FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN AWAL PRAKTIKUM PASIR CETAK NAMA : NUKE FERDILIA PRASIWI NPM/KELOMPOK : 1106069765 / 3 TANGGAL DIKUMPULKAN : 14 APRIL 2014 TANGGAL DITERIMA : 14 APRIL 2014
I. Tujuan Percobaan Setelah melakukan praktikum pengolahan pasir cetak ini, mahasiswa diharapkan dapat mengetahui sifat-sifat pasir cetak dan hubungannya antara sifat-sifat pasir cetak dengan proses penuangan yang meliputi: 1. Distribusi besar butir pasir. 2. Kadar air atau kadar aditif dalam pasir cetak. 3. Hubungan antara permeabilitas, kekuatan geser, dan kekuatan tekan terhadap kadar air serta bahan aditif dalam pasir cetak. 4. Mampu bentuk (flowability) dari pasir cetak. 5. Perbedaan karakteristik antara pasir basah (green sand), pasir kering (dry sand), dan pasir kering tanpa dengan pemanasan (holding sand).
II. Dasar Teori Saat ini pasir cetak masih banyak dipakai pada industri-industri pengecoran. Hal ini dikarenakan pasir cetak memiliki beberapa keunggulan, antara lain: 1. Mudah didapat dan murah (sebagai faktor ekonomis). 2. Dapat digunakan kembali (dengan catatan harus diganti dengan pasir baru sebanding 20%). 3. Mempunyai kekuatan yang cukup tinggi 4. Dapat digunakan untuk penuangan benda- benda besar diatas 50 kg. 5. Memiliki refraktori dan ketahanan kimia yang baik. Kemudian bila dilihat dari segi biaya, diketahui bahwa penggunaan pasir cetak akan membutuhkan modal awal (untuk die maupun perlengkapan penyokong) dan tenaga kerja yang lebih sedikit. Walaupun kapasitas produksinya lebih kecil namun, penggunaan metode sand casting amat cocok untuk industri manufaktur kecil.Karena keunggulan-keunggulan tersebut maka pasir lebih banyak digunakan untuk membuat cetakan dibandingkan dengan bahan lainnya.
Sifat-sifat cetakan : 1. Kuat Mampu menahan tekanan dan berat logam cair yang akan dituang ke cetakan dan tidak mudah ambruk bila dipindahkan. 2. Permeabilitas Baik Cetakan harus mudah melewatkan gas dari dalam cetakan maupun gas-gas yang terlarut dalam logam cair, sehingga cacat-cacat tuangan akibat gas dapat dikurangi atau dihindari. 3. Flowabilitas Baik Pasir mampu mengisi ruangan-ruangan dan cetakan dengan baik. 4. Distribusi Pasir Cocok Berhubungan dengan ukuran dan distribusi butir dalam membentuk cetakan, bertujuan untuk mendapatkan permeabilitas yang diinginkan dan sifat permukaan yang baik (akurasi dimensi tinggi dan permukaannya halus). 5. Sifat Adhesif Baik Cetakan tidak mudah ambruk atau terlepas dari dinding kup dan drag sebelum proses penuangan atau dapat juga disebut sebagai sifat pasir untuk melekat pada cetakan. 6. Sifat Kohesif Baik Dengan adanya sifat kohesif Diharapkan kekuatan mekanis pasir cetak semakin baik. 7. Sifat Colapsabilitas Baik Collapsibility merupakan sifat mampu ambruk/dapat dihancurkan dari cetakan (terutama untuk pasir inti). Diperlukan agar pasir mudah direklamasi dan dapat digunakan kembali. 8. Koefisien Muai Rendah Cetakan pasir harus mempunyai koefisien muai yang rendah, bertujuan agar tidak terjadi pemuaian yang berlebih ketika penuangan logam cair.
Bentuk dan Distribusi Pasir Bentuk butir pasir akan mempengaruhi flowability, permeabilitas dan sifat mekanis dari pasir dan cetakannya. Pasir berdasarkan bentuknya, digolongkan menjadi : 1. Butir pasir bulat (Round), bentuk ini memiliki sifat mekanis yang baik.
2. Butir pasir sebagian bersudut (Sub Angular)
3. Butir pasir bersudut (Angular)
4. Butir pasir kristal atau tidak beraturan (Irreguler)
Selain dari variabel-variabel di atas, sifat pasir cetak juga sangat tergantung dari variabel-variabel seperti: 1. Kadar bahan pengikat (binder) 2. Kadar air 3. Kadar bahan yang dapat terbakar 4. Waktu pengadukan 5. Temperatur pemanasan 6. Distribusi pasir 7. Lama cetakan dibuat hingga waktu tuang Tidak ada aturan mengenai distribusi pasir ideal yang terbaik dan cocok bagi semua aplikasi. Distribusi pasir yang dianggap baik berbeda-beda tergantung pada penggunaan cetakan pasir itu sendiri. Hal ini dikarenakan distribusi dan ukuran butir pasir memainkan peran yang amat penting dalam menentukan sifat kekuatan, kehalusan permukaan, dan permeabilitas dari cetakan pasir. Bentuk distribusi pasir yang mendekati ideal adalah ketika 2/3 dari keseluruhan jumlah pasir yang digunakan
Bahan Pasir Cetak Bahan pasir cetak yang umum digunakan adalah pasir silica. Namun, penggunaan bahan refraktori murah lainnya seperti chromite, olivine dan pasir karbon (kokas petroleum) juga sering digunakan untuk proses pengecoran spesial. Sementara bahan aditif lainnya seperti cereal atau tepung jagung yang digunakan untuk meningkatkan fluiditas dan kolapsibilitas dari pasir cetak juga umum digunakan bersamaan dengan bahan aditif lainnya, yaitu serbuk arang (coal) untuk meningkatkan kehalusan permukaan pasir cetak. Kemudian zat yang berfungsi sebagai pengikat adalah bentonit, yang bila terkena air akan meningkat plastisitasnya dan mampu mengikat antara butir yang satu dengan yang lain. Hal yang patut diperhatikan mengenai komposisi bentonit : Bila kadar bentonit semakin tinggi / naik maka permeabilitas akan makin turun. Kekuatan tekan kering makin naik dan kekuatan tekan basah naik. Bila kadar air semakin tinggi / naik maka permeabilitas naik kekuatan tekan basah optimum pada kadar air 2,1 % kekuatan tekan kering akan naik. Kadar air memiliki pengaruh yang kompleks pada sifat yang dimiliki pasir cetak. Selain mempengaruhi sifat plastisitas dari bentonit, kadar air juga akan mempengaruhi nilai permeabilitas dan densitas cetakan pasir.
Pembuatan Inti (Core Sand) Inti atau core digunakan pada saat akan membuat suatu cetakan dengan bentuk berongga. Pada pembuatan inti, harus digunakan pasir baru yang akan dilapisi oleh resin sebanyak 2-3%, kemudian dikeringkan dengan menggunakan metode Hot Box. Dalam suatu proses ideal, pasir inti dapat digunakan berulang walaupun nilai reklamasinya kecil.
III. Alat dan Bahan Saringan Wadah pasir Infrared Dryer Bentonit, serbuk arak, molases Rammer Oven Magnet
IV. Flowchart Diagram Pengujian distribusi pasir
Timbang dan catat setiap mesh yang akan digunakan.
Susun mesh-mesh tersebut pada mesin pengguncang.
Masukan pasir pada mesh yang paling atas, kemudian tutup. Periksa agar mesh yang digunakan sesuai dengan nomor sieve yang diijinkan.
Mesh disusun mulai dari nomor sieve terkecil. Letakan pada bagian bawah.
Putar tombol mesin pengguncang kearah 1, dan lakukan pengujian selama 15 menit.
Timbang dan catat berat pasir serta mesh.
Selisih antara point 1 dan 5 merupakan berat pasir pada tiap mesh
Hitung nilai GFN (nilai kehalusan butir)
Percobaan Pengukuran Kadar Air
Timbang berat pasir dan komposisi lainnya sesuai dengan komposisi yang sudah ditentukan
Campurkan dan aduk pasir dengan semua bahan tambahan, urutan penambahan campuran adalah: bentonit, serbuk arang dan molasses.
Siapkan wadah pasir dan timbang berat awalnya
Ambil campuran pasir dan timbang sebanyak 30 gram diatas wadah pasir
Letakkan wadah tersebut didalam mesin infrared dryer Nyalakan mesin infrared dryer dengan menggerakkan indikator ke angka 1, nyalakan selama 15 menit
Catat berat wadah pasir setelah proses percobaan dan hitung nilai berat pasir
Hitung nilai % kadar air dengan cara mengurangi berat pasir pada awal percobaan dengan setelah percobaan
Percobaan Pengukuran Flowability
Siapkan cetakan silinder dan alat rammer
Campurkan semua bahan tambahan dengan pasir menjadi sebuah adonan pasir cetak
Timbang adonan pasir cetak tersebut sebanyak 154 gram
Masukkan adonan kedalam cetakan silinder dan padatkan dengan rammer
Sampel yang digunakan pada percobaan ini adalah sebanyak 3 sampel yang kemudian akan digunakan untuk percobaan uji tekan
Percobaan Pengukuran Permeabilitas
Hitung ketinggian dari sampel yang telah di- ramming, tinggi sampel standar adalah 50 mm
Letakkan sampel didalam alat permeability meter (untuk sampel basah diletakkan bersama dengan cetakan rammer, sementara sampel kering diletakkan dengan wadah khusus dan dijepit dengan cara dipompa agar udara tidak melewati wadah tersebut)
Pastikan posisi penunjuk pada alat menunjuk angka 0
Tariklah tabung air sebanyak 200 cm 3
Putarlah tombol untuk memulai percobaan dimana gas mulai dilepaskan secara perlahan. Mulailah penghitungan waktu dengan menggunakan stopwatch
Tutup lubang udara saat indikator menunjukkan nilai 2000, dan matikan stopwatch
Catat nilai yang ditunjukkan skala bagian dalam dengan skala bagian luar dan waktu yang diperlukan (skala bagian dalam menunjukkan nilai tekanan dan skala bagian luar menunjukkan nilai permeabilitas)
Hitung nilai permeabilitas
Percobaan Uji Kekuatan Tekan
Setelah 9 sampel dibuat pisahkan menjadi 3 kelompok yaitu sampel basah, sampel holding dan sampel kering
Masukkan kelompok sampel kering ke dalam oven dan pisahkan kelompok sampel holding
Siapkan sampel basah pada holder di universal strength machine
Pastikan magnet untuk indikator berada pada skala 0
Siapkan kertas koran untuk alas pada bagian bawah universal strength machine
Setelah itu nyalakan saklar alat, maka pengujian akan berlangsung dan berhenti secara otomatis
Catat nilai yang ditunjukkan oleh indikator magnet pada skala
Setelah 30 menit dikeringkan dalam oven, keluarkan sampel kering dan dinginkan selama 5 menit
Ulangi langkah 3 7 untuk pengujian sampel kering
Setelah 24 jam (keesokan harinya) lakukan langkah 3 - 7 untuk pengujian sampel holding
Bandingkan hasil dari ketiga pengujian dan bandingkan pula dengan literatur
Percobaan Uji Kekuatan Geser
Setelah 9 sampel dibuat pisahkan menjadi 3 kelompok yaitu sampel basah, sampel holding dan sampel kering
Masukkan kelompok sampel kering ke dalam oven dan pisahkan kelompok sampel holding
Siapkan sampel basah pada holder di universal strength machine
Pastikan magnet untuk indikator berada pada skala 0
Siapkan kertas koran untuk alas pada bagian bawah universal strength machine
Hidupkan saklar alat, maka pengujian akan berlangsung
Pada pengujian kekuatan geser, pengujian tidak akan berhenti secara otomatis, maka saat sampel mulai retak dan hancur, segera tekan tombol merah pada alat
Catat nilai yang ditunjukkan oleh indikator magnet pada skala Setelah 30 menit dikeringkan dalam oven, keluarkan sampel kering dan dinginkan selama 5 menit
Ulangi langkah 3 8 untuk pengujian sampel kering
Setelah 24 jam (keesokan harinya) lakukan langkah 3 - 8 untuk pengujian sampel holding
Bandingkan hasil dari ketiga pengujian dan bandingkan pula dengan literatur.
Bandingkan pula hasil nilai kekuatan geser dengan pengujian nilai kekuatan tekan.
Referensi : Modul Praktikum Pasir Cetak 2014 Surdia, Tata. Teknik Pengecoran Logam