You are on page 1of 3

MEDIA PROMOSI KESEHATAN

PHYSICAL ACTI VI TY

A. Latar Belakang
Hasil perkiraan WHO, kurang aktivitas fisik telah diidentifikasi sebagai faktor risiko
keempat di dunia yang menyebabkan 3,2 juta kematian per tahun. Selain itu, kurang
aktivitas fisik diperkirakan menjadi penyebab utama 21-25% kanker payudara dan kanker
usus besar, 27% dari diabetes dan sekitar 30% dari penyakit jantung iskemik
(http://www.who.int/topics/physical_activity/en/). Berdasarkan data Riskesdas 2007
secara nasional hampir separuh penduduk Indonesia (48,2%) kurang melakukan aktifitas
fisik. Kurang aktivitas fisik paling tinggi terdapat pada perempuan (54,5%) dibanding
laki-laki (41,4%). Hasil Riskesdas 2007 menyimpulkan semakin tinggi pendidikan
semakin tinggi prevalensi kurang aktifitas fisik. Hasil tersebut sesuai dengan hasil
pengkajian Promkes tentang physical activity (aktivitas fisik) yang dilakukan pada
mahasiswa FIK program Magister pada tanggal 11 Mei 2011, jumlah responden 15 orang
dengan rentang usia 26-30 tahun. Pengkajian ini dilakukan dengan menyebarkan
kuesioner, dengan fokus pengkajian pada tingkat pengetahuan, sikap dan tindakan yang
dilakukan responden tentang physical activity. Tingkat pengetahuan responden 80%
memiliki pengetahuan baik tentang aktifitas fisik. Sedangkan sikap responden 53,3%
memiliki sikap negatif tentang aktivitas fisik. Hasil tindakan aktivitas fisik responden,
menyatakan kurang beraktifitas fisik dengan alasan paling banyak karena malas
berolahraga, tidak ada waktu, sibuk kuliah dan bekerja. Kemudian aktifitas sehari-hari di
rumah yang paling sering dilakukan adalah mencuci baju, menyapu dan mengasuh anak.
Aktifitas di tempat kerja/kampus seperti diskusi kelompok dengan teman-teman, duduk
dan searching tugas di depan laptop. Aktifitas saat liburan seperti jalan-jalan ke mall,
naik sepeda, bersih-bersih rumah, nonton tv dan mengerjakan tugas.
Berdasarkan hasil data pengkajian di atas, dengan menggunakan The Transtheoretical
Model (TTM), responden mahasiswa FIK UI berada pada tahap pre kontemplasi, tahap ini
responden belum berfikir untuk melakukan physical activity/berolahraga atau mengadopsi
perilaku physical activity/berolahraga, paling tidak dalam waktu 6 bulan, responden baru
mengumpulkan informasi. Oleh karena itu, media promosi kesehatan yang sesuai dengan
tahap tersebut adalah media yang berfokus pada penyadaran akan pentingnya manfaat
physical activity (Gorin & Arnold, 2006).

B. Sasaran
Sasaran media ini adalah dewasa berusia 24-35 tahun.
C. Strategi dan metode
Strategi dan metode yang digunakan adalah visual yang bersifat persuasif dan
informatif. Metode tersebut menggunakan Transtheoretical Model pada tahap
prekontemplasi, dimana dengan adanya media tersebut diharapkan sasaran dapat
mengumpulkan informasi dan menjadi sadar akan pentingnya physical activity/olahraga.
D. Media
Media yang digunakan adalah banner.
E. Hasil
Media berupa banner dengan ukuran 60X160 cm yang ditempatkan di lingkungan
kampus FIK UI. Isi dari media tersebut berupa mengajak untuk melakukan physical
activity pada usia dewasa. Media tersebut diharapkan membuat penasaran dalam
mengumpulkan informasi mengenai frekuensi dan langkah physical activity serta
diharapkan usia dewasa menjadi sadar akan pentingnya latihan fisik dan olahraga. Selain
itu, sesuai dengan Transtheoretical Model diharapkan setelah 6 bulan sasaran dapat
berpikir serius mengenai perubahan perilaku untuk melakukan physical activity/olahraga
secara rutin (tahap kontemplasi).
F. Referensi
Gorin, S S and Arnold, J. 2006. Health Promotion in Practice. San Francisco: Jossey-
Bass A Wiley Imprint
Physical activity
http://www.who.int/topics/physical_activity/en/

You might also like