You are on page 1of 4

1

GEOGRAFI KESEJARAHAN DUNIA


Ilmu sejarah bertugas membuka kegelapan masa lampau umat manusia, memaparkan
kehidupan manusia dalam berbagai aspeknya dan mengikuti perkembangannya dari masa
yang paling tua sampai hari ini. Munculnya cabang ilmu sejarah serta cabang ilmu lain
didorong oleh tabiat manusia yang haus akan pengetahuan. Obyek pengetahuan itu
merupakan dunia dalam keseluruhannya terutama manusia itu sendiri.
Untuk mengerti dan menilai peristiwa di masa lampau tidaklah cukup mengetahui apa dan
kapan itu terjadi. Namun juga perlu diketahui di mana itu terjadi. Sejarawan perlu
mengenal berbagai perubahan alam yang pernah terjadi, untuk lebih mengerti sejarah
manusia yang berlangsung disitu. Sejarah dari bumi dapat dipelajari oleh para sejarawan
melalui geografi fisis. Adapun hubungan antara manusia dan bumi di masa lampau harus
ditelaahnya melalui apa yang disebut geografi kesejarahan (historical geography).
PANGGUNG DAN LAKON
Dilihat dari gagasan geografis seluruh sejarah kehidupan manusia itu berupa rentetan
tindakan menaklukkan alam, atau paling sedikit penyesuaian diri manusia terhadap
lingkungan alam. Pada awal tahun 50an VAN DE BERG dkk menulis buku sejarah
umum berisi aneka monografi dengan judul peristiwa-peristiwa di panggung sejarah
dunia. Seakan-akan di situ wilayah mewujudkan suatu panggung, tempat orang
memainkan lakon.
Dengan menganggap bahwa lingkungan geografis menentukan jalannya sejarah, kita
tergelincir dalam kubang determinisme geografis, suatu faham yang telah lama
ditinggalkan oleh para geograf sendiri. Sebagai gantinya kini lebih banyak diikuti faham
posibilisme yang isinya: alam sekedar menawarkan bebagai kemungkinan untuk
dimanfaatkan oleh manusia melalui senjata tehnologinya.
Geografi dapat membantu penelitian sejarah caranya dengan usaha menelaah kondisi
geografis dan wilayah yang bersangkutan di masa lampau. Dengan mempelajari sejauh
mana kondisi lingkungan alam tersebut telah mempengaruhi kegiatan manusia dalam
menggerakannya jalannya sejarah. Sejarah ini sendiri berbeda dengan lakon sandiwara
yang selalu memerlukan gladi bersih sebelum betul-betul dimainkan. Sejarah sebenarnya
2

memiliki suatu inescapable setting ; memang latar belakang alam tak dapat ditukar.
Bagaimanapun manifestasi sejarah itu begitu luwes karena ia tidak mengenal kesatuan
ruang, waktu dan aksi manusia
GEOGRAFI SEBAGAI SAKSI SEJARAH
Para ahli sejarah sampai sekarang hanya mengakui kesaksian masa lampau yang berupa
candi, kraton, inskripsi, buku lontar, monografi daerah, sage, tambo, laporan perjalanan
orang asing dan sebagainya. Para geograf yang disamping ilmunya sendiri juga
mendalami sejarah dapat menolong agar saksi-saksi alam yang bisu itu dapat ikut
berbicara.
Saksi alam diperlukan dalam situasi macam-macam. Misalnya sejarawan akan
memperoleh sumber yang cukup. Sejarah sebagai apa yang ditulis sebenarnya.
Merupakan produk dari pandangan seseorang atau intepretasi yang khusus saja dari
seseorang.
Sehubungan itu perlu diajukan tiga pendapat dari para sejarawan sendiri. TOYNBEE
percaya bahwa peristiwa-peristiwa sejarah itu memiliki pola-polanya sendiri serta
realitasnya sendiri yang sebenarnya belum tentu cocok dengan pemikiran para sejarawan.
FISCHER menunjukkan bahwa sejarah itu berisi rentetan kedaruratan yang tidak berpola
adapun jika berpola, itu karena sejarawan sendiri yang membuatnya.
Semakin jauh letak masa lampau dan masa kini cenedrung kabur uraiannya padahal
mungkin itu tak pernah terjadi dimasa lampau. Juga ada hal-hal yang sebenarnya tak
sehebat atau tak sepenting keadaanya sebagaimana ditulis dalam sejarah yang telah diakui
umum.
POSISI GEOGRAFIS, IKLIM DAN MORFOLOGI BUMI
Kepercayan sejarawan kepada geografi sebagi ilmu bantu yang dapat bermanfaat bagi
penelitian sejarah, ilmu sejarah sebagai suatu telaah manusia harus memperhitungkan
unsur waktu dan ruang. Dengan mendalami pengetahuan geografis dari sejarah, dapat
mendalami latar belakang gaografis dari sejarah.
3

Relasi antara geografi dan sejarah paling banyak digulati oleh sarjana di perancis. Di sana
studi regional selalu diartikan sebagai penelaah terhadap tempat dan penghuninya.
Faktor-faktor yang terpenting ada tiga yakni posisi, iklim dam morfologi bumi. Tigal hal
ini memnentukan manusia menjadi agent of change. Suatu bentang alam sebagaimana
adanya sekarang telah mengalami pengubahan terus-menerus oleh kegiatan manusia di
sepanjang masa.
Dengan menelaah suatu region dapat diketahui bagaimana seluk-beluk cara manusia dari
abad ke abad telah memanfaatkan berbagai kesempatan yang ditawarkan oleh lingkungan
geografis kepadanya. Perlu dicatat bahwa posisi geografis suatu negeri atau anak benua
dapat berubah-ubah disepanjang perjalanan abad. Tentang morfologi daerah dapat
dikatakan bahwa itu stabil di sepanjang perjalanan abad, tetapi perlu juga diperhitungkan
pengaruh bencana alam semua dapat merubah posisi daerah dari jenis sentral menjadi
yang marginal.
GEOGRAFI REGIONAL DAN GEOGRAFI KESEJARAHAN
Pemisahan geografi menjadi dua bagian adalah semu belaka karena orang tak dapat
mempelajari gejala alami maupun sosial secara terpisah dalam geografi. Definisi geografi
cukup banyak salah satunya yang menarik adalah geografi pada hakekatnya bertugas
menelaah bumi sebagai ruang lini manusia, dan manusia sebagai penghuni bumi.
Mengenai geagrafi regional dan geografi kesejarahan. Dua-duanya bukanlah cabang dari
ilmu geografi fisis dan geografi sosial (dalam arti luas) disuatu wilayah tertentu.
Adapun kartografi juga bukan cabang dari ilmu geografi: ini termasuk ilmu tehnik dan
sekaligus juga seni. Dalam pekerjaan nya menelaah berbagai gejala geografis, seorang
geograf menggunakan peta.
Segala fakta geografis (yang alami maupun yang sosial) dapat dipetakan karena
mempunyai alamatnya di permukaan bumi.
Kebayakan fakta geogafis atau kelompok fakta geografis bertalian dengan letak, iklim,
daratan, perairan, bentuk permukaan bumi (geomorfologi), tanah, tetumbuhan, hewan
serta manusia dengan segenap kegiatannya.
4

Seorang geograf perlu pula mengerti prinsip-prinsip ekonomi, teori politik dari berbagai
peristiwa sejarah. Geograf harus memperhatikan fakta materiil yang penting baginya
shubungan dengan dunia gagasan intelektual. Geograf dapat memberikan sumbangan
yang berharga bagi ilmu jiwa filsafat dan teologi.
DAFTAR PUSTAKA
Daldjieni, N. 1982. Geografi Kesejarahan I (Perdaban Dunia). Bandung: Alumni.

You might also like