You are on page 1of 9

HALAMAN PENGESAHAN

USUL PROGRAM KR EATIVITAS MAHASISWA


Judul Kegiatan :
Bidang Kegiatan :( ) PKMP ( ) PKMK
( ) PKMT ( ) PKMM
Bidang Ilmu : ( ) Kesehatan ( ) Pertanian
( ) MIPA ( ) Teknologi
( ) Sosial Ekonomi ( ) Humaniora
( ) Pendidikan
Ketua Pelaksana Pendidikan
Nama Lengkap : Qodriyatul Asifah
NIM : 07302241036
Jurusan : Pendidikan Fisika
Perguruan Tinggi : Universitas Negeri Yogyakarta
Alamat Rumah : Desa Kebonsari RT/RW : 02/01 Kec. Petanahan
Kab. Kebumen Prop. Jawa Tengah 54382
No Telp/HP : 085643586087
E-mail : akhodri@yahoo.co.id
Anggota : 1 orang
Dosen Pembimbing :
Nama Lengkap :
NIP :
Alamat Rumah :
No Telp/HP :
Biaya Kegiatan Total
Sumber Dikti : Rp.10.000.000,00
Sumber lain :-
Jangka Waktu pelaksanaan :
Yogyakarta, 7 November 2009
Mengetahui,
Ketua Prodi Ketua pelaksana Kegiatan
Pembantu Rektor III Dosen Pembimbing

EVEKTIFITAS PENGGUNAAN KERAJINAN BAMBU SEBAGAI ALAT


PERAGA MATEMATIKA BAB SEGI EMPAT KELAS VII SMP TERHADAP
PRESTASI BELAJAR SISWA DI SMP N 1 YOGYAKARTA
Latar Belakang masalah
Pengertian Media Pembelajaran
Kata media berasal dari kata medium yang secara harfiah artinya perantara atau
pengantar. Banyak pakar tentang media pembelajaran yang memberikan batasan
tentang pengertian media. Menurut EACT yang dikutip oleh Rohani (1997 : 2)
“media adalah segala bentuk yang dipergunakan untuk proses penyaluran
informasi”. Sedangkan pengertian media menurut Djamarah (1995 : 136) adalah
“media adalah alat bantu apa saja yang dapat dijadikan sebagai penyalur pesan
guna mencapai Tujuan pembelajaran”.
Selanjutnya ditegaskan oleh Purnamawati dan Eldarni (2001 : 4) yaitu :
“media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari
pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan
minat siswa sedemikian rupa sehingga terjadi proses belajar”.
a. Jenis – jenis Media pembelajaran
Banyak sekali jenis media yang sudah dikenal dan digunakan dalam penyampaian
informasi dan pesan – pesan pembelajaran. Setiap jenis atau bagian dapat pula
dikelompokkan sesuai dengan karakteristik dan sifat – sifat media tersebut.
Sampai saat ini belum ada kesepakatan yang baku dalam mengelompokkan media.
Jadi banyak tenaga ahli mengelompokkan atau membuat klasifikasi media akan
tergantung dari sudut mana mereka memandang dan menilai media tersebut.
Penggolongan media pembelajaran menurut Gerlach dan Ely yang dikutip oleh
Rohani (1997 : 16) yaitu :
1. Gambar diam, baik dalam bentuk teks, bulletin, papan display, slide, film strip,
atau overhead proyektor.
2. Gambar gerak, baik hitam putih, berwarna, baik yang bersuara maupun yang
tidak bersuara.
3. Rekaman bersuara baik dalam kaset maupun piringan hitam.
4. Televisi
5. Benda – benda hidup, simulasi maupun model.
6. Instruksional berprograma ataupun CAI (Computer Assisten Instruction).
Penggolongan media yang lain, jika dilihat dari berbagai sudut pandang adalah
sebagai berikut :
1. Dilihat dari jenisnya media dapat digolongkan menjadi media Audio, media
Visual dan media Audio Visual.
2. Dilihat dari daya liputnya media dapat digolongkan menjadi media dengan daya
liput luas dan serentak, media dengan daya liput yang terbatas dengan ruang dan
tempat dan media pengajaran individual.
3. Dilihat dari bahan pembuatannya media dapat digolongkan menjadi media
sederhana (murah dan mudah memperolehnya) dan media komplek.
4. Dilihat dari bentuknya media dapat digolongkan menjadi media grafis (dua
dimensi), media tiga dimensi, dan media elektronik.
b. Manfaat media pembelajaran
Media pembelajaran sebagai alat bantu dalam proses belajar dan pembelajaran
adalah suatu kenyataan yang tidak bisa kita pungkiri keberadaannya. Karena
memang gurulah yang menghendaki untuk memudahkan tugasnya dalam
menyampaikan pesan – pesan atau materi pembelajaran kepada siswanya. Guru
sadar bahwa tanpa bantuan media, maka materi pembelajaran sukar untuk dicerna
dan dipahami oleh siswa, terutama materi pembelajaran yang rumit dan komplek.
Setiap materi pembelajaran mempunyai tingkat kesukaran yang bervariasi. Pada
satu sisi ada bahan pembelajaran yang tidak memerlukan media pembelajaran,
tetapi dilain sisi ada bahan pembelajaran yang memerlukan media pembelajaran.
Materi pembelajaran yang mempunyai tingkat kesukaran tinggi tentu sukar
dipahami oleh siswa, apalagi oleh siswa yang kurang menyukai materi
pembelajaran yang disampaikan.
Secara umum manfaat media pembelajaran menurut Harjanto (1997 : 245) adalah
1) Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu verbalistis ( tahu kata –
katanya, tetapi tidak tahu maksudnya)
2) Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera.
3) Dengan menggunakan media pembelajaran yang tepat dan bervariasi dapat
diatasi sikap pasif siswa.
4) Dapat menimbulkan persepsi yang sama terhadap suatu masalah.
Selanjutnya menurut Purnamawati dan Eldarni (2001 : 4) yaitu :
1) Membuat konkrit konsep yang abstrak, misalnya untuk menjelaskan peredaran
darah.
2) Membawa obyek yang berbahaya atau sukar didapat di dalam lingkungan
belajar.
3) Manampilkan obyek yang terlalu besar, misalnya pasar, candi.
4) Menampilkan obyek yang tidak dapat diamati dengan mata telanjang.
5) Memperlihatkan gerakan yang terlalu cepat.
6) Memungkinkan siswa dapat berinteraksi langsung dengan lingkungannya.
7) Membangkitkan motivasi belajar
Memberi kesan perhatian individu untuk seluruh anggota kelompok belajar.
9) Menyajikan informasi belajar secara konsisten dan dapat diulang maupun
disimpan menurut kebutuhan.
10) Menyajikan informasi belajar secara serempak (mengatasi waktu dan ruang)
11) Mengontrol arah maupun kecepatan belajar siswa.
c. Prinsip – prinsip memilih media pembelajaran
Setiap media pembelajaran memiliki keunggulan masing – masing, maka dari
itulah guru diharapkan dapat memilih media yang sesuai dengan kebutuhan atau
tujuan pembelajaran. Dengan harapan bahwa penggunaan media akan
mempercepat dan mempermudah pencapaian tujuan pembelajaran.
Ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam pemilihan media
pembelajaran,yaitu :
1) Harus adanya kejelasan tentang maksud dan tujuan pemilihan media
pembelajaran. Apakah pemilihan media itu untuk pembelajaran, untuk informasi
yang bersifat umum, ataukah sekedar hiburan saja mengisi waktu kosong. Lebih
khusus lagi, apakah untuk pembelajaran kelompok atau individu, apakah
sasarannya siswa TK, SD, SLTP, SMU, atau siswa pada Sekolah Dasar Luar
Biasa, masyarakat pedesaan ataukah masyarakat perkotaan. Dapat pula tujuan
tersebut akan menyangkut perbedaan warna, gerak atau suara. Misalnya proses
kimia (farmasi), atau pembelajaran pembedahan (kedokteran).
2) Karakteristik Media Pembelajaran. Setiap media pembelajaran mempunyai
karakteristik tertentu, baik dilihat dari keunggulannya, cara pembuatan maupun
cara penggunaannya. Memahami karakteristik media pembelajaran merupakan
kemampuan dasar yang harus dimiliki guru dalam kaitannya pemilihan media
pembelajaran. Disamping itu memberikan kemungkinan pada guru untuk
menggunakan berbagai media pembelajaran secara bervariasi
3) Alternatif Pilihan, yaitu adanya sejumlah media yang dapat dibandingkan atau
dikompetisikan. Dengan demikian guru bisa menentukan pilihan media
pembelajaran mana yang akan dipilih, jika terdapat beberapa media yang dapat
dibandingkan.Selain yang telah penulis sampaikan di atas, prinsip pemilihan
media pembelajaran menurut Harjanto (1997 : 238) yaitu: Tujuan, Keterpaduan
(validitas),Keadaan peserta didik, Ketersediaan,Mutu teknis, Biaya Selanjutnya
yang perlu kita ingat bersama bahwa tidak ada satu mediapun yang sifatnya bisa
menjelaskan semua permasalahan atau materi pembelajaran secara tuntas.
Berdasarkan pangamatan penulis, pembelajaran matematika Bab Segi
Empat siswa kelas VII SMP N I Yogyakarta belum menggunakan kerajinan
bamboo sebagai alat peraga. Hal ini dikarenakan selama ini guru menggunakan
alat peraga matematika bab Segi Empat yang berbahan baku : kayu, seng,
aluminium, kaca atau mika dengan cover satu warna.Hingga saat ini ( November
2009 ) belum ditemukan sekolah yang menggunakan kerajinan bambu sebagai
alat peraga matematika Bab Segi Empat.
Pembuatan kerajinan bamboo sebagai alat perga matematika Bab Segi
Empat Kelas VII SMP tergolong sukar serta melibatkan ranah psikomotorik dan
avektif yaitu : pantang menyerah, berani terluka ( karenasifat tanaman bamboo
yang berkulit gatal dan tajam serta menggunakan gergaji dan pisau ), ulet, sabar
dan telaten ( kare na anyaman memiliki desain pola tertentu dan tidak dapat
dihasilkan dalam selang waktu second )
Alasan pemanfaatan bamboo sebagai bahan baku alternative alat peraga
matematika Bab Segi Empat Ke las VII SMP yaitu :
Bambu bersifat keras dan berserat sehingga peralatan yang dihasilkan awet
( tahan lama ( tidak teroksidasi ( tidak berkarat ), than air, tahan panas ( tidak
menguap ), tahan tekanan, dapat dijadikan bahan baku rumah tahan gempa )
Bambu bersifat mudah dibelah sehingga dapat menghasilkan desain pola – pola
anyaman bamboo yang menarik.
Alat peraga dengan bahan baku bamboo memiliki keunikan dan daya tarik
tersendiri yaitu :
Menumbuhkan inspirasi
Mengurangi ketegangan syaraf
Menangkal narkoba
Menumbuhkan cinta seni dan budaya Indonesia
Menyimpan nilai seni yang tinggi hasil budaya Indonesia sehingga tidak
diakui bangsa lain
Membuka pemahaman awal bahwa setiap benda terdiri dari partikel yang
lebih kecil ( atomic )
Menambah estetika ruang kelas
Menciptakan pembelajaran Matematika bab Segi Empat siswa kelas VII
SMP N I Yogyakarta yang menarik, menyenangkan dan tidak membosankan.
Kebutuhan alat peraga Matematika bab Segi Empat kelas VII SMP N I
Yogyakarta meliputi :
Jajar genjang ( Paralelogram )
Persegi panjang
Persegi
Belah ketupat
Layang – laying
Trapesium
Kompetensi dasar bab Segi Empat kelas VII SMP yaitu :
a. Menemukan sifat dan menghitung besaran besaran segi empat.
b. Target hasil pembelajaran bab Segi Empat kelas VII SMP yaitu :
c. Menjelaskan pengertian jajar genjang, persegi panjang, belah
ketupat, persegi, trapezium, dan jenisnya, dan laying – laying
menurut sifatnya.
d. Menjelaskan sifat – sifat segi empat ditinjau dari diagonal sisi dan
sudutnya
e. Menurunkan dan menghitung rumus keliling dan luas segi empat.
Penelitian ini menguji secara formal efektifitas kerajinan bamboo sebagai
alat peraga Matematika Bab Segi Empat siswa Kelas VII SMP N I Yogyakarta.
Melihat potensi kerajinan bamboo sebagai alat peraga Matematika Bab
Segi Empat siswa kelas VII SMP N I Yogyakarta diharapka dapat menjadi media
pembelajaran Matematika Bab Segi Empat Kelas VII SMP yang efektif, efisien,
menarik, menyenangkan dan bernilai lebih sehingga dapat mencapai target
pembelajaran Bab Se gi Empat Kelas VII SMP secara maximal.

Perumusan Masalah
Berdasarkan latar be lakang tersebut di atas, maka rumusan mas alah
dalam penelitian ini adalah :
Bagaimana cara pembuatan kerajinan bamboo sebagai alat peraga
pembelajaran Matematika Bab Segi Empat Ke las VII SMP N I Yogyakarta.
Bagaimana efektifitas kerajinan bamboo sebagai alat peraga pembelajarn
Matematika pada Bab Segi Empat terhadap prestasi belajar siswa kelas VII SMP
N I Yogyakarta.
Tujuan Program
( Edukasi ) menjelaskan cara pembuatan kerajinan bamboo sebagai alat
peraga pembelajaran Matematika Bab Segi Empat Kelas VII SMP N I
Yogyakarta.
Menguji efektifitas kerajinan bamboo sebagai alat peraga pembelajaran
Matematika Bab Segi Empat terhadap prestasi be lajar sisiw a di Kelas VII SMP
N I Yogyakarta.
Luaran yang Diharapkan
Luaran yang diharapkan dari penelitian ini yaitu sebuah penelitian yang
dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya dan termuat dalam jurnal penelitian
sehingga dapat memberikan informasi ilmiah mengenai potensi bamboo sebagai
alat peraga pembelajaran Matematika Bab Segi Empat Kelas VII Sekolah
Menengah Pertama ( SMP ).
Kegunaan Program
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat :
Memberi informasi ilmiah mengenai potensi bamboo sebagai alat peraga
pembelajaran mate matika Bab Segi Empat Kelas VII SMP N I Yogyakarta.
Memberi informasi ilmiah mengenai efektifitas bamboo sebagai bahan
baku alat peraga Matematika bamboo Bab Segi Empat terhadap prestasi beljar
siswa kelas VII SMP N I Yogyakarta.
Memberikan nilai tambah terhadap keluaran pembelajaran meliputi :
Aspek edukasi : Membuka pemahaman aw al bahwa s etiap benda
terdiri dari partikel yang lebih kecil ( atomic ).
Menciptakan pembelajaran matematika Bab Segi Empat
siswa Kelas VII SMP N I Yogyakarta yang menarik, menyenangkan dan tidak
membosankan.
Aspek motivasi : menumbuhkan inspirasi.
Aspek kesehatan : mengurangi ketegangan syaraf dan menangkal
narkoba.
Aspek budaya : menumbuhkan jiwa cinta seni dan budaya.
Menambah e ste tika ruang kelas
Aspek ekonomi : Menyimpan nilai seni yang tinggi hasil budaya
Indonesia se hingga tidak diakui bangsa lain.

Tinjauan Pustaka
Sepintas Kilas Mengenai Bambu
a. Sebaran jenis bambu
Di dunia terdapat lebih dari 1.250 jenis bambu yang berasal dari 75 marga.
Dari jumlah tersebut di Indonesia terdapat 39 jenis bambu yang berasal dari 8
marga.Bambu tumbuh di daerah tropis, sub tropis dan beriklim sedang kecuali
di Eropa dan Asia Barat, dari dataran rendah sampai pada ketinggian 4.000 m
dpl.Tempat tumbuhnya pada tanah aluvial dengan tekstur tanah berpasir
sampai berlampung, berdrainase baik, beriklim A/B (tipe FS) dengan
ketinggian optimal 0-500 m dpl.
b. Karakteristik bambu
Bambu tergolong keluarga Gramineae (rumput-rumputan) disebut juga Hiant
Grass (rumput raksasa), berumpun dan terdiri dari sejumlah batang (buluh)
yang tumbuh secara bertahap, dari mulai rebung, batang muda dan sudah
dewasa pada umur 4-5 tahun.Batang bambu berbentuk silindris, berbuku-buku,
beruas-ruas berongga kadang-kadang masif, berdinding keras, pada setiap
buku terdapat mata tunas atau cabang.Akar bambu terdiri dari rimpang (rhizon)
berbuku dan beruas, pada buku akan ditumbuhi oleh serabut dan tunas yang
dapat tumbuh menjadi batang.
c. Fungsi dan manfaat bambu
Menurut Rivai, Suryo Kusumo dan Nugoro (1994), kegunaan dan manfaat
bambu bervariasi mulai dari perabotan rumah, perabotan dapur dan kerajinan,
bahan bangunan serta peralatan lainnya dari yang sederhana sampai dengan
industri bambu lapis, laminasi bambu, maupun industri kertas yang sudah
modern. Dari sekilas gambaran manfaat tersebut menyiratkan suatu harapan,
bahwa bambu dapat dijadikan bahan alternative pembuatan alat peraga
matematika dua dan tiga dimensi
1) Ekologis
Tanaman bambu mempunyai sistem perakaran serabut dengan akar rimpang
yang sangat kuat. Karakteristik perakaran bambu memungkinkan tanaman ini
menjaga sistem hidronologis sebagai pengijat tanah dan air, sehingga dapat
digunakan sebagai tanaman konservasi. Rumpun bambu di Tatar Sunda disebut
dapuran awi juga akan menciptakan iklim mikro di sekitarnya, sedangkan
hutan bambu dalam skala luas pada usia yang cukup dapat dikategorikan
sebagai satu satuan ekosistem yang lengkap. Kondisi hutan bambu
memungkinkan mikro organisme dapat berkembang bersama dalam jalinan
rantai makanan yang saling bersimbiosis.
2) Sosial, ekonomi, budaya
Tanaman bambu baik dalam skala kecil maupun besar mempunyai nilai
ekonomi yang meyakinkan. Budaya masyarakat menggunakan bambu dalam
berbagai aktivitas kehidupan sehingga bambu dapat dikategorikan sebagai
multipurpose free species (MPTS = jenis pohon yang serbaguna). Pemanfaatan
bambu secara tradisional masih terbatas sebagai bahan bangunan dan
kebutuhan keluarga lainnya (alat rumah tangga, kerajinan, alat kesenian seperti
angklung, calung, suling, gambang, bahan makanan seperti rebung dll.).Pada
umumnya jenis-jenis bambu yang diperdagangkan adalah jenis bambu yang
berdiameter besar dan berdinding tebal. Jenis-jenis tersebut diwakili oleh
warga Bambusa (3 jenis), Dendrocalalamus (2 jenis) dan Gigantochloa (8
jenis).Dari jenis-jenis tersebut dapat dibudidayakan secara massal untuk
menunjang industri kertas, chopstick, flowerstick, ply bamboo, particle board
dan papan semen serat bambu serta kemungkinan dikembangkan bangunan
dari bahan bambu yang tahan gempa dll.Dalam kehidupan sosial budaya
masyarakat bambu menjadi salah satu kelengkapan yang tidak bisa
ditinggalkan, misalnya dalam upacara adat, upacara perkawinan, hajatan
keluarga bahkan bahan baku bambu menjadi alat musik khas komunitas
tertentu. Lebih dari itu perkembangan sosial budaya masyarakat ditandai
dengan perkembangannya aksesori bambu dalam pembuatan perabot rumah
tangga dan cindera mata yang bernilai seni tinggi. Di beberapa tempat species
bambu tentu menjadi bagian mitos dan kelengkapan ritual masyarakat yang
bernilai magis.
d. Analisis ekonomi hutan tanaman bambu
Berdasarkan penelitian PT Persada Alnita Lestari (2003), pembangunan Hutan
Tanaman Bambu pada tahun pertama memerlukan, biaya Rp 10.137.000,00 ari
mulai perencanaan sampai pemeliharaan. Pada tahun ke 2 sampai tahun ke 4
diperlukan biaya sebesar Rp 1.402.900,00 per ha. Apabila daur pengusaha
hutan bambu selama 20 tahun, maka kebutuhan dana total mencapai
Rp 87.960.100,00 per ha. Dengan perolehan hasil sebesar
Rp 767.520.000,00.Secara analisis finansial investasi pembangunan hutan
tanaman bambu dengan indikator interest 18% per tahun dan dengan metode
discounting dari tahun pertama sampai tahun akhir daur perusahaan (20 tahun)
menghasilkan Net Present Valute (NPV) sebesar 56% sehingga pengusaha
bambu ini dikategorikan layak.Ditinjau dari perhitungan B/C ratio didapat
hasil 5,65 dengan payback period dicapai pada tahun ke-4.***

Metode Pelaksanaan Penelitian

Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan aksperimen murni. Pembuatan alat peraga Mateatika
Bab Segi E mpat ini dilakukan Selma e mpat minggu .Lebih lanjut tercantum
dalam uraian di bawah ini :

Cara membuat anyaman

Memotong bamboo menjadi ruas – ruas bamboo menggunakan gergaji.

Memotong kedua pangkal ruas bamboo yang sudah berlubang menggunakan


gergaji.

Menghaluskan ujung – ujung ruas bamboo yang sudah berlubang menggunakan


pisau ukuran 10 x 30 cm.

Menyerut kulit luar bamboo sehingga diperoleh terkstur dalam yang halus dan
putih menggunakan pisau ukuran 5 x 15 cm.

Membelah bamboo menjadi bilahan – bilahan ukuran 5 cm menggunakan pisau


ukuran 10 x 30 cm.

Membilah bilahan bamboo menjadi dua bagian atas dan baw ah dan
mengelompokkannya menggunakan pisau ukuran 5 x 15 cm.

Membilah setiap bilahan tipis dalam kelompok masing – masing menjadi 3 atau 4
bagian yang sama menggunakan pisau ukuran 2 x 13 cm.

Membelah tipis – tipis ( mengayar ) bilahan – bilahan kecil tersebut menjadi


lembaran – lembaran bamboo tipis ( ayaran ) menggunakan pisau ukuran 2 x 13
cm.

Menjemur lembaran – lembaran tipis 9 ayaran ) tersebut hingga kering ( 5 jam ).

You might also like