You are on page 1of 2

Diagnosis

Untuk menegakkan diagnosis sindroma Tourette, klinisi harus mendapatkan riwayat tik
motorik multipel dan sedikitnya terdapat satu tik vokal pada saat yang serentak dan dalam
riwayatnya hilang timbul. Menurut DSM-IV-TR, tik harus terjadi beberapa kali dalam sehari
hampir setiap hari atau secara intermitten selama lebih dari 1 tahun. Usia rata-rata onset tik
adalah 7 tahun, tetapi tik dapat muncul pada usia 2 tahun. Yang jelas, onset harus terjadi sebelum
usia 18 tahun.
Kriteria Diagnostik DSM-IV-TR untuk Sindroma Tourette (Saddock & Saddock, 2010)
a. Tik motorik multipel dan satu atau lebih tic vokal telah ada pada suatu saat selama
penyakit, meskipun tidak harus bersamaan.
b. Tik terjadi beberapa kali dalam sehari (biasanya dalam serangan) hampir setiap hari atau
secara intermitten sepanjang suatu periode lebih dari 1 tahun, dan selama periode ini tidak
pernah ada periode bebas tik selama lebih dari 3 bulan berturut-turut.
c. Onsetnya sebelum usia 18 tahun.
d. Gangguan ini tidak disebabkan oleh efek fisiologis langsung dari suatu zat (misalnya
stimulan) atau keadaan medis umum (misalnya penyakit Huntington).

Tik awal terjadi pada bagian wajah dan leher. Seiring dengan perjalanan waktu, tik
cenderung terjadi dengan arah pernyebaran ke bawah. Tik yang paling lazim ditemukan adalah
tik yang timbul di leher dan kepala, lengan dan tangan, tubuh dan ekstremitas bawah, serta
sistem pernapasan dan pencernaan.
Kesulitan atensi biasanya sering mendahului onset tik. Sedangkan gejala obsesif-
kompulsif sering muncul setelah onsetnya. Banyak tik memiliki komponen agresif atau seksual
yang dapat menimbulkan konsekuensi sosial yang serius pada pasien. Secara fenomenologis, tik
menyerupai kegagalan untuk mensensor, baik disadari ataupun tidak disadari, dengan
meningkatnya impulsivitas dan ketidakmampuan untuk menghambat suatu pikiran untuk
diwujudkan menjadi tindakan.
Tidak ada suatu tes diagnostik laboratorium yang khusus untuk sindroma Tourette; tetapi
banyak pasien dengan sindroma Tourette memiliki gambaran elektroensefalogram (EEG) yang
abnormal dan nonspesifik. Sekitar 10% pasien menunjukkan kelainan khusus pada pemindaian
computed tomography (CT).
Tik harus dibedakan dengan gangguan gerakan lain (seperti distonik, mioklonik, atau
hemibalismus) serta penyakit neurologis dengan gangguan gerakan yang khas (seperti penyakit
Huntington, parkinsonisme, dan Chorea Sydenham). Tremor, manerisme, dan gangguan gerakan
stereotipik tampak bersifat voluntar dan sering memberikan rasa nyaman. Hal ini berbeda dengan
gangguan tik. Meskipun pada anak dan remaja bisa dirasakan dapat dikendalikan, namun tik
jarang menimbulkan rasa nyaman. Kompulsi kadang-kadang sulit dibedakan dengan tik
kompleks. Gangguan tik juga dapat terdapat bersamaan dengan gangguan mood dan perilaku.
Pada anak dengan sindroma Tourette dan ADHD frekuensi masalah perilaku mengacau yang
tinggi serta gangguan mood masih ada. Anak autistik dan anak dengan retardasi mental dapat
menunjukkan gejala yang serupa dengan gejala yang ditemukan pada gangguan tik, termasuk
sindroma Tourette (Hawley, 2012).


Daftar Pustaka
1. Sadock, B.J. & Sadock, V. A., 2010. Gangguan Tik. Dalam: Sinopsis Psikiatri, Jilid 2.
Jakarta: Binarupa Aksara.
2. Hawley, Jason S., 2012. Pediatric Tourette Syndrome. Available in:
http://emedicine.medscape.com/article/289457-overview

You might also like