You are on page 1of 21

Kelainan Sendi

Rahang
1. Dwi Mayang Ayuningtias (04101004002)
2. Ayu Dwi Putri Lestari (04101004003)
3. Maisy Aprionasista (04101004004)
4. Ameliza (04101004005)
5. Chiance Ongtin (04101004006)
6. Syarifah Aisya (04101004008)
7. Suci Mandiasari (04101004009)
8. Rhian Surya Permana (04101004009)
9. Yelli Sidabutar (04101004023)
10. Martha Damayanti S (04101004060)
11. Allysia P (04101004068)
12. Martha Rayani (04101004082)
13. Nia Uning Junianti (041011004085)

Anatomi Temporomandibular Joint (TMJ)
Temporomandibular joint ( TMJ ) adalah persendiaan dari
kondilus mandibula dengan fossa gleinodalis dari tulang
temporal. Temporomandibula merupakan sendi yang
bertanggung jawab terhadap pergerakan membuka dan
menutup rahang mengunyah dan berbicara yang letaknya
dibawah depan telinga.
Susunan anatomi normal dari Temporomandibula joint
Rongga Synovial.
Prosesus kondiloideus dari tulang mandibula.
Ligamen.
Fossa glenoidalis atau fossa mandibularis dari tulang temporal
Diskus artikularis
Pergerakan temporomandibula joint ini dibagi menjadi
dua gerak utama yaitu:
a. Gerak Rotasi
Ketika caput processus condylaris bergerak pivot dalam
kompartemen sendi bagian bawah dalam hubungannya
dengan discus articularis.

b. Gerak meluncur atau translasi
Dimana caput mandibula dan discus articularis bergerak
disepanjang permukaan bawah Os. Temporale pada
kompartemaen sendi bagian atas. Kombinasi gerak sendi
dan meluncur diperlukan agar cavum oris dibuka lebar
lebar. Gerak sendi pada individu dewasa yang normal
mempunyai kisaran 20 25mm antara gigi geligi anterior
atas dan bawah. Bila dikombinasikan dengan gerak
meluncur kisaran gerak membuka mulut yang normal
akan meningkat menjadi 35 45mm.

Otot-otot yang berperan di Temporo Mandibulae
Joint
M. Masseter
M. Pterygoideus Externa et Interna
M. Mylohyoid
M. Temporalis
M. Geniohyoid
M. Digastricus Venter anterior et posterior.

Nervus yang mempersarafi Temporo Mandibulae
Joint
Nervus Mandibularis.
Nervus Aurikutemporal.
Nervus maseterikus.
Nervus Fascialis.

Fisiologi Pergerakan Sendi Temporo Mandibula
1. Gerak membuka
Muskulus pterygoideus lateralis berfungsi menarik prosessus
kondiloideus ke depan menuju eminensia artikularis.
Dagu akan terdepresi, keadaan ini berlangsung dengan dibantu gerak
membuka yang kuat dari muskulus digastricus, muskulus geniohyoideus
dan muskulus mylohyoideus yang berkontraksi terhadap os hyoideum
yang relatif stabil, ditahan pada tempatnya oleh muskulus infrahyoidei.
Pada saat bersamaan, serabut posterior muskulus temporalis harus
relaks dan keadaan ini akan diikuti dengan relaksasi muskulus
masseter, serabut anterior muskulus temporalis dan muskulus
pterygoideus medialis yang berlangsung cepat dan lancar.
mandibula berotasi di sekitar sumbu horizontal, sehingga prosessus
kondilus akan bergerak ke depan sedangkan angulus mandibula
bergerak ke belakang.
2. Gerak menutup

Gerak menutup pada posisi protrusi memerlukan
kontraksi muskulus pterygoideus lateralis, yang
dibantu oleh muskulus pterygoideus medialis. Caput
mandibula akan tetap pada posisi ke depan pada
eminensia artikularis. Pada gerak menutup retrusi,
serabut posterior muskulus temporalis akan bekerja
bersama dengan muskulus masseter untuk
mengembalikan prosesus kondiloideus ke dalam
fosa glenoidalis, sehingga gigi geligi dapat saling
berkontak pada oklusi normal.

Protrusi
Pada kasus protrusi bilateral, kedua prosesus kondiloideus
bergerak ke depan dan ke bawah pada eminensia
artikularis dan gigi geligi akan tetap pada kontak
meluncur yang tertutup. Penggerak utama pada keadaan
ini adalah muskulus pterygoideus lateralis dibantu oleh
muskulus pterygoideus medialis. Serabut posterior
muskulus temporalis merupakan antagonis dari kontraksi
muskulus pterygoideus lateralis. Muskulus masseter,
muskulus pterygoideus medialis dan serabut anterior
muskulus temporalis akan berupaya mempertahankan
tonus kontraksi untuk mencegah gerak rotasi dari
mandibula yang akan memisahkan gigi geligi. Kontraksi
muskulus pterygoideus lateralis juga akan menarik discus
artikularis ke bawah dan ke depan menuju eminensia
artikularis. Daerah perlekatan fibroelastik posterior dari
diskus ke fissura tympanosquamosa dan ligamen
capsularis akan berfungsi membatasi kisaran gerak
protrusi ini.

Retrusi
Selama pergerakan, kaput mandibula bersama
dengan discus artikularisnya akan meluncur ke arah
fosa mandibularis melalui kontraksi serabut posterior
muskulus temporalis. Muskulus pterygoideus lateralis
adalah otot antagonis dan akan relaks pada
keadaan tersebut.
Gerak lateral
Pada gerak lateral, caput mandibula pada sisi
ipsilateral, ke arah sisi gerakan, akan tetap ditahan
dalam fosa mandibularis. Pada saat bersamaan,
caput mandibula dari sisi kontralateral akan bergerak
translasional ke depan. Mandibula akan berotasi
pada bidang horizontal di sekitar sumbu vertikal yang
tidak melintas melalui caput yang cekat, tetapi
melintas sedikit di belakangnya. Akibatnya, caput
ipsilateral akan bergerak sedikit ke lateral, dalam
gerakan yang dikenal sebagai gerak Bennett.




Gangguan temporomandibular adalah istilah yang
dipakai untuk sekelompok gangguan yang
mengganggu sendi temporomandibular, otot
pengunyah, dan struktur terkait yang mengakibatkan
gejala umum berupa nyeri dan keterbatasan
membuka mulut.

60-70% populasi umum , hanya 5% dari kelompok
orang, Kelainan ini paling banyak dialami
perempuan (1:4).
Definisi dan Epidemiologi Gangguan Sendi Temporomandibular


Jaw clenching
Teeth grinding (bruxism)
Rheumatoid arthritis
Fibromialgia
Trauma wajah dan rahang
Kelainan congenital pada tulang wajah

Gejala-gejala TMD:
Gejalanya biasanya lebih dari satu, yaitu :
Nyeri di sekitar sendi rahang
Nyeri kepala
Gangguan pengunyahan
Bunyi sendi ketika membuka/menutup mulut dapat disertai atau tanpa rasa
nyeri
Terbatasnya buka mulut

Selain gejala diatas, mungkin juga terjadi gejala lain, seperti:
Nyeri otot terutama otot leher dan bahu
Nyeri telinga
Telinga berdengung
Vertigo
Diagnosis TMJ
Anamnesis
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan penunjang seperti foto roentgen atau MRI



Faktor Risiko Gangguan Temporomandibular
7


1. DisloDislokasi kasi
Keabnormalan pada temporomandibula joint:


Dislokasi

Spasme
otot
Kelainan
internal
Closed
lock akut.
Artritis
Oklusi

Kelainan sendi temporomandibular

Kelainan
struktural

Gangguan
Fungsional
Kelainan struktural
adalah kelainan yang
disebabkan oleh
perubahan struktur
persendiana akibat
gangguan pertumbuhan,
trauma eksternal,
penyakit infeksi atau
neoplasma dan
umumnya jarang
dijumpai.
Gangguan
fungsional adalah
masalah-masalah
TMJ yang timbul
akibat fungsi yang
menyimpang
kerena adanya
kelainan pada
posisi dan fungsi
gigi-geligi, atau
otot-otot kunyah.
ETIOLOGI
Deep pain input (Aktivitas parafungsional)
Trauma
.Stress emosional
Kondisi oklusi

Gejala Gangguan Sendi Rahang:

1. DisloDislokasi kasi
Gejala Gangguan Sendi Rahang:
Sakit Telinga
Sakit Kepala,
Pusing
Kepenuhan Telinga
Dengung Dalam Telinga (Tinnitus):
Kesulitan menelan atau
perasaan tidak nyaman
ketika menelan
. Bunyi-Bunyi: Bunyi-bunyi
kertakan (grinding), klik (
clicking) dan meletus (popping)
Gigi-gigi tidak mengalami
perlekatan yang sama
. Rahang Terkunci
: Rahang terasa terkunci
atau kaku, sehingga sulit
membuka atau menutup
mulut
1. Inspeksi

Pemeriksaan
1. Inspeksi

Pemeriksaa
n tulang
belakang
dan
cervical
Palpasi
Auskultasi
Range of
motion:
Untuk
melihat
adanya
kelainan
sendi
temporoma
ndibular
perlu
diperhatikan
gigi, sendi
rahang dan
otot pada
wajah serta
kepala dan
wajah
Pasien denga
n masalah
TMJ juga
memperlihatk
an gejala
pada
cervikal.
Pada
kecelakaan
kendaraan
bermotor
kenyataanny
a
menunjukkan
kelainan
pada cervikal
maupun TMJ.
Bunyi sendi TMJ
terdiri
dari clicking dan
krepitus. Clickin
g adalah bunyi
singkat yang
terjadi pada saat
membuka atau
menutup mulut,
bahkan
keduanya.
Krepitus
menandakan
perubahan dari
kontur tulang
seperti pada
osteoartrosis.
Bunyi click yang
terjadi pada akhir
membuka mulut
menandakan
adanya suatu
pergeseran yang
berat.
Pemeriksaan
pergerakan
Range of
Motion
dilakukan
dengan
pembukaan
mulut secara
maksimal,
pergerakan
dari TMJ
normalnya
lembut tanpa
bunyi atau
nyeri.
1.Masticatory
muscle
examination: Pe
meriksaan
dengan cara
palpasi sisi
kanan dan kiri
pada dilakukan
pada sendi dan
otot pada
wajah dan
daerah kepala.
2. Muscular
Resistance
Testing: Tes ini
penting dalam
membantu
mencari lokasi
nyeri
Pemeriksaan penunjang

1. Transcranial radiografi : Menggunakan sinar X
2. Panoramik Radiografi : Menggunakan sinar X,
dapat digunakan untuk melihat hampir seluruh regio
maxilomandibular dan TMJ.
3. CT Scan : Menggunakan sinar X, merupakan
pemeriksaan yang akurat untuk melihat kelainan
tulang pada TMJ.

Perawatan Ganggguan Sendi Rahang


Perawatan Ganggguan Sendi Rahang
Terapi Fisik
Terapi Panas dan Dingin
Obat-obatan
Jaw Rest (Istirahat Rahang)
Managemen stres
Koreksi Kelainan Gigitan
Perawatan bedah dan non bedah
Operasi diindikasikan pada kasus-kasus
dimana terapi medis gagal.
II. NYERI KRONIK PADA GANGGUAN TEMPOROMANDIBULAR
Nyeri myofascial merupakan nyeri myogenous regional yang ditandai
dengan jaringan otot yang hipersensitif dan area lokal keras yang
disebut trigger point. Kondisi ini terkadang dikenal sebagai myofascial
trigger point paint.
Nyeri Otot Kronik
Nyeri Myofascial

You might also like