You are on page 1of 39

PENURUNAN PENDENGARAN KONGENITAL

PENDAHULUAN
Tuli merupakan defek sensoris yang paling sering terjadi (1 dari 1000-2000
kelahiran).
Identifikasi dini memberikan intervensi yang tepat sesegera mungkin bila
diindikasikan
0! disebabkan faktor lingkungan
0! penurunan pendengaran kongenital disebabkan faktor genetik
"0! tidak sindromik
o #iasanya disebabkan oleh mutasi pada gen tunggal
$0! sindrom menyebabkan penurunan pendengaran kongenital
"-%0! tuli genetik disebabkan oleh gen autosomal resesif (&')
%-20! disebabkan gen autosomal dominan (&()
1-$! diklasifikasikan sebagai kelainan X-linked, atau kromosomal.
FAKTOR LINGKUNGAN
Sindrom Rubella
)atarak kongenital
&nomali kardiovaskuler
'etardasi mental
'etinitis
Tuli
-10! ibu dengan rubella saat trimester pertama melahirkan bayi dengan tuli
*ata merupakan organ yang umumnya dipengaruhi+ diikuti telinga+ dan
jantung
Identifikasi antibody fluoresen+ hemaglutinasi serum+ dan kultur virus dari
tenggorokan dapat mengkonformasi diagnosis
Tuli akibat virus menunjukkan adanya degenerasi organ ,orti+ adhesi antara
organ ,orti dan membrane 'eissner+ membran tektorial yang menggulung+
1
atrofi stria parsial atau lengkap+ dan degenerasi elemen neural yang menyebar
(degenerasi koklea-sa--ulus)
Kern ikterik
20! bayi dengan kern ikterik mengalami tuli sekunder berat akibat kerusakan
pada nu-leus -o-hlearis ventral dan dorsal dan nu-leus -olli-ulus superior dan
inferior
#iasanya terjadi penurunan pendengaran frekuensi tinggi
Indikasi untuk transfusi penukaran biasanya bila bilirubin serum lebih dari 20
mg.dl.
Sifili
Tamari dan Itkin memperkirakan bah/a penurunan pendengaran terjadi pada0
"0! sifilis kongenital
2! sifilis fase laten
21! pasien asimptomatik dengan sifilis kongenital
$1! neurosifilis asimptomatik
)armody dan 2-hukne-ht melaporkan 2!-$%! pasien dengan sifilis
kongenital mengalami penurunan pendengaran. Terdapat dua bentuk sifilis
kongenital0 dini (infantil) dan lambat (tardif). #entuk infantile biasanya berat dan
bilateral. &nak-anak ini biasanya memiliki keterlibatan multisystem dan
mengakibatkan hasil fatal.
2ifilis kongenital lambat memiliki penurunan pendengaran progresif dengan
keparahan dan onset yang bervariasi. 3enurunan pendengaran yang mun-ul saat
a/al masa kanak-kanak biasanya bilateral+ mendadak+ berat+ dan berkaitan dengan
gejala vestibuler. #entuk onset-lambat (terkadang men-apai dekade kehidupan)
memiliki penurunan pendengaran ringan. )armody dan 2-hukne-ht juga
menunjukkan bah/a kelainan vestibuler+ vertigo episodi- berat+ merupakan gejala
kelompok onset lambat yang juga sering terjadi dibandingkan kelompok infantile.
2e-ara histopatologi+ osteitis dengan leukositosis mononu-lear+ obliterasi
endarteritis+ dan hidrops endolimfatika ditemukan. 2erologi -airan -erebrospinal
dan serum dapat bernilai positif atau tidak. 3engobatan dengan steroid dan
peni-illin masih bermanfaat. 4okasi lain dari sifilis kongenital adalah0
2
1. )artilago nasal dan kerangka tulang
2. 3eriostitis tulang -ranium (bossing)
$. 3riostitis tibia (saber shin)
5. 3erlukaan pada jaringan odontogenous (Hutchinson teeth)
. 3erlukaan kartilago epifisis (3era/akan pendek)
6. 7mumnya+ keratitis interstitial (cloudy cornea)
(ua tanda dikaitkan dengan sifilis kongenital0 Hennebert sign terdiri atas tes
fistula positif tanpa bukti klini penyakit telinga tengah atau mastoid+ atau fistula.
Telah diketahui bah/a stimulasi vestibuler dimediasi oleh ikatan fibrosa antara
bagian dasar dan labirin membrane vestibuler. Hennebert sign dapat juga mun-ul
pada penyakit *eniere. 3enjelasan lain adalah bah/a respon vestibuler mun-ul
akibat pergerakan bagian dasar yang berlebihan. 8istagmus pada hennebert sign
lebih khas pada pemberian tekanan negative.
9enomena Tullio terdiri atas vertigo dan nistagmus terhadap stimulasi dengan
suara berintensitas tinggi+ seperti kotak bising #arany. 9enomena ini terjadi tidak
hanya pada pasien sifilis kongenital dengan fistula -analis semi-ir-ularis atau
dehisensi+ tetapi juga pasien postfenestrasi bila bagian dasarnya mobile dan
fenestrumnya paten. :al ini juga dapat terjadi pada otitis media kronik bila pasien
memiliki membrane timpani dan tulang pendengaran yang intak+ dan sebuah
fistula;kombinasi yang jarang.
&gar terjadi 9enomena Tullio+ fistula -analis semi-ir-ularis dan
mekanisme transmisi suara yang intak menuju telinga dalam (missal membrane
timpani intak+ tulang pendengaran intak+ dan bagian dasar yang mobile) harus ada.
3atofisiologinya adalah adanya energy suara intensitas tinggi yang ditransmisikan
melalui dasar mengalami resistensi yang sedikit dan berubah menuju fistula
daripada melalui membrane jendela ovale.
3enurunan pendengaran dapat terjadi dalam bentuk sekunder atau tersier
pada sifilis dapatan. 2e-ara histopatologi+ osteitis dengan infiltrasi sel bulat
didapatkan. (engan sifilis tersier+ lesi guma dapat terjadi di aurikula+ mastoid
telinga tengah dan piramida petrosa. 4esi ini dapat menimbulkan penurunan
pendengaran -ampuran. <leh karena peni-illin dan antibioti- lainnya -ukup
efektif dalam mengobati sifilis dapatan+ bentuk tuli ini sangat jarang.
$
Hi!otiroidime
)reatinisme terdiri atas terlambatnya pertumbuhan+ retardasi mental dan
penurunan pendengaran -ampuran+ nampaknya berhubungan dengan tuli
kongenital.
NONSINDRO"IK
8onsindromik merupakan salah satu penyebab penurunan pendengaran
kongenital ("0! penurunan pendengaran). (iturunkan se-ara autosomal resesif
(&') merupakan bentuk penurunan pendengaran yang paling sering (%0!). 4o-us
autosomal dominan (&() disebut sebagai (98&+ autosomal resesif disebut
(98#+ dan X-linked merupakan (98. 2ekitar $% lo-us tuli autosomal dominan
telah dipetakan dan 11 gen telah digandakan. 21 lo-us untuk tuli &' dan 11 gen
telah digandakan.
&nalisis populasi menyebutkan bah/a lebih dari 100 gen terlibat dalam
ke-a-atan pendengaran non-sindromik. *utasi molekul 26 connexin (protein gap
junction+ gen =>#2) ditemukan pada sekitar 51! pasien dengan tuli nonsindromik
dan sekitar $"! kasus sporadi-.
7ji terhadap connexin 26 tersedia se-ara komersial
2atu dalam $1 individu dapat menjadi pemba/a mutasi ini. 2atu mutasi yang
sering ditemukan+dinamakan $0de1=.
Autoomal Dominan
&(0 1! kasus penurunan pendengaran nonsindromik
4o-us (89&
)ongenital+ ke-a-atan pendengaran nonprogresif yang berat biasanya mun-ul
lebih dari satu kelainan+ dengan beberapa gen berbeda yang dilokasikan.
,ontoh tuli autosomal0
*utasi hilangnya ,<411&2 ((98&1$)+ mengkode kolagen ?I. #ersifat
progresif+ penurunan pendengaran sensorineural menghasilkan tuli
sensorineural flat.
*utasi (98&6.15-@921 mun-ul sebagai ke-a-atan pendengaran
sensorineural frekuensi rendah yang disebabkan oleh mutasi @921
5
heteroAigos. *utasi pada gen @921 merupakan bentuk yang sering ditemukan
pada penurunan pendengaran sensorineural frekuensi rendah dominan.
Autoomal Reeif
3enelitian terkait genetik telah mengidentifikasi setidaknya 1 lo-us gen untuk
penurunan pendengaran nonsindromik resesif. =en (98#2 pada kromosom 1$B
mungkin merupakan bentuk tersering dan telah diidentifikasi sebagai -onneCin 2$.
(98#1+ juga ditemukan pada kromosom 1$ yang mengkode protein gap junction
gen -onneCin 26. ,onneCin 26 memiliki perean penting dalam transduksi suara.
Dkspresi -onneCin 26 mungkin berimplikasi pada penurunan pendengaran
nonsindromik resesif+ hal ini mungkin bah/a kondisi ini jarang+ mempengaruhi
satu atau sedikit keluarga yang menikah.
Penurunan Penden#aran X-Linked Nonindromik
)e-a-atan pendengaran nonsindromik X-linked lebih jarang ditemukan
daripada tuli sindromik X-linked. )ebanyakan gen X-linked bertanggungja/ab
terhadap ke-a-atan pendengaran herediter yang belum dapat diketahui
penyebabnya. 2etidaknya 6 lo-us pada kromosom ? terhadap penurunan
pendengaran nonsindromik telah diketahui.
(ua tipe nonsindromik+ penurunan pendengaran sensorineural berat yang
terkait X-linked tekah dideskripsikan0 onset dini+ tipe progresif yang -epat dan tipe
progresif yang perlahan dan ringan.
)e-a-atan pendengaran diakibatkan onset prelingual dan dikarakteristikkan
oleh satu atau dua bentuk. 9iksasi X-linked pada stapes dengan aliran perilimfatik
berkaitan dengan ke-a-atan pendengaran -ampuranyang dilokasikan pada lo-us
(89$+ yang mengkode faktor transkripsi 3<7$95. =en ini dilokasikan dekat
dengan gen yang menyebabkan koroideremia+ dan hilangnya gen ini menimbulkan
sindrom koroideremia berkelanjutan. 3enurunan pendengaran+ dan retardasi
mental. ,T s-an preoperative dapat digunakan untuk mendeteksi temuan yang
diprediksikan+ seperti pembesaran -analis auditorius internus dengan penipisan
atau absennya tulang pada basis koklea. #entuk ke-a-atan pendengaran X-linked
dikaitkan dengan ?B1$-B21.2. 3eneliti juga mengidentifikasi ke-a-atan
pendengaran sensorineural dominan X-linked yang berkaitan dengan lo-us
?p21.2. )e-a-atan auditori pada laki-laki biasanya kongenital+ bilateral+

sesnsorineural. @anita de/asa carrier mengalami ke-a-atan pendengaran


sensorineural frekuensi tinggi bilateral+ ringan hingga sedang.
SINDRO"IK
Kelainan Sindromik Autoomal Dominan $an# Lebi% Serin#
2indroma #ran-hio-<to-'enal diperkirakan terjadi pada 2! anak-anak dengan
gangguan pendengaranan kongenital. 2indroma ini melibatkan karakter
-abangnya+ termasuk liang telinga dan daun telinga atau fistula servikal dan
keterlibatan ginjal dari agenesis dan gagal ginjal akibat dysplasia minor. (ari ini+
$0! diantaranya adalah tuli konduktif+ 20! adalah sensorineural+ dan 0!
menunjukkan bentuk -ampuran. *utasi DE&1+ gen eCons 16 didalam interval
genomi- 16 k#+ telah terbukti menyebabkan sindroma ini. 3rotein yang dikode
merupakan a-tivator transkripsi. =en ini didapatkan pada kromosom %B.
Neurofibromatoi
8eurofibromatosis (89) mun-ul dengan caf-au-lait spots dan multiple
myeloma. Tumor kutaneous merupakan yang tersering+ tetapi system saraf
pusat+ nervus peripheral dan organ vis-era dapat terlibat. 'etardasi mental+
kebutaan dan penurunan pendengaran sensorineural dapat diakibatkan oleh
tumor system saraf pusat.
8eurofibromatosis diklasifikasikan sebagai tipe 1 dan 2. 89 tipe 1 lebih
sering didapatkan dengan insidensi sekitar 10$000 orang. Tipe 1 pada
umumnya men-akup banyaknya caf-au-lait spots+ neurofibroma
kutaneus+ neuroma pleksiform+ pseudoartrosis+ 8odul 4is-h pada iris+ dan
glioma opti-us. 8euroma akustikus biasanya unilateral dan mun-ul pada
hanya ! pasien tersebut. 3enurunan pendengaran dapat terjadi sebagai
akibat dari neurofibroma yang men-apai telinga tengah atau dalam+ tetapi
tuli yang signifikan jarang ditemukan. 9enotip yang diekspresikan dapat
bervariasi dari sedikit caf-au-lait spots hingga neurofibroma buruk
multiple. 89 tipe 1 ini disebabkan oleh gangguan gen 891 (gen faktor
pertumbuhan saraf) yang terdapat pada kromosom 1"B11.2.
89 tipe 2+ yang se-ara genetik kelainannya berbeda+ ditandai oleh
neuroma a-usti-us bilateral+ caf-au-lait spots+ dan katarak subkapsularis.
6
8euroma a-usti-us bilateral terjadi pada 1! pasien dan biasanya
asimptomatik hingga a/al masa de/asa. :ilangnya gen 892 (gen penekan
tumor) pada kromosom 22B12.2 menyebabkan abnormalitas yang
berkaitan dengan neurofibromatosis tipe 2. )edua tipe neurofibromatosis
tersebut diturunkan sebagai autosomal dominan dengan penetrasi tinggi
tetapi ekspresivitasnya bervariasi. 8ilai mutasi yang tinggi merupakan
karakteristik dari kedua tipe kelainan tersbeut.
Osteogenesis Imperfecta
Osteogenesis imperfect ditandai oleh fragilitas tulang+ s-lera biru+
penurunan pendengaran konduktif+ sensorineural+ atau -ampuran+ dan
hiperelastisitas persendian dan ligament. )elainan ini ditransmisikan
sebagai autosomal dominan dengan ekspresi beragam dan penetrasi yang
kurang lengkap. 2 gen untuk osteogenesis imperfect telah diidentifikasi+
,<4I&1 pada kromosom 1"B dan ,<4I&2 pada kromosom "B. 7sia
dimana variasi sering terjadi menjadi gambaran klinis yang tampak.
2indroma van der :oeve merupakan subtype dimana penurunan
pendengaran progresif bera/al sejak masa kanak-kank.
Otokleroi
<tosklerosis disebabkan oleh proliferasi jaringan tipe spons pada kapsula
oti- yang mengakibatkan fiksasi tulang pendengaran dan menghasilkan
penurunan pendengaran konduktif. 3enurunan pendengaran dapat bera/al
sejak ke-il tetapi seringnya terjadi pada usia de/asa dan terkadang
melibatkan komponen sensorineural.
<tosklerosis terjadi dengan ditransmisikan pada pola autosomal dominan
dengan penetransi yang menurun+ sehingga hanya 2-50! pemba/a gen
akan menunjukkan fenotipnya. 3roporsi yang lebih besar pada /anita
otosklerosis menunjukkan kemungkinan pengaruh hormonal. 3enelitian
statisti- terbaru menyebutkan peran gen ,<4I&1 pada otosklerosis+ dan
partikel virus -ampak telah diidentifikasi didalam pertumbuhan tulang
yang berlebihan pada fo-us otosklerotik+ mengakibatkan kemungkinan
adanya interaksi dengan genom virus.
"
Sindroma Sti&kler
Cleft palate+ mikrognatia+ myopia berat+ ablasi retina+ katarak dan
marfanoid habitus menandai sindroma 2ti-kler se-ara klinis+ 3enurunan
pendengaran sensorineural yang signifikan atau penurunan pendengaran
-ampuran terjadi pada sekitar 1! kasus+ sedangkan penurunan
pendengaran dengan derajat keparahan lebih rendah dapat terjadi pada
%0! kasus. &bnormalitas tulang pendengaran juga dapat mun-ul.
)ebanyakan kasus sindroma 2ti-kler dapat disebabkan oleh mutasi gen
,<42&1 yang ditemukan pada kromosom 12 yang menyebabkan sinyal
terminasi prematur terhadap gen kolagen tipe II. 2ebagai tambahan+
perubahan gen ,<411&2 pada kromosom 6 telah ditemukan dapat
menyebabkan sindroma ini.
Sindrom Trea&%er 'ollin
2indrom Trea-her ,ollins terdiri atas malformasi fa-ial seperti hipoplasia
malar+ penurunan fisura palpebra+ -oloboma pada kelopak mata ba/ah
(kelopak mata atas terlibat sindroma =oldenhar)+ hipoplasia mandibula+
malformasi -analis a-usti-us eksternus+ maloklusi gigi+ dan -elah palatum.
)arakteristik pada /ajah ini bersifat bilateral dan simetris pada sindrom
Trea-her ,ollins.
3enurunan pendengaran konduktif terjadi pada $0! kasus+ tetapi
penurunan pendengaran sensorineural dan gangguan fungsi vestibuler juga
dapat mun-ul. *alformasi tulang pendengaran umumnya terjadi pada
pasien ini. 2indrom ini diturunkan se-ara autosomal dominan dengan
penetransi yang tinggi. 8amun+ mutasi baru dapat mun-ul sebanyak 60!
kasus sindrom Trea-her ,ollins.
=en yang bertanggung ja/ab terhadap sindorm Trea-her ,ollins adalah
T,<91 yang berada di kromosom B dan memproduksi protein yang
disebut treacle+ yang bekerja pada perkembangan dini /ajah. Terdapat
variasi yang dapat dipertimbangkan pada ekspresi antara dan dalam
keluarga yang mengindikasikan gen lain yang dapat memodifikasi ekspresi
protein treacle.
%
Sindrom (aardenbur#
2indrom @aardenburg (@2) ditemukan pada $! anak-anak dengan
gangguan pendengaran dan merupakan bentuk tuli kongenital &( yang
sering didapatkan. Terdapat sejumlah variabilitas ekspresi yang bermakna
pada sindrom ini. *ungkin ditemukan penurunan pendengaran
sensorineural bilateral atau unilateral pada pasien dan ekspresi fenotip
dapat men-akup anomaly pigmentasi dan karakteristik -raniofa-ial.
&nomali pigmentasi meliputi0 white forelock (20!-$0! kasus)+ iris
heterokromia+ premature graying+ dan vitiligo. )arakteristik -raniofa-ial
yang tampak pada sindrom @aardenburg men-akup dystopia canthorum+
broad nasal root, dan synophrys. 2eluruh karakteristik di atas sangatlah
bervariasi penampakannya.
Terdapat 5 bentuk berbeda dari sindrom @aardenburg+ yang dapat
dibedakan se-ara klinis. Tipe 1 ditandai dengan gangguan pendengaran
sensorineural kongenital+ iris heterokromia+ white forelock+ patchy
hipopigmentation+ dan dystopia canthorum. Tipe 2 dibedakan dengan tipe
1 oleh absennya dystopia canthorum+ sedangkan tipe $ ditandai dengan
adanya mikrosefal+ abnormalitas tulang+ dan retardasi mental+ selain tanda-
tanda yang dikaitkan dengan tipe 1. )ombinasi @2 tipe 2 yang diturunkan
se-ara resesif dengan Hirschsprung disease disebut sebagai sindrom
@aardenburg-2hah atau @2 tipe 5.
3enurunan pendengaran sensorineural ditemukan pada 20! pasien tipe 1
dan lebih dari 0! pada pasien tipe 2. 2ebenarnya+ seluruh kasus tipe 1
dan tipe $ disebabkan oleh mutasi gen 3&?$ pada kromosom 2B$".
*utasi genetik ini menghasilkan defek perkembangan dan migrasi sel
neural -rest. 2ekitar 20! kasus tipe 2 disebabkan oleh mutasi gen *IT9
(faktor transkripsi mikroftalmia) pada kromosom $p. 2indrom
@aardenburg juga dikaitkan dengan gen lain+ seperti D(8$+ D(8'# dan
2<?10.
1
Kelainan Sindromik Autoomal Reeif $an# Lebi% Serin#
3ola transmisi penurunan pendengaran herediter yang paling sering adalah se-ara
autosomal resesif+ yang terjadi pada %0! kasus tuli herediter. 2eparuh dari kasus
ini merepresentasikan sindrom yang diketahui. Identifikasi sindrom resesif+
termasuk penurunan pendengaran+ mengharuskan pen-arian yang -ermat oleh
dokter terhadap adanya komponen sindromik lainnya.
Sindrom )er*ell dan Lan#e+Nielen
2indrom >ervell dan 4ange-8ielsen merupakan sindrom yang jarang
terjadi+ terdiri atas penurunan pendengaran sensorineural sangat berat dan
aritmia jantung. (efek genetik disebabkan oleh mutasi yang dipengaruhi
gen kanal kalium yang mengakibatkan abnormalitas system konduksi
jantung.
Dlektrokardigrafi menunjukkan gelombang T besar dan pemanjangan
interval FT+ yang mengakibatkan episode sinkop di a/al tahun kedua atau
ketiga kehidupan. )omponen jantung dari kelainan ini diobati dengan
beta-adrenergik bloker seperti propanolol. Dlektrokardiogram harus
dilakukan terhadap seluruh anak dengan penurunan pendengaran onset
dini yang tidak diketahui etiologinya.
3enelitian genetik menunjukkan satu bentuk sindrom >ervell dan 4ange-
8ielsen pada homoAigositas terhadap mutasi gen kanal )alium ()G4FT1)
pada kromosom 11p1.+ yang dianggap dapat menghasilkan
keterlambatan repolarisasi mioseluler jantung. =en ),8D1 juga terbukti
bertanggungja/ab terhadap sindrom ini.
Sindrom Pendred
2indrom 3endred meliputi tiroid goiter dan penurunan pendengaran
sensorineural yang sangat berat. 3enurunan pendengaran dapat bersifat
progresif pada sekitar 10-1! pasien. 2ebagian besar pasien dating
dengan penurunan pendengaran sensorineural frekuensi tinggi bilateral
derajat sedang hingga berat+ dengan sedikit residu pendengaran pada
frekuensi rendah.
3enurunan pendengaran dikaitkan dengan metabolism iodium yang
abnormal yang menghasilkan eutiroid goiter+ yang biasanya terdeteksi
10
se-ara klinis saat usia % tahun. 7ji diskret per-hlorate menunjukkan
organifikasi iodium nonorgani- abnormal pada pasien ini dan hal ini
diperlukan untuk diagnosis definitif. 3enelitian radiologis mengatakan
bah/a sebagian besar pasien memiliki aplasia *ondini atau pembesaran
aBuadu-tus vestibuler.
*utasi gen 3(2+ pada kromosom "B+ telah terbukti menyebabkan kelainan
ini. =en 3(2 mengkode protein pendrin+ yang merupakan transporter
sulfat. 2indrom ini diturunkan se-ara resesif pada banyak keluarga+
sedangkan yang lainnya menunjukkan pola dominan dengan ekspresi yang
berma-am-ma-am. 3engobatan terhadap goiter adalah dengan pemberian
hormone tiroid eksogen.
Sindrom U%er
2indrom 7sher memiliki prevalensi $+ per 100.000 pendudukH sindrom
ini merupakan tipe penurunan pendengaran sindromik autosomal resesif
yang sering ditemukan. 2indrom ini mempengaruhi sekitar setengah
16.000 orang tuli dan buta di &merika 2erikat. 2indrom in iditandai
dengan penurunan pendengaran sensorineural dan retinitis pigmentosa
('3). 2tudi analisis keterkaitan genetik menunjukkan tiga subtype yang
berbeda+ dibedakan berdasarkan derajat keparahan progresi penurunan
pendengaran dan luasnya keterlibatan system vestibuler.
2indrom 7sher tipe 1 ditandai dengan penurunan pendengaran kongenital
bilateral yang sangat berat dan absennya fungsi vestibularH tipe 2 ditandai
dengan penurunan pendengaran derajat sedang dan fungsi vestibuler yang
normal. 3asien dengan tipe $ menunjukkan penurunan pendengaran
progresif dan gangguan fungsi vestibuler yang bervariasi dan ditemukan
se-ara primer pada populasi orang 8or/egia.
Dvaluasi oftalmologik merupakan bagian prosedur diagnosti- yang
penting+ dan pola elektroretinografik yang abnormal telah ditemukan pada
anak-anak usia 2-$ tahun+ sebelum perubahan retina ditemukan se-ara
funduskopi. (iagnosis dini sindrom 7sher memiliki implikasi ren-ana
rehabilitasi dan edukasi yang penting terhadap anak tersebut. 3asien ini
dapat dilakukan implantasi koklea.
11
2tudi analisis keterkaitan genetik menghasilkan setidaknya gen berbeda
untuk sindrom 7sher tipe 1 dan sedikitnya 2 gen untuk sindrom 7sher tipe
2. :anya tipe $ yang mun-ul akibat mutasi satu gen.
Kelainan Sex-Linked
)elainan sex-linked jarang ditemukan+ hanya sekitar 1-2! dari kasus gangguan
pendengaran herediter.
Sindrom Al!ort
2indrom &lport mempengaruhi kolagen pada membrane basalis ginjal dan
telinga dalam+ menghasilkan gagal ginjal dan penurunan pendengaran
sensorineural yang progresif. <enyakit ginjal dapat menyebabkan
hematuria pada infantil+ tetapi biasanya bersifat asimptomatik untuk
beberapa tahun sebelum mun-ul insufisiensi renal. 3enurunan
pendengaran tidak terbukti se-ara klinis hingga de-ade kedua kehidupan.
(ialisis dan transplantasi ginjal terbukti sebagai terapi lanjutan yang
penting dalam pengobatan pasien ini.
,<45&+ yang mengkode kolagen tipe IG tertentu+ telah diidentifikasi
sebagai penyebab sindrom ini. *utasi genetik gen ini mengakibatkan
kolagen tipe IG yang fragil pada telinga dalam dan ginjal menghasilkan
gangguan pendengaran progresif dan penyakit ginjal.
)olagen ini ditemukan pada membrana basalis+ bagian ligamentum
spiralis+ dan stria vaskularis. *eskipun mekanisme penurunan
pendengaran masih belum diketahui+ pada glomerulus terdapat fo-us
penipisan dan penebalan dengan pemisahan membrana basalis.
)emungkinan pada telinga+ pada sul-us spiralis+ hilangnya integritas
membrane basalis dapat mempengaruhi adhesi membran tektorial+ dan
membrane basiler dan hubungannya dengan ligamentum spiralis+ translasi
energy mekanis dapat juga terpengaruh.
Sindrom Norrie
Tanda klasik sindrom 8orrie meliputi gejala okuler spesifik (pseudotumor
retina+ hyperplasia retina+ hipoplasia dan nekrosis lapisan dalam retina+
katarak+ ptisis bulbi)+ penurunan pendengaran sensorineural progresif+ dan
gangguan mental+ meskipun kurang dari setengah pasien mengalami
12
gangguan pendengaran atau retardasi mental. 2epertiga pasien tersebut
mengalami onset penurunan pendengaran sensorineural yang progresif
yang dimulai pada de-ade kedua atau ketiga.
=en sindrom 8orrie telah dipetakan pada kromosom ?p11.5+ dimana
penelitian telah menemukan adanya delesi yang melibatkan gen
didekatnya. 2ejumlah keluarga terbukti memiliki delesi yang bervariasi
pada daerah kromosom ini.
Sindroma Oto!alatodi#ital
2indroma <topalatodigital men-akup hipertelorisme+ deformitas
-raniofa-ial yang melibatkan daerah supraorbital+ /ajah yang mendatar+
hidung yang ke-il+ dan -elah palatum. 3asien memiliki pera/akan pendek
dengan jemari dan ibu jari yang lebar yang bervariasi panjangnya+ dengan
luas sela yang berlebihan antara jari pertama dan jari kedua. 3enurunan
pendengaran konduktif ditemukan akibat malformasi tulang pendengaran.
4aki-laki yang menderita sindrom ini menunjukkan tanda kelainan yang
lengkap dan perempuan hanya menunjukkan keterlibatan yang ringan. =en
yang ditemukan terletak pada kromosom ?B2%.
Sindrom (ilder*an&k
2indrom @ildervan-k terdiri dari tanda )lippel-9eil yang melibatkan fusi
vertebra servikal+ gangguan pendengaran sensorineural atau -ampuran+ dan
nervus -ranialis GIH paralisis menyebabkan retraksi mata saat memandang
ke lateral. 2indrom ini paling sering ditemukan pada perempuan karena
mortalitas yang tinggi terkait bentuk X-linked dominan pada laki-laki.
Tanda )lippel-9eil yang didapatkan meliputi gangguan pendengaran pada
sekitar sepertiga kasus. =angguan pendengaran dihubungkan dengan
malformasi tulang pada telinga dalam.
Sindrom "o%r+Traneb,aer# -DFN+./
2indrom *ohr-Tranebjaerg ((98-1) merupakan salah satu bentuk
penurunan pendengaran sindromik X-linked resesif yang ditandai dengan
tuli sensorineural postlingual pada masa kanak-kanak diikuti dengan
distonia progresif+ spastisitas+ disfagia+ dan atrofi opti-us. 2indrom ini
1$
disebabkan oleh mutasi yang dianggap menghasilkan gangguan fungsi
mitokondria.
2indrom ini menyerupai degenerasi spino-erebellar yang disebut ataksi
9redrei-h+ yang juga dapat mengakibatkan penurunan pendengaran
sensorineural+ ataksia+ dan atrofi opti-us. )arakteristik kardiomiopati pada
ataksia 9redrei-h tidak ditemukan pada sindrom *ohr-Tranebjaerg.
X-linked Charcot-Marie-Tooth (CMT)
X-linked C! diturunkan se-ara dominan dan disebabkan oleh mutasi gen
-onneCin $2 yang terdapat pada lo-us ?B1$. Tanda klinis biasanya terdiri
atas neuropati perifer yang berkombinasi dengan masalah kaki dan
champagne bottle cal"es. Tuli sensorineural terjadi pada beberapa kasus.
Kelainan Genetik "ultifaktorial
#eberapa kelainan terjadi akibat kombinasi faktor genetik yang berinteraksi
dengan pengaruh lingkungan. *isalnya pada tipe ini yang dikaitkan dengan
penurunan pendengaran termasuk clefting syndromes+ melibatkan penurunan
pendengaran konduktif+ dan mikrotia.mikrosomi hemifasial.spe-trum =oldenhar.
Sindrom Golden%ar atau Di!laia O&uloauri&ulo*ertebral
(isplasia <-uloauri-ulovertebral (<&G() memiliki insidensi 1 dalam
5.000 populasi. :al ini men-akup beberapa tanda+ seperti mikrotia
hemifasial+ disostosis otomandibular+ lipodermoid epibulbar+ koloboma
pada kelopak atas+ dan anomali vertebra yang berasal dari perkembangan
vaskuler dan genetik yang menyimpang. 2indrom ini memiliki etiologi
beragam dan tidak dikaitkan dengan lo-us genetik tunggal.
Sindrom Kromoom Autoomal
Trisomi 1$ menunjukkan penurunan pendengaran sensorineural yang bermakna.
2indrom Turner+ monosomi pada semua atau sebagian kromosom ?+ umumnya
mun-ul pada perempuan sebagai disgenesis gonadal+ pera/akan pendek+ dan
sering webbed neck dan shield chest. *ereka juga mengalami penurunan
pendengaran sensorineural+ konduktif+ atau -ampuran+ yang bersifat progresif dan
dapat menjadi bukti pertama sindrom ini pada perempuan prepubertas.
15
Kelainan "itokondria
3enurunan pendengaran dapat terjadi sebagai gejala tambahan pada beberapa
sindrom mitokondria. *utasi pada genom mitokondria dapat mempengaruhi
produksi energy selama sintesis &denosin trifosfat (&T3) dan fosfolirasi oksidasi.
>aringan yang membutuhkan energi dengan kadar tinggi khususnya akan
terpengaruh. Eang khas+ penyakit mitokondria ini melibatkan degenerasi
neuromus-ular progresif dengan ataksia+ oftalmoplegia+ dan penurunan
pendengaran progresif.
)elainan seperti sindrom )earns-2ayreH ensefalopati mitokondrial+ asidosis laktat+
dan stroke (*D4&2)H epilepsy mioklonik dengan ragged red fibers (*D''9)H
dan neuropati opti-us herediter 4eber+ seluruhnya merupakan kelainan
mitokondria. 2eluruh kelainan ini memiliki derajat penurunan pendengaran yang
bervariasi.
#eberapa mutasi mitokondria lainnya telah ditemukan mampu memproduksi
sensitivitas yang lebih tinggi terhadap efek ototoksis aminoglikosida. #creening
terhadap mutasi tersebut akan diindikasikan pada ibu yang menunjukkan respon
penurunan pendengaran terhadap dosis terapi normal aminoglikosida.
"alformai Struktur Telin#a Dalam
3ada usia kehamilan 1 minggu+ koklea men-apai ukuran orang de/asa (2I
berubah). 3erkembangan normal yang tertahan atau perkembangan menyimpang
dari struktur telinga dalam dapat menghasilkan gangguan pendengaran.
#erdasarkan /aktu dan lingkungan perkembangan yang kurang baik+ anomali
telinga tengah dapat mun-ul. Teknik pen-itraan komputerisasi pada tulang
temporal menunjukkan bah/a sekitar 20! anak-anak dengan penurunan
pendengaran sensorineural kongenital mengalami abnormalitas telinga tengah
yang sangat ringan hingga berat. 2ekitar 6! abnormalitas tersebut bersifat
bilateralH $! unilateral. 3ada penelitian histopatologis basis tulang temporal+
malformasi telinga dalam telah diklasifikasikan se-ara khas menjadi lima
kelompok berbeda
A!laia "i&%el
&genesis lengkap pada pars petrosa tulang temporal terjadi pada aplasia
*i-hel+ meskipun telinga luar dan tengah mungkin tidak terpengaruh.
1
*alformasi ini diakibatkan oleh gangguan pada a/al hingga akhir minggu
ketiga kehamilan. 2truktur telinga tengah normal menjadi lemah+
menghasilkan ana-usis. &mplifikasi konvensional atau implantasi koklea
memberikan sedikit bantuan. &lat vibrotaktil terbukti bermanfaat pada
beberapa pasien. )elainan ini diketahui diturunkan se-ara autosomal
dominan+ tetapi juga mungkin diturunkan se-ara resesif.
A!laia "ondini
&plasia *ondini melibatkan deformasi koklea yang hanya dapat
diidentifikasi dengan jelas pada bagian basal koklea. 4engkungan atas
menyerupai bentuk kloaka dan septum inters-alar tidak ada. (uktus
endolimfatikus juga biasanya mengalami pembesaran. :al ini disebutkan
bah/a deformitas terjadi akibat perkembangan yang terhambat pada kira-
kira minggu keenam kehamilan karena adanya labirin vestibuler yang
tidak berkembang. &nomali ini dapat diturunkan melalui pola autosomal
dominan dan biasanya tidak bilateral. :al ini telah dideskripsikan pada
beberapa kelainan lainnya+ termasuk sindrom 3endred+ @aardenburg+
Trea-her ,ollins+ dan @ildervan-k. :ubungan antara aplasia *ondini
dengan etiologi nongenetik+ seperti infeksi -ytomegalovirus kongenital
(,*G)+ telah dilaporkan. Infeksi ,*G terjadi pada lebih dari 50! tuli
yang tidak diketahui etiologinya.
2indrom dengan anomali terkait dan lebih berat+ ,:&'=D terdiri atas
-oloboma+ penyakit jantung+ atresia koana+ perkembangan yang terlambat+
hipoplasia genital+ anomali telinga+ termasuk hipoplasia telinga luar dan
penurunan pendengaran. Individu ini memiliki deformitas tipe *ondini
dan tidak memiliki -analis semi-ir-ularis.
Eang sering menyertai dysplasia *ondini adalah komunikasi abnormal
antara ruang endolimfe dan perilimfe telinga tengah dan rongga
subara-hnoid. :al ini biasanya disebabkan oleh defek area -ribiformis
pada sepertiga lateral -analis a-usti-us internus. *ungkin akibat kanal
abnormal ini+ fistula perilimfe sering ditemukan pada kelainan ini.
16
&danya struktur neurosensoris pada sebagian besar kasus menganjurkan
program intervensi rehabilitasi dini yang agresif+ termasuk amplifikasi
konvensional.
A!laia S&%eibe -Di!laia 'o&%leara&&ular atau Di!laia !ar
Inferior/
4abirin tulang dan labirin membranosa pars superior+ yaitu utri-ulus dan
-analis semi-ir-ularis+ berdiferensiasi se-ara normal pada pasien aplasia
2-heibe. <rgan -orti umumnya berdiferensiasi buruk dengan deformasi
membran tektorial dan kolapsnya membrane 'eissner+ yang
mempengaruhi s-ala media. &plasia 2-heibe merupakan bentuk yang
paling sering dari aplasia telinga dalam dan dapat diturunkan sebagai pola
nonsindromik autosomal resesif.y6u
(eformitas telah dilaporkan pada tulang temporal pasien dengan sindrom
>ervel dan 4ange-8ielsen+ 'efsum+ 7sher+ dan @aardenburg sebagaimana
pada infantile dengan rubella kongenital.
&mplifikasi konvensional dengan intervensi rehabilitative bermanfaat
dalam banyak kasus anak-anak tersebut.
A!laia Ale0ander
3ada aplasia &leCander+ diferensiasi duktus koklearis pada tingkat
lengkungan ba/ah menjadi terbatas dengan efek resultan pada organ -orti
dan sel ganglion. 3asien ini se-ara audiometri mengalami penurunan
pendengaran frekuensi tinggi dengan residu pendengaran yang adekuat
pada frekuensi rendah yang menjamin penggunaan amplifikasi.
Sindrom Pembearan A1uadu&tu 2etibuler
3embesaran aBuadu-tus vestibuler dikaitkan dengan onset dini penurunan
pendengaran sensorineural+ yang biasanya bilateral dan sering bersifat
progresif dan dapat disertai dengan vertigo atau gangguan koordinasi.
&bnormalitas ini juga dapat menyertai deformitas koklea dan -analis
semi-ir-ularis. 3enurunan pendengaran progresif diketahui sebagai akibat
dari perubahan hidrodinamik dan kemungkinan disrupsi membran
labirinti. )asus familial telah diamati+ diperkirakan diturunkan se-ara
1"
autosomal dominan+ tetapi juga mungkin se-ara resesif. (eformitas juga
ditemukan dalam hubungannya dengan sindrom 3endred.
2indrom pembesaran aBuadu-tus vestibuler (DG&2) didefinisikan sebagai
ukuran aBuadu-tus vestibuler lebih dari atau sama dengan 1. mm yang
diukur jarak antara oper-ulum dan -rus -ommunis pada ,T s-an. ,T s-an
koronal merupakan tampilan terbaik untuk mengevaluasi kelainan ini pada
anak-anak. 3embesaran aBuadu-tus vestibuler juga dapat dilihat dengan
high-resolution magnetic resonance imaging (*'I).
DG&2 dapat mun-ul sebagai penurunan pendengaran sensorineural yang
fluktuasi. 3engelolaan konservatif+ antara lain menghindari trauma kepala
dan olahraga+ merupakan pengobatan yang utama. Tindakan pembedahan
untuk menutup pembesaran struktur sering menghasilkan penurunan
pendengaran yang signifikan dan hal ini tidak diindikasikan.
"alformai 'anali Semi&ir&ulari
3embentukan -analis semi-ir-ularis dimulai sejak minggu keenam kehamilan.
,analis superior dibentuk pertama kali+ dan -analis lateralis dibentuk terakhir.
(efek -analis lateralis terpisah merupakan malformasi telinga tengah yang paling
sering ditemukan pada penelitian pen-itraan tulang temporal. (eformitas -analis
semi-ir-ularis superior selalu disertai deformitas -analis semi-ir-ularis lateralis+
sedangkan deformitas -analis lateralis sering mun-ul terpisah.
Tipe abnormalitas ini ditemukan pada sekitar 20! tuli kongenital. 3ada
umumnya+ kelainan ini dapat dikaitkan dengan kelainan genetik+ tetapi lebih
sering berdiri sendiri.
Tuli herediter juga dapat diklasifikasikan sebagai berikut0
1. Tuli herediter (kongenital) tanpa abnormalitas terkait (autosomal dominan+
autosomal resesif atau sex-linked)
2. Tuli kongenital herediter terkait dengan penyakit system integumenter
(&(+ &'+ atau sex-linked)
$. Tuli kongenital herediter terkait penyakit skeletal (&(+ &'+ atau sex-
linked)
5. Tuli kongenital herediter terkait dengan abnormalitas lainnya (&(+ &'+
atau sex-linked).
1%
TULI HEREDITER TANPA A3NOR"ALITAS TERKAIT
Atrofi tria -Herediter4 bukan kon#enital/
1. &utosomal dominan
2. 3enurunan pendengaran sensorineural dimulai sejak usia pertengahan dan
progresif
$. (iskriminasi baik dipertahankan
5. )urva audiometri- flat
. 7ji short increment sensiti"ity index (2I2I) positif
6. 3enurunan pendengaran bilateral dan simetris
". 3asien tidak pernah mengalami tuli yang sangat berat
Otokleroi -Herediter4 bukan kon#enital/
(ijelaskan pada #ab $6
TULI KONGENITAL HEREDITER TERKAIT PEN5AKIT SISTE"
INTEGU"ENTER
Albinime den#an Iri 3iru
1. &utosomal dominan atau resesif
2. 3enurunan pendengaran sensorineural
Di!laia ektodermal -Hidrotik/
3erlu di-atat bah/a dysplasia ektodermal anhidrotik diturunkan se-ara
sex-linked resesif+ dengan penurunan pendengaran -ampuran atau konduktif.
1. &utosomal dominan
2. )uku distrofia ringan
$% Coniform teeth
5. 3eningkatan kadar elektrolit dalam keringat
. 3enurunan pendengaran sensorineural
Sindrom Forne$
1. &utosomal dominan
&% 'entigines
$. Insufisiensi mitral
5. *alformasi skeletal
. 3enurunan pendengaran konduktif
11
Lenti#o
1. &utosomal dominan
2. #er-ak ke-oklatan pada kulit+ sejak usia 2 tahun
$. :ipertelorisme o-ular
5. 2tenosis pulmonal
. &bnormalitas genital
6. 3ertumbuhan terlambat
". 3enurunan pendengaran sensorineural
Sindrom Leo!ard
1. &utosomal dominan dengan penetransi bervariasi
2. 3enurunan pendengaran sensorineural bervariasi
$. :ipertelorisme o-ular
5. 2tenosis pulmonal
. :ipogonadisme
6. 3erubahan D)= dengan F'2 melebar atau bundle branch block
". )eterbelakangan pertumbuhan
%. &paratus vestibuler normal
1. 4entigo
10. 3erubahan kulit yang progesif selama de-ade pertama dan kedua
kehidupan.
Piebaldness
1. #ex-linked atau autosomal resesif
2. Iris biru
$. 3igmentasi retina baik
5. (epigmentasi kulit kepala+ rambut dan /ajah
. (aerah depigmentasi pada tungkai dan badan
6. 3enurunan pendengaran sensorineural
Sindrom Tiet6e
1. &utosomal dominan
2. Tuli sangat berat
$. &lbinisme
5. Tidak adanya rambut alis
20
. Iris biru
6. Tidak ada fotofobia atau nistagmus
Pen$akit (aardenbur# -tela% di,elakan ebelumn$a/
1. &utosomal dominan dengan penetransi bervariasi
2. #erperan dalam 1!-"! dari seluruh tuli herediter
$. ,elah -anthus medial yang lebar (mun-ul pada semua kasus)
5. 3angkal hidung mendatar pada "! kasus
. )edua alis mata bertemu
6. 3enurunan pendengaran sensorineural;unilateral atau bilateral (mun-ul
pada 20! kasus)
". Iris ber/arna
(% )hite forelock
1. &rea depigmentasi (10! pasien)
10. *etabolisme tirosin yang abnormal
11. 9ungsi vestibuler menurun ("! pasien)
12. ,elah bibir dan palatum (10! pasien)
TULI KONGENITAL HEREDITER TERKAIT PEN5AKIT SKELETAL
Akondro!laia
1. &tosomal dominan
2. )epala besar dan tungkai pendek
$. *warfisme+kerdil
5. 3enurunan pendengaran -ampuran (fusi tulang pendengaran)
. #addle nose+ penonjolan frontal dan mandibula
Pen$akit A!ert -A&ro&e!%alo$nda&t$l$/
1. &utosomal dominan
2. 2ynda-tylia
$. 3enurunan pendengaran konduktif sekunder flat hingga fiksasi os.stapes
5. &Buadu-tus koklearis yang paten se-ara histologist
. 3rominensia frontalis+ eksoftalmos
6. (isostosis -raniofa-ial+ hipoplastik maCilla
". 3roptosis+ saddle nose+ arkus palatum tinggi+ dan terkadang spina bifida
21
%. Terjadi pada sekitar 1010.000 kelahiran.
Atreia Auri Kon#enital
1. &utosomal dominan
2. )eterlibatan unilateral atau bilateral
$. &bnormalitas telinga tengah dengan anomaly nervus fa-ialis
5. :idrosefalus interna
. 'etardasi mental
6. Dpilepsi
". &tresia koana dan -elah palatum
Diotoi 'leido&ranial
1. &utosomal dominan
2. Tidak ada atau hipoplasia -lavi-ula
$. )egagalan menutupnya fontanella
5. 3enurunan pendengaran sensorineural
Pen$akit 'rou6on -Diotoi 'raniofa&ial/
1. &utosomal dominan
2. 3enurunan pendengaran pada sepertiga kasus
$. 3enurunan pendengaran -ampuran pada beberapa kasus
5. 2inostosis -ranial
. Dksoftalmus dan strabismus divergen
,% -arrot-beaked nose
". #ibir atas yang pendek.ke-il
%. 3rognatisme mandibula dan maksila ke-il
1. :ipertelorisme
10. Terkadang ditemukan atresia -analis a-usti-us eksternus
11. 3embesaran tulang sphenoid -ongenital
12. 3enutupan premature sutura -ranial+ terkadang mengakibatkan retardasi
mental.
Sindrom En#elmann -Di!laia Diafii/
1. &utosomal dominanH mungkin resesif
2. 3enurunan pendengaran -ampuran yang progresif
22
$. 3enebalan korteks diafisis tulang panjang dan tulang tengkorak yang
progresif.
Sindrom and-earing
1. &utosomal dominan
2. )ontraktur fleksi jari-jari dan ibu jari (-ongenital)
$. 3enurunan pendengaran sensorineural
Sindrom Kli!!el+Feil -3re*i&olli4 (ilder*an&k/
1. &utosomal resesif atau dominan
2. Insidensi pada perempuan lebih besar daripada laki-laki
$. 3enurunan pendengaran sensorineural disertai dengan anomali telinga
tengah
5. 4eher pendek akibat fusi vertebra servikal
. 2pina bifida
6. &tresia -analis a-usti-us eksternus.
Deformita "adelun# -Terkait Di&%ondroteoi Leri+(eill/
1. &utosomal dominan
2. 3era/akan pendek
$. (islokasi ulna dan persendian siku
5. 3enurunan pendengaran konduktif sekunder akibat malformasi tulang
pendengaran dengan membran timpani dan -analis a-usti-us eksternus
yang normal
. 2pina bifida (kadang)
6. 'asio perempuan dan laki-laki 501
Sindrom "arfan -Ara&%nodaktil4 Ekto!ia Lena4 Tuli/
1. &utosomal dominan
2. )urus+ individu panjang dengan long spidery fingers
$. -igeon breast
5. 2koliosis
. Hammer toes
6. 3enurunan pendengaran -ampuran
Sindrom "o%r -Oral-!acial-"igital #$ndrome II/
1. &utosomal resesif
2$
2. 3enurunan pendengaran konduktif
$. ,elah bibir+ ar-us palatum tinggi
5. 4idah noduler dan lobulasi
. 3angkal hidung lebar+ ujung hidung bifida
6. :ipoplasia -orpus mandibula
". 3olidaktil dan sindaktil
Oteo!etroi -Pen$akit Alber+S&%onber#4 Pen$akit Tulan# "arble/
1. &utosomal resesif (jarang ditransmisikan dominan)
2. 3enurunan pendengaran konduktif atau -ampuran
$. 3aralisis nervus fa-ialis yang hilang timbul
5. Tulang sklerotik dan rapuh karena kegagalan resorpsi kartilago yang
kalsifikasi
. )eterlibatan nervus -ranialis II+ G+ dan GII (kadang)
6. &trofi opti-us
". &tresia sinus paranasal
%. &tresia koana
1. *eningkatnya insidensi osteomielitis
10. #entuk yang tersebar luas0 dapat terjadi obliterasi sumsum tulang+ anemia
berat+ dan kematian yang -epat
11. :epatosplenomegali (mungkin)
Sindrom Oto+faial+er*ikal
1. &utosomal dominan
2. 3angkal hidung yang dangkal
$. :idung ke-il menonjol
5. @ajah ke-il memanjang
. Tulang maksila dan Aigomatikus mendatar
6. Telinga menonjol
". 9istula preaurikula
%. 3erkembangan otot leher yang buruk
1. 3enurunan pendengaran konduktif
Sindrom Oto+!alatum+di#ital
1. &utosomal resesif
25
2. 3enurunan pendengaran konduktif
$. *warfisme+kerdil ringan
5. ,elah palatum
. 'etardasi mental
6. 3angkal hidung lebar+ hipertelorisme
". .rontal dan Occipital bossing
%. *andibula ke-il
1. >emari yang pendek dan clubbed
10. Telinga yang ke-il dan rendah
11. )inged scapulae
12. 3endataran malar
1$. 3enurunan kemiringan mata
15. )e-enderungan mulut yang menurun
Pen$akit Pa#et -Osteitis deformans/
1. &utosomal dominan dengan penetransi bervariasi
2. 3enurunan pendengaran sensorineural+ tetapi dapat juga terjadi penurunan
pendengaran -ampuran
$. Terkadang melibatkan nervus -ranialis
5. #iasanya dimulai sejak usia pertengahan+ melibatkan tulang tengkorak dan
tulang panjang kaki
. Tulang endo-hondral (terkadang resisten terhadap penyakit ini)
Sindrom Pierre+Robin -'ela% !alatum4 mikro#natia dan #loo!toi/
1. &utosomal dominan dengan penetransi bervariasi (mungkin tidak
herediterm tetapi disebabkan kelainan intrauteri)
2. Terjadi pada 10$0.000 hingga 100.000 kelahiran
$. =losoptosis
5. *ikrognatia
. ,elah palatum (0! kasus)
6. 3enurunan pendengaran -ampuran
". *alformasi aurikula
%. 'etardasi mental
1. :ipoplasia mandibula
2
10. 2indrom *obius
11. 2tenosis subglotis yang jarang
12. &spirasi merupakan penyebab kematian tersering
Pen$akit P$le -Di!laia 'raniometafiial/
1. &utosomal dominan (jarang autosomal resesif)
2. 3enurunan pendengaran konduktif dapat bera/al sejak usia berapapu.
#ersifat progresif dan sekunder akibat adanya fiksasi os.stapes atau
abnormalitas tulang pendengaran lainnya. 3enurunan pendengaran
-ampuran juga mungkin terjadi.
$. 3alsi nervus -ranialis sekunder akibat penyempitan foramen.
5. =ambaran tulang panjang yang merenggang
. &tresia koana
6. 3rognatisme
". &trofi opti-us
%. <bstruksi sinus dan du-tus nasolakrimalis
Sindrom Roaf
1. Tidak diturunkan
2. 4epasnya retina+ katarak+ myopia+ coxa "ara+ kifoskoliosis+ dan retardasi
$. 3enurunan pendengaran sensorineural progresif
"ominant Proximal #$mphalangia dan Penurunan Penden#aran
1. &utosomal dominan
2. &nkilosis sendi interphalang proksimal
$. 3enurunan pendengaran konduktif di usia a/al kehidupan.
Sindrom Trea&%er 'ollin -Diotoi "andibulofaial7 Sindrom
Fran&e&%etti+89a%len+Klein/
1. &utosomal dominan atau gangguan intrauteri
2. 9isura palpebra antimongoloid dengan kelopak ba/ah menakik
$. *alformasi tulang pendengaran (biasanya os.stapes normal)
5. (eformitas aurikula+ atresia -analis a-usti-us eksternus
. 3enurunan pendengaran konduktif
6. 9istula preaurikuler
". :ipoplasia mandibula dan malar
26
(% .ishmouth
1. IF 8ormal
10. #iasanya keterlibatan bilateral
11. *ungkin memiliki -elah bibir atau palatum
12. Terdapat hambatan perkembangan embrio pada usia kehamilan 6-%
minggu untuk menimbulkan temuan tersebut di atas.
Sindrom *an 3u&%em -Hi!erotoi Kortikali Generaliata/
1. &utosomal resesif
2. <steosklerotik menyeluruh selama pertumbuhan tulang termasuk
tengkorak+ mandibula+ tulang iga+ dan tulang pendek serta tulang panjang.
$. 3alsi nervus -ranialis akibat obstruksi foramen
5. 3eningkatan kadar &lkali fosfatase dalam serum
. 3enurunan pendengaran sensorineural progresif
Sindrom *an der Hoe*e
1. &utosomal dominan dengan ekspresi yang bervariasi
2. Tulang yang rentan+ ligamentum longgar
$. 2klera biru atau jernih+ fa-ies triangularis+ dentinogenesis imperfe-ta
5. 2klera biru dan penurunan pendengaran tampak pada 60! kasus dan
sering ditemukan setelah usia 20 tahun. 3enurunan pendengaran bersifat
konduktif dan diakibatkan fiksasi os.stapes karena adanya otosklerosis.
3enurunan pendengaran juga dapat diakibatkan fraktur ossi-ula auditiva.
(#eberapa menggunakan istilah sindrom van der :oeve untuk
mendeskripsikan osteogenesis imperfe-t dengan osteosklerosis. 2ebagian
menggunakan istilah osteogenesis imperfe-t+ baik dengan atau tanpa
adanya otosklerosis)
. (efek patologis dasar adalah aktivitas osteoblastik yang abnormal
6. 2aat melakukan pembedahan pada pasien ini+ sangatlah penting untuk
menghindari fraktur -in-in timpani atau tindakan yang lama terhadap
os.in-us. (an sangat penting juga untuk mengingat bah/a footplate
os.stapes dapat melayang (floating)
". 2-lera mungkin dapat mengalami peningkatan kandungan
mukopolisakarida.
2"
%. 3asien ini memiliki kadar kalsium+ fosfor dan alkali fosfatase serum yang
normal
1. Terkadang+ fragilitas kapiler darah juga ditemukan.
TULI KONGENITAL HEREDITER TERKAIT DENGAN
A3NOR"ALITAS LAINN5A
Neurinoma a&uti&u -Diturunkan/
1. &utosomal dominan
2. 3enurunan pendengaran sensorineural progresif selama de-ade kedua atau
ketiga kehidupan
$. &taksia+ penurunan penglihatan
5. Tidak ditemukan caf au lait spots
Sindrom Al!ort -tela% di,elakan ebelumn$a/
1. &utosomal dominan
2. 8efritis progresif dan penurunan pendengaran sensorineural
$. :ematuria+ proteinuria dimulai sejak de-ade pertama atau kedua
kehidupan
5. 4aki-laki dengan penyakit ini biasanya meninggal akibat uremia pada usia
50 tahun. 3erempuan jarang terpengaruh se-ara berat.
. =injal dipengaruhi gromeluronefritis kronik dengan infiltrasi limfositik
interstisial dan sel foam
6. 3enurunan pendengaran sensorineural progresif dimulai sejak usia 10
tahun. *eskipun sindrom ini tidak diturunkan se-ara sex-linked+
penurunan pendengaran mempengaruhi hamper semua laki-laki tetapi
tidak pada perempuan. 2e-ara histologist+ degenerasi organ -orti dan stria
vas-ularis ditemukan
". )atarak sferofalera
%. :ipofungsi organ vestibuler
1. #erperan dalam 1! kasus tuli herediter
Sindrom Altrom
1. &utosomal resesif
2. (egenerasi retina meningkatkan risiko penurunan penglihatan
2%
$. (iabetes+ obesitas
5. 3enurunan pendengaran sensorineural progresif
Sindrom 'o&ka$ne
1. &utosomal resesif
2. *warfisme+kerdil
$. 'etardasi mental
5. &trofi retina
. =angguan motorik
6. 3enurunan pendengaran sensorineural yang progresif dan bilateral
Kretinime Kon#enital -li%at ebelumn$a/
)retinisme kongenital harus dibedakan dengan sindrom 3endred
1. 2ekitar $! mun-ul dengan penurunan pendengaran -ongenital tipe
-ampuran (ireversibel)
2. =oiter (hipotiroid)
$. 'etardasi mental dan fisik
5. 3erkembangan abnormal piramida pterosa
. 3enyakit ini tidak diturunkan dalam pola *andelian yang khas. :al ini
terkait dengan kondisi geografis tertentu dimana defisiensi diet ditemukan.
Sindrom Duane
1. &utosomal dominan (beberapa sex-linked resesif)
2. Tidak mampu melakukan abduksi mata+ retraksi mata
$. 3enyempitan fisura palpebra
5. Tortikolis
. Tulang iga servikal
6. 3enurunan pendengaran konduktif
Sindrom Anemia Fan&oni
1. &utosomal resesif
2. (eformitas atau tidak memiliki ibu jari
$. *alformasi tulang+ jantung dan ginjal lainnya
5. 3igmentasi kulit meningkat
. 'etardasi mental
6. 3ansitopenia
21
". 3enurunan pendengaran konduktif
Ditrofi Kornea Fe%r
1. &utosomal resesif
2. 3enurunan pendengaran sensorineural dan penglihatan yang progresif.
Sindrom Fl$nn+Aird
1. &utosomal dominan
2. *iopia+ katarak+ dan retinitis pigmentosa yang progresif
$. 3enurunan pendengaran sensorineural yang progresif
5. &taksia
. 8yeri seperti ditusuk-tusuk pada persendian
Atakia Friedrei&%
1. &utosomal resesif
2. <nset nistagmus+ ataksia+ atrofi opti-us+ hiperefleksia+ dan penurunan
pendengaran sensorineural sejak masa kanak-kanak.
Sindrom Golden%ar -tela% di,elakan ebelumn$a/
1. &utosomal resesif
2. (ermoid epibulbar
$% -reauricular appendages
5. 9usi atau tidak adanya vertebra servikalis
. ,oloboma pada mata
6. 3enurunan pendengaran konduktif
Sindrom Hall#ren
1. &utosomal resesif
2. 'etinitis pigmentosa
$. &taksia progresif
5. 'etardasi mental pada 2! kasus
. 3enurunan pendengaran sensorineural
6. 2ekitar ! dari tuli herediter
Sindrom Hermann
1. &utosomal dominan
2. <nset fotomio-lonus dan penurunan pendengaran sensorineural selama
akhir masa kanak-kanak atau saat de/asa
$0
$. (iabetes mellitus
5. (emensia progresif
. 3ielonefritis dan glomerulonefritis
Sindrom Hurler -Gar#olime/
1. &utosomal resesif
2. *ukopolisakarida abnormal disimpan di dalam jaringan (saat
mukopolisakarida disimpan dalam netrofil+ disebur sebagai nadan &dler)H
mukosa telinga tengah dengan foamy gargoyle cells yang besar dan
penge-atan 3&2-positif.
$. )ondroitin sulfat # dan heparitin dalam urin
5. 3enonjolan dahi dengan /ajah yang kasar dan telinga rendah
. 'etardasi mental
6. <pasitas kornea progresif
". :epatosplenomegali
%. 3enurunan pendengaran -ampuran
1. *warfisme+kerdil
10. 3enyimpanan tiga gangliosid di otak0 =*$+ =*2+ dan =*1
11. (efisiensi galaktosid-beta
Sindrom Hunter
Tanda sindrom :unter sama dengan sindrom :urler+ ke-uali sindrom :unter
diturunkan se-ara sex-linked.
Sindrom )er*ell dan Lan#e+Nielen -tela% di,elakan ebelumn$a/
1. &utosomal resesif
2. 3enurunan pendengaran sensorineural bilateral yang sangat berat
(gangguan frekuensi tinggi lebih berat)
$. Terkait dengan penyakit jantung (interval FT memanjang pada D)=) dan
penyakit 2tokes-&dams
5. 2inkop berulang
. #iasanya berakhir fatal dengan kematian mendadak
6. 2e-ara histopatologis+ terdapat nodul 3&2-positif pada koklea
Sindrom Lauren&e+"oon+3ardet+3iedl
1. &utosomal resesif
$1
2. *warfisme+kerdil
$. <besitas
5. :ipogonadisme
. 'etinitis pigmentosa
6. 'etardasi mental
". 3enurunan pendengaran sensorineural
-Reeif/ "alformai telin#a letak renda% dan Penurunan !enden#aran
konduktif
1. &utosomal resesif
2. 'etardasi mental pada 0! kasus
-Dominan/ Inufiien mitral4 Fui !erendian4 dan Penurunan !enden#aran
1. &utosomal dominan dengan penetransi bervariasi
2. 3enurunan pendengaran konduktif+ biasanya akibat fiksasi os.stapes
$. ,analis a-usti-us eksternal yang sempit
5. 9usi vertebra servikalis dan tulang -arpal serta tarsal
Sindrom "obiu -Di!le#ia Fa&iali Kon#enital/
1. &utosomal dominan+ dapat resesif
2. (iplegia fa-ialis
$. (eformitas telinga luar
5. <ftalmoplegia
. Tangan atau kaki terkadang hilang
6. 'etardasi mental
". 3aralisis lifah
%. 3enurunan pendengaran -ampuran
-Dominan/ #addle nose4 "io!ia4 Katarak dan Penurunan !enden#aran
1. &utosomal dominan
&% #addle nose
$. *iopia berta
5. )atarak juvenile
. 3enurunan pendengaran sensorineural yang progresif+ sedang hingga berat+
dan onset dini
$2
Sindrom Norrie -tela% di,elakan ebelumn$a/
1. &utosomal resesif
2. )ebutaan -ongenital karena pseudotumor retina
$. 3enurunan pendengaran sensorineural yang progresif pada $0! kasus
Sindrom Pendred -tela% di,elakan ebelumn$a/
1. &utosomal resesif
2. 3enurunan pendengaran bilateral sekunder yang jumlahnya bervariasi
akibat atrofi organ ,orti. &udiogram /-shaped sering ditemukan.
$. 3asien eutiroid dan menjadi goiter difusa saat pubertas. (isebutkan bah/a
defek metabolik disebabkan kesalahan iodinasi tirosin
5. 7ji per-hlorate positif
. =oiter diobati dengan hormone eksogen untuk menekan sekresi T2:
6. IF normal
". Tidak seperti kretinisme -ongenital+ tulang pyramid petrosa berkembang
dengan baik
%. #erperan pada 10! kasus tuli herediter.
Pen$akit Refum -eredopathia %tactica Poline&ritiformis/
1. &utosomal resesif
2. 'etinitis pigmentosa
$. 3olineuropati
5. &taksia
. 3enurunan pendengeran sensorineural
6. =angguan penglihatan biasanya bera/al pada de-ade kedua
". I-htiosis sering mun-ul
%. 3eningkatan kadar asam fitanik plasma
1. Dtiologi0 neuronal lipid storage disease dan polineuropati hipertrofi
-Reeif/ Anomali Gin,al4 Genital dan Telin#a Ten#a%
1. &utosomal resesif
2. :ipoplasia renal
$. *alformasi genitalia interna
5. *alformasi telinga tengah
. 3enurunan pendengaran konduktif sedang hingga berat
$$
Sindrom Ri&%ard+Rundel
1. &utosomal resesif
2. (efisiensi mental
$. :ipogonadisme (penurunan estrogen urin+ pregnanediol dan 1"-
ketosteroid total)
5. &taksia
. 8istagmus horiAontal pada pandangan bilateral
6. 3enurunan pendengaran sensorineural yang bera/al sejak infantile
". uscle wasting selama a/al masa kanak-kanak dan tidak adanya refleC
tendon dalam.
Sindrom Ta$lor
1. &utosomal resesif
2. *ikrotia atau anotia unilateral
$. :ipoplasia tulang fasialis unilateral
5. 3enurunan pendengaran konduktif
Triomi .: %in##a .; -Kelom!ok D/< Sindrom Patau
1. (aun telinga letak rendah
2. &tresia -analis a-usti-us ekstersnus
$. ,elah bibir dan palatum
5. ,oloboma pada kelopak mata
. *ikrognatia
6. 9istula trakeoesofagal
". :emangioma
%. 3enyakit jantung -ongenital
1. 'etardasi mental
10. 3enurunan pendengaran -ampuran
11. :ipertelorisme
12. Insidensi 0+501000 kelahiran
1$. #iasanya mengalami kematian pada a/al masa kanak-kanak
Triomi .= %in##a .> -Kelom!ok E/
1. (aun telinga letak rendah
2. &tresia -analis eksternal
$5
$. *ikrognatia+ arkus palatum yang tinggi
5. 3osisi jari yang khas
. <--iput yang menonjol
6. &nomali jantung
". :ernia
(% -igeon breast
1. 3enurunan pendengaran -ampuran
10. Insidensi 0+201000 hingga 20J000 kelahiran
11. 3tosis
12. #iasanya mengalami kematian pada a/al kehidupan
Triomi ?. %in##a ?? -Sindrom Do9n7 Triomi G/
1. )romosom ekstra pada no.21 atau no.22
2. 'etardasi mental
$. 3era/akan pendek
5. #ra-hisefali
. <--iput mendatar
6. #ermata sipit
". Dpi-anthus
%. 2trabismus+ nistagmus
1. Tampaknya berkaitan dengan leukemia
10. 2tenosis subglotis
11. 3neumatisasi menurun atau tidak adanya sinus frontalis dan sphenoidalis
12. Insidensi 10600 bayi yang hidup
Sindrom Turner
1. Tidak diturunkanH mungkin disebabkan kelainan intrauteri
2. =aris rambut sedikit
$. )ebbing neck and digits
5. >arak antar kedua puting melebar
. ?<H %0! sex-chromatin negati"es
6. &plasia gonadal
". Insidensi 10000 kehidupan (2indrom )linefelter adalah ??E)
%. (eformitas tulang pendengaran
$
1. 4etak teling rendah
10. 3enurunan pendengaran -ampuran
11. 4obus telinga besar
12. 3era/akan pendek
1$. &bnormalitas jantung dan ginjalK
15. #eberapa disertai hiposmia
-Dominan/ Urtikaria4 Amiloidoi4 Nefriti dan Penurunan !enden#aran
1. &utosomal dominan
2. 7rtikaria berulang
$. &miloidosis
5. 3enurunan pendengaran sensorineural yang progresif akibat degenerasi
organ ,orti+ osifikasi membrane basilaris+ dan degenerasi nervus koklearis
. #iasanya meninggal akibat uremia.
Sindro4 U%er -Retiniti Pi#mentoa Reeif den#an Tuli Kon#enital 3erat/
-tela% di,elakan ebelumn$a/
1. &utosomal resesif
2. 'etinitis pigmentosa meningkatkan risiko penurunan penglihatan yang
progresif. 3asien biasanya mengalami kebutaan total pada de-ade kedua
atau ketiga
$. 3asien biasanya dilahirkan tuli sekunder akibat atrofi organ ,orti.
*endengarkan suara frekuensi rendah dapat dilakukan beberapa pasien
5. &taksia dan gangguan fungsi vestibuler sering terjadi. 2indrom 7sher+ di
antara seluruh sindrom tuli -ongenital+ kemungkinan besar melibatkan
gejala vestibular.
. Terjadi pada 10! kasus tuli herediter
6. 2indrom 7sher diklasifikasikan menjadi 5 tipe
Tipe I0 tuli -ongenital sangat berat dengan onset retinitis pigmentosa saat
usia 10 tahunH tidak terdapat respon vestibular+ terjadi pada 10! kasus
sindrom 7sher
Tipe II0 Tuli -ongenital sedang hingga berat dengan onset retinitis
pigmentosa pada akhir masa remaja atau a/al usia duapuluhanH respon
vestibuler menurun atau normalH terjadi pada 10! dari seluruh kasus.
$6
Tipe III0 penurunan pendengaran progresifH retinitis pigmentosa mun-ul
saat usia pubertasH terjadi pada kurang dari 1! dari seluruh kasus (tipe I+
II+ dan III bersifat autosomal resesif)
Tipe IG0 diturunkan X-linkedH fenotip serupa dengan tipe II.
Sindrom (ell
1. 8efritis
2. 3enurunan pendengaran
$. &utosomal dominan
DEFOR"ITAS TELINGA LUAR
(eformitas -ongenital telinga tengah dan luar telah diklasifikasikan+ tetapi
klasifikasi ini jarang digunakan dibandingkan pada anomali perkembangan telinga
dalam
Ti!e I
1. #entuk dan ukuran aurikula normal
2. 3neumatisasi tulang mastoid dan telinga tengah baik
$. &bnormalitas tulang pendengaran
5. Tipe yang paling sering
Ti!e II
1. *i-rotia
2. &tresia -analis a-usti-us dan abnormalitas tulang pendengaran
$. &erasi tulang mastoid dan telinga tengah yang normal
Ti!e III
1. *i-rotia
2. &tresia -analis a-usti-us dan abnormalitas tulang pendengaran
$. &erasi tulang mastoid dan telinga tengah buruk
a. (eformitas eksternal tidak berkorelasi dengan abnormalitas telinga
tengah
b. 3asien dengan basis stapes yang terfiksasi se-ara -ongenital memiliki
karakteristik berikut yang membedakannya dengan pasien otosklerosis0
i. <nset selama masa kanak-kanak
ii. 8onprogresif
$"
iii. 'i/ayat penyakit keluarga negatif
iv. 3enurunan pendengaran konduktif 0 d# hingga 60 d# flat
v. Carhart notch tidak ditemukan
"i% !anda #chwart0e juga tidak didapatkan%
E2ALUASI DAN KONSELING GENETIK
*emperoleh ri/ayat penyakit keluarga yang terperin-i. *engamati perilaku
herediter yang mungkin berkaitan dengan gangguan pendengaran herediter
sindromik+ seperti white forelock rambut+ premature graying, /arna mata yang
berbeda+ abnormalitas ginjal+ rabun malam hari+ se"er farsightedness+ aritmia
jantung sejak anak-anak+ atau keluarga kandung yang mengalami kematian
mendadak akibat penyakit jantung
Dvaluasi audiologik harus dilakukan pada semua kasus yang diduga mengalami
gangguan pendengaran hereditar. 7ntuk infantil dan pasien muda+ uji
elektrofisiologi seperti auditory brain stem response (&#2)+ refleC stapedius+ dan
emisi otoa-usti-us (<&D) dapat dilakukan. =ambaran audiogram /-shaped atau
cookie bite harus menjadi peringatan bagi dokter terhadap penurunan pendengaran
herediter. 7ji fungsi vestibuler dapat sangat membantu dalam diagnosis pasien
dengan sindrom 7sher.
#erdasarkan ri/ayat penyakit dan pemeriksaan fisik+ evaluasi lanjutan+ seperti
pemeriksaan radiologi atau laboratorium dapat diindikasikan. 2eluruh anak-anak
yang didiagnosis penurunan pendengaran harus menjalani urinalisis untuk menilai
adanya proteinuria dan hematuria. 7ji lainnya harus dilakukan dengan indikasi
yang tepat+ -ontohnya+ uji fungsi tiroid+ D)=+ Dlektroretinogram+ dan uji
dis-harge per-hlorate.
3enelitian radiografi seharusnya dilakukan sesuai kasus-per-kasus. ,T s-an dapat
membantu menunjukkan abnormalitas koklear+ penyimpangan -analis a-usti-us
internus+ dan displasia koklear. *'I dengan pemberian gadolinium merupakan
penelitian terhadap pilihan pasien dengan ri/ayat keluarga 89 tipe 2. *' juga
digunakan bila penurunan pendengaran bersifat progresif tetapi hasil ,T s-an
normal. 3ada akhir evaluasi yang terkadang mahal dan intensif+ etiologi spesifik
dari penurunan pendengaran masih belum diketahui pasti.
$%
8ilai risiko kekambuhan di masa yang akan datang pada keluarga yang hanya
memiliki seorang anak+ yang mengalami penurunan pendengaran yang tidak dapat
dijelaskan penyebabnya+ adalah 10! hingga 16!. 2etiap anak yang lahir dengan
pendengaran normal dalam sebuah keluarga dapat menurunkan kemungkinan
bah/a kelainan tersebut disebabkan faktor geneti- dan oleh karenanya
menurunkan risiko kekambuhan. (emikian pula bila seorang anak lahir pada
keluarga yang sama dan mengalami gangguan pendengaran+ maka risiko
kekambuhannya meningkat karena kemungkinan komponen geneti- menyebabkan
penurunan pendengaran.
SI"PULAN
(iagnosis+ prognosis+ dan estimasi risiko kekambuhan merupakan komponen
evaluasi genetik yang lengkap terhadap anak yang siduga mengalami penurunan
pendengaran genetik. (iagnosis tepat dengan pengamatan yang -ermat terhadap
etiologi harus dilakukan. Tinjauan terhadap data klinis dan laboratories oleh
dokter terampil dapat mengarahkan identifikasi sindrom atau pola keluarga yang
bermanfaat dalam memprediksikan kemungkinan tanda klinis kelainan tersebut.
(iagnosis akurat juga meningkatkan ketepatan estimasi risiko kekambuhan.
3enelitian selanjutnya terhadap dasar genetik penurunan pendengaran dapat
mengarah pada pilihan terapi+ seperti terapi gen+ untuk menyediakan rehabilitasi
pendengaran terhadap pasien ini.
$1

You might also like