You are on page 1of 17

A.

LATAR BELAKANG
Trauma medula spinalis adalah trauma yang mengenai sumsum tulang
belakang( spinal cort / medula spinalis) yang pada umumnya terletak pada intra-
dural ekstra meduler. Selain itu juga ada yang terjadi pada ekstra dural serta intra-
durel walaupun jumlahnya tidak banyak.
Akibat medula spinalis akibat trauma adalah paling sering terjadi dan
menjadi penyebab ketidak kemampuan dan kematian di united states. Kira-kira !
" trauma sistem sara# mengenai medula spinalis. $iperkirakan lebih dari !! ribu
oarang menderita paralise Akibat cidera medula spinalis dan ! ribu oarang atau
lebih terkena cidera dalam satahun. Kebanyakan orang yang cedera medula
spinalis adalah pria berumur % sampai &' tahun.
Kecelakaan medula spinalis terbesar disebabkan oleh kecelakaan lalu
lintas( tempat yang paling sering terkena cidera adalah regio ser)ikalis dan
persambungan thorak dan regio lumbal.
*esi trauma yang berat dari medula spinalis dapat menimbulkan transaksi
dari medula spinalis atau merobek medula spinalis dari satun tepi ketepi yang lain
pada tingkat tertentu disertai hilangnya #ungsi. Transaksi juga disebut cidera
Akibat medula spinalis lengkap. +uadriplegi terjadi pada pasien yang cidera pada
salah satu segmendari ser)ikal Akibat medula spinalis. ,ada tingkat awal semua
cidera Akibat medula spinalis belakang terjadi periode #leksi paralise dan hilang
semua re#lek dibawah lagi. -ungsi sensori dan autonom juga hilang( medula
spinalis juga bisa menyebabkan gangguan sistem perkemihan( disre#leksi otonom
atau hipere#leksi juga #ungsi seksual juga dapat terganggu.
,erawatan awal setelah terjadi cidera kepala medula spinalis ditujukan
pada pengembalian kedudukan tulang dari tempat yang patah atau dislokasi.
*angkah-langkahnya terdiri dari immobilisasi sederhana( traksi skeletal( tindakan
bedah untuk membebaskan kompresi spina. Sangat penting untuk
mempertahankan tubuh dengan tubuh dipertahankan lurus dan kepala rata.
Kantong pasir mungkin diperlukan untuk mempertahankan kedudukan tubuh.
B.TUJUAN PENULISAN
1. tujuan umum
.ntuk pemahaman asuhan keperawatan pada pasien dengan trauma medula
spinalis.
2. Tujuan khusus
. /emahami anatomi #isiologi medula spinalis.
&. /emahami koonsep dasar tentang trauma medula spinalis.
0. $apat melaksanakan pengkajian pada pasien dengan trauma medula
spinalis.
1. /erumuskan diagnosa keperawatan.
'. $apat membuat 23,.
4. $apat merumuskan e)aluasi.
BAB II
ISI
KONSEP DASAR
A. DEFINISI
Trauma medula spinalis adalah trauma yang mengenai sumsum tulang
belakang( spinal cort / medula spinalis) yang pada umumnya terletak pada intra-
dural ekstra meduler. Selain itu juga ada yang terjadi pada ekstra dural serta intra-
durel walaupun jumlahnya tidak banyak.
B. ETIOLOGI
,enyebab dari Trauma medula spinalis yaitu karena kecelakaan mobil(
sepeda motor( menyelam( berselancar dan kecelakaan atletik lain( tembakan
senapan merupakan merupakan penyebab utama dari medula spinalis.
C. PATOFISIOLOGI
Kerusakan medula spinalis berkisar dari komosio sementara ( dimana
pasien sembuh sempurna) sanpai kontusio( laserasi dan kompresi substansi
medula ( baik salah satu maupun kombinasi). Sampai transeksi lengkap medula
( yang membuat pasien paralisis dibawah tingkat cidera).
5ila hemoragi terjadi pada daerah spinalis( darah dapat merembes ke
e6tradural subdural atau daerah subarahnoid pada kanal spinal. Segera Setelah
terjadi kontusio atau robekan akibat cidera( serabut-serabut sara# mulai
membengkak dan hancur. Sirkulasi darah ke substansia griseria medula spinalis
menjadi terganggu tidak hanya hal ini saja yang terjadi pada cidera pembuluh
darah medula spinalis( tetapi proses patogenik dianggap menyebabkan kerusakan
yang terjadi pada cedera medula spinalis akut. Suatu rantai sekunder kejadian-
kejadian yang menimbulkan iskemia( hipoksia( edema dan lesi-lesi hemoragi(
yang pada gilirannya mengakibatkan keruskan mielin dan akson.
7eaksi sekunder ini( diyakini penyebab prinsip desenerasi medula spinalis
pada tinkat cudera( sekarang dianggap re)ersibel 1 sampai 4 jam setelah cidera.
.ntuk itu jika kerusakan medula tidak dapat diperbaiki( maka beberapa metode
mengawali pengobatan dengan menggunakan kortikosteroid dan obat-obat anti
in#lamasi lainnya yang dibutuhkan untuk mencegah kerusakan sebagian dari
perkembangannya( masuk ke dalam kerusakan total dan menetap.
/A28-9STAS8 K*828S
Trauma ini umumnya mempunyaigejala klinis yang hampir kebanyakansatu sama
lainnya( baik intradural e6tra-meduler( e6traduller atau intra-duller yaitu sebagai
berikut:
.;ejala-gejala radikular :hipertensi(nyeri akar
&.;ejala penekanan
0.gejala sensorik
1.,eninggian re#lek #isiologis dan timbul re#lek patologis.
'.Sindrom 5ladder-7ectum 8ncontinensia urin( retensio urin( konstipasi
4. gangguan sara# simpatis : re#lek pilomotor (merinding)( re#lk )asomotor (pucat
kalau kulit ditusuk)( berkeringat.
D. KLASIFIKASI KEEROSOTAN NEUROLOGIS SE!UBUNGAN
DENGAN TINGKAT LESI SPINAL CORD.
TINKAT LESI KEEROSOTAN NEUROLOGIS
3 ke 3& +uardiplegia< tidak ada #ungsi perna#asan karena hambatan
perna#asan jika tidak diobati ( 7espiratory Arrest )
30 ke 31 +u=rdiplegia < kehilangan sara# yang mempersara#i sara#
dia#ragma ( ,hrenic /ei)e ) tidak ada perna#asan.
31 ke 3' +uardiplegia < tidak ada kekuatan mator lengan.
3' ke 34 +uardiplegia < #ungsi motor lengan yang menyilang.
34 ke 3> +uardiplegia < tidak ada #ungsi trisep kecuali bisep.
3> ke 3% +uardiplegia < tidak ada #ungsi intrinsik otot tangan kecuali
trisep.
T ke T& ? * Ke *& ,araplegia < #ungsi lengan ada beberapa
kehilanganintercostal( kehilangan #ungsi kandung kemih(
usus besar / bowel( #ungsi se6.
*& dan bawahnya Kerusakan 3auda e=uina < kombinasi hilangnya sensori(
motorik( bowel( kandung kemih( #ungsi se6( derajat cidera
tergantung pada akar sara# mana yang terkena.
Sakral Kehilangan #ungsi bowel( kandung kemih dan se6ual.
TINGKAT GANGGUAN NEUROLOGIS SESUAI SEGENT
EDULA SPINALIS.
/usculus / pleksus Segment 2er)us
P"#ksus $#%&'ka"'s C1 ( C)
- $ia#ragma 30 - 31 -renikus
- Skaleni 30 - 3%
P"#ksus B%a$h'a"'s C* ( Th 2
Seratus anterior 3' - 3> - 34 Torasikus longus
Supra dan in#raspinati 3' - 34 Supraskapularis
$eltoideus 3' Aksilaris
Teres minor 31 - 3'
Teres mayor 3' - 34 Subskapularis
5isep 3' - 34 /uskuluskeletal
5rakialis antikus 3' - 34
Korachobrachialis 3'-34-3>
-leksor carpi radialis 34
/edianus
,ronator teres 34 - 3>
-leksor digitorumsublimis 3>
-leksor #olocis longus 3>
-leksor digitorum pro#undus 3>
,ronator =uadratus 34
Abduktor polocis bre)is 3> - 3%
-leksor polisis bre)is 3> - 3%
@ponens polisis 34 - 3>
*umbrikalus -&-0 3%( Th
-leksor carpi ulnaris 34
-leksor digitorum pro#undus 3>
.lnaris
Abduktor polisis 3>( Th
*umbrikalus 0-1 3%( Th
3%( Th
Abduktor minimi digiti 3%( Th
@ponens minimi digiti 3> - %( Th
-leksor minimi digiti 3> - %( Th
Tricept 34 - >
7adialis
5rachio radialis 3' - 4
9kstensor 3arpi radialis 3 4 - >
9kstensor digitorum komunis 3 >
9kstensor digiti =uinti propeus 3 >
9kstensor carpi ulnalis 3 >
Supinator bre)is 3' - 4
Abduktor polisis longus 3 > - %
9kstensor polisis bre)is 3 %( Th
9kstensor polisis longus 3 >
9ktensor 8ndisis proprius 3 >
N#%&us t+%as'kus Th 1 ( 12
8ntercostal Th - 8ntercostalis
Subcostal
Abdominal
- 9ksternal oblik
- 8nternal @blik
- Trans)ersalis
- 7ectus
Th % - &
P"#ksus "um,a"'s Th 12 - L )
illiopsoas Th & A *(&(0
Sartorius *& - 0 Krulalis
+uadriseps l& A 1
@bsturator
,ektineus *& - 1
Abduktor *& A 1
;rasilis *& A 1
@bturator 9ksternus *0 A 1
P"#ksus sak%a"'s L* - S*
@bsturator 8nternus *' A S
;emeli *1 A '( S
8schiadikus
Kuadratus #emoris *1 A '( S
5iceps -emoris *' A S A &
Semiten dinosus *1 A '( S
Semimembranosus *1 A '( S
Tibialis antikus *1 A '
,eroneus (-ibularis )
ekstensor digitorum longus *1 A '( S
9kstensor halusis longus *1 A '
9kstensor digitorum bre)is *' ( S
9kstensor halusis bre)is *1 A '
,eroneus ( #ibularis ) *'( S
;astrognemius *1 A S- &
Tibialis
Soleus *' A S
Tibialis postikus *' A S
-leksor digitorum longus *'( S A 0
-leksor halusis longus *' A S A 0
-leksor digitorum bre)is *' A S
-leksor halusis bre)is *' A S-&
,lantaris S A &
S#ingter dan parineal S0 A 1 A ' ,udendus
E.KONSEP ASU!AN KEPERA.ATAN
Data su,j#kt'/
. ,engertian pasien tentang cidera dan de#isit yang ditimbulkannya.
&. Si#at cidera( sebagaimana trjadi cidera.
0. Terdapat dispnoe
1. ,erasaan yang tidak biasa ( paresthesia( dsb)
'. 7iwayat hilang kesadaran
4. Terdapat nyeri
>. Bilang sensory tingkatannya.
Data +,0#kt'/
. Status respirasi ( terjadi penurunan #ungssi perna#asan karena terganggu otot
aksesori mayor)
&. Tingkat kewaspadaan dan kesadaran menurun
0. @rientasi
1. .kuran pupil( kesamaan dan reaksi
'. Kekuatan motorik ( mengalami paralisis sensori dan motorik total)
4. ,osisi tubuh dalam posisi netral.
>. Suhu( tekanan darah turun( nadi.
%. 8ntegritas kulit
C. Kondisi kolon dan kandung kemih dan distensi.
!. Terdapat cidera lain ( #raktur dan cidera kepala)
P#m#%'ksaan 1'a2n+st'k
,engkajian neurologik yang lengkap perlu dilakukan( pertama perlu
kiranya perlu diketahui apakah terdapat patah atau pergeseran )ertebral.
$iagnostik dengan sinar D ( sinar D pada spinal ser)ikal lateral dan pemindahan
3T)E suatu riset dilakukan untuk cidera lain karena trauma spinal sering brsamaan
dengan cidera lain( yang biasanya dari kepala dan dada. ,emantauan 9K;
kontinyu merupakan indikasi karena biodikardia (perlambatan #rekuensi jantung)
dan asistole ( standstill jantung) umum cedera ser)ikal akut. 3T scan sangat
membantu penyusuran cidera medula spinalis. /78 dapat menemukan kompresi
medula spinalis dan edema.
F. D'a2n+sa k#3#%a4atan
. ,enurunan #ungsi mobilitas bFd adanya paraplegia sekunder adanya
penekanan pleksus brachialis( pleksus lumbalis oleh karena trauma medula
spinalis.
&. ;angguan pola napas tidak e#ekti# bFd kelemahan otot abdomen dan
intercostal serta ketidakmampuan membersihkan sekresi.
0. ;angguan eliminasi ( bowel incontinensia( konstipasi) bFd rusaknya ner)us
pudendus lintasan )egetati# pada sakral 0-1-' sekunder adanya penekanan
oleh trauma medula spinalis.
1. ;angguan eliminasi ( urinary incontinensia( retensi) bFd rusaknya ner)us
pudenous lintasan )egetati# pada sakral 0-1-' sekunder adanya penekanan
oleh trauma medula spinalis.
'. ;angguan rasa nyaman nyeri radiks bFd tertekannya ner)us curalis sekunder
adanya trauma medula spinalis pada segmen Th &-* &(0
4. ,erubahan emosi dan kepribadian ( depresi( denial( an6iety( kecacatan
menetap( perubahan body image) bFd penurunan #ungsi neurilogis( sekunder
adanya trauma medula spinalis.
/asalah kolaborati#( komplikasi potensial
5erdasarkan data pengkajian komplikasi yang mungkin terjadi meliputi
Trombosis )ena pro)unda.
Bipertensi orto stadi.
Biperre#leksi autonom.
P#nu%unan /un2s' m+,'"'tas ,51 a1an0a 3a%a3"#2'a s#kun1#% a1an0a
3#n#kanan 3"#ksus ,%a$h'a"'s6 3"#ksus "um,a"'s +"#h ka%#na t%auma
m#1u"a s3'na"'s.
Kriteria hasil :mempertahankan posisi #ungsi dibuktikan oleh tak adanya
kontraktur( #oot droop.
/eningkatkan bagian tubuh yang sakit.
8nter)ensi :
kaji secara teratur #ungsi motorik.
/encegah terjadinya de#ormitas dan kehilangan #ungsi gerak.
,osisi tidur pasien yang benar untuk mencegah kontraktur dan
mempertahankan body aligment yang baik.
. Tempat tidur dengan alas yang keras dan rata.
&. .sahakan telentang kecuali saat pemenuhan akti)itas( untuk
mencegah de#ormiter #leksi paha.
0. ;unakan #ootboard selama terjadi kelumpuhan agar kaki tetap
dalm posisi dorso#elksi mencegah #oot droop( tumit memendek
plantar #leksi.
1. 3gah penggunaan #oot board setelah terjadi kekejangan yang
berlanjut karena akan menambah kekakuan dan plantar #leksi.
'. 3egah terjadinya tekanan yang berlebihan pada tumit.
4. Gangan menggunakan perban untuk menarik kaki yang sakit ke
arah plantar #leksi.
5erikan suatu alat agar pasien mampu untuk meminta pertolongan.
5antu F lakukan latihan rom pada semua ekstremitas dan sendi(
pakailah gerakan perlahan dan lembut.
,antau T$ sebelum dan sesudah melakukan akti#itas pada #ase
akut.
;antilah posisi secara periodik walaupun dalam keadaan duduk.
;unakan ganjalan pada daerah posterior dan usahakan lutut dalam
posisi ekstensi secara penuh( amankan daerah posteror dengan
perban yang elastis.
;unakan bantalan daerah trochanter mulai dari krista iliaka sampai
pertengahan paha untuk mencegah eksternal rotasi pada sendi paha
jika dalam posisi dorsal.
Tempatkan pasien dalam posisi prone ' menit A H jam & A 0
kali perhari untuk mencegah kontraktur paha yang #leksi.
/emberi latihan pada daerah yang sakit( ajarkan pasien untuk
menempatkan bagian kaki yang sakit di atas bagian kaki yang sehat
agar pasien mampu mengembalikan badannya sendiri.
Gan22uan 3+"a na3as t'1ak #/#kt'/ ,51 k#"#mahan +t+t a,1+m#n 1an
'nt#%$+sta" s#%ta k#t'1akmam3uan m#m,#%s'hkan s#k%#s'.
Kriteria hasil : /empertahankan )entilasi adekuat dibuktikan oleh tidak adanya
distress pernapasan dan ;$A dalam batas dalam batas yang diterima
8nter)ensi :
,ertahankan jalan napas( posisi kepala dalam keadaan posisi netral(
tinggikan sedikti kepala tempat tidur jika dapat ditoleransi pasien :
gunakan tambahan / beri jalan napas buatan jika ada indikasi.
*akukan penghisapan bila perlu( catat jumlah( jenis dan
karakteristik sekresi.
Kaji #ungsi pernapasan dengan menginstruksikan pasien untuk
melakukan napas dalam. 3atat adanya / tidak ada pernapasan
spontan( contoh pernapasan labored( menggunakan otot aksesori.
Auskultasi suara napas. 3atat bagian A bagian paru yang bunyinya
menurun atau tidak ada atau adanya suara napas ad)entisius
(ronkhi( mengi( krakles).
3atat kemampuan ( kekuatan ) dan / atau kee#ekti#an dari #ungsi
batuk.
5antu pasien untuk batuk ( jika diperlukan ) dengan meletakkan
tangan di bawah dia#ragma dan mendorong ke atas sewaktu pasien
melakukan ekspirasi.
@bser)asi warna kulit : adanya sianosis( keabu A abuan.
Kaji adanya distensi abdomen dan spasme otot.
Anjurkan pasien untuk minum ( minimal &!!! ml / kalori ).
Gan22uan %asa n0aman n0#%' %a1'ks ,51 t#%t#kann0a n#%&us $u%a"'s
s#kun1#% a1an0a masa t%auma m#1u""a s3'na"'s 3a1a s#2m#n Th 12 ( L1
267
Kriteria hasil : /elaporkan penurunan rasa nyeri F ketidak nyamanan.
/engidenti#ikasi cara-cara untuk mengatasi nyeri.
8nter)ensi :
Kaji terhadap adanya nyeri.
9)aluasi peningkatan iritabilitas( tegangan otot( gelisah( perubahan
tanda )ital yang tak dapat dijelaskan.
5erikan tindakan kenyamanan misalnya < perubahan posisi(
masase( kompres hangatFdingin( sesuai indikasi.
$orong pengguanaan teknik relaksasi.
Gan22uan #"'m'nas' 8 u%'na%0 'n$+nt'n#ns'a6 %#t#ns'9 ,51 %usakn0a n#%&us
3u1#n+us "'ntasan &#2#tat'/ 3a1a sak%a" 7()(* s#kun1#% a1an0a
3#n#kanan +"#h t%auma m#1u"a s3'na"'s.
Kriteria hasil : eliminasi urin dapat dipertahankan masukan F pengeluaran dengan
urine jernih bebas bau.
8nter)ensi :
Kaji pola berkemih seperti #rekuensi dan jumlahnya.
,alpasi adanya distensi kandung kemih.anjurkan pasien untuk
melaporkan asupan cairan( pola berkemih(jumlah residu urin
setelah dilakukan kateterisasi( kualitas urin dan
beberapa perasaan yang tidak biasanya ada yang mungkin terjadi.
@bser)asi adanya urine seperti awan atau berdarah( bau yang tidak
enak.
5ersihkan daerah perineum dan jaga agar tetap kering( lakukan
perawatan kateter jika perlu.
Gan22uan #"'m'nas' 8u%'na%0 'n$+nt'n#ns'a6 k+nst'3as'9 ,:1 %usakn0a
n#%&us 3u1#n+us "'ntasan &#2#tat'/ 3a1a sa$%a" 7()(* s#kun1#% a1an0a
3#n#kanan +"#h t%auma m#1u""a s3'na"'s.
Kriteria hasil : /enciptakan kembali kepuasan pala eliminasi usus.
8nter)ensi :
Auskultasi bising usus( catat lokasi dan karakteristiknya.
@bser)asi adanya distensi abdomen jikabising usus tidak ada atau
berkurang.
3atat adanya mual( ingin muntah.
Kenali adanya tanda-tandaF periksa adanya sumbatan.
P#%u,ahan #m+s' 1an k#3%',a1'an 8 1#3%#s'6 1#n'a"6 an;'#t06 k#$a$atan
m#n#ta36 3#%u,ahan ,+10 #ma2#9 ,51 3#nu%unan /un2s' n#u%+"+2'st6
s#kun1#% a1an0a t%auma m#1u""a s3'na"'s.
Kriteria hasil : /engenali kerusakan sensori.
/engungkapkan kesadaran tentang kebutuhan sensori dan
potensil terhadap penyimpangan F kelebihan beban
8nter)ensi :
*indungi dari bahaya tubuh.
5antu pasien mengenali dan mengkompensasi perubahan sensasi.
,osisikan pasien untuk melihat sekitar akti#itas.
5erikan akti#itas hiburan.
5erikan tidur tanpa gangguan dan periode istirahat.
G. E<ALUASI
hasil yang diharapkan
mempehatikan peningkatan pertukaran gas dan bersihan jalan napas dari
sekresi yang diperlihatkan oleh bunyi na#as normal pada pengkajian
auskultasi.
a. bernapas dengan mudah tanpa napas pendek.
b. melatih napas dalam setiap jam( batuk e#ekti# dan paru-paru bersih dari
secret.
c. bebas dari in#eksi paru-paru ( missal( suhu normal( #rekuensi nadi dan
pernapasan normal( bunyi napas normal( tidak ada sputum purulen.
bergerak dalam batas dis#ungsi dan memperlihatkan usaha melakukan latihan
dalam na#as #ungsi.
mendemostrasikan integritas kulit dengan optimal.
A. memperlihatkan turgor kulit normal dan kulit bebas dari
kemerahan atau kerusakan
5. berpartisipasi dalam perawatan kulit dan memantau prosedur
dalam keterbatasan #ungsi
mencapai #ungsi kandung kemih
A. tidak memperlihatkan adanya tanda in#eksi saluran urine. ( mis. suhu
normal( berkemih jernih( urine encer)
5. mngosumsi asupan cairan adekuat.
3. berpartisipasi dalam program latihan dalam batasan #ungsi.
mencapai #ungsi de#ekasi
A. melaporkan pola de#ekasi tratur.
5. mengkonsumsi makanan berserat yang adekuat dan cairan
melalui oral.
3. berpartisipasi dalam program latihan de#ekasi dalam batas
#ungsi
melaporkan tidak ada nyeri dan ketidak nyamanan.
bebas komplikasi
A. memperlihatkan tidak ada tanda trombo#lebitis( trombosis
)ena pro)unda( atau emboli paru.
5. tidak menunjukkan adanya mani#estasi emboli paru
( missal. tidak neri dada atau panas pendek : gas darah arteri normal )
3. mempertahankan tekanan darah dalam batas normal.
$. tidak mengalami sakit kepala dengan perubahan posisi
9. tidak menunjukkan adanya hipere#leksia autonom ( mis.
tiak sakit kepala( dia#oresis( hidung tersumbat( atau bradikardia dia#oresis.)
BAB III
PENUTUP
A. K#s'm3u"an
penatalaksanaan cidera spidula spinalis harus tepat karena bisa
menyebabkan kerusakan dan kehilangan #ungsi neurologik. tujuan
penatalaksanaan adalah untuk mencegah cidera spinalis dan mengobser)asi gejala
penurunan neurology lanjut. stabilitas oksigenasi dan kardio)askuler harus
diprtahankan.
tindakan ditambah dengan teknik yang sudah maju( telah dapat
mempertahankan sisa #ungsi neurologik pada penderita. jenis-jenis trauma yang
paling sering menyebabkan cidera medulla spinalis adalah kecelakaan lalu lintas(
luka tembak( kecelakaan sewaktu menyelam dan terjatuh.
penderita bisa sulit berna#as spontan sehingga prioritas utamanya adalah
mengadakan jalan udara yang e#ekti# dengan cara memperkecil gerakan sewaktu
diadakan resusitation.
B. Sa%an
ditempas kecelakaan pasien harus dimobilisasi pada papan spinal ( punggung
dengan kepala dan leher dalam posisi netral( untuk mencegah cidera komplit.
salah satu anggota tim harus mengontrol kepala pasien untuk mencegah #leksi(
rotasi atau ekstensi kepala.
tangan ditempatkan pada kedua sisi deka telinga untuk mempertahankan traksi
dan kesejajaran sementara papan spinal atau alat imobilisasi ser)ikal dipasang.
paling sedikit empat orang harus mengangkat korban dengan hati-hati keatas
papan untuk memindahkan kerumah sakit. adanya gerakan memutir dapat
merusak medulla spinalis ire)ersibel yang menyebabkan #ragmen tulang
)ertebra terputus( patah( atau memotong medulla komplet.

You might also like