You are on page 1of 26

Diajukan Kepada Yth.

Dr. Wartoto, SpPD


Disusun Oleh :
Anton FS (20010310088/UMY)



CRONIK RENAL FAILUR
IDENTITAS
Nama : Bpk. Bakri
Umur : 61 Tahun
Jenis Kelamin : Laki laki
Alamat : Meduro ,bojong
,kec.Mungkid RT 01 /
RW 05 ,Magelang.
Pekerjaan : Tani
Agama : Islam
Tgl masuk RS : Tgl 6 Desember 2009,
pukul 14.00 WIB

ANAMNESIS
Keluhan Utama : Sesak napas.
Keluhan Tambahan : Bengkak di kedua mata
dan
di kedua tungkai kaki.
Riwayat Penyakit Sekarang :
7 HRSMRS pasien mengeluhkan sesek nafas
sejak pukul 07.00 WIB dan bengkak di kedua
mata ,muntah (+) warna putih ,mual (-) ,panas (-)
,makan (+) napsu makan turun ,minum (+)
normal ,BAK (-) ,BAB (+) volume urin menurun.

Continue.......


6 HRSMRS pasien oleh kelurga dibawa ke
puskesmas terdekat oleh dokter puskesmas
di rujuk ke RSU Muntilan ,keluhan pasien
masih sama. pasien mondok di RSU Muntilan.
3 HRSMRS karena menurut dokter spesialis
dalam di RSU Muntilan keadaan pasien
semakin menurun dan perlu dirawat di bagian
ICU ,maka oleh dokter dirujuk ke RSUD Tidar
Magelang. keadaan pasien kesadaran
menurun ,bengkak di kedua mata dan di
kedua tungkai ,terpasang NGT ,terpasang O
2

dan terpasang kateter.

Riwayat Penyakit Dahulu :
Hipertensi sejak tahun 2000 dan sering
kontrol.

Riwayat Penyakit Dahulu :
Riwayat Asma : Disangkal
Riwayat DM : Disangkal
Riwayat jantung : Disangkal
Riwayat Hipertensi : Sejak tahun 2000
Riwayat penyakit ginjal : Disangkal

Riwayat Penyakit Keluarga :
Riwayat DM. : Disangkal.
Riwayat Penyakit asma : Disangkal.
Riwayat Penyakit Hipertensi : Disangkal.
Riwayat Penyakit Jantung : disangkal.

PEMERIKSAAN FISIK
( 06 Desember 2009 Pukul 14.00 WIB)

Keadaan Umum : Sesek
Kesadaran : Apatis / GCS 14
Vital Sign : T : 110/ 60 mmHg
N : 112x/menit
R : 26 x/menit
t : 36,2 C

Status Generalis
Kepala :
Mata : Conjunctiva Anemis -/-
Sklera Ikteric -/-,
oedem palpebra +/+.
Telinga : Discharge (-)
Hidung : Discharge (-)
Mulut dan gigi : Kering pada bibir (-),
pucat(-),caries(-)

Leher
Thyroid : Tidak mengalami pembesaran,
Limfe : Tidak teraba
Lanjutan
Thorax
Inspeksi : Ictus cordis tak tampak
Palpasi : Ictus cordis teraba tak kuat angkat
Perkusi :
Batas kanan atas SIC II LPS dextra
Batas kanan bawah SIC IV LPS dextra
Batas kiri atas SIC II LMC sinistra
Batas kiri bawah SIC V LMC sinistra
Auskultasi : S1 > S2, Reguler, Bising (-)



Paru
- Inspeks : Simetris,ketinggalan
gerak (-)
- Palpasi : Vokal fremitus kanan =
kiri,
ketinggalan gerak (-)
- Perkusi : Sonor (+/+)

- Auskultasi :
Suara dasar : Vesikuler
Suara tambahan :
Ronkhi (+ / +) Wheezing (-)


Abdomen
Inspeksi : Datar
Palpasi : Nyeri tekan (-),
hepar dan lien tak teraba
Perkusi : Timpani
Auskultasi : Bising usus (+) normal

Ekstremitas
Superior : Hangat, nadi kuat,oedem (+),
tonus otot cukup
Inferior : Oedem (+), tonus otot cukup



Thorax dan Labotarium dari RSU Muntilan :
Paru Tampak normal









Rumus Cardiothoracic Ratio =


Hasil Labotarium dari RSU
Muntilan :

Ureum : 216 mg/dl
Cratinin : 10,14 mg/dl
HB : 12,2 mg/dl
AT : 88 x 10
3

Albumin : 6,8 g/dl
protein Albumin : 2,70
protein Globulin : 3,48
Cholesterol : 97 mg/dl
Trygliserida : 151 mg/dl



FOLLOW UP DI RUANG ICU
( Tanggal 06 Desember 2009 )
Keadaan Umum : lemah
Kesadaran : Somnollen ,GCS 14

Vital Sign
T : 130/80 mmhg
N : 80 x/mnt
R : 20 x/mnt
t : 37 C


STATUS GENERALIS
Kepala
Mata : Conjunctiva Anemis -/-
Sklera Ikteric -/-,
oedem palpebra +/+.
Telinga : Discharge (-)
Hidung : Discharge (-)
Mulut dan gigi : Kering pada bibir (-),
pucat(-),caries(-)
Leher
Thyroid : Tidak mengalami pembesaran,
Limfe : Tidak mengalami
pembesaran

Thorax
Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tak tampak
Palpasi : Ictus cordis teraba tak kuat
Perkusi :
Batas kanan atas SIC II LPS dextra
Batas kanan bawah SIC IV LPS dextra
Batas kiri atas SIC II LMC sinistra
Batas kiri bawah SIC V LMC sinistra
Auskultasi : S1 > S2, reguler, bising (-)


Paru
- Inspeks : Simetris,ketinggalan
gerak (-)
- Palpasi : Vokal fremitus kanan = kiri,
ketinggalan gerak (-)
- Perkusi : Sonor (+/+)
- Auskultasi : Suara dasar vesikuler
Suara tambahan : Ronkhi (+/+) wheezing (-/-
)
Abdomen
Inspeksi : Datar
Palpasi : Nyeri tekan (-),
hepar dan lien tak teraba
Perkusi : Timpani (+)
Auskultasi : Bising usus (+) normal

PEMERIKSAAN
PENUNJANG.
Ekstremitas
Superior : nadi
kuat,
oedem (-),
tonus
otot cukup
Inferior : oedem
(-), tonus otot cukup
Laboratorium :
(Tanggal 06 Desember
2009)
Pre Hemodialisis
Kimia Darah:
GDS : 111,6
mg/dl
Ureum : 200
mg/dl
Creatinin : 5,0 mg/dl
Natrium : 134 mEg/dl
Klorida : 105
mEg/dl

Laboratorium
( Tanggal 07
Desember 2009 )
Hemodialisis
Kimia Darah :
GDS : 765
mg/dl
Ureum : 268
mg/dl
Creatinin : 5,15
mg/dl
Natrium : 130
mEg/dl
Kalium : 5,6
mEg/dl


Labotarium
( Tanggal 08 Desember
2009 )
Post Hemodialisis
Kimia Darah :
GDS : 61,1
mg/dl
Ureum :
315 mg/dl
Creatinin : 6,34
mg/dl
DIAGNOSIS BANDING
Observasi Oedem Anarsaka dd :
Cronik Renal Failure
Serosis Hepatis
Sindroma Nefrotik
Congesti Heart Failure
Malnutrisi

DIAGNOSIS KERJA
Cronik Renal Failure e.c
DD : Glomerulonefritis
Nefropati Diabetes Mellitus
Obstruksi Uropati

TERAPI
Konservatif :
Posisi duduk.
O
2
2 liter per menit.
Diit Rendah garam, rendah protein.
Farmakologis :
Infus RL 14 TPM
Injeksi ranitidin 2 x 1 ampul
Injeksi lasik 2 x 1 ampul
Asam folat 3 x 1
CaCO
3
3 x 1
Nifedipin 3 x 1
Captopril 3 x 1

GAGAL GINJAL KRONIK

Gagal Ginjal Kronik (GGK) :
adalah penurunan faal
ginjal yang menahun,
yang umumnya tidak
reversibel dan cukup
lanjut.

PATOFISI
OLOGI
Gagal Ginjal Kronik karena
Faal ekskresi dan faal endokrin
kehilangan laju filtrasi glomelurus
(LFG).

Sebagian Unit nefron 75 %
rusak
Sebagian unit nefron lagi
bekerja lebih (Uremi
timbul)
Keseimbangan glomerolus-tubulus terganggu
Proses Sekresi ,kosentrasi dan volume
Obstruktif
Uropati
Nefropati
Diabetikum
Glomerulo
nefritis



GAMBARAN KLINIS
Ganggauan pernafasan
Uoedem
Hipertensi
Anoreksia
Hematuria
Anemia
Hiperkalemia
Asidosis metabolik
Proteinuria
Ulserasi lambung
DIAGNOSIS
Pemeriksaan Penunjang pada GGK :
A. Pemeriksaan Laboratorium
Darah rutin ,urin rutin ,kimia darah
,Elektrolit
B. Ultrasonografi Ginjal (USG)
C. Biopsi Ginjal
D. Endoskopi ginjal nefroskopi
E. EKG
F. Pielografi intervena
G. Sistouretrogram berkemih




PENATALAKSANAAN

Pengobatan gagal ginjal kronik dapat dibagi
menjadi dua tahap:
Tindakan konservatif yang ditunjukan untuk
meredakan atau memperlambat gangguan
fungsi ginjal progresif.
Diet Natrium dan Kalium
Kategori kedua dari tindakan konservatif yang
dipakai untuk mengobati gagal ginjal adalah
tindakan yang ditujukan untuk mencegah dan
mengatasi komplikasi :
Hipertensi
Hiperkalemia
Anemia



TERIMA KASIH

You might also like