You are on page 1of 31

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Transisi Superkonduksi
Superkonduktivitas terbentuk secara utama sebagai sebuah resistivitas nol
diantara beberapa temperatur kritis. Ini diamati pada 1911 oleh H. Kamerlingh Onnes
di Leiden, 3 tahun setelah ia pertamakali mencairkan
4
He. Ia mengukur hambatan dari
merkuri. Resistivitas berubah sebagai fungsi dari temperatur yang diperlihatkan dalam
Gambar 1.1.

Gambar 1.1: Diantara transisi temperatur, resistivitas jatuh ke nol

Kekosongan absolute dari resistivitas adalah sebuah gejala yang sangat mendasar.
Dalam kombinasi dengan prinsip umum kuantum mekanik, ini dapat menuntun ke
kesimpulan yang sungguh informatif pada sifat dari keadaan superkonduktor. Disini
kita mencoba untuk mendeskripsikan gambaran mendasar dari superkonduktivitas
menggunakan jumlah minimum dari informasi input. Kita mempertimbangkan sifat
yang paling mendekati dari superkonduktor seperti diamagnetism idealnya,
makroskopik kuantum alami dari superkonduktivitas termasuk fase koheren yang
berujung pada resistivitas nol, untuk kuantisasi dari flux magnet dan susunan vortisitas
terkuantisasi. Nilai maksimun dari medan magnet dan arus yang dapat ditahan oleh
superkonduktor juga didiskusikan dengan singkat. Sisanya tentu saja dikhususkan
untuk sebuah teori mikroskopis seperkonduktivitas.





Tabel 1.1: Parameter untuk superkonduktor logam


Tabel 1.2: Parameter untuk beberapa superkonduktor dengan temperature tinggi



1.2 Model London
Kita mengasumsikan bahwa arus mengalir tanpa disipasi dan memiliki bentuk



dimana kecepatan dari electron superkonduksi adalah

dimana

adalah
kerapatannya. Sekarang kita mulai dengan argument yang paling penting. [F. London
dan H. London, 1935]: menjadi non-disipativ, arus ini berkontribusi terhadap energi
kinetik dari elektron superkonduksi. Total energi bebas adalah jumlah dari energi
kinetik elekron superkonduksi dan energi magnet.

*

+ *

+

Disini h adalah medan magnet mikroskopik. Rata-ratanya berada diatas area yang
luas dalam sampel dan memberikan induksi magnet B. Dengan menggunakan
persamaan Maxwell.

) (1.1)

Kita ubah bentuk persamaan ini ke bentuk berikut

*

( )

( )

] (1.2)

Dalam hal ini

(1.3)

Ini disebut kedalaman daya tembus London. Dalam kesetimbangan, energi bebas
minimal patuh terhadap distribusi medan magnet. Variasi dengan kepatuhan terhadap h
memberikan

( ) ( )]

[ ]

Disini kita menggunakan idenditas

[ ] [ ] [ ]

dan taruh . Untuk mencari energi bebas minimum dan
menghilangkan suku permukaannya kita memperoleh persamaan London:

(1.4)

Yang mana



dan div h = 0, kita peroleh

(1.5)


Gambar 1.2 Efek meissner : penetrasi medan magnet ke dalam sebuah superkonduktor hanya
berjarak lebih pendek dari pada

.

1.2.1 Efek Meissner
Persamaan (1.5) dalam terpisah mendeskripsikan efek Meissner, sebagai contoh,
peluruhan exponensial dari medan magnet lemah dan arus super dalam sebuah
superkonduktor. Sepanjang karakteristik meda magnet yang berkurang hanyalah

.
dengan mempertimbangkan sebuah superkonduktor yang menempati setengah ruang
x > 0. Sebuah medan magnet

di terapkan pada permukaanya (Gambar 1.2). Kita


peroleh dari persamaan (1.5)



yang memberikan

() ()

Medan yang meluruh dalam sebuah superkonduktor seperti itu tidak terdapat medan
didalam bulk. Menurut persamaan (1.1) arus super juga meluruh dan lenyap di dalam
bulk.
Oleh karena itu,


di dalam sebuah bulk superkonduktor, dimana H adalah medan yang diterapkan.
Magnetisasi dan susceptibilitas adalah

(1.6)
Sebagai sebuah diamagnetik ideal : Superkonduktor menolak garis medan magnet. Efek
Meissner dalam superkonduktor type I menahan medan

(Lihat tabel 1.1 ,


Gambar 1.7, dan bagian bawah) yang mana superkonduktivitas dilenyapkan.
Superkonduktor type II menunjukkan efek Meissner sampai medan yang lebih dibawah,
setelah vektorpual muncul. (Lihat bagian 1.5).

1.3 Fase Koheren
Masa partikel yang mengalir ditentukan oleh ungkapan mekanika kuantum yang
biasanya untuk momentum per satuan volume

] ||

(1.6)

Untuk memperoleh jumlah arus yang terbatas dalam superkonduktor diperlukan
yang sebagai fungsi gelombang dari semua elektron superkonduksi dengan sebuah
phase yang pasti: elektron superkonduksi semua harus dalam keadaan kuantum
tunggal. Menurut pengertian yang diberikan tentang apa yang terjadi adalah elektron
(partikel Fermi) bergabung menjadi pasangan (pasangan cooper, lihat bab berikutnya)
yang mana Objek Bose dan disingkat menjadi kondensasi Bose. Arus muncul ketika
phase dari fungsi kondensasi secara perlahan bervariasi dalam ruang. Persamaan
(1.7) menyarankan adalah momentum dari partikel kondensasi (yang mana
adalah pasangan dalam superkonduktor). Untuk partikel bermuatan, momentumnya
adalah (

), dimana P adalah momentum yang resmi, A adalah potensial


vektor dari medan magnet, dan

adalah muatan pembawa. Di dalam superkonduktor


muatan dibawa oleh pasangan elektron dengan demikian

dan massa pasangan


cooper adalah 2m.
Menggunakan definisi momentum kita mengenalkan kecepatan dari elektron
superkonduksi.

) (1.8)

Sekarang arus listrik menjadi

) (1.9)

dimana ||

adalah kerapatan pasangan elektron.


Ini mengandung arti untuk membandingkan persamaan ini dengan persamaan
(1.1) dan (1.4). Dari persamaan tersebut kita memperoleh:



Oleh karena itu

( )

( )

Dimana adalah gradient dari beberapa fungsi. Ini memperlihatkan bahwa ini
tepat sesuai dengan persamaan (1.9) dimana ()

1.3.1 Kuantisasi Fluks Magnet
Mari kIta pertimbangkan sebuah superkonduktor yang tidak terkoneksi tersendiri
(non-singly-connected superconductor) dengan dimensi yang lebih besar dari

yang
ditempatkan dalam sebuah medan magnet (Gambar 1.3). Kita pilih sebuah kontur
yang melingkupi seluruh lintasan di dalam superkonduktor yang mengelilingi lubang
dan menghitung integral donturnya


Gambar 1.3 Fluks magnet disekeliling lubang dalam sebuah superkonduktor yang terkuantisasi.

(

(1.10)

Disini adalah fluks magnet disekitar kontur. Perubahan fase sepanjang kontur
tertutup adalah dimana adalah bilangan bulat karena fungsi gelombang
bernilai tunggal. Semenjak didalam bulk j = 0 , l.h.s dari persamaan (1.10)
dilenyapkan, dan kita memperoleh

dimana

(1.11)

adalah kuantum dari fluks magnet. Dalam satuan SI,

.

1.3.2 Panjang Koheren dan Celah energy (Energy gap)
Pasangan cooper menjaga hubungannya dengan jarak yang pasti. Yang disebut
panjang koheren (lihat bab berikutnya). Perkenalan panjang ini adalah sekala energi
yang penting. Untuk melihat ini mari kita menununjukkannya sebagai berikut.
Semenjak pasangan korelasi dibatasi dengan gradien fase tidak dapat melampaui
; sehingga kecepatan superkonduksi tidak dapat melebihi nilai kritis

(1.12)

dimana adalah sebuah konstanta. Sehingga energi pergerakan yang saling
terhubung dari sebuah pasangan dibatasi sampai

. Ini
memberikan


Kuantitas

adalah fakta nilai dari celah energi () pada suhu nol dalam
spektrum eksitasi partikel tunggal dalam keadaan superkonduksi.

1.4 Arus Kritis dan Medan Magnet
1.4.1 Energi Kondensasi
Kerapatan energi kinetik dari kondensasi elektron (superkonduksi) tidak dapat
melampaui

(1.13)

Jika kecepatan

bertambah lebih lanjut. Energi kinetik melebihi pencapaian dari


keadaan superkondusi dengan berdasarkan pada keadaan normal

adalah hanya
pertambahan energi yang disebut dengan energi kondensasi.
Asumsikan sekarang superkonduktor ditempatkan dalam sebuah medan magnet
H. Supekonduktor menolak medan sehingga mengingkatkan energi dari sumber
eksternal yang membuat medan tersebut. Energi dari seluruh system meningkat dan
menjadi



Di dalam keadaan superkonduksi,

. Ketika energi mencapai energi pada


keadaan normal

, superkondiktivitasnya tidak lagi menjadi menguntungkan dengan


enerjik. Sehingga medan magnet kritis termodinamik memenuhi



Mengunakan ungkapan untuk

dari persamaan (1.13) kita peroleh




Ungkapan eksak untuk

pada temperature mendekati

adalah

(1.14)

1.4.2 Arus Kritis
Mungkin terdapat beberapa mekanisme yang merusak superkonduktivitas oleh
arus yang mengalir melewatinya.
Mekanisme 1. Sampel type-I besar: Arus kritis

membentuk

pada permukaan
sampel. Untuk sebuah silinder dengan jari-jari R,



Jika R

, arus hanya mengalir dengan lapisan setebal

dekat permukan sampel.


Sehingga

dan

(1.15)
Mekanisme 2. Jika dimensi melintang dari superkonduktor a dan b kecil, a,b

arus terdistribusi seragam sepanjang tampang melintang dari sampel. Dalam


kasus ini, mekanisme yang mendominasi adalah pemotongan pasangan (pair-
breaking): superkonduktivitasnya dihancurkan oleh superkonduksi elektron dengan
kecepatan tinggi. Arus kritisnya adalah

(1.16)

Faktanya, kerapatan arus ini bertepatan dengan arus kritis pada sampel yang
tebal. Sesungguhnya memasukan

dan

dalam persamaan (1.15) kita peroleh


persamaan (1.16). Bagaimanapun medan magnet yang terbentuk pada permukaan
(

lebih keil daripada

. Arus kritis pada persamaan (1.15), (1.16)


adalah sangat tinggi. Untuk

dan

arus kritis dapat setinggi

.
Dalam superkonduktor type-II, medan magnet kritis dan arus disatukan dengan
vortisitas terkuantisasi (quantized vortices).


Gambar 1.4 Garis singular dalam sebuah Super Konduktor dengan variasi fase disekitarnya.

1.5 Vortisitas Terkuantisasi (Quantized Vorticed)
1.5.1 Konsep Mendasar
Pertimbangkan superkonduktor type-II yang mana panjang dari London adalah
besar. Arus super dan medan magnet tidak lenyap bersama daerah pada permukaan:
disana terdapat daerah yang cukup luas dari

yang tidak bernilai nol. Jika medan


magnet cukup besar,

dapat mencapai nilai tertinggi,

(). Untuk medan


, kecepatannya dapat mencapai

untuk . Ini akan


memandu untuk merusak superkonduktivitas jika tidak terdapat kesempatan untuk
mengkompensasi sebuah kontribusi yang besar terhadap

akibat dari medan


magnet.
Anggap bahwa kita memiliki keistimewaan seperti fase dari fungsi gelombang
electron superkonduksi berubah oleh jika melalui sekitar garis sepanjang
kontur tertutup, lihat gambar 1.4. dengan mempertimbangkan kembali integral
sepanjang kontur ini

(1.17)

Disini adalah fluks magnet sepanjang kontur,

adalah kuantum fluks. Fase yang


berubah sepanjang kontur tertutup adalah . Kita amati bahwa peningkatan
kecepatan superkonduksi adalah terkompesasi secara lengkap oleh variasi fase jika
fluks magnet adalah

. Sehingga dapat diharapkan bahwa dalam


superkonduktor dengan

yang besar dalam medan magnet yang kuat, disana akan


muncul garis singular dengan kerapatan permukaan

seperti (

sebanding
terhadap induksi magnet B. Dibawah konsidi itu, kecepatan superkonduksi tidak
meningkat bersama jarak, dan superkonduktivitas stabil pada keadaan rata-rata.
Masing-masing singularitas dari fase dapat terjadi jika fungsi gelombang dari
elektron superkonduksi, contohnya kerapatan dari elektron superkonduksi

||


mencapai nol pada garis singular. Luasan dari daerah dimana

berkurang sebanding
terhadap nilai kesetimbangan memiliki luas sebesar panjang koheren dan disebut
pusaran inti. Seperti objek singular vortisitas terkuantisasi (quatized vortices):
masing-masing pusaran membawa sebuah fluks magnet terkuantisasi

. Kondisi
yang diperlukan untuk keberadaan vortisitas (vortices) adalah atau tepatnya
. Lebih menguntungkan secara enerjik adalah vortis terkuantisasi tunggal
yang membawa satu fluks magnet kuantum dan memiliki sebuah peredaran 2
sepanjang sumbu pusaran.
Vortisitas adalah objek yang memainkan aturan yang sangat spesial dalam
superkonduktor dan super fluida. Dalam superkonduktor, masing-masing pusaran
persisnya membawa sebuah fluks magnet kuantum. Menjadi aktif secara magnetis,
vortisitas menentukan sifat magnetis dari superkonduktor. Dalam pertambahannya,
merekan bergerak jika materinya adalah homgen. Faktanya, sebuah superkonduktor
dalam keadaan pusaran tidak sepenuhnya superkonduksi dalam pengertian umum.
Tentu saja tidak terdapat efek Meissner: beberapa medan magnet menembus ke dalam
superkonduktor melalui pusaran. Dalam penambahannya, daerah dengan fase normal
muncul: sejak parameternya menuju nol pada sumbu pusar, dan bertahan disekitar
masing-masig sumbu pusar dengan sebuah inti pusar dan sebuah radius terhadap
panjang koheren, terdapat daerah dengan sebuah kerapatan energi rendah terbatas dari
keadaannya. Selebihnya pergerakan vortisitas menjadi pergerakan dalam kehadiran
transportasi arus rata-rata. Ini menghasilkan disipasi dan menyebabkan sebuah
resistivitas terbatas (juga disebut resistivitas aliran fluks): sebuah superkonduktor
tidak selamanya superkonduksi.
Untuk menghindari pergerakan dari vortisitas dan memastikan resistansi nol dari
sebuah superkonduktor, berbagai perusakan seperti struktur granular, perusakan kisi,
perusakan tiruan diperkenalkan ke dalam material superkonduksi. Perusakan tersebut
menarik vortisitas atau menyematkan mereka di dalam superkonduktor. Untuk
mengatasi suatu gaya, salah satunya menerapkan kerapatan arus, arus sematan kritis

, yang menghasilkan gaya Lorentz




dimana adalah vektor satuan dalam arah medan magnet. Bergantung pada
materialnya, arus kritis dapat setinggi

. Untuk arus diantara arus


yang tersematkan, sebuah superkonduktor type-II dapat memiliki resistansi nol sampai
medan magnet

sangat tinggi yang dipertimbangkan lebih besar dari

(lihat
dibawah).
Dalam superfluida, vortisitas muncul dalam sebuah container dengan helium yang
berotasi pada kecepatan angular diatas nilai kritis yang secara prakteknya tidak
tinggi dapat dengan mudah dicapai dalam eksperimen. Vortisitas juga terbentuk jika
sebuah superfluida mengalir dalam sebuah tabung dengan kecepatan yang cukup
tinggi. Gaya terkendali yang menekan vortisitas sekarang adalah gaya Magnus.
Vortisitas bergerak dan mengalami reaksi dari komponen normal; ini memasangkan
superfluida dan komponen normal dan menghasilkan pergeseran satu sama lain
diantara mereka. Sebagai hasilnya, aliran super tidak lagi konstan.

1.5.2. Model London dalam Vortisitas
Ambil curl dalam persamaan (1.9). Ditemukan



Ini terlihat seperti persamaan (1.5) ahli untuk satu istilah tambahan. Istilah ini
tidak nol jika ada vortisitas. Dalam kehadiran vortisitas, persamaan London harus
diubah. Untuk n-kuantum dimiliki vorteks

()
dimana adalah vektor satuan kearah sumbu vorteks. Oleh karena itu, persamaan
London untuk sebuah vortisitas menjadi

()
() (1.18)
dimana

adalah vektor sepanjang sumbu vorteks dengan besarnya satu fluks


kuantum. Untuk sistem vortisitas


()

) (1.19)
dimana jumlah di atas semua posisi vorteks adalah

.
Satu kemudahan dapat mencari medan magnet untuk sebuah vorteks tunggal lurus
(lihat permasalahan 1.1). Dalam koordinat silinder (

()) , medan magnetik


adalah

()

)
dekat dengan sumbu vorteks

. Medan magnet meningkat secara logaritmit


dekat sumbu vorteks. Namun, dalam model ini, koordinat r tidat dapat dibuat lebih
pendek dari panjang koherensi sejak

lenyap pada sumbu vorteks, dan persamaan


London tidak berlaku untuk . Oleh karena itu, pada sumbu
()


)
didapatkan hitungan arus di sekitar vorteks dekat inti.


Untuk sebuah vorteks kuantum tunggal kecepatan superkonduktor adalah


Oleh karena itu, fase ini hanya sudut asimut :


Gambar 1.5: Struktur dari sebuah vorteks single. Daerah inti dengan radius dikelilingi oleh arus.
Bersama dengan medan magnet arus, mereka rusak pada jarak berorde

.

1.5.3. Medan Kritis pada Superkonduktor Tipe-II
Energi bebas dari sebuah vorteks single-kuantum per satuan panjang adalah

[(

) [ ]]

()
()

[ ] (1.20)
Integral terakhir diambil sepanjang kontur yang jauh dan menghilang. Integral yang
pertama memberikan

(1.21)

Untuk vorteks n-kuantum diperoleh

) (1.22)
Energi sebanding dengan

. Oleh karena itu, vortisitas dengan tidak


menguntungkan : energi dari vortisitas kuantum tunggal sebanding dengan kekuatan
pertama dan dengan demikian lebih kecil dari energi dari satu vorteks -kuantum.
Persamaan (1.21) memungkinkan untuk mencari medan elektrik yang lebih rendah,
yaitu medan H diatas vorteks pertama yang muncul. Energi bebas dari satuan volume
dari sebuah superkonduktor dengan sebuah set vortisitas single-kuantum adalah

. Potensi termodinamik yang tepat dalam medan luar H adalah


energy bebas Gibbs


Jika

dimana

) (1.23)
Energi bebas Gibbs adalah minimal untuk B = 0. Hal ini terkait dengan medan nol di
Bulk: efek Meissner terjadi. Energi bebas menjadi negatif jika

Gambar 1.6 : Diagram fase untuk sebuah superkonduktor tipe II

Gambar 1.7: Garis penuh : Magnetisasi superkonduktor tipe II. Bagian linear di bagian medan rendah
sesuai dengan efek Meissner penuh persamaan (1.6). Garis putus-putus : Magnetisasi
superkonduktor tipe I. Efek Meissner berlanjut hingga medan kritis elektrodinamika

. Oleh karena itu, hal tersebut menurun dengan meningatnya B dalam


superkonduktor. Ini berarti bahwa vortisitas muncul untuk

.
Dengan meningkatnya medan magnet, vortisitas menjadi lebih dan lebih padat, dan fase
normal pada inti menempati besar dan besar fraksi dari sampel. Superkonduktivitas ini
benar-benar hancur ketika inti mulai tumpang tindih, yaitu ketika kepadatan

. Kondisi yang tepat adalah


Gunakan persamaan (1.14) kita catat

(1.24)
yaitu, untuk superkonduktor dengan besar , medan kritis

lebih rendah dari

.
Pada saat yang sama,

medan kritisnya jauh lebih tinggi dari

.
Diagram fase superkonduktor tipe II ditunjukkan pada gambar 1.6. Untuk membaca
lebih lanjut tentang vortisitas superkonduktor tipe II lihat Ref. [5, 6, 7, 8].



BAB 2
TEORI BCS

2.1. Landau Fermi-liquid
Keadaan dasar sistem Fermion sesuai dengan keadaan yang penuh dengan energi E
di bawah energi Fermi maksimal

, ditentukan oleh jumlah dari Fermion. Dalam sistem


homogen, seseorang dapat menggambarkan keadaan partikel dengan momentum p
sehingga spektrum menjadi

. Kondisi energi maksimum


mendefinisikan permukaan Fermi dalam ruang momentum. Dalam sistem isotropik, ini
adalah sebuah bola sehingga volumenya dibagi dengan ()

()


memberikan jumlah partikel dengan spin proyeksi per satuan (spasial) volume dari
sistem. Untuk elektron dengan spin

, jumlah total partikel dalam satuan volume dari


sistem, yaitu, kepadatan partikel dua kali

(2.1)
Keadaan dasar ini sesuai dengan energi keadaan dasar

.
Eksitasi dalam cairan Fermi yang meningkatkan energi dibandingkan dengan


dibuat dengan memindahkan partikel dari keadaan di bawah permukaan Fermi ke
keadaan di atasnya. Proses ini dapat dianggap sebagai superposisi dari dua proses.
Pertama adalah penghapusan partikel dari sistem dari keadaan di bawah permukaan
Fermi. Yang kedua adalah menambahkan partikel ke keadaan di atas permukaan Fermi.
Oleh pengambilan partikel luar dari keadaan dengan energi

peningkatan energi
sistem dan membuat lubang eksitasi dengan energi positif

. Dengan
menambahkan partikel menjadi keadaan dengan energi

lagi peningkatan energi


dan membuat eksitasi partikel dengan energi positif

. Energi dari sistem


dengan demikian meningkat sebesar

.
Ditunjukkan pada Gambar. 2.1 adalah proses penciptaan partikel dan lubang
eksitasi dalam cairan Fermi.

Gambar 2.1 : Partikel ( lingkaran bayangan ) dan lubang ( lingkaran putih ) eksitasi di cairan Landau
Fermi. Eksitasi partikel diperoleh dengan menambahkan partikel, Lubang
eksitasi diperoleh dengan menghilangkan partikel ( lingkaran hitam ) dengan berlawanan
momentum.
Anggap saja lebih terinci. Menghapus sebuah partikel dengan momentum

dan energi
dari bawah permukaan Fermi ,

dan

, menciptakan eksitasi dengan


momentum

dan energi

. Menambahkan sebuah partikel dengan


momentum dan energi E di atas permukaan Fermi ,

dan

, menciptakan
eksitasi dengan momentum dan energi

. Untuk sistem isotropik, spektrum


eksitasi akan demikian memiliki bentuk

(2.2)
Ditunjukkan pada gambar 2.2.
Partikel dan lubang eksitasi hidup dalam sistem Fermion dimana korelasi yang kuat
ada karena prinsip Pauli. Seberapa baik eksitasi dengan spektrum partikel bebas
persamaan (2.2) didefinisikan di sini?
Satu dapat menunjukkan bahwa ketidakpastian energi quasiparticle karena
hamburan quasiparticle-quasiparticle,

, di mana P adalah probabilitas


hamburan, di 2 dimensi dan 3 dimensi sistem kecil dibandingkan dengan energi jika

, yaitu dekat permukaan Fermi. Dengan kata lain, quasiparticles baik


didefinisikan hanya dekat permukaan Fermi. Untuk sistem satu dimensi, namun,
sirtuation berbeda, dan quasiparticles Landau tidak ada. Sistem satu dimensi Fermion
dikenal sebagai cairan Luttinger.
Sekarang pendefinisian Hamiltonian untuk partikel dan lubang. Untuk partikel,
didefinisikan Hamiltonian satu-elektron

() (2.3)
dimana adalah potensial kimia dan () adalah beberapa energi potensial. Dalam
keadaan normal ,

.

Gambar 2.2: Spektrum single-partikel (

(garis putus-putus) ditransformasikan


ke spektrum eksitasi Landau

di cairan Fermi dikorelasikan secara kuat.

Yang diterapkan pada sistem dari secara keseluruhan partikel , maka akan
menghasilkan Hamiltonian dalam bentuk dimana adalah Hamiltonian sistem
penuh. Hal ini lebih tepat untuk sebuah sistem dimana potensial kimia adalah tetap
daripada jumlah partikel , seperti yang terjadi , untuk contohnya, dalam superkonduktor
terhubung ke sebuah sirkuit eksternal. Hamiltonian persamaan ( 2.3 ) sesuai dengan
canonical operator momentum

dan diasumsikan berputar independen.



Fungsi gelombang eksitasi partikel

() dengan energi dan momentum memenuhi

()

() (2.4)
Sekarang beralih ke lubang eksitasi. Fungsi gelombang lubang

() dengan
energi dan momentum memenuhi

()

()

Sebuah lubang eksitasi adalah tidak adanya sebuah partikel dengan energi dan
momentum . Menurut deskripsi cairan Landau Fermi, lubang Hamiltonian adalah


Hamiltonian

()

(2.5)

sesuai dengan momentum canonical operator

. Fungsi gelombang lubang


memenuhi

()

() (2.6)


Gambar 2.3 : (a) Sepasang Cooper terbentuk dari eksitasi partikel dengan momentum dan dengan
momentum di atas permukaan Fermi ( bayangan lingkaran ) , yang setara dengan (b)
Eksitasi partikel dengan momentum dan eksitasi lubang dihapus ( lingkaran putih )
dengan hampir sama momentum .
2.2 Masalah Cooper
Masalah Cooper asli adalah sebagai berikut. Pertimbangkan sebuah benda yang
terbuat dari sepasang elektron dengan energi

memiliki spin yang berlawanan dan
berlawanan momentum dan sedikit di luar permukaan Fermi, lihat gambar 2.3 (a).
Fungsi gelombang naik

()

dan

()

, masing-masing.
Akan dilihat nanti bahwa pasangan ini sebenarnya terbentuk dari sebuah elektron dalam
keadaan

()

atas permukaan Fermi dan lubang yang dimusnahkan


sebelumnya dalam keadaan

()

dengan hampir sama momentum di


bawah permukaan Fermi. Lubang dimusnahkan dalam arti setara dengan
elektron dengan momentum dan memiliki fungsi gelombang

()

()

gambar 2.3 (b).


Fungsi gelombang pasangan (pair) adalah

)
(


Kombinasi linear dengan berbagai memberikan koordinat fungsi gelombang

)
(


(2.7)
dimana

. Transformasi inversnya adalah

()


dimana adalah volume sistem.
Asumsikan bahwa elektron dalam pasangan berinteraksi melalui potential
(

)= (

). Hamiltonian adalah


()


() . Persamaan
Schr dinger memiliki bentuk
[


()


() (

)]

)

Mengalikannya dengan
(

)
dan menghitung integral terhadap volume diperoleh
persamaan ini dalam representasi momentum ,
[


dimana

()

()



Asumsikan bahwa



dimana

. Kekuatan interaksi

dimana

adalah besarnya potensi


interaksi sementara

adalah volume dimana interaksi dari

berbagai
terkonsentrasi. Kita mempunyai

(2.8)

Di sini jumlahnya

diambil alih yang memenuhi

, sedangkan jumlahnya

adalah mengambil alih kedaan dalam satuan volume. Ditunjukkan





Persamaan (2.8) menghasilkan




dimana



Hal ini memberikan

() (2.9)

Persamaan (2.9) diilustrasikan dalam Gambar 2.4. Sistem ditempatkan dalam kotak
besar. Aras

akan menjadi set diskrit

ditunjukkan pada Gambar 2.4 oleh garis
vertikal putus-putus. Aras terendah

sangat dekat dengan nol dan akan mendekati nol
ukuran kotak meningkat. Fungsi ( E ) bervariasi dari - sampai + sebagai E
meningkat dan melintasi setiap

. Namun, untuk negatif E < 0 , fungsi ( E )
mendekati nol sebagai E -, dan ada titik persimpangan dengan aras negatif -1/| W |
untuk negatif E. Ini berarti bahwa ada keadaan dengan energi negatif energi


memuaskan persamaan (2.9) untuk negatif W < 0. Untuk atraksi W < 0 dimiliki

||















Gambar 2.4. Fungsi (E) untuk sistem dengan spektrum diskrit



Misalkan () adalah jumlah keadaan dalam volume satuan per satu proyeksi putar
dengan energi di bawah . Kuantitasnya
()
()


disebut rapat keadaan (DOS). Pada keadaan normal dimana


()
(

()



Maka,
()



Dengan pemikiran tersebut, substitusi jumlah dengan integral

()


Faktor 2 menerangkan putaran (spin). Sekarang, untuk energi negatif E = E
0
= - |E
0
|

||

()

|
() (
|

|
)

(2.10)
Di sini kita mengganti p dengan konstanta p
F
karena

dan dengan demikian


|

. Kami juga menunjukkan


()

(2.11)
rapat keadaan pada permukaan Fermi. Persamaan (2.10) memberikan
|

()||
(2.12)

Faktor berdimensi ()()

disebut konstanta interaksi. Untuk


sambungan lemah, ()|| , kita dapatkan

|

()||


Untuk sambungan kuat, ()|| ,

|

| ()||



Kita lihat bahwa terdapat sepasang partikel-hole (pasangan Cooper) dengan energi
|E
0
| di bawah permukaan Fermi. Ini berarti bahwa sistem partikel pada keadaan normal
dan hole tidak stabil terhadap pembentukan pasangan, ini merupakan daya tarik
(betapapun kecilnya) antara elektron: Memang, jika kita menempatkan sepasang elektron
ekstra dalam sebuah sistem yang memiliki permukaan Fermi, dua elektron tersebut
ditemukan dikeadaan bawah permukaan Fermi, bertentangan dengan asumsi bahwa tidak
tersedia keadaan di dalam permukaan Fermi.
Dalam superkonduktor konvensional, daya tarik disebabkan oleh pertukaran fonon.
Daya tarik antara elektron juga dapat disebabkan oleh interaksi magnetik dari pasangan
triplet (dengan spin nol dari pasangan). Tolakan Coulomb berkurang dengan efek
skrining pada jarak ukuran pasangan sehingga tidak merusak pasangan. Gambar 2.5
mengilustrasikan efek pada spektrum eksitasi penghubung antara partikel dan lubang
(hole) dekat permukaan Fermi yang ditunjukkan pada Gambar 2.3.








Gambar 2.5. Sambungan antara elektron dan hole mengubah spektrum energi: celah sama
dengan |E
0
| terbuka dekat permukaan Fermi.

Efek pasangan Cooper memberikan dasar untuk memahami superkonduktivitas.
Menurut gambar ini, pasangan, menjadi partikel Bose, membentuk kondensasi Bose
dalam keadaan tunggal dengan fungsi gelombang yang memiliki fase tunggal untuk
semua pasangan, yang merupakan kebutuhan dasar bagi adanya arus super.

2.3. Model BCS
2.3.1 Persamaan Bogoliubov-de Gennes
Sambungan antara partikel dan hole digambarkan oleh pembuatan medan pasangan
ke dalam partikel dan hole persamaan (2.4) dan (2.6). Hasil dari persamaan tersebut
dikenal sebagai persamaan Bogoliubov-de Gennes (BdGE).

() ()() () (2.13)

()

()() () (2.14)

Fungsi ( ) ortogonal

()

()

()

()]

(2.15)
Untuk momentum kita mempunyai
[

()

()

()

()]

()

) (2.16)

2.3.2 Persamaan konsistensi diri
Medan pasangan sebanding dengan fungsi gelombang dua partikel,
() ( )( ) ( )( ) (2.17)

Disini menunjukkan statistik rata-rata. Satu menemukan
() (

()

()

(2.18)

dimana

adalah fungsi distribusi. Dalam kesetimbangan, ini adalah fungsi Fermi



Kita lihat bahwa medan pasangan adalah kombinasi linear dari keadaan pasangan
yang dibuat seperti partikel dan dimusnahkan seperti eksitasi hole.

2.4 Observables
2.4.1 Spektrum energi dan faktor koherensi
Pertimbangkan kasus di mana | |

adalah konstan dalam ruang dan


medan magnet tidak ada. The BdGE memiliki bentuk
*

+ () () () (2.19)
*

+ ()

() () (2.20)

dimana

Kita cari solusi dalam bentuk


(2.21)
dimana q adalah vektor konstan. Kita mempunyai

||

(2.22)

||

(2.23)
dimana

]

Kondisi solvabilitas persamaan (2.22) dan (2.23) memberikan

||

(2.24)
Menurut gambar Landau dari Fermi cair, kita hanya mempertimbangkan energi .
Spektrum ditunjukkan pada Gambar 2.6.
Fungsi gelombang u dan v untuk momentum q ditemukan dari persamaan (2.22),
(2.24). Kita memiliki

(2.25)
Normalisasi dipilih untuk memenuhi persamaan (2.16)
Energi || adalah partikel tunggal dengan energi eksitasi terendah dalam
superkonduktor. || sesuai dengan energi yang dibutuhkan untuk menghancurkan
pasangan Cooper. Oleh karena itu, dapat didentifikasi 2|| sepasangan energi yang
ditentukan oleh masalah Cooper di bagian sebelumnya, |E| = 2||.
Elektron dalam pasangan memiliki kecepatan

. Oleh karena itu, karakteristik


momentum (selain

) yang berhubungan dengan pasangan ini ||

.
Menggunakan prinsip ketidakpastian, , di mana R memiliki arti "ukuran"
efektif dari pasangan Cooper, ditemukan

||. Skala karakteristik ini


mempersiapkan skala panjang yang sangat penting yang disebut panjang koherensi.

||
Untuk energi tertentu, ada dua nilai yang mungkin

||

(2.26)
yang masing-masing sesuai dengan partikel atau lubang (hole) (lihat Gambar 2.6).
Kuantitasnya adalah

()


adalah eksitasi kecepatan grup. Kita memiliki

||

.










Gambar 2.6. Eksitasi spektrum BCS di sebuah superkonduktor. Garis yang tebal menunjukkan
quasiparticles spectrum dekat permukaan Fermi dimana quasiparticles Landau
didefinisikan dengan baik. Pada energi yang lebih tinggi lebih dekat dengan


quasiparticles Landau tidak terdefinisi dengan baik (garis putus-putus). Garis putus-putus
pada energi yang lebih rendah menunjukkan perilaku spektrum dalam keadaan normal
|

|

Maka,

||

||

||

(2.27)
dimana

adalah kecepatan di permukaan Fermi. Kita melihat bahwa


kecepatan grup adalah positif, yaitu, arahnya bertepatan dengan arah q untuk eksitasi di
luar permukaan Fermi

. Seperti kita ketahui, eksitasi tersebut seperti partikel. Di


sisi lain,

untuk eksitasi di dalam permukaan Fermi

yang dikenal sebagai


eksitasi hole.



2.4.2 Rapat Keadaan
Kuantitas penting lainnya adalah rapat keadaan (DOS) () didefinisikan sebagai
berikut. Mari kita andaikan bahwa n

(q) keadaan per spin dan per satuan volume untuk


partikel dengan momentum hingga . Rapat keadaan adalah jumlah keadaan energi
dalam interval dari ke , yaitu
()

()


Seperti yang bisa kita lihat, dalam superkonduktor, tidak ada eksitasi dengan energi
|| DOS per satu proyeksi spin adalah nol untuk || Untuk || kita
mempunyai

()

)|

||

()

||

(2.28)
Disini
()



adalah DOS per satu proyeksi spin dalam keadaan normal untuk eksitasi energi nol,
yaitu, pada permukaan Fermi. q diganti dengan

. Memang,

, besarnya q sangat
dekat dengan

untuk . Fakta ini sangat penting untuk aplikasi praktis dari teori
BCS, seperti yang akan kita lihat berikut.










Gambar 2.7. Rapat keadaan superkonduktor sebagai fungsi energi

2.4.3 Energi Gap
Keadaan persamaan (2.21) ditetntukan oleh vektor gelombang q dengan Uq dan Vq dari
persamaan (2.25) hasil

menjadi


Persamaan (2.18) menjadi
(

(2.29)
Kita ganti penjumlahan dengan integral

()

()



dan perhatikan bahwa dalam kesetimbangan,

)
Selain itu,


Ketika bervariasi dari - ke +, energi berubah dari ke + mengambil setiap nilai
dua kali. Oleh karena itu, persamaan konsistensi diri mengambil bentuk
(

()

||

||

(2.30)
Integral menyimpang secara logaritmis pada energi yang besar. Bahkan, potensial
interaksi tidak juga tergantung pada energi

, sehingga hilang untuk energi tinggi


melebihi beberapa nilai

. Kami berasumsi bahwa


Dari persamaan (2.30) kita dapatkan persamaan gap

||

||
(2.31)
dimana berdimensi parameter () ()

disebut interaksi konstan.


Untuk phonon dimediasi pasangan elektron, daya tarik efektif bekerja untuk energi di
bawah energi Debye

. Oleh karena itu,

dalam persamaan (2.31). Persamaan


ini menentukan ketergantungan gap pada suhu.
Persamaan ini dapat digunakan untuk menentukan suhu kritis

, dimana gap
hilang. Kami mempunyai
(

(2.32)
Ini untuk mengurangi

(2.33)
Integralnya

()


Disini dimana

dan adalah
Euler konstan. Oleh karena itu,

()

(2.34)
Interaksi konstan biasanya kecil, karena dari urutan 0,1 0,3 dalam superkonduktor
praktis. Oleh karena itu, biasanya

Untuk suhu nol kita dapatkan dari


persamaan (2.31)

||

||
) (

||)

||
(2.35)
Oleh karena itu, saat T = 0
|| () ()




2.4.4 Arus
Ungkapan kuantum mekanik untuk rapat arus adalah

( ) *(

) ( )+


*(

( )+ ( ) (2.36)
Dalam keadaan superkonduktor kita memperoleh

() (

()

() (

() ] (2.37)

You might also like