Professional Documents
Culture Documents
Home
Posts RSS
Comments RSS
wurianto saksomo
ini hanyalah coretan sederhana, apa adanya, sekedar lepas lelah lepas dahaga, ukir ribuan cinta satu cita, tuang asa terpendam...
search:
Select Language
PROFIL
Sudah semestinya pemerintah menjadikan kebijakan anggaran sebagai instrumen pemenuhan amanat
konstituante. Anggaran pendapatan dan belanja seharusnya menjadi instrumen pemerintah yang
w ur iant o
secara operasional ditujukan sebagai tugas negara untuk melindungi segenab bangsa Indonesia dan
s ak s o m o
seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, dan mencerdaskan kesejahteraan
bangsa sebagaimana tertuang dalam Pembukaan UUD 1945. Pasal 23 ayat (1) UUD 1945 menyebutkan,
Anggaran pendapatan dan belanja negara sebagai wujud dari pengelolaan keuangan negara
ditetapkan setiap tahun dengan undang-undang dan dilaksanakan secara terbuka dan bertanggung
jawab untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
Lahir dan
menghabiskan masa kecil serta
remaja di Madiun, menimba ilmu di
Jogja, sekarang menjemput
takdirnya di Ngawi, berkarya untuk
negeri sebagai bagian dari birokrasi
Sulit untuk menentukan berapa besar sebenarnya alokasi belanja publik yang ideal di dalam APBD
mengingat kompleksitas masalah pembangunan daerah, karakteristik daerah, serta celah fiskal
(fiscal gap) antara kemampuan dana dan kebutuhan pembangunan di daerah yang berbeda-beda.
Alam demokrasi pun turut membawa situasi serba dilematis. Antara pentingnya mesin birokrasi dan
LABEL
anggaran yang harus disediakan, antara percepatan penyerapan anggaran, dan kontrol hukum yang
ketat
album
keluarga
Dengan melihat fakta bahwa anggaran publik dan kebijakan keuangan daerah di Indonesia belum bisa
menjadi pendorong bagi investasi publik, pengembangan infrastruktur, dan peningkatan
kesejahteraan rakyat secara langsung maka memang ada permasalahan dalam anggaran kita.
Permasalahan tersebut antara lain penentuan alokasi anggaran yang terlihat pro birokrasi (belanja
coretan
hukum
kepegawaian
oase
peraturan
pustaka saat kuliah serba-serbi
tentang
jogja
tentang madiun
tentang ngawi
konsultasi
pegawai), kepentingan politik di daerah, interaksi antar pemangku kepentingan, dan sistem
keuangan dan pertanggungjawaban.
Belanja Pegawai
JEJAK
2013 (41)
Belanja pegawai adalah kompensasi baik dalam bentuk uang maupun barang yang diberikan kepada
November (4)
pegawai pemerintah, baik yang bertugas di dalam maupun di luar negeri sebagai imbalan atas
Oktober (3)
pekerjaan yang telah dilaksanakan, kecuali pekerjaan yang berkaitan dengan pembentukan modal.
Juni (1)
Mei (10)
Dilema Rekrutmen Pegawai
Berdasarkan data FITRA (dalam Farhan, 2012), pada tahun 2011 terdapat 124 daerah yang 50% lebih
anggarannya dialokasikan untuk belanja pegawai, jumlahnya meningkat menjadi 302 daerah pada
APBD 2012, bahkan 16 daerah di antaranya menganggarkan belanja pegawai di atas 70%. Dalam
Keterlambatan Penetapan
APBD
RAPBN 2013, sebagian besar transfer daerah dialokasikan untuk belanja pegawai, dalam bentuk DAU
Rp 306,2 triliun (59%), tunjangan profesi guru Rp 43,1 triliun (8%), dan tambahan penghasilan guru
Rp 2,4 triliun (1%). Praktis dengan postur anggaran seperti ini, tujuan otonomi daerah untuk
meningkatkan kesejahteraan rakyat daerah dengan mendekatkan pelayanan publik akan sulit dicapai,
(Bagian Pertama)
Permasalahan Rekrutmen
dalam Birokrasi
Kepala Daerah sebagai pejabat politik di daerah memiliki peranan sangat besar di dalam anggaran
belanja daerah. Biaya politik yang cukup tinggi (terutama dalam Pemilihan Kepala Daerah secara
http://wuriantos.blogspot.com/2013/05/politik-anggaran-daerah-bagian-pertama.html
1/3
5/12/2014
langsung) membuat setiap orang berpikir dan berbuat untuk mendapatkan sumber daya pembiayaan.
Salah satu cara yang bisa digunakan adalah dengan memanfaatkan pengusaha. Tentu saja ini tidak
diperoleh secara gratis. Ada proses transaksi, yang celakanya menggunakan sumber daya publik
(APBD). Di sinilah dua kepentingan bertemu. Politisi membutuhkan dana (yang dicukupi oleh
Jabatan
Eksekusi Susno dan Jiwa
Korsa Institusi
Kesan tentang Analisis Isi
April (5)
disediakan aksesnya oleh politisi). Simbiosis mutualisme akhirnya menggerogoti anggaran yang
Maret (7)
mestinya dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Ada pula modus kampanye
Februari (4)
terselubung yang menggunakan APBD, yakni dengan bantuan sosial. Kegiatan ini akan marak
menjelang Pilkada dan berangsur-angsur mereda setelah Pilkada.
Januari (7)
2012 (100)
2011 (192)
Selain dengan menggunakan pihak ketiga (pengusaha) untuk membiayai proses politik yang begitu
tinggi, tak jarang para calon Kepala Daerah menggunakan dana pribadi, entah itu dari simpanan
2010 (177)
maupun pinjaman. Biaya yang dikeluarkan ternyata tak sebanding dengan pendapatan yang secara
resmi diperoleh sebagai Kepala Daerah. Bahkan sampai habis periode kepemimpinan, bila hanya
BUKU TAMU
mengandalkan gaji dan tunjangan, biaya politik tersebut tetap tidak terbayarkan. Bukankah Kepala
Daerah juga memerlukan pemenuhan kebutuhan pokoknya, untuk menghidupi diri dan keluarganya?
Maka, tak heran jika salah satu cara yang dipergunakan untuk mengganti biaya politik dalam Pilkada
adalah dengan mengambil dana dari APBD. Banyaknya kasus korupsi yang melibatkan Kepala Daerah
bisa dijadikan bukti. Menurut data dari Kemendagri ada 158 Kepala Daerah yang tersangkut korupsi.
Selain itu, di era otonomi daerah, Kepala Daerah merupakan Pejabat Pembina Kepegawaian yang
memiliki kewenangan mengangkat, memindahkan (termasuk promosi), dan memberhentikan PNS.
Hal ini dimanfaatkan benar oleh Kepala Daerah untuk memperkuat posisi politiknya. Misalnya,
pengangkatan besar-besaran tenaga honorer menjadi PNS bisa dijadikan modal dukungan mereka
terhadap Kepala Daerah apabila hendak maju lagi dalam Pilkada. Contoh lain adalah munculnya
transaksi uang dalam sejumlah promosi jabatan. Hal ini bisa dijadikan sumber dana untuk
mengembalikan biaya politik yang telah dikeluarkan maupun modal dalam Pilkada yang akan datang.
23 M ar 14, 10:45 P M
syam: sy dtg nk
blogwalk...jom2 sharing
12 M ar 14, 06:03 P M
Go
help smilies cbox
PENGIKUT
Reaksi:
lucu (0)
menarik (0)
keren (0)
0 komentar:
Poskan Komentar
TINGGAL NGE-KLIK
Publikasikan
Google Account
Pratinjau
Beranda
Galeri
Penghuni
Dapur
KOTA NGAW I
2/3
5/12/2014
Posting Lebih Baru
FREKUENSI
1 8 7 5 0 0
http://wuriantos.blogspot.com/2013/05/politik-anggaran-daerah-bagian-pertama.html
3/3