DEFINISI Parasitologi kedokteran : Ilmu yang mempelajari tentang parasit penyebab penyakit pada manusia Ruang Lingkup Parasitologi Kedokteran : Helminthologi, Protozologi, Entomologi dan Imunoparasitologi Aspek aspek yang dipelajari : Etiologi, epidemiologi, syndroma dan gejala klinis, patogenesa dan penatalaksanaan
Istilah istilah penting: Parasit : organisme yang mendapatkan makanan serta hidupnya sangat tergantung pada organisme lainnya Parasitisme : hubungan timbal balik antara 2 organisme yang salah satu diantaranya mendapat keuntungan sedangkan yang lainnya mendapat kerugian Host : hospes = induk semang = tuan rumah yaitu suatu organisme yang menjadi tempat hidup dari parasit Intermediate Host : hospes perantara = induk semang antara yaitu suatu organisme yang menjadi tempat hidup parasit untuk sementara waktu Reservoir host : hewan yang mengandung parasit yang sama pada manusia
Infeksi : parasit yang hidup di dalam tubuh host (endoparasit) Infestasi : parasit hidup di permukaan tubuh host (ektoparasit) epidemiologi Penularan penyakit parasit dari satu host kepada host yang lain terjadi dengan cara pemindahan stadium infektif dari parasit Stadium infektif dapat mencapai tubuh manusia dengan berbagai jalan : per oral ( melalui makanan & minuman ), per cutan (kontaminasi kulit atau menembus kulit/ mucosa) dan melalui gigitan serangga ETIOLOGI Ada 3 golongan parasit yang dapat menimbulkan penyakit pada manusia yaitu cacing (Helminth), Protozoa dan beberapa golongan dari arthropoda (serangga)
Nomenclature /penamaan Setiap parasit merupakan bagian dari : phylum, class, ordo, family, genus dan species Penamaan species : binomial terdiri dari 2 kata, sistim italic atau bergaris bawah, huruf pertama kata pertama ditulis sebagai huruf besar (kapital) dan ini menunjukkan nama genus. Huruf pertama pada kata kedua ditulis dengan huruf kecil Contoh : Ascaris lumbricoides Atau Ascaris lumbricoides
helminthologi Adalah ilmu yang mempelajari tentang cacing (helminth) Helminth terdiri dari 3 filum yaitu : 1. Platyhelminthes (cacing pipih) 2. Nemathelminthes (cacing bulat) 3. Annelida (cacing berbuku buku misalnya lintah)
SOIL TRANSMITTED HELMINTH Adalah sekelompok nematoda usus yang dalam siklus hidupnya melalui siklus perkembangan di tanah Yang termasuk STH adalah : 1. Ascaris lumbricoides 2. Cacing tambang : Necator americanus dan Ancylostoma duodenale 3. Trichuris trichiura 4. Strongyloides stercoralis 1.Ascaris lumbricoides = round worm Nama dalam bahasa Indonesia : cacing gelang / cacing gilig Nematoda usus manusia yang ukurannya terbesar Hospes definitif : manusia Penyakitnya disebut : Askariasis Habitat / predileksi : lumen usus halus Bentuk infektif : telur infektif (berasal dari telur yang fertilized)
Distribusi geografis dan epidemiologi : kosmopolitan ( di seluruh dunia) terutama di daerah tropis dan subtropis dengan kelembaban udara yang cukup tinggi . Askariasis ditemukan pada semua umur tetapi paling sering pada anak anak Penularan : per oral (tertelannya telur infektif ) Morfologi : Telur : mempunyai 4 tipe yaitu : 1. Dibuahi ( fertil ) 2. Matang / berembryo (berisi larva) 3. Tidak dibuahi (infertil) 4. Decorticated (dapat fertil maupun infertil)
Dewasa : Silindris Jantan panjangnya 10-31 cm < betina panjangnya 22-35 cm Putih kecoklatan atau kuning pucat Tubuh tertutup cuticula yang halus bergaris- garis tipis Mulut mempunyai 3 buah bibir ( 1 dorsal dan 2 subventral) Jantan : ujung posterior runcing dengan ekor melengkung ke arah ventral, dilengkapi 2 buah spicula (spiculum) berukuran 2 mm dan banyak papil papil kecil. Betina: ujung posterior membulat dan lurus
SIKLUS HIDUP
SIKLUS HIDUP Ascaris lumbricoides Gejala/symptoma Akibat infestasi cacing dewasa : Rasa tidak enak di perut Colic di epigastrium Annorexia Diare Ileus (obstruksi usus) & Perforasi usus peritonitis (sering pd anak anak) Pada penderita yang sensitif terhadap bahan metabolik yang dihasilkan oleh cacing dewasa gejala keracunan (oedema & giant urticaria) Akibat larva : Migrasi larva pada paru menyebabkan manifestasi allergi : pulmonary infiltration , serangan asthma, sembab pada bibir gejalanya berupa demam, nafas tidak teratur (cepat dan dalam), batuk dengan sputum bercampur darah, urticaria Gejala ini dikenal sebagai syndroma Loeffler yang ditandai dengan eosinophilia Diagnosis Klinis & ditemukannya cacing dewasa dalam feces Diagnosa lab : spesimen berupa feces ditemukan telur Pencegahan dan pengobatan : Memperbaiki higiene individu dan lingkungan Pengobatan dengan : Pyranthel pamoate Membendazole Albendazole Levamyzole Piperazine
CACING TAMBANG = hook worm 2 Species yang penting : Ancylostoma duodenale dan Necator americanus Penyakitnya disebut ancylostomiasis/necatoriasis Hospes definitif : manusia Habitat / predileksi : mucosa duodenum dan jejunum Bentuk infektif : larva filariform
Distribusi geografis & epidemiologi kosmopolitan terutama di daerah tropis dan subtropis. Dahulu banyak dijumpai pada pekerja tambang. Cara penularan : per cutan (melalui larva infektif ( filariform) yang menembus kulit)
morfologi Telur : mirip antara satu spesies dengan spesies yang lainnya Oval dengan ukuran 65 x 40, dinding tipis, tidak berwarna Larva : ada 2 stadium : Rhabditiform : gemuk, tidak infektif, panjang 250 Filariform : langsing, infektif , panjang 600 Dewasa : Bentuk silindris Putih keabuan Panjang betina 9-13 mm > jantan 5-11 mm Bagian posterior jantan mempunyai bursa cupulatrix, suatu alat bantu kopulasi Antara N.americanus dan A.duodenale dapat dibedakan berdasarkan : bentuk tubuh, bursa copulatrix dan rongga mulutnya.: N.americanus lebih kecil, bagian anteriornya melengkung berlawanandengan lengkungan tubuh spt huruf S ; A.duodenale spt huruf C
Rongga mulut N.americanus mempunyai 2 pasang cutting plate ; A.duodenale mempunyai 2 pasang gigi N.americanus betina tidak mempunyai spina caudal Jumlah telur per hari yang dapat dihasilkan oleh seekor cacing betina N.americanus 9-10 ribu butir ; A.duodenale 10-20 ribu butir
SIKLUS HIDUP Cacing tambang PATOGENESA & GEJALA Cacing dewasa mengisap darah penderita N.americanus menimbulkan kehilangan darah sekitar 0,1 cc per hari ; A.duodenale menimbulkan kehilangan darah sekitar 0,34 cc per hari Larva menimbulkan dermatitis dengan gatal gatal (ground itch) pada waktu menembus kulit penderita Larva yang migrasi (lung migration) menimbulkan bronchitis dan reakasi allergi Gejala : Rasa tidak enak di epigastrium Sembelit, diare Ground itch ( gatal kulit di tempat masuknya larva) Pucat, perut buncit, rambut kering dan rontok gejala umum kekurangan darah anemia hipokromik mikrositer Gejala bronchitis : batuk kadang dahak berdarah diagnosa Lab : Feces : ditemukan telur Darah : anemia hipokromik mikrositer Pencegahan & pengobatan Memperbaiki higiene individu dan lingkungan Pengobatan : Tetrachlorethylene Membendazole Albendazole Pyranthel pamoate
Trichuris trichiura = whip worm Nama dalam bahasa Indonesia : cacing cambuk Penyakitnya disebut trichuriasis Hospes definitif : manusia Habitat / predileksi : mucosa cecum dan colon Bentuk infektif : telur infektif
Distribusi geografis dan epidemiologi : Kosmopolitan terutama di daerah tropis Anak anak lebih sering terinfeksi Cara penularan : per oral (tertelannya telur infektif ) morfologi Telur : Bentuk seperti tempayan (gentong) dengan semacam tutup yang jernih dn menonjol di kedua kutubnya 50-54 x 23 Kulit luar berwarna kekuningan, bagian dalam jernih Sel telur saat dikeluarkan oleh cacing betina belum membelah, perkembangan embrio di luar hospes ( di tanah ) Dewasa : Bagian anterior seperti cambuk dan meruncing Cacing jantan panjangnya 30-45 mm < betina panjangnya 35-50 mm Bagian posterior cacing betina membulat tumpul Bagian posterior cacing jantan melingkar dgn 1 spikulum dan sarung yg refraktil Jumlah telur yg dihasilkan cacing betina per hari 3 ribu -10 ribu butir
Patologi dan symptoma / gejala Cacing dewasa terutama di mucosa cecum, Pada infeksi berat dapat sampai mucosa colon dan rectum Gejala : Anemia berat Diare berdarah Nyeri perut Mual , muntah Berat badan turun Prolapsus recti diagnosa Secara klinis Proktoskopi cacing dewasa pada mucosa rectum Diagnosa lab : Sampel : feces ditemukannya telur Sampel : darah Hb di bawah 3 g%; eosinophilia di atas 3% Pencegahan & pengobatan Memperbaiki higiene individu dan lingkungan Pengobatan : Membendazole Albendazole
Strongyloides stercoralis (threadworm) Nama dalam bahasa Indonesia : cacing benang Penyakitnya disebut : Strongyloidiasis Hospes definitif : manusia dan hewan Habitat / predileksi : cacing betina mucosa duodenum dan jejunum ; cacing jantan JARANG ditemukan di dalam hospes Bentuk infektif : larva filariform morfologi Telur : Mirip telur cacing tambang 54 x 32 Dinding tipis dan transparan Dikeluarkan oleh cacing betina di membran mucosa usus dan segera menjadi larva (TELUR TIDAK DITEMUKAN DALAM FECES PENDERITA) Larva : rhabditiform panjangnya 200-250 dan filariform panjangnya 700
Dewasa: Halus seperti benang Tidak berwarna Panjang 2,2 mm
SIKLUS HIDUP Strongyloides stercoralis Patologi dan gejala Akibat larva : Larva menembus kulit dermatitis , urticaria, pruritus Migrasi larva ke paru pneumonia, batuk darah Akibat cacing dewasa : Diare berdarah, dapat disertai lendir Pada infeksi berat dapat menimbulkan kematian diagnosa Sampel : feces ditemukan: Larva rhabditiform Biakan feces 3 hari menjadi larva filariform dan cacing dewasa free living Pencegahan & pengobatan: Pencegahan strongyloidiasis lebih sulit daripada pencegahan ancylostomiasis atau necatoriasis , sebab dapat terjadi autoinfeksi di usus hospes dan siklus free living (hidup bebas) di tanah. Selain itu ada kemungkinan adanya reservoir pada hewan Pengobatan : Thiabendazole Membendazole Albendazole Ivermectine