You are on page 1of 8

TEKNIK PEMERIKSAAN RADIOGRAFI CLAVICULA

PADA KASUS SUSPECT FRAKTUR CLAVICULA Tn. S


DI INSTALASI RADIOLOGI RUMAH SAKIT
PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
Disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah
Praktek Kerja Lapangan I
Disusun oleh :
PUTRI ANISA SARI
10870
AKADEMI TEKNIK RADIODIAGNOSTIK DAN RADIOTERAPI
CITRA BANGSA YOGYAKARTA
2011/2012
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Seorang ahli fisika berkebangsaan Jerman bernama Wilhem Conrad Roentgen berhasil
menemukan sinar-X pada tahun 1895 melalui percobaannya menggunakan sinar katoda.
Penemuan tersebut memberikan perkembangan bagi ilmu pengetahuan dan teknologi
terutama dalam dunia kedokteran. Prinsip dari radiodiagnostik yaitu sinar-X yang mengenai
suatu obyek akan menghasilkan gambaran radiograf yang dapat membantu menegakkan
diagnosa adanya suatu kelainan penyakit.
Seiring semakin berkembangnya aplikasi pemanfaatan sinar-X dalam rangka penegakkan
diagnosa suatu penyakit, maka teknik pemeriksaan suatu organ menjadi lebih bervariasi
dengan didukung berbagai spesifikasi pesawat diagnostik yang lebih modern. Dalam hal ini
salah satu pemeriksaan yang memanfaatkan sinar-X adalah pemeriksaan Clavicula pada
kasus fraktur.
Clavicula adalah tulang yang membentuk bagian depan dari cingulum membri superiosis
yang 1/3 bagian lateralnya merupakan tulang pipih, sedang 2/3 medialnya mempunyai bentuk
bulat atau prisma. Pemeriksaan radiografi pada clavicula umumnya menggunakan proyeksi
Antero Posterior, Postero Anterior, Antero Posterior Axial, Postero Anterior Axial,
Tangensial, Tarrant Method.
Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta biasanya melakukan pemeriksaan Clavicula
dengan proyeksi Antero Posterior, yang mana dengan proyeksi tersebut gambaran radiograf
Clavicula tampak cukup jelas. Namun pada kasus-kasus tertentu, pemeriksaan Clavicula juga
membutuhkan tambahan proyeksi lain agar gambaran radiograf bagian 1/3 media dan 1/3
proximal tidak superposisi dengan Costae sehingga dapat lebih membantu untuk menegakkan
diagnosa.
Dengan alasan diatas maka penulis tertarik untuk mengangkatnya dalam bentuk laporan
kasus dengan judul TEKNIK PEMERIKSAAN RADIOGRAFI CLAVICULA PADA
KASUS SUSPECT FRAKTUR CLAVICULA Tn. S DI INSTALASI RADIOLOGI
RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah dalam laporan ini adalah sebagai
berikut :
1.2.1. Bagaimana prosedur pelaksanaan teknik pemeriksaan Clavicula pada kasus Suspect
Fraktur Clavicula Tn. S di Instalasi Radiologi Rumah Sakit PKU Muhammadiyah
Yogyakarta?
1.2.2. Apa kelebihan dan kekurangan pemeriksaan Clavicula dengan proyeksi Antero
Posterior pada kasus Suspect Fraktur Clavicula Tn. S di Instalasi Radiologi Rumah Sakit
PKU Muhammadiyah Yogyakarta?
1.3. Tujuan Penulisan
Dalam penulisan laporan kasus ini penulis mempunyai tujuan sebagai berikut :
1.3.1. Mengetahui teknik pemeriksaan dan proyeksi yang biasa digunakan pada pemeriksaan
Clavicula pada kasus Suspect Fraktur Clavicula Tn. S di Instalasi Radiologi Rumah Sakit
PKU Muhammadiyah Yogyakarta.
1.3.2. Mengetahui kelebihan dan kekurangan pemeriksaan Clavicula dengan proyeksi Antero
Posterior pada kasus Suspect Fraktur Clavicula Tn. S di Instalasi Radiologi Rumah Sakit
PKU Muhammadiyah Yogyakarta.
1.3.3. Memenuhi tugas Laporan Kasus mata kuliah Praktek Kerja Lapangan I Akademi
Teknik Radiodiagnostik dan Radioterapi Citra Bangsa Yogyakarta.
1.4. Manfaat Penulisan
1.4.1. Menambah pengalaman dan pengetahuan penulis tentang prosedur pelaksanaan teknik
pemeriksaan Clavicula pada kasus Suspect Fraktur Clavicula Tn. S di Instalasi Radiologi
Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta.
1.4.2. Menambah pengetahuan penulis tentang kelebihan dan kekurangan pemeriksaan
Clavicula dengan proyeksi Antero Posterior pada kasus Suspect Fraktur Clavicula Tn. S di
Instalasi Radiologi Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta.
1.4.3. Sebagai bahan informasi dan referensi bagi penulis dan pembaca, khususnya
mahasiswa Akademi Teknik Radiodiagnostik dan Radioterapi Citra Bangsa Yogyakarta.
1.5. Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah pembahasan maka disusun sistematika penulisan sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Yang meliputi : Latar belakang, rumusan masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan dan
sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Yang meliputi : Anatomi dan fisiologi clavicula, patologi fraktur clavicula, peralatan dan
proyeksi yang digunakan.
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN
Terdiri dari hasil pemeriksaan dan pembahasan.
BAB IV PENUTUP
Berisi kesimpulan dan saran.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Anatomi Fisiologi Clavicula
Clavicula atau tulang selangka adalah tulang yang membentuk bagian depan dari cingulum
membri superiosis. Clavicula termasuk tulang panjang berbentuk S dan terletak horizontal
di sebelah Cranioventral Cavum Thoracalis, diatas Costa I.
Di sebelah medial bersendi dengan Manubrium Sterni, sedangkan di sebelah lateralnya
bersendi dengan Acromnion. Bagiannya yang membulat dan konvex ke depan disebut
Extremitas Sternalis, sedang bagiannya yang konkaf ke dorsal dan pipih disebut Extremitas
Acromialis.
Clavicula 1/3 bagian lateralnya merupakan tulang pipih, sedang 2/3 medialnya mempunyai
bentuk bulat atau prisma. Facies superior dari 1/3 bagian lateral pipih dan kasar; dimana di
depan ditandai oleh suatu lekuk untuk perlekatan Musculus Detoideus dan di belakang untuk
perlekatan Musculus Trapezius. Facies Inferior datar dimana dekat Margo Posterior dijumpai
tonjolan yang disebut Tuberculum Concideum untuk perlekatan Ligamentum Concideum.
Dari Tuberculum ini kita jumpa rigi yang berjalan miring ke lateral depan yang disebut
sebagai Line Trapezoidea untuk perlekatan Ligamentum Trapezoideum. 2/3 bagian medial,
bentuk prisma membulat mempunyai 3 margo dan 3 permukaan.
3 margo : Anterior, superior dan posterior
3 permukaan : Anterior, posterior/inferior dan superior
Permukaan anterior bentuknya konvex, ke lateral ia menyempit dan menerus dengan margo
anterior dari pars. Lateralis. Permukaan posterior konkaf, licin dan menerus pada margo
posterior dari pars lateralis. Permukaan superiornya menerus dengan permukaan superior dari
pars lateralis, biasanya licin dan pipih. Di bagian medial dari permukaan bawah dijumpai
permukaan kasar disebut Inpressio Ligamenti Costoclavicularis untuk perlekatan :
Ligamentum Costoclavicularis. Bagian lateral dari permukaan bawah berdasar suatu sukus
yang dangkal disebut Sukus Subclavius yang ditempati Musculus Subclavius. Pada
Facies posterior dekat perbatasan 1/3 bagian lateral dan 2/3 medial terdapat Foramen
Nutricium, yang jalannya condong ke lateral.
Clavicula mempunyai fungsi memberikan kaitan kepada beberapa otot leher dan bahu
sehingga Clavicula bekerja sebagai penopang lengan.
Gambar 2.1. Anatomi Clavicula
(Sobotta, 2000 : 168)
2.2. Patologi Fraktur Clavicula
2.2.1. Penyebab Fraktur Clavicula
Fraktur atau patah tulang adalah terputusnya kontinuitas tulang. Clavicula merupakan salah
satu tulang yang sering mengalami fraktur apabila terjadi cedera pada bahu karena letaknya
yang superfisial. Pada tulang ini bisa terjadi banyak proses patologik sama seperti pada tulang
yang lainnya yaitu bisa ada kelainan kongenital, trauma (fraktur), inflamasi, neoplasia,
kelainan metabolik tulang dan yang lainnya. Fraktur Clavicula bisa disebabkan oleh trauma
pada bahu akibat kecelakaan lalu lintas maupun karena jatuh, namun kadang dapat juga
disebabkan oleh faktor-faktor nontraumatik. Berikut beberapa penyebab fraktur Clavicula,
yaitu :
a. Fraktur Clavicula pada bayi baru lahir akibat tekanan pada bahu oleh simphisis pubis
selama proses melahirkan.
b. Fraktur Clavicula akibat kecelakaan termasuk kecelakaan kendaraan bermotor, jatuh dari
ketinggian dan yang lainnya.
c. Fraktur Clavicula akibat kompresi pada bahu dalam jangka waktu lama, misalnya pada
pelajar yang menggunakan tas yang terlalu berat.
d. Fraktur Clavicula akibat proses patologik, misalnya pada pasien post radioterapi,
keganasan dan lain-lain.
2.2.2. Klasifikasi Fraktur Clavicula
Klasifikasi fraktur Clavicula yang perlu diketahui secara radiologis adalah sebagai berikut :
a. Fraktur Mid Clavicula (Fraktur 1/3 Tengah Clavicula)
Fraktur ini merupakan fraktur yang paling sering dijumpai. Mekanisme trauma pada fraktur
ini berupa trauma langsung maupun tak langsung (dari lateral bahu).
b. Fraktur 1/3 Lateral Clavicula
Fraktur ini merupakan fraktur tersering kedua yang dijumpai. Mekanisme trauma pada fraktur
ini inibiasanya karena kompresi dari bahu.
c. Fraktur 1/3 Medial Clavicula
Fraktur ini merupakan fraktur yang paling jarang dijumpai. Mekanisme trauma pada fraktur
ini dapat berupa trauma langsung dan trauma tak langsung pada bagian lateral bahu yang
dapat menekan Clavicula ke Sternum, misalnya jatuh dengan tangan dalam posisi abduksi.
2.3. Peralatan yang Digunakan
Alat dan bahan yang digunakan untuk pemeriksaan Clavicula antara lain:
a. Pesawat Sinar-X
b. Kaset
c. CR
d. Printer
e. Marker (R/L)
f. Plester
2.4. Proyeksi yang Digunakan
Proyeksi yang digunakan pada Teknik Radiografi Clavicula adalah sebagai berikut :
2.4.1. Proyeksi Antero Posterior
Posisi pasien : Pasien berdiri dengan kaset vertikal di belakang sendi bahu yang difoto atau
tidur telentang di atas meja pemeriksaan dan kaset diletakkan horisontal dibawah sendi bahu
yang akan difoto.
Posisi objek : Sendi bahu yang tidak difoto diganjal sedikit, bahu yang difoto punggungnya
menempel pada kaset dan lengan lurus ke bawah di samping tubuh.
Arah sinar : Horisontal apabila pasien berdiri dan vertikal apabila pasien tiduran.
Titik bidik : Pada pertengahan Os Clavicula
FFD : 90 cm
Kaset : 24 x 30 cm
Kriteria radiograf : Tampak gambaran AP Os Clavicula dengan ujung proximal mengalami
superposisi dengan Costae.
Gambar 2.2. Proyeksi Antero Posterior
( Merrills, 1995 : 157 )
Keterangan gambar :
1. Acromion
2. Sendi acromion clavicula
3. Clavicula
4. Anguls scapula
5. Sendi sterno clavicula
6. Processus coracoid
2.4.2. Proyeksi Postero Anterior
Posisi pasien : Pasien berdiri dengan kaset vertikal di depan sendi bahu yang difoto atau
pasien tidur telungkup dengan posisi kaset horisontal dibawah sendi bahu yang tidak difoto.
Posisi objek : Tepi anterior bahu yang akan difoto menempel kaset, kepala menengadah,
lengan lurus ke bawah di samping tubuh.
Arah sinar : Horisontal jika pasien berdiri dan vertikal jika pasien telungkup.
Titik bidik : Pada superior angle scapula
FFD : 90 cm
Kaset : 24 x 30 cm
Kriteria radiograf : Tampak gambaran PA Os Clavicula dengan ujung proximal mengalami
superposisi dengan Costae dan sedikit mengalami perubahan bentuk dibanding proyeksi AP.
Gambar 2.3. Proyeksi Postero Anterior
( Merrills, 1995 : 158 )
2.4.3. Proyeksi PA Axial
Posisi pasien : Pasien tidur telungkup di atas meja pemeriksaan atau berdiri menghadap
standar kaset.
Posisi objek : Kedua bahu di atur sama tinggi terhadap meja pemeriksaan, kedua tangan lurus
di samping tubuh. Kaset diletakkan horisontal di bawah sendi bahu yang akan difoto pada
pasien yang telungkup dan kaset diletakkan vertikal di depan bahu yang difoto bila pasien
berdiri, dengan batas atas kaset 5 cm dari batas atas bahu.
Arah sinar : Menyudut 15 45 caudal pada pertengahan Os Clavicula.
Kaset : 24 x 30 cm
Kriteria radiograf : Tampak ujung proximal Os Clavicula mengalami superposisi dengan
Costae.
Gambar 2.4. Proyeksi Postero Anterior Axial
(Merrills, 1995 : 160 )
2.4.4. Proyeksi AP Axial
Posisi pasien : Berdiri pada posisi lordotik atau tidur terlentang dengan batas kaset 5 cm
dari batas atas bahu.
Posisi objek : Punggung pasien lurus, bahu yang difoto diatur sedemikian rupa sehingga tepi
postero superior bahu yang difoto menempel kaset, lengan lurus ke bawah di samping tubuh.
Arah sinar : Menyudut 15 cranial jika pasien dalam posisi lordotik dan menyudut 25 30
cranial jika pasien tidur terlentang ditunjukkan pada pertengahan Os Clavicula.
Kaset : 24 x 30 cm
Kriteria radiograf : Tampak ujung proximal Os Clavicula mengalami superposisi dengan
Costae.
Gambar 2.5. Proyeksi Antero Posterior Axial
( Merrills, 1995 : 159 )
Keterangan gambar :
1. Clavicula
2. Processus coracoid
3. Sendi acromioclavicular joint
4. Sendi sternoclavicular joint
2.4.5. Proyeksi Tangensial
Posisi pasien : Pasien tidur terlentang di atas meja pemeriksaan.
Posisi objek : Kedua bahu diganjal dengan spon, dan diatur sama tinggi, kepala diberi bantal
yang lebih tinggi dan menghadap sisi yang tidak difoto, kedua tangan lurus ke bawah di
samping tubuh. Kaset diletakkan vertikal pada superior bahu yang difoto.
Arah sinar : Horisontal menyudut 25-40 cranial
Titik Bidik : Pada daerah antara Clavicula dan chest atau ujung proximal Clavicula.
Kaset : 24 x 30 cm
Kritera radiograf : Tampak gambaran Clavicula bebas superposisi dengan Costae.
Gambar 2.6. Proyeksi Tangensial
( Merrills, 1995 : 161 )
Keterangan gambar :
1. Clavicula
2. Acromion
3. Costa I
2.4.6. Proyeksi Tarrant Method
Posisi pasien : Pasien duduk di atas meja pemeriksaan.
Posisi objek : Badan agak membungkuk, lengan atas vertikal di samping tubuh, lengan bawah
diletakkan di atas Os Femur horizontal, kaset diletakkan di atas Os Antebrachii dan diberi
pelindung gonad.
Arah sinar : 25-35 ke caudal atau supero inferior
Titik bidik : Bagian posterior Os Clavicula.
Kaset : 24 x 30 cm
Kriteria radiograf : Tampak gambaran Clavicula dari Sternoclavicula sampai Acromion
Clavicula.
Gambar 2.7. Proyeksi Tarrant Method
(Merrills, 1995 : 162-163 )
Keterangan gambar :
1. Sendi sternoclavicular joint
2. Clavicula
3. Acromion
4. Sendi acromioclavicula
5. Procecus Coracoid
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1. Hasil Penelitian
3.1.1. Identitas Pasien
Nama : Tn. S
Umur : 69 th
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Alamat : Blaburan
Tanggal Order : 20 Desember 2011
Tanggal Hasil : 2 Januari 2012
Diagnosis Masuk : Suspect Fraktur
Layanan : Fisioterapi
No. Rekam Medik : 00-53-61-14
No. Registrasi : RG00411998
No. Lab : TU0661832A
3.1.2. Prosedur Pemeriksaan
3.1.2.1. Persiapan alat
1. Pesawat sinar-x
Nama / Merk : Toshiba
Tipe : DR-1603
No. Seri Tabung : 12149
kV Maksimum : 150 kV
MA Maksimum : 640 mA
2. Marker : R
3. Kaset : 24 30 cm
4. Film (di dalam printer)
5. Komputer
6. Reader
7. Printer
8. Plester
3.1.2.2. Persiapan Pasien
Pada pemeriksaan Clavicula ini tidak ada persiapan khusus bagi pasien. Pasien hanya dibantu
untuk melepaskan logam atau benda yang dapat menimbulkan artefak di Os Clavicula dan
sekitarnya sehingga tidak mengganggu gambaran radiograf.
3.1.3. Teknik Pemeriksaan
Teknik pemeriksaan Clavicula di Instalasi Radiologi Rumah Sakit PKU Muhammadiyah
Yogyakarta adalah dengan menggunakan proyeksi Antero Posterior.
Proyeksi Antero Posterior (AP)
Posisi pasien : Pasien tidur telentang dan kaset diletakkan horizontal di bawah bahu sebelah
kanan yang akan difoto.
Posisi objek : Bahu yang akan difoto punggungnya menempel pada kaset dan lengan pasien
lurus ke bawah di samping tubuh.
Arah sinar : Vertikal tegak lurus
Titik Bidik : Pada pertengahan Os Clavicula
Kaset : 24 x 30 cm
Marker : R
kV : 60
mAs : 10
3.1.4. Pengolahan Film
Pengolahan film yang dilakukan di Instalasi Radiologi Rumah Sakit PKU Muhammadiyah
Yogyakarta adalah dengan CR (Computed Radiography) dengan urutan :
1. Data pasien dimasukkan ke Komputer,
2. Kaset yang sudah di eksposse di masukkan ke Reader,
3. Gambaran radiograf di edit di Komputer,
4. Gambaran radiograf yang sudah selesai di edit langsung di print.
3.1.5. Hasil dan Bacaan Radiograf
1. Hasil Radiograf
Gambar 2.8. Hasil Radiograf Pemeriksaan Clavicula Dextra
Proyeksi Antero Posterior Tn. S di Instalasi Radiologi
RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta
2. Bacaan Radiograf
Clavicula AP-CR
Susp. Fraktur lama Os Clavicula Dextra 1/3 Media. DD : Union Fraktur.
Fraktur lama Costa 4, 5, 6 kanan aspek posterior. Callus (+)
3.2. Pembahasan
Secara umum, pemeriksaan Clavicula yang biasa dilakukan di Instalasi Radiologi Rumah
Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta adalah dengan menggunakan proyeksi Antero
Posterior, karena selama ini pemeriksaan Clavicula dengan menggunakan proyeksi tersebut
sudah dapat memberikan gambaran radiograf Clavicula dengan jelas. Namun menurut
penulis, informasi yang diperoleh dari hasil radiograf pemeriksaan Clavicula dengan proyeksi
Antero Posterior pada kasus Suspect Fraktur Clavicula Tn. S di Instalasi Radiologi Rumah
Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta ini belum cukup kuat untuk menegakkan diagnosa
karena gambaran 1/3 media Clavicula tampak superposisi dengan Costae. Selain itu juga
terdapat gambaran seperti Callus namun masih diragukan apakah itu fraktur lama atau fraktur
baru yang tulangnya sudah mulai menyambung.
Melihat hasil radiograf dan hasil bacaan Radiolog yaitu Suspect Fraktur lama Os Clavicula
Dextra 1/3 Media, maka penulis menyarankan agar dilakukan pemeriksaan tambahan kepada
Tn. S dengan proyeksi AP Axial agar gambaran bagian 1/3 media Clavicula tidak superposisi
dengan Costae sehingga diharapkan gambaran radiograf Clavicula akan lebih jelas dan dapat
lebih membantu menegakkan diagnosa.
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
4.1.1. Pemeriksaan Clavicula pada kasus Suspect Fraktur Clavicula Tn. S di Instalasi
Radiologi Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta menggunakan proyeksi Antero
Posterior tanpa dilengkapi dengan proyeksi tambahan.
4.1.2. Pemeriksaan Clavicula dangan proyeksi Antero Posterior pada kasus Suspect Fraktur
Clavicula Tn. S di Instalasi Radiologi Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta
mempunyai kelebihan yaitu sudah dapat memberikan gambaran Clavicula dengan jelas,
namun juga mempunyai kekurangan yaitu informasi yang diperoleh dari hasil radiograf
belum cukup kuat untuk menegakkan diagnosa.
4.2. Saran
4.2.1. Pemeriksaan Clavicula pada kasus Suspect Fraktur Clavicula Tn. S di Instalasi
Radiologi Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta lebih baik dilakukan pemeriksaan
tambahan yaitu dengan proyeksi AP Axial agar bagian 1/3 media Clavicula tidak superposisi
dengan Costae

You might also like