You are on page 1of 13

III.

Spesifikasi Daya Alat Dan Perlengkapan Komunikasi Navigasi Pada


Kapal Tanker
III.1. Alat-alat navigasi
III.2.1. Radar
Radar (yang dalam bahasa Inggris merupakan singkatan dari Radio Detection and
Ranging, yang berarti deteksi dan penjarakan radio) adalah suatu sistem gelombang
elektromagnetik yang berguna untuk mendeteksi, mengukur jarak dan membuat map benda-
benda seperti pesawat terbang, berbagai kendaraan bermotor dan informasi cuaca (hujan).

Panjang gelombang yang dipancarkan radar adalah beberapa milimeter hingga satu
meter. Gelombang radio/sinyal yang dipancarkan dan dipantulkan dari suatu benda tertentu
akan ditangkap oleh radar. Dengan menganalisa sinyal yang dipantulkan tersebut, pemantul
sinyal dapat ditentukan lokasinya dan terkadang dapat juga ditentukan jenisnya. Meskipun
sinyal yang diterima relatif lemah/kecil, namun radio sinyal tersebut dapat dengan mudah
dideteksi dan diperkuat oleh radar.
Dalam bidang pelayaran, radar digunakan untuk mengatur jalur perjalanan kapal agar
setiap kapal dapat berjalan dan berlalu lalang di jalurnya masing-masing dan tidak saling
bertabrakan, sekalipun dalam cuaca yang kurang baik, misalnya cuaca berkabut.
Konsep radar adalah mengukur jarak dari sensor ke target. Ukuran jarak tersebut didapat
dengan cara mengukur waktu yang dibutuhkan gelombang elektromagnetik selama
penjalarannya mulai dari sensor ke target dan kembali lagi ke sensor.

Prinsip Kerja Radar
Seperti telah diketahui radar menggunakan prinsip pancaran gelombang radio dalam
bentuk microwave band. Pulsa yang dihasilkan oleh unit pemancar (transmitter unit) dikirim
ke antena melalui swich pemilih pancar/terima elektronik (T/R electronic switch). Pada saat
pengiriman sinyal antena akan berputar 10 hingga 30 kali/menit dengan memancarkan
denyutan/pulsa 500 hingga 3000 kali/detik. Ketika pemancaran, pulsa ini akan dipantulkan
kembali apabila mengenai sasaran dalam bentuk gema radio (radio echo). Pulsa yang
dipantulkan ini akan diterima kembali oleh antena dan dikirim ke unit penerima (receiver)
melalui switch pemilih pancar/terima. Pulsa ini akan di kuatkan dan akan dideteksi dalam
bentuk sinyal radio yang seterusnya dibesarkan lagi kekuatannya pada indicator. Setiap kali
gelombang elektrik dipancarkan, bintik-bintik putih akan terbentang dari pusat skrin/skop radar
dengan kecepatan konstan dan akan membuat garis sapuan. Garis sapuan ini akan bergerak
disekeliling pusat skop dan berputar searah jarum jam dimana putarannya selaras dengan
putaran antena. Apabila sinyal video (video signal) digunakan dalam indikator, bintik putih
diatas garis sapuan ini akan diubah kedalam bentuk gambar/bayang-bayang. Posisi gambar ini
akan sejalan dengan arah gelombang elektrik yang dipancarkan serta jarak posisi gambar ini
dengan pusat skop radar adalah berdasarkan jarak kapal dengan sasaran di suatu tempat.
Dengan demikian posisi penerima sinyal kapal senantiasa berada dipusat skop pada tabung
sinar katoda dan dikelilingi oleh objek/sasaran.

III.2.2.Radio Direction Finder (RDF)
Prinsip Kerja RDF
Antena pesawat Radio Direction Finder (RDF) akan menerima gelombang
elektromagnetik yang dipancarkan oleh stasion pemancar. Oleh karena antena itu merupakan
suatu penghantar yang baik maka gelombang elektromagnetik dari pemancar yang diterima oleh
antena akan membangkitkan arus gelombang yang getarannya sama dengan getaran gelombang
elektromagnetik dari pemancar. Bila bidang bingkai antena searah dengan arah datangnya isyarat
dari pemancar maka tegangan yang dijangkitkan dalam antena akan maksimum dan bila bidang
bingkai antena diputar 90o tidak searah lagi dengan arah datangnya isyarat maka tidak ada
tegangan yang terjangkit dalam antenna dan isyarat tidak akan terdengar isyarat yang diterima
oleh antenna diteruskan ke kotak penerima dan arah pemancar akan berada pada suara yang
terkeras. Karena petunjuk arah dihubungkan dengan antena maka arah datangnya isyarat dapat
dibaca pada indikatornya. Pada sistem dua bingkai, bingkai yang satu mengarah ke haluan dan
buritan sedangkan yang lain ke sisi iri dan kanan pada kapal. Ujung masing-masing bingkai
dihubungkan pada dua buah kumparan yang terpisahkan dan berkedudukan tegak lurus satu sama
lain di dalam pesawat penerima. Bila pemancar berada antara dua bingkai itu maka kedua
bingkai itu akan menghasilkan tegangan yang menimbulkan medan magnit. Tiap medan magnit
akan menggambarkan sebagai vektor, jumlah vektor itulah menunjukkan arah tempat di mana
pemancar berada.


III.2.3. Satelit Navigasi

Satelit Navigasi atau biasa disebut GPS (Global Positioning System) merupakan sistem
navigasi satelit yang dikembangkan oleh Departemen Pertahanan Amerika Serikat (US DoD =
United States Department of Defense). GPS memungkinkan kita mengetahui posisi geografis
kita (lintang, bujur, dan ketinggian di atas permukaan laut). Jadi dimanapun kita berada di muka
bumi ini, kita dapat mengetahui posisi kita dengan tepat.
Dalam hal penentuan posisi, GPS dapat memberikan ketelitian posisi yang spektrumnya
cukup luas, dari yang sangat teliti sampai yang biasa- biasa saja. Ketelitian posisi yang diperoleh
secara umum akan bergantung pada empat faktor, yaitu :
Metode penentuan posisi yang digunakan
Geometri dan distribusi dari satelit satelit yang diamati.
Ketelitian data yang digunakan.
Strategi / metode pengolahan data yang diterapkan.
Selain memeberikan informasi tentang waktu, GPS juga dapat digunakan untuk
mentransfer waktu dari satu tempat ke tempat lain. Ketelitian sampai beberapa nanodetik dapat
diberikan oleh GPSuntuk transfer waktu antar benua.

GPS juga telah banyak digunakan sebagai alat penentu posisi dan navigasi untuk
kegiatan-kegiatan yang sifatnya rekreatif dan berkaitan dengan olahraga, seperti halnya
pendakian gunung, reli mobil dan safari, lomba perahu layar, olah raga memancing ( Fishing )
atau pun ski.
GPS terdiri dari 3 segmen: Segmen angkasa, kontrol/pengendali, dan pengguna., dimana :
-Segmen angkasa: terdiri dari 24 satelit yang beroperasi dalam 6 orbit pada ketinggian 20.200
km dan inklinasi 55 derajat dengan periode 12 jam (satelit akan kembali ke
titik yang sama dalam 12 jam). Satelit tersebut memutari orbitnya sehingga
minimal ada 6 satelit yang dapat dipantau pada titik manapun di bumi ini.
Satelit tersebut mengirimkan posisi dan waktu kepada pengguna seluruh
dunia.
-Segmen Kontrol/Pengendali: terdapat pusat pengendali utama yang terdapat di Colorodo
Springs, dan 5 stasiun pemantau lainnya dan 3 antena yang
tersebar di bumi ini. Stasiun pemantau memantau semua satelit
GOS dan mengumpulkan informasinya. Stasiun pemantau
kemudian mengirimkan informasi tersebut kepada pusat
pengendali utama yang kemudian melakukan perhitungan dan
pengecekan orbit satelit. Informasi tersebut kemudian dikoreksi
dan dilakukan pemuktahiran dan dikirim ke satelit GPS.
-Segmen Pengguna: Pada sisi pengguna dibutuhkan penerima GPS (selanjutnya kita sebut
perangkat GPS) yang biasanya terdiri dari penerima, prosesor, dan
antena, sehingga memungkinkan kita dimanapun kita berada di muka bumi
ini (tanah, laut, dan udara) dapat menerima sinyal dari satelit GPS dan
kemudian menghitung posisi, kecepatan dan waktu.

Cara kerja GPS
Perangkat GPS menerima sinyal yang ditransmisikan oleh satelit GPS. Dalam
menentukan posisi, kita membutuhkan paling sedikit 3 satelit untuk penentuan posisi 2 dimensi
(lintang dan bujur) dan 4 satelit untuk penentuan posisi 3 dimensi (lintang, bujur, dan
ketinggian). Semakin banyak satelit yang diperoleh maka akurasi posisi kita akan semakin tinggi.
Untuk mendapatkan sinyal tersebut, perangkat GPS harus berada di ruang terbuka. Apabila
perangkat GPS kita berada dalam ruangan atau kanopi yang lebat dan daerah kita dikelilingi oleh
gedung tinggi maka sinyal yang diperoleh akan semakin berkurang sehingga akan sukar untuk
menentukan posisi dengan tepat atau bahkan tidak dapat menentukan posisi.

Kegunaan
Militer
GPS digunakan untuk keperluan perang, seperti menuntun arah bom, atau mengetahui
posisi pasukan berada. Dengan cara ini maka kita bisa mengetahui mana teman mana
lawan untuk menghindari salah target, ataupun menetukan pergerakan pasukan.
Navigasi
GPS banyak juga digunakan sebagai alat navigasi seperti kompas. Beberapa jenis
kendaraan telah dilengkapi dengan GPS untuk alat bantu nivigasi, dengan menambahkan
peta, maka bisa digunakan untuk memandu pengendara, sehingga pengendara bisa
mengetahui jalur mana yang sebaiknya dipilih untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

Sistem Informasi Geografis
Untuk keperluan Sistem Informasi Geografis, GPS sering juga diikutsertakan dalam
pembuatan peta, seperti mengukur jarak perbatasan, ataupun sebagai referensi
pengukuran.

III.2.4 Echosounder

Seiring dengan perkembangan ilmu akustik dan penerapannya diberbagai bidang
menyebabkan banyak peralatan-peralatan baru yang dibuat yang berfungsi untuk memudahkan
pekerjaan manusia, di segala bidang. Salahsatunya yaitu alat yang bernama Echo Sounder.
Sesuai dengan namanya echo yang berarti gema dalam bahasa Inggris, alat ini mempunyai
prinsip memancarkan bunyi dan kemudian gema-nya atau bunyi pantulannya ditangkap kembali
untuk mengetahui keberadaan benda-benda di bawah air.

Prinsip Echo Sounder
Perangkat akustik ini memiliki beberapa komponen seperti pemancar, penerima
gelombang dan beberapa peralatan pendukung lainnya seperti komputer dan GPS (Global
Positioning Sistem).
Prinsip kerjanya yaitu: pada transmiter terdapat tranduser yang berfungsi untuk merubah enargi
listrik menjadi suara. Kemudian suara yang dihasilkan dipancarkan dengan frekuensi tertentu.
Suara ini dipancarkan melalui medium air yang mempunyai kecepatan rambat sebesar, v=1500
m/s. Ketika suara ini mengenai objek, misalnya ikan maka suara ini akan dipantulkan. Sesuai
dengan sifat gelombang yaitu gelombang ketika mengenai suatu penghalang dapat dipantulkan,
diserap dan dibiaskan, maka hal yang sama pun terjadi pada gelombang ini.



Gambar . Prinsip Echosounder

Ketika gelombang mengenai objek maka sebagian enarginya ada yang dipantulkan,
dibiaskan ataupun diserap. Untuk gelombang yang dipantulkan energinya akan diterima oleh
receiver. Besarnya energi yang diterima akan diolah dangan suatu program, kemudian akan
diperoleh keluaran (output) dari program tersebut. Hasil yang diterima berasal dari pengolahan
data yang diperoleh dari penentuan selang waktu antara pulsa yang dipancarkan dan pulsa yang
diterima. Dari hasil ini dapat diketahui jarak dari suatu objek yang deteksi.

III.2.5. Distribusi Daya
Energi untuk beban penerangan dan beban daya Sistem kelistrikan suatu kapal
biasanya disuplai oleh 2 atau lebih generator. Selain itu juga dapat disuplai dari
emergency generator atau dari battery (aki). Daya listrik keluaran dari generator ini
biasanya semuanya akan dipusatkan menuju ke satu Main Switch Board (MSB).
Biasanya, emergency switchboard dan sistem emergency distribution dayanya terhubung
dengan bus tie dari switchboard di kapal. Jika sistem pelayanan daya di kapal mengalami
kegagalan/kerusakan, sistem emergency distribution akan secara otomatis berpindah dari
pelayanan normal ke pelayanan Emergency Generator. Ada banyak disain yang berbeda
untuk distribusi daya pada instalasi beban listrik di kapal tergantung type kapalnya.
Pada kapal penumpang yang besar, 2 atau 3 sub distribusi atau load center
switchboard harus tersedia untuk distribusi daya dan sistem penerangan. Secara umum
satu switchboard terletak pada bagian depan kapal, satu pada bagian depan dan jika
memungkinkan yang ketiga diletakkan pada bagian tengah kapal. Tiap bagian
switchboard pusat daya disuplai dari switchboard layanan kapal dengan menggunakan
Bus feeder. Disain ini lebih ekonomis dari pada memberikan banyak jalur yang panjang
dari switchboard layanan kapal ke seluruh bagian kapal.
Masing-masing switchboard diletakkan/dipasang pada ruangan yang sesuai.
Kompartemen ini biasanya juga bertindak sebagai pusat untuk pelayanan kebutuhan
listrik dan perawatan serta masing-masing mungkin juga menyediakan meja kerja dan
locker untuk komponen peralatan lampu sekring dan kebutuhan listrik lainnya.
Selanjutnya daya listrik atau arus listrik keluaran dari MSB dibagi dalam beban-beban
yang terdiri dari 3 kelompok besar, pada tugas ini kami hanya membahas mengenai
spesififkasi dan beban daya pada panel komunikasi dan navigasi:
a. Beban komunikasi dan navigasi; terdiri dari peralatan navigasi bertegangan 220 V dengan
frekwensi 50 Hz. Beban-beban instrumentasi pada tegangan 36 V DC/ 24 V DC yang
diambil dari rectifier dan di back up oleh battery melalui UPS.
Supplai utama dari output generator mempunyai tegangan line 390 V atau
tegangan phase 225 V pada frekwensi 50 Hz. Kabel transmisi akan menimbulkan drop
tegangan dan ini harus tidak boleh lebih dari 3 % menurut rule BKI. Jadi tegangan pada
tiap terminal dari beban beban adalah 380 V (line voltage) / 220 V (tegangan phase) pada
frekwensi 50 Hz. Pelayanan sistem beban daya secara prinsip terdiri dari motor penggerak
peralatan bantu dan peralatan pemanas yang tersedia baik secara tersendiri atau dalam
kelompok oleh feeder dari layanan switchboard distribusi. Feeder normalnya digunakan
untuk sumber daya peralatan bantu sistem propulsi yang besar. Dan diletakkan pada
ruangan yang sama dengan switchboard distribusi. Tapi mungkin digunakan untuk motor
yang besar pada salah satu tempat di kapal. Kelompok beban disuplai oleh feeder melalui
panel distribusi. Panel ini menjadi pusat tempat penyuplaian beban. Dibawah ini dapat
dilihat diagram distribusi daya di kapal.











Gambar 1: Bagan Distribusai daya





1. Daftar Tipe Peralatan Navigasi dan Komunikasi yang digunakan :
A. Navigasi
1. Marine Radar Model 1835/1935



RF TRANSCEIVER
Frequency : 9410 30 MHz (X-band)
Output Power : MODEL 1835/1935 4 kw / 4000 watt
DISPLAY
Screen Size : 10.4" color LCD
Pixel Number : 640 (H) x 480 (V), VGA
Effective Diameter : 158 mm
Echo Colors : 32 levels
Display Modes : Head-up, Course-up*, North-up*, True view*, True motion**






2. Satellite Compas Model SC-50

1. Interface
Number of ports
10 ports* 5 ports in AD-10 or
10 ports in IEC 61162-1/-2
* can be utilized in menu selection
1 port AD-10 only
Serial data sentence
25, 100, 200 ms, 1, 2 s data rate:
HDT, HDM(Heading), ROT(Rate of turn) ATT(Pitch and Roll)
1, 2 s data rate: VHW(Heading), VTG, VBW(SOG), GGA, GLL, GNS(L/L), ZDA(UTC), VDR(Set
and Drift)
Log output 1 port: 200/400 p/nm (closure) Alarm output 1 port: Alarm signal (closure
signal) Heading input 1 port: Backup Heading
(AD-10/IEC 61162-1)
HDT, HDG, HDM, VBW, VHW, VLW DGPS Input 1 port: RTCM SC-104
format
2. Receiver Type Twelve discrete channels.
C/A code, all-in-view
3. Receive Freq L1 (1575.42 MHz)
4. Display Unit 4.5" Monochrome LCD,
95 (W) x 60 (H)mm, 120 x 64 pixels
5. Display Mode Steering, Nav Data, Compass Rose, ROT, Heading and Set and Drift modes
POWER SUPPLY 12-24 VDC, 15 W















3. Satellite GPS Model GP 1670


Display Unit :
Screen Type : Color TFT LCD
Screen Size :5.7"
Screen Resolution :640 x 4 80 pixels (VGA)
Temperature : - 15C to +55C
Power Supply : 12- 24 VDC
Consumption Current GP-1670: 0.5 - 0.3 A = 28 Watt
















IF-NMEA2K2
4. VHF Multi Channel Model FA-150



Power Use: 12 VDC or 24 VDC = 28 watt
Display unit : The FA150 is a shipborne Universal AIS (Automatic Identification System) Transponder capable of
exchanging navigation and ship data between own ship and other ships or coastal stations. The FA150 consists of a
transponder unit and a compact display unit with 4.5" Silver Bright Display.
The FA150 provides the following data:
MMSI (Maritime Mobile Service Identity)
IMO Number (where available)
Call sign & vessel name
Length and beam
Type of ship
Location of position-fixing antenna on ship
Ship's position with accuracy indication and integrity status
UTC
COG, SOG and Heading
ROT (Rate of Turn) where available
Ship's draught
Navigation status

B. Komunikasi

1. Radio Direction Finder ( Vsat ) Model E11A102A002USJ


Sitem Topologi : Hybrid
Output Power : 700 W/ 1000 VA
Voltage : 230 VAC
Battery type : Maintenance Free Sealed lead/ Acid battery
Battery backup: 5 mins





2. Marine SSB Radio Telephone FS-1503


Display Unit : The FURUNO's FS-1503 is a new high-performance
marine SSB Radiotelephone with 150 watts of output
power

GENERAL : 1. Frequency Range
TX: 1.6 to 27.5 MHz
RX: 0.1 to 29.9 MHz
2. Communication System
Simplex or Semi-duplex
3. Class of Emission
J3E, H3E, J3C, J2B
A3E/F3C (receive only)
4. Number of Channels
All SSB, Telex, ITU channels, 199 user channels,
2182 kHz

3. Global Maritime Distress and Safety System Radio Console ( GMDSS )
Model: FM-8900S


Display Unit : Contains all the necessary radio equipment for ships
operating in the GMDSS sea areas A2-3.
Power use : 24 VDC Radio Battery
100/110/220 VAC, 1, 50/60 Hz from ships switch boards = 28 watt



4. Navtex Models NX-700B

POWER SUPPLY : NX-700B: 12-24 VDC, 0.7-0.4 A = 28 watt
INTERFACE
Input : IEC61162-2
ACK, GGA, GLL, GNS, NMK, NRQ, RMC, VBW,
VHW, VTG, ZDA
Output : IEC61162-2 message data for INS, PC
ALR, NRX
RS-232C for printer(NX-700B only)
Alarm Contact closure signal : (max. 0.5A, 50V) for SAR alert
2. Tabulasi Daya Kebutuhan Peralatan untuk Navigasi Dan Komunikasi
No Jenis Alat n Daya ( w) Kebutuhan Daya ( w )
1 Marine Radar 1 4000 4000
2 Satellite Compas 1 15 15
3 Satellite GPS 1 28 28
4 VHF Multi Channel 1 28 28
5 Radio Direction Finder 1 700 700
6 Marine SSB Radio Telephone 1 150 150
7 Radio Equipment 1 28 28
8 Navtex 1 28 28

Total Kebutuhan Daya = 4977 ( W )
4,977 ( KW )
Jadi Total kebutuhan Daya Yang dibutuhkan untuk peralatan Navigasi dan Komunikasi Sebesar
4,977 Kw atau 4977 Watt .

You might also like