You are on page 1of 9

LATAR BELAKANG

Dalam pelayanan kesehatan reproduksi , program kesehatan ibu dan anak lebih di tujukan kepada
upaya pergerakan pihak penerima layanan ( demam dan side) melalui pemberdayaan setiap keluarga
dalam peningkatan pengetahuan sikap dan prilaku sehat dalam reproduksi , yang pada balitanya akan
mempercepat penurunan tingkat kematian ibu dan bayi. Pelayanan terutama di tujukan kepada
kelompok rentan dan tidak terjangkau , kurang gizi , kehamilan dengan sanitasi maupun fasilitasi
kesehatan yang kurang memadai , sasaran pelayanan kita adalah mencakup remaja sebelum
menikah (catin) ,pasangan sebelum hamil , pelayanan selama hamil , waktu melahirkan dan sesudah
melahirkan , termasuk pelayanan kontrasepsi dan kesehatan reproduksi (BKKBN, 2006).
Kesehatan reproduksi di defenisikan sebagai keadaan sejahtera fisik , mental dan social secara utuh ,
yang tidak semata-mata bebas dari penyakit dan kecacatan dan semua hal yang berkaitan dengan
system reproduksi , serta fungsi dan prosesnya (UNFPA,2001).
Kesehatan reproduksi adalah kemampuan sesorang untuk dapat memanfaatkan alat reproduksi
dengan mengukur kesuburannya dapat menjalani kehamilannya dan persalinan serta aman
mendapatkan bayi tanpa resiko apa pun ( well health mother baby ) dan selanjutnya mengembalikan
kesehatan dalam batas normal (Manuaba ,1999).
Ruang lingkup kesehatan reproduksi sebenarnya sangat luas , sesuai dengan defenisi yang tertera di
atas , karena mencakup keseluruhan kehidupan manusia sejak lahir hingga mati. Dalam uraian
tentang ruang lingkup kesehatan reproduksi yang lebih rinci di gunakan pendekatan siklus haid ( life
cycle appooach) , sehingga di peroleh komponen pelayanan yang nyata dan dapat di laksanakan .
Untuk kepentingan Indonesia saat ini , secara nasional telah di sepakati ada empat komponen proritas
kesehatan reproduksi , yaitu : Kesehatan ibu dan bayi baru lahir, keluarga berencana, kesehatan
reproduksi remaja, pencegahan dan penanganan penyakit menular seksual, termasuk HIV/AIDS.
Pelayanan yang mencakup empat komponen prioritas di atas di sebut pelayanan kesehatan reproduksi
esensial (PKRE). Jika PKRE di tambah dengan pelayanan kesehatan reproduksi bagi usia lanjut maka
pelayanan yang di berikan di sebut pelayanan kesehatan reproduksi komprenhensif (PKRK).
Karena terdiri atas beberapa komponen,maka pelayanan kesehatan reproduksi diupayakan agar dapat
diberikan secara terpadu,berkualitas dan memperhatikan hak reproduksi perorangan. Ini berarti
bahwa pelayanan kesehatan reproduksi bukanlah suatu pelayanan yang baru mampu sendiri,tetapi
merupakan kombinasi berbagai pelayanan secara terpadu dan berkualitas termasuk dalam aspek
komunikasi,informasi dan edukasi (KIE).
B. TUJUAN
- Memberikan informasi tentang pelayanan kesehatan reproduksi pada WUS ( Wanita Usia Subur )
- Memberikan informasi tentang pelayanan kesehatan reproduksi pada PUS ( Pasangan Usia Subur )
- Memberikan informasi tentang pelayanan kesehatan reproduksi pada Klimakterium / Menopause.
C. MANFAAT
- Untuk memenuhi tugas kuliah Ilmu Kesehatan Masyarakat.
- Untuk memberikan informasi tentang Pelayanan Kesehatan Reproduksi pada WUS ( Wanita Usia
Subur ), PUS ( Pasangan Usia Subur ) dan Menopause.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pelayanan Kesehatan Reproduksi Pada PUS ( Pasangan Usia Subur )
Pasangan Usia subur adalah pasangan yang sudah menikah,pasangan suami istri dimana kedua-
duanya masih hidup dengan batas umur 15 49 tahun. (www.Google.com).
Pasangan usia subur (Pus) adalah pasangan suami istri berumur 15-49 tahun dari secara operasional
termasuk pula pasangan suami istri yang istrinya berumur kurang dari 15 tahun dan telah haid atau
istrinya berumur 50 tahun tetapi masih hamil. (Hartono,2004).
1. Pelayanan Kesehatan pada Catin.
Pelayanannya berupa:
a. Pemeriksaan kesehatan kedua catin, agar salah satu/kedua catin tersebut menderita penyakit
dapat diketahui sebelumnya.
b. Apabila ternyata sakit agar segera berobat,sehingga pada saat pernikahan kedua catin benar-
benar dalam keadaan sehat.
c. Penjelasan tentang kesehatan dalam perkawinan, terutama yang berkaitan dengan kehamilan,
persalinan, masa nifas dan KB. Misalnya anemia pada waktu hamil yang berdampak pada ibu dan
bayinya.
d. Pemberiaan imunisasi TT pada catin perempuan untuk mencegah tetanus pada bayi yang akan
dilahirkannya.
e. Memberikan pengetahuan bagaimana sikap seorang PUS ini harus sesuai dengan kodratnya, tidak
sama dengan sebelum dia menikah, atau masih gadis. Dia harus mampu melayani suaminya, bukan
kebutuhan bathiniah saja tapi rohaniah dan yang laennya juga.
f. Apabila seorang wanita datang untuk memakai KB maka bidannya harus menanyakan apakah
suaminya setuju dengan ia memakai KB. Bila perlu si wanita tadi datang bersama suaminya, jadi
suaminya juga ikut dalam menentukan kontrasepsi yang baik dan aman untuk istrinya.
Jadwal Pemberian Imunisai Pada Wus,Ibu Hamil Dan Pada Calon Pengantin Wanita
Vaksinasi Pemberian imunisasi Selang waktu pemberian minimal Masa perlindungan Dosis
TT WUS,
BUMIL,
Catin T1 0,5 cc
T2 4 minggu setelah T1 3 tahun 0,5 cc
T3 6 bulan setelah T2 5 tahun 0,5 cc
T4 1 tahun setelah T3 10 tahun 0,5 cc
T5 1 tahun setelah t4 Seumur hidup 0,5 cc
2. Pelayanan Keluarga Berencana
Sebagai komponen kesehatan reproduksi, pelayanan keluarga berencana (KB) diarahkan untuk
menunjang tercapainya kesehatan ibu dan bayi. Pelayanan KB bertujuan menunda, menjarangkan,
atau membatasi kehamilan bila jumlah anak sudah cukup.
Kehamilan yang diinginkan dan berlangsung pada keadaan dan saat yang tepat, akan lebih menjamin
keselamatan ibu dan bayi yang dikandungnya. Dengan demikian pelayanan KB sangat berguna dalam
pengaturan kehamilan dan pencegahan kehamilan yang tidak diinginkan atau tidak tepat waktu.
Beberapa hal penting yang perlu diperhatikan sebagai berikut;
a. Prioritaskan pelayanan KB diberikan terutama kepada pasangan usia subur yang istrinya
mempunyai keadaan 4 terlalu yaitu : terlalu muda(< dari 20 thn), terlalu banyak anak (lebih dari 3
orang), terlalu dekat jarak kehamilan(< dari 2 thn), dan terlalu tua (> dari 35 thn).
b. Tanggung jawab dalam kesetaraan ber-KB merupakan tanggung jawab bersama antara suami
dan istri. Sayangnya pada saat ini hanya 1,1% suami yang beradaptasi aktif dalam ber KB, padahal
tersedia juga alat/metode kontrasepsi untuk pria.
c. Setiap Metode kontrasepsi mempunyai keuntungan dan kelemahan masing-masing.setiap klien
berhak untuk mendapatkan informasi mengenai hal ini,sehingga dapat mempertrimbangkan metode
yang paling cocok bagi dirinya.
d. Pelaksana pelayanan KB wajib memberikan nasehat tentang metode yang paling cocok sesuai
dengan hasil pemeriksaan fisik sebelum pelayanan KB diberikan kepada klien akan lebih mudah
menentukan pilihan.
e. Klien juga harus diberi informasi tentang kontraindikasi pemakaian berbagai metode kontrasepsi.
Pelaksana pelayanan KB perlu melakukan skrining atau penyaringan melalui pemeriksaan fisik
terhadap klien untuk memastikan bahwa tidak terdapat kontra indikasi dalam pemakaian metode yang
akan dipilih. Khusus untuk tindakan operatif diperlukan surat pernyataan setuju (Informed concent)
dari klien.
B. Pelayanan Kesehatan Reproduksi Pada WUS ( Wanita Usia Subur )
WUS (Wanita Usia Subur) adalah wanita yang keadaan organ reproduksinya berfungsi dengan baik
antara umur 20-45 tahun. Pada wanita usia subur ini berlangsung lebih cepat dari pada pria. Puncak
kesuburan ada pada rentang usia 20-29 tahun. Pada usia ini wanita memiliki kesempatan 95% untuk
hamil. Pada usia 30-an presentasenya menurun hingga 90%. Sedangkan memasuki usia 40,
kesempatan hamil berkurang hingga menjadi 40%. Setelah usia 40 wanita hanya punya maksimal
10% kesempatan untuk hamil.
Masalah kesuburan alat reproduksi merupakan hal yang sangat penting untuk diketahui. Dimana
dalam masa wanita subur ini harus menjaga dan merawat personal hygiene yaitu pemeliharaan
keadaan alat kelaminya dengan rajin membersihkannya. Oleh karena itu WUS dianjurkan untuk
merawat diri. Untuk mengetahui tanda-tanda wanita subur antara lain dengan melihat siklus haidnya.
1. Siklus Haid
Wanita yang mempunyai siklus haid teratur setiap bulan biasanya subur. Satu putaran haid dimulai
dari hari pertama keluar haid hingga sehari sebelum haid datang kembali, yang biasanya berlangsung
selama 28-30 hari. Oleh karena itu siklus haid dapat dijadikan indikasi pertama untuk menandai
seorang wanita subur atau tidak. Siklus menstruasi dipengaruhi oleh hormon seks perempuan yaitu
estrogen dan progesteron.
Hormon-hormon ini menyebabkan perubahan fisiologis pada tubuh perempuan yang dapat dilihat
melalui beberapa indikator klinis seperti, perubahan suhu basal tubuh, perubahan sekresi lendir leher
rahim (serviks), perubahan pada serviks, panjangnya siklus menstruasi (metode kalender) dan
indikator minor kesuburan seperti nyeri perut dan perubahan payudara.
2. Pembekalan pengetahuan untuk menjaga kesehatan reproduksi wanita
a. Personal Hygiene, misalnya :
- Mandi 2x sehari
- Ganti pakaian dalam setiap hari
- Hindari keadaan lembab di vagina
- Mamakai pembalut yang tidak mengandung zat berbahaya (berbahaya ditandai dengan mudah
rusaknya pembalut jika terkena air)
- Ganti pembalut maksimal tiap 6 jam atau bila sudah penuh oleh darah haid
- Cebok dari arah depan ke belakang
- Hindari penggunaan sabun/cairan pembersih vagina.
b. Gizi
- Hindari 5 P (Pewarna, pengawet, penyedap, pengenyal,
- Konsumsi buah dan sayuran.
c. Perilaku seks
- Hindari perilaku seks bebas diluar nikah.
d. Perkembnagan fisik, kejiwaan dan kematangan seksual remaja
Pengembangan pengetahuan tentang perubahan yang terjadi secera fisik , kejiwaan dan kematangan
seksual akan memudahkan remaja untuk memahami serta mengatasi berbagai keadaan yang
membingungkannya. Informasi tentang haid dan mimpi basah , serta tentang alat reproduksi
remaja laki laki dan perempuan perlu di peroleh setiap remaja.
c. Proses reproduksi yang bertanggung jawab
d. Pergaulan yang sehat antara remaja laki laki dan perempuan serta kewaspadaan terhadap
masalah remaja yang banyak di temukan . Remaja memerlukan informasi tersebut agar selalu
waspada dan berprilaku reproduksi sehat dalam bergaul dengan lawan jenisnya.
e. Persiapan pranikah. Informasi tentang hal ini di perlukan agar calon pengantin lebih siap secara
mental dan emosional dalam memasuki kehidupan berkeluarga .
f. Kehamilan dan persalinan , serta cara pencegahannya, remaja perlu mendapat informasi tentang
hal ini sebagai persiapan bagi remaja pria dan wanita dalam memasuki kehidupan berkeluarga di
masa depan.
3. Pelayanan kesehatan dengan deteksi dini kanker sistem reproduksi
Kanker system reproduksi meliputi kanker leher rahim , payudara , indung telur , rahim , dan alat
kelamin perempuan .
Ciri-ciri yang perlu di curigai akan adanya kanker leher rahim :
a. Adanya cairan vagina abnormal ( duh vagina )
b. Perdarahan di waktu haid atau haid dengan perdarahan hebat
c. Perdarahan setelah melakukan hubungan seksual
d. Paritas tinggi dan di atas 30 tahun
Pemeriksaan pap smear :
Cara termudah untuk mengetahui secara dini kanker leher rahim adalah melalui pemeriksaan pap
smear yaitu pemeriksaan yang di lakukan dengan mengambil usapan sel dan lender leher rahim untuk
mengetahui apakah ada perubahan pada sel secara mikroskopis .
Untuk mengetahui secara dini kanker leher rahim , di anjurkan kepada para wanita untuk melakukan
pemeriksaan papsmear secara teratur , paling tidak sekali setiap tahun :
a. Pada umur berapapun pada usia subur
b. Telah berhubungan seks lebih dari 1 tahun
c. Ada atau tidak ada cairan vagina yang mencurigakan

4. Pemeriksaan untuk mendeteksi kanker payudara
Berikut adalah cara sederhana untuk menentukan tumor payudara sedini mungkin. Cara ini dikenal
dengan istilah yang merupakan singkatan dari SADARI ( periksa payudara sendiri). Pemeriksaan
terdiri dari atas 7 langkah berikut:
- Memperhatikan payudara melalui kaca, sementara kedua lengan lurus kebawah
- Memperhatikan payudara di depan kaca sementara kedua lengan diangkat lurus ke atas.
- Perhatikan apakah ada tarikan pada permukaan kulit
- Memijat daerah sekitar puting dengan perlahan untuk melihat apakah ada cairan abnormal yang
keluar
- Berbaring dengan lengan kanan dibawah kepala sementara punggung kanan diganjal dengan
bantal kecil, kemudian seluruh permukaan payudara kanan di raba dengan tiga pucuk jari tengah
tangan kiri yang di harapkan.
- Ketiga jari tersebut di gerakkan memutar dengan tekanan lembut tapi mantap, dimulai dipinggir
kemudian ke tengah (puting) dan kembali lagi dari pinggir dengan mengikuti putaran jarum jam.
- Melakukan hal yang sama untuk payudara kiri
- Memperhatikan secara khusus seperempat bagian payudara sebelah luar atas, baik kanan maupun
kiri. Bagian tersebut paling sering mengandung tumor.
- Pemeriksaan ini dianjurkan untuk di lakukan secara teratur sekali sebulan setelah haid
C. Pelayanan Kesehatan Reproduksi Pada Klimakterium / Monopause
Kata menopause berasal dari bahasa yunani yang berarti bulan dan penghentian sementara
(Wirakusumah,Emma.S, 2004).
Menopause atau mati haid adalah masa dimana seorang perempuan mendapatkan haid atau datang
bulan atau menstruasi terakhir secara alami dan tidak lagi haid selama 12 bulan berturut-turut
(Departemen Kesehatan RI, 2005).
Umumnya terjadi menopause mulai terjadi pada permpuan berusia sekitar 45-55 tahun (Departemen
Kesehatan RI, 2005).
1. Patofisiologi menopause
Jumlah folikel yang mengalami atresia makin meningkat, sampai suatu ketika tidak tersedia lagi folikel
yang cukup, produksi estrogen pun berkurang dan tidak terjadi haid lagi yang berakhir dengan terjadi
menopause. Oleh karena itu, menopause diartikan sebagai haid alami terakhir, hal ini tidak terjadi bila
wanita menggunakan kontrasepsi hormonal pada usia perimenopause. Perdarahan terus terjadi
selama wanita masih menggunakan pil kontrasepsi secara siklik dan wanita tersebut tidak mengalami
keluhan klimakterik. Untuk menentukan diagnosis menopause, pil kontrasepsi harus segera dihentikan
dan satu bulan kemudian dilakukan pemeriksaan FSH dan estradiol.
Bila pada usia menopause ditemukan kadar FSH dan estradiol bervariasi (tinggi atau rendah), maka
setelah memasuki usia menopause akan selalu ditemukan kadar FSH yang tinggi (>40 mlU/ml). Kadar
estradiol pada awal menopause dijumpai rendah hanya pada sebagian wanita, sedangkan pada
sebagian wanita lain, apalagi wanita gemuk, kadar estradiol dapat tinggi. Hal ini terjadi akibat proses
aromatisasi androgen menjadi estrogen di dalam jaringan lemak. Diagnosis menopause merupakan
diagnosis retropektif, bila seorang wanita tidak haid selama 12 bulan, dan dijumpai kadar FSH darah
>40 mlU/ml dan kadar estradiol <30 pg/ml, telah dapat dikatakan wanita tersebut telah mengalami
menopause (Baziad, 2003).
2. Gejala-gejala menopause
a. Gejala jangka pendek
Gejala ini sering dijumpai, menimbulkan distress dan menyebabkan banyak wanita yang sebelumnya
sehat mencari anjuran medis. Gejala-gejala sering salah diagnosis. Pada beberapa wanita, gejala-
gejala menopause mungkin sangat mengganggu kualitas hidup dan sebaiknya tidak diabaikan dalam
setiap pembahasan mengenai resiko dan manfaat FSH.
1. Gejala Vasomotor
- Kulit memerah dan panas tiba-tiba
- Palpitasi
- Pening
- Rasa lemah dan ingin pingsan.
2. Gejala Psikologis
- Mood murung
- Ansietas
- Iritabilitas dan mood berubah-ubah
- Labilitas emosi
- Merasa tidak berdaya
- Gangguan daya ingat
- Konsentrasi berkurang
- Sulit mengambil keputusan
- Merasa tidak bahagia.
b. Gejala jangka menengah
1) Atrofi Urogenital
- Kekeringan vagina menyebabkan dispareuni, yang kemudian akan menurunkan libido
- PH vagina meningkat dan vagina rentan mengalami infeksi oleh bakteri, karena
terjadi penurunan kolonisasi oleh laktobasil
- Insiden disuria, frekuensi, urgensi, dan inkotinensia meningkat seiring bertambahnya usia, dan
terjadi atrofi dan berkurangnya jaringan kolagen di sekitar leherkandung kemih.
2) Perubahan Kulit
- Pada pasca menopause terjadi penyusutan generalisata kolagen dari lapisan dermis kulit
- Wanita sering mengeluh kulit yang tipis, dan kering disertai kerontokan rambut dan kerapuhan
kuku.
- Sering terjadi keluhan nyeri sendi dan otot yang generalisata dan hal ini juga disebabkan oleh
berkurangnya kolagen.
3) Gejala jangka panjang
- Osteoporosis
- Penyakit kardiovaskuler.
3. Upaya dalam mengatasi gejala-gejala menopause
a. Terapi non-hormonal
1) Arus panas (hot flush)
Dianjurkan untuk meningkatkan asupan vitamin B kompleks untuk menekan stress dengan
menormalkan sistem saraf tubuh. Meningkatkan konsumsi makanan tinggi fitoestrogen seperti
kacang-kacangan terutama kedelai dan olahannya (tahu, tempe, susu kedelai), dan pepaya. Makan
sumber vitamin E yang tidak saja dapat memperlancar oksigen tapi juga mencegah pengendapan
kolesterol di arteri sehingga peredaran darah menjadi lancar.
2) Kulit kering dan keriput
Makanlah makanan alami bersifat membangun dan tidak merusak, terutama buah-buahan dan
sayuran. Tingkatkan asupan vitamin E yang terdapat di biji-bijian terutama biji-bijian yang sudah
berkecambah. Vitamin E diyakini dapat menyerap dan menghancurkan pigmen tanda-tanda penuaan
yang timbul pada kulit. Perbanyak minum air putih dan hindari merokok.
3) Pening atau sakit kepala
Cobalah untuk bersantai, beristirahat atau melakukan meditasi. Hindari hal-hal yang menyebabkan
ketegangan, depresi atau stress. Hindari alkohol dan kopi.
4) Pengerutan vagina
Menggunakan krim estrogen atau gel khusus vagina, melakukan hubungan seks secara teratur.
5) Infeksi saluran kemih
Banyak mengkonsumsi air putih. Jika kantung kemih dalam keadaan penuh, pembilasan akan sering
terjadi sehingga bakteri akan terbawa keluar. Mencuci bersih alat kelamin setelah buang air kecil
untuk mencegah masuknya bakteri.
6) Insomnia (sulit tidur)
Menjalani gaya hidup yang positif dan hilangkan pikiran negatif. Melakukan aktivitas fisik di siang hari.
Aktivitas fisik secara teratur dapat membuat tidur lebih nyenyak. Jangan membiarkan perut dalam
kondisi kelaparan.
7) Gangguan psikis dan emosi
Memperbanyak makanan sumber fitoestrogen dan vitamin B6, misalnya kedelai dan produknya seperti
tempe, tahu, dan susu kedelai. Vitamin B6 penting untuk memperlancar kerja sistem saraf dan
menurunkan tingkat stress. Meningkatkan asupan kalsium menurut Gay Gaer Luce dapat mengurangi
kesedihan dengan mempengaruhi fungsi sistem saraf. Perasaan marah dan depresi bisa diakibatkan
oleh ketidakseimbangan natrium dan kalium dalam cairan tubuh. Oleh karena itu kurangi garam dan
tingkatkan asupan kalium, misalnya jeruk atau pisang. Menghargai dan mencintai diri sendiri dengan
cara menerima apa adanya.
8) Osteoporosis
Meningkatkan asupan kalsium bisa dari susu atau ikan, misalnya ikan teri. Meningkatkan asupan
vitamin D dari susu dan paparan sinar matahari pagi (jam 08.00-09.00). Meningkatkan asupan
estrogen alami (fitoestrogen) dengan banyak mengkonsumsi produk kedelai seperti susu kedelai,
tempe dan tahu. Meningkatkan aktivitas fisik (Wirakusumah,Emma.S, 2004).
b. Terapi hormonal
Gejala-gejala menopause dan osteoporosis bisa dibantu dengan menggunakan terapi penyulihan atau
penggantian hormon (HRT = Hormone Replacement Therapy) yang dilakukan dengan memasukkan
hormon-hormon seksual di dalam tablet atau beberapa bentuk lainnya. HRT tidak sesuai bagi setiap
perempuan dan adanya beberapa kondisi medis, seperti kanker payudara. HRT perlu waktu lama
untuk persiapan sehingga bisa sesuai dengan setiap individu. Salah satu kerugian HRT adalah bahwa
kebanyakan persiapan HRT menyebabkan sedikit perdarahan bulanan pada perempuan yang secara
normal sudah berhenti menstruasi tetapi persiapan HRT sekarang tersedia bagi perempuan tua
dimana tidak ada perdarahan bulanan yang dialaminya (Nash Barbara, 2006).
c. Pelayanan kesehatan yang dapat di lakukan berupa :
- Memeberikan penjelasan tentang perubahan perubahan yang terjadi
- Memberikan nasehat tentang nutrisi dan diet untuk kesehatan sendiri
- Menganjurkan pengkonsumsian makanan vegetarian sehingga tidak mengganggu fungsi alat
pencernaan nya , orang tua memerlukan banyak serat dalam makanannya.
- Menghindari perubahan kejiwaan dengan keharmonisan keluarga dan saling pengertian
- Kemungkinan pemberian terapi hormonal dengan lebih dahulu berkonsultasi dengan dokter ahli.
- Melakukan pemeriksaan deteksi dini penyakit seperti pap-smear,sadari , dll
DAFTAR PUSTAKA
- Prawirahardjo.(2006)Ilmu Kandungan,Jakarta ,Ybp,Sp
- Manuaba ,Ib,G (1998) Ilmu Kebidanan ,Penyakit Kandungan Dan Kb Untuk Pendidikan Bidan ,
Jakarta ,Egc
- Manuaba ,Ibg(2002) Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita , Jakarta ,Arcan
- Alisacrebbie (2005) Kb Dan Kesehatan Reproduksi , Jakarta ,Egc
- Bkkbn (2006)Pelatihan Keterampilan Kip,Kb Dan Kesehatan Reproduksi , Jakarta ,Bkkbn
- Kesehatan Reproduksi Untuk Petugas Kesehatan (2001) , Depkes Ri

You might also like