You are on page 1of 8

PTK SD: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MATERI ALAT

PENCERNAAN MAKANAN PADA MANUSIA MELALUI STRATEGI


PEMBELAJARAN MAKE A MATCH BAGI SISWA KELAS V SD
Diberdayakan Oleh Segar dan Sehat on Selasa, 10
September 2013 | 23.30
ABSTRAK


Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan peneliti, hasil belajar IPA siswa kelas V SD Negeri
Tanjungrejo 01 masih rendah. Hal ini terlihat pada nilai rata-rata hasil tes yang belum mencapai
KKM. Berdasarkan uraian diatas peneliti melakukan penelitian tindakan kelas dengan
mengangkat permasalahan : 1) Apakah strategi pembelajaran make a match dapat meningkatkan
hasil belajar IPA Materi alat pencernaan makanan pada manusia bagi siswa kelas V SD Negeri
Tanjungrejo 01 semester I Tahun pelajaran 2012/2013? 2)Apakah strategi pembelajaran make a
match dapat meningkatkan aktivitas siswa kelas V SD Negeri 01 Tanjungrejo dalam mengikuti
pembelajaran IPA Materi alat pencernaan makanan pada manusia ?
Tujuan penelitian ini adalah : 1) Meningkatkan hasil belajar IPA Melalui strategi pembelajaran
make a match bagi siswa kelas V SD Negeri Tanjungrejo 01 Semester I Tahun Pelajaran
2012/2013) Untuk meningkatkan aktifitas siswa dalam mengikuti pembelajaran IPA melalui
strategi Make A Match.
Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan dalam dua siklus, yaitu siklus I dan siklus II. Subyek
penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri Tanjungrejo 01 kecamatan Nguter Kabupaten
Sukoharjo yang berjumlah 16 siswa. Obyek penelitian ini adalah hasil belajar IPA materi alat
pencernaan makanan pada manusia dengan strategi pembelajaran make a match. Teknik
pengumpulan data meliputi pengamatan, wawancara, atau diskusi, dokumen dan tes.
Peningkatan hasil belajar siswa ini dapat dilihat dari hasil tes pra tindakan, menunjukkan bahwa
nilai rata-rat siswa 63,75. Setelah diadakan tindakan siklus I, nilai rata-rata siswa menjadi 68,75.
Setelah dilakukan tindakan siklus II, nilai rata-rata siswa menjadi 74,06.
Peningkatan hasil belajar siswa, diikuti dengan peningkatan aktivitas siswa dalam mengikuti
pembelajaran IPA, terbukti adanya peningkatan dalam keaktifansiswa, kerja sama antar siswa,
perilaku siswa dalam pembelajaran, dan keterlibatan siswa dalam memanfaatkan media
pembelajaran. Meraka semakin aktif dan semangat dalam mengikuti pembelajaran IPA dengan
strategi pembelajaran Make A Match.

Kata kunci : Hasil Belajar Strategi Pembelajaran Make A Match.


PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Keberhasilan proses pembelajaran sebagai proses pendidikan di suatu sekolah dipengaruhi oleh
banyak faktor. Faktor-faktor yang dimaksud misalnya guru, siswa, kurikulum, lingkungan sosial
dan lain-lain. Namun dari faktor-faktor itu, guru dan siswa merupakan faktor terpenting.
Pendidikan merupakan serangkaian peristiwa yang kompleks yang melibatkan beberapa
komponen antara lain tujuan, peserta didik, pendidik, isi/ bahan, cara/ metode dan situasi/
lingkungan. Hubungan ke enam faktor tersebut berkaitan satu sama lain dan saling berhubungan
dalam suatu aktifitas satu pendidikan (Hadikusumo, 1995;36).
Kondisi awal siswa-siswa kelas V SDN Tanjungrejo 01 pada semester I tahun pelajaran 2012/
2013 sebelum diadakan penelitian, ketika mereka mengikuti mata pelajaran Ilmu Pengetahuan
Alam (IPA) Mereka sudah beranggapan bahwa pelajaran IPA adalah pelajarna yang sangat sulit,
tidak menarik, sulit dipahami, sehingga ini selalu berakibat fatal, sebab setiap kali diadakan
kegiatan belajar IPA, mereka cenderung pasif, kurang biasa menangkap isi pelajaran dan kurang
semangat yang akhirnya hasil belajarpun rendah. Hal ini terbukti berdasarkan nilai ulangan
harian mata pelajaran IPA sebelum diadakan penelitian diperoleh hasil berikut : dari 16 siswa
yang ) dan yang tidak tuntas belajar 7 siswatuntas belajar 9 siswa (56,3 ) dengan nilai terendah
50, nilai tertinggi 80, rata-rata 63,75.(43,7
Sebelum diadakan penelitian, guru dalam pembelajaran di kelas menggunakan model
pembelajaran di kelas menggunakan model pembelajaran konvensional yang banyak didominasi
ceramah, sehingga kurang menarik bagi siswa dan membuat siswa enggan belajar. Dari pokok
masalah tersebut diatas dapat diambil kesimpulan penyebab timbulnya nilai siswa yang rendah
disebabkan oleh penerapan model pembelajaran yang kurang menarik. Maka diperlukan strategi
pembelajaran yang baru, yang lebih menarik perhatian siswa. Salah satunya adalah strategi
pembelajaran Make A Match untuk meningkatkan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam (IPA).
Identifikasi Masalah
Hasil belajar IPA siswa kelas V SD Negeri Tanjungrejo 01 kecamatan Nguter Kabupaten
Sukoharjo masih rendah. Hal ini disebabkan oleh dua faktor, yaitu faktor guru dan faktor siswa.
Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah dalam penelitian tindakan kelas ini dipusatkan pada Upaya meningkatkan
hasil belajar IPA Materi alat pencernaan makanan pada manusia siswa kelas V SD Negeri
Tanjungrejo 01 Semester I tahun pelajarna 2012/ 2013 melalui strategi pembelajaran Make A
Match.
Rumusan Masalah
Apakah melalui strategi pembelajaran Make A Match dapat meningkatkan hasil belajar IPA
materi alat pencernaan makanan pada manusia bagi siswa kelas V SD Negeri Tanjungrejo 01
Semester I Tahun Pelajaran 2012/ 2013?
Apakah strategi pembelajaran Make A Match dapat meningkatkan aktifitas siswa kelas V SD
Negeri Tanjungrejo 01 dalam mengikuti pembelajaran IPA materi alat pencernaan makanan pada
manusia ?
Tujuan Penelitian
1. Untuk meningkatkan hasil belajar IPA materi alat pencernaan makanan pada manusia
melalui strategi pembelajaran Make A Match bagi siswa kelas V SD Negeri Tanjungrejo 01
Semester I Tahun Pelajaran 2012/ 2013.
2. Untuk meningkatkan aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran IPA materi alat
pencernaan makanan pada manusia melalui strategi pembelajaran Make A Match.
Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan, khususnya dalam bidang
pendidikan.
2. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak berikut :
a. Bagi Siswa
Memberikan kemudahan siswa dalam menguasai materi pembelajaran IPA, meningkatkan hasil
belajar siswa pada pelajaran IPA
b. Bagi Guru
Penelitian tindakan kelas ini bermanfaat untuk meningkatkan keterampilan guru dalam
meneraapkan strategi pembelajaran Make A Match, dalam pembelajaran IPA. Memudahkan guru
dalam menyampaikan materi pembelajaran






LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS
Landasan Teori
Mata Pelajaran IPA
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan hasil kegiatan manusia berupa pengetahuan, gagasan
dan konsep yang terorganisasi, tentang alam sekitar, yang dipeoleh dari pengalaman melalui
serangkaian proses ilmiah antara lain penyelidikan, penyusunan, dan pengujian gagasan-gagasan.
Mata Pelajaran IPA merupakan mata pelajaran untuk menanamkan dan mengembangkan
pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai ilmiah pada siswa serta rasa mencintai dan
menghargai kebersarna Tuhan Yang Maha Esa.
Menurut Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) dalam model pembelajaran IPA terpadu,
IPA berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan
hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-
prinsip saja melainkan juga merupakan proses penemuan. Proses pembelajarannya menekankan
pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi untuk mempelajari
dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan IPA diarahkan untuk inkuiri dan berbuat
sehingga dapat membantu siswa untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang
alam sekitar.
Ruang Lingkup IPA
Ruang lingkup bahan kajian IPA untuk SD/ MI meliputi aspek-aspek berikut :
1) Makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan, tumbuhan, dan interaksinya
dengan lingkungan, serta kesehatan.
2) Benda/ materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi cair, padat, dan gas.
3) Energi dan perubahannya, meliputi gaya, bunyi, panas, magnet listrik, cahaya dan pesawat
sederhana.
4) Bumi dan alam semesta meliputi tanah, bumi, tata surya, danm benda-benda langit lainnya.
Hakekat Belajar
Menurut Mohammad Surya (1997) belajar dapat diartikan sebagai suatu proses yang dilakukan
oleh individu untuk memperoleh perilaku baru secara keseluruhan sebagai hasil dari pengalaman
individu itu sendiri dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Sedangkan menurut Witherington
(1952) belajar merupakan perubahan dalam kepribadian yang dimanifestasikan sebagai pola-pola
respons yang baru berbentuk keterampilan, sikap, kebiasaan, pengetahuan, dan kecakapan.
Hasil Belajar
Pengertian
Perubahan seseorang dari tidak tahu menjadi tahu merupakan hasil belajar. Yang terpenting
dalam beajar adalah proses belajarnya, karena dalam proses itulah murid bisa belajar banyak hal.
Di bawah ini ada beberapa pengertian hasil menurut para ahli.
Menurut Hayardin dalam buku Sudjana (dalam Sanjaya :2011) mengemukakan bahwa
Pengertian hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa, setelah menerima
pengalaman belajarnya.Menurut Soedjarto (dalam Abidin 2012) bahwa Hasil belajar adalah
tingkat penguasaan yang dicapai oleh murid dalam mengikuti program belajar mengajar sesuai
dengan tujuan pendidikan.
Dari urain diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian hasil belajar adalah perubahan
kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik murid setelah mengikuti kegiatan belajar sesuai
dengan tujuan pendidikan.
a. Macam-macam Hasil Belajar
1) Kognitif
Hasil belajar yang berupa aspek kognitif meliputi pengamatan/ perseptual,hafalan/ ingatan,
pengertian/ pemahaman, aplikasi/ penggunaan, analisis, dan sintesis, serta evaluasi.
2) Afektif
Hasil belajar afektif meliputi penerimaan, sambutan, penghargaan/ apresiasi, internalisasi/
pendalaman, karakterisasi/ penghayatan.
3) Psikomotorik
Pengertian strategi Pembelajaran Make A Match
Strategi pembelajaran Make A Match merupakan salah satu strategi yang dapat digunakan dalam
model pembelajaran aktif yang berpusat pada siswa. Strategi Make A Match adalah bentuk
pengajaran dengan cara mencari pasangan kartu yang telah dimiliki dan pasangan bisa dalam
bentuk orang perorang apabila jumlah siswa banyak, kemudian berhadapan untuk saling
menjelaskan makna kartu yang dimilikinya (Lukman Nadjamudin,1999). Dalam pembelajaran
strategi Make A Match terdapat unsur pencocokan kartu yang dimiliki dengan kartu lain yang
sesuai. Strategi Make A Match yang digunakan dengan kartu lain yang sesuai. Strategi Make A
Match yang digunakan untuk memperdalam atau review materi yang telah dipelajari melalui
latihan-latihan soal yang disajikan dalam kartu-kartu.
Strategi pembelajaran Make A Match dikembangkan oleh Lorna Curran pada tahun 1994, salah
satu keunggulan teknik ini adalah siswa mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu
konsep/ topik dalam suasana yang menyenangkan.
Strategi pembelajaran Make A Match memotivasi dan meningkatkan minat belajar siswa dengan
cara menugaskan siswa untuk menemukan pasangan dari kartu yang dimilikinya, pemberian
penghargaan bagi siswa yang mampu menemukan pasangan dari kartu yang dimilikinya sebelum
batas waktu yang ditentukan dan penghargaan bagi kelompok terbaik, menciptakan suasana
permainan dalam pembelajaran yang memperpadukan motivasi dan minat belajar yang kuat
melalui kerja kelompok dan membuat suasana persaingan yang sehat di antara para siswa serta
mengembangkan persaingan dengan diri sendiri pula melalui pemberian tugas.
Menurut Larana Curra, dalam Sugiyanto (2007;18-19) langkah-langkah strategi Make A
Match adalah sebagai berikut :
a) Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi konsep/ topik yang mungkin cocok untuk sesi
review (persiapan menjelang tes/ ujian).
b) Setiap siswa mendapat satu buah kartu
c) Setiap siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok dengan kartunya.
Misalnya, pemegang kartu yang bertuliskan lima akan berpasangan dengan pemegang Peru. Atau
pemegang kartu yang baerisi nama Kofi Annan akan berpasangna dengan pemegang kartu
Sekretaris Jenderal PBB.
d) Siswa juga bisa bergabung dengan dua/ tiga siswa lain yang memegang kartu yang cocok.
Misalnya, pemegang kartu 3 + 9 akan membentuk kelompok dengan pemegang kartu 3 x 4 dan 6
x 2.
e) Para siswa mendiskusikan menyelesaikan tugas secara bersama-sama
f) Presentasi hasil kelompok/ kuis
Kelebihan dan kekurangan strategi pembelajaran Make A Match
(1) Kelebihannya adalah melatih ketelitian, kecermatan, ketepatan, dan kecepatan siswa dalam
menemukan pasangan yang tepat dalam batas waku yang elah ditentukan, dan siswa dapat
belajar sambil bermain.
(2) Kekurangannya adalah terbatasnya waktu, membuat siswa kurang konsentrasi di saat
mencari pasangannya.



PENELITIAN YANG RELEVAN
Penerapan strategi pembelajaran Make A Match dalam meningkatkan aktivitas belajar siswa
kelas V B pada mata pelajaran IPA di madrasah ibtidaiyah Sunan Kalijogo Karang Besuki
Malang yang ditulis oeh Rina Andriyani pada tahun 2011. dari hasil penelitian dilakukan, dapat
disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match dapat meningkatkan
aktifitas belajar dan proses pembelajaran kelas V B Madrasah Ibtidaiyah Sunan Kalijogo Karang
Besuki, Malang.
KERANGKA BERPIKIR























Gambar 1. Alur Kerangka berpikir


HIPOTESIS TINDAKAN
Berdasarkan landasan teori dan kerangka berpikir yang telah diuraikan di atas, dapat dirumuskan
hipotesis tindakan sebagai berikut: Melalui strategi pembelajaran Make A match dapat
meningkatkan hasil belajar IPA materi alat pencernaan makanan pada manusia bagi siswa kelas
V SDN Tanjungrejo 01 Semester I tahun pelajaran 2012/ 2013 dan aktifitas siswa dalam
mengikuti pembelajaran IPA materi alat pencernaan makanan pada manusia dapat menintkat
menjadi aktif, kreatif, berminat dan semangat.
METODE PENELITIAN
Setting Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di kelas V SD Negeri Tanjungrejo 01 Kecamatan
Nguter Kabupaten Sukoharjo, pada semester I tahun pelajaran 2012/ 2013. Waktu penelitian
dilaksanakan selama tiga bulan, yakni bulan Juni sampai Nopember 2012 dengan jadwal
penelitian sebagai berikut :
Subjek dan Obyek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri Tanjungrejo 01 sebanyak 14 siswa , terdiri
dari 8 putra dan 8 siswa putrid Kecamatan Nguter Kabupaten Sukoharjo
Objek penelitian ini adalah hasil belajar IPA dengan melalui strategi pemelajaran Make a Match.
Jenis dan Sumber Data
Jenis data penelitian yang dikumpulkan berupa informasi tentang nilai hasil belajar siswa dan
proses pembelajaran yang meliputi kegiatan guru dan siswa dalam pembelajaran IPA dengan
penerapan strategi Make A Match.
Tabel 1: Data dan Sumber Data :
Data Sumber
Data Instrumen
Kegiatan Guru Guru Lembar observasi proses pembelajaran
Kegiatan Siswa Siswa Lembar observasi proses pembelajaran
Nilai Hasil Belajar Siswa Post tes/ tes tertulis

Teknik Pengumpulan Data
Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data di atas meliputi pengamatan, wawancara atau
diskusi, dokumen dan tes yang masing-masing secara singkat diuraikan berikut ini.
Teknik Analisis Data
Analisis data pada penelitian ini dilakukan secara kualitatif. Data yang diperoleh dari tes
dianalisis berdasarkan persentase, sedangkan data yang diperoleh dari hasil observasi,
wawancara dan dokumen dianalisis secara kualitatif untuk mengetahui tanggapan siswa dan
perubahan tingkah laku siswa dan kegiatan guru dalam pembelajaran setelah menerapkan strategi
pembelajaran Make A Match.
Teknik analisis data ini mencakup kegiatan untuk mengungkap kelemahan dan kelebihan
kegiatan guru dan siswa dalam proses pembelajaran berdasarkan kriteria normatif yang
diturunkan dari kajian teoritis maupun ketentuan yang telah dibuat. Hasil analisis tersebut
dijadikan dasar untuk menyusun perencanaan tindakan tahap berikutnya.
Prosedur penelitian
Model penelitian tindakan kelas dalam penelitian ini menggunakan model Kemmis dan Mc
Taggart. Model Kemmis dan Mc Taggart ini terdiri dari empat komponen, yaitu: l) rencana, 2)
tindakan, 3) observasi, 4) refleksi, (Sutama dan Main Sufanti. 2012: l l).












Gambar : 2 Prosedur Penelitian Tindakan Kelas

Penelitian Siklus I
Berdasarkan hasil refleksi pada pra siklus maka peneliti merencanakan tindakan untuk
pembelajaran siklus I. dalam tahap ini antara peneliti dan guru pengamat membahas rancangan
pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dengan strategi pembelajaran Make A Match dengan
memperhatikan kelemahan-kelemahan atau kekurangan-kekurangan pada pembelajaran pra
siklus.
Tahap penelitian siklus I:

Rencana
Guru merencanakan perbaikan pembelajaran siklus I dengan terlebih dahulu menyiapkan
perangkat pembelajaran seperti :
a. Menyusun Silabus Siklus I
b. Menyusun RPP Siklus I
c. Menentukan KKM
d. Menyusun Lembar Observas proses pembelajaran Siklus I, meliputi :
Kegiatan guru siklus I
Tindakan
Dalam tahap ini dilaksanakan tindakan, yaitu penerapan strategi pembelajaran Make A Match
pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Siklus I yang telah dibuat.
Observasi
Pada tahap ini dilakukan pengamatan terhadap proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru
pengamat sebagai kolaborator dengan merekam semua kegiatan pembelajaran pada Lembar
Observasi Prose Pembelajaran siklus I.
Refleksi
Tahap ini dilakukan refleksi baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Berbagai hambatan
dianalisis untuk dievaluasi dan dikaji antara peneliti, dan guru pengamat untuk menentukan
pemecahan masalah atas kekurangan atau kelemahan terhadap pembelajaran yang telah
dilakukan.

Penelitian Siklus I
Berdasarkan hasil refleksi pada siklusI maka peneliti merencanakan tindakan untuk pembelajaran
siklus 2. Dalam tahap ini antara peneliti dan guru pengamat membahas rancangan pembelajaran
Ilmu Pengetahuan Alam dengan strategi pembelajaran Make A Match dengan memperhatikan
kelemahan-kelemahan atau kekurangan pada pembelajaran siklus I.
Tahap penelitian siklus II:
Menyusun Silabus Siklus II
Menyusun RPP Siklus II
Menentukan KKM
Tindakan
Dalam tahap ini dilaksanakan tindakan, yaitu penerapan strategi pembelajaran Make A Match
pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Siklus II yang telah dibuat.
Observasi
Pada tahap ini dilakukan pengamatan terhadap proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru
pengamat sebagai kolaborator dengan merekam semua kegiatan pembelajaran pada Lembar
Observasi Prose Pembelajaran siklus II.
Refleksi
Tahap ini dilakukan refleksi baik secara kualitatif. Berbagai hambatan dianalisis untuk dievaluasi
dan dikaji bersama peneliti, dan guru pengamat untuk menemukan pemecahan masalah atas
kekurangan atau kelemahan terhadap pembelajaran yang telah dilakukan.

Instrumen Penelitian
1. Pedoman observasi proses pembelajaran (lembar observas proses pembelajaran)
2. Tes tertulis siswa
3. Dokumentasi.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
Deskripsi Kondisi Awal
Kondisi awal siswa kelas V SDN Tanjungrejo 01 pada semester I tahun pelajaran 2012/ 2013
sebelum diadakan penelitian, ketika mereka mengikuti pembejaran IPA, mereka sudah
beranggapan bahwa pejajaran IPA adalah pelajaran yang sulit, tidka menarik, sulit dipahami,
sehingga hal ini selalu berakibat fatal, yang akhirnya hasil belajar siswa rendah. Hal ini terbukti
nilai ulangan harian yang diperoleh dari 16 siswa, nilai siswa yang tuntas belajar ada 9 siswa
(56,3 %) dan tidak tuntas belajar 7 siswa (43,7 %), dengan nilai terendah 50, nilai tertinggi 80
dan rata-rata 63,75. Ada pun sebab rendahnya hasil belajar siswa adalah sebagai berikut:

You might also like