You are on page 1of 45

PARASITOLOGI KEDOKTERAN

Drh.Bagus Uda Palgunadi,M.Kes.


DEFINISI
Parasitologi kedokteran : Ilmu yang
mempelajari tentang parasit penyebab
penyakit pada manusia
Ruang Lingkup Parasitologi Kedokteran :
Helminthologi, Protozologi, Entomologi
dan Imunoparasitologi
Aspek aspek yang dipelajari : Etiologi,
epidemiologi, syndroma dan gejala klinis,
patogenesa dan penatalaksanaan


Istilah istilah penting:
Parasit : organisme yang mendapatkan makanan serta
hidupnya sangat tergantung pada organisme lainnya
Parasitisme : hubungan timbal balik antara 2 organisme
yang salah satu diantaranya mendapat keuntungan
sedangkan yang lainnya mendapat kerugian
Host : hospes = induk semang = tuan rumah yaitu suatu
organisme yang menjadi tempat hidup dari parasit
Intermediate Host : hospes perantara = induk semang
antara yaitu suatu organisme yang menjadi tempat
hidup parasit untuk sementara waktu
Reservoir host : hewan yang mengandung parasit yang
sama pada manusia


Infeksi : parasit yang hidup di dalam tubuh
host (endoparasit)
Infestasi : parasit hidup di permukaan
tubuh host (ektoparasit)
epidemiologi
Penularan penyakit parasit dari satu host
kepada host yang lain terjadi dengan cara
pemindahan stadium infektif dari parasit
Stadium infektif dapat mencapai tubuh
manusia dengan berbagai jalan : per oral (
melalui makanan & minuman ), per cutan
(kontaminasi kulit atau menembus kulit/
mucosa) dan melalui gigitan serangga
ETIOLOGI
Ada 3 golongan parasit yang dapat
menimbulkan penyakit pada manusia yaitu
cacing (Helminth), Protozoa dan
beberapa golongan dari arthropoda
(serangga)

Nomenclature /penamaan
Setiap parasit merupakan bagian dari : phylum, class,
ordo, family, genus dan species
Penamaan species : binomial terdiri dari 2 kata, sistim
italic atau bergaris bawah, huruf pertama kata pertama
ditulis sebagai huruf besar (kapital) dan ini menunjukkan
nama genus. Huruf pertama pada kata kedua ditulis
dengan huruf kecil
Contoh :
Ascaris lumbricoides
Atau
Ascaris lumbricoides

helminthologi
Adalah ilmu yang mempelajari tentang
cacing (helminth)
Helminth terdiri dari 3 filum yaitu :
1. Platyhelminthes (cacing pipih)
2. Nemathelminthes (cacing bulat)
3. Annelida (cacing berbuku buku misalnya
lintah)



SOIL TRANSMITTED HELMINTH
Adalah sekelompok nematoda usus yang
dalam siklus hidupnya melalui siklus
perkembangan di tanah
Yang termasuk STH adalah :
1. Ascaris lumbricoides
2. Cacing tambang : Necator americanus
dan Ancylostoma duodenale
3. Trichuris trichiura
4. Strongyloides stercoralis
1.Ascaris lumbricoides = round
worm
Nama dalam bahasa Indonesia : cacing
gelang / cacing gilig
Nematoda usus manusia yang ukurannya
terbesar
Hospes definitif : manusia
Penyakitnya disebut : Askariasis
Habitat / predileksi : lumen usus halus
Bentuk infektif : telur infektif (berasal dari
telur yang fertilized)

Distribusi geografis dan epidemiologi :
kosmopolitan ( di seluruh dunia) terutama
di daerah tropis dan subtropis dengan
kelembaban udara yang cukup tinggi .
Askariasis ditemukan pada semua umur
tetapi paling sering pada anak anak
Penularan : per oral (tertelannya telur
infektif )
Morfologi :
Telur : mempunyai 4 tipe yaitu :
1. Dibuahi ( fertil )
2. Matang / berembryo (berisi larva)
3. Tidak dibuahi (infertil)
4. Decorticated (dapat fertil maupun infertil)




Dewasa :
Silindris
Jantan panjangnya 10-31 cm < betina
panjangnya 22-35 cm
Putih kecoklatan atau kuning pucat
Tubuh tertutup cuticula yang halus bergaris-
garis tipis
Mulut mempunyai 3 buah bibir ( 1 dorsal dan 2
subventral)
Jantan : ujung posterior runcing dengan ekor
melengkung ke arah ventral, dilengkapi 2 buah
spicula (spiculum) berukuran 2 mm dan banyak
papil papil kecil.
Betina: ujung posterior membulat dan lurus

SIKLUS HIDUP

SIKLUS HIDUP
Ascaris lumbricoides
Gejala/symptoma
Akibat infestasi cacing dewasa :
Rasa tidak enak di perut
Colic di epigastrium
Annorexia
Diare
Ileus (obstruksi usus) & Perforasi usus
peritonitis (sering pd anak anak)
Pada penderita yang sensitif terhadap bahan
metabolik yang dihasilkan oleh cacing dewasa
gejala keracunan (oedema & giant urticaria)
Akibat larva :
Migrasi larva pada paru menyebabkan
manifestasi allergi : pulmonary infiltration ,
serangan asthma, sembab pada bibir
gejalanya berupa demam, nafas tidak
teratur (cepat dan dalam), batuk dengan
sputum bercampur darah, urticaria
Gejala ini dikenal sebagai syndroma Loeffler
yang ditandai dengan eosinophilia
Diagnosis
Klinis & ditemukannya cacing dewasa
dalam feces
Diagnosa lab : spesimen berupa feces
ditemukan telur
Pencegahan dan pengobatan :
Memperbaiki higiene individu dan
lingkungan
Pengobatan dengan :
Pyranthel pamoate
Membendazole
Albendazole
Levamyzole
Piperazine


CACING TAMBANG = hook worm
2 Species yang penting : Ancylostoma
duodenale dan Necator americanus
Penyakitnya disebut
ancylostomiasis/necatoriasis
Hospes definitif : manusia
Habitat / predileksi : mucosa duodenum
dan jejunum
Bentuk infektif : larva filariform

Distribusi geografis & epidemiologi
kosmopolitan terutama di daerah tropis
dan subtropis.
Dahulu banyak dijumpai pada pekerja
tambang.
Cara penularan : per cutan (melalui larva
infektif ( filariform) yang menembus kulit)


morfologi
Telur :
mirip antara satu spesies dengan spesies yang
lainnya
Oval dengan ukuran 65 x 40, dinding tipis,
tidak berwarna
Larva : ada 2 stadium :
Rhabditiform : gemuk, tidak infektif, panjang
250
Filariform : langsing, infektif , panjang 600
Dewasa :
Bentuk silindris
Putih keabuan
Panjang betina 9-13 mm > jantan 5-11 mm
Bagian posterior jantan mempunyai bursa
cupulatrix, suatu alat bantu kopulasi
Antara N.americanus dan A.duodenale dapat
dibedakan berdasarkan : bentuk tubuh, bursa
copulatrix dan rongga mulutnya.:
N.americanus lebih kecil, bagian anteriornya
melengkung berlawanandengan lengkungan
tubuh spt huruf S ; A.duodenale spt huruf C


Rongga mulut N.americanus mempunyai 2
pasang cutting plate ; A.duodenale
mempunyai 2 pasang gigi
N.americanus betina tidak mempunyai
spina caudal
Jumlah telur per hari yang dapat
dihasilkan oleh seekor cacing betina
N.americanus 9-10 ribu butir ;
A.duodenale 10-20 ribu butir

SIKLUS HIDUP
Cacing tambang
PATOGENESA & GEJALA
Cacing dewasa mengisap darah penderita
N.americanus menimbulkan kehilangan darah
sekitar 0,1 cc per hari ; A.duodenale
menimbulkan kehilangan darah sekitar 0,34 cc
per hari
Larva menimbulkan dermatitis dengan gatal
gatal (ground itch) pada waktu menembus kulit
penderita
Larva yang migrasi (lung migration)
menimbulkan bronchitis dan reakasi allergi
Gejala :
Rasa tidak enak di epigastrium
Sembelit, diare
Ground itch ( gatal kulit di tempat
masuknya larva)
Pucat, perut buncit, rambut kering dan
rontok gejala umum kekurangan
darah anemia hipokromik mikrositer
Gejala bronchitis : batuk kadang dahak
berdarah
diagnosa
Lab :
Feces : ditemukan telur
Darah : anemia hipokromik mikrositer
Pencegahan & pengobatan
Memperbaiki higiene individu dan
lingkungan
Pengobatan :
Tetrachlorethylene
Membendazole
Albendazole
Pyranthel pamoate

Trichuris trichiura = whip worm
Nama dalam bahasa Indonesia : cacing
cambuk
Penyakitnya disebut trichuriasis
Hospes definitif : manusia
Habitat / predileksi : mucosa cecum dan
colon
Bentuk infektif : telur infektif



Distribusi geografis dan epidemiologi :
Kosmopolitan terutama di daerah tropis
Anak anak lebih sering terinfeksi
Cara penularan : per oral (tertelannya telur
infektif )
morfologi
Telur :
Bentuk seperti tempayan (gentong) dengan
semacam tutup yang jernih dn menonjol di
kedua kutubnya
50-54 x 23
Kulit luar berwarna kekuningan, bagian dalam
jernih
Sel telur saat dikeluarkan oleh cacing betina
belum membelah, perkembangan embrio di luar
hospes ( di tanah )
Dewasa :
Bagian anterior seperti cambuk dan
meruncing
Cacing jantan panjangnya 30-45 mm <
betina panjangnya 35-50 mm
Bagian posterior cacing betina membulat
tumpul
Bagian posterior cacing jantan melingkar
dgn 1 spikulum dan sarung yg refraktil
Jumlah telur yg dihasilkan cacing betina
per hari 3 ribu -10 ribu butir

Patologi dan symptoma / gejala
Cacing dewasa terutama di mucosa cecum,
Pada infeksi berat dapat sampai mucosa colon
dan rectum
Gejala :
Anemia berat
Diare berdarah
Nyeri perut
Mual , muntah
Berat badan turun
Prolapsus recti
diagnosa
Secara klinis
Proktoskopi cacing dewasa pada
mucosa rectum
Diagnosa lab :
Sampel : feces ditemukannya telur
Sampel : darah Hb di bawah 3 g%;
eosinophilia di atas 3%
Pencegahan & pengobatan
Memperbaiki higiene individu dan
lingkungan
Pengobatan :
Membendazole
Albendazole

Strongyloides stercoralis
(threadworm)
Nama dalam bahasa Indonesia : cacing
benang
Penyakitnya disebut : Strongyloidiasis
Hospes definitif : manusia dan hewan
Habitat / predileksi : cacing betina
mucosa duodenum dan jejunum ; cacing
jantan JARANG ditemukan di dalam
hospes
Bentuk infektif : larva filariform
morfologi
Telur :
Mirip telur cacing tambang
54 x 32
Dinding tipis dan transparan
Dikeluarkan oleh cacing betina di membran
mucosa usus dan segera menjadi larva
(TELUR TIDAK DITEMUKAN DALAM FECES
PENDERITA)
Larva : rhabditiform panjangnya 200-250 dan
filariform panjangnya 700

Dewasa:
Halus seperti benang
Tidak berwarna
Panjang 2,2 mm

SIKLUS HIDUP
Strongyloides stercoralis
Patologi dan gejala
Akibat larva :
Larva menembus kulit dermatitis ,
urticaria, pruritus
Migrasi larva ke paru pneumonia, batuk
darah
Akibat cacing dewasa :
Diare berdarah, dapat disertai lendir
Pada infeksi berat dapat menimbulkan
kematian
diagnosa
Sampel : feces ditemukan:
Larva rhabditiform
Biakan feces 3 hari menjadi larva
filariform dan cacing dewasa free living
Pencegahan & pengobatan:
Pencegahan strongyloidiasis lebih sulit daripada
pencegahan ancylostomiasis atau necatoriasis ,
sebab dapat terjadi autoinfeksi di usus hospes
dan siklus free living (hidup bebas) di tanah.
Selain itu ada kemungkinan adanya reservoir
pada hewan
Pengobatan :
Thiabendazole
Membendazole
Albendazole
Ivermectine

You might also like