You are on page 1of 3

[ADAB] Waktu-Waktu Mustajabah

Untuk anggota Belajar Islam Bersama Salaf



Budiyanto Lihawa 08 Juni jam 7:20 Balas
Oleh Al Ust. Abu Muawiyah Hammad Al-Makassari

Dari Abu Hurairah -radhiallahu anhu- bahwa Rasulullah -shallallahu alaihi wasallam-
bersabda:


Keadaan dimana seorang hamba menjadi paling dekat dengan Rabbnya adalah ketika dia
dalam keadaan sujud, karenanya perbanyaklah doa (ketika sujud). (HR. Muslim: 1/350)
Dari Anas bin Malik -radhiallahu anhu- dia berkata: Rasulullah -shallallahu alaihi wasallam-
bersabda:



Doa di antara azan dan iqamah tidak akan ditolak. (HR. At-Tirmizi: 1/415 dan 5/577, Abu
Daud: 1/144. Dinyatakan shahih oleh Al-Albani dalam Irwa` Al-Ghalil: 1/261 no. 244, dan
Shahih Al-Jami: 3/150)
Dari Sahl bin Saad -radhiallahu anhu- dia berkata: Rasulullah -shallallahu alaihi wasallam-
bersabda:


Dua doa yang tidak akan ditolak atau jarang sekali ditolak: Doa ketika azan dan doa ketika
terjadi peperangan tatkala mereka sudah saling menyerang. (HR. Abu Daud: 3/21 dan Ad-
Darimi: 1/217. Dinyatakan shahih oleh Al-Albani dalam Shahih Abu Daud: 2/483)
Dari Abu Hurairah -radhiallahu anhu- bahwa Rasulullah -shallallahu alaihi wasallam-
bersabda:


Rabb kita -Tabaraka wa Taala- turun setiap malam ke langit dunia ketika sudah tersisa
sepertiga malam terakhir. Lalu Dia berfirman, Siapa yang berdoa kepada-Ku maka Aku
akan mengabulkannya, siapa yang meminta kepada-Ku maka Aku akan memberinya, dan
siapa yang meminta ampun kepada-Ku maka Aku akan mengampuninya. (HR. Al-Bukhari
no. 1145 dan Muslim no. 758)
Dari Jabir -radhiallahu anhu- dia berkata: Aku mendengar Nabi -shallallahu alaihi wasallam-
bersabda:


Sesungguhnya di malam hari ada satu waktu, dimana tidak ada seorang muslimpun yang
meminta kebaikan kepada Allah ada waktu itu -baik kebaikan dunia maupun akhirat-, kecuali
Allah akan memenuhi permintaannya, dan satu waktu itu ada pada setiap malam. (HR.
Muslim: 1/521)

Penjelasan ringkas:
Pada dasarnya, kapanpun seorang berdoa kepada Allah -dengan memenuhi semua adab dan
syaratnya serta tidak ada sesuatu yang menghalanginya-, maka pasti doanya akan dikabulkan
oleh Allah Taala. Hanya saja ada beberapa waktu yang ditunjukkan oleh nash-nash syara
bahwa berdoa pada waktu-waktu tersebut lebih berpotensi untuk dikabulkan dibandingkan
selainnya.
Di antara waktu-waktu itu -sebagaimana yang tersebut dalam dalil-dalil di atas- adalah:
1. Saat sujud, baik di dalam maupun di luar shalat, baik sujud tilawah, sujud sahwi, dan sujud
apa saja yang dilakukan untuk Allah Taala.
2. Di antara azan dan iqamah pada semua shalat yang disyariatkan padanya azan dan iqamah.
Baik dia azan pada waktunya maupun azannya terundur dari waktu masuknya shalat.
3. Ketika pasukan kaum muslimin sudah berhadapan dengan pasukan musuh dalam jihad fii
sabilillah.
4. Setiap malam pada 1/3 malam terakhir.

Beberapa waktu lain yang belum tersebut di atas:
1. Satu waktu di hari jumat.
Dari Abu Hurairah -radhiallahu anhu- bahwa Rasulullah -shallallahu alaihi wasallam- pernah
menyebutkan tentang hari jumat lalu beliau bersabda, Padanya ada satu waktu dimana tidak
ada seorang muslimpun yang sedang berdiri mengerjakan shalat pada waktu itu lalu dia
meminta apapun kepada Allah Taala kecuali Allah akan memenuhi permintaannya, dan
beliau berisyarat dengan tangannya untuk menunjukkan sangat sebentarnya waktu itu. (HR.
Al-Bukhari: 1/253 no. 935 dan Muslim: 2/583 no. 852)
Adapun waktu tepatnya maka dia adalah setelah ashar sampai maghrib. Dari Abu Hurairah -
radhiallahu anhu- bahwa Nabi -shallallahu alaihi wasallam- bersabda, Sesungguhnya pada
hari jumat betul-betul terdapat satu waktu dimana tidaklah seorang muslim meminta
kebaikan kepada Allah pada waktu itu kecuali Dia akan memenuhi permintaannya, dan waktu
itu setelah ashar. (HR. Ahmad: 2/272 dan dia didukung oleh hadits setelahnya)
Dari Jabir -radhiallahu anhu- dari Nabi -shallallahu alaihi wasallam- beliau bersabda, Hari
jumat itu ada 12 waktu, di antaranya ada waktu dimana tidaklah ada seorang muslim yang
meminta kebaikan kepada Allah pada waktu itu kecuali Allah akan memenuhi
permintaannya, maka carilah waktu itu di waktu terakhir setelah ashar. (HR. Abu Daud:
1/275 no. 1048 dan An-Nasai: 3/99-100, dan sanadnya hasan)
Ibnu Al-Qayyim -rahimahullahu Taala- dan ulama lainnya menguatkan bahwa waktu yang
dimaksudkan pada hari jumat adalah setelah ashar. (Lihat Zaad Al-Maad: 2/388-397)

2. Ketika meminum air zam-zam jika disertai dengan niat yang baik.
Dari Jabir -radhiallahu anhu- dari Nabi -shallallahu alaihi wasallam- beliau bersabda, Air
zam-zam itu untuk apa dia diminum. (HR. Ibnu Majah: 2/1018 dan Ahmad: 3/357,372.
Dinyatakan shahih oleh Al-Albani dalam Irwa` Al-Ghalil: 4/320 no. 1123, dalam Al-Ahadits
Ash-Shahihah no. 83, dan selainnya)

3. Setelah membaca shalawat untuk Nabi -shallallahu alaihi wasallam- pada tasyahud
terakhir.
Dari Abdullah bin Masud -radhiallahu anhu- dia berkata, Aku sedang shalat sementara
Nabi -shallallahu alaihi wasallam- sedang bersama Abu Bakar dan Umar. Tatkala aku sedang
duduk (di dalam shalat), aku mulai memuji Allah kemudian bershalawatt kepada Nabi -
shallallahu alaihi wasallam-, kemudian aku berdoa untuk diriku. Maka Nabi -shallallahu
alaihi wasallam- bersabda, Mintalah maka permintaanmu akan dipenuhi, mintalah maka
permintaanmu akan dipenuhi. (HR. At-Tirmizi: 2/488, An-Nasai, dan Ahmad: 1/26,38.
Dinyatakan shahih oleh Al-Albani dalam Shahih At-Tirmizi no. 2765 dan dalam Shahih An-
Nasai no. 1217)
Dari Fudhalah -radhiallahu anhu- bahwa Nabi -shallallahu alaihi wasallam- mendengar
seorang lelaki shalat lalu dia mengangungkan Allah dan memuji-Nya serta bershalawat
kepada Nabi -shallallahu alaihi wasallam-. Maka Nabi -shallallahu alaihi wasallam- bersabda,
Berdoalah kamu maka doamu akan dikabulkan, dan mintalah kamu maka permintaanmu
akan dipenuhi. (HR. An-Nasai: 33/44,45 dan At-Tirmizi: 5/516. Dinyatakan shahih oleh Al-
Albani dalam Shahih An-Nasai: 1/275)

4. Ketika berdoa pada hari Arafah di padang Arafah bagi jamaah haji.
Dari Amr bin Syuaib dari ayahnya dari kakeknya bahwa Nabi -shallallahu alaihi wasallam-
bersabda, Doa terbaik adalah yang diucapkan pada hari Arafah, dan ucapan terbaik yang
saya dan para nabi sebelumku pernah ucapkan adalah, Tidak ada sembahan yang hak selain
Allah semata tidak ada sekutu bagi-Nya, hanya milik-Nya semua kekuasaan, hanya milik-
Nya semua pujian, dan Dia Maha Mampu atas segala sesuatu. (HR. At-Tirmizi dan Malik
dalam Al-Muwaththa`: 1/422. Dinyatakan hasan oleh Al-Albani dalam Shahih At-Tirmizi:
3/184)

5. Ketika ayam berkokok.
Nabi -shallallahu alaihi wasallam- bersabda, Jika kalian mendengar ayam berkokok maka
mintalah keutamaan dari Allah karena sesungguhnya dia (ayam itu) melihat malaikat, dan
jika kalian mendengar suara keledai maka berlindunglah kepada Allah dari setan karena
sesungguhnya dia melihat setan. (HR. Al-Bukhari: 4/89. Diriwayatkan juga oleh Muslim:
4/2092 dari hadits Abu Hurairah )

Pelajaran tambahan dari hadits-hadits di atas:
1. Disunnahkannya memperbanyak sujud, dan memperbanyak doa di dalamnya.
2. Penetapan sifat an-nuzul (turun ke langit dunia) bagi Allah Taala, dengan sifat an-nuzul
yang sesuai dengan keagungan-Nya, tidak serupa dengan sifat turun makhluk dan tidak
boleh membagaimanakannya.
Dan sifat turun di sini tidak bertentangan dengan sifat istiwa` (tinggi) di atas arsy, karena
pendapat yang paling kuat di kalangan ulama -dan ini yang dikuatkan oleh Ibnu Taimiah-
bahwa ketika Allah turun ke langit dunia maka arsy-Nya tidaklah kosong.
Jadi, sifat an-nuzul di sini adalah haqiqi, yakin Allah Taala turun dengan Zat-Nya. Berbeda
halnya dengan mazhab Al-Mutazilah, Asyariyah, dan semacamnya yang menyatakan bahwa
yang turun bukanlah Allah, akan tetapi yang turun adalah perintah atau rahmat-Nya. Ini jelas
merupakan mazhab yang batil karena tahrif (memalingkan makna) kalam Allah dari
maknanya yang haqiqi kepada makna yang tidak ditunjukkan oleh lafazh hadits.
Kami katakan: Bantahan kepada tahrif ini dari dua sisi:
1. Lanjutan haditsnya, Siapa yang berdoa kepada-Ku maka Aku akan mengabulkannya,
siapa yang meminta kepada-Ku maka Aku akan memberinya, dan siapa yang meminta ampun
kepada-Ku maka Aku akan mengampuninya. Dan yang bisa mengucapkan ucapan seperti ini
hanyalah Allah Taala.
2. Kalau memang yang turun adalah rahmat/perintah Allah, lantas apa manfaatnya buat
manusia kalau rahmat dan perintah Allah hanya turun sampai di langit pertama, dan tidak
turun ke bumi?!

http://al-atsariyyah.com/

You might also like