You are on page 1of 4

Pada umumnya prosedur assesment diklasifikasikan menjadi tiga kelompok, Assesmen

berdasakan pengukuran, Assesmen berdasarkan model dan Assesmen non-formal.


Assesment Kemampuan layan berdasakan pengukuran
Dalam kategori ini termasuk assesment rutin, di mana efek beban tidak ditentukan oleh
analisis struktur tetapi langsung dengan pengukuran (misalnya pemantauan kinerja, hasil test
beban). Sejak pengukuran kemampuan layan dapat ditentukan secara langsung. Metode ini
hanya dapat memverifikasi kecukupan struktur dalam Batas Kemampuan Layan. Ini adalah
prosedur dua komponen dimana komponen berikut ini:
(1) pengukuran terhadap efek beban
(2) verifikasi Kemampuan layan
Assesment rutin berdasarkan pengukuran pada umumnya tidak rumit. Contoh aplikasi adalah
evaluasi pengukuran dalam kemampuan layan, perpindahan atau perilaku dinamis setelah
utilisasi baru atau strukturnya. Assesment hampir mencukupi dan peninjauan struktur juga
dapat didasarkan pada metode ini.

Assesmen kemampuan layan berdasarkan keamanan model
Dalam kategori ini termasuk Assesment rutin, dimana efek beban yang ditentukan oleh model
berdasarkan analisis struktur. Dengan menggunakan metode Batas Ultimate dan Kemampuan
layan dapat dimodelkan dan karena itu dinilai. Ini adalah three component prosedur dimana
komponen adalah sebagai berikut :
(1) akuisisi data pembebanan dan resistensi
(2) perhitungan efek beban pada model struktural
(3) keamanan dan verifikasi kemampuan layan
Sebagian besar aplikasi penilaian diproses berdasarkan model struktur, kecuali yang
disebutkan dalam Assesment Kemampuan layan berdasakan pengukuran.

Assessment Non-formal
Dalam kategori ini termasuk Assesment rutin didasarkan pada pengalaman dan engineer
judgement dalam menilai . Mereka lebih atau kurang subyektif dan diterapkan hanya
pengecualian. Kebanyakan penilaian non-formal terjadi dalam manajemen struktur, di mana
kondisi struktural dievaluasi berdasarkan inspeksi visual.

Level Assesment
Seperti yang jelaskan sebelumnya, prosedur assesmen terdapat beragam kecanggihan. Hal
tersebut direkomendasikan untuk memulai Assesmen dengan sederhana tetapi metode level
rendah dan dalam kasus Assesment yang gagal, beralih disempurnakan dengan level yang
lebih tinggi.
Secara Umum dalam prosedur assesmen dalam masing-masing kecanggihan harus
menyeluruh dalam level yang sama. Misalnya, tidak berarti untuk mencapai perlawanan dan
parameter beban dapat dilakukan dengan metode sederhana tapi metode ini tidak
memungkinkan dan menggunakan metode probabilitas penuh untuk verifikasi.
Sangat memungkinkan ada beberapa kasus dianjurkan pencampuran metode dengan tingkat
kerumitan rendah atau tinggi. Contohnya, ketika langkah pertama dengan level rendah,
assesmen gagal dan pada langkah kedua spesific resistance dan parameter beban struktur
tercapai dengan metode penyelidikan lanjutseperti NDT. Analisis struktur dan verifikasi
dapat dilakukan dengan metoda sederhana yang sama seperti langkah pertama dan Assesmen
mungkin mencapai hasil yang cukup. Tujuan dari tingkatan assesmen adalah untuk
menetapkan penataan proses assesmen.
Tingkat 0 : Assesmen kualitatif non-formal.
Assesmen berdasarkan pengalaman dari engineer, ini sangat sering digunakan untuk evaluasi
awal struktur. Salah satunya adalah mampu mengevaluasi secara visual efek kerusakan
seperti korosi dari bagian-bagian baja atau tanda-tanda kerusakan seperti keretakan atau
pengikisan.

Tingkat 1 : Pengukuran berdasarkan penentuan akibat beban
Assesmen kemampuan layan dengan pengukuran dalam penilaian kekuatan dan perbandingan
dengan nilai-nilai ambang batas. Dalam tingkat ini tidak dilakukan analisis struktur. Nilai
batas-batas diberikan kode atau masing masing spesifikasi.
Tingkat 2 : Metode Faktor parsial berdasarkan dokumen-dokumen.
Assesmen dalam kapasitas beban yang bekerja dan kemampuan layan menggunakan
informasi dari perancangan, pelaksanaan konstruksi dan dokumentasi inspeksi. Analisis
struktur pada umumnya dilakukan menggunakan metode sederhana. Keamanan dan
Kemampuan layan perdasarkan faktor parsial.
Tingkat 3 : Metode Faktor Parsial berdasarkan Penyelidikan Tambahan
Assesmen kapasitas beban kerja dan kemampuan layan menggunakan informasi
penyelidikan non- destructive lapangan spesifik lapangan secara detail. Analisis struktural
dilakukan menggunakan metode penyempurnaan dan pemodelan detail. Keamanan dan
verifikasi kemampuan layan berdasarkan faktor parsial.
Tingkat 4 : Keandalan modifikasi target, modifikasi faktor parsial :
Verifikasi Kapasitas beban kerja dengan modifikasi spesifik lapangan dengan faktor
keamanan. Sifat struktur sesuai keadaan eksternal dapat mempengaruhi
keselamatanpengukuran. Praktiknya, memodifikasi faktor parsial dilakukan untuk kelompok
struktur dengan perilaku struktur yang serupa atau pengaruh beban.
Tingkat 5 : Assesmen Probabilitas Penuh
Assesmen, dengan mempertimbangkan semua variabel dasar dengan sifat statistik. Analisis
keandalan struktur digunakan secara langsung dan bukan atu tidak menggunakan faktor
parsial. Ketidakpastian pun dimodelkan.

You might also like