kemampuan
yang dimiliki oleh manusia, binatang, dan tumbuhan. Bhuwana agung dan
bhuwana alit selalu mengalami proses yang disebabkan oleh kehendak Tuhan Yng
Maha Kuasa. Jika bhuwana agung tidak ada maka tidak ada tempat tinggal bagi
bhuwa alit, begitu juga sebaliknya jika bhuwana alit tidak ada maka bhuwana
agung tidak ada yag menempati.

You might also like