You are on page 1of 5

1.

Penahan (retainer)
Penahan (retainer) merupakan bagian geligi tiruan sebagian lepasan yang
berfungsi memberi retensi dan karenanya mampu menahan protesa tetap pada
tempatnya. Penahan dapat dibagi menjadi dua kelompok.
Pertama, Direct retainer: bagian dari GTSL yang terletak / melingkari gigi
penyangga yang memberikan retensi dan bracing atau mencegah terlepasnya
GTSL. Macam disain klamer: Klamer kawat tooth borne (3 jari, Jackson, half
Jackson, 3/2 jari rest mesial, klamer s), klamer kawat mukosa borne (2 jari,
Gillet), Klamer tuang ( circumferential clasp, bar clasp).
Kedua, penahan tak langsung (indirect retainer) yang memberikan retensi
untuk melawan gaya yang cenderung melepas protesa ke arah oklusal dan bekerja
pada basis. Salah satu contoh penahan adalah cengkeram, yang juga dikenal
dengan istilah cangkolan, klammer, clasp atau crib. Cengkeram dapat digolongkan
berdasarkan beberapa pertimbangan berikut ini (Gunadi dkk., 1995):
a. Menurut konstruksinya:
- Cengkeram tuang atau cor (cast clasp)
- Cengkeram kawat (wrought wire clasp)
- Cengkeram kombinasi (combination clasp)
b. Menurut desainnya:
- Cengkeram sirkumferensial (circumferential clasp ataucircumferential type
clasp)
- Cengkeram batang (bar arm atau bar type clasp)
c. Menurut arah datang lengannya:
- Cengkeram oklusal (occlusally approaching clasp)
- Cengkeram gingival (gingivally approaching clasp)
Bagian-bagian cengkeram kawat :
Lengan, yaitu bagian dari cengkeram kawat yang terletak/melingkari
bagian bukal/lingual gigi penjangkaran. Sifat agak lentur, berfungsi untuk
retensi dan stabilisasi
Jari, yaitu bagian dari lengan yang terletak di bawah lingkaran terbesar
gigi. Sifat lentur/fleksibel dan berfungsi untuk retensi
Bahu, yaitu bagian dari lengan yang terletak di atas lingkaran terbesar dari
gigi. Sifat kaku dan berfungsi untuk stabilisasi yaitu menahan gaya-gaya
bucco-lingual
Badan/body, yaitu cengekaram kawat yang terletak di atas titik kontak gigi
di daerah aproksimal. Sifat kaku, dan berfungsi untuk stabilisasi yaitu
menahan gaya-gaya antero-posterior
Oklusal rest, yaitu bagian dari cengekaram kawat yang terletak di bagian
oklusal gigi. Sifat kaku, panjang 1/3 lebar mesio-distal gigi. Berfungsi
untuk meneruskan beban kunyah ke gigi penjangkaran
Retensi dalam akrilik, yaitu bagian dari cengkeram kawat yang tertanam
dalam basis akrilik
2. Berdasarkan letak dari daerah yang tidak bergigi menurut
Kennedy, cit. Soelarko R. M. dan Wachijaati H., (1980):
Klas I
Mempunyai daerah tanpa gigi yang terletak di bagian posterior dari gigi
yang tertinggal pada kedua belah sisi (bilateral Free end).
Klas II
Mempunyai daerah tanpa gigi yang terletak di bagian posterior dari gigi
yang tertinggal tetapi hanya pada satu sisi saja (unilateral free end).
Klas III
Daerah yang tidak bergigi terletak di antara gigi yang masih ada di bagian
posterior (bounded saddle).
Klas IV
Daerah yang tidak bergigi terletak di bagian anterior dan melewati median
line.
Bila daerah tak bergigi tambahan oleh Kennedy disebut sebagai modifikasi
kecuali kelas IV tidak ada modifikasi

3. Kelly berpendapat bahwa sebelum dilakukan perawatan dengan menggunakan
gigi tiruan, perubahan-perubahan besar yang sudah ada sebaiknya dilakukan
perawatan bedah terlebih dahulu. Kondisi ini termasuk jaringan flabby
(hiperplastik), hiperplasia papila, dan tuberositas yang membesar.
4. AH line penting untuk mendapatkan letak perluasaan landasan rahang atas
yang tepat pada bagian posterior. Untuk mendapatkannya, instruksikan pasien
untuk mengucapkan "aaa" pada saat dilakukan pencetakan dengan
menggunakan sendok cetak pribadi. Atau dengan cara lain yaitu, pasien
diinstruksikan untuk menutup hidungnya dengan tangan lalu menghembuskan
nafasnya ke arah hidung. Dengan begitu palatum lunak akan turun.
5. Tujuan menggunakan foto ini dalam pembuatan protesa sebagian lepasan
adalah untuk:
Melihat atau memeriksa struktur tulang yang akan menjadi pendukung
tulang yang padat akan member dukungan yang baik
Melihat kelainan bentuk pada, residual ridge, umpamanya bila terdapat
suatu tonjolan pada prosesus alveolaris.
Melihat adanya sisa akar gigi
6. Tekanan retentif yang berperan terhadap semua permukaan tersebut adalah
tekanan otot dan tekanan fisik. Faktor-faktor yang mempengaruhi retensi gigi
tiruan lengkap, terutama pada rahang atas, yaitu:
Peripheral seal
Efektifitas peripherial seal sangat mempengaruhi efek retensi dari tekanan
atmosfer. Posisi terbaik peripherial seal adalah disekeliling tepi gigi tiruan
yaitu pada permukaan bukal gigi tiruan atas, pada permukaan bukal gigi
tiruan bawah.Peripherial seal bersambung dengan postdam pada rahang
atas menjadi sirkular seal. Sirkular seal ini berfungsi membendung agar
udara dari luar tidak dapat masuk ke dalam basis gigi tiruan (fitting
surface) dan mukosa sehingga tekanan atmosfer di dalamnya tetap terjaga.
Apabila pada sirkular seal terdapat kebocoran (seal tidak utuh/terputus)
maka protesa akan mudah terlepas. Hal inilah yang harus dihindari dan
menjadi penyebab utama terjadi kegagalan dalam pembuatan protesa gigi
tiruan lengkap.
Postdam
Postdam atau posterior palatal seal (khusus pada rahang atas), diletakkan
tepat disebelah anterior vibrating line dari palatum molle dekat fovea
palatina.
7. Modelir malam ( wax contouring/waxing ) dari gigi tiruan ialah membentuk
dasar dari geligi tiruan malam sedemikian rupa sehingga harmonis dengan
otot-otot orofasial penderita dan semirip mungkin dengan anatomis gusi dan
jaringan lunak mulut. Sehingga kontur geligi tiruan malam yang sama dengan
kontur jaringan lunak dalam mulut akan menghasilkan geligi tiruan yang
stabil, menjaga denture pada tempatnya secara tetap dan selaras dengan otot-
otot orofasial penderita.
8. Dampak frenulum yang abnormal :
1. retraksi dari gingiva margin
2. diastema
3. mengganggu penampilan (estetik)
4. pergerakan lidah terbatas
5. mengganggu penempelan gigi tiruan lepasan pada mukosa.
Perawatan frenulum tinggi di atasi dengan pemotongan frenulum
(frenotomi) atau dengan membuang seluruh bagian dari frenulum (frenektomi).
Frenektomi adalah prosedur bedah yang dilakukan untuk meghilangkan
sebagian atau seluruh frenulum yang tinggi dengan menggunakan pisau bedah
atau electrosurgery.
9. Resorpsi tulang adalah proses morfologi kompleks yang berhubungan dengan
adanya erosi pada permukaan tulang dan sel raksasa multinucleated
(osteoklas). Osteoklas berasal dari jaringan hematopoietic dan terbentuk dari
penyatuan sel mononuclear (Carranza, 2002). Ketika osteoklas aktif, terjadi
pertambahan yang banyak dari enzim hidrolitik yang akan disekresikan pada
daerah border. Enzim ini merusak bagian organik tulang. Aktivitas osteoklas
dan morfologi border dapat dimodifikasi dan diregulasi oleh hormon seperti
parathormone dan calcitonin yang mempunyai reseptor pada membran
osteoklas (Carranza, 2002).
10. Pada pendertita diabetes, suatu kombinasi infeksi dan penyakit pembuluh
darah menyebabkan berkembangnya komplikasi-komplikasi di dalam mulut,
seperti jaringan mukosa yang meradang, cepat berkembangnya penyakit
periodontal yang sudah ada dengan hilangnya tulang alveolar secara
menyolok dan mudah terjadinya abses periapikal. Infeksi monilial,
berkurangnya saliva, bertambahnya pembentukan kalkulus, merupakan hal
yang khas dari penyakit diabetes yang tidak terkontrol. Manifestasi klinis ini
terjadi bersama-sama dengan gejala-gejala yang sering ditemukan seperti
poliuria, haus, mengeringnya kulit, gatal-gatal, cepat lapar, cepat lelah, serta
berkurangnya berat badan. Hal pertama yang harus dilakukan adalah
mengontrol diabetesnya dan menyehatkan kembali jaringan mulut.. Selain itu,
xerostomia yang merupakan gejala diabetes mellitus juga dapat menghambat
retensi pesawat ortodonsia dengan menghambat daya adhesi antara basis gigi
tiruan lepasan dengan mukosa mulut dan daya kohesi cairan saliva.

You might also like