You are on page 1of 38

Hinin Wasilah

220110090081
RESUME KASUS 1 SISTEM REPRODUKSI 2
KEHAMILAN
1. KONSEPSI DAN PERKEMBANGAN JANIN
Konsepsi
Konsepsi disebut juga dengan fertilisasi atau pembuahan, yaitu peristiwa bertemunya sel
telur(ovum) dan sperma yang terjadi di ampula tuba terutama di daerah pars ampularis.
Gerakan sperma di dalam rongga uterus dan tuba disebabkan oleh kontraksi otot-otot pada organ
tersebut.


Zygot akan mengalami pembelahan sekitar 30 jam pasca konsepsi. Proses pembelahan menjadi 2
sel disebut blastomer. Blastomer akan berjalan menuju uterus dan terus melakukan pembelahan
menjadi 4 sel, kemudian membelah lagi menjadi 8 sel dan akhirnya zigot menjadi 12-16 blastomer
yang menyerupai buah murbai yang disebut morula. Perjalanan zigot hingga memasuki kavum
uteri memerlukan waktu sekitar 3 hari.
Embrio yang sedang berkembang mulai mengadakan diferensiasi untuk membentuk
menjadi janin plasenta dan selaput ketuban.


A. Plasenta
Struktur Plasenta
Plasenta merupakan organ penting bagi janin, karena sebagai alat pertukaran zat antara
ibu dan bayi atau sebaliknya.Plasenta berbentuk bundar atau hampir bundar dengan diameter 15-
20 cm dan tebal 2,5 cm, berat rata-rata 500 gram. Umumnya plasenta terbentuk lengkap
pada kehamilan kurang dari 16 minggu dengan ruang amnion telah mengisi seluruh kavum uteri.
Plasenta terletak di depan atau di belakang dinding uterus, agak ke atas kearah fundus
uteri, dikarenakan alasan fisiologis, permukaan bagian atas korpus uteri lebih luas, sehingga lebih
banyak tempat untuk berimplementasi. Plasenta berasal dari sebagian besar dari bagian janin, yaitu
villi koriales atau jonjot chorion dan sebagian kecil dari bagian ibu yang berasal
dari desiduabasalis.
Plasenta mempunyai dua permukaan, yaitu permukaan fetal dan maternal.
Permukaan fetal adalah permukaan yang menghadap ke janin, warnanya keputih-putihan dan licin.
Hal ini disebabkan karena permukaan fetal tertutup oleh amnion, di bawah nampak pembuluh-
pembuluh darah. Permukaan maternal adalah permukaan yang menghadap dinding rahim,
berwarna merah dan terbagi oleh celah-celah yang berasal dari jaringan ibu. Jumlah celah
pada plasenta dibagi menjadi 16-20 kotiledon.
Penampang plasenta terbagi menjadi dua bagian yang terbentuk oleh jaringan anak dan
jaringan ibu. Bagian yang terdiri dari jaringan anak disebut membrana chorii, yang dibentuk
oleh amnion,pembuluh darah janin, korion dan villi. Bagian dari jaringan ibu disebut
piring desidua atau piring basal yang terdiri dari desidua compacta dan desidua spongiosa.
Pembentukan Plasenta
Pembentukan plasenta dan sirkulasi dimulai 3 minggu setelah implantasi. Ada 2
komponen yaitu ke janin dan komponen ibu ke plasenta. Plasenta adalah organ yang berfungsi
penuh pada kehamilan 12 minggu dan bertindak sebagai paru-paru, ginjal, hati, pencernaan dan
sistem kekebalan tubuh bayi. Plasenta tersambung dan melekat pada bayi melalui tali pusar, yang
melekat pada bayi melalui perut.

Ada dua sisi yaitu :
1. Fetal Side/sisi janin : Di sisi janin plasenta, pembuluh cabang di atas permukaan
dan membelah diri untuk membentuk jaringan tertutup lapisan tipis sel.
Hasilnya adalah bentuk yang indah dan pohon kehidupan yang suci - ilmiah
dikenal sebagai struktur pohon vili/ villous tree.
2. Maternal Side/ Sisi Ibu : di sisi ibu, struktur-struktur pohon vili dikelompokkan
ke dalam lobulus disebut kotiledon.
Plasenta juga mentransmisikan dan memproduksi hormon, mengirimkan pesan advokasi
tuntutan janin pada tubuh ibu dan membantu untuk merawat dan tumbuh. Hormon-hormon yang
diciptakan/dihasilkan plasenta meliputi:
a. Human Chorionic Gonadotropin (hCG) - hCG adalah hormon plasenta pertama. Hormon
ini hanya diproduksi oleh tubuh wanita saat dia hamil. hCG dapat memastikan bahwa
wanita itu terus memproduksi progesteron dan estrogen, dua hormon penting untuk
menjaga bayi di selama 9 bulan. hCG juga menekan respon imunologi ibu yang bayi dan
plasenta adalah benda asing dan menolak mereka.
b. Human Placental Lactogen (hPL). Hormon ini memiliki sifat mempromosikan
pertumbuhan. Ini mendorong pertumbuhan kelenjar susu dalam persiapan untuk laktasi
pada ibu. Hal ini juga yang mengatur glukosa ibu, protein, lemak sehingga ini selalu
tersedia untuk janin.
c. Estrogen. 'Hormon wanita' ini memberikan kontribusi terhadap pembangunan kelenjar
susu wanita dalam persiapan untuk menyusui dan merangsang pertumbuhan rahim
untuk mengakomodasi pertumbuhan janin.
d. Progesterone. Hormon ini diperlukan untuk menjaga lapisan endometrium rahim selama
kehamilan. Hormon ini mencegah persalinan prematur oleh kontraksi.
Dua komponen tambahan plasenta, neurokinin B (mengandung molekul fosfokholin)
dan lymphocytic suppressor cells /sel penekan limfositik, membantu plasenta untuk melindungi
bayi dari sistem kekebalan wanita. Plasenta berwarna merah marun gelap, berat plasenta 1 / 6 dari
berat badan bayi dan meliputi 1 / 3 dari bagian dalam rahim. Pada saat kelahiran, setelah bayi lahir
dari rahim dan rahim telah berkontraksi, ia mulai mengelupaskan plasenta dari dinding rahim,
plasenta memungkinkan untuk memisahkan dan dikeluarkan oleh kontraksi. melahirkan Plasenta
biasanya dalam waktu 15-30 menit, tetapi bisa memakan waktu hingga 2 jam setelah kelahiran
bayi. Setelah lahir, plasenta masih dapat terus membantu ibu dan bayi mengalirkan makanan,
penyembuhan emosional dan fisik.
B. Perkembangan Embrio dan Janin

PERKEMBANGAN EMBRIO SEBELUM IMPLANTASI
Pembelahan mitotik pada zygote ( dikenal sebagai segmentasi atau pembelahan ) akan
menghasilkan dua sel anak yang disebut blastomere. Pembelahan awal menghasilkan tahap dua
sel yang selanjutnya menghasilkan tahap empat sel dan tahap delapan sel. Pembelahan
semacam ini terus berlangsung selama embrio berada dalam tuba falopii. Selanjutnya terbentuklah
bola sel padat yang disebut morula.


Morula memasuki uterus pada hari ke 3 4 pasca fertilisasi. Akumulasi cairan diantara
blastomere menyebabkan terbentuknya rongga berisi cairan yang mengubah bentuk morula
menjadi blastokis. Sekelompok sel padat berkumpul pada satu kutub blastokis dan
dinamakan inner cell mass yang kelak akan menghasilkan embrio. Pinggiran luar blastokis
membentuksel trofoektoderm yang kelak akan menjadi plasenta.


IMPLANTASI
- Implantasi biasanya terjadi di uterus bagian atas dan lebih sering pada dinding posterior
- Sebelum peristiwa implantasi, kumpulan sel yang mengelilingi blastokis (zona pellucida)
menghilang dan kemudian blastokista menempel pada endometrium. Peristiwa ini
disebut aposisi.


Blastokista kemudian menginvasi endometrium. Implantasi selesai pada hari ke 24 25
(10 11 hari pasca konsepsi).

- PERKEMBANGAN AWAL EMBRIO dan JANIN


- PERKEMBANGAN EMBRIO SETELAH IMPLANTASI
Pada hari ke 24 25 , lempeng embrionik berbentuk bilaminar (dua lapis) terdiri dari
ektodferm dan endoderm
Proliferasi seluler lempeng embrionik
selanjutnya akan menyebabkan penebalan di garis tengah yang dikenal
sebagai primitive streak. sel kemudian menyebar ke lateral dari primitive
streak diantara ekto dan endoderm untuk membentuk mesoderm. Peristiwa ini
selanjutnya akan menghasilkan lempeng embrionik tiga lapis.
Ketiga lapisan germinal ini akan menghasilkan semua organ embrio , sistem saraf dan
epidermis berikut derivatnya :
1. Ektoderm : lensa mata, rambut
2. Endoderm : saluran gastrointestinal, pankreas, hepar dan tiroid
3. Mesoderm : tulang rangka, dermis, sistem vaskular dan urogenital

2. KONSEP KEHAMILAN
a. Definisi
Menurut Federasi Obstetric Ginekologi Internasional, kehamilan didefinisikan sebagai
fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi
atau implantasi. Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan
normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan lunar atau 9 bulan
menurut kalender internasional.

b. Manifestasi Klinis
Setiap ibu hamil mengalami tanda gejala kehamilannya berbeda-beda, tergantung
kekuatan adaptasi masing-masing terhadap perubahan fungsi tubuh. Contohnya tidak
semua ibu harus mual-muntah dahulu ketika mengandung karena ada yang tidak timbul
mual-muntah tapi tetap hamil. Hal tersebut karena peningkatan hormon progesteron
secara mendadak ketika bangun pagi.


Gejala dan tanda
Minggu
0 4 8 12 16 20 24 28 32 36 40
Kehamilan possible
Tidak haid
Payudara terasa geli
Morning Sickness
Pembesaran payudara
Sering BAK
Pigmentasi puting
Kolostrum dalam payudara
Quickening





































































Kehamilan probable
Tes kehamilan positif
Uterus dapat diraba lewat perut
Kontraksi Braxton-Hicks






























Kehamilan positif
Denyut jantung janin terdengar
(auskultasi)
Gerakan jantung teraba
(pemeriksa)
Bagian-bagian janin teraba
Hasil radiologi buktikan
kehamilan
Hasil USG buktikan kehamilan






















































Tabel. 1 Gejala dan tanda-tanda utama kehamilan

Berdasarkan kasus beberapa perubahan tubuh ibu hamil yang terjadi pada Trimester Ke 3
(29-40 Minggu) :
SAKIT PUNGGUNG
Sakit pada punggung, hal ini karena meningkatnya beban berat yang ibu hamil bawa yaitu
bayi dalam kandungan.
Pakailah sepatu tumit rendah; Hindari mengangkat benda yang berat; Berdiri dan berjalan
dengan punggung dan bahu yang tegak; Mintalah pertolongan untuk melakukan
pekerjaan rumah anda sehingga anda tak perlu membungkuk terlalu sering; Pakailah
kasur yang nyaman.
PAYUDARA
Keluarnya cairan dari payudara yaitu colustrum adalah makanan bayi pertama yang kaya
akan protein.


KONSTIPASI
Pada trimester ke tiga ini konstipasi juga karena tekanan rahim yang membesar kedaerah
usus selain peningkatan hormone progesterone.
Atasi dengan makanan berserat buahan dan sayuran serta minum air yang banyak, serta
olahraga.
PERNAFASAN
Pada kehamilan 33-36 banyak ibu hamil akan merasa susah bernafas hal ini karena
tekanan bayi yang berada dibawa diafragma menekan paru ibu. Tapi setelah kepala bayi
sudah turun ke rongga panggul ini biasanya pada 2-3 minggu sebelum persalinan pada ibu
yang pertama kali hamil maka anda akan merasa lega dan bernafas lebih mudah . Selain
itu juga rasa terbakar didada(heart burn) biasanya juga ikut hilang. Karena berkurangnya
tekanan bagian tubuh bayi dibawah tulang iga ibu.
SERING KENCING
Pembesaran rahim dan ketika kepala bayi turun ke rongga panggul akan semakin
menekan kandung kencing .
MASALAH TIDUR
Setelah perut besar, bayi menendang di malam hari ibu hamil akan menemukan kesulitan
untuk dapat tidur nyenyak.
VARISES
Peningkatan volume darah dan alirannya selama kehamilan akan menekan daerah
panggul dan vena di kaki, yang menyebabkan vena menonjol. Dan pada akhir kehamilan
kepala bayi juga akan menekan vena daerah panggul. Varises juga dipengaruhi factor
keturunan. Angkatlah kaki keatas ketika anda istirahat atau tiduran; Pakailah celana atau
kaos kaki yang dapat mensupport anda, pakai dipagi hari dan lepaskan ketika anda pergi
tidur; Jangan berdiri atau duduk terlalu lama, cobalah untuk berjalan-jalan.
KONTRAKSI PERUT
Braxton-Hicks kontraksi atau kontraksi palsu. Kontraksi berupa rasa sakit yang ringan,
tidak teratur, dan hilang bila anda duduk atau istirahat
BENGKAK
Pertumbuhan bayi akan meningkatkan tekanan pada daerah kaki dan pergelangan kaki
anda, kadang tangan bengkak juga. Ini disebut edema, disebabkan oleh perubahan
hormonal yang menyebabkan retensi cairan.
KRAM KAKI
Ini sering terjadi pada kehamilan trimester ke 2 dan 3, dan biasanya berhubungan dengan
perubahan sirkulasi, tekanan pada saraf dikaki atau karena rendahnya kadar kalsium.
CAIRAN VAGINA
Peningkatan cairan vagina selama kehamilan adalah normal. Cairan biasanya jernih, pada
awal kehamilan biasanya agak kental dan mendekati persalinan lebih cair.

c. Komplikasi Kehamilan
Komplikasi kehamilan adalah kegawat daruratan obstetrik yang dapat menyebabkan
kematian pada ibu dan bayi (Prawirohardjo, 1999).

Jenis Komplikasi Kehamilan
Perdarahan
Perdarahan yang berhubungan dengan persalinan dibedakan dalam dua kelompok
utama yaitu perdarahan antepartum dan perdarahan postpartum. Perdarahan
antepartum adalah perdarahan pervaginam yang terjadi sebelum bayi lahir. Perdarahan
yang terjadi sebelum kehamilan 28 minggu seringkali berhubungan dengan aborsi atau
kelainan. Perdarahan kehamilan setelah 28 minggu dapat disebabkan karena
terlepasnya plasenta secara prematur, trauma, atau penyakit saluran kelamin bagian
bawah (Depkes RI, 2000).
Perdarahan postpartum merupakan penyebab kematian ibu yang paling sering terjadi,
tanda-tandanya adalah keluar darah dari jalan lahir dalam jumlah banyak (500 cc atau
lebih sering perkiraan ukuran dua gelas atau basahnya empat lembar kain ) dalam satu
sampai dua jam pertama setalah kelahiran bayi (Manuaba, 1995) Pada keadaan
postpartum kontraksi uterus selama persalinan bukan saja ditujukan untuk
mengeluarkan bayi dan plasenta tetapi juga untuk menutup pembuluh darah yang
terbuka setelah persalinan. Pada keadaan normal plasenta dikeluarkan dalam waktu 30
menit setelah kelahiran bayi. Selanjutnya kontraksi uterus segera akan menghentikan
perdarahan. Karena berbagai alasan plasenta kemungkinan akan gagal dalam
melepaskan diri akibatnya perdarahan tidak akan pernah berhenti selama plasenta atau
bagiannya tetap berada dalam uterus. Wanita dalam kehamilan ganda yang paritas
keempat atau kelima mempunyai risiko untuk mengalami perdarahan postpartum.
Diduga otot uterus terlalu teregang dan tidak berkontraksi dengan normal. Penyebab
perdarahan post partum yang paling sering ialah atonia uteri, retensio plasenta (sisa
plasenta), dan robekan jalan lahir (Manuaba, 1995).

Pendarahan Antepartum
Perdarahan antepartum adalah perdarahan pada jalan lahir setelah kehamilan 20 minggu.
Klasifikasi perdarahan antepartum yaitu :
1. Plasenta previa
2. Solusio plasenta
3. Perdarahan antepartum yang tidak jelas sumbernya (idiopatik)
Ciri-ciri plasenta previa :
1. Perdarahan tanpa nyeri
2. Perdarahan berulang
3. Warna perdarahan merah segar
4. Adanya anemia dan renjatan yang sesuai dengan keluarnya darah
5. Timbulnya perlahan-lahan
6. Waktu terjadinya saat hamil
7. His biasanya tidak ada
8. Rasa tidak tegang (biasa) saat palpasi
9. Denyut jantung janin ada
10. Teraba jaringan plasenta pada periksa dalam vagina
11. Penurunan kepala tidak masuk pintu atas panggul
12. Presentasi mungkin abnormal.
Ciri-ciri solusio plasenta :

1. Perdarahan dengan nyeri
2. Perdarahan tidak berulang
3. Warna perdarahan merah coklat
4. Adanya anemia dan renjatan yang tidak sesuai dengan keluarnya darah
5. Timbulnya tiba-tiba
6. Waktu terjadinya saat hamil inpartu
7. His ada
8. Rasa tegang saat palpasi
9. Denyut jantung janin biasanya tidak ada
10. Teraba ketuban yang tegang pada periksa dalam vagina
11. Penurunan kepala dapat masuk pintu atas panggul
12. Tidak berhubungan dengan presentasi

Pre-Eklamsi
Per-eklamsi adalah penyakit dengan tanda-tanda hipertensi, edema, dan proteinuria
yang timbul karena kehamilan yang dapat menyebabkan kematian pada ibu dan
janinnya. Penyakit ini pada umumnya terjadi dalam triwulan ke-3 kehamilan dan dapat
terjadi pada waktu antepartum, intrapartum, dan pascapersalinan (Prawirohardjo,
1999).
Hipertensi biasanya timbul lebih dahulu dari pada tanda-tanda yang lain. Untuk
menegakkan diagnosis pre-eklamsi, kenaikan tekanan sistolik harus 30 mm Hg atau lebih
di atas tekanan yang biasanya ditemukan, atau mencapai 140 mm Hg atau lebih dan
tekanan diastolik naik dengan 15 mmHg atau lebih atau menjadi 90 mm Hg maka
diagnosis hipertensi dapat ditegakkan (Manuaba, 1995).
Edema ialah penimbunan cairan secara umum yang berlebihan dalam jaringan tubuh,
dan biasanya dapat diketahui dari kenaikan berat badan serta pembengkakan kaki, jari
tangan, dan muka. Kenaikan berat badan kg setiap minggu dalam kehamilan masih
dapat dianggap normal tetapi bila kenaikan 1 kg seminggu beberapa kali, hal ini perlu
menimbulkan kewaspadaan (Manuaba, 1995).
Proteinuria merupakan komplikasi lanjutan dari hipertensi dalam kehamilan, dengan
kerusakan ginjal sehingga beberapa bentuk protein lolos dalam urine. Normal terdapat
sejumlah protein dalam urine, tetapi tidak melebihi 0,3 gr dalam 24 jam. Proteinuria
menunjukkan komplikasi hipertensi dalam kehamilan lanjut sehingga memerlukan
perhatian dan penanganan segera (Manuaba, 1995).
Penyebab pre-eklamsi sampai sekarang belum diketahui dengan pasti. Telah terdapat
banyak teori yang mencoba menerangkan sebab penyakit ini, akan tetapi tidak ada yang
dapat memberi jawaban yang memuaskan. Diduga penyebab hipertensi dalam
kehamilan secara patologi terjadi karena akibat implantasi sehingga timbul iskemia
plasenta yang diikuti sindroma inflamasi dan risiko meningkat pada hamil kembar,
penyakit trombolas, diabetes mellitus, faktor herediter dan masalah vaskuler (Saifuddin,
2000).
Infeksi
Infeksi pascapersalinan ialah meningkatnya suhu tubuh > 38C dan demam berturut-
turut selama dua hari sesudah persalinan dan yang disertai keluarnya cairan yang
berbau dari liang rahim. Infeksi jalan lahir dapat terjadi pada ibu bersalin yang
pertolongan persalinannya tidak bersih atau pada wanita yang menggugurkan
kandungan dengan cara berbahaya. Tanda-tandanya adalah panas tinggi lebih dari dua
hari setelah melahirkan atau setelah keguguran. Keadaan ini berbahaya dan ibu perlu
mendapatkan perawatan intensif. Infeksi ini dapat dicegah dengan pertolongan
persalinan yang bersih dan aman (Poehjati, 2003).

Infeksi dapat terjadi apabila:
1. Ketuban pecah dini (lebih dari 6 jam)
2. Persalinan tak maju atau partus lama.
3. Penolong persalinan tidak mencuci tangan dengan baik
4. Pemeriksaan vaginal yang terlalu sering atau kurang bersih
5. Perawatan daerah perineal yang tidak benar selama atau sesudah kehamilan
6. Persalinan yang tidak bersih
7. Memasukkan sesuatu kedalam jalan lahir
8. Hubungan seks setelah ketuban pecah
9. Sisa jaringan plasenta, atau sisa jaringan abortus
10. Perdarahan

Pencegahan infeksi sangat penting untuk diketahui, yaitu dengan menjaga kebersihan,
misalnya:
1. Menjaga kebersihan dengan sungguh-sungguh waktu melakukan pemeriksaan
dalam.
2. Menganjurkan semua ibu hamil untuk datang kebidan/segera setalah ketuban
pecah.
3. Mengganjurkan semua ibu hamil untuk tidak melakukan hubungna seks apabila
ketuban sudah pecah.
4. Mencuci kedua tangan dengan bersih sebelum dan sesudah merawat ibu.
5. Menganjurkan pada pada ibu untuk menjaga kebersihan diri dan mengenai
pentingnya kebersihan (Prawirohadjo, 2000).

Keadaan umum kehamilan adalah terjadinya peningkatan kadar hormon progesteron, keadaan
ini mempengaruhi tubuh ibu melalui relaksasi otot polos (dengan efek yang menyebar luas ke
organ). Efek relaksasi otot polos yang berlebihan dapat mengakibatkan:
Pielonefritis
Hipotensi
Hemorhoid
Vena varikosa
Kedua pada traktus urinarius, disebabkan faktor hormonal dan mekanis. Meskipun aliran
darah ke ginjal meningkat, urin tambahan tidak diproduksi karena terjadinya peningkatan retensi
natrium dan air. Efek progesteron sebagai relaksan pada serabut-serabut otot polos menyebabkan
dilatasi, pemanjangan penekukanureter. Penumpukan urin dalam ureter bawah dan penurunan
tonus kandung kemih menimbulkan pengosongan kandung kemih yang tidak tuntas. Kedua faktor
ini menyebabkan wanita mudah terkena infeksi.


d. Pemeriksaan Fisik
1. BB IDEAL IBU HAMIL
Rumus:



Ket:
BBIH = BB ideal ibu hamil yang akan di cari
BBI = BB ideal sebelum hamil
UH = usia kehamilan dalam minggu
0,35 = tambahan BB kg per minggunya (0,35kg)

Pola peningkatan berat
Trimester I : 1 2,5 kg
Trimester II : 5 kg (rata-rata naik 0,35 0,4 kg/minggu
Trimester III : 4 5 kg

Rekomendasi rentang BB total untuk wanita hamil
Kategori BB terhadap tinggi sebelum hamil Peningkatan total normal
Ringan (BMI < 19,8) 12,5 18
Normal (BMI 19,8 26) 11,5 16
Tinggi (BMI > 26 29) 7 11,5
Gemuk (BMI > 29) 7

Komposisi BB ibu hamil
Berat janin : 2,5 -3,5 kg
Plasenta : 0,5 kg
Cairan ketuban : 0,5 1 kg
Darah : 2 kg
Cairan tubuh : 1,5 kg
Rahim : 0,5 1 kg
Payudara : 0,5 kg
Cadangan lemak : 3,5 kg

2. TAFSIRAN PARTUS
BBIH = BBI + (UH x 0,35)
Rumus Nagele
Siklus 28 hari +7-3+1
Siklus 29 hari +8-3+1
Siklus 30 hari +9-3+1
Siklus 31 hari +10-3+1
Siklus 32 hari +11-3+1
Siklus 33 hari +12-3+1
Siklus 34 hari +13-3+1
Siklus 35 hari +14-3+1
Rumus khusus perhitungan awal bulan januari, februari, dan maret +7+9+0

Tafsiran partus dalam kasus
HPHT 2-9-2010 TP 9-6-2011
Berarti Ny. K mempunyai siklus haid 28 hari

3. TFU (Tinggi Fundus Uteri) TFU berdasar buku ilmu kebidanan (Sarwono Prawirohardjo)
Usia Kehamilan (minggu)
Tinggi Fundus
Dalam cm Menggunakan Penunjuk-Penunjuk Badan
12 - Teraba di atas simfisis pubis
16 - Di tengah, antara pubis dan umbilicus
20 20 cm (2 cm) Pada umbilicus
22-27 Usia kehamilan
dalam minggu
= cm (2 cm)
-
28 28 cm (2 cm) Di tengah, antara umbilicus dan prosesus
sifoideus
29-35 Usia kehamilan
dalam minggu
= cm (2 cm)
-
36 36 cm (2 cm) Pada prosesus sifoideus


Rumus:





4. DJJ normal
120-160 x/menit

5. Pemeriksaan Leopold :
Pemeriksaan (Manuver) Leopold merupakan teknik pemeriksaan pada perut ibu bayi
untuk menentukan posisi dan letak janin dengan melakukan palpasi abdomen, namun
menjadi sulit dilakukan bila bertemu dengan ibu hamil yang obes (gemuk) atau dengan
ibu hamil yang memiliki jumlah cairan amnion berlebih.
Beberapa persiapan yang perlu dilakukan oleh perawat sebelum melakukan
pemeriksaan Leopold adalah :
Bina hubungan saling percaya.
Anjurkan klien untuk mengosongkan kandung kemih sebelum tindakan dilakukan.
Anjurkan klien untuk tidur telentang rata punggung dengan lutut sedikit fleksi.
Cuci tangan dengan air hangat.
Alat-alat yang digunakan: laenec atau Doppler, selimut, handuk kecil, tempat
tidur antenatal.
Buka pakaian klien mulai dari prosesus xipoideus sampai dengan simfisis pubis,
tutupi dengan selimut pada bagian yang akan diperiksa.
Minggu= TFU x 8
7
Bulan = TFU
3,5

Pemeriksaan Leopold terdiri dari 4 langkah. Masing-masing langkah memiliki tujuan
yang berbeda-beda.
1. Pemeriksaan Leopold I, bertujuan untuk mengetahui letak fundus uteri dan bagian
lain yang terdapat pada bagian fundus uteri dengan cara :
a. Wajah pemeriksa menghadap kearah ibu
b. Palpasi fundus uterus
c. Tentukan bagian janin yang ada pada fundus
2. Pemeriksaan Leopold II, bertujuan untuk menentukan punggung dan bagian kecil
janin di sepanjang sisi maternal, dengan cara:
a. Wajah pemeriksa menghadap ke arah kepala ibu.
b. Palpasi dengan satu tangan pada tiap sisi abdomen.
c. Palpasi janin di antara dua tangan.
d. Temukan mana punggung dan bagian ekstremitas.
3. Pemeriksaan Leopold III, bertujuan untuk membedakan bagian persentasi dari
janin dan sudah masuk dalam pintu panggul, dengan cara:
a. Wajah pemeriksa menghadap ke arah kepala ibu.
b. Palpasi di atas simfisis pubis. Beri tekanan pada area uterus.
c. Palpasi bagian presentasi janin di antara ibu jari dan keempat jari dengan
menggerakkan pergelangan tangan. Tentukan presentasi janin.
d. Jika ada tahanan berarti ada penurunan kepala.
4. Pemeriksaan Leopold IV, bertujuan untuk meyakinkan hasil yang ditemukan pada
pemeriksaan Leopold III dan untuk mengetahui sejauh mana bagian presentasi
sudah masuk pintu atas panggul. Memberikan informasi tentang bagian presentasi
: bokong atau kepala, sikap/attitude (fleksi atau ekstensi), dan station (penurunan
bagian presentasi), dengan cara:
a. Wajah pemeriksa menghadap ke arah ekstremitas ibu.
b. Palpasi janin di antara dua tangan.
c. Evaluasi penurunan bagian presentasi.

e. Pemeriksaan Diagnostik
Kehamilandapatdiketahuidenganbeberapacara.Dianjurkanuntukmenggunakanlebihdaris
atucarauntukmengetahuiawaldarikehamilan.Beberapacarauntukmengetahuikehamilana
dalahsebagaiberikut :
1. Feeling atau Intuisi
Teskehamilan paling sederhana adalah menggunakan feeling atauintuisi. Beberapa
hari setelah masa konsepsi (pertemuan antara sel telur dan sperma) seorang
perempuan dapat merasakan perubahan pada tubuhnya.Sense of motherhood
mulai berkembang. Bahkan, meski dinyatakan tidak hamil olehd okter yang
memeriksa, seorang perempuan dapat mempunyai pendapat yang berbeda.
Pemeriksaan secara fisik dengan menggunakan USG hanya akan efektif diatas usia
kehamilan 4 minggu, tetapi dengan feeling dapat lebih cepat. Keefektifan
penggunaan feeling tentunya tergantung sensitivitas dari perempuan yang
bersangkutan.
2. Test-Pack (Home Pregnancy Test)
Pasangan yang menginginkan segera hamil, biasanya menyediakan tes kehamilan
jenis ini. Selain dijual bebas dan memiliki rentang variasi harga yang lebar, test-pack
juga mudah untuk digunakan.Test-pack menggunakan ukuran kadar hormone hCG
(Human chorionic gonadotropin) yang dihasilkan oleh plasenta janin. Setiap test-
pack mempunyai kadar sensitivitas berbeda, biasanya pada kisaran 25 mIU/ml hCG.
Test-pack mulai dapat digunakan 14 hari setelah waktu konsepsi atau sehari setelah
periode haid terlambat. Tetapi dianjurkan tujuh hari setelah berhubungan suami
istri. Diperlukan urin segar pertama di pagi hari agar kadar hCG dalam urin cukup
untuk diukur.
3. Tes USG
Menurut WHO, sebaiknya dilakukan 4 kali selama kehamilan yaitu selama trimester
pertama, trimester kedua, sertadua kali selama trimester ketiga. Pemeriksaan
dengan menempelkan alat bernama transducer yang mengeluarkan gelombang
suara ultra diperut sehingga di monitor tampak tampilan fisik yang
dikandung.Tujuan untuk mengetahui kondisi fisik bayi, berapa usia bayi, kapan
prediksi persalinan, ada atau tidak cacat janin dan mengetahui jumlah janin.
4. TesUrin
Tes kehamilan ini juga mengecek kadar hCG dalam urin Keakuratan mendekati
100% dan tidak harus menggunakan urin pertama yang keluar di pagi hari. Tes
dapat dilakukan 7-14 hari setelah konsepsi.Tes hCG( hormone chorionic
gonadotropin). Dilakukan dengan mendeteksi hormone hCG dalam urin. Kadar
terendah yang memberihasil positif yaitu 0,5 hCG per ml urin, kadar tertinggi 500 SI
hCG
5. TesDarah
Seperti tes urin di lab, keakuratan tes kehamilan jenis ini mendekati 100%. Kadar
hCG dapat dideteksi dari beberapa tetes darah. Kelebihan tes darah adalah juga
dapat memperkirakan umur kehamilan awal karena seiring dengan pertambahan
usia kehamilan kadar hCG bertambah. Tes ini dapat dilakukan paling cepat satu
minggu setelah konsepsi.
6. TesFisik
Tes kehamilan secara fisik dilakukan oleh bidan atau dokter kandungan.Bidan akan
meraba perut untuk menentukan fundus (puncak) dari rahim dan juga menentukan
perubahan tekstur rahim. Tes ini dapat dilakukan pada rentang kehamilan 4-6
minggu (paling cepat dua minggu setelah telat haid).
7. USG
Uji USG digunakan selama masa kehamilan untuk alasan berikut ini:
Trimester Pertama
Meyakinkan kemungkinan kehamilan
Meyakinkan detak jantung
Mengukur usia perkembangan atau panjang crown-rump
Meyakinkan adanya hamil ektopik (hamil di luar rahim) atau hamil anggur
Menguji perkembangan yang tidak normal
Trimester Kedua
Diagnose cacat pada janin
Minggu ke-13 ke14 untuk karakteristik kemungkinan sindrom Down
Minggu ke-18 ke-20 untuk cacat kongenital
Cacat struktural
Meyakinkan kehamilan kembar
Meyakinkan tanggal dan pertumbuhan
Meyakinkan kematian dalan rahim
Mengidentifikasi hydramnios atau oligohydramnios air ketuban yang
kurang atau berlebihan
Menentukan jenis kelamin bayi
Trimester Ketiga
Mengidentifikasi lokasi janin
Meyakinkan kematian dalam rahim
Mengobservasi kehadiran janin
Mengobservasi gerakan janin
Mengidentifikasi ketidaknormalan panggul dan uterine sang ibu selama masa
kehamilan
Pada dasarnya ada tujuh uji USG namun pada proses utamanya sama. Ketujuh tipe prosedur
tersebut adalah:
Pindai Transvaginal: Sebuah alat pemindai yang dirancang khusus digunakan di dalam
vagina untuk menghasilkan citra sonogram. Paling sering digunakan di masa awal
kehamilan.
Ultrasonografi standar: Uji USG umum yang menggunakan sebuah pemindai untuk
menghasilkan citra dua dimensi dari janin yang berkembang.
Ultrasonografi lanjutan: Uji ini mirip dengan USG standar, namun uji ini lebih ditujukan
untuk memeriksa penyakit tertentu dan menggunakan peralatan yang lebih canggih
USG Doppler: Prosedur pencitraan ini mengukur perubahan pada frekuensi gelombang
ultrasonografi saat dipantulkan obyek bergerak, seperti sel darah.
USG 3-D: Dilakukan dengan menggunakan pemindai yang dirancang khusus dan piranti
lunak untuk menghasilkan citra tiga dimensi dari janin yang sedang berkembang.
USG 3-D dinamis atau 4-D: Dilakukan dengan pemindai yang dirancang khusus untuk
melihat wajah dan pergerakan bayi sebelum kelahiran.
8. Echokardiografi Janin: Menggunakan gelombang suara ultra untuk mengetahui
fungsi dan anatomi jantung bayi. Ini digunakan untuk membantu pemeriksaan
dugaan cacat jantung kongenital.

f. Adaptasi pada kehamilan
o SISTEM TUBUH
1. Sistem Kardiovaskuler
Tekanan darah
Uterus menghambat aliran balik vena curah jantung dan TD
Perubahan fisiologi ginjal
Volume darah meningkat sekitar 1200 ml, peningkatan terdiri atas 1000 ml
plasma + 450 ml sel darah merah. Peningkatan volume mulai terjadi pada minggu
ke 10 12. Peningkatan volume merupakan mekanisme protektif yang penting
untuk:
a. Sistem vaskuler yang mengalami hipertrofi akibat pembesaran uterus
b. Hidrasi jaringan janin dan ibu yang adekuat saat ibu berdiri atau terlentang
c. Cadangan cairan untuk mengganti darah yang hilang selama proses
melahirkan
Curah jantung
Meningkat 30 50% pada minggu ke 32, kemudian menurun sekitar 20% pada
minggu ke 40. Peningkatan curah jantung disebabkan volume sekuncup atau
stroke volume dan ini merupakan respon terhadap peningkatan kebutuhan
oksigen oleh jaringan
Waktu sirkulasi dan waktu koagulasi
Waktu sirkulasi sedikit menurun pada minggu ke 32, kecenderungan koagulasi
lebih besar selama hamil
Keluhan: Anemia fisiologi, odem dependent pada trimester 3 (kaki bengkak), varises
(kaki, anus), jantung berdebar-debar.
Cara mengatasi:
Tinggikan kaki pada saat istirahat diganjal.
Hindari mengkonsumsi sodium (kurangi garam).
Tidur miring pada saat istirahat kaki diganjal bantal.
Perhatikan tanda-tanda hipertensi pada kehamilan : tekanan darah diatas 140
sistole dan lebih dari 90 diastole, odem kaki dan bagian tubuh lain (kaki bengkak).
2. Sistem Pernapasan
Fungsi paru
Progesteron dan estrogen peningkatan sensitivitas pusat pernapasan terhadap karbon
dioksida dispnea
Laju metabolisme basal
a. Biasanya meningkat 15 20% pada akhir kehamilan
b. Kerja jantung ibu peningkatan konsumsi oksigen peningkatan kebutuhan
oksigen BMR
Keseimbangan asam basa
Progesteron meningkatkan sensitivitas reseptor pusat napasvolume tidal
PCO
2
kelebihan basa (HCO3 atau bikarbonat ) pH menjadi lebih basa
alaklosis respiratorik kompensasi asidosis metabolik ringan
Keluhan: sesak napas, dada ampeg, dada tidak nyaman.
Cara mengatasi:
Duduk dan berdiri dengan postur yang baik.
Ketika istirahat dengan posisi setengah duduk (semi fowler).
Hindari makan terlalu banyak dalam satu waktu.
Latihan nafas.
3. Sistem Ginjal
Perubahan anatomi
a. Estrogen dan progesteron perubahan struktur ginjal
b. Ureter terkompresi antara uterus dan pintu atas panggul dilatasi ureter
Perubahan fungsi ginjal
a. Hormon kehamilan, peningakatan volume darah postur wanita, aktivitas fisik, dan
asupan makanan laju filtrasi glomerulus dan aliran plasma ginjal meningkat pada
awal kehamilan
b. Berat uterus menekan vena cava dan aorta curah jantung TD ibu dan
frekuensi jantung anak (sindrom hipotensi) aliran darah ke otak dan ke jantung
tetap dipertahankan aliran darah ke organ lain (ginjal dan uterus) menurun
Keseimbangan cairan dan elektrolit
Reabsorpsi tubular ginjal yang selektif mempertahankan keseimbangan air dan natrium
tanpa memperhatikan perubahan asupan diet dan kehilangan melalui keringat, muntah,
atau diare .
Keluhan: sering kencing, sering kencing pada waktu malam, terkencing-kencing
pada saat ada tekanan batuk, tertawa.
Cara mengatasi:
Hindari kebiasaan menahan kencing
Waspadai tanda-tanda infeksi saluran kencing : sakit dan panas saat kencing, rasa
kencing tidak puas.
Kurangi minum pada waktu malam.
Latihan Kegel exercise untuk menguatkan otot-otot dasar panggul.
4. Sistem Integumen
Hormon hipofisis anterior melanotropin pigmentasi
Melasma di wajah (cloasma) adalah bercak hiperpigmentasi kecoklatan pada kulit di
daerah tonjolan maksila dan dahi terutama pada wanita berkulit hitam
Linea nigra adalah garis pigmentasi dari simfisis pubis sampai ke bagian atas fundus di
garis tengah fundus
Striae gravidarum merupakan tanda peregangan di bagian bawah abdomen
Keluhan: srecth macth, hiperpigmentasi, lebih berminyak berjerawat.
Cara mengatasi:
a. Mandi setiap hari
b. Tidak perlu khawatir setelah hamil akan kembali pulih.
c. Jaga kebersihan kulit.
5. Sistem Muskuloskeletal
Distensi abdomen pinggul miring ke depan otot tonus perut dan peningakatan BB
membutuhkan penyesuaian ulang kurvatura spinlalis posisi bahu bugkuk punggung
menonjol pergerakan menjadi lebih sulit gaya berjalan wanita hamil yang goyang
Keluhan: kram kaku, nyeri otot, pegal/nyeri pinggang, sendi terasa kaku
Cara mengatasi:
a. Membiasakan postur tubuh yang baik.
b. Hindari sepatu hak tinggi
c. Gunakan baju yang nyaman tidak mengganggu sirkulai darah.
d. Senam hamil
6. Sistem Neurologi
Perubahan fisiologi spesifik akibat kehamilan menimbulkan gejala neurologis:
a. Pembesaran tekanan uterus perubahan sensori tungkai bawah kompresi saraf
panggul
b. Lordosis dorsol lumbal tarikan atau kompresi saraf nyeri
c. Edema menekan saraf median di bawah ligamentum karpalis pergelangan tangan
parastesia dan nyeri pada tangan yang menjalar ke siku
d. Posisi buhu bungkuk akrosetesia atau rasa baal dan gatal di tangan
e. Ketegangan ibu, gangguan penglihatan, migran, sinusitis nyeri kepala
f. Hipokalasemia kram otot atau tetani
7. Sistem Pencernaan
HCG meningat nausea dan vomitus nafsu makan kurang
Keluhan: mual-muntah, eneg, sembelit, sering kentut, hemoroid nyeri ulu hati, gusi
bengkak dan berdarah, banyak meludah
Cara mengatasi:
Mual dan muntah
a. Hindari makan-makanan yang berkuah, tingkatkan makan makananyang
mengandung karbohidrat.
b. Makan sedikit tapi sering.
c. Makan makanan kering yang rendah garam pada waktu makan.
d. Kurangi minum pada saat makan.
e. Hindarkan bau yang tidak enak untuk menghindari mual.
Sembelit dan kembung, sering kentut
a. Tingkatkan masukan cairan 6-8 gelas/hari.
b. Lakukan olahraga ringan
c. Makan makanan yang tinggin serat.
d. Hindari penggunaan pencahar untuk mengatasi sembelit.
e. Hindari makan makanan yang bayak menghasilakn gas (buncis, kool, kembang
kool, pete, durian).
Tenggorokan panas karena regusitasi
a. Kurangi makanan yang berlemak dan makanan pedas.
b. Makan sedikit tapi sering.
c. Makan dan mengunyah secara pelan.
d. Hindari makanan yang mengiritasi lambung (alkohol, kopi)
e. Hindari tidur dengan posisi terlentang.
Hemoroid
a. Tingkatkan intake cairan dan serta dalam makanan.
b. Pertahankan olah raga.
c. Hindari sembelit.
d. Mandi rendam dengan air hangat.
e. Tinggikan panggul dan kaki pada saat istirahat.
Gusi bengkak dan berdarah
a. Mejaga kebersihan gigi dan mulut.
b. Gunakan sikat gigi yang lembut.
Sering meludah
a. Makan permen
b. Rajin menjaga kebersihan mulut
c. Pertahankan minuman 6-8 gelas/hari
d. Gunakan pelembab bibir agar bibir tidak kering.
8. Sistem Endokrin
Progesteron lemak di simpan dengan jaringan subkutan di abdomen, punggung, dan
paha atas
Aldosteron mempertahankan natrium
Tiroksin mengatur metabolisme
Paratiroid mengontrol metabolisme kalsium dan magnesium

9. Seksualitas
Keluhan: takut melakukan hubungan, vagina lebih basah, keputihan.
Cara mengatasi:
a. Dibicarakan bersama pasangan adanya perubahan-perubahan dan harapan.
b. Senggama seperti biasa, kecuali jika terjadi perdarahan atau keluar cairan dari
kemaluan, harus dihentikan.
c. Jika ada riwayat abortus sebelumnya, senggama ditunda sampai usia kehamilan
16 minggu.
d. Pada beberapa keadaan seperti kontraksi/tanda-tanda persalinan awal, keluar
cairan dari vagina, ketuban pecah, perdarahan, abortus, penyakit menular
seksual sebaiknya senggama jangan dilakukan.
e. Ganti celana yang terbuat dari katun.
f. Hindari penggunaan celana dalam yang ketat.

Dinamika Keluarga Pada Masa Hamil

Kehamilan melibatkan seluruh anggota keluarga, dengan hadirnya seorang anggota
keluarga baru sehingga terjadi perubahan hubungan dalam keluarga.Maka setiap anggota keluarga
harus beradaptasi terhadap kehamilan dan menginterpretasinya berdasarkan kebutuhan masing-
masing (Grossman, Eichler, Winckoff, 1980).

a. Adaptasi Maternal
Wanita, dari remaja sampai wanita usia 40-an, menggunakan masa hamil 9 bulan untuk
beradaptasi terhadap peran ibu. Adaptasi ini merupakan proses social dan kognitif kompleks yang
bukan didasarkan pada naluri, tetapi dipelajari (Rubin, 1967a; Affonso dan Sheptak, 1989).
Untuk menjadi seorang ibu, remaja harus beradaptasi dari kebiasaan dirawat ibu menjadi
seorang ibu yang melakukan perawatan.
Kehamilan adalah suatu krisis maturitas yang dapat menimbulkan stress, tetapi berharga karena
wanita tersebut menyiapkan diri untuk memberi perawatan dan mengemban tanggung jawab yang
lebih besar.
Secara bertahap, seorang wanita akan berubah dari seseorang yang bebas dan berfokus pada
diri sendiri menjadi seorang yang seumur hidup berkomitmen untuk merawat individu lain.
Menurut Rubin, 1967 a;Lederman,1984; Stainton,1985) pertumbuhan ini membutuhkan
penguasaan tugas-tugas perkembangan tertentu diantaranya adalah :
1) Menerima kehamilan.
Langkah pertama dalam beradaptasi terhadap peran ibu adalah menerima ide
kehamilan dan mengasimilasi status hamil ke dalam gaya hidup wanita tersebut (Lederman,
1984). Tingkat penerimaan dicerminkan dalam kesiapan wanita dan respons emosionalnya
dalam menerima kehamilan:
Kesiapan menyambut kehamilan.
Wanita yang siap menerima suatu kehamilan akan dipicu gejala- gejala awal untuk
mencari validasi medis tentang kehamilannya. Namun beberapa wanita menunda validasi
medis karena akses ke perawatan terbatas, merasa malu, atau karena alas an budaya. Bagi
sebagian orang kehamilan dipandang sebagai suatu peristiwa alami, sehingga tidak perlu
mencari validasi medis dini.Setelah kehamilan dipastikan, respons emosi wanita dapat
bervariasi, dari perasaan sangat gembira sampai syok, tidak yakin, dan putus asa.
Respons emosional.
Wanita yang bahagia dan senang dengan kehamilannya seringmemandang hal
tersebut sebagai pemenuhan biologis dan merupakan bagian utama dari rencana
hidupnya.Perubahan mood yang cepat umum dijumpai pada wanita hamil. Perubahan
hormonal, merupakan bagian respons ibu terhadap kehamilan, dapat menjadi penyebab
perubahan mood, hamper sama seperti saat mereka akan menstruasi atau selama
menopause.
Respon terhadap perubahan citra tubuh.
Sikap wanita terhadap tubuhnya diduga dipengaruhi oleh nilai-nilai yang
diyakininya dan sifat pribadinya.Sikap ini sering berubah seiring kemajuan
kehamilan.Sikap positif terhadap tubuh biasanya biasanya terlihat selama transmitter
pertama.Namun, seiring kemajuan kehamilan, perasaan tersebut menjadi lebih negatif.
Ambivalensi selama masa hamil.
Ambivalensi didefinisikan sebagai konflik perasaan yangsimultan, seperti cinta dan
benci terhadap seseorang, sesuatu, atau suatu keadaan.Ambivalensi adalah respon normal
yang dialami individu yang mempersiapkan diri untuk suatu peran baru.Pernyataan
seseorang tentang kecantikan seseorang wanita yang tidak hamil atau peristiwa promosi
seorang kolega ketika keputusan untuk memiliki seorang anak berarti melepaskan pekerjaan
dapat meningkatkanrasa ambivalen.Perasaan ambivalen berat yang menetap sampai
trimester ketiga dapat mengindikasikan bahwa konflik peran sebagai ibu belum diatasi
(Lederman, 1984).
2) Mengidentifikasi peran ibu.
Proses mengidentifikasikan peran ibu dimulai pada awal setiapkehidupan seorang
wanita, yakni melalui memori-memori ketika ia sebagai seorang anak diasuh oleh
ibu.Peran-peran batu loncatan, seperti bermain dengan boneka, menjaga bayi, dan merawat
adik-adik, dapat meningkatkan pemahaman tentang arti menjadi seorang ibu.
3) Mengatur kembali hubungan antara ibu dan anak perempuan serta antara dirinya dan
pasangannya, serta membangun hubungan dengan anak yang belum lahir.
Hubungan ibu dan anak perempuan
Hubungan antara wanita dan ibunya terbukti signifikan dalam adaptasi terhadap
kehamilan dan menjadi ibu (Rubin, 1967a, b; Mercer, Hackley, Bostrom, 1982). Lederman
(1984) mencatat empat komponen penting hubungan antara seorang wanita hamil dan
ibunya :
- Kesediaan ibu (pada masa lalu dan saat ini).
Keberadaan ibu disisianak perempuannya selama masa kanak-kanak sering kali
berartiibu juga akan hadir dan mendukung selama anaknya hamil.
-Reaksi ibu terhadap kehamilan anaknya.
Reaksi ibu terhadap kehamilan anaknya menandakan penerimaannya terhadap cucu
dananak perempuannya.Apabila ibu mendukung, anak perempuannya bisa memiliki
kesempatan untuk membicarakan kehamilan dan persalinan serta rasa suka cita atau rasa
ambivalen dengan seorang wanita yang memiliki pengetahuan dan menerima kehamilan.
-Penghargaan otonomi anak perempuannya.
Ibu menghormati otonomi anak perempuannya membuat rasa percaya diri anak
perempuannya tumbuh.
-Kesediaan ibu untuk menceritakan kenangannya.
Mendengarkan pengalaman melahirkan seorang calon nenek membantu wanita
hamil mengantisipasi dan mempersiapkan diri menghadapi persalinan dan
kelahiran.Mendengar cerita tentang dirinya pada masa kanak_kanak membuat wanita
hamil merasa dicintai dan diinginkan.
Hubungan dengan pasangan
Orang yang paling penting bagi seorang wanita hamil biasanyaialah ayah sang anak
(Richardson, 1983). Wanita yang diperhatikan dan dikasihi oleh pasangan prianya selama
hamil akan menunjukkan lebih sedikit gejala emosi dan fisik, lebih sedikit komplikasi
persalinan, dan lebih mudah melakukan penyesuaian selama masa nifas. Ada dua
kebutuhan utama yang ditunjukkan wanita selama mereka hamil:
oMenerima tanda-tanda bahwa ia dicintai dan dihargai
oMerasa yakin akan penerimaam pasangannya terhadap sang anakdan mengasimilasi
bayi tersebut ke dalam keluarga
Lederman (1984) melaporkan bahwa hubungan istri dan suamibertambah dekat
selama masa hamil. Dalam studinya, ia mengatakan bahwa kehamilan berdampak
mematangkan hubunagn suami istri akibat peran dan aspek-aspek yang baru yang
ditemukan dalam diri masing-masing pasangan.
Dengan membicarakan perubahan-perubahan yang mereka alami, pasangan dapat
mendefinisikan masalah mereka dan menawarkan dukungan yang diperlukan. Perawat
dapat memperlancar komunikasi antara pasangan dengan berbicara kepada pasangantentang
perubahan pasangan dan perilaku yang mungkin dialamiwanita selama masa hamil
(Rynerson, Lowdermilk, 1993)
Hubungan ibu dan anak
Ikatan emosional dengan anak mulai timbul pada periode prenatal. Hubungan ibu
dan anak terus berlangsung sepanjang masa hamil sebagai suatu proses perkembangan. Ada
tiga fase dalam pola perkembangan tersebut :
1. fase pertama
Wanita menerima fakta biologis kehamilan, mereka menyatukan anak tersebut kedalam
tubuh dan citra dirinya.
2. fase kedua
Wanita memasuki periode tenang dan menjadi lebih mawas diri.Wanita memusatkan
perhatian pada anak yang dikandungnya. Suami dan anak- anak lain terkadang merasa
diacuhkan.
3. fase ketiga
Ibu mulai realistis mempersiapkan diri untuk melahirkan dan mengasuh
anaknya. Wanita dan anggota keluarga lain dapat berinteraksi dengan anak dalam
kandungannya dengan berbicara pada janin dan mengelus perut bayi.
4) Persiapan melahirkan
Banyak wanita, khususnya waniat nulipara, secara aktifmempersiapkan diri untuk
menghadapi persalinan. Mereka akan mencari orang terbaik untuk memberi mereka nasehat
,arahan, dan perawatan. Wanita multipara memiliki pengalaman tersendiri dalam
melahirkan dan bersalin, yang mempengaruhi pendekatan dalam mempersiapkan diri
menghadapi persalinan.

b. Adaptasi Paternal
Sebagian pria menganggap kehamilan sebagai bukti kejantanannya dan tidak berfikir
sama sekali tentang tanggung jawabnya terhadap ibu dan anak. Akan tetapi, bagi
kebanyakan pria kehamilan dapat merupakan kesempatan ia dengan sungguh-sungguh
mempersiapkan diri menjadi seorang ayah.
Respon emosi pria terhadap peran seorang ayah, kekawatirannya dan kebutuhannya
akan informasi berubah-ubah sepanjang masa hamil. May (1982c) menguraikan tiga tahap
yang menandai tiga tugas pengembangan yang dialami ayah yang menantikan bayinya :
a. Fase pengumuman
Dapat berlangsung beberapa jam sampai beberapa minggu. Tugasperkembangannya
ialah menerima fakta biologis akan kehamilan. Reaksi pria terhadap kepastian akan
kehamilan meliputi rasa suka cita atau rasa terkejut, tergantung apakah kehamilan itu
diinginkan atau tidak diinginkan.
b. Fase moratorium
Merupakan periode penyesuaian terhadap kenyataan hamil.Tugas perkembangan
pada fase ini adalah menerima kehamilan.Tahap ini dapat relative singkat atau berlangsung
terus sampai trimester terakhir.
c. Fase Pemusatan
Dimulai pada masa trimester terakhir dan ditandai dengan keterlibatan aktif sang
ayah, baik dalam kehamilan maupun dalam hubungan denagn anaknya. Tugas
perkembangannya ialah bernegosiasi dengan pasangannya tentang peran yang ia lakukan
selama masa bersalin dan mempersiapkan diri menjadi orang tua.

Menerima Kehamilan
Kesiapan Menyambut Kehamilan
May (1982c) menemukan bahwa kesiapan ayah untuk menyambutsuatu kehamilan
dicerminkan dalam tiga aspek:
a. Keuangan yang relative cukup
Penyesuaian dalam keuangan harus dilakukan untuk menyesuaikan diri terhadap
penurunan pendapatan dan peningkatan pengeluaran karena kehadiran seorang anggota
keluarga baru.
b. Hubungan yang stabil dengan pasangan
Pasangan yang memiliki hubungan yang stabil sebelum kehamilan terjadi cenderung
menjadi lebih dekat karena akan berperan sebagai orang tua (Laderman, 1984).
c. Kepuasan dalam hubungan memiliki anak
Kehamilan pasangannya akan mengakhiri periode tanpa anak kehidupan seorang pria.
Banyak pria memandang status memiliki anak dan menjadi ayah sebagai bagian dari
rencana kehidupan mereka.Pasangan yang merencanakan kehamilan lebih mudah
menerima kehamilan (Laderman, 1984).
Respons Emosi
Pria menunjukkan berbagai respons emosi terhadap kehamilanpertama pasangannya. Dalam
studi yang dilakukan oleh May, ditemukan tiga gaya kas:
a. Gaya Pengamat
Sikap menjauhi kehamilan.Ayah yang bahagia menyambut kehamilan menunjukkan sikap
mendukung pasangannya dan ingin menjadi ayah yang baik.Akan tetapi, karena nilai budaya dan
merasa malu, mereka menjauhkan diri dari aktifitas, seperti mengikuti kelas prenatal, membuat
keputusan tentang menyusui dan memilih perawatan professional.
b. Gaya Ekspresif
Respons emosi yang kuat terhadap kehamilan dan keinginan untuk menjadi pasangan
secara penuh dalam rencana mereka. Suami menunjukkan kesadaran akan kebutuhan istri
mereka untuk memperoleh dukungan dan menyadari saat-saat mereka tidak mampu memberi
dukungan yang istri mereka perlukan.
c. Gaya instrumental
Diperlihatkan oleh pria yang menekankan bahwa tugasnya harus diselesaikan dan
memandang dirinya sebagai pengurus atau menejer kehamilan. Mereka merasa bertanggung
jawab akan hasil akhir kehamilan dan melindungi serta mendukung istrinya.

Identifikasi Peran Ayah
Setiap ayah mempunyai sikap yang mempengaruhi prilakunya terhadap suatu kehamilan.
Dengan sikap tersebut, ia menyesuaikan diri terhadap kehamilan dan peran sebagai orang tua.
Sama seperti ibu calon ayah juga memerlukan dukungan saat ia mempersiapkan diri untuk peran
barunya.
Empat jenis dukungan yang diperlukan untuk mempersiapkan diri menjadi ayah, seperti
yang digambarkan oleh House (1981), memberi pedoman yang dapat digunakan perawat yang
memberi asuhan pada calon ayah antara lain:
1) Dukungan emosi
Sumber utama dukungan pria ialah pasangannya.Dukungan ini harus dimodifikasi,
sehingga memungkinkan untuk mengasuh bayi dan memberikan asuhan tambahan terhadap
kebutuhan istrinya.Oleh karena itu para ayah perlu mencari dukungan dari keluarga dan
teman-temannya.
2) Dukungan instrumental
Ayah perlu mengetahui bahwa ia dapat bergantung kepada keluarga atau teman-
temannya, jika memerlukan bantuan.
3) Dukungan informasi
Ayah perlu mengetahui siapa saja yang dapat memberikan nasehat tentang cara
menyelesaikan persoalan yang tiba-tiba muncul.
4) Dukungan penilaian
Ayah perlu menemukan orang lain yang dapat memberikan criteria yangdapat
digunakan untuk mengukur keterampilannya

Hubungan dengan pasangan
Menurut literature psikoanalisis, beberapa aspek prilaku prai menunjukkan adanya
persaingan.Persaingan langsung dengan janin dapat tampak jelas, terutama selama aktivitas
seksual. Pria mungkin merasakan dukungan istrinya, yang sebenarnya merupakan dukungan utama
bagi sang suami berkurang (Jordan,1990).

Hubungan ayah-anak
Ikatan ayah-anak dapat sama kuat dengan hubungan ibu-anak, dan ayah dapat semampu ibu dalam
mengasuh bayi. Perilaku ayah terhadap anak tidak secara nyata berbeda dari perilaku ibu, kecuali
dalam hal bermain dengan bayi.
Dalam banyak hal pria mempersiapkan diri untuyk menjadi ayah dengan cara sama yang dilakukan
wanita dalam mempersiapkan diri untuk menjadi ayah denagn cara sama yang dilakukan wanita
dalam mempersiapkan
diri untuk menjadi ibu, misalnya membaca, membayangkan, dan melamunkan bayinya. Pria
menyesuaikan segala kegiatan yang dahulu yang biasa dilakukan dengan tanggungjawabnya yang
baru, sehingga memungkinkannya menyediakan waktu untuk keluarga barunya.

Antisipasi persalinan
Hari-hari dan minggu-minggu menjelang tanggal lahir yang diperkirakan ditandai oleh tindakan
antisipasi dan rasa cemas.Perhatian utama ayah ialah membawa ibu kefasilitas medis tepet waktu
untuk bersalin dan tidak menunjukkan sikap acuh.Banyak ayah ingin mengetahui saat persalinan
dan menentukan saat yang tepat untuk pergi ke rumah sakit atau memanggil pemberi jasa
pelayanan kesehatan.

c. Adaptasi Kakek-nenek
Kakek nenek adalah penghubung utama generasi (Horn, Manion, 1985).Calon kakek nenek dapat
merupakan sumber krisis maturasi bagi calon orangtua. Kehamilan tidak dapat disangkal lagi,
merupakan bukti bahwa individu kini berusia cukup untuk memiliki seorang anak yang akan
melahirkan cucunya.
Kebanyakan kakek-nenek sangat gembira menantikan kehadiran cucunya.Hal ini membangkitkan
kembali perasaan mereka saat mereka masih muda, rasa suka cita menantikan kelahiran dan
menjadi orangtua baru sewaktu anak-anak masih bayi.Kakek-nenek berperan sebagai sumber yang
potensial untuk keluarga.Dukungan mereka yang menguatkan keluarga dengan memperluas
lingkup pendukung dan asuhan (Barranti, 1985).
Supaya benar-benar berpusat pada keluarga, perawatan maternitas harus melibatkan kakenk-nenek
dalam proses perawatan keluarga pasangan usia subur, untuk memantapkan penyesuaian diri
terhadap peran kakek-nenek dalam system keluarga, dan meningkatkan komunikasi antar generasi
(Maloni, Mclndoe, Rubenstein, 1987).

d. Adaptasi Sibling
Berbagai berita kehadiran seorang adik baru dapat merupakan krisis utama bagi seorang anak.
Beberapa factor yang mempengaruhi responsseseorang anak antara lain umur, sikap orangtua,
peran ayah, lama waktu berpisah dengan ibu, peraturan kunjungan di rumah sakit, dan bagaimana
anak itu dipersiapkan untuk suatu perubahan (Spero, 1993; Fortier,dkk,1991).
Respon seudara kandung terhadap kehamilan berbeda-beda, bergantung pada usia dan kebutuhan
mereka. Anak usia setahun mungkin tidak banyak menyadari proses ini, tetapi anak usia dua tahun
memperhatikan perubahan pada penampilan ibunya. Pada usia tiga atau empat tahun, anak- anak
ingin diceritakan asal muasal mereka dan menerimanya sebagai hal yang sama dengan kehamilan
ibu saat ini. Anak usia sekolah menunjukkan minat klinis terhadap kehamilan ibunya. Remaja awal
dan pertengahan, yang pikirannya dipenuhi pengenalan akan identitas seksual mereka, mungkin
mengalami kesulitan untuk menerima bukti nyata aktivitas seksual orangtua mereka. Remaja lanjut
tampak tidak begitu peduli








FERTILISASI DAN IMPLANTASI

























EMBIOLOGI

Ovulasi
Ovum di dorong
keluar dari Folikel
de Graf
Di tangkap Fimbrae
yang memeluk Tuba
Falopii
Spermatozoa bertemu
dengan ovum di dekat
ujung tuba yang memiliki
fimbrae
Peleburan Inti Sel
sperma dan ovum
di oviduk/ uterus
Kepala sperma
menembus
dinding ovum
Ekor tertinggal
di luar
Zigot (2n)
Membelah
mitosis
32 sel Murola
Blastula
Membran
Korion luar
Luar
Dalam
Sinisitiotrofoblast Plasenta
Sitotrofoblast
Bergerak ke uterus
(hari ke 4-5)
Implantasi
(hari ke 6)
Grastula
Ektodermis Endodermis
Mesodermis
Tali Pusat
Amnion
Kel. gondok, hati,
pankreas, kand.
kemih, sal.
Pencernaan, sal.
pernapasan
Jar. tulang, otot
jantung, pemb.
darah, limfa, ginjal,
kel. kelamin
Saraf , hidung, mata,
epidermis, kel. kulit



Usia Perkembangan
14 hari
(2minggu)
- Blastokist diberi makan (nutrien) oleh sitoplasmanya sendiri.
- Pembuluh darah primitive untuk embrio mulai berkembang pada
mesoderm.
14-28 hari
(2-4 ming)
- Pembuluh darah embrio berhubungan dengan pembuluh darah pada villi
chorion plasenta primitif dengan demikian sirkulasi embrio telah terbentuk
dan darah dapat beredar.
- Kepala embrio dapat dibedakan dengan badannya.
- Tunas-tunas tungkai dan lengan telah tampak.
- Terjadi sikap fleksi yang terjadi secara perlahan.
- Sistem utama di dalam tubuh telah ada dalam bentuk rudimenter.
- Jantung menonjol dari tubuh dan mulai berdenyut.
4 minggu Tampak luar
Badan fleksi, membentuk huruf C; terdapat bakal lengan dan tungkai; kepala pada
sudut kanan badan.
Ukuran puncak kepala-bokong (cm), berat
0,4 sampai 0,5 cm ; 0,4 gr
Sistem Pencernaan
Perut berada pada garis tengah dan berbentuk fusiform; hati jelas terlihat; esofagus
pendek; usus halus berupa tabung pendek.
Sistem Muskuloskeletal
Semua somit ada
Sistem Sirkulasi
Jantung terbentuk, terlihat dua serambi, mulai berdenyut; terbentuk lengkung aorta
dan vena-vena utama.
Sistem Pernapasan
Bakal paru-paru primer muncul
Sistem Ginjal
Bakal ureter rudimenter muncul
Sistem Saraf
Lengkung otak tengah jelas terlihat; tidak terdapat otak belakang atau lengkungan
servikal; alur saraf menutup
Organ-organ Sensorik
Mata dan telinga muncul sebagai pembuluh optik dan otosis.
Sistem Genital
Parit genital (genital ridge) muncul pada rongga kelima.
8 Minggu Tampak luar
Badan mulai terbentuk; hidung rata, mata jauh terpisah; jari-jari sudah terbentuk;
kepala mulai terangkat; ekor hampir hilang; mata, telinga, hidung, dan mulut dapat
dikenal.
Ukuran puncak kepala-bokong (cm), berat
2,5 sampai 3 cm; 2gr
Sistem Pencernaan
Vili usus berkembang; usus halus menggulung didalam tali pusat; terdapat lipatang-
lipatan palatum; hati sangat besar.
Sistem Muskuloskeletal
Mula-mula terlihat adanya osifikasi (penulangan)- oksiput, mandubula, dan humerus;
janin dapat sedikit bergerak, otot-otot badan, anggota gerak, dan kepala sudah dapat
dilihat dengan jelas.
Sistem Sirkulasi
Pembuluh-pembuluh darah utama sudah hampir selesai dibentuk; darah banyak
mengandung sel-sel darah merah berinti.
Sistem Pernapasan
Pembentukkan ronga pleura dan perikardial; percabangan bronkiolus; lubang hidung
tertutup sumbatan epitel.
Sistem Ginjal
Tubulus sekretori dini berdeferensiasi; kandung kemih-uretra memisahkan diri dari
rektum.
Sistem Saraf
Korteks serebri mulai membentuk sel-sel khas; diferensiasi korteks serebri,
meninges, foramen-foramen ventrikel, sirkulasi cairan serebrospinal; medula spinalis
meluas sepanjang tulang belakang.
Organ-organ Sensorik
Pleksus koroid primordial terbentuk; ventrikel relatif besar dibandingkan korteks;
perkembangan terus berlanjut; mata saling mendekat dengan cepat; terbentuk telinga
dalam.
Sistem Genital
Testis dan ovarium dapat dibedakan; genetalia eksterma tidak dapat dibedakan (pria
atau wanita), tetapi mulai berdiferensiasi.
12
Minggu
Tampak luar
Kuku terbentuk; lebih menyerupai manusia; kepala tegak, tetapi besarnya tidak
sebanding, kulit merah muda, lembut.
Ukuran puncak kepala-bokong (cm), berat
6 sampai 9 cm; 19 gr
Sistem Pencernaan
Empedu disekresi; penyatuan langit-langit selesai; usus halus terpusah dengan
medula spinalis dan mulai menempati tempat yang khusus.
Sistem Muskuloskeletal
Beberapa tulang mulai dibentuk, osifikasi meluas; lengkung servikal dan sakral
dibagian bawah dan tubuh mulai menjadi tulang; lapisan otot polos mulai terdapat
dirongga visera.
Sistem Sirkulasi
Pembentukan darah disumsum tulang.
Sistem Pernapasan
Paru-paru mndapatkan bentuk yang tetap; muncul pita suara.
Sistem Ginjal
Ginjal dapat mensekresi urine; kandung kemug mengembung seperti kantung.
Sistem Saraf
Konfigurasi struktur otang secara garis besar selesai; medula spinalis menunjukkan
pembesaran didaerah servikal dan lumbar; terbentuk fornamen ventrikel keempat;
mulai menghisap jari.
Organ-organ Sensorik
Mulai ada bakal pengecap yang pertama; karakteristik dan organisasi mata mulai
terjadi.
Sistem Genital
Jenis kelamin dapat dikenali; organ-organ seks internal dan eksternal semakin
spesifik.
18
minggu
Tampak luar
Kepala masih dominan; wajah menyerupai manusia; pada pemeriksaan kasar, mata,
telinga, dan hidung mulai menyerupai bentuk sebenarnya, perbandingan lengan-kaki
sesuai; muncul rambut kepala.
Ukuran puncak kepala-bokong (cm), berat
11,5 sampai 13, cm; 100 gr.
Sistem Pencernaan
Mekonium didalam usu; nulai menyekresi beberapa enzim; anus terbuka.
Sistem Muskuloskeletal
Kebanyakan tulang dapat dibedakan diseluruh tubuh; muncul rongga sendi;
pergerakan otot dapat dideteksi.
Sistem Sirkulasi
Otot jantung telah berkembang dengan baik; pembentukan darah secara aktif
dilimpa.
Sistem Pernapasan
Serabut elastis muncul pada paru-paru; muncul bronkhiolus terminalis dan
respiratorius.
Sistem Ginjal
Ginjal menempati tempat yang tetap; mulai mempunyai bentuk dan fungsi yang
khas.
Sistem Saraf
Lobus-lobus serebri terbentuk; serebelum mulai menonjol.
Organ-organ Sensorik
Organ-organ perasa berdiferensiasi.
Sistem Genital
Testis dalam posisi turun ke dalam skrotum; vagina terbuka.
24
minggu
Tampak luar
Tubuh menjadi langsing, tetapi dengan perbandingan sesuai; kulit menjadi merah dan
berkeriput; terdapat vemiks kaseosa; pembentukan kelenjar keringat.
Ukuran puncak kepala-bokong (cm), berat
23cm; 600 gr
Sistem Pencernaan
-
Sistem Muskuloskeletal
-
Sistem Sirkulasi
Pembentukan darah meningkat dalam sumsum tulang tetapi berkurang dihati.
Sistem Pernapasan
Terdapat duktus dan sakus alveolaris; lesitin mulai muncul pada cairan amnion
(minggu ke-26 sampai ke-27)
Sistem Ginjal
-
Sistem Saraf
Korteks serebri dilapisi secara khas; proliferasi neuron pada korteks serebri berakhir.
Organ-organ Sensorik
Dapat mendengar.
Sistem Genital
Testis pada cincin inguinalis dalam proses turun ke dalam skrotum.
28
minggu
Tampak luar
Badan langsing, keriput berkurang dan berwarna merah; terbentuk kuku.
Ukuran puncak kepala-bokong (cm), berat
27 cm; 1100 gr
Sistem Pencernaan
-
Sistem Muskuloskeletal
Astragaulus (talus, tulang tumit) menjalani osifikasi; gerakan lemah dan cepat tonus
minimum.
Sistem Sirkulasi
-
Sistem Pernapasan
Lesitin terbentuk pada permukaan alveolus.
Sistem Ginjal
-
Sistem Saraf
Tampak fisura serebralis, pembentukan lipatan otak dengan cepat; siklus tidur-
bangun yang tidak tetap; dapat menangis lemah atau belum sama sekali; refleks
menghisap lemah.
Organ-organ Sensorik
Kelopak mata terbuka kembali; lapisan retina selesai dibentuk, dapat menerima
cahaya; pupil dapat bereaksi terhadap cahaya.
Sistem Genital
-
32-34 Tampak luar
Lemak subkutan mulai terkumpul; tampak lebih buat; kulit merah muda dan licin;
mengambil posisi persalinan.
Ukuran puncak kepala-bokong (cm), berat
31 cm; 1800 sampai 2100 gr.
Sistem Pencernaan
-
Sistem Muskuloskeletal
Falang medikal keempat mengalami penulangan; terlihat primordial gigi permanen;
dapat menengok ke samping.
Sistem Sirkulasi
-
Sistem Pernapasan
Rasio L/S = 1,2 : 1
Sistem Ginjal
-
Sistem Saraf
-
Organ-organ Sensorik
Terdapat rasa kecap; sadar akan suara diluar tubuh ibu.
Sistem Genital
Testis turun ke dalam skrotum.
36
minggu
Tampak luar
Kulit merah muda, tubuh bulat; lanugo menghilang diseluruh tubuh; tubuh biasanya
gemuk
Ukuran puncak kepala-bokong (cm), berat
35 cm; 2200 sampai 2900 gr
Sistem Pencernaan
-
Sistem Muskuloskeletal
Terdapat pusat osifikasi femoral distal; gerakan pasti dan dapat bertahan, tonus
cukup kuat, dapat membalik dan mengangkat kepala.
Sistem Sirkulasi
-
Sistem Pernapasan
Rasio L/S 2:1
Sistem Ginjal
Pembentukan nefron baru berhenti
Sistem Saraf
Ujung medula spinalis setinggi L-3; siklus tidur-bangun tetap.
Organ-organ Sensorik
-
Sistem Genital
-
38 - 40
minggu
Tampak luar
Kulit halus dan berwarna merah muda, vemiks kaseosa sedikit; rambut sedang atau
banyak; lanugo hanya pada bahu dan tubuh bagian atas saja; tampak tulang rawan
hidung dan cuping hidung.
Ukuran puncak kepala-bokong (cm), berat
40 cm; 3200+ gr
Sistem Pencernaan
-
Sistem Muskuloskeletal
Gerakan aktif dan bertahan; tonus baik; dapat mengangkat kepala
Sistem Sirkulasi
-
Sistem Pernapasan
Percabangan paru-paru hanya selesai duapertiga
Sistem Ginjal
-
Sistem Saraf
Mielinisasi otak dimulai; siklus tidur-bangun teratur diselingi periode bangun;
menagis jika lapar dan merasa tidak nyaman; refleks menhisap kuat
Organ-organ Sensorik
-
Sistem Genital
Testis didalam skrotum; labia mayora berkembang baik

PENATALAKSANAAN
Jenis imunisasi Yang Dibutuhkan Wanita Hamil
a. Tetanus (Tetanus Toksoid) : vaksin ini dianjurkan pada wanita hamil untuk
mencegah tetanus neonatorum (tetanus pada bayi) dan sebaiknya diberikan pada
wanita yang tidak melengkapi 3 kali imunisasi dasar atau 10 tahun boster
Jadwal pemberian imunisasi tetanus pada wanita hamil:
Pemberian pertama: Segera setelah kehamilan terdeteksi.
Pemberian kedua: Sebulan setelah pemberian vaksin pertama, dan paling lambat
dua minggu sebelum waktu kelahiran.
Pemberian ketiga: 6-12 bulan setelah pemberian vaksin kedua, atau selama masa
kehamilan berikutnya.
Pemberian keempat: 1 tahun setelah pemberian vaksin ketiga, atau selama masa
kehamilan berikutnya.
Pemberian kelima: 1 tahun setelah pemberian vaksin keempat, atau selama masa
kehamilan berikutnya.
b. Hepatitis B : untuk wanita dengan risiko tinggi Hepatitis B (memiliki > 1 pasangan
seksual dalam 6 bulan terakhir, memiliki riwayat Penyakit Menular Seksual,
penggunaan narkoba suntik)
c. Influenza (Inaktif) : vaksin ini dapat mencegah penyakit serius pada ibu hamil namun
sebaiknya diberikan setelah minggu ke-14


Jenis imunisasi yang dipertimbangkan diberikan pada wanita hamil dengan pajanan
infeksi spesifik

Pneumokokus : diberikan pada triwulan kedua atau ketiga pada wanita dengan risiko
tinggi infeksi pneumokokus atau dengan penyakit kronik (wanita dengan gangguan
jantung, paru, atau penyakit hati; penurunan kekebalan tubuh; diabetes)
Rabies : direkomendasikan bagi mereka yang terpajan dengan rabies
Hepatitis A : belum banyak penelitian mengenai keamanan imunisasi ini selama
kehamilan, namun risikonya rendah (karena vaksin berasal dari virus inaktif)
Vaksin Polio Oral & Vaksin Polio Inaktif

Jenis imunisasi yang tidak direkomendasikan pada wanita hamil

MMR (Mumps, Measles, Rubella) : merupakan kontraindikasi bagi kehamilan karena
kemungkinan risiko kelainan bawaan pada janin. Wanita sebaiknya menunggu selama 3
bulan sebelum hamil setelah menerima vaksin virus hidup ini
Varisela : tidak dianjurkan selama kehamilan karena kemungkinan infeksi varisela pada
janin (vaksin merupakan virus hidup). Diberikan minimal 1 bulan sebelum kehamilan
HPV (Human Papiloma Virus) : memiliki kaitan efek samping terhadap janin dan ibu
hamil. Data vaksinasi pada wanita hamil terbatas

3. MITOS MITOS PADA KEHAMILAN
Tidak boleh memotong atau menjahit baju.
Mitos: Tidak boleh memotong atau menjahit baju selama kehamilan atau anak akan
lahir dengan bibir sumbing.
Fakta: Bibir sumbing biasanya karena pengaruh obat-obatan yang diminum ibu saat
hamil, efek radiasi atau faktor genetic. Oleh karenanya x-ray tidak dilakukan selama
kehamilan kecuali atas indikasi tertentu.
Minuman dari kacang kedelai (susu kacang) akan membuat kulit bayi berwarna putih.
Mitos: minum susu kacang atau makanan dari kacang kedelai akan membuat bayi
berkulit putih.
Fakta: warna kulit seseorang dipengaruhi oleh faktor genetika ayah dan ibunya, bukan
dari susu kedelai.
Jeruk akan meningkatkan lendir pada bayi dan resiko kuning pada bayi baru lahir.
Mitos: Jangan makan jeruk terlalu sering akan meningkatkan lendir pada paru bayi dan
resiko kuning saat bayi lahir.
Fakta: Jeruk adalah sumber vitamin C dan serat yang baik.
Minum air es akan menyebabkan bayi besar.
Mitos: Sering minum es saat hamil menyebabkan bayi besar dan akan sulit lahir.
Fakta: Bayi besar biasanya berhubungan dengan ibu hamil yang mempunyai penyakit
kencing manis. Jadi mungkin es ini diminum oleh ibu hamil yang memang dengan
riwayat penyakit kencing manis. Jadi bukan minum es lalu menyebabkan bayi besar
karena air es akan dikeluarkan oleh tubuh sebagai keringat atau air seni.
Makanan pedas akan menyebabkan bayi lahir dengan bercak kulit kemerahan atau
berkulit lebih gelap.
Mitos: Makan makanan pedas saat hamil akan menyebabkan bayi lahir dengan bercak
kulit kemerahan atau bayi akan berkulit lebih gelap/hitam.
Fakta: Sekali lagi warna kulit seseorang tidak ditentukan oleh makanan pedas, tapi factor
genetic dari orang tuanya. Dan faktanya bahwa makan makanan pedas saat hamil,
membuat rasa tak enak di perut apalagi bila anda sedang mual, jadi bukan karena
menyebabkan bercak kemerahan pada kulit.


4. STIMULASI PADA JANIN
Otak manusia mengalami perkembangan dan kalau dilihat ukuran otak yang terbesar saat
anak masih bayi.
Perkembangan otak terbagi menjadi beberapa tahap yaitu:
1. Batang otak yang mempengaruhi detak jantung dan temperatur
2. Otak tengah & sistem limbic yang mempengaruhi kontrol tidur, nafsu makan,
arousal, control emosi
3. Korteks yang mempengaruhi pikiran rasional dan proses analitis

Sedangkan panca indera manusia mengalami perkembangan sebagai berikut:
1. Pengecap & penghidung terbentuk pada 8-15 minggu, mencicip dan mencium bau
ketuban dan mengenali Ibu pertama kali
2. Peraba terbentuk pada 16-27 minggu, tenang karena sentuhan
3. Penglihatan: bayi baru lahir tertarik pada pola kurva, warna, gambar 3 dimensi, wajah
4. Pendengaran terbentuk pada 20-28 minggu,merespeon suara dari luar

Perkembangan psikologis pada anak mencakup: perkembangan fisik, kognitif, bahasa,
emosi, dan sosial. Semua perkembangan ini harusnya berjalan bersama, karena akan
saling mendukung perkembangan yang lain.
1. Perkembangan Fisik janin
Menstimulasi perkembangan fisik pada janin dengan cara makan makanan
bernutrisi,minum susu Ibu hamil & menyusui, senam hamil, sentuh bayi, istirahat
cukup.
2. Perkembangan Kognitif janin
Menstimulasi perkembangan kognitif pada janin dengan cara ceritakan apa yang
sedang Ibu lakukan,bacakan dongeng, dengarkan musik klasik, ajak anak membantu
Ibu berpikir.
3. Perkembangan Bahasa
Menstimulasi perkembangan baahsa pada janin dengan cara nyayikan lagu-lagu anak-
anak, bacakan dongeng, berceritalah tentang kejadian sehari-hari, mengobrol dengan
janin, mengobrol dengan orang lain.
4. Perkembangan Emosi
Menstimulasi perkembangan emosi pada janin dengan cara istirahat yang cukup, minta
bantuan orang lain untuk mengerjakan tugas (jangan paksa diri), dengarkan musik,
berdoa, bersikap positif (senang, bersyukur, tenang).
5. Perkembangan Sosial
Menstimulasi perkembangan sosial pada janin dengan cara perdengarkan suara orang
lain, ajak mengobrol, bersikap positif terhadap orang lain, bacakan dongeng dengan
tema sosial (3 babi kecil, si jubah merah, dll).




















PATOFISIOLOGI





















































kram
Cepat lelah
pe
BMR
Perubahan kadar
kalsium dan fosfor
pe
aktivitas
metabolik
Kerja
adenokorti
kosteroid
Intoleransi Aktivitas
Edema
ekstremitas
Membendu
ng aliran
darah balik
Obstruksi
vena
iliaka dan
vena
kava oleh
uterus Pemisa
han
jaringan
ikat
kolagen
Striae
gravida
Vagina
menjadi
berwarna
ungu

Vaskular
isasi ke
vagina
pe
hormone
hipofisis
anterior
melantro
pin
Chadwick
sign
Aerola
mamae
menghitam
Linea
nigra
Cloasma
gravidarum
hiperpig
mentasi
Uterus
membesar
Usia kehamilan
34 minggu
kehamilan
Ectoderm:
Epidermis, lensa, mata,
system saraf
Endoderm:
Epitel, pernafasan, cerna,
hati, dan pankreas
Mesoderm:
Tulang, otot, jantung, system
kardio, limpa, urogenital
Perubahan Pola
Eliminasi : Urin
Sering BAK
Sesak
nafas
Menekan
diafragma
Mendesak
kandung
kemih
16 sel (morula)
implantasi
grastula
blastul
a
Pembelahan 2 sel, 4 sel ,8 sel
Zigot (2n)
Inti sperma membesar,
ekor berdegenerasi
Pronukleus wanita (n)
oosit
fertilisas
i
Pronukleus pria (n)
pe gerak peristaltik
Serviks hiperaktif
Elastisitas pem.darah
me
pe
estrogen dan
progesteron
Pembuluh darah
mbesar&lebar
keputihan Sekresi lendir
varises
Pemb.darah lentur
Pesiapan
pesalinan
konstipasi
Transisi peran
<< pengetahuan anxietas
ASUHAN KEPERAWATAN
Pengkajian
Subyektif
Identitas No Register : -
Nama ibu : Ny. K Nama suami : -
Umur : 23 tahun Umur : -
Suku / bangsa : Sunda/Indonesia Suku / bangsa : -
Agama : - Agama : -
Pendidikan : SMA Pendidikan : -
Pekerjaan : Karyawan swasta Pekerjaan : -
Penghasilan : - Penghasilan : -
Alamat : - Alamat : -
No. Telp : - No. Telp : -

Anamnesa
Keluhan Utama / Alasan Kunjungan Saat Ini :
Riwayat
1. Riwayat Obstetri
HPHT : 2-9-2011
TP : 9-6-2011
Menarche : kapan pertama kali ibu menstruasi?
Siklus : 28 hari
Banyaknya : kira-kira berapa banyak darah yang dikeluarkan?
Lamanya haid : biasanya berapa lama ibu haid?
Sifat darah : bagaimana warna darahnya bu?
Dismenorhea : apakah saat haid disertai nyeri bu?

2. Riwayat kehamilan sekarang
Keluhan pada Trimester I : apa yang ibu rasakan saat hamil pada tiga
bulan pertama?
Keluhan pada Trimester II : apa yang ibu rasakan saat hamil pada tiga
bulan kedua?
Keluhan pada Trimester III : cepat lelah, BAK menjadi sering,
keputihan, kaki bengkak, dan kalau malam
sering kram
Pergerakan anak pertama kali : kapan ibu merasakan gerakan bayi ibu
untuk pertama kalinya?
Penyuluhan yang didapatkan : penyuluhan apa saja tentang kehamilan
yang pernah ibu dapatkan?
3. Imunisasi : sudah mendapat imunisasi TT 1x
4. Riwayat Penyakit Sistemik
Jantung : -
Asma : -
Ginjal : -
TBC : -
Hepatitis : -
DM : -
Hipertensi : -
HIV/AIDS : -
Lupus : -
Thalasemia : -
5. Riwayat Kesehatan Keluarga
Jantung : -
Asma : -
Ginjal : -
TBC : -
Hepatitis : -
DM : -
Hipertensi : -
HIV/AIDS : -
Lupus : -
Thalasemia : -
6. Riwayat Sosial
Perkawinan
Kawin :saat ini sedang mengandung dari perkawinan yang keberapa
ibu?
Lamanya :sudah berapa lama ibu menikah dengan bapak?
7. Riwayat Psikososial
Kehamilan direncanakan :apakah kehamilan ini sudah direncanakan
sebelumnya bu?
Tidak direncakan : -
Tradisi :tradisi apa saja yang ibu lakukan saat hamil?
Makanan dan kegiatan apa saja yang menjadi
larangan menurut lingkungan ibu? Dan ibu
melakukannya?
8. Pola Aktivitas sehari-hari
9.1 Pola Nutrisi
Ibu makan sehari berapa kali?
Biasanya dengan menu apa ibu?
9.2 Pola Eliminasi
Sering BAK
9.3 Istirahat Tidur
Berapa lama ibu tidur dalam sehari?
Kalau siang bu?
9.4 Personal hygiene
Berapa kali ibu mandi dalam sehari?
Apakah sehabis makan selalu menggosok gigi bu?
9.5 Pola Aktivitas
Ibu bangun tidur jam berapa?setelah itu apa yang ibu lakukan?
9.6 Pola Seksual
Berapa kali seminggu ibu melakukan hubungan seksual dengan suami?kalau
sebelumya berapa kali bu?
9.7 Pola Persepsi
Ibu ingin melahirkan dimana?ditolong siapa?
9.8 Pola Koping dan Stress
Apa yang ibu lakukan ketika sedang banyak pikiran atau capek? Dengan siapa
ibu menceritakan masalah ibu?
9.9 Pola Hubungan dan Peran
Dengan siapa saja ibu tinggal?bagaimana hubungan dengan anggota klg yang
lain? Apakah ibu mengikuti kegiatan ibu-ibu desa?
9.10 Pola Spiritual
Bagaimana ibu dengan ibadahnya?
9.11 Pola kognitif dan konseptual
Apakah ibu merasa terganggu dengan kehamilan ini?
9.12 Pola Persepsi Diri
Bagaimana bu dengan kehamilan yang semakin membesar ini?dan dengan
badan yang semakin besar?
9.13 Pola Kebiasaan
Apakah ibu suka minum jamu, merokok, atau ibu punya binatang peliharaan
barangkali?
Data Obyektif
Status Generalis
Kesadaran : Composmentis
Tinggi Badan : -
Berat Badan : 72 kg (sebelum hamil 55kg)
Gejala Vital
Tensi : 110/70 mmHg
Nadi : 78 x/menit
Suhu : -
Pernapasan : 20 x/menit
Lila : -
Inspeksi
1. Rambut : Melihat kearah rambut dan kulit kepala
2. Muka : chloasma gravidarum
3. Mata : Membuka mata bagian bawah
4. Hidung : Melihat hidung dan lubang hidung
5. Telinga : Melihat bagian luar dan keluaran
6. Mulut : Membuka mulut klien
7. Bibir : melihat bibir klien apakah kering atau normal
8. Leher : mengamati adanya peningkatan JVP dan pembesaran kelenjar
tiroid
9. Dada : colostrum belum keluar
10. Abdomen : linea nigra dan striae gravidarum, tampak tidak simetris
11. Vagina : keluaran cairan bening, tidak berbau dan jumlah sedikit, tidak ada
varises vagina
12. Ekstrimitas atas : melihat bengakan dan hiperpigmentasi kulit
13. Ekstrimitas bawah : tidak ada varices, ada kram kaki (pada malam hari), kaki
bengkak
Palpasi
1. Leopold I : TFU = 3 jari diatas pusat (28 cm)
Teraba bulat, lunak
2. Leopold II : puki
3. Leopold III : letkep
4. Leopold IV : mengetahui seberapa jauh bagian janin masuk ke PAP
Auskultasi
DJJ positif
Keteraturan - dengan frekuensi 134x/menit
Perkusi
Reflek lutut ka / ki : positif / positif
Pemeriksaan Panggul
Distansia spinarum : -
Distansia christarum : -
Boudeloque : -
Lingkar panggul : -
Pemeriksaan Laboratorium
Darah : -
Urine : -
Pemeriksaan Lain
USG : bayi tunggal, hidup, letak kepala, cairan amnion cukup.

Analisa Data
No Data yang Menyimpang Etiologi Masalah
1. DS :
- Cepat lelah
- Saat malam sering
kram
DO :
- Kaki bengkak
Kehamilan

Perubahan kadar fosfor+kalsium

Kram

Intoleran aktivitas
Intoleran Aktivitas

Kehamilan


Obstruksi iliaka dan vena kava pd
uterus

Bendungan aliran darah balik

Edema ekstrimitas

Intoleran aktivitas

Peningkatan BMR
Peningkatan aktivitas metabolic
Cepat lelah
Intoleran aktivitas
2. DS :
BAK sering
DO : -
Usia kehamilan 34 minggu
Uterus membesar
Mendesak kandung kemih
Sering BAK Perubahan kadar
kalsium+fosfor
kram
Perubahan pola
eliminasi : urin
3. DO : -
DS : -
Kehamilan
Persiapan persalinan
Transisi
<<pengetahuan
Anxietas
Anxietas


Diagnosa Keperawatan
1. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan fisiologi kehamilan ditandai dengan cepat
lelah, kaki bengkak, dan kram.
2. Perubahan pola eliminasi urine berhubungan dengan peningkatan tekanan kandung
kemih ditandai dengan klien mengeluh sering BAK Intervensi
3. Ansietas b.d. krisis situasi, transmisi interpersonal, kebutuhan tidak dipenuhi

Rencana Asuhan Keperawatan
No Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional
1 Intoleransi
aktivitas yang
berhubungan
dengan fisiologi
kehamilan yang
ditandai dengan
klien merasa
sering cepat
lelah, kaki
bengkak, dan
kalau malam
sering keram.
Tupan:
Klien mampu
melakukan aktivitas
dengan baik
Tupen:
Klien tidak
mengeluh lelah,
bengkak, dan
keram.
Nutrisi dan cairan
terpenuhi
Menunjukan nilai
normal fungsi
tubuh
Mandiri:
Kaji tanda-
tanda vital
(TD, RR, HR,
Suhu)



Kaji turgor
kulit, membran
mukosa, CRT
Kaji bengkak
dari luas area,
warna, bentuk,
dan
bandingkan
Hitung jumlah
dan kebutuhan
cairan

Tentukan
asupan nutrisi
/24 jam; tinggi
vitamin,
protein, dan
mineral (Fe,
Ca) seperti
sayuran, buah-
buahan, ikan
Anjurkan
hindari berdiri
yang lama;
meninggikan
tungkai bila
mungkin;
anjurkan
stocking
elastis
Kolaborasi:
Berikan
tambahan
suplemen;
Berikan
imunisasi TT2
Mandiri:
Kelelahan diketahui
dengan TD yang
rendah, nafas
terganggu, suplai
darah terganngu, dan
peningkatan suhu
Mengetahui status
cairan tubuh klien
Mengindikasikan
infeksi


Sebagai hipotesa
perubahan cairan dan
patokan pemberian
cairan
Nutrisi penuh gizi
membantu
meningkatkan
pembentukan energi
dan kekuatan tulang


Memperbaiki aliran
darah di vena dan
progesteron yang
mempengaruhi keram
kaki

Kolaborasi:
Meningkatkan
pembentukan energi
sehingga tidak cepat
lelah
Mencegah infeksi
tetanus
2. Perubahan pola
eliminasi urine
berhubungan
dengan
peningkatan
tekanan
kandung kemih
ditandai dengan
klien mengeluh
sering BAK
TuPen:
Pola eliminasi urine
klien membaik dalam
waktu 2 x 24 jam
dengan kriteria hasil:
Klien
mengungkapkan
pemahaman
tentang kondisinya
Mengidentifikasi
cara-cara untuk
mencegah statis
Mandiri:
1. Berikan
informasi
tentang
perubahan
perkemihan
sehubungan
dengan
trimester
ketiga

2. Anjurkan klien

1. Meningkatkan
pengetahuan tentang
mobilisasi urine pada
klien

2. Memperlancar aliran
darah balik


3. Menghindari statis
urine
urinarius atau
edema jaringan

TuPan:
Pola eliminasi klien
sudah sangat membaik
untuk posisi
miring kiri
saat duduk dan
tidur

3. Anjurkan klien
untuk
menghindari
posisi tegak
atau supine
dalam waktu
yang lama

4. Berikan
informasi
mengenai
perlunya
masukan
cairan 6-8
gelas sehari,
penurunan
masukan 2-3
jam sebelum
beristirahat
dan
penggunaan
cairan
makanan dan
produk
mengandung
natrium dalam
jumlah sedang

5. Berikan
informasi
mengenai
bahaya
menggunakan
diuretic dan
penghilangan
natrium dan
diet


6. Membantu
klien
memahami
alasan
fisiologis dari
frekuensi
berkemih dan
nokturi


4. Mencegah dehidrasi
karena akibat sering
BAK









5. Diuretic belum tentu
baik untuk ibu dan
janin. Harus
konsultasi ke dokter
terlebih dahulu

Membantu membangun
persepsi positif pada klien
mengenai perubahan
tubuh saat kehamilan
3. Ansietas b.d.
krisis situasi,
transmisi
interpersonal,
kebutuhan tidak
dipenuhi
Tupan:
Klien
melaporkan
ansietas pada
tingkat yang
Mandiri
1. Berikan
perawatan
primer/
dukungan

1. Kontinuitas
perawatan
&pengkajian
dapat turunkan
dapat diatasi
Tupen:
Klien dapat
menggunakan
teknik
pernapasan
dan relaksasi
secara
terampil
Klien tampak rileks
sesuai dengan situasi
persalinan
profesional
intrapartum
kontinue
sesuai indikasi
2. Berikan
informasi
tentang
perubahan
pssikologis dan
fisiologis pada
persalinan
sesuai
kebutuhan
3. Observasi
tingkat dan
penyebab
ansietas,
kesiapan untuk
melahirkan
anak, latar
belakang
budaya, peran
orang terdekat
4. Observasi TD
dan HR






5. Pantau pola
kontraktil
uterus;
laporkan
disfungsi
persalinan
6. Anjurkan klien
untuk
ungkapkan
perasaan,
masalah dan
rasa takut.




7. demonstrasika
n metode
persalinan dan
relaksasi.
Berikan
tindakan
kenyamanan
stres.
2. Pendidikan dapat
menurunkan stres
dan ansietas dan
dapat
meningkatkan
kemajuan
persalinan
3. Ansietas
memperberat
persepsi nyeri,
pengaruhi
penggunaan
teknik koping,
menstimulasi
pelepasan
aldosteron, yang
dapat
meningkatkan
resopsi Na dan air
4. Stres aktifkan
sistem
adrenokortikal
hipofisis-
hipotalamik, yang
meningkatkan
retensi & resorpsi
Na&air( dapat
memperberat
perkembangan
toksemia
intrapartal/hipert
ensi) dan
meningkatkan
eksresi K ( dapat
memperberat
penurunan
aktivitas
miometrik.
5. Pola kontraksi
hipertonik/hipoto
nik dapat tejadi
bila stress
menetap &
memperpanjang
peepasan
katekolamin
6. Stre, ansietas
mempunyai efek
memperlama fase
pertama karena
penggunaan
cadangan
glukosa;

8. kurangi
pemajanan
yang tidak
diperlukan.
9. Sadari
kebutuhan
klien/
kesukaan
terhadap
pemberian
asuhan pada
wanita
10. Berikan
kesempatan
untuk
percakapan
termasuk
pilihan nama
bayi, perkiraan
persalinan,
persepsi
selama
kehamilan
11. Tentukan
kebutuhan
hiburan

Siapkan untuk
bantu saat pulang
dari RS
sebabkan
kelebihan
epinefrin yang
dilepaskan dari
stimulasi adrenal.
Yang
menghambat
aktivitas
miometrial;
meningkatkan
kadar
norepinefrin,
yang cenderung
meningkatkan
aktivitas uterus,
sehingga
keduanya dapat
meningkatkan
disfungsi pola
persalinan.
7. Menurunkan
stersor yang
memperberat
ansietas
8. Kebutuhan privasi
sangat diperlukan
klien dalam
pemeriksaan dan
pengobatan
9. Praktik budaya
dapat melarang
adanya pria
selama melhirkan
10. Sebagai
pengalihan untuk
membantu
melewati waktu
selama fase
persalinan
11. Membantu
mengalihkan
perhatian dari
persalinan.
Bejalan-jalan
biasanya
meningkatkan
dilatasi servikal,
pemendekan
persalinan,
menurunkan
insidensi
abnormalitas DJJ
Kenyamanan dan
pengenalan terhadap
lingkngan rumah dapat
menurunkan ansietas,
sehingga dapat
mempercepat proses
persalinan dan
memungkinkan untuk
berbagai aktivitas
pengalihan yang dapat
diterima







DAFTAR PUSTAKA

Bobak, Irenne M.; Lowdermilk, Deltra Leonard; and Jensen, Margaret Duncan. 2005. Buku Ajar
Keperawatan Maternitas (Maternity Nursing) Edisi 4. Jkt: EGC
Hidayati, Ratna. 2009. Asuhan Keperawatan Fisiologis dan Patologis. Jakarta: Salemba Medika.
Hinchliff,sue. 1999. Kamus Keperawatan. Jakarta: EGC
http://budishmily.wordpress.com/2009/11/13/perubahan-tubuh-ibu-hamil-pada-trimester-ke-3-29-
40-minggu/
Weller, Barbara F. 2005. Kamus Saku Perawat Edisi 22. Jkt: EGC
Sinclair, Constance. 2009. Buku saku kebidanan. Jakarta: EGC.
http://www.voa-islam.com/muslimah/artikel/2010/03/01/3576/inilah-mitos-kehamilan-yang-harus-
anda-tolak/
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/16931/4/Chapter%20II.pdf
http://www.drjaka.com/2009/12/pemeriksaan-leopold.html
http://gunggodel.blogspot.com/2009/03/masalah-kulit-pada-ibu-hamil-dan.html
http://ummuauliya.multiply.com/journal/item/725
http://eprints.ums.ac.id/389/1/1._WINARSIH.pdf
http://gunggodel.blogspot.com/2009/03/masalah-kulit-pada-ibu-hamil-dan.html

You might also like