You are on page 1of 9

Jurnal Rancang Sipil Volume 1 Nomor 1, Desember 2012

41
KAJIAN PENINGKATAN NILAI CBR MATERIAL LAPISAN
PONDASI BAWAH AKIBAT PENAMBAHAN PASIR
Azwar, Yudit Agus Prawono, Reza Maulana
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Medan,
Jl.Gedung Arca No.52 Medan, Telp. 061-7363771, Fax. 061-7347954, Medan
20217, Email: sipil_itm@ymail.com
ABSTRAK
Perencanaan jalan memerlukan kriteria dari semua lapisan konstruksi yang memenuhi
standar, termasuk lapisan pondasi bawah (sub base). Sebelum pemasangan material sub base di
lapangan, diharuskan untuk melakukan beberapa pengujian di laboratorium untuk mengetahui
apakah material sub base yang akan digunakan memenuhi standard yang ada.
Pengujian material sub base diuji di laboratorium yang terdiri dari berat jenis,
compaction, dan California Bearing Ratio (CBR). Pada pengujian material sub base ini dicoba
dengan menambahkan pasir dengan variasi 0%, 10%, 20% dan 30%.
Dari hasil pengujian tanah asli diperoleh nilai CBR design 25,70% dengan nilai Gs =
2.66, d = 1.87 gr/cm
3
pada W
opt
= 12.40%. Penambahan pasir pada material sub base
menunjukkan adanya perubahan nilai CBR. Pada penambahan 10% pasir diperoleh nilai CBR
sebesar 33.20% dengan nilai Gs = 2.68, d = 1.94 gr/cm
3
pada W
opt
= 9.70%. Pada penambahan
20% pasir diperoleh nilai CBR sebesar 52.00% dengan nilai Gs = 2.70, d = 2.08 gr/cm
3
pada W
opt

= 7.50%, sedangkan pada penambahan 30% pasir diperoleh nilai CBR sebesar 32.80% dengan
nilai Gs = 2.73, d = 2.13 gr/cm
3
pada W
opt
= 6.70%. Sehingga nilai CBR yang memenuhi
standard yaitu pada penambahan 20% pasir sebesar 43.20%. Dimana standard CBR minimum
adalah 40%.
Kata kunci : Sub base, karakteristik tanah, compaction, CBR.

1. PENDAHULUAN
Tanah dalam pengertian teknik secara umum, dapat didefinisikan sebagai material
yang terdiri dari agregat (butiran) mineral-mineral padat yang tidak tersementasi (terikat
secara kimia) satu sama lain dan dari bahan-bahan organik yang telah melapuk (yang
berpartikel padat) disertai dengan zat cair dan gas yang mengisi ruang-ruang kosong
diantara pertikel-partikel padat tersebut.
Kondisi tanah yang ada di Indonesia sangat bervariasi dari segi nilai CBR
(California Bearing Ratio) masing-masing. Dalam penelitian ini digunakan material sub
base dari kecamatan Parongil, Kabupaten Dairi untuk pembangunan jalan raya. Untuk
mengetahui perubahan pada nilai CBR sub base ini akan dicoba dengan menambahkan
pasir. Agregat halus seperti pasir menurut asalnya dapat dibedakan yaitu pasir galian,
pasir sungai atau pasir pantai. Pasir yang banyak dijumpai di Indonesia ialah pasir pantai.
Pada semua konstruksi, pasir tidak pernah terlepas dari pekerjaan tersebut dikarenakan
pasir selalu dipergunakan untuk campuran maupun kegunaan lain seperti timbunan.
Jurnal Rancang Sipil Volume 1 Nomor 1, Desember 2012


42
Studi penelitian pada tanah telah banyak dilakukan sebelumnya sebagai usaha
untuk mengetahui sifar fisis dan sifat mekanis tanah. Untuk memperhatikan perubahan-
perubahan sifat tanah tersebut biasanya tanah akan ditambah atau dicampur dengan
material lain seperti pasir. Hasilnya menunjukkan perubahan nilai baik sifat fisis maupun
sifat mekanisnya.
Dalam prakteknya seorang sarjana teknik sipil geoteknik akan banyak bergelut
dengan berbagai macam tanah. Tanah selalu mempunyai peranan yang sangat penting
pada suatu pekerjaan konstruksi. Dimana tanah yang digunakan sebagai tempat
diletakkan suatu pondasi untuk mendukung struktur bangunan, konstruksi jalan dan
tanggul. Pada konstruksi jalan, salah satu lapisan perkerasan sering dikenal dengan
lapisan pondasi bawah atau sub base. Lapisan sub base ini sangat penting dalam
mendukung struktur jalan raya dalam hal daya dukung. Kalau diperhatikan tanah sub base
terdiri dari agregat berbutir halus dan dan agregat berbutir kasar. Jika pemadatan
dilakukan pada material berbutir kasar, maka hasil yang diperoleh tidak begitu maksimal.
Untuk menggantikan agregat kasar tersebut maka diganti dengan menambahkan pasir.
Adapun alasan penggunaan pasir sebagai pilihan untuk campuran pada material sub base
dimana kita ketahui bahwa pasir merupakan material yang mudah didapat dan ekonomis.
Parameter tanah seperti nilai CBR menurut ASTM dan AASTHO adalah
parameter yang penting dalam menentukan daya dukung tanah.
Berdasarkan uraian diatas, maka dilakukan suatu metode pengujian tanah yaitu
untuk melihat seberapa besar pengaruh penambahan pasir pada material sub base
terhadap peningkatan nilai CBR.
2. METODOLOGI PENELITIAN
2.1. Kegiatan Penelitian
Kegiatan penelitian uji CBR (California Bearing Ratio) laboratorium pada
material lapisan pondasi bawah merupakan penelitian untuk menguji kekuatan tanah
dengan penambahan kadar pasir. Dimana contoh tanah diambil di lokasi yang merupakan
daerah pekerjaan konstruksi jalan raya di Kecamatan Parongil Kabupaten Dairi,
sedangkan untuk menstabilisasikannya dicoba dengan menggunakan pasir yang sesuai
dengan persyaratan material untuk kategori pasir.
Karakteristik dari parameter tanah yang didapat baik itu dalam kondisi tanah asli
maupun pada penambahan pasir, langsung diuji dengan alat CBR laboratorium bebas
sesuai dengan prosedur yang ada. Namun sebelum pengujian terlebih dahulu dilakukan
kalibrasi alat uji, hal ini dilakukan agar standard spesifikasi yang ditetapkan dapat terjaga.
Jurnal Rancang Sipil Volume 1 Nomor 1, Desember 2012


43
Prosedur pelaksanaan baik dalam pembuatan contoh tanah (benda uji)
maupun pengujian contoh tanah mengikuti prosedur test yang dikeluarkan oleh
AASTHO (American Assocation of State Highway and Transportation Officials)
dan ASTM (American Society for Testing Material). Hasil-hasil pengujian dicatat
untuk setiap parameter yang diperoleh dan dianalisa sesuai dengan tujuan yang
dimaksud.Sebelum dilakukan pengujian pendahuluan dan pengujian daya dukung
material sub base tersebut, terlebih dahulu dilakukan persiapan alat dan material
yang akan di gunakan dalam penggujian

Alat
Dalam melakukan penelitian material sub base yang dilakukan di Laboratorium
Mekanika Tanah Institut Teknologi Medan (ITM), diperlukan alat-alat untuk melakukan
pengujian compaction test dan CBR. Adapun peralatan yang akan digunakan dalam
pengujian antara lain :
1. Alat pemadatan (Compaction Test)
2. Alat mesin penetrasi (CBR Laboratorium)

2.2. Pengambilan Sampel Material Sub Base
Penelitian dilaksanakan dengan menggunakan contoh material sub base dari
Parongil Kabupaten Dairi Propinsi Sumatera Utara. Pengambilan sampel diambil dalam
keadaan terganggu, dimasukkan ke dalam karung lalu dibawa ke laboratorium untuk
diuji.

Gambar 1. Material Sub Base

Jurnal Rancang Sipil Volume 1 Nomor 1, Desember 2012


44
2.3. Pembuatan sample uji
Sample yang baru diambil dijemur diterik matahari 1 2 hari agar dicapai kondisi
kering udara. Selanjutnya tanah dihancurkan dari gumpalan-gumpalan dengan
menggunakan palu karet agar butir aslinya tidak pecah. Kemudian tanah yang sudah
kering diayak dengan saringan. Pasir yang digunakan adalah pasir sungai. Dimana pasir
tersebut diayak dengan menggunakan saringan no. 40 dan no. 80. Dimana pasri yang
diambil lolos ayakan no. 40 dan tertahan no.80.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1. Karakteristik Material Sub Base
Dari hasil pengujian tanah asli yang telah dilakukan di Laboratorium Mekanika
Tanah Institut Teknologi Medan, maka karakteristik dari material sub base adalah sebagai
berikut :
Tabel 1. Hasil pengujian material tanah asli di laboratorium
No. Sifat Fisis/Mekanis Hasil
1. Berat Jenis Gs 2.66
d 1.87 2. Compaction
w opt 12.40
3. CBR Laboratorium % 25.70

3.2. Hasil Pengujian Compaction Laboratorium
Hasil uji pemadatan di laboratorium dengan metode standard proctor pada tanah
asli diperoleh kadar air optimum 12,40 % dan berat isi kering 1,87 gr/cm
3
seperti terlihat
pada gambar 2 dibawah ini.
Dari grafik dapat terlihat bahwa semakin besar penambahan air, maka kadar air
akan semakin bertambah besar juga.

3.3. Hasil Pengujian CBR Laboratorium
Pengujian CBR di laboratorium dilakukan sebagai design nilai CBR dari material
yang akan digunakan sebagai bahan lapisan pondasi bawah (sub base) di lapangan.
Sampel untuk uji CBR diperam selama 1 hari dengan kadar air optimum diperoleh dari
hasil uji compaction. Kemudian dipadatkan pada kondisi 5 lapis x 10 pukulan, 25
Jurnal Rancang Sipil Volume 1 Nomor 1, Desember 2012


45
pukulan dan 56 pukulan. Ketiga sampel CBR menghasilkan nilai CBR masing masing
sebesar 19.37%, 22.43 % dan 29.50%.

Gambar 2. Grafik hasil uji pemadatan pada tanah asli

Nilai CBR design didapatkan berdasarkan nilai berat isi kering hasil uji
compaction yang dikorelasikan dengan ketiga nilai CBR yang telah dilakukan. CBR
design dapat dilihat pada gambar 3 di bawah ini. Dari hubungan keduanya didapatkan
nilai CBR design sebesar 25.70 % pada kondisi d = 1.87 gr/cm
3
dan Wopt = 12.40%.












Gambar 3. Korelasi hasil pengujian compaction dengan nilai CBR Laboratorium

3.4. Karakteristik Material Sub Base Akibat Penambahan Pasir
Besarnya pengaruh karakteristik material sub base dengan variasi penambahan
pasir sangat tergantung pada perilaku persentase variasi campuran yang digunakan.
ZAV

Jurnal Rancang Sipil Volume 1 Nomor 1, Desember 2012


46
3.5. Pengaruh Penambahan Pasir terhadap Nilai CBR
Dari grafik di atas, pada penambahan 10% pasir diperoleh nilai CBR untuk
masing-masing pukulan sebesar 29.80%, 33.47%, dan 37.77%. Dimana bila grafik
diperhatikan pada kajian beban yang dihasilkan selama penetrasi kita lihat pada material
yang diberikan pukulan sebanyak 56 memiliki nilai beban yang besar pada saat penetrasi
0.2 inchi. Sedangkan pada garis grafik kita perhatikan tidak merupakan kenaikan beban
yang stabil. Ini disebabkan karena struktur tanah yang masih kurang padat atau ditemukan
tanah yang lunak serta air yang belum sempurna bercampur dengan material.
Untuk menentukan CBR design pada penambahan 10% pasir diperoleh hasil
dengan mengkorelasikan grafik pemadatan dan CBR seperti terlihat pada gambar 4 di
bawah ini.












Gambar 4. Korelasi hasil pengujian compaction dengan nilai CBR Laboratorium dengan
penambahan 10% pasir

Dari korelasi kedua grafik di atas diperoleh CBR design sebesar 33.0% dengan
berat isi kering 1.94 gr/cm
3
dan kadar air optimum sebesar 9.70%. Dari hasil tersebut
maka nilai CBR design belum memenuhi standar CBR minimum sebesar 40%.
Dari hasil di atas, maka dari penambahan pasir sebesar 10% menunjukkan
peningkatan nilai CBR dari tanah asli sebesar 8.40%. Untuk menentukan CBR design
pada penambahan 20% pasir diperoleh hasil dengan mengkorelasikan grafik pemadatan
dan CBR seperti terlihat pada gambar 5 di bawah ini.



Jurnal Rancang Sipil Volume 1 Nomor 1, Desember 2012


47












Gambar 5. Korelasi hasil pengujian compaction dengan nilai CBR Laboratorium dengan
penambahan 20% pasir

Dari korelasi kedua grafik di atas diperoleh CBR design sebesar 52.00% dengan
berat isi kering 2.08 gr/cm
3
dan kadar air optimum sebesar 7.50%. Dari hasil tersebut
maka nilai CBR design memenuhi standar CBR minimum sebesar 40%.
Dari hasil di atas, maka dari penambahan pasir sebesar 20% menunjukkan
peningkatan nilai CBR dari pengujian terhadap penambahan 10% pasir sebesar 18.80%.
Dari hasil pengujian CBR untuk variasi penambahan pasir sebesar 30% dapat dinyatakan
pada gambar 6 di bawah ini.
Dari grafik di atas diperoleh nilai CBR masing-masing untuk setiap variasi
pukulan sebesar 26.17%, 30.80%, dan 33.83%.
Untuk menentukan CBR design pada penambahan 30% pasir diperoleh hasil
dengan mengkorelasikan grafik pemadatan dan CBR seperti terlihat pada gambar 7 di
bawah ini. Dari korelasi kedua grafik di atas diperoleh CBR design sebesar 32.80%
dengan berat isi kering 2.13 gr/cm
3
dan kadar air optimum sebesar 6.70%. Dari hasil
tersebut maka nilai CBR design tidak memenuhi standar CBR minimum sebesar 40%.
Dari hasil di atas, maka dari penambahan pasir sebesar 30% menunjukkan
penurunan nilai CBR dari pengujian terhadap penambahan 20% pasir sebesar 19.20%.
Dari hasil pengujian terhadap persentase penambahan pasir diperoleh nilai CBR
tertinggi yaitu pada penambahan 20% pasir sebesar 52.00% dengan berat isi kering 2.08
gr/cm
3
dan kadar air optimum 7.50%.


Jurnal Rancang Sipil Volume 1 Nomor 1, Desember 2012


48











Gambar 6. Korelasi hasil pengujian compaction dengan nilai CBR Laboratorium dengan
penambahan 30% pasir

3.6. Hubungan Penambahan Pasir dengan Nilai CBR Design
Dari hasil pengujian CBR design dengan penambahan persen pasir dapat dilihat
pada tabel 2.
Tabel 2. Nilai CBR Design akibat penambahan pasir
No. Penambahan Pasir (%) CBR Design (%)
1.
2.
3.
4.
0
10
20
30
25.70
33.20
52.00
32.80

0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
50
0 10 20 30 40
% Pasir
C
B
R

D
e
s
i
g
n

(
%
)

Gambar 7. Grafik Hubungan % penambahan pasir terhadap nilai CBR design

Jurnal Rancang Sipil Volume 1 Nomor 1, Desember 2012


49
Dari grafik di atas dilihat bahwa nilai CBR pada penambahan 10% dan 20% pasir
terjadi peningkatan, sedangkan pada penambahan 30% pasir mengalami penurunan nilai
CBR. Maka dapat disimpulkan bahwa nilai CBR design yang memenuhi syarat standard
minimum untuk lapisan pondasi bawah adalah nilai CBR pada penambahan 20% pasir
dengan nilai sebesar 52.00%, dimana nilai standar minimum untuk nilai CBR lapisan
pondasi bawah adalah sebesar 40%.

4. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Laboratorium Mekanika Tanah
ITM, dan setelah melakukan analisa data maka dapat diambil beberapa kesimpulan antara
lain :
1. Hasil pengujian sifat fisis dan mekanis pada tanah asli material lapisan pondasi
bawah jalan dapat ditunjukkan pada tabel di bawah ini :
Untuk nilai CBR sebesar 25.70% lebih kecil dari nilai standar minimum yaitu
40%.
2. Dari penambahan persen pasir diperoleh nilai CBR design yang memenuhi syarat
untuk lapisan pondasi bawah yaitu pada penambahan 20% pasir sebesar 52.00%
lebih besar dari standard minimum yaitu 40%.

DAFTAR PUSTAKA

Badan Penerbit PU, 1979, Konstruksi Jalan Raya, Jakarta
Bowles,J.E, 1984, Sifat-Sifat Fisis dan Geoteknis Tanah, Edisi Kedua (Terjemahan),
Penerbit Erlangga, Jakarta.
Dep. PU, 1995, Petunjuk Teknik Survey dan Perencanaan Teknik Jalan, PU Bina Marga,
Jakarta.
Hary Christady Hardityatmo, 1992, Mekanika Tanah I, Jakarta : PT. Gramedia Pustaka
Utama.
Intitut Teknologi Medan, 1994, Buku Panduan Praktikum Mekanika Tanah, Medan
L.D. Wesley, Dr, Ir., Mekanika Tanah, Cetakan keempat, Edisi 1977
Sukirman Silvia, 1992, Perkerasan Lentur Jalan Raya, Penerbit Nova, Bandung.

You might also like