You are on page 1of 20

1

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Turbin adalah mesin penggerak, dimana energy fluida kerja
dipergunakan langsung untuk memutar roda turbin. Jadi, berbeda dengan yang
terjadi dengan mesin torak, pada turbin tidak terdapat bagian mesin yang
bergerak translasi. Bagian turbin yang berputar dinamai rotor atau roda turbin.
sedangkan bagian yang tidak berputar dinamai stator atau rumah turbin. Roda
turbin terletak di dalam rumah turbin dan roda turbin memutar poros daya
yang menggerakkan atau memutar bebannya (generator listrik, pompa,
kompresor, baling-baling atau mesin lainnya). Di dalam turbin, fluida kerja
mengalami proses ekspansi, yaitu proses penurunan tekanan dan mengalir
secara kontinu. Kerja fluida dapat berupa air, uap air, atau gas. Secara umum,
sistem turbin terdiri dari beberapa komponen, antara lain: kompresor, pompa,
ketel uap (boiler), ruang bakar, kondensor dan turbin. Turbin banyak di
manfatkan untuk pembangkit listrik, pesawat terbang, di dalam industry, dan
lain-lain. Di dalam makalah ini, akan di bahas khusus pada turbin gas baik
dalam siklus, klasifikasi, komponen-komponen yang ada, dan prinsip kerja
dari turbin tersebut serta aplikasi turbin yang akan di gunakan.

1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mempelajari
tentang turbin gas. Manfaat penulisan makalah ini bagi penulis yaitu
mendapatkan pengertian dan penjelasan tentang karakteristik turbin gas.
Sedangkan bagi para pembaca diharapkan makalah ini dapat menjadi
sumbangan dalam memperkaya pengetahuan dan memberikan kesempatan
untuk mempelajarinya lebih lanjut.

1.3 Rumusan Masalah
Bagaimana prinsip kerja dari sebuah turbin gas ?
Komponen apa saja yang diperlukan untuk memperkerjakan sebuah
turbin gas ?
Bagaimana aplikasi dari turbin gas pada PLTG ?

1.4 Manfaat
Makalah Turbin Gas ini berguna sebagai pengetahuan tambahan bagi
pembaca terutama bagi mahasiswa DIV Teknik Energi untuk mengetahui
aplikasi dari turbin gas ini dalam dunia industry.





2

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Turbin Gas
Turbin gas adalah sebuah mesin panas pembakaran dalam, proses
kerjanya seperti motor bakar yaitu udara atmosfer dihisap masuk kompresor
dan dikompresi, kemudian udara mampat masuk ruang bakar dan dipakai
untuk proses pembakaran, sehingga diperoleh suatu energi panas yang besar.
Energi panas tersebut diekspansikan pada turbin dan menghasilkan energi
mekanik pada poros. Sisa gas pembakaran yang ke luar turbin menjadi energi
dorong (turbin gas pesawat terbang). Jadi jelas bahwa turbin gas adalah mesin
yang dapat mengubah energi panas menjadi energi mekanik atau dorong.
Persamaan turbin gas dengan motor bakar adalah pada proses pembakarannya
yang terjadi di dalam mesin itu sendiri. Disamping itu proses kerjanya adalah
sama yaitu: hisap, kompresi, pembakaran, ekspansi dan buang. Perbedaannya
adalah terletak pada konstruksinya. Motor bakar kebanyakan bekerja gerak
bolak-balik (reciprocating) sedangkan turbin gas adalah mesin rotasi, proses
kerja motor bakar bertahap (intermiten), untuk turbin gas adalah kontinyu dan
gas buang pada motor bakar tidak pernah dipakai untuk gaya dorong.


Gambar. Mesin pembakaran dalam (turbin gas dan motor bakar)

Turbin gas bekerja secara kontinyu tidak betahap, semua proses yaitu
hisap, kompresi, pembakaran dan buang adalah berlangsung bersamaan. Pada
motor bakar yang prosesnya bertahap yaitu yang dinamakan langkah, yaitu
3

langkah hisap, kompresi, pembakaran, ekspansi dan langkah buang. Antara
langkah satu dan lainnya saling bergantung dan bekerja bergantian. Pada
proses ekspansi turbin gas, terjadi perubahan energi dari energi panas mejadi
energi mekanik putaran poros turbin, sedangkan pada motor bakar pada
langkah ekspansi terjadi perubahan dari energi panas menjadi energi mekanik
gerak bolak-balik torak. Dengan kondisi tersebut, turbin gas bekerja lebih
halus dan tidak banyak getaran.

2.2 Prinsip Kerja Turbin Gas
Udara masuk kedalam kompresor melalui saluran masuk udara (inlet).
Kompresor berfungsi untuk menghisap dan menaikkan tekanan udara
tersebut, sehingga temperatur udara juga meningkat. Kemudian udara
bertekanan ini masuk kedalam ruang bakar. Di dalam ruang bakar dilakukan
proses pembakaran dengan cara mencampurkan udara bertekanan dan bahan
bakar. Proses pembakaran tersebut berlangsung dalam keadaan tekanan
konstan sehingga dapat dikatakan ruang bakar hanya untuk menaikkan
temperatur. Gas hasil pembakaran tersebut dialirkan ke turbin gas melalui
suatu nozel yang berfungsi untuk mengarahkan aliran tersebut ke sudu-sudu
turbin. Daya yang dihasilkan oleh turbin gas tersebut digunakan untuk
memutar kompresornya sendiri dan memutar beban lainnya seperti generator
listrik, dll. Setelah melewati turbin ini gas tersebut akan dibuang
keluar melalui saluran buang (exhaust).


Gambar. Turbin gas



Secara umum proses yang terjadi pada suatu sistem turbin gas adalah sebagai
berikut:
1. Pemampatan (compression) udara di hisap dan dimampatkan.
2. Pembakaran (combustion) bahan bakar dicampurkan ke dalam ruang bakar
4

dengan udara kemudian di bakar.
3. Pemuaian (expansion) gas hasil pembakaran memuai dan mengalir ke luar
melalui nozel (nozzle).
4. Pembuangan gas (exhaust) gas hasil pembakaran dikeluarkan lewat
saluran pembuangan.
Pada kenyataannya, tidak ada proses yang selalu ideal, tetap terjadi kerugian
kerugian yang dapat menyebabkan turunnya daya yang dihasilkan oleh turbin
gas dan berakibat pada menurunnya performa turbin gas itu sendiri. Kerugian
kerugian tersebut dapat terjadi pada ketiga komponen sistem turbin gas.
Sebab-sebab terjadinya kerugian antara lain:
Adanya gesekan fluida yang menyebabkan terjadinya kerugian tekanan
(pressure losses) di ruang bakar.
Adanya kerja yang berlebih waktu proses kompresi yang menyebabkan
terjadinya gesekan antara bantalan turbin dengan angin.
Berubahnya nilai Cp dari fluida kerja akibat terjadinya perubahan
temperatur dan perubahan komposisi kimia dari fluida kerja.
Adanya mechanical loss, dsb.
2.3 Klasifikasi Turbin Gas
Turbin gas dapat dibedakan berdasarkan siklusnya, kontruksi poros
dan lainnya. Menurut siklusnya turbin gas terdiri dari:

1. Turbin gas siklus terbuka (Open cycle)
Sebuah turbin gas siklus terbuka sederhana terdiri dari kompresor,
ruang bakar dan turbin. Kompresor mengambil udara ambien dan menaikkan
tekanannya. Panas ditambahkan pada udara di ruang bakar dengan membakar
bahan bakar dan meningkatkan suhunya. Gas-gas yang dipanaskan keluar dari
ruang pembakaran yang kemudian diekspan ke turbin membuat mekanik
bekerja. Selanjutnya daya yang dihasilkan oleh turbin digunakan untuk
mendorong kompresor dan aksesoris lainnya dan sisanya digunakan untuk
pembangkit listrik. Karena udara ambien masuk ke kompresor dan gas yang
keluar dari turbin di buang ke atmosfer, media kerja harus digantikan terus-
menerus. Jenis siklus ini dikenal sebagai siklus turbin gas terbuka dan umum
digunakan di sebagian besar pembangkit listrik turbin gas karena memiliki
banyak kelebihan. Sangat penting mencegah debu memasuki kompresor untuk
meminimalkan erosi dan deposisi pada bilah dan bagian-bagian kompresor
dan turbin yang dapat merusak profil dan efisiensinya. Pengendapan karbon
dan abu pada bilah turbin sama sekali tidak diinginkan karena akan
mengurangi efisiensi turbin.
5



Gambar. Turbin gas siklus terbuka




2. Turbin gas siklus tertutup (Close cycle)
Siklus gas turbin tertutup yang berasal dan dikembangkan di Swiss.
pada tahun 1935, J. Ackeret dan C. Keller pertama kali diusulkan jenis mesin
dan pabrik pertama selesai pada tahun 1944 di Zurich. Dalam turbin gas siklus
tertutup, fluida kerja (udara atau gas) keluar dari kompresor dipanaskan dalam
pemanas dengan sumber eksternal pada tekanan konstan. Suhu tinggi dan
tekanan udara tekanan tinggi keluar dari pemanas eksternal dilewatkan
melalui turbin. Cairan yang keluar dari turbin didinginkan ke suhu aslinya
dalam pendingin menggunakan sumber pendingin eksternal sebelum
diteruskan ke kompresor. Fluida kerja terus digunakan dalam sistem tanpa
fase dan panas yang dibutuhkan diberikan kepada fluida kerja dalam penukar
panas.

6



Gambar. Turbin gas siklus tertutup

Perbedaan dari kedua tipe ini adalah berdasarkan siklus fluida kerja.
Pada turbin gas siklus terbuka, akhir ekspansi fluida kerjanya langsung
dibuang ke udara atmosfir, sedangkan untuk siklus tertutup akhir ekspansi
fluida kerjanya didinginkan untuk kembali ke dalam proses awal. Berdasarkan
konstruksi poros, turbin gas diklasifikasikan dalam dua jenis,
yaitu :
Turbin Gas Poros Tunggal (Single Shaft)
Turbin jenis ini digunakan untuk menggerakkan generator listrik yang
menghasilkan energi listrik untuk keperluan proses di industri.


Gambar. Turbin Gas Poros Tunggal (Single Shaft)


7

Turbin Gas Poros Ganda (Double Shaft)
Turbin jenis ini merupakan turbin gas yang terdiri dari turbin bertekanan
tinggi dan turbin bertekanan rendah, dimana turbin gas ini digunakan
untuk menggerakkan beban yang berubah seperti kompresor pada unit
proses.


Gambar. Turbin Gas Poros Ganda (Double Shaft)

Berdasarkan aplikasi dari turbin gas, diklasifikasikan dalam dua jenis, yaitu :
Industrial heavy-duty gas turbine
- Daya keluaran yang besar.
- Berumur panjang.
- Memiliki efisiensi paling tinggi dibanding tipe turbin gas lain.
- Tidak berisik dibandingkan dengan Aircraft-derivative gas turbine.


Gambar. Industrial heavy-duty gas turbine

Aircraft-derivative gas turbine
- Paling banyak digunakan pada Power Plant.
- Biaya instalasi yang relative murah.
- Peralatan start-up membutuhkan daya yang kecil.
- Proses start-up dan shut-down dapat dilakukan dengan cepat.
- Dapat meng-handle fluktuasi perubahan beban.
8



Gambar. Aircraft-derivative gas turbine

Berdasarkan kapasitas, turbin gas diklasifikasikan dalam dua jenis, yaitu :
Medium-range gas turbine
- Kapasitas berkisar antara 5000 15000 hp (3,7 11,2 MW).
- Memiliki efisiensi yang cukup tinggi.
- Pada kompresor terdapat 10 16 tingkat sudu, dengan rasio tekanan
sekitar 5 11.
- Biasanya menggunakan regenerator untuk meninggkatkan efisiensi.

Small gas turbine
- Kapasitas dibawah 500 hp (3,7 MW).
- Biasanya menggunakan kompresor sentrifugal.
- Memiliki efisiensi sekitar 20 %, karena :
- Efisiensi kompresor sentrifugal yang digunakan memiliki efisiensi lebih
rendah disbanding kompresor aksial.
- Temperatur masuk pada turbin diusahakan tidak melebihi 1700 F
(927C).

2.4 Siklus Turbin Gas
Tiga siklus turbin gas yang dikenal secara umum, yaitu:
a. Siklus Ericson
Merupakan siklus mesin kalor yang dapat balik (reversible) yang
terdiri dari dua proses isotermis dapat balik (reversibleisotermic) dan dua
proses isobarik dapat balik (reversible isobaric). Proses perpindahan panas
pada proses isobarik berlangsung di dalam komponen siklus internal
(regenerator), dimana effisiensi termalnya adalah : hth = 1 T1/Th, dimana
T1 = temperatur buang dan Th = temperatur panas.



9

b. Siklus Stirling
Merupakan siklus mesin kalor dapat balik, yang terdiri dari dua proses
isotermis dapat balik (isotermal reversible) dengan volume tetap (isokhorik).
Efisiensi termalnya sama dengan efisiensi termal pada siklus Ericson.
c. Siklus Brayton
Siklus ini merupakan siklus daya termodinamika ideal untuk turbin
gas, sehingga saat ini siklus ini yang sangat populer digunakan oleh pembuat
mesin turbine atau manufacturer dalam analisa untuk performance upgrading.
Siklus Brayton ini terdiri dari proses kompresi isentropik yang diakhiri
dengan proses pelepasan panas pada tekanan konstan. Pada siklus Bryton tiap-
tiap keadaan proses dapat dianalisa secara berikut:


Gambar. Sistem turbin gas, diagram P-v, diagram T-s

Proses 1 ke 2 (kompresi isentropik).
Kerja yang dibutuhkan oleh kompresor: Wc = ma (h2 h1).
Proses 2 ke 3
pemasukan bahan bakar pada tekanan konstan. Jumlah kalor yang
dihasilkan: Qa = (ma + mf) (h3 h2).
Proses 3 ke 4
ekspansi isentropik didalam turbin. Daya yang dibutuhkan turbin: WT =
(ma + mf) (h3 h4).
Proses 4 ke 1
pembuangan panas pada tekanan konstan ke udara. Jumlah kalor yang
dilepas: QR = (ma + mf) (h4 h1).

2.5 Komponen Utama Turbin Gas
Turbin gas tersusun atas komponen-komponen utama seperti air inlet
section, compressor section, combustion section, turbine section, dan exhaust
section. Sedangkan komponen pendukung turbin gas adalah starting
equipment, lube-oil system, cooling system, dan beberapa komponen
10

pendukung lainnya. Berikut ini penjelasan tentang komponen utama turbn
gas:
1. Air Inlet Section
Berfungsi untuk menyaring kotoran dan debu yang terbawa dalam
udara sebelum masuk ke kompresor. Bagian ini terdiri dari:
a. Air Inlet Housing, merupakan tempat udara masuk dimana didalamnya
terdapat peralatan pembersih udara.
b. Inertia Separator, berfungsi untuk membersihkan debu-debu atau
partikel yang terbawa bersama udara masuk.
c. Pre-Filter, merupakan penyaringan udara awal yang dipasang pada inlet
house.
d. Main Filter, merupakan penyaring utama yang terdapat pada bagian
dalam inlet house, udara yang telah melewati penyaring ini masuk ke
dalam kompresor aksial.
e. Inlet Bellmouth, berfungsi untuk membagi udara agar merata pada saat
memasuki ruang kompresor.
f. Inlet Guide Vane, merupakan blade yang berfungsi sebagai pengatur
jumlah udara yang masuk agar sesuai dengan yang diperlukan.
2. Compressor Section
Komponen utama pada bagian ini adalah aksial flow compressor,
berfungsi untuk mengkompresikan udara yang berasal dari inlet air section
hingga bertekanan tinggi sehingga pada saat terjadi pembakaran dapat
menghasilkan gas panas berkecepatan tinggi yang dapat menimbulkan daya
output turbin yang besar. Aksial flow compressor terdiri dari dua bagian yaitu:
a. Compressor Rotor Assembly. Merupakan bagian dari kompresor aksial
yang berputar pada porosnya. Rotor ini memiliki 17 tingkat sudu yang
mengompresikan aliran udara secara aksial dari 1 atm menjadi 17
kalinya sehingga diperoleh udara yang bertekanan tinggi. Bagian ini
tersusun dari wheels, stubshaft, tie bolt dan sudu-sudu yang disusun
kosentris di sekeliling sumbu rotor.

b. Compressor Stator. Merupakan bagian dari casing gas turbin yang
terdiri dari:
Inlet Casing, merupakan bagian dari casing yang
mengarahkan udara masuk ke inlet bellmouth dan
selanjutnya masuk ke inlet guide vane.
Forward Compressor Casing, bagian casing yang
didalamnya terdapat empat stage kompresor blade.
Aft Casing, bagian casing yang didalamnya terdapat
compressor blade tingkat 5-10.
Discharge Casing, merupakan bagian casing yang
berfungsi sebagai tempat keluarnya udara yang telah
dikompresi.
11

3. Combustion Section
Pada bagian ini terjadi proses pembakaran antara bahan bakar dengan
fluida kerja yang berupa udara bertekanan tinggi dan bersuhu tinggi. Hasil
pembakaran ini berupa energi panas yang diubah menjadi energi kinetik
dengan mengarahkan udara panas tersebut ke transition pieces yang juga
berfungsi sebagai nozzle. Fungsi dari keseluruhan sistem adalah untuk
mensuplai energi panas ke siklus turbin. Sistem pembakaran ini terdiri dari
komponen-komponen berikut yang jumlahnya bervariasi tergantung besar
frame dan penggunaan turbin gas. Komponen-komponen itu adalah :
a. Combustion Chamber, berfungsi sebagai tempat terjadinya pencampuran
antara udara yang telah dikompresi dengan bahan bakar yang masuk.
b. Combustion Liners, terdapat didalam combustion chamber yang berfungsi
sebagai tempat berlangsungnya pembakaran.
c. Fuel Nozzle, berfungsi sebagai tempat masuknya bahan bakar ke dalam
combustion liner.
d. Ignitors (Spark Plug), berfungsi untuk memercikkan bunga api ke dalam
combustion chamber sehingga campuran bahan bakar dan udara dapat
terbakar.
e. Transition Fieces, berfungsi untuk mengarahkan dan membentuk aliran gas
panas agar sesuai dengan ukuran nozzle dan sudu-sudu turbin gas.
f. Cross Fire Tubes, berfungsi untuk meratakan nyala api pada semua
combustion chamber.
g. Flame Detector, merupakan alat yang dipasang untuk mendeteksi proses
pembakaran terjadi.
4. Turbin Section
Turbin section merupakan tempat terjadinya konversi energy kinetik
menjadi energi mekanik yang digunakan sebagai penggerak compresor aksial
dan perlengkapan lainnya. Dari daya total yang dihasilkan kira-kira 60 %
digunakan untuk memutar kompresornya sendiri, dan sisanya digunakan
untuk kerja yang dibutuhkan. Komponen-komponen pada turbin section
adalah sebagai berikut :
a. Turbin Rotor Case
b. First Stage Nozzle, yang berfungsi untuk mengarahkan gas panas ke first
stage turbine wheel.
c. First Stage Turbine Wheel, berfungsi untuk mengkonversikan energi
kinetik dari aliran udara yang berkecepatan tinggi menjadi energi mekanik
berupa putaran rotor.
d. Second Stage Nozzle dan Diafragma, berfungsi untuk mengatur aliran gas
panas ke second stage turbine wheel, sedangkan diafragma berfungsi
untuk memisahkan kedua turbin wheel.
e. Second Stage Turbine, berfungsi untuk memanfaatkan energy kinetik yang
masih cukup besar dari first stage turbine untuk menghasilkan kecepatan
putar rotor yang lebih besar.
12

5. Exhaust Section
Exhaust section adalah bagian akhir turbin gas yang berfungsi sebagai
saluran pembuangan gas panas sisa yang keluar dari turbin gas. Exhaust
section terdiri dari beberapa bagian yaitu : (1) Exhaust Frame Assembly, dan
(2)Exhaust gas keluar dari turbin gas melalui exhaust diffuser pada exhaust
frame assembly, lalu mengalir ke exhaust plenum dan kemudian didifusikan
dan dibuang ke atmosfir melalui exhaust stack, sebelum dibuang ke atmosfir
gas panas sisa tersebut diukur dengan exhaust thermocouple dimana hasil
pengukuran ini digunakan juga untuk data pengontrolan temperatur dan
proteksi temperatur trip. Pada exhaust area terdapat 18 buah termokopel yaitu,
12 buah untuk temperatur kontrol dan 6 buah untuk temperatur trip.
Komponen penunjang dalam sistem turbin gas adalah sebagai berikut:
1. Starting Equipment
Berfungsi untuk melakukan start up sebelum turbin bekerja.
Jenis-jenis starting equipment yang digunakan di unit-unit turbin gas
pada umumnya adalah :
Diesel Engine, (PG 9001A/B).
Induction Motor, (PG-9001C/H dan KGT 4X01, 4X02 dan
4X03).
Gas Expansion Turbine (Starting Turbine).
2. Coupling dan Accessory Gear
Berfungsi untuk memindahkan daya dan putaran dari poros
yang bergerak ke poros yang akan digerakkan. Ada tiga jenis coupling
yang digunakan, yaitu:
Jaw Cluth, menghubungkan starting turbine dengan accessory
gear dan HP turbin rotor.
Accessory Gear Coupling, menghubungkan accessory gear
dengan HP turbin rotor.
Load Coupling, menghubungkan LP turbin rotor dengan
kompressor beban.
3. Fuel System
Bahan bakar yang digunakan berasal dari fuel gas system
dengan tekanan sekitar 15 kg/cm2. Fuel gas yang digunakan sebagai
bahan bakar harus bebas dari cairan kondensat dan partikel-partikel
padat. Untuk mendapatkan kondisi tersebut diatas maka sistem ini
dilengkapi dengan knock out drum yang berfungsi untuk memisahkan
cairan-cairan yang masih terdapat pada fuel gas.
4. Lube Oil System
Lube oil system berfungsi untuk melakukan pelumasan secara
kontinu pada setiap komponen sistem turbin gas. Lube oil
disirkulasikan pada bagian-bagian utama turbin gas dan trush bearing
juga untuk accessory gear dan yang lainnya. Lube oil system terdiri
dari:
13

- Oil Tank (Lube Oil Reservoir).
- Oil Quantity.
- Pompa.
- Filter System.
- Valving System.
- Piping System.
- Instrumen untuk
Pada turbin gas terdapat tiga buah pompa yang digunakan untuk mensuplai
lube oil guna keperluan lubrikasi, yaitu:
Main Lube Oil Pump, merupakan pompa utama yang digerakkan
oleh HP shaft pada gear box yang mengatur tekanan discharge lube
oil.
Auxilary Lube Oil Pump, merupakan pompa lube oil yang
digerakkan oleh tenaga listrik, beroperasi apabila tekanan dari
main pump turun.
Emergency Lube Oil Pump, merupakan pompa yang beroperasi
jika kedua pompa diatas tidak mampu menyediakan lube oil.
5. Cooling System
Sistem pendingin yang digunakan pada turbin gas adalah air dan
udara. Udara dipakai untuk mendinginkan berbagai komponen pada section
dan bearing. Komponen-komponen utama dari cooling system
adalah:
Off base Water Cooling Unit.
Lube Oil Cooler.
Main Cooling Water Pump.
Temperatur Regulation Valve.
Auxilary Water Pump.
Low Cooling Water Pressure Swich.

2.6 Bahan Bakar Turbin Gas
Bahan bakar untuk turbin gas harus memenuhi persyaratan tertentu
sebelum digunakan pada proses pembakaran. Persyaratan tersebut yaitu bahan
bakar mempunyai kadar abu yang tidak tinggi. Dengan alasan, bahan bakar
yang mempunyai kadar abu yang tinggi, pada proses pembakaran dihasilkan
gas pembakaran yang mengandung banyak partikel abu yang keras dan
korosif. Gas pembakaran dengan karakteristik tersebut, akan mengenai dan
merusak sudu-sudu turbin pada waktu proses ekspansi pada temperatur tinggi.
Dengan persyaratan tersebut, bahan bakar yang memenuhi persyaratan adalah
bahan bakar cair dan gas. Bahan bakar cair dan gas cenderung mempunyai
kadar abu yang rendah jika dibandingkan dengan bahan bakar padat, sehingga
lebih aman digunakan sebagai bahan bakar turbin gas. Bahan bakar yang
digunakan turbin gas pesawat terbang, persyaratan yang haus dipenui adalah
14

lebih ketat, hal ini karena menyangkut faktor keamanan dan keberhasilan
selama turbin gas beroperasi. Adapun persyaratannya adalah :
1. Nilai kalor per satuan berat dari bahan bakar harus tinggi. Dengan jumlah
bahan bakar yang sedikit dan ringan dengan tetapi nilai kalornya tinggi
sangat menguntungkan karena mengurangi berat pesawat terbang secara
keseluruhan.
2. Kemampuan menguap (volatility) dari bahan bakar tidak terlalu tinggi, oleh
karena pada harga volatility yang tinggi bahan bakar akan mudah sekali
menguap, terutama pada ketinggian tertentu. Hal ini akan membahayakan
karena bahan bakar menjadi mudah terbakar. Disamping itu, saluran bahan
bakar mudah tersumbat karena uap bahan bakar.
3. Kemurnian dan kestabilan bahan bakar harus terjamin, yaitu bahan bakar
tidak mudah mengendap, tidak banyak mengandung zat-zat seperti air,
debu, dan belerang. Kandungan zat zat tersebut apabila terlalu banyak akan
sangat membahayakan pada proses pembakaran. Khusus untuk belerang,
zat ini akan korosif sekali pada material sudu turbin.
4. Flash point dan titik nyala tidak terlalu rendah, sehingga penyimpanan lebih
aman.
5. Gradenya harus tinggi, bahan bakar harus mempunyai kualitas yang bagus,
tidak banyak mengandung unsur-unsur yang merugikan seperti dyes dan
tretaetyl lead. Dengan karakteristik bahan bakar untuk turbin gas pesawat
terbang seperti yang disebutkan di atas, terlihat bahwa bahan bakar tersebut
adalah bermutu tinggi, untuk menjamin faktor keamanan yang tinggi pada
operasi turbin gas selama penerbangan. Kegagalan operasi berakibat sangat
fatal yaitu turbin gas mati, pesawat terbang kehilangan gaya dorong,
kondisi ini dapat dipastikan pesawat terbang akan jatuh. Bahan bakar
pesawat yang biasa digunakan adalah dari jenis gasolin dan kerosen atau
campuran keduanya, tentunya sudah dimurnikan dari unsur-unsur yang
merugikan. Sebagai contoh, standar yang dikeluarkan American Society for
Tinting Material Spesification (ASTM) seri D-1655, yaitu Jet A, Jet A1, Jet
B. Notasi A, A, dan B membedakan titik bekunya.

2.7 Proses Pembakaran Turbin Gas
Pada gambar, dapat dilihat dari konstruksi komponen ruang bakar,
apabila digambarkan ulang dengan proses pembakaran adalah sebagai berikut:


15


Gambar. Ruang bakar dan proses pembakaran turbin gas

Proses pembakaran dari turbin gas adalah mirip dengan pembakaran
mesin diesel, yaitu proses pembakarannya pada tekanan konstan. Prosesnya
adalah sebagai berikut, udara mampat dari kompresor masuk ruang bakar,
udara terbagi menjadi dua, yaitu udara primer yang masuk saluran primer,
berada satu tempat dengan nosel, dan udara mampat sekunder yang lewat
selubung luar ruang bakar. Udara primer masuk ruang bakar melewati swirler,
sehingga alirannya berputar. Bahan bakar kemudian disemprotkan dari nosel
ke zona primer, setelah keduanya bertemu, terjadi pencampuran. Aliran udara
primer yang berputar akan membantu proses pencampuran, hal ini
menyebabkan campuran lebih homogen, pembakaran lebih sempurna. Udara
sekunder yang masuk melalui lubang-lubang pada selubung luar ruang bakar
akan membantu proses pembakaran pada zona sekunder. Jadi, zona sekunder
akan menyempurnakan pembakaran dari zona primer.
Disamping untuk membantu proses pembakaran pada zona sekunder,
udara sekunder juga membantu pendinginan ruang bakar. Ruang bakar harus
didinginkan, karena dari proses pembakaran dihasilkan temperatur yang tinggi
yang merusak material ruang bakar. Maka, dengan cara pendinginan udara
sekunder, temperatur ruang bakar menjadi terkontrol dan tidak melebihi dari
yang diijinkan. Pada gambar di atas, terlihat zona terakhir adalah zona
pencampuran (dillute zone), adalah zona pencampuran gas pembakaran
bertemperatur tinggi dengan sebagian udara sekunder. Fungsi udara pada
sekunder pada zona itu adalah mendinginkan gas pembakaran yang
bertemperatur tinggi menjadi temperatur yang aman apabila mengenai sudu-
sudu turbin ketika gas pembakaran berekspansi. Disamping itu, udara
sekunder juga akan menambah massa dari gas pembakaran sebelum masuk
turbin, dengan massa yang lebih besar energy potensial gas pembakaran juga
bertambah. Apabila Wkinetik adalah energi kinetik
16

gas pemabakaran dengan kecepatan V, massa sebelum ditambah udara
sekunder adalah m1 maka energi kinetiknya adalah sebagai berikut:



Proses pembakaran pada turbin gas memerlukan udara yang berlebih,
biasanya sampai 30% dari kondisi normal untuk proses pembakaran dengan
jumlah bahan bakar tertentu. Kondisi ini akan berkebalikan, apabila udara
pembakaran terlalu berlimpah (lebih 30%), udara justru akan mendinginkan
proses pembakaran dan mati, karena panas banyak terbuang ke luar melalui
gas bekas yang bercampur udara dingin sekunder. Dengan pemikiran yang
sama, apabila jumlah udara kurang dari normal, yaitu terjadi overheating,
material ruang bakar dan sudu-sudu turbin bekerja melampaui kekuatannya
dan ruang bakar dapat pecah, hal ini berarti turbin gas berhenti bekerja atau
proses pembakaran terhenti.
Udara yang telah dimampatkan dimasukkan kedalam ruang bakar.
Luas penampang yang dibutuhkan didapat dari satu persamaan kontinuitas,
yaitu A = V/c.
Yang paling penting adalah memilih dan menentukan kecepatan udara
di beberapa sektor yang berlainan, dapat dilihat pads Gambar dibawah ini:



Kecepatan udara didaerah pembakaran harus mulai dari c = 25 m/detik
sampai dengan 30 m/detik. Bila c terlalu kecil, nyala api akan menyebar
17

kearah komprensor, dan sebaliknya hila kecepatan udara c terlalu besar, nyala
api akan membesar kearah saluran gaskeluar ruang bakar. Hal ini akan
mengakibatkan temperatur di bagian masuk turbin semakin tinggi, dan juga
akan memadamkan api diruang bakar yang menyebabkan timbulnya tegangan
akibat adanya panas (thermal stress).
Dimana tegangan tersebut disebabkan karena adanya pembagian
temperatur sebelum turbin yang tidak merata. Gambar III.12 , memperlihatkan
kejadian didalam ruang bakar, yang terdiri dari selubung luar dan suatu
tabung silindris yang dibagian dalamnya dilengkapi dengan pembakar dan
pengabut bahan bakar yang sebagian dari udara dialirkan diluar pembakar
agar berfungsi sebagai udara pendingin ruang bakar. Udara ini kemudian
mengalir masuk kedalam, melalui tempat-tempat yang terbuka.
Ruang bakar yang besar dan terpisah untuk turbin gas yang dipakai
oleh industri. Turbin gas untuk industri mempunyai satu atau dua buah ruang
bakar yang besar sesuai dengan daya yang dihasilkan turbin tersebut. Untuk
itu dibuat suatu ruang bakar yang besar dan terpisah/tersendiri dengan maksud
untuk menghemat material ongkos pembuatan yang murah dan Gambar
dibawah ini. memperlihatkan salah satu dari dua buah ruang bakar tersebut.


Gambar. Penampang Ruang Bakar Untuk Turbin Gas yang Dipakai di Industri

18

Ruang bakar ini dipasang tegak, dan dibagian atasnya terdapat salah
satu pembakar, dari tiga pembakar yang ada. Sedangkan tabung api/pipa api
dari ruang bakar tersebut dilapisi oleh tembok dari ke ramik, seperti pada
Gambar dibawah ini ;


Gambar. Ruang Bakar Yang dipasang Tegak


2.8 Aplikasi Turbin Gas
Salah satu contoh aplikasi turbin gas yang di gunakan adalah
Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG).


Gambar. Prinsip Kerja Unit Pembangkit Turbin Gas
19


Gambar menunjukkan prinsip kerja PLTG. Udara masuk ke kompresor untuk
dinaikkan tekanannya, kemudian udara tersebut dialirkan ke ruang bakar.
Dalam ruang bakar, udara bertekanan ini dicampur dengan bahan bakar dan
dibakar. Apabila digunakan bahan bakar gas (BBG), maka gas dapat langsung
dicampur dengan udara untuk dibakar, tetapi apabila digunakan bahan bakar
minyak (BBM), maka BBM ini harus dijadikan kabut terlebih dahulu
kemudian baru dicampur dengan udara untuk dibakar. Teknik mencampur
bahan bakar dengan udara dalam ruang bakar sangat mempengaruhi efisiensi
pembakaran. Pembakaran bahan bakar dalam ruang bakar menghasilkan gas
bersuhu tinggi. Gas hasil pembakaran ini kemudian dialirkan menuju turbin
untuk disemprotkan kepada sudu-sudu turbin sehingga energi (enthalpy) gas
ini dikonversikan menjadi energi mekanik dalam turbin penggerak generator
(dan kompresor udara) dan akhirnya generator menghasilkan tenaga listrik.





























20

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Turbin gas adalah suatu alat yang memanfaatkan gas sebagai fluida
untuk memutar turbin dengan pembakaran internal. Didalam turbin gas energi
kinetic dikonversikan menjadi energi mekanik melalui udara bertekanan yang
memutar roda turbin sehingga menghasilkan daya. Sistem turbin gas yang
paling sederhana terdiri dari tiga komponen yaitu kompresor, ruang bakar dan
turbin.

3.2 Saran
Dalam penulisan makalah ini terdapat banyak sekali kekurangan
terutama dalam hal pembahasan turbin gas. Karena referensi yang penulis
dapatkan sangat minim sekali. Untuk itu saya harap kritik dan saran yang
sifatnya membangun.

You might also like