Professional Documents
Culture Documents
81
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Laporan Keuangan
2.1.1. Pengertian
Laporan keuangan merupakan alat pelaporan utama untuk
mengkomunikasikan informasi keuangan pada para pemakai laporan
keuangan untuk membuat keputusan. Laporan keuangan yang lengkap
biasanya meliputi neraca, laporan laba-rugi, laporan saldo laba, laporan arus
kas, serta catatan dan penjelasan yang merupakan bagian integral dari
laporan keuangan.
Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang
menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu
perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam
pengambilan keputusan ekonomi (IAI, 1994).
Laporan keuangan yang disusun bertujuan untuk memenuhi
kebutuhan bersama sebagian besar pemakai. Namun demikian, laporan
keuangan tidak menyediakan semua informasi yang meungkin dibutuhkan
pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi karena secara umum
menggambarkan pengaruh keuangan dari kejadian di masa lalu dan tidak
diwajibkan untuk menyediakan informasi non keuangan.
2.1.2. Karakteristik Laporan Keuangan
Karakteristik kualitatif merupakan ciri khas yang membuat informasi
dalam laporan keuangan berguna bagi pemakai. Terdapat empat
karakteristik kualitatif pokok menurut IAI (1994) :
82
1. Dapat dipahami
Pemakai diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai tentang
aktivitas ekonomi dan bisnis, akuntansi serta kemauan untuk
mempelajari informasi dengan ketekunan yang wajar.
2. Relevan
Informasi memiliki kualitas relevan jika dapat mempengaruhi keputusan
ekonomi pemakai dengan membantu mereka mengevaluasi peristiwa
masa lalu.
3. Keandalan
Informasi harus diarahkan pada kebutuhan umum pemakai dan tidak
bergantung pada kebutuhan dan kepentingan pihak tertentu. Tidak boleh
ada usaha untuk menyampaikan informasi yang menguntungkan
beberapa pihak, sementara ada pihak lain yang dirugikan.
4. Dapat dibandingkan
Pemakai harus dapat membandingkan laporan keuangan perusahaan
antarperiode untuk mengidentifikasi kecenderungan (trend) posisi
dan kinerja keuangan, serta perubahan posisi keuangan secara relatif.
2.1.3. Pemakai Laporan Keuangan
Menurut IAI (1994) pemakai laporan keuangan untuk memenuhi
kebutuhan informasi yang berbeda, meliputi:
1. Investor
83
Penanam modal beresiko dan penasihat mereka berkepentingan dengan
resiko yang melekat serta hasil dari investasi yang dilakukan. Mereka
membutuhkan informasi untuk membantu menentukan apakah harus
membeli, menahan/menjual investasi tersebut. Pemegang saham juga
tertarik pada informasi yang memungkinkan mereka untuk menilai
kemampuan perusahaan untuk membayar dividen.
2.Karyawan
Karyawan dan kelompok yang mewakili tertarik dengan informasi
mengenai stabilitas dan profitabilitas perusahaan mereka juga tertarik
dengan informasi yang memungkinkan mereka untuk menilai
kemampuan perusahaan dalam memberikan balas jasa, manfaat pensiun,
dan kesempatan kerja.
3.Pemberi pinjaman
Mereka tertarik dengan informasi keuangan yang memungkinkan
mereka untuk memutuskan apakah pinjaman serta bunganya dapat
dibayar pada saat jatuh tempo.
4.Pemasok dan kreditor usaha lainnya
Pemasok dan kreditor tertarik dengan informasi yang memungkinkan
mereka untuk memutuskan apakah jumlah yang terutang akan dibayar
pada saat jatuh tempo.
5.Pelanggan
84
Para pelanggan berkepentingan dengan informasi mengenai
kelangsungan hidup perusahaan, terutama jika mereka terlibat dalam
perjanjian jangka panjang dengan atau tergantung pada perusahaan.
6.Pemerintah
Pemerintah dan berbagai lembaga yang berada dibawah kekuasaannya
berkepentingan dengan alokasi sumber daya dan karena itu
berkepentingan dengan aktivitas perusahaan.
7.Masyarakat
Membantu masyarakat dengan menyediakan informasi kecenderungan
(trend) dan perkembangan terakhir kemakmuran perusahaan serta
rangkaian aktivitasnya.
2.1.4. Komponen-komponen Laporan Keuangan
Laporan keuangan pokok umumnya meliputi neraca, laporan laba-
rugi, laporan perubahan modal, dan laporan arus kas.
2.1.4.1.Neraca
Neraca adalah laporan keuangan yang menggambarkan
posisi keuangan perusahaan pada suatu saat tertentu (Robert H.
Crandall, et al., 1998). Neraca biasanya digunakan untuk
menggambarkan keadaan keuangan perusahaan, kombinasi aktiva
yaitu cara perusahaan menggunakan aktiva dalam memperoleh
pendapatan dan beberapa variabel kunci yang dapat
dikombinasikan dengan informasi lain untuk menentukan efisiensi
perusahaan.
85
Unsur-unsur yang berkaitan secara langsung dengan
pengukuran posisi perusahaan adalah aktiva, kewajiban, dan
ekuitas yang dapat digambarkan dalam persamaan:
Aktiva = kewajiban + modal
114
125
Gambar 7. Perkembangan (Trend) Proporsi Komponen Laba Rugi Terhadap
Rugi Bersih PT. PLN (Persero) AJ Kramat Jati Periode 2003-
2005
Analisis vertikal terhadap laporan laba rugi menunjukkan bahwa
komponen beban usaha merupakan komponen dengan proporsi penyumbang
terbesar terhadap rugi bersih. Di mana dalam komponen ini terdapat beban
fungsi distribusi yang terdiri dari perawatan/pemeliharaan atas sistem
distribusi yang terdiri atas Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET),
trafo step up, trafo step down, gardu hubung dan gardu distribusi yang berada
dalam wilayah Area J aringan Kramat J ati. Dalam gambar 7 terlihat angka
proporsi beban usaha terhadap rugi bersih yang rata-ratanya hampir 114 %.
Sedangkan komponen pendapatan usaha berfluktuatif dengan kecenderungan
yang meningkat di bandingkan dengan tahun dasar. Dalam laporan ini juga
terlihat bahwa pendapatan usaha perusahaan hanya didapatkan dari
penyambungan listrik pelanggan, sesungguhnya nilai tersebut sudah
merupakan jumlah dari penjualan listrik secara kumulatif dari tiap unit
pelayanan yang berada di bawah kontrol Area J aringan Kramat J ati.
4.6. Analisis Rasio Keuangan PT. PLN (Persero) AJ Kramat Jati
Analisis rasio merupakan suatu metode analisis yang menghitung dan
menginterpretasikan rasio keuangan perusahaan untuk memberikan gambaran
mengenai kinerja dan keadaan keuangan perusahaan. Selain itu analisis rasio
juga bermanfaat dalam membantu pengambilan keputusan perusahaan. Dalam
analisis rasio, dibuat perbandingan dari laporan keuangan perusahaan selama
periode tertentu untuk diketahui arah pergerakannya dan juga
membandingkan rasio keuangan suatu perusahaan dengan perusahaan lainnya
atau bisa juga dengan menggunakan indikator atau tolok ukur tertentu dalam
memperbandingkannya.
4.6.1. Analisis Likuiditas
Analisis likuiditas digunakan untuk mengetahui gambaran tentang
kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban (utang) jangka
pendeknya, yang sudah ataupun yang akan jatuh tempo. Selain itu analisis ini
126
juga dapat menunjukkan bagaimana posisi keuangan dalam jangka pendek.
Nilai rasio likuiditas dipengaruhi oleh komponen-komponen yang terdapat
pada aktiva lancar dan kewajiban lancar perusahaan. Pengukuran tingkat
likuiditas PT. PLN (Persero) AJ Kramat J ati menggunakan rasio kas, rasio
lancar dan rasio cepat.. Perkembangan nilai rasio likuiditas PT. PLN (Persero)
AJ Kramat J ati dapat dilihat dalam gambar 8.
Tabel 6. Perkembangan Nilai Rasio Likuiditas (%)
Komponen 2003 2004 2005
Rasio Lancar 101,2 50,8 14,2
Rasio Cepat 32 23,3 7,5
Rasio Kas 4,4 3,2 1,05
Sumber : Laporan Keuangan PT. PLN (Persero) AJ Kramat J ati Periode 2003
-2005 (diolah)
a. Rasio Cepat (Quick Ratio)
Rasio cepat digunakan untuk melihat kemampuan perusahaan dalam
memenuhi kewajibannya tanpa memperhitungkan persediaan. Dalam rasio ini
persediaan diperhitungkan dengan anggapan bahwa persediaan merupakan
aktiva lancar yang likuid atau cepat untuk dicairkan menjadi uang kas. Dari
hasil analisis, rata-rata rasio cepat PT. PLN (Persero) AJ Kramat J ati adalah
21,9 % yang berarti bahwa setiap Rp. 100,- utang lancar dijamin dengan Rp.
21,9,- aktiva lancar tanpa persediaan, nilai rasio ini dianggap kurang baik
karena berada dibawah standar yang ditentukan yakni >100 %.
Perkembangan nilai rasio ini terlihat pada gambar 8 dengan tren yang
menurun tiap tahunnya dengan penurunan terbesar terjadi di tahun 2005.
Keadaan ini terjadi karena di tahun tersebut terjadi peningkatan jumlah utang
lancar yang sangat besar.
b. Rasio Lancar (Current Ratio)
Rasio lancar digunakan untuk menunjukkan kemampuan perusahaan
membayar kewajiban jangka pendek dengan aktiva lancarnya. Dari hasil
analisis, rata- rata rasio lancar PT. PLN (Persero) AJ Kramat J ati adalah 55,4
127
% yang berarti bahwa setiap Rp. 100,- utang lancar dijamin dengan Rp. 55,4,-
aktiva lancar. Bila dilihat dari nilainya, kemampuan perusahaan kurang baik
karena berada dibawah standar yang ditetapkan sebesar 200 %.
Perkembangan nilai rasio ini selama tiga periode terakhir menunjukkan tren
menurun. Penurunan ini disebabkan naiknya jumlah kewajiban lancar
perusahaan dalam tiga periode terakhir dan adanya tren menurun dari jumlah
aktiva lancarnya.
c. Rasio Kas (Cash Ratio)
Rasio kas merupakan indikator rasio yang paling likuid dalam
mengukur kemampuan sesungguhnya dari perusahaan dalam memenuhi
kewajiban jangka pendek tepat pada waktunya. Nilai rata-rata rasio kas PT.
PLN (Persero) AJ Kramat J ati adalah 2,88 %. Ini menunjukkan setiap Rp.
100,- utang lancar perusahaan dijamin dengan Rp. 2,88,- uang kas dan bank.
Situasi ini memberikan gambaran bahwa kemampuan perusahaan kurang baik
dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan
komponen aktiva yang sangat likuid karena berada di bawah standar minimal
yaitu 40 %. J ika dilihat dalam gambar 7 dibawah, perkembangan indikator
rasio kas dalam empat periode terakhir cenderung menurun.
0
20
40
60
80
100
120
(%)
2003 2004 2005
Tahun
Rasio Lancar
Rasio Cepat
Rasio Kas
128
Gambar 8. Perkembangan (Trend) Rasio Likuiditas PT. PLN (Persero) AJ
Kramat Jati Periode 2003- 2005
Definisi :
Current Assets adalah posisi Total Aktiva Lancar pada akhir tahun buku
Current Liabilities adalah posisi Total Kewajiban Lancar pada akhir tahun
buku
Tabel 5 : Daftar Skor Penilaian Current Ratio
Skor
Current Ratio = x (%)
Infra Non Infra
125 <=x 3 5
110 <=x <125 2,5 4
100 <=x <110 2 3
95 <=x <100 1,5 2
90 <=x <10 1 1
X <90 0 0
e. Collection Periods (CP)
Rumus : CP = Piutang x 365
Penjualan
Definisi :
Total Piutang Usaha adalah posisi Piutang Usaha setelah dikurangi
Cadangan Penyisihan Piutang pada akhir tahun buku
Total Pendapatan Usaha adalah jumlah Pendapatan Usaha selama tahun
buku
Tabel 6 : Daftar Skor Penilaian Collection Periods
Skor
CP = x (hari) Perbaikan = x (hari)
Infra Non Infra
x <=60 x >35 4 5
60 <x <=90 30 <x <=35 3,5 4,5
90 <x <=120 25 <x <=30 3 4
120 <x <=150 20 <x <=25 2,5 3,5
150 <x <=180 15 <x <=20 2 3
180 <x <=210 10 <x <=15 1,6 2,4
210 <x <=240 6 <x <=10 1,2 1,8
240 <x <=270 3 <x <=6 0,8 1,2
155
270 <x <=300 1 <x <=3 0,4 0,6
300 <x 0 <x <=1 0 0
Skor yang digunakan dipilih yang terbaik dari kedua skor menurut tabel 6 diatas.
f. Perputaran Persediaan (PP)
Rumus :Rasio Perputaran Persediaan =
Persediaan
Penjualan
Definisi :
Total Persediaan adalah seluruh persediaan yang digunakan untuk proses
produksi pada akhir tahun buku yang terdiri dari persediaan bahan baku,
persediaan barang setengah jadi dan persediaan barang jadi ditambah
persediaan peralatan dan suku cadang
Total Pendapatan Usaha adalah Total Pendapatan Usaha dalam tahun buku
yang bersangkutan
Tabel 7 : Daftar Skor Penilaian Perputaran Persediaan
Skor
PP = x (hari) Perbaikan = x (hari)
Infra Non Infra
x <=60 35 <x 4 5
60 <x <=90 30 <x <=35 3,5 4,5
90 <x <=120 25 <x <=30 3 4
120 <x <=150 20 <x <=25 2,5 3,5
150 <x <=180 15 <x <=20 2 3
180 <x <=210 10 <x <=15 1,6 2,4
210 <x <=240 6 <x <=10 1,2 1,8
240 <x <=270 3 <x <=6 0,8 1,2
270 <x <=300 1 <x <=3 0,4 0,6
300 <x 0 <x <=1 0 0
Skor yang digunakan dipilih yang terbaik dari kedua skor menurut tabel 7 diatas.
g. Perputaran Total Asset/Total Asset Turn Over (TATO)
Rumus : Rasio Perputaran Total Aktiva =
Aktiva Total
Penjualan
Definisi :
Total Pendapatan adalah Total Pendapatan Usaha dan Non Usaha tidak
termasuk pendapatan hasil penjualan Aktiva Tetap
Capital Employed adalah posisi pada akhir tahun buku Total Aktiva
dikurangi Aktiva Tetap Dalam Pelaksanaan
Tabel 8 : Daftar Skor Penilaian Perputaran Total Asset
TATO = x (%) Perbaikan = x (%) Skor
156
Infra Non Infra
x >120 20 <x 4 5
105 <x <=120 15 <x <=20 3,5 4,5
90 <x <=105 25 <x <=15 3 4
75 <x <=90 20 <x <=10 2,5 3,5
60 <x <=75 15 <x <=5 2 3
40 <x <=60 10 <x <=0 1,5 2,5
20 <x <=40 x <0 1 2
x <=20 x <0 0,5 1,5
Skor yang digunakan dipilih yang terbaik dari kedua skor menurut tabel 8 diatas.
h. Rasio Total Modal Sendiri Terhadap Total Asset (TMS terhadap TA)
Rumus : TMS terhadap TA = Ekuitas
Total Aktiva
Definisi :
Total Modal Sendiri adalah komponen Modal Sendiri pada akhir tahun
buku diluar dana-dana yang belum ditetapkan statusnya.
Total Asset adalah Total Asset dikurangi dengan dana-dana yang belum
ditetapkan statusnya pada posisi akhir tahun buku yang bersangkutan
Tabel 9 : Daftar Skor Penilaian Rasio Modal Sendiri terhadap Total Asset
Skor
TMS terhadap TA = x (%)
Infra Non Infra
0 >x 0 0
0 <x <10 2 4
10 <x <20 3 6
20 <x <30 4 7,25
30 <x <40 6 10
40 <x <50 5,5 9
50 <x <60 5 8,5
60 <x <70 4,5 8
70<x <80 4,25 7,5
80 <x <90 4 7
90 <x <100 3,5 6,5
157
Perhitungan Analisis Rasio PT. PLN (Persero) AJ Kramat Jati
Analisis Likuiditas
1.Rasio Lancar
Tahun Aktiva Lancar (a) Hutang lancar (b) Nilai (a: b)
2003 11,44 11,30 1,01
2004 6,30 12,4 0,5
2005 8,06 56,7 0,75
2. Rasio Cepat
Tahun Aktiva Lancar -
Persediaan (a)
Hutang lancar (b) Nilai (a: b)
2003 3,61 11,3 0,32
2004 2,89 12,4 0,5
2005 4,3 5,677 0,75
3. Rasio Kas
Tahun Kas +Deposito (a) Hutang lancar (b) Nilai (a: b)
2003 0,5 11,3 4,4
2004 0,4 12,4 3,2
2005 0,6 56,7 1,05 %
Analisis Solvabilitas
4. Rasio Hutang
Tahun Total Hutang (a) Total Aktiva (b) Nilai (a: b)
2003 11,3 1089 0,01
2004 12,4 1106 0,01
2005 56,77 1310 0,04
5. Rasio Hutang Terhadap Ekuitas
Tahun Total Hutang (a) Total Ekuitas (b) Nilai (a: b)
2003 11,3 1078 0,01
2004 12,4 1071 0,01
2005 56,77 1253 0,04
6. Rasio Ekuitas Terhadap Total Aktiva
Tahun Total Ekuitas (a) Total Aktiva (b) Nilai (a: b)
2003 1078 1089 0,98
2004 1071 1106 0,97
2005 1253 1310 0,95
7. Rasio Ekuitas Terhadap Aktiva Tetap
Tahun Total Ekuitas (a) Total Aktiva tetap
(b)
Nilai (a: b)
2003 1078 1033 1,04
2004 1071 1019 1,05
2005 1253 1193 1,05
Lampiran 3
158
Analisis Profitabilitas
8. ROE
Tahun Laba Bersih (a) Ekuitas (b) Nilai (a: b)
2003 - 214,45 1089 - 0,19
2004 - 187, 27 171 - 0,17
2005 - 126,39 1253 - 0,1
9. ROI
Tahun Laba Bersih (a) Total Aktiva (b) Nilai (a: b)
2003 - 214,45 1089 - 0,19
2004 - 187, 27 1106 - 0,17
2005 - 126, 39 1310 - 0,09
10. ROA
Tahun Total Usaha (a) Total Aktiva (b) Nilai (a: b)
2003 - 216,56 1089 - 0,19
2004 - 187, 42 1106 - 0,17
2005 - 139,89 1310 - 0,1
11. Margin Laba Bersih
Tahun Laba Bersih (a) Penjualan (b) Nilai (a: b)
2003 - 214,45 15,16 - 14,26
2004 - 187, 27 16,94 - 11
2005 - 126,39 18,83 - 6,63
Analisis Aktifitas
12. Perputaran Total Aktiva
Tahun Penjualan (a) Total Aktiva (b) Nilai (a: b)
2003 15,16 1089 0,01
2004 16,94 1106 0,01
2005 18,83 1310 0,01
13. Perputaran Aktiva Tetap
Tahun Penjualan (a) Total Aktiva
Tetap (b)
Nilai (a: b)
2003 15,165 1033 0,01
2004 16,94 1019 0,01
2005 18,83 1193 0,01
14. Perputaran Persediaan
Tahun Penjualan (a) Persediaan (b) Nilai (a: b)
2003 15,16 7,86 1,9
2004 16,94 3,41 4,97
2005 18,83 3,76 5
15. Perputaran Piutang
Tahun Penjualan (a) Piutang (b) Nilai (a: b)
2003 15,16 0,06 233,33
2004 16,94 0 0
2005 18,833 0,001 18833