1.1. e!inisi Adalah perdarahan yang terjadi dalam masa antara 2 haid. Ada dua macam perdarahan di luar haid yaitu metroragia dan menometroragia 1. Metroragia adalah perdarahan dari vagina yang tidak berhubungan dengan siklus haid. Perdarahan ovulatoir terjadi pada pertengahan siklus sebagai suatu spotting dan dapat lebih diyakinkan dengan pengukuran suhu basal tubuh. Penyebabnya adalah kelainan organik (polip endometrium, karsinoma endometrium, karsinoma serviks), kelainan ungsional dan penggunaan estrogen eksogen 2. Menoragia adalah Perdarahan siklik yang berlangsung lebih dari ! hari dengan jumlah darah kadang" kadang cukup banyak. Penyebab dan pengobatan kasus ini sama dengan hipermenorea 1.2. "tiologi Perdarahan dari uterus, tuba dan ovarium disebabkan olah kelainan pada# serviks uteri$ seperti polip servisis uteri, erosio porsionis uteri, ulkus pada portio uteri, karsinoma servisis uteri. %orpus uteri$ polip endometrium, abortus imminens, abortus insipiens, abortus incompletus, mola hidatidosa, koriokarsinoma, subinvolusio uteri, karsinoma korpus uteri, sarkoma uteri, mioma uteri. &uba allopii$ kehamilan ekstopik terganggu, radang tuba, tumor tuba. 'varium$ radang overium, tumor ovarium. 1.3. #atologi Menurut schroder pada tahun 1(1), setelahpenelitian histopatologik pada uterus dan ovario pada *aktu yang sama, menarik kesimpulan bah*a gangguan perdarahan yang dinamakan metropatia hemorr+gica terjadi karena persistensi olikel yang tidak pecah sehingga tidak terjadi ovulasidan pembentukan corpus luteum. Akibatnya terjadilah hiperplasia endometrium karena stimulasi estrogen yang berlebihan dan terus menerus. Penelitian menunjukan pula bah*a perdarahan disungsional dapat ditemukan bersamaan dengan berbagai jenis endometrium yaitu endometrium atropik, hiperplastik, plorierati, dan sekretoris, dengan endometrium jenis non sekresi merupakan bagian terbesar. ,ndometrium jenis nonsekresi dan jenis sekresi penting artinya karena dengan demikian dapat dibedakan perdarahan anovulatori dari perdarahan ovuloatoir. %lasiikasi ini mempunyai nilai klinik karena kedua jenis perdarahan disungsional ini mempunyai dasar etiologi yang berlainan dan memerlukan penanganan yang berbeda.Pada perdarahan disungsional yang ovulatoir gangguan dianggap berasal dari actor"aktor neuromuskular, vasomotorik, atau hematologik, yang mekanismenya -elem seberapa dimengerti, sedang perdarahan anovulatoir biasanya dianggap bersumber pada gangguan endokrin. 1.$. %lasi!ikasi 1. Abortus iminens # merupakan ancaman terjadinya abortus ditandai perdarahanpervaginam,ostium uteri masih tertuto dan hasil konsepsi masih baik dalam kandungan. 2. Abortus insipiens # abortus yang sedang mengancam yang terjadi dengan serviks telah mendatardan ostium uteri telah membuka,akan tetapi hasil konsepsi masih dalam kavum uteri dan dalamproses pengeluaran. .. Abortus kompletus # seluruh hasil konsepsi telah keluar dari kavum uteri pada kehamilan kurangdari 2/ minggu atau berat janin kurang dari )// gram. 0. Abortus inkompletus # sebagian hasil konsepsi telah keluar dari kavum uteri dan masih ada yangtertinggal. ). Missed abortion # abortus yang ditandai dengan embrio atau etus meninggal dalam kandungansebelum kehamilan 2/ minggu dan hasil konsepsi seluruhnya masih tertahan dalam kendungan. 1. Abortus habitualis # abortus spontan yang terjadi . kali atau lebih berturut"turut. !. Abortus ineksious,abortus septic # abortus yang disertai ineksi pada alat genitalia. 2. %ehamilan anembrionik # kehamilan patologi dimana mudigah tidak terbentuk sejak a*al*alaupun kantong gestasi tetap terbentuk. (. %ehamilan ektopik # suatu kehamilan yang pertumbuhan sel telur yang telah dibuahi tidakmenempel pada dinding endometrium kavum uteri 1/. Mola hidatinosa # suatu kehamilan yang berkembang tidak *ajar dimana tidak ditemukan janindan hamper seluruh vili korialis mengalami perubahan berupa degenerasi hidropik 1.5. Mani!estasi klinik a. Perdarahan ovulatory Perdarahan ini merupakan kurang lebih 1/ 3 dari perdarahan disungsional dengan siklus pendek (polimenore) atau panjang (oligomenore). 4ntuk menegakan diagnosis perdarahan ovulatori perlu dilakukan kerokan pada masa mendekati haid. 5ira karena perdarhan yang lama dan tidak teratur siklus haid tidak dikenali lagi, maka Madang" kadang bentuk survei suhu badan basal dapat menolong. 5ika sudah dipastikan bah*a perdarahan berasal dari endometrium tipe sekresi tanpa adanya sebab organik, maka harus dipikirkan sebagai etiologinya# 1) korpus luteum persistens 6alam hal ini dijumpai perdarahan Madang"kadang bersamaan dengan ovarium yang membesar. 7indrom ini harus dibedakan dari kelainan ektopik karena ri*ayat penyakit dan hasil pemeriksaan panggul sering menunjukan banyak persamaan antara keduanya. %orpus luteum persistens dapat menimbulkan pelepasan endometrium yagn tidak teratur (irregular shedding). 6iagnosis ini di buat dengan melakukan kerokan yang tepat pada *aktunya, yaitu menurut Mc. 8ennon pada hari ke 0 mulainya perdarahan. Pada *aktu ini dijumpai endometrium dalam tipe sekresi disamping nonsekresi. 2) insuisiensi korpus luteum 9al ini dapat menyebabkan premenstrual spotting, menoragia atau polimenore. 6asarnya ah:la kurangntya produksi progesteron disebabkan oleh gangguan 89 reali;ing actor. 6iagnosis dibuat, apabila hasil biopsi endometrial dalam ase luteal tidak cocok dengan gambaran endometrium yang seharusnya didapat pada hari siklus yang bersangkutan. .) apopleksia uteri Pada *anita dengan hipertensi dapat terjado pecahnya pembuluh darah dalam uterus. 0) kelainan darah 7eperti anemia, purpura trombositopenik, dan gangguan dalam mekasnisme pembekuan darah. b. Perdarahan anovulatoir 7timulasi dengan estrogen menyebabkan tumbuhnya endometrium. 6engan menurunya %adar estrogen diba*ah tingkat tertentutimbul perdarahan yang Madang"kadang bersiat siklik, %adang"kadang tidak teratur sama sekali. <luktuasi kadar estrogen ada sangkutpautnya dengan jumlah olikel yang pada statu *aktu ungsional akti. <olikel = olikel ini mengeluarkan estrogen sebelum mengalami atresia, dan kemudian diganti oleh olikel = olikel baru. ,ndometrium diba*ah pengaruh estrogen tumbuh terus dan dari endometrium yang mula"mula plorierasidapat terjadi endometrium bersiat hiperplasia kistik.5ika gambaran ini diperoleh pada kerokan maka dapat disimpulkan adanya perdarahan anovulatoir. Perdarahan ungsional dapat terjadi pada setiap *aktu akan tetapi paling sering pada masa permulaan yaitu pubertas dan masa pramenopause. Pada masa pubertas perdarahan tidak normal disebabkan oleh karena gangguan atau keterlambatan proses maturasi pada hipotalamus, dengan akibat bah*a pembuatan reali;ing aktor tidak sempurna. Pada masa pramenopause proses terhentinya ungsi ovarium tidak selalu berjalan lancar. -ila pada masa pubertas kemungkinan keganasan kecil sekali dan ada harapan lambat laun keadaan menjadi normal dan siklus haid menjadi ovulatoir, pada seorang de*asa dan terutama dalam masa pramenopause dengan perdarahan tidak teratur mutlak diperlukan kerokan untuk menentukan ada tidaknya tumor ganas. Perdarahan disungsional dapat dijumpai pada penderita"penderita dengan penyakit metabolik, penyakit endokrin, penyakit darah, penyakit umum yang menahun, tumor"tumor ovarium dan sebagainya. Akan tetapi disamping itu terdapat banyak *anita dengan perdarahan disungsional tanpa adanya penyakit"penyakit tersebut. 1.5. iagnosis Perlu ditanyakan bagaimana mulainya perdarahan, apakah didahului oleh siklus yang pendek atau oleh oligomenore>amenorhe, siat perdarahan ( banyak atau sedikit"sedikit, sakit atau tidak), lama perdarahan, dan sebagainnya. Pada pemeriksaan umum perlu diperhatikan tanda"tanda yang menunjuk ke arah kemungkinaan penyakit metabolik, endokrin, penyakit menahun. %ecurigaan terhadap salah satu penyait tersebut hendaknya menjadi dorongan untuk melakukan pemeriksaan dengan teliti ke arah penyakit yang bersangkutan. Pada pemeriksaan gynecologik perlu dilihat apakah tidak ada kelainan"kelainan organik yang menyebabkan perdarahan abnormal (polip, ulkus, tumor, kehamilan terganggu). Pada pubertas tidak perlu dilakukan kerokan untuk menegakan diagnosis. Pada *anita umur 2/"0/ tahun kemungkinan besar adalah kehamilan terganggu, polip, mioma submukosum, 6ilakukan kerokan apabila sudah dipastikan tidak mengganggu kehamlan yang masih bisa diharapkan. Pada *anita pramenopause dorongan untuk melakukan kerokan adalah untuk memastikan ada tidaknya tumor ganas.