You are on page 1of 15

1

BAB I
PENDAHULUAN


Pertumbuhan janin terhambat merupakan suatu penyakit yang membutuhkan
perhatian bagi kalangan luas, mengingat dampak yang ditimbulkan jangka pendek berupa
resiko kematian 6-10 kali lebih tinggi jika dibandingkan dengan bayi normal.
1
Dalam jangka
panjang terdapat dampak berupa hipertensi, arteriosklerosis, stroke, diabetes, obesitas,
resistensi insulin, kanker, dan sebagainya. Hal tersebut terkenal dengan barker hipotesis, ini
merupakan penyakit pada orang dewasa yang telah terprogram sejak dalam uterus.
Kini WHO menganjurkan agar kita memperhatikan masalah ini karena akan
memberikan beban ganda. Di Jakarta, dalam suatu survei ditemukan bahwa pada golongan
ekonomi rendah, prevalensi PJT lebih tinggi (14%) jika dibandingkan dengan golongan
ekonomi menengah atas (56%).
2

Pertemuan janin terhambat adalah suatu keadaan dimana berat janin kurang dari 10
percentil dari berat yang harus dicapai pada usia kehamilan tertentu.
3
Seorang janin dikatakan
PJT apabila setelah dua minggu pada usia gestasi tidak terdapat pertumbuhan. Tidak semua
PJT adalah penyakit, karena terkadang janin bisa saja kecil, asalkan janin tumbuh dengan
sempurna dan tidak terdapat kelainan pada organ.
Pertumbuhan janin dalam uterin harus terus dipantau selama kehamilan agar PJT bisa
cepat diketahui dan keselamatan janin bisa terjamin serta dapat menjaga kualitas janin yang
dilahirkan nantinya.











2

BAB II
LAPORAN KASUS

Seorang wanita hamil 28 tahun G3P0A2 merasa hamil 8 bulan, datang ke poliklinik
kebidanan dan penyakit kandungan RS Grogol dirujuk bidan dengan keterangan kehamilan
tidak berkembang. Usia kehamilan 35 minggu. Pasien merasa kehamilannya tidak bertambah
besar. Gerakan janin berkurang. Tinggi badan 155 cm, berat badan 72kg. Mengalami
obesitas. Berdasarkan pemeriksaan, paru-paru dan jantungnya normal. Perut buncit tidak
sesuai kehamilan.
Pada pemeriksaan Leopold, didapatkan hasil berupa:
I= 27 cm, setinggi setengah processus xyphoideus.
II= memanjang, punggung janinnterletak dikanan.
III= kepala belum masuk atas panggul.
Pada pemeriksaan USG, didapatkan hasil berupa:
Janin tunggal, hidup. Placenta stadium 3 fundus. Air ketuban kurang dari normal. Gerakan
janin berkurang. Dan taksiran berat badan janin 2000 gr.
Pada pemeriksaan kardiotokografi, didapatkan bahwa permeabilitas menurun.
Sedangkan pada pemeriksaan Doppler, a. umbilicalis memiliki ratio dextra dan sinistra >3.









3

BAB III
TINJAUAN PUSTAKA

Pertumbuhan janin terhambat adalah berat janin yang berada di bawah persentil 10
untuk usia kehamilan yang ditentukan melalui USG.
Terdapat 3 jenis PJT, antara lain :
1. Tipe I (symmetric type) => pada tipe ini, janin pada keseluruhan tubuh dan organnya
mengalami hambatan dalam berkembang sehingga memiliki ukuran yang lebih kecil dari
janin pada normalnya. Biasanya terjadi pada awal kehamilan, sekitar 4-20 minggu dan
bersifat kronis. Prevelansi terjadinya antara 20 30 % dari semua kasus PJT.
4,5

2. Tipe II (asymmetric type) => pada tipe ini, janin yang lahir memiliki ukuran kepala yang
normal, namun pada bagian abdominal dan organ organ lain (misal, ekstremitas)
ukurannya lebih kecil dari janin pada umumnya, dikarenakan adanya pengecilan hati,
pengurangan massa otot, dan kulit yang tipis karna pengurangan lemak pada jaringan
kulit. Hal ini dapat terjadi oleh karena bayi yang kekurangan nutrisi saat di dalam uterin
melakukan proses kompensasi (brain sparring effect) dimana seluruh nutrisi yang ada
akan disalurkan ke organ-organ penting seperti otak dan jantung sehingga organ-organ
lain tidak mendapat nutrisi yang cukup dan terhambat pertumbuhannya. Biasanya terjadi
pada kehamilan minggu ke 28 40 dan bersifat akut. Prevalensi terjadinya antara 70-80%
dari keseluruhan kasus PJT.
4,5

3. Tipe III








4














Etiologi Pertumbuhan Janin Terhambat
Etiologi pertumbuhan janin terhambat dibagi 2
6
:
1.faktor ekstrinsik
2.Faktor intrinsik
Yang termasuk faktor ekstrinsik adalah faktor lingkungan seperti Virus rubella yang
menginfeksi villi chorialis,insuffisiensi plasenta serta faktor maternal. Sedangkan yang
termasuk faktor intrinsik adalah faktor genetik seperti kelainan kromosom no.18 atau
sindroma edward.
Lalu ada juga faktor maternal,yaitu faktor dari ibu.Seperti penyakit asma
berat,tekanan darah tinggi dan anemia.Penyakit asma berat dapat menyebabkan suplai
Oksigen ke janin terganggu. Penyakit hipertensi menyebabkan gangguan di sirkulasi
utero-plasenta. Pada kasus ini,ibu megalami obesitas sehingga mungkin saja terjadi
aterosklerosis di pembuluh darahnya.Aterosklerosis dapat menyebabkan viskositas darah
menjadi meningkat atau darah menjadi kental. Viskositas darah yang meningkat dapat
menyebabkan tekanan darah osmotik meningkat.
5

Selain itu,faktor gaya hidup si ibu yang kurang baik seperti merokok dan meminum
alkohol juga dapat menyebabkan PJT.Faktor ekonomi seperti ibu yang mengalami gizi
kurang juga turut memberikan pengaruh terhadap PJT.

Faktor Resiko Terjadinya Pertumbuhan Janin Terhambat
a. Preeclampsia menyebabkan kerusakan plasenta yang berakibat pada insufisiensi
uteroplasenta. Mekanisme pathogennya diperkirakan karena kegagalan invasi
trofoblas oleh arteriol spiralis ibu pada minggu ke-20 sampai 22 dari gestasi.
1

Kegagalan ini menyebabkan penyempitan luminal dan degenerasi medial, yang
menyebabkan berkurangnya aliran darah ke bayi yamg sedang
berkembang. Akibatnya, bayi tersebut gagal untuk tumbuh secara normal.
7

b. Kehamilan multiple menyebabkan terbatasnya ruangan untuk perkembangan plasenta,
sehingga berat rata-rata untuk kehamilan multiple lebih rendah dibandingkan
kehamilan tunggal. Kompetisi untuk memperebutkan tempat yang terbatas bagi
perkembangan plasenta dapat menyebabkan salah satu fetus memiliki plasenta yang
jauh lebih sedikit daripada pasangannya. Ini akan menyebabkan PJT (Pertumbuhan
Janin Terhambat)
8
.
Untuk mendiagnosis kasus PJT dapat dilakukan dengan:
Pengukuran Tinggi Fundus Uteri
Pemeriksaan kehamilan dari tinggi fundus uteri adalah sebagai berikut:
1. Sebelum bulan ketiga : Uteri belum dapat diraba dari luar
2. Akhir bulan III (12 minggu): fundus uteri 1-2 jari dia atas symphysis
3. Akhir bulan IV (16 minggu): pertengahan antara simphisis-umbilicus
4. Akhir bulan V (20 minggu): 3 jari bawah pusat
5. Akhir bulam VI (24 minggu): setinggi pusat
6. Akhir bulan VII (28 minggu): 3 jari diatas pusat
7. Akhir bulan VIII (32 minggu): pertengahan processus xyphoideus dengan umbilicus
8. Akhir bulan IX (26 minggu): Sampai arcus costarum atau 3 jari dibawah processus
xyphoideus
9
.

6



























7

Ultrasonografi
Pemeriksaan USG merupakan suatu metode diagnostik dengan menggunakan
gelombang ultrasonik untuk mempelajri morfologi dan fungsi suatu organ berdasarkan
gambaran eko dari gelomban ultrasonik yang dipantulkan oleh organ.
Terdapat beberapa jenis USG antara lain USG 2D, USG 3 dimensi (3D statik maupun
3D real time).
Pemeriksaan USG pada kehamilan trimester I menggunakan USG yang dikerjakan
secara transvaginal dengan frekuensi 7,5 MHz atau lebih yang memiliki daya penetrasisekitar
5-10 cm tapi memberikan kualitas resolusi yang lebih baik. Pemeriksaan USG pada
kehamilan trimester II menggunakan USG secara transabdominal dengan frekuensi 3-5 MHz
dan kedalaman penetrasi sekitar 5-10 c
10
.
Penentuan usia kehamilan dengan menggunakan USG yaitu dengan menggunakan:
1. Pengukuran diameter biparietal dan lingkar kepala
Pengukuran biparietal dilakukan pada penampang aksial kepala setinggi talamus
karena pada bidang ini akan dipengaruhi ukuran DBP yang terbesar.
2. Pengukuran Panjang Femur
Pengukuran dilakukan terhadap diafisis tulang femur yang berada pada posisi
horizontal.
3. Pengukuran Lingkar Abdomen
Pengukuran dilakukan pada penampang aksial abdomen setinggi hepar karena pada
bidang ini akan diperoleh ukuran lingkar abdomen yang terbesar.

Selain itu dengan USG juga dapat ditemukan kelainan kongenital janin dengan
pertanda, yaitu:
1. Volume cairan amnion yang abnormal
2. Pertumbuhan janin terhambat
3. Kelainan morfologi, bentuk tubuh dan struktur organ janin
4. Ukuran biometri janin yang abnormal
5. Ukuran plasenta yang abnormal
6. Arteri umbilikal tunggal
7. Aktivitas biofisik janin yang berkurang

8

Dengan menggunakan USG, dapat pula diketahui kelainan kromosom. Dengan USG pula
dapat dideteksi kelainan kromosom dengan pertanda lemah dan pertanda kuat.
1. Pertanda Lemah : Kelainan minor pada janin yang memounyai korelasi statik
dengan kejadian kelainan kromosom, mis: edema tidak terbentuknya tulang
hidung.
2. Pertanda Kuat: Kelainan kongenital mayor pada janin yang telah terbukti
mempunyai korelasi kuat dengan kelainan kromosom, mis: kelainan kepala
(mikrosefalus), kelainan wajah dan leher (labio/palatosizis).

























9

Kardiotokografi (CTG)
Cardiotocography (suatu bentuk pemantauan janin elektronik) untuk menilai suatu
bayi kesejahteraan di dalam rahim selama kehamilan. Cardiotocography (CTG) adalah
catatan elektronik denyut jantung bayi diperoleh melalui transduser USG ditempatkan pada
perut ibu
11
.

Cardiotocography digunakan untuk memonitor frekuensi dasar DJJ, variabilitas
jantung, percepatan, dan deselerasi. Frekuensi dasar DJJ dengan kriteria normal : 120-160
dpm, takhikardia >160 dpm, dan bradikardia : <120 dpm. Klasifikasi variabilitas DJJ :
normal range 5-25 dpm, berkurang : range 2-5 dpm, menghilang : range < 2 dpm, dan
berlebih dengan range >25 dpm. Akselerasi adalah peningkatan DJJ sebesar 15 dpm atau
lebih, terjadi akibat gerakan atau stimulasi janin. Deselerasi dapat dibedakan menjadi 3 yaitu
deselerasi dini, lambat dan variabel.
Manfaat pemeriksaan CTG, antara lain mendeteksi hipoksia janin, menentukan
aktivitas janin, mnentukan aktivitas uterus, membantu perencanaan penanganan kehamilan,
dan membantu menurunkan morbiditas dan mortalitas perinatal







10

BAB IV
PEMBAHASAN


STATUS PASIEN
I. Identitas Pasien
a. Nama : -
b. Jenis kelamin : perempuan
c. Alamat :-
d. Pekerjaan :-
e. Tanggal berobat : -
f. Agama :-
g. Ras :-

II. Anamnesis
a. Keluhan Utama : merasa hamil 8 bulan
b. Riwayat Penyakit Sekarang : merasa hamil 8 bulan tetapi besar perut tidak sesuai
dengan usia kehamilan.
c. Riwayat Penyakit Dahulu : -
d. Riwayat Penyakit Keluarga : -
e. Riwayat Kebiasaan : -
f. Riwayat alergi : -
g. Riwayat kehamilan : Gravidatum : 3
Partus : 0
Abortus : 2
Hal-hal lain yang perlu ditanyakan pada anamnesis :
1. HPHT (hari pertama haid terakhir)
2. Riwayat penyakit keluarga
3. Riwayat penyakit terdahulu
4. Apakah mengkonsumsi obat pada saat kehamilan
11

5. Apakah memiliki penyakit jantung
6. Apakah mengidap diabetes mellitus
7. Apakah merokok
8. Apakah suka meminum minuman berlakohol

III. Pemeriksaan Fisik
a. Tanda Vital:
1. Suhu : -
2. Denyut Nadi : -
3. Tekanan darah : -
4. Pernapasan : -
5. Tinggi Badan : 155 cm
6. Berat Badan : 72 kg
b. Keadaan Umum
1. Kesan sakit : -
2. Keadaan Gizi : Obesitas
3. Tingkat kesadaran : Compos mentis
c. Pemeriksaan tinggi fundus
d. Vaginal toucher
e. Pemeriksaan Leopold :
Leopold I : 27 cm, setinggi setengah processus xiphoideus
Leopold II : memanjang, punggung janin berada di kanan
Leopold III : kepala belum masuk atas panggul
f. Kulit
g. Kelenjar Getah Bening
h. Mata
i. Leher
j. Thorax
k. Abdomen
l. Anus dan Rectum
m. Ekstremitas atas dan bawah

IV. Pemeriksaan Laboratorium
12

Darah rutin
Kimia darah (ureum, kreatinin, SGOT, billirubin)
Urinalisa
Pemeriksaan TORCH
CTG
Pemeriksaan Doppler

V. Diagnosis Kerja : Pertumbuhan janin terhambat
VI. Diagnosis banding : -
VII. Diagnosis Pasti : Pertumbuhan janin terhambat
VIII. Penatalaksanaan:
Tangani faktor penyebab
Bila ada tanda-tanda hipoksia pada janin indikasi untuk terminasi segera
IX. Prognosis :
a. Ad functionam: Dubia ad bonam
b. Ad vitam : Dubia ad bonam
c. Ad Sanamtionem : Dubia ad bonam (untuk ibu)
Dubia ad malam (untuk janin)















13


KESIMPULAN


Pertumbuhan janin terhambat penting untuk diketahui secara cepat dan perlu
pemeriksaan skrining untuk terus dipantau kondisi kandungannya, karena PJT dapat terjadi
pada usia kandungan berapun. PJT paling sering terjadi pada usia kehamilan lebih dari 28
minggu karena pengaruh dari placenta yang semakin tua, sehingga sirkulasi uteroplacenta
terhambat dan menyebabkan PJT.
PJT penting diketahui dan diklasifikasikan untuk mendapatkan prognosis yang baik
dan tepat demi menunjang penatalaksanaan yang tepat pula. Sehingga komplikasi dari PJT
dapat dicegah.





















14


BAB VI
DAFTAR PUSTAKA


1. Paz I, Gale R, Laor A, Danon YL, Stevenson DK, Seidman DS. The Cognitif
Outcome of Fullterm Small for Gestational Age Infants at Late Adolesence. Obstet
Gynecol Surv 1995;85:452
2. Yongki. Analisis Pertambahan Berat Badan Ibu Hamil Berdasarkan Status Sosial
Ekonomi dan Status Gizi Serta Hubungannya Dengan Berat Bayi Baru Lahir. Thesis
Maret 2007
3. Peleg D, Kennedy CM, Hunter SK. Intra Uterine Growth Restriction:Identification
and Management. AM Fam Physician 1998;58:465
4. American Family Physician. Intrauterine Growth Restriction: Identification and
Management. Available at: http://www.aafp.org/afp/980800ap/peleg.html. Updated
August 2000. Accessed September 22, 2010.
5. Medline Plus. Intrauterine Growth Restriction. Available at:
http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/001500.htm. Updated February 19,
2009. Accessed September 22, 2010.
6. Wiknjosastro GH. Pertumbuhan Janin Terhambat. dalam: Saifuddin AB,
Rachimhadhi T, Wiknjosastro GH. Ilmu Kebidanan. Edisi ke-4. Jakarta: PT Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo 2009;697
7. Bernstein I, Gabbe SG. Intrauterine growth restriction. In: Gabbe SG, Niebyl JR,
Simpson JL, Annas GJ, eds. Obstetrics: normal and problem pregnancies. 3d ed. New
York: Churchhill-Livingstone, 1996;863-86.
8. Phibbs RH. Multiple births. In: Rudolph MA, Hoffman JIE, Rudolph CD, editors.
Rudolphs Pediatrics. 20
th
ed. Connecticut: Appleton & Lange; 1996; p. 244.
9. Sulin D. Perubahan Anatomi dan Fisiologi pada Perempuan Hamil. Dalam: Saifuddin
AB, Rachimhadhi T, Wiknjosastro GH (editor). Ilmu Kebidanan Sarwono
Prawirohardjo. Edisi 4. Jakarta: Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2009 .p. 174-
177
15

10. Karsono B. Ultrasonografi dalam Obstetri. Dalam: Saifuddin AB, Rachimhadhi T,
Wiknjosastro GH (editor). Ilmu Kebidanan Sarwono Prawirohardjo. Edisi 4. Jakarta:
Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2009 .p. 247-262
11. Grivell RM, Alfirevic Z, Gyte GML, Devane D. Antenatal cardiotocography for fetal
assessment. September 30, 2009. [ cited 2010 Sept 27]. Available :
http://onlinelibrary.wiley.com/o/cochrane/clsysrev/articles/CD007863/frame.html

You might also like