You are on page 1of 10

Unbundling dan Unit Commitment

Sebastian Adinegoro
062.10.041
Undbundling adalah kata dalam bahasa Inggris yang artinya tidak terbundel atau
terpisah-pisah merupakan lawan kata dari pada kata bundling yang artinya terbundle
atau bersatu padu dalam satu bundel jadi tidak terpisah-pisah.

Jadi PLN sekarang masih bersatu padu menjadi satu bundel proses bisnis yang
dilaksanakan. Dalam Proses bisnis yang ada di PLN secara rinci dapat di jabarkan yaitu
1. Pembangkitan
2. Transmisi
3. Distribusi
4. Retail
5. Konsumen


Unbundling
Unbundling merupakan sistem pengelolaan yang terpisah, jadi unbundling
dalam kasus listrik ini merupakan pemisahan sistem pengelolaan listrik
Unbundling terbagi dua yaitu:
Unbundling vertical
Yaitu sistem pengelolaan listrik terpisah yang sesuai dengan jenis usahanya
Perusahaan pembangkitan tenaga listrik, perusahaan transmisi tenaga listrik,
perusahaan distribusi tenaga listrik, dan perusahan penjualan tenaga listrik

Unbundling horizontal
Yaitu sistem pengelolaan listrik terpisah yang sesuai dengan wilayah usaha.
Misalnya satu perusahaan listrik untuk satu wilayah
Unbundling Listrik
Listrik merupakan tanggung jawab Negara untuk menyediakan kebutuhan dasar yang
tertulis pada pasal 33 UUD 1945
Untuk Unbundling listrik, mekanisme tertuang dalam UU 30/2009 yaitu:
1. Pasal 10 ayat (2) yang berbunyi, Usaha penyediaan tenaga listrik untuk
kepentingan umum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilakukan
secara terintegrasi;
2. Pasal 10 ayat (3) yang berbunyi, Usaha penyediaan tenaga listrik untuk
kepentingan umum sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan oleh 1
(satu) badan usaha dalam 1 (satu) wilayah usaha;
3. Pasal 10 ayat (4) yang berbunyi, Pembatasan wilayah usaha sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) juga berlaku untuk usaha penyediaan tenaga listrik
untuk kepentingan umum yang hanya meliputi distribusi tenaga listrik
dan/atau penjualan tenaga listrik;
Mekanisme Unbundling Listrik
4. Pasal 11 ayat (3) yang berbunyi, Untuk wilayah yang belum mendapatkan
tenaga listrik, Pemerintah atau Pemerintah Daerah sesuai kewenangannya
memberi kesempatan kepada badan usaha milik daerah, badan usaha swasta,
atau koperasi sebagai penyelenggara usaha penyediaan tenaga listrik
terintegrasi;
5. Pasal 11 ayat (4) yang berbunyi, Dalam hal tidak ada badan usaha milik
daerah, badan usaha swasta, atau koperasi yang dapat menyediakan tenaga
listrik di wilayah tersebut, Pemerintah wajib menugasi badan usaha milik
Negara untuk menyediakan tenaga listrik;
6. Pasal 20 yang berbunyi, Izin usaha penyediaan tenaga listrik sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 19 ayat (1) huruf a ditetapkan sesuai dengan jenis
usahanya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (1);
7. Pasal 33 ayat (1) yang berbunyi, Harga jual tenaga listrik dan sewa
jaringan tenaga listrik ditetapkan berdasarkan prinsip usaha yang sehat;
8. Pasal 33 ayat (2) yang berbunyi, Pemerintah atau Pemerintah Daerah
sesuai dengan kewenangannya memberikan persetujuan atas harga jual
tenaga listrik dan sewa jaringan tenaga listrik;
9. Pasal 56 ayat (1) yang berbunyi, PT Perusahaan Listrik Negara (Persero)
sebagai Badan Usaha Milik Negara yang dibentuk berdasarkan Peraturan
Pemerintah Nomor 23 Tahun 1994 tentang Pengalihan Bentuk Perusahaan
Umum (Perum) Listrik Negara menjadi Perusahaan Perseroan (Persero)
dianggap telah memiliki izin usaha tenaga listrik;

10. Pasal 56 ayat (2) yang berbunyi, Dalam jangka waktu paling lama 2 (dua)
tahun, Pemerintah telah melakukan penataan dan penetapan izin usaha
penyediaan tenaga listrik kepada badan usaha milik negara sebagaimana
dimaksud pada angka 1 sesuai dengan ketentuan undang-undang ini;

Adalah suatu persoalan penyediaan tenaga listrik di suatu wilayah dengan
mengaktifkan beberapa pembangkit yang ada.

Setiap pembangkit mempunyai biaya start up yang dibebankan bila pembangkit
tersebut diaktifkan, biaya satuan untuk menghasilkan tenaga listrik, dan kapasitas
maksimal yang bisa dihasilkan oleh pembangkit tersebut

Unit commitment bertujuan untuk mencari pembangkit yang harus diaktifkan dan
mampu memenuhi tenaga yang dibutuhkan pada suatu permintaan
Unit Commitment
Dalam mekanisme penentuan Unit Commitment dicari komposisi penyediaan
tenaga listrik dengan biaya minimum. Sehingga energi diartikan sebagai total biaya
yang harus dikeluarkan untuk memenuhi permintaan tenaga listrik.

Pembangkitan awal dilakukan secara acak dengan menguji setiap pembangkit
agar tenaga listrik yang dibangkitkan oleh pembangkit berikutnya tidak lebih
besar dari kapasitasnya.
Hal yang harus dipenuhi adalah jumlah yang dibangkitkan harus sama dengan
permintaan (+30%)
1. http://pembebasan-pusat.blogspot.com/2011/09/siaran-pers-tentang-
persiapan-mogok.html
2. http://spplnsolok.wordpress.com/2008/07/29/unbundling/
3. Implementasi Penyelesaian Permasalahan Unit Commitment; Achmad
Basuki; ITS
sumber

You might also like