You are on page 1of 7

Pengertian

Penyakit infeksi kronis dengan karakteristik terbentuknya tuberkel granuloma pada paru.
Etiologi
Jenis kuman berbentuk batang, ukuran panjang 14/um dan tebal 0,3 0,6/um. ebagian
besar kuman berupa lemak/lipid se!ingga kuman ta!an asam dan lebi! ta!an ter!adap kimia,
fisik. ifat lain dari kuman ini adala! aerob yang menyukai daera! yang banyak oksigen,
dalam !al ini lebi! menyenangi daera! yang tinggi kandungan oksigennya yaitu daera! apikal
paru, daera! ini yang menjadi prediklesi pada penyakit tuberkulosis.
Faktor Resiko
1. "asial/#tnik group $ Penduduk asli %merika, #skimo, &egro, 'migran dari %sia
(enggara.
). *lien dengan ketergantuangan alk!o!ol dan kimia lain yang menimbulkan penurunan
status kese!atan.
3. +ayi dan anak di ba,a! - ta!un.
4. *lien dengan penurunan imunitas $ .'/ positip, terapi steroid 0 kemoterapi kanker.
Patofisiologi
Penyakit ini dikendalikan ole! respon imunitas perantara sel efektor 1makrofag2, sedangkan
limfosit 1el (2 adala! sel imonoresponsifnya. 'munitas ini biasanya melibatkan makrofag
yang diaktifkan ditempat infeksi ole! limfosit dan limfokin, respon ini disebut sebagai reaksi
!ipersensiti3itas 1lambat2.
+asil tuberkel yang men4apai permukaan al3eolus akan diin!alasi sebagai suatu unit 11 3
basil2, gumpalan basil yang lebi! besar 4enderung terta!an disaluran !idung dan 4abang besar
bronkus dan tidak menyebabkan penyakit. 5ang berada di al3eolus di bagian ba,a! lobus
atas paru basil tuberkel ini membuat peradangan leukosit polimorfonuklear nampak pada
tempat tersebut dan memfagosit, namun tidak membunu! basil.
.ari6!ari berikutnya leukosit diganti ole! makrofag al3eoli yang terserang mengalami
konsolidasi dan timbul gejala pneumonia akut. Pneumonia selular ini dapat sembu! dengan
sendirinya. Proses ini dapat berjalan terus, dan basil terus di fagosit atau berkembang biak di
dalam sel.
+asil juga menyebar melalui kelenjar geta! bening. 7akrofag yang mengadakan infiltrasi
menjadi lebi! panjang dan sebagian bersatu membentuk sel tuberkel epiteloid yang
dikelilingi ole! limfosit 1membutu!kan ,aktu 10 )0 !ari2. &ekrosis bagian sentral lesi
memberikan gambaran yang relatif padat dan seperti keju 1nekrosis kaseosa2. 8aera! yang
mengalami nekrosis dan jaringan granulasi yang dikelilingi sel epiteloid dan fibroblas akan
menimbulkan respon berbeda. Jaringan granulasi akan lebi! fibrosa membentuk jaringan
parut dan ak!irnya membentuk suatu kapsul yang dikelilingi tuberkel.

Gejala Klinis
1. 8emam 1subfebris, kadang6kadang 40 6 41 9, seperti demam influensa.
). +atuk 1kering, produktif, kadang6kadang !emoptoe 1pe4a!nya pembulu! dara!2.
3. esak napas, jika infiltrasi suda! setenga! bagian paru.
4. &yeri dada, jika infiltrasi suda! ke pleura.
-. 7alaise , anoreksia, badan kurus, sakit kepala, meriang, nyeri otot, keringat malam.
P":# *#P#"%;%(%&
A. Pengkajian
8ata6data yang perlu dikaji pada asu!an kepera,atan dengan (uberkulosis paru 18oengoes,
)0002 iala! sebagai berikut $
1. "i,ayat PerjalananPenyakit
a. Pola akti3itas dan istira!at
ubjektif $ "asa lema! 4epat lela!, akti3itas berat timbul. sesak 1nafas pendek2, sulit tidur,
demam, menggigil, berkeringat pada malam !ari.
:bjektif $ (akikardia, takipnea/dispnea saat kerja, irritable, sesak 1ta!ap, lanjut< infiltrasi
radang sampai setenga! paru2, demam subfebris 140 641092 !ilang timbul.
b. Pola nutrisi
ubjektif $ %noreksia, mual, tidak enak diperut, penurunan berat badan.
:bjektif $ (urgor kulit jelek, kulit kering/bersisik, ke!ilangan lemak sub kutan.
4. "espirasi
ubjektif $ +atuk produktif/non produktif sesak napas, sakit dada.
:bjektif $ 7ulai batuk kering sampai batuk dengan sputum !ijau/purulent, mukoid kuning
atau ber4ak dara!, pembengkakan kelenjar limfe, terdengar bunyi ronk!i basa!, kasar di
daera! apeks paru, takipneu 1penyakit luas atau fibrosis parenkim paru dan pleural2, sesak
napas, pengembangan pernapasan tidak simetris 1effusi pleura.2, perkusi pekak dan
penurunan fremitus 14airan pleural2, de3iasi trakeal 1penyebaran bronkogenik2.
d. "asa nyaman/nyeri
ubjektif $ &yeri dada meningkat karena batuk berulang.
:biektif $ +er!ati6!ati pada area yang sakit, prilaku distraksi, gelisa!, nyeri bisa timbul bila
infiltrasi radang sampai ke pleura se!ingga timbul pleuritis.
e. 'ntegritas ego
ubjektif $ =aktor stress lama, masala! keuangan, perasaan tak berdaya/tak ada !arapan.
:bjektif $ 7enyangkal 1selama ta!ap dini2, ansietas, ketakutan, muda! tersinggung.
). "i,ayat Penyakit ebelumnya$
a. Perna! sakit batuk yang lama dan tidak sembu!6sembu!.
b. Perna! berobat tetapi tidak sembu!.
4. Perna! berobat tetapi tidak teratur.
d. "i,ayat kontak dengan penderita (uberkulosis Paru.
e. 8aya ta!an tubu! yang menurun.
f. "i,ayat 3aksinasi yang tidak teratur.
3. "i,ayat Pengobatan ebelumnya$
a. *apan pasien mendapatkan pengobatan se!ubungan dengan sakitnya.
b. Jenis, ,arna, dosis obat yang diminum.
4. +erapa lama. pasien menjalani pengobatan se!ubungan dengan penyakitnya.
d. *apan pasien mendapatkan pengobatan terak!ir.
4. "i,ayat osial #konomi$
a. "i,ayat pekerjaan. Jenis pekerjaan, ,aktu dan tempat bekerja, jumla! peng!asilan.
b. %spek psikososial. 7erasa diku4ilkan, tidak dapat berkomunikisi dengan bebas, menarik
diri, biasanya pada keluarga yang kurang marnpu, masala! ber!ubungan dengan kondisi
ekonomi, untuk sembu! perlu ,aktu yang lama dan biaya yang banyak, masala! tentang
masa depan/pekerjaan pasien, tidak bersemangat dan putus !arapan.
-. =aktor Pendukung$
a. "i,ayat lingkungan.
b. Pola !idup.
&utrisi, kebiasaan merokok, minum alko!ol, pola istira!at dan tidur, kebersi!an diri.
4. (ingkat pengeta!uan/pendidikan pasien dan keluarga tentang penyakit, pen4ega!an,
pengobatan dan pera,atannya.
6. Pemeriksaan 8iagnostik$
a. *ultur sputum$ 7ikobakterium (uberkulosis positif pada ta!ap ak!ir penyakit.
b. (es (uberkulin$ 7antou> test reaksi positif 1area indurasi 1061- mm terjadi 4?6@) jam2.
4. Poto torak$ 'nfiltnasi lesi a,al pada area paru atas < Pada ta!ap dini tampak gambaran
ber4ak6ber4ak seperti a,an dengan batas tidak jelas < Pada ka3itas bayangan, berupa 4in4in <
Pada kalsifikasi tampak bayangan ber4ak6ber4ak padat dengan densitas tinggi.
d. +ron4!ografi$ untuk meli!at kerusakan bronkus atau kerusakan paru karena (+ paru.
e. 8ara!$ peningkatan leukosit dan Aaju #ndap 8ara! 1A#82.
f. pirometri$ penurunan fuagsi paru dengan kapasitas 3ital menurun.
2. Diagnosa Keperawatan
8iagnosa kepera,atan yang laBim terjadi pada klien dengan (uberkulosis paru adala!
sebagai berikut$
1. +ersi!an jalan napas tidak efektif ber!ubungan dengan$ ekret kental atau sekret dara!,
*elema!an, upaya batuk buruk. #dema trakeal/faringeal.
). Cangguan pertukaran gas ber!ubungan dengan$ +erkurangnya keefektifan permukaan
paru, atelektasis, *erusakan membran al3eolar kapiler, ekret yang kental, #dema
bron4!ial.
3. Rencana Keperawatan
%dapun ren4ana kepera,atan yang ditetapkan berdasarkan diagnosis kepera,atan yang tela!
dirumuskan sebagai berikut$
1. Bersihan jalan napas tidak efektif
(ujuan$ 7emperta!ankan jalan napas pasien. 7engeluarkan sekret tanpa bantuan.
7enunjukkan prilaku untuk memperbaiki bersi!an jalan napas. +erpartisipasi dalam program
pengobatan sesuai kondisi. 7engidentifikasi potensial komplikasi dan melakukan tindakan
tepat.
Intervensi:
a. Jelaskan klien tentang kegunaan batuk yang efektif dan mengapa terdapat
penumpukan sekret di sal. pernapasan.
Rasional : Pengetauan yang diarapkan akan membantu mengembangkan kepatuan
klien teradap ren!ana teraupetik.
b. "jarkan klien tentang metode yang tepat pengontrolan batuk.
Rasional : #atuk yang tidak terkontrol adala melelakan dan tidak efektif$
menyebabkan frustasi.
!. %apas dalam dan perlaan saat duduk setegak mungkin.
Rasional : &emungkinkan ekspansi paru lebi luas.
d. 'akukan pernapasan diafragma.
Rasional : Pernapasan diafragma menurunkan frek. napas dan meningkatkan ventilasi
alveolar.
e. (aan napas selama ) * + detik kemudian se!ara perlaan*laan$ keluarkan
sebanyak mungkin melalui mulut. 'akukan napas ke dua $ taan dan batukkan dari
dada dengan melakukan , batuk pendek dan kuat.
Rasional : &eningkatkan volume udara dalam paru mempermuda pengeluaran
sekresi sekret.
f. "uskultasi paru sebelum dan sesuda klien batuk.
Rasional: Pengkajian ini membantu mengevaluasi keefektifan upaya batuk klien.
g. "jarkan klien tindakan untuk menurunkan viskositas sekresi : mempertaankan
idrasi yang adekuat- meningkatkan masukan !airan ./// sampai .+// !!0ari bila
tidak kontraindikasi.
Rasional : 1ekresi kental sulit untuk dien!erkan dan dapat menyebabkan sumbatan
mukus$ yang mengara pada atelektasis.
. 2orong atau berikan pera3atan mulut yang baik setela batuk.
Rasional : 4iegene mulut yang baik meningkatkan rasa kesejateraan dan men!ega
bau mulut.
i. Kolaborasi dengan tim keseatan lain :
2engan dokter$ radiologi dan fisioterapi.
Pemberian e5pe!toran. Pemberian antibiotika. Konsul poto toraks.
Rasional : E5pe5torant untuk memudakan mengeluarkan lendir dan menevaluasi
perbaikan kondisi klien atas pengembangan parunya.
2. Gangguan pertukaran gas
(ujuan$ 7elaporkan tidak terjadi dispnea. 7enunjukkan perbaikan 3entilasi dan oksigenasi
jaringan adekuat dengan C8% dalam rentang normal. +ebas dari gejala distress pernapasan.
'nter3ensi
a. *aji dispnea, takipnea, bunyi pernapasan abnormal. Peningkatan upaya respirasi,
keterbatasan ekspansi dada dan kelema!an.
"asional$ (uberkulosis paru dapat rnenyebabkan meluasnya jangkauan dalam paru6pani yang
berasal dari bronkopneumonia yang meluas menjadi inflamasi, nekrosis, pleural effusion dan
meluasnya fibrosis dengan gejala6gejala respirasi distress.
b. #3aluasi peruba!an6tingkat kesadaran, 4atat tanda6tanda sianosis dan peruba!an ,arna
kulit, membran mukosa, dan ,arna kuku.
"asional$ %kumulasi se4ret dapat menggangp oksigenasi di organ 3ital dan jaringan.
4. 8emonstrasikan/anjurkan untuk mengeluarkan napas dengan bibir disiutkan, terutama pada
pasien dengan fibrosis atau kerusakan parenkim.
"asional$ 7eningkatnya resistensi aliran udara untuk men4ega! kolapsnya jalan napas.
d. %njurkan untuk bedrest, batasi dan bantu akti3itas sesuai kebutu!an.
"asional$ 7engurangi konsumsi oksigen pada periode respirasi.
e. 7onitor C8%.
"asional$ 7enurunnya saturasi oksigen 1Pa:)2 atau meningkatnya Pa90) menunjukkan
perlunya penanganan yang lebi!. adekuat atau peruba!an terapi.
f. +erikan oksigen sesuai indikasi.
"asional$ 7embantu mengoreksi !ipoksemia yang terjadi sekunder !ipo3entilasi dan
penurunan permukaan al3eolar paru.
5. Evaluasi
+ersi!an jalan nafas tidak efektif, dengan kriteria e3aluasi$
D 7emperta!ankan jalan napas pasien.
D 7engeluarkan sekret tanpa bantuan.
D 7enunjukkan prilaku untuk memperbaiki bersi!an jalan napas.
D +erpartisipasi dalam program pengobatan sesuai kondisi.
D 7engidentifikasi potensial komplikasi dan melakukan tindakan tepat.
Cangguan pertukaran gas, dengan kriteria e3aluasi$
D 7elaporkan tidak terjadi dispnea.
D 7enunjukkan perbaikan 3entilasi dan oksigenasi jaringan adekuat dengan C8% dalam
rentang normal.
D +ebas dari gejala distress pernapasan.
Referensi:
!ttp$//jarumsuntik.4om/asu!an6kepera,atan6dengan6tb6paru/
!ttp$//nurad1k.blogspot.4om/)010/0)/askep6pada6klien6dengan6tb6paru.!tml
!ttp$//,,,.s4ribd.4om/do4/)?1-@)?E/%su!an6*epera,atan6Pada6Pasien68engan6(b46
%ri,ie6+ener

You might also like