You are on page 1of 3

Jika Perut si Kecil Kembung

Bukan hal aneh si bayi perutnya membuncit dan kala diketuk terdengar bunyi
"tung...tung...." Mengapa bisa demikian? Normalkah ini?
Dalam keadaan normal saja, perut anak kadang terlihat membuncit. Terutama bila ia
ditidurkan telentang, akan tampak perutnya seperti jatuh ke samping dan melebar ke
kiri/kanan. "Kondisi ini normal, kok, karena otot dinding perut bayi belum begitu kuat.
Bentuk yang demikian, istilah medisnya pot belly," kata dr. Fajar Subroto, Sp.A, dari
Klinik Anakku Cinere, Depok.
Toh, kita tetap harus waspada jika pembesaran perut bayi terjadi karena hal yang tak
normal atau distensi abdomen. Yang jelas, penyebab pembesaran perut bisa diganti
dalam 4 kelompok:
1. Adanya udara di rongga perut
2. Ada udara di dalam saluran (lumen) usus
3. Ada cairan dalam rongga perut
4. Ada tumor atau massa yang abnormal dalam perut
Yang sehari-hari terjadi, jelas Fajar, karena adanya udara dalam saluran usus
(meteorismus) atau biasa disebut kembung.Udara dalam rongga perut, jelas Fajar,
normalnya tidak ada. Namun karena terjadi kebocoran pada dinding saluran usus, udara
yang ada dalam saluran usus akhirnya masuk ke dalam rongga perut.
Kebocoran terjadi karena infeksi berat pada saluran usus yang mengakibatkan rusaknya
lapisan di dinding usus. Jika meradang dan makin terkikis, terjadi kebocoran tempat
udara masuk. Untuk menanganinya, perlu tindakan operasi. Sedangkan cairan dalam
rongga perut, banyak penyebabnya. Antara lain kelainan pada hati dan jantung. Begitu
pula tumor bisa membuat perut terlihat menggembung. Yang paling sering, kata Fajar,
tumor ginjal, limpa, dan hati.
PENYEBAB KEMBUNG
Normalnya, dalam saluran usus memang ada udara tapi tidak banyak dan bisa
dikeluarkan saat buang angin atau kentut. Akan tetapi ada beberapa keadaan yang bisa
menyebabkan udara lebih banyak dari biasanya dan menyebabkan kembung.
* Pertama, karena menelan udara terlalu banyak (aerofagi). Ini bisa terjadi pada anak
yang sedang sesak napas sehingga frekuensi napasnya jadi lebih cepat dari biasanya.
Karena lebih cepat, ada sebagian udara yang tidak masuk ke saluran napas, tetapi justru
ke saluran cerna.
Bisa juga karena cara minum susu formula yang salah. Bayi terus mengisap botol
sementara isinya sudah habis. Alhasil, udara masuk dalam perut. Posisi botol juga
berpengaruh. Jika saat minum posisi botol kurang tinggi, ada udara dari dalam botol
yang ikut tertelan.
* Kedua, karena proses peragian, yaitu pembentukan gas dalam usus sebagai akibat
adanya gangguan pencernaan dan penyerapan makanan. Contoh kejadian yang paling
sering adalah akibat adanya intoleransi laktosa. Pada keadaan normal, laktosa yang
merupakan komponen terbesar dari susu akan dipecah dan dicerna dalam usus dan
kemudian diserap. Namun di saat tak normal, proses pencernaan laktosa ini
menghasilkan gas di dalam usus.
"Intoleransi laktosa sebenarnya mudah sekali dikenali. Ciri khasnya, bila minum susu
dengan kandungan laktosa, ia akan kembung, buang-buang air yang encer dengan bau
yang asam, dan dijumpai adanya kemerahan di sekitar anusnya yang terjadi karena
adanya iritasi kotoran bayi yang memiliki sifat asam pada kulit sang bayi," jelas Fajar.
Justru hal ini tak akan terjadi pada ASI.
Intoleransi laktosa juga bisa terjadi kala si kecil sedang diare, karena saat itu terjadi
peradangan pada usus yang mengakibatkanberkurangnya produksi enzim pencernaan
untuk laktosa. akibatnya, terjadi intoleransi laktosa selama diare.
* Ketiga, adanya gangguan passage atau perjalanan makanan. Umumnya disebabkan
penyumbatan dalam saluran cerna yang menyebabkan terjadinya penimbunan udara
dalam usus.
Contohnya, bayi diberikan makanan padat (pisang) terlalu cepat. Akhirnya tak bisa
dicerna usus dan jadi sumbatan dalam saluran usus. Ini harus segera ditangani karena
bisa berakibat fatal. Bisa juga karena berkurangnya kalium dalam darah saat terjadi
diare berat yang membuat usus tak bergerak sama sekali. Alhasil, terjadi penumpukan
kotoran dan gas dalam saluran usus yang mengakibatkan kembung.
* Keempat, walau jarang terjadi, karena faktor kelainan bawaan yang bisa
menyebabkan kembung. Di antaranya, tak lengkapnya pembentukan saluran cerna yang
membuat saluran buntu. "Untuk kelainan yang sifatnya bawaan, sejak awal kelahiran
biasanya sudah mulai ada tanda-tanda seperti sulit buang air besar atau malah tidak
pernah buang air besar," tegas Fajar.
Martin Leman.Ilustrasi:Pugoeh(nakita)
Cara Deteksi Kembung
Untuk pemeriksaan medis, dilakukan dengan teknik perkusi, yaitu mengetukkan jari
secara perlahan pada dinding perut. Dari suara yang terdengar dapat dinilai
bagaimana keadaan di dalam perut. Sebagai patokannya, bila memang banyak udara
dalam perut, akan terdengar bunyi yang nyaring.Jika keadaannya meragukan, kadang
diperlukan foto rontgen pada daerah perut. Kalau memang ada udara, akan terlihat
dalam foto rontgen tersebut.
Sedangkan untuk orang awam, cara mudah mengetahuinya dengan melihat perutnya
memang tampak lebih besar dari biasanya, bayi jadi gelisah, rewel, menangis
terusatau tampak tidak nyaman. Ia baru akan tenang setelah bisa kentut atau
bersendawa. Bisa juga dengan mengetukkan jari untuk mendengar bunyinya. Lakukan
dengan perlahan dan lembut.
Martin

Kiat Menangani
Kembung biasa (tanpa kelainan) bisa ditangani di rumah. Caranya sebagai berikut:
* Posisikan bayi setengah duduk. Bisa juga dipangku dengan posisi duduk agak tegak.
Lalu punggungnya ditepuk-tepuk ringan agar ia mudah bersendawa dan lega.
* Tidurkan di bahu ibu dengan posisi menghadap sang ibu. Posisi lain yang bisa dicoba
adalah posisi menggendong si kecil dengan letak kepala lebih tinggi dan tubuhnya
tengkurap di tangan penggendong. Posisi ini membuat ia sedikit tegak dan perutnya
sedikit tertekan oleh berat badannya sendiri. Ini akan memudahkan udara dari dalam
saluran cerna keluar, baik dalam bentuk sendawa atau kentut.
* Beri penghangat pada daerah perut sambil dipijat lembut. Tapi ingat, jangan ditekan
terlalu kuat karena anak bisa muntah atau kesakitan.
* Jika kembung berlangsung lama, anak tak bisa buang angin, buang air besar (BAB),
membuatnya sesak napas, dan disertari muntah terus-menerus dan berwarna hijau,
segera bawa ke dokter atau rumah sakit.

You might also like