You are on page 1of 45

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Setiap tahun pemerintah menghimpun dan membelanjakan dana melalui
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara atau APBN. Istilah APBN yang dipakai di
Indonesia secara formal mengacu pada anggaran pendapatan dan belanja negara yang
dikelola pemerintah pusat.
Oleh karena mengacu pada anggaran yang dikelola pemerintah pusat, maka
Anggaran Pendapatan dan Belanja Pemerintah aerah !APB" dan B#$N tidak
termasuk. Sesuai dengan #ndang%#ndang asar !##" &'(), APBN harus
di*ujudkan dalam bentuk undang%undang, dalam hal ini presiden berke*ajiban
menyusun dan mengajukan +ancangan APBN !+APBN" kepada P+.Anggaran
negara pada suatu tahun secara sederhana bisa diibaratkan dengan anggaran rumah
tangga ataupun anggaran perusahaan memiliki dua sisi, yaitu sisi penerimaan dan sisi
pengeluaran. Penyusunan anggaran senantiasa dihadapkan pada ketidakpastian kedua
sisi.
APBN merupakan instrumen untuk mengatur pengeluaran dan pendapatan
negara dalam rangka membiayai pelaksanaan kegiatan pemerintahan dan
pembangunan, mencapai pertumbuhan ekonomi, meningkatkan pendapatan nasional,
mencapai stabitas perekonomian, dan menentukan arah serta prioritas pembangunan
secara umum.
,etidakpastian yang dihadapi rumah tangga dan perusahaan dalam menyusun
anggaran juga dihadapi oleh para perencana anggaran negara yang bertanggung
ja*ab menyusun +encana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara !+APBN".
Setidaknya terdapat enam sumber ketidakpastian yang berpengaruh besar dalam
penentuan -olume APBN, yakni harga minyak bumi di pasar internasional, kuota
produksi minyak mentah yang ditentukan OP./, pertumbuhan ekonomi, inflasi, suku
&
bunga, dan nilai tukar +uiah terhadap olar Amerika !#S". Penetapan keenam
angak tersebut mempunyai unsur yang penting alam penyusunan APBN. 0asil
penetapannya disebut sebagai asumsi%asumsi dasar penyusunan +APBN.
1.2 Batasan Masalah
Agar makalah ini lebih terfokus maka penyusun membatasi masalah dalam
makalah ini, yaitu1
&. Pengaruh penerapan format I%Account APBN pada belanja ,ementrian
2embaga, +,A%,2 dan IPA.
3. Pertimbangan dalam penyusunan dan penetapan APBN yang pro%rakyat pada
tahun 34&3.
5. Implementasi anggaran berbasis kinerja pada proses penyusunan dan penetapan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara !APBN" tahun 34&3.
(. Peranan pemerintah dan P+ dalam proses penyusunan dan penetapan APBN
tahun 34&3.
1.3 Tujuan Penulisan
Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka tujuan dari makalah
ini adalah sebagai berikut1
&. $engetahui pengaruh penerapan format I%Account APBN pada belanja
,ementrian 2embaga, +,A%,2 dan IPA.
3. $engetahui pertimbangan dalam penyusunan dan penetapan APBN yang pro%
rakyat pad thun 34&3.
5. $engetahuiImplementasi anggaran berbasis kinerja pada proses penyusunan dan
penetapan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara !APBN" tahun 34&3.
(. $engetahui peranan pemerintah dan P+ dalam proses penyusunan dan
penetapan APBN tahun 34&3.
3
BAB II
TINJAUAN PUTA!A
2.1 "a#$aran U#u# APBN
APBN merupakan ruang lingkup keuangan negara yang dikelola langsung.
efinisi anggaran menurut 6he National /ommittee on 7o-ernmental Accounting
!N/7A" adalah 8A Budget is plan of financial operation embodying an estimated of
proposal expenditures for a given period of time and the proposed means of
financing them.9 :adi, anggaran adalah rencana kegiatan yang di*ujudkan dalam
betuk financial, meliputi usulan pengeluaran yang diperkirakan untuk suatu periode
*aktu, serta usulan cara%cara memenuhi pengeluaran tersebut !Sugijanto, dkk dalam
Abdul 0alim, 344;1&(".
Abdul 0alim !344;" menerangkan bah*a kekayaan negara yang dikelola
secara langsung terdiri atas APBN dan barang%barang in-entaris kekayaan negara.
Pengurusan APBN termasuk dalam pengurusan umum<administrati-e, sedangkan
pengurusan barang%barang in-entaris kekayaan negara termasuk dalam pengurusan
khusus.
Sebagai anggaran negara APBN mempunyai berbagai fungsi. =ungsi%fungsi
tersebut adalah1
&. Fungsi otorisasi mengandung arti bah*a anggaran negara menjadi dasar untuk
melaksanakan pendapatan dan belanja pada tahun yang bersangkutan.
3. Fungsi perencanaan mengandung arti bah*a anggaran negara menjadi pedoman
bagi manajemen dalam merencanakan kegiatan pada tahun yang bersangkutan.
5. Fungsi pengawasan mengandung arti bah*a anggaran negara menjadi pedoman
untuk menilai apakah kegiatan penyelenggaraan pemerintahan negara sesuai
dengan ketentuan yang telah ditetapkan.
5
(. Fungsi alokasi mengandung arti bah*a anggaran negara harus diarahkan untuk
mengurangi pengangguran dan pemborosan sumber daya, serta meningkatkan
efisiensi dan efekti-itas perekonomian.
). Fungsi distribusi mengandung arti bah*a kebijakan anggaran negara harus
memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan.
>. Fungsi stabilisasi mengandung arti bah*a anggaran pemerintah menjadi alat
untuk memelihara dan mengupayakan keseimbangan fundamental perekonomian.
APBN merupakan inti pengurusan umum dan anggaran negara. Anggaran
negara adalah rencana pengeluaran<belanja dan penerimaan<pembiayaan belanja suatu
negara selama periode tertentu. Pengertian anggaran negara dibedakan dalam arti luas
dan arti sempit. alam arti luas, anggaran negara berarti jangka *aktu perencanaan,
pelaksanaan dan pertanggungja*aban anggaran. :adi anggaran dalam arti luas
meliputi suatu daur anggaran. Sedangkan dalam arti sempit, anggaran negara berarti
pencana pengeluaran dan penerimaan hanya dalam kurun *aktu satu tahun !Abdul
0alim, 344;1&)".
Seperti yang telah disebutkan diatas, anggaran negara memiliki suatu masa
daur anggaran. daur anggaran adalah proses pengenggaran secara terus%menerus,
dimulai dari tahap penyusunan anggaran oleh pihak yang ber*enang. aur anggaran
negara +epublik Indonesia secara umum terdiri atas lima tahap, yaitu1
&. Penyusunan dan pengajuan rancangan anggaran !+##%APBN" oleh pemerintah
kepada P+.
a. Berdasarkan ## &'() Pasal 35, setiap tahunnya APBN ditetapkan melalui
undang%undang.
b. Pihak yang bertanggungja*ab terhadap penyusunan anggaran adalah badan
eksekutif.
c. Proses penyusunan dan pengajuan +##%APBN meliputi1
&" Penerbitan Surat .daran $enteri ,euangan yang berisi permintaan
sumbangan anggaran dalam bentuk aftar #sulan ,egiatan !#,"
(
belanja rutin dan aftar #sulan Proyek !#P" untuk belanja
pembangunan.
3" #, dan #P masing%masing departemen<lembaga disampaikan pada
irektorat :enderal Anggaran !:A" epartemen ,euangan !epkeu".
Sedangkan untuk #P, juga disampaikan pada Badan Perencana
Pembangunan Nasional !Bappenas".
5" #, dibahas di :A, sedangkan #P dibahas di :A dan Bappenas.
(" Pembuatan rancangan anggaran oleh menteri keuangan dengan
melibatkan gubernur bank sentral dan menteri%menteri yang lain dalam
tingkat de*an moneter.
)" Penyusunan nota keuangan oleh epkeu yang berisi antara lain1
a" ,ebijaksanaan fiscal dan moneter?
b" Perkembangan harga, gaji dan upah?
c" 6aksiran penerimaan dan pengeluaran negara untuk tahun
mendatang?
d" :umlah uang yang beredar.
3. Pembahasan dan persetujuan P+ atas +##%APBN dan penetapan ## APBN.
a. Sebelum tahun anggaran baru dimulai, pemerintah menyampaikan +##%
APBN, Nota ,euangan, dan Perincian 2ebih 2anjut kepada P+. :ika P+
menyetujui +##%APBN tersebut, maka +## tersebut disahkan menjadi ##.
Sebaliknya jika tidak disetujui, maka ##%APBN tahun sebelumnya
digunakan kembali !Pasal 35 ayat !&" ## &'()".
b. ##%APBN me*ajibkan pemerintah menyusun laporan realisasi pada
pertengahan tahun anggaran berikut prognosa enam bulan berikutnya.
2aporan realisasi berikut Prognosa dibahas pemerintah dengan P+.
emikian pula dengan penyesuaian anggaran dengan
perkembangan<perubahan keadaan, maka pemerintah mengajukan +##
tentang 6ambahan dan Perubahan atas APBN !+##%6PAPBN".
)
c. Penyusunan perhitungan anggaran mengenai pelaksanaan APBN dan setelah
diperiksa oleh Badan Penga*as ,euangan !BP," selnjutnya disampaikan
kepada P+ selambat%lambatnya dalam *aktu dua tahun.
5. Pelaksanaan anggaran, akuntansi, dan pelaporan keuangan oleh pemerintah.
a. Pemerintah mengeluarkan keputusan presiden !keppres" mengenai
Perencanaan 2ebih 2anjut yang dipakai sebagai dasar pelaksanaan anggaran
oleh pemerintah.
b. aftar Isian ,egiatan, aftar Isian Proyek, dan Surat ,eputusan Otorisasi
!I,, IP, dan S,O" merupakan dokumen dasar pelaksanaan anggaran.
ketiganya merupakan kredit anggaran, yaitu batas pengeluaran yang dapat
digunakan untuk mengelola kegiatan rutin atau kegiatan pembangungan
Pemerintah.
c. Setelah I, diterima oleh ,epala ,antor dan IP oleh Pemimpin
Proyek<Bendahara*an Proyek, maka telah dapat diajukan Surat Permintaan
Pembayaran !SPP" aik SPP+ !+utin" dan SPPP !Pembangunan" ke ,antor
Perbendaharaan dan ,euangan Negara !,P,N".
d. ,P,N menebitkan Surat Perintah $embayar !SP$", dapat berupa SP$%#
!Penyediaan ana #@0", SP$%6# !6ambahan #@0", SP$%7#
!Penggantian ana #@0", atau SP$%2S !SP$ 2angsung". SP$%#
digunakan SP$%# digunakan untuk ,as ,ecil dana a*al, sedangkan SP$%
7# untuk pengisiaan kembali kas kecil. SP$%2S digunakan untuk
pengeluaran diatas +p &4.444.444,44. SP$ ini kemudian diuangkan pada
,P,N.
e. I, sebagai dasar pelaksanaan anggaran rutin disetujui oleh $enkeu
!dilimpahkan ke :A dan ketua Bappenas". I, dan IP ini disebut sebagai
otorisasi kredit anggaran !dana anggaran" dan dalam akuntansi disebut
allotment.
f. I, diterbitkan per bagian Anggaran !epartemen<2embaga", per #nit
Organisasi !.kselon I" dan per 2okasi !Pro-insi". IP diterbitkan per proyek
>
bagian proyek. irjen atau Pejabat setingkat yang memba*ahi proyek segera
menyusun Petunjuk Operasional !PO" yang memuat1
&" #raian dan rincian lebih lanjut dari IP.
3" Petunjuk khusus dari pemimpin epartemen<2embaga yang perlu
diperhatikan oleh pemimpin proyek dalam pelaksanaan pembangunan
proyek.
(. Pemeriksaan pelaksanaan anggaran dan akuntansi oleh aparat penga*asan
operasional.
a. Penga*asan dilakukan oleh Badan Pemeriksa ,euangan !Bapeka"
penga*asan fungsional dalam lingkup pemerintah, dan penga*asan oleh
atsan langsung.
b. Penga*asan fungsional dapat dilakukan oleh1
&" Inspektorat :enderal epartemen<2embaga
3" Inspektorat Ailayah Pro-insi
5" Inspektoran Ailayah ,abupaten<,otamadya yang bersifat sektoral.
(" Badan Penga*asan ,euangan dan Pembangunan !BP,P" yang bersifat
lintas sektoral.
c. Penga*asan atasan langsung disebut penga*asan melekat.
d. ,epala kantor<Pemimpin<Bendahara*an harus menyampaikan 2aporan
,eadaan ,redit Anggaran !2,,A" dan 2aporan ,eadaan ,antor !2,,".
). Pembahasan dan persetujuan P+ atas Perhitungan Anggaran Negara !PAN" dan
penetapan undang%undang PAN.
a. Perhitungan anggaran !pelaksanaa anggaran" dibuat oleh Pemerintah untuk
diperiksa oleh BAP.,A. ,emudian perhitungan anggaran disampaikan ke
P+ selambat%lambatnya &B bulan setelah tahun anggaran yang bersangkutan
berakhir !Pasal > #ndang%undang APBN".
b. Pertanggungja*aban Pemerintah tersebut disebut sebagai Perhitungan
Anggaran Negara !PAN". PAN disusun berdasrkan Perhitungan Anggaran
;
!PA" dari Bagian Anggaran !epartemen<2embaga" dan pembukuan epkeu
sendiri.
c. Isi PAN mencakup1
&" :umlah penerimaan dan pengeluaran negara dalam & tahun anggaran.
3" SA2<SA,, yaitu realisasi penerimaan dikurangi realisasi pengeluaran.
5" Perincian SA2<SA,.
d. i samping undang%undang PAN disertakan juga Nota PAN yang antara lain
memuat sebab%sebab perbedaan yang terdapat yang terdapat antara anggaran
dan realisasinya serta penetapan surplus !Sisa Anggaran 2ebih%SAI" dan
defisit !Sisa Anggaran ,urang%SA,". Nota PAN juga memuat hasil
pemeriksaan Bapeka atasPAN.
Pada dasarnya pembukuan APBN menggunakan basis kas yang digunakan
untuk pendapatan dan pengeluaran anggaran. Namun, seiring dengan aplikasi dari
Peraturan Pemerintah !PP" Nomor 3( 6ahun 344) tentang Standar Akuntansi
Pemerintahan, maka basis kas berangsur ditinggalkan dan seterusnya menggunakan
basis akrual. Istilah dan prosedur tersebut dapat saja berubah<ber-ariasi, tergantung
pada peraturan perundangan yang sedang berlaku. Peraturan perundangan yang ada
saat ini pada prinsipnya memuat isi yang sama, namun istilah dan nama seperti
formulir dan kelembagaan mengalami perubahan, misalnya istilah #, dan #P
sudah tidak dikenal, tetapi diganti dengan +encana ,erja Anggaran
,ementrian<2embaga !+,A%,<2"? bendahara*an proyek digantikan istilahnya
dengan bendahara pengeluaran? dan sebagainya.
2.2 !%#&%nen APBN
Indra Bastian !344>" mengungkapkan bah*a secara garis besar APBN terdiri
) !lima" komponen utama dari APBN, yaitu !i" Pendapatan Negara dan 0ibah? !ii"
Belanja Negara? !iii" ,eseimbangan Primer? !i-" Surplus<efisit Anggara? dan !-"
Pembiayaan. =ormat APBN secara lebih rinci adalah sebagai berikut1
B
I. Pendapatan Negara dan 0ibah
i. Penerimaan alam Negeri
a. Penerimaan Perpajakan
b. Penerimaan Negara Bukan Pajak
ii. 0ibah
II. Belanja Negara
i. Anggaran Belanja Pemerintah Pusat
a. Pengeluaran +utin
b. Pengeluaran Pembangunan
ii. Anggaran Belanja #ntuk aerah
a. ana Perimbangan
b. ana Otonomi ,husus dan Penyembang
III. ,eseimbangan Primer
IC. Surplus<efisit Anggaran
C. Pembiayaan
i. Pembiayaan alam Negeri
ii. Pembiayaan 2uar Negeri
Belanja negara dirinci menurut organisasi, fungsi, dan jenis belanja. +incian
belanja negara menurut organisasidisesuaikan dengan susunan kementerian
negara<lembaga pemerintahan pusat. +incian belanja negara menurut fungsi antara
lain terdiri dari1 pelayanan umum, pertahanan, ketertiban dan keamanan, ekonomi,
lingkungan hidup, perumahan dan fasilitas umum, kesehatan, pari*isata, budaya,
agama, pendidikan, dan perlindungan sosial.
+incian belanja negara menurut jenis belanja!sifat ekonomi" antara lain terdiri
dari1 belanja pega*ai, belanja barang, belanja modal, bunga, subsidi, hibah, bantuan
sosial, dan belanja lain%lain.
Penyusunan anggaran juga dikelompakan menurut program%program yang
telah ditetapkan pemerintah. Selanjutnya, program%program tersebut dirinci lagi
'
kedalam kegiatan%kegiatan yang dilengkapi dengan anggaran dan indikator
keberhasilannya.
APBN disusun sesuai dengan kebutuhan penyelenggaraan pemerintah negara
dan kemampuan dalam menghimpun pendapatan negara. alam menyusun APBN
diupayakan agar belanja operasional tidak melampaui pendapatan dalam tahun
anggaran yang bersangkutan. Penyusunan +ancangan APBN tersebut berpedoman
kepada +,P dalam rangka me*ujudkan tercapainya tujuan bernegara.
Apabila anggaran diperkirakan defisit, ditetapkan sumber%sumber pembiayaan
untuk menutup defisit tersebut dalam undang%undang tentang APBN. efisit
anggaran dimaksud dibatasi maksimal 5D dari produk dari Produk omestik Bruto
!PB" dan jumlah pinjaman diabatasi maksimal >4D dari PB. alam hal anggaran
diperkirakan surplus, pemerintah pusat dapat mengajukan rencana pengunaan surplus
anggaran kepada e*an Per*akilan +akyat. Penggunaan surplus anggaran perlu
mempertimbangkan prinsip pertanggungja*aban antar generasi dan diutamakan
untuk1
&. Pengurangan utang.
3. Pembentukan dana cadangan, dan
5. Peningkatan jaminan sosial.
2.3 Pr%ses Pen'usunan APBN
2.3.1 Pen'usunan APBN
Penyusunan dan penetapan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
!APBN" merupakan tahap a*al dari suatu siklus anggaran. :angka *aktu<masa siklus
anggaran lebih panjang daripada jangka *aktu<masa tahun anggaran. 6ahun anggaran
meliputi masa satu tahun mulai & :anuari sampai dengan 5& esember tahun yang
bersangkutan. Sedangkan siklus anggaran lebih dari satu tahun, yaitu jangka *aktu
berputarnya anggaran yang dimulai dari saat penyusunan +APBN sampai dengan saat
Perhitungan Anggaran Negara !PAN" disahkan menjadi #ndang%#ndang PAN.
&4
alam SA,N I !344;" Secara garis besar, tahap%tahap siklus anggaran
dapatdigambarkan sebagai berikut1
&. penyusunan +APBN oleh pemerintah?
3. penyampaian +APBN kepada P+<pengesahannya?
5. pelaksanaan APBN oleh pemerintah?
(. penga*asan pelaksanaan APBN oleh BP,?
). pertanggungja*aban<Perhitungan Anggaran Negara !PAN"?
>. persetujuan +## PAN menjadi ## PAN oleh P+.
$enurut #ndang%#ndang No.&; 6ahun 3445 Pasal &3, bah*a ketentuan umum
penyusunan APBN sebagai berikut1
&. APBN disusun sesuai dengan kebutuhan penyelenggaraan pemerintahan negara
dan kemampuan dalam menghimpun pendapatan negara.
alam menyusun APBN dimaksud, diupayakan agar belanja operasional tidak
melampaui pendapatan dalam tahun anggaran yang bersangkutan.
3. Penyusunan +ancangan APBN sebagaimana dimaksud dalam ayat !&"
berpedoman kepada rencana kerja Pemerintah dalam rangka me*ujudkan
tercapainya tujuan bernegara.
5. alam hal anggaran diperkirakan defisit, ditetapkan sumber%sumber pembiayaan
untuk menutup defisit tersebut dalam #ndang%undang tentang APBN.
efisit anggaran dibatasi maksimal 5D dari Produk omestik Bruto. :umlah
pinjaman dibatasi maksimal >4D dari Produk omestik Bruto.
(. alam hal anggaran diperkirakan surplus, Pemerintah Pusat dapat mengajukan
rencana penggunaan surplus anggaran kepada e*an Per*akilan +akyat.
Penggunaan surplus anggaran perlu mempertimbangkan prinsip
pertanggungja*aban antargenerasi sehingga penggunaannya diutamakan untuk
pengurangan utang, pembentukan dana cadangan, dan peningkatan jaminan sosial.
$enurut SA,N I !344; 1 5;" berkaitan dengan fungsi penganggaran pemerintah,
penganggaran mempunyai tiga tujuan utama yaitu1
&. stabilitas fiskal makro,
&&
3. alokasi sumber daya sesuai prioritas, dan
5. pemanfaatan anggaran secara efektif dan efisien.
#ntuk mencapai tujuan penganggaran ini, dilakukan dengan tiga pendekatan
baru dalam penyusunan sistem penganggaran yaitu1
&. penerapan kerangka pengeluaran jangka menengah,
3. penerapan penganggaran terpadu, dan
5. penerapan penganggaran berbasis kinerja !AB,".
#raian secara rinci mengenai pendekatan baru dalam penganggaran adalah
sebagai berikut1
&. Penerapan ,erangka Pengeluaran :angka $enengah
,erangka pengeluaran jangka menengah digunakan untuk mencapai disiplin
fiskal secara berkelanjutan. ,ementerian negara<lembaga mengajukan usulan
anggaran untuk membiayai menyampaikan prakiraan maju yang merupakan implikasi
kebutuhan dana untuk pelaksanaan program dan kegiatan tersebut pada tahun
berikutnya. Prakiraan maju yang diusulkan kementerian negara<lembaga disetujui
oleh presiden dalam keputusan presiden tentang rincian APBN untuk menjadi dasar
bagi penyusunan usulan anggaran kementerian negara<lembaga pada tahun anggaran
berikutnya setelah tahun anggaran yang sedang disusun.
3. Penerapan Penganggaran 6erpadu
Penyusunan anggaran terpadu dilakukan dengan mengintegrasikan seluruh proses
perencanaan dan penganggaran di lingkungan kementerian negara<lembaga untuk
menghasilkan dokumen +encana ,erja dan Anggaran ,ementerian Negara<2embaga
!+,A%,2" dengan klasifikasi anggaran belanja menurut organisasi, fungsi, program,
kegiatan, dan jenis belanja.
5. Penerapan Penganggaran Berbasis ,inerja !AB,"
Penerapan penyusunan anggaran berbasis kinerja menekankan pada ketersediaan
rencana kerja yang benar%benar mencerminkan komitmen kementerian
negara<lembaga sebagai bagian dari proses penganggaran. Penyusunan Anggaran
Berbasis ,inerja dilakukan dengan memperhatikan keterkaitan antara pendanaan
&3
dengan keluaran dan hasil yang diharapkan, termasuk efisiensi dalam pencapaian
hasil dan keluaran tersebut. alampenyusunan anggaran berbasis kinerja diperlukan
indikator kinerja, standar biaya, dan e-aluasi kinerja dari setiap program dan jenis
kegiatan. 6ingkat kegiatan yang direncanakan dan standar biaya yang ditetapkan pada
a*al siklus tahunan penyusunan anggaran menjadi dasar dalam menentukan anggaran
untuk tahun anggaran yang direncanakan dan prakiraan maju bagi program yang
bersangkutan. Standar biaya, baik yang bersifat umum maupun yang bersifat khusus
bagi pemerintah pusat, ditetapkan oleh menteri keuangan setelah berkoordinasi
dengan kementerian negara<lembaga terkait.
$enurut $ardiasmo !34431>B", proses penyusunan anggaran mempunyai
empat tujuan, yaitu1
&. $embantu pemerintah mencpai tujuan fiskal dan meningkatkan koordinasi antar
bagian dalam lingkungan pemerintah.
3. $embantu mencitakan efisiensi dan keadilan dalam menyediakan barang dan jasa
publik melalui proses pemrioritasan.
5. $emungkinkan bagi pemerintah untuk memenuhi prioritas belanja.
(. $eningkatkan transparansi dan pertanggungja*aban pemerintah kepada
P+<P+ dan masyarakat luas.
Pengaturan mengenai pengukuran kinerja, e-aluasi kinerjakegiatan, dan
e-aluasi kinerja program adalah sebagai berikut1
a. alam rangka penerapan anggaran berbasis kinerja, kementeriannegara<lembaga
melaksanakan pengukuran kinerja.
b. ,ementerian negara<lembaga melakukan e-aluasi kinerja kegiatansatuan kerja
kementerian negara<lembaga setiap tahunberdasarkan sasaran dan<atau standar
kinerja kegiatan yang telahditetapkan sebagai umpan balik bagi penyusunan
+,A%,2 tahunberikutnya.
c. ,ementerian negara<lembaga melakukan e-aluasi kinerja programsekurang%
kurangnya sekali dalam ) !lima" tahun berdasarkansasaran dan<atau standar
kinerja yang telah ditetapkan.
&5
Sejalan dengan upaya untuk menerapkan secara penuhanggaran berbasis
kinerja di sektor publik, perlu dilakukan perubahan klasifikasi anggaran agar sesuai
dengan klasifikasi yang digunakan secara internasional. Perubahan dalam
pengelompokan transaksi pemerintah tersebut dimaksudkan untuk1
a. memudahkan pelaksanaan anggaran berbasis kinerja?
b. memberikan gambaran yang objektif dan proporsional mengenai kegiatan
pemerintah?
c. menjaga konsistensi dengan standar akuntansi sektor publik? dan
d. memudahkan penyajian dan meningkatkan kredibilitas statistik keuangan
pemerintah.
Selama ini, anggaran belanja pemerintah dikelompokkan atas anggaran
belanja rutin dan anggaran belanja pembangunan.Pengelompokan dalam anggaran
belanja rutin dan anggaran belanjapembangunan yang semula bertujuan untuk
memberikan penekananpada arti pentingnya pembangunan, dalam pelaksanaannya
telahmenimbulkan peluang terjadinya duplikasi, penumpukan, danpenyimpangan
anggaran. Sementara itu, penuangan rencanapembangunan dalam suatu dokumen
perencanaan nasional limatahunan yang ditetapkan dengan undang%undang dirasakan
tidakrealistis dan semakin tidak sesuai dengan dinamika kebutuhanpenyelenggaraan
pemerintahan dalam era globalisasi..lemen%elemen tujuan penganggaran ini perlu
dikelola dengan baikagar ketiganya dapat saling mendukung.
$ekanisme penyusunan APBN !#ndang%#ndang No. &; 6ahun 3445 Pasal &5"1
&. Pemerintah Pusat menyampaikan pokok%pokok kebijakan fiskal dan kerangka
ekonomi makro tahun anggaran berikutnya kepada e*an Per*akilan +akyat
selambat%lambatnya pertengahan bulan $ei tahun berjalan.
3. Pemerintah Pusat dan e*an Per*akilan +akyat membahas kerangka ekonomi
makro dan pokok%pokok kebijakan fiskal yang diajukan oleh Pemerintah Pusat
dalam pembicaraan pendahuluan rancangan APBN tahun anggaran berikutnya.
5. Berdasarkan kerangka ekonomi makro dan pokok%pokok kebijakan fiskal,
Pemerintah Pusat bersama e*an Per*akilan +akyat membahas kebijakan umum
&(
dan prioritas anggaran untuk dijadikan acuan bagi setiap kementerian
negara<lembaga dalam penyusunan usulan anggaran.
Selain itu, mekanisme penyusunan APBN Pasal &( #ndang%#ndang No. &;
6ahun 3445, sebagai berikut1
&. alam rangka penyusunan rancangan APBN, menteri< pimpinan lembaga selaku
pengguna anggaran<pengguna barang menyusun rencana kerja dan anggaran
kementerian negara<lembaga tahun berikutnya.
3. +encana kerja dan anggaran sebagaimana dimaksud dalam ayat !&" disusun
berdasarkan prestasi kerja yang akan dicapai.
5. +encana kerja dan anggaran sebagaimana dimaksud dalam ayat !&" disertai
dengan prakiraan belanja untuk tahun berikutnya setelah tahun anggaran yang
sedang disusun.
(. +encana kerja dan anggaran dimaksud dalam ayat !&" disampaikan kepada e*an
Per*akilan +akyat untuk dibahas dalam pembicaraan pendahuluan rancangan
APBN.
). 0asil pembahasan rencana kerja dan anggaran disampaikan kepada $enteri
,euangan sebagai bahan penyusunan rancangan undang%undang tentang APBN
tahun berikutnya.
>. ,etentuan lebih lanjut mengenai penyusunan rencana kerja dan anggaran
kementerian negara<lembaga diatur dengan Peraturan Pemerintah.
2.3.2 Tujuan Pen'usunan APBN
6ujuan penyusunan APBN menurut Imamul Arifin !344'15&" adalah sebagai
pedoman penerimaan dan pengeluaran negara agar terjadi keseimbangan yang
dinamis, demi tercapainya peningkatan produksi, peningkatan kesempatan kerja,
pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi. Adapun tujuan akhirnya adalah mencapai
masyarakat yang adil, makmur material dan spiritual berdasarkan Pancasila dan ##
&'().
&)
$enurut #ndang%#ndang No. &; 6ahun 3445 APBN merupakan *ujud
pengelolaan keuangan negara yang ditetapkan tiap tahun dengan undang%undang.
$enurut #ndang%#ndang No. &; 6ahun 3445 Pasal &3, bah*a APBN disusun sesuai
dengan kebutuhan penyelenggara negara dan kemampuan dalam menghimpun
pendapatan negara.
2.3.3 Prinsi& Pen'usunan APBN
Prinsip penyusunan APBN menurut Alam S !344>1)4" didasarkan pada aspek
pendapatan dan aspek pengeluaran.
&. Prinsip penyusunan APBN berdasarkan aspek pendapatan.
a. $engintensifkan penerimaan sektor anggaran dalam jumlah dan ketepatan
penyetoran.
b. $engintensifkan penagihan dan pemungutan piutang negara, misalnya se*a
penggunaan barang%barang negara, se*a pelabuhan, dan se*a landasan
pesa*at.
c. $engintensifkan tuntutan ganti rugi yang diderita oleh negara dan denda yang
dijanjikan.
3. Prinsip penyusunan APBN berdasarkan aspek pengeluaran negara.
a. 0emat, tidak boros, efisien, dan berdaya guna serta sesuai dengan kebutuha
teknis yang ada.
b. 6erarah dan terkendali sesuai dengan anggaran dan program kegiatan
c. $engusahakan semsksimal mungkin membeli produk%produk dalam negeri
dengan memperhatikan kemampuan< potensi yang dimiliki.
Sedangkan menurut Indra Bastian !344>1 &')", dalam menyusun anggaran
negara perlu diperhatikan beberapa prinsip, antara lain1
&. ,eterbukaan, dalam negara demokrasi, rakyat perlu diikutsertakan melalui P+
dalam pembahasan rancangan anggaran.
&>
3. Periodisitas, meliputi suatu periode tertentu, biasanya satu tahun, agar
penga*asan mudah dilakukan dan peninjauan kembali kebijakan anggaran tidak
terlalu lama.
5. =leksibilitas, karena anggaran disusun berdasarkan asumsi%asumsi tertentu, dalam
pelaksanaannya masih terdapat hal%hal yang belum tertampung atau berubah.
#ntuk itu dimungkinkan diadakan penyesuaian !sepanjang asumsi tadi berbeda
dengan asumsi sekarang".
(. Preabel, pengajuan dan pengesahannya oleh e*an Per*akilan +akyat harus
mendahului pelaksanaan anggaran.
). ,ecermatan<tercinci, anggaran harus diperkirakan secara teliti agar dapat
dihindari pemborosan dan kekurangan karena salah perhitungan.
>. ,omprehensif, anggaran disusun untuk semua kegiatan keuangan pemerintah.
;. Anggaran berimbang, pengeluaran anggaran harus didukung adanya penerimaan
anggaran.
2.3.( Dasar Pen'usunan APBN
$enurut Alam S !344>1)4", asas atau dasar penyusunan APBN adalah sebagai
berikut1
&. ,emandirian, artinya pembiayaan negara didasarkan atas kemampuan negara.
Sedangkan pinjaman luar negeri hanya digunakan sebagai pelengkap.
3. Penghematan atau peningkatan efisiensi dan produkti-itas.
5. Penajaman prioritas pembangunan, artinya APBN hars menutamakan pada
pembiayaan yang lebih bermanfaat.
Selain itu, menurut Indra Bastian !344>1&')" dasar penyusunan APBN pada tahun
&'''%344& dilakukan berdasarkan1
a. Asumsi dasar ekonomi makro.
b. Perkembangan APBN tahun sebelumnya.
c. 7B0N.
d. P+OP.NAS.
&;
e. +.P.6A.
2.3.) Pr%se*ur Pen'usunan APBN
Sesuai dengan ## &'() Pasal 35 ayat !&" ditetapkan dengan ## sementara
yang ber*enang menyusun APBN ialah .ksekutif dan diajukan kepada P+.
$enurut Indra Bastian !344>1&'>", bah*a prosedur penyusunan APBN,
terdiri dari1
a. Penyusunan racangan ini dimulai dri surat edaran $enteri ,euangan dan ketua
BAPP.NAS pada departemen<lembaga yang berisikan permintaan sumbangan
anggaran dalam bentuk aftar #sulan ,egiatan !#" untuk anggaran rutin dan
aftar #sulan Proyek !#P" untuk anggaran pembangunan.
#rutan prosesnya sebagai berikut1
&. aftar #sulan dari .selon III.
3. aftar #sulan lampiran dari .selon II.
5. #, E # dihimpun .selon I.
(. #, E #P diolah oleh biro keuangan departemen<lembaga.
b. #, dan #P masing%masing epartemen disampaikan pada I+:.N anggaran
.P,.# dan khusus #P disampaikan juga pada BAPP.NAS.
c. Selanjutnya rancangan anggaran telah dapat dibuat dan dibicarakan antara
$enkeu dan 7ubernur BI dan menteri lain di tingkat de*an moneter.
Pembahasan ini akan menghasilkan NO6A ,.#AN7AN dan diserahkan pada
Presiden.
d. Pemerintah kemudian menyampaikan +##%APBN, Nota ,euangan beserta
perincian lebih lanjut kepada P+. :ika P+ menyetujuinya, +## tersebut
disahkan menjadi ##. :ika +## terebut ditolak, maka sesuai dengan pasal 35
ayat !&" ## &'(), digunakan ## APBN tahun sebelumnya.
&B
2.3.+Pen'usunan ,en-ana !erja Pe#erintah .,!P/
alam merencanakan penganggaran pemerintah menyusun +,P yang
merupakan penjabaran dari +encana Pembangunan :angka $enengah !+P:$"
Nasional, memuat rancangan kerangka ekonomi makro yang termasuk didalamnya
arah kebijakan fiskal dan moneter, prioritas pembangunan, rencana kerja dan
pendanaannya, baik yang dilaksanakan langsung oleh pemerintah maupun yang
ditempuh dengan mendorong partisipasi masyarakat. Selain itu +,P sendiri
merupakan salah satu upaya pemerintah untuk tujuan bernegara. @ang didalamnya
+,P memuat tentang kegiatan%kegiatan dalam dalam kerangka in-estasi pemerintah
dan pelayanan publik, dan juga menjalnkan fungsi pemerintah sebagai penentu
kebijakan dengan menetapkan kerangka regulasi guna mendorong partsipasi
masyarakat.
Sebagaimana yang diketahui bah*a terdapat ketentuan mengenai pokok%
pokok penyusunan dalam +,P adalah+encana ,erja ,ementerian Negara<2embaga
!+enja%,2" dan +ancangan +encana ,erja
Pemerintah aerah !+,P" pro-insi, kabupaten, dan kota sebagai bahan
masukan. +enja%,2 disusun dengan berpedoman pada +encana Strategis
,ementerian Negara<2embaga !+enstra%,2" dan mengacu pada prioritas
pembangunan nasional dan pagu indikatif serta memuat kebijakan, program, dan
kegiatan pembangunan, baik yang dilaksanakan langsung oleh pemerintah maupun
yang ditempuh dengan mendorong partisipasi masyarakat.
a. asar penyusunan +,P adalah +encana ,erja ,ementerian Negara<2embaga
!+enja%,2" dan +ancangan +encana ,erja Pemerintah aerah !+,P"
pro-insi, kabupaten, dan kota sebagai bahan masukan. +enja%,2 disusun
dengan berpedoman pada +encana Strategis ,ementerian Negara<2embaga
!+enstra%,2" dan mengacu pada prioritas pembangunan nasional dan pagu
indikatif serta memuat kebijakan, program, dan kegiatan pembangunan, baik
yang dilaksanakan langsung oleh pemerintah maupun yang ditempuh dengan
mendorong partisipasi masyarakat.
&'
b. ,ementrian Perencanaan melaksanakan musya*arah perencanaan
pembangunan untuk menyelarasakan anatar +enja%,2 dan antara kegiatan
dekonsentrasi dan tugas pembantuan yang tercantum dalam +enja%,2 dengan
+ancangan +,P.
c. 0asil musya*arah perencanaan pembangunan digunakan untuk
memuktahirkan +ancangan +,P dengan keputusan presiden paling lambat
pertengahan bulan $ei.
d. +,P digunakan sebagai bahan pembahasan kebijakan umum dan prioritas
anggaran di P+.
e. alam hal +,P yang ditetapkan berdeda dengan hasil pembahasan dengan
P+, pemerintah menggunakan +,P hasil pembahas dengan P+.
0al yang perlu diperhatikan dalam penyusunan +,P antara lain1
a. Program dan kegiatan dalam +,P disusun dengan pendekatan berbasis
kinerja, kerangka pengeluaran jangka menengah, dan penganggaran
terpadu.
b. Program dalam +,P terdiri dari kegiatan yang berupa1
&" ,erangka regulasi yang bertujuan untuk memfasilitasi, mendorong,
maupun mengatur kegiatan pembangunan yang dilaksanakan sendiri
oleh masyarakat? dan<atau
3" ,erangka pelayanan umum dan in-estasi pemerintah yang bertujuan
untuk menyedikan barang dan jasa publik yang diperlukan masyarakat.
c. Sebagai bahan masukan dalam penyusunan +,P digunakan Standar
Pelayanan $inimum.Standar Pelayanan $inimum disusun oleh
kementerian negara<lembaga yang fungsinya mengatur dan<atau
melaksanakan pelayanan langsung kepada masyarakat, melalui koordinasi
dengan kementerian perencanaan, kementerian keuangan, dan
kementerian negara<lembaga terkait.
d. Sebagai suatu rencana kerja, program dan kegiatan yang termuat dalam
+,P sudah bersifat terukur (measureable) karena harus sudah
34
memperhitungkan ketersediaan anggaran. Artinya, sebagai dokumen
perencanaan, +,P tidak lagi memuat daftar panjang usulan kegiatan
kementerian negara<lembaga yang selama ini lebih dianggap sebagai
8daftar keinginan9 yang belum tentu dapat dilaksanakan. Inilah
karakteristik yang mendasar dalam +,P.
2.3.0 1iri Pen'usunan ,!P
0al%hal yang baru dalam penyusunan +,P adalah proses penyusunannya
memiliki tigaciri baru yaitu1
Pertama, penegasan cakupan isi proses topdown! dan bottomup!. Proses top
down merupakan langkah%langkah penyampaian batasan umum oleh lembaga%
lembaga pusat (central agency) yaitu kementrian keuangan dan kementrian
perencanaan pembangunan nasional kepada kementrian perencanaan
pembangunan nasional kepada kementrian perncenaan pembangunan nasional
kepada kementrian negara<lembaga tentang penyusunan rencana kerja. Batasan
umum ini mencakup prioritas pembangunan nasional dan pagu indikatif. i
dalam batasan ini, kementerian negara<lembaga diberi kekuasaan untuk
merancang kegiatan%kegiatan pembangunan demi pencapaian sasaran
pembangunan nasional yang telah disepakati. +ancangan ini disampaikan kembali
kepada central agency untuk selanjutnya diserasikan secara nasional. Inilah inti
proses bottomup.
,edua, sebagai tindak lanjut kebijakan desentralisasi maka kegiatan pemerintah
pusat di daerah menjadi salah satu perhatian utama. 6ujuan yang ingin dicapai
adalah agar kegiatan pemerintah pusat di daerah terdistribusi secara adil dan dapat
menciptakan sinergi secara nasioanal. #ntuk mencapai tujuan ini, maka dalam
rangka penyusunan +,P dilaksanakan permusya*arahan perencanaan baik anatar
kementrian negara<lembaga maupun antara kementrian maupun pemerintah
daerah pro-insi.
3&
,etiga, proses penyusunan +,P adalah juga penyatuan presepsi kementrian
negara<lembaga tentang prioritas pembangunan nasional dan konsekuensi rencana
anggarannya sebgai persiapan pembahasan +encana ,erja dan Anggaran
,ementrian Negara<2embaga di e*an +akyat.
2.3.2 ,en-ana !erja *an Anggaran !e#entrian3Le#$aga .,!A4!L/
+,A%,2 adalah dokumen perencanaan dan penganggaran yang berisi
program dan kegiatan suatu kementerian negara<lembaga yang merupakan penjabaran
dari +encana ,erja Pemerintah dan +encana Strategis ,ementerian Negara<2embaga
yang bersangkutan dalam satu tahun anggaran serta anggaran yang diperlukan untuk
melaksanakannya.
Isi dan susunan +,A%,2 adalah sebagai berikut1
a. +,A%,2 terdiri dari rencana kerja kementerian negara<lembaga dan anggaran
yang diperlukan untuk melaksanakan rencana kerja tersebut.
b. i dalam +encana ,erja diuraikan -isi, misi, tujuan, kebijakan, program, hasil
yang diharapkan, kegiatan, dan keluaran yang diharapkan.
c. i dalam anggaran yang direncanakan, diuraikan biaya untuk masing%masing
program dan kegiatan untuk tahun anggaran yang direncanakan yang dirinci
menurut jenis belanja, prakiraan maju untuk tahun berikutnya, serta sumber
dan sasaran pendapatan kementerian negara<lembaga yang bersangkutan.
d. +,A%,2 meliputi seluruh kegiatan satuan kerja di lingkungan kementerian
negara<lembaga termasuk kegiatan dalam rangka dekonsentrasi dan tugas
pembantuan. Pendekatan penyusunan +,A%,2 juga mengacu pada
pendekatan dalam penyusunan +encana ,erja Pemerintah, yaitu1 kerangka
pengeluaran jangka menengah, penganggaran terpadu dan penganggaran
berbasis kinerja.
a. Pr%ses Pen'usunan ,!A4!L
33
+,A%,2 memuat kebijakan, program, dan kegiatan yang dilengkapi sasaran
kinerja dengan menggunakan pagu indikatif untuk tahun anggaran yang sedang
disusun dan prakiraan maju untuk tahun anggaran berikutnya. $emperhatikan
peranan +,A%,2 sebagai dokumen anggaran, maka efekti-itas dan efiensi
pemanfaatan dana yang disediakan dalam +,A%,2 sebagian besar ditentukan pada
proses penyusunan +,A%,2 yang bersangkutan. Proses penyusunan dokumen
anggaran tersebut dilaksanakan melalui penelaahan bersama antara kementerian
keuangan dan kementerian negara<lembaga teknis.
0al yang harus diperhatikan dalam penyusunan +,A%,2 adalah sebagai
berikut1
a. ,ementerian negara<lembaga menyusun +,A%,2 untuk tahun anggaran yang
sedang disusun mengacu pada prioritas pembangunan nasional dan pagu
indikatif yang ditetapkan dalam surat edaran bersama menteri perencanaan
pembangunan nasional dan menteri keuangan.
b. ,ementerian perencanaan menelaah rencana kerja yang disampaikan
kementerian negara<lembaga melalui koordinasi dengan kementerian
keuangan.
c. Perubahan terhadap program kementerian negara<lembaga diusulkan oleh
menteri<pimpinan lembaga terkait dan disetujui oleh kementerian perencanaan
melalui koordinasi dengan kementerian keuangan.
d. ,etentuan lebih lanjut mengenai penyusunan +,A%,2 ditetapkan oleh
menteri perencanaan.
Proses rinci penyusunan +,A%,2 adalah sebagai berikut1
a. $enteri<pimpinan lembaga setelah menerima surat edaran menteri keuangan
tentang pagu sementara bagi masing%masing program pada pertengahan bulan
:uni, menyesuaikan +encana ,erja ,ementerian<2embaga !+enja%,2" menjadi
+,A%,2 yang dirinci menurut unit organisasi dan kegiatan.
b. ,ementerian negara<lembaga membahas +,A%,2 tersebut bersama%sama
dengan komisi terkait di P+. 0asil pembahasan +,A%,2 tersebut
35
disampaikan kepada ,ementerian ,euangan dan ,ementrian Perencanaan
selambat%lambatnya pada pertengahan bulan :uli.
c. ,ementerian Perencanaan menelaah kesesuaian antara +,A%,2 hasil
pembahasan bersama P+ dengan +encana ,erja Pemerintah !+,P".
d. ,ementerian ,euangan menelaah kesesuaian antara +,A%,2 hasil
pembahasan bersama P+ dengan surat edaran menteri keuangan tentang pagu
sementara, prakiraan maju yang telah disetujui tahun anggaran sebelumnya dan
standar biaya yang telah ditetapkan.
e. $enteri keuangan menghimpun semua +,A%,2 yang telah ditelaah,
selanjutnya dituangkan dalam +ancangan APBN dan dibuatkan Nota
,euangan untuk dibahas dalam sidang kabinet.
f. Nota ,euangan dan +ancangan APBN beserta himpunan +,A%,2 yang telah
dibahas disampaikan pemerintah kepada P+ selambat%lambatnya pertengahan
bulan Agustus untuk dibahas bersama dan ditetapkan menjadi #ndang%#ndang
APBN selambatlambatnya pada akhir bulan Oktober.
g. +,A%,2 yang telah disepakati P+ ditetapkan dalam keputusan presiden
tentang rincian APBN selambat%lambatnya akhir bulan No-ember.
h. ,eputusan presiden tentang rincian APBN tersebut menjadi dasar bagi masing%
masing kementerian negara<lembaga untuk menyusun konsep dokumen
pelaksanaan anggaran.
i. ,onsep dokumen pelaksanaan anggaran disampaikan kepada menteri keuangan
selaku Bendahara #mum Negara selambatlambatnya minggu kedua bulan
esember.
j. okumen pelaksanaan anggaran disahkan oleh menteri keuangan selambat%
lambatnya tanggal 5& esember.
Proses penyusunan rancangan APBN secara lengkap diuraikan pada
gambar di ba*ah ini1
3(
Pr%ses Pen'usunan ,an-angan APBN
"a#$ar 2.1 Pr%ses Pen'usunan ,an-angan APBN
3)
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA
PANJANG (RPJP)
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA
MENENGAH (RPJM)
RKA-KL
Rancangan APBN
RENCANA KERJA PEMERINTAH
(RKP)
Rancangan Anggaran K/L
Program & Kegiaan Uni Ker!a
Ara" #an Ke$i!a%an Um&m
Visi, Misi, Tupoksi, Tujuan,
Sasaran, Kebijakan, dan Program
'raegi & Prioria( APBN
2.( 5%r#at APBN
$enurut Indra Bastian !344>1343" perhitungan APBN tahun &''', 3444, 344&
hampir sama. Perkiraan pendapatan negara dibagi menjadi dua, yaitu penerimaan
dalam negeri dan penerimaan luar negeri, tetapi pada tahun 3444 dan 344& perkiraan
penerimaan luar negeri dihilangkan dan diganti dengan hibah.
Pada tahun &''', penerimaan negara dibagi menjadi dua yaitu1
A. Penerimaan dalam negeri, yaitu seluruh penerimaan%penermaan negara yang
bersumber dari dalam negeri pada tahun ini penerimaan dalam negeri
digolongkan menjadi dua, yaitu1
&. Penerimaan minyak dan gas alam atau migas.
3. Penerimaan bukan minyak dan gas alam
a. Pajak Penghasilan
b. Pajak Pertambahan Nilai barang dan jasa dan Pajak Penjualan Barang
$e*ah
c. Bea $asuk.
d. /ukai
e. #ngutan Pajakn .kspor
f. PBB dan Bea perolehan hak atas tanah dan bangunan
g. Pajak lainnya misalnya materai.
h. Penerimaan pajak bukan pajak.
B. Penerimaan 2uar Negeri, yaitu seluruh penerimaan yang bersumber dari luar
negeri, terdiri dari1
&. Pinjaman Proyek
3. Pinjaman Program
Sedangkan untuk penerimaan dalam negeri diklasifikasikan berdasarkan
penerimaan perpajakan dan penerimaan non perpajakan.
3>
$enurut Indra Bastian !344>134)", sebelum tahun 344&, prinsip APBN adalah
anggaran berimbang dinamis, dimana jumlah penerimaan negara selalu sama dengan
pengeluaran negara, dan jumlahya diupayakan meningkat dai tahun ke tahun. Sejak
tahun 344&, prisip anggaran yang digunakan adalah anggaran surplus<defisit. Sejalan
dengan itu format dan struktur APBN berubah dari 6%Account menjadi I%Account.
=ormat dan struktur I%Account yang berlaku saat ini terdiri atas !i" pendapatan negara
dan hibah, !ii" belanja negra, !iii" pembiayaan.
T4A--%unt I4A--%unt
3;
Berimbang E inamis
"a#$ar 2.2 Peru$ahan 5%r#at *an truktur APBN
3B
P.N.+I$AAN P.N7.2#A+AN
A. Penerimaan alam Negeri
I. $igas
II.Non $igas
&. Pajak
3. Bukan Pajak
% Pri-atisasi
% Aset +eco-ery
B. Penerimaan Pembangunan
I. Pinjaman Program
II. Pinjaman Proyek
A. Pengeluaran +utin
I. Belanja Pega*ai
II. Belanja Barang
III. Subsidi aerah Otonom
IC. Pembayaran BungaE
/icilan 0utang
&.Bunga
3.Pokok
B. Pengeluaran Pembangunan
I. Pembiayaan +upiah
&. Bunga ,redit Program
3. Bunga Obl. +estrukt.
Perbankan
II. Pembiayaan Proyek
A. Penerimaan Negara dan 0ibah
I. Penerimaan alam Negeri
&. Penerimaan Perpajakan
a. Pajak alam Negeri
a.&. Pajak Penghasilan
% $igas
% Non $igas
3. Penerimaan Bukan Pajak
a. $inyak
b. 7as
B. Belanja Negara
I. Pemerintah Pusat
Pengeluaran +utin
% Aset 6etap
% Aset lainnya
Pengeluaran Pembangunan
II. ana Perimbangan
/. ,eseimbangan Primer
. Surplus<efisit Anggaran
.. Pembiayaan !=inancing"
2.) iste#atika Pen'usunan APBN
Pemerintah Pusat e*an Per*akilan +akyat
3'
Po%o%-)o%o% %e$i!a%an
*i(ca+ & %erang%a e%onomi
ma%ro
(,Mei)
Meneri/)im)inan +em$aga
(e+a%& )engg&na
anggaran/)engg&na
$arang men-&(&n rencana
%er!a #an anggaran
%emenrian $er#a(ar%an
PP
Pem$a"a(an RUU enang APBN
#i+a%&%an (e(&ai #engan UU -ang
menga&r (&(&nan #an %e#&#&%an
.PR & #a)a menga!&%an &(&+
-ang menga%i$a%an )er&$a"an
!&m+a" )enerimaan #an
)enge+&aran #a+am RUU enang
APBN
Meneri Ke&angan/
(e$agai $a"an
)en-&(&nan RUU enang
APBN
.i$a"a( #a+am )em$icaraan
)en#a"&+&an RAPBN
Pemerina" P&(a
menga!&%an RUU enang
APBN/ #i(erai noa
%e&angan #an #o%&men-
#o%&men )en#&%&ngn-a
(B&+an Ag&(&()
.i$a"a( $er(ama Pemerina"
P&(a #a+am )em$icaraan
)en#a"&+&an RAPBN Mem$a"a(/
%e$i!a%an &m&m #an )rioria(
anggaran &n&% #i!a#i%an ac&an
$agi (eia) %emenrian
negara/+em$aga #a+am
)en-&(&nan &(&+an anggaran
"a#$ar 2.2 iste#atika Pen'usunan APBN
2.+ Peneta&an APBN
6ahun anggaran yang berlaku meliputi masa & tahun, yaitu sebelum tahun
3444 pada tanggal & April s<d 5& $aret, 6ahun 3444 !masa peralihan" pada tanggal &
April s<d 5& esember dan setelah tahun 3444 pada tanggal & :anuari s<d 5&
esember
asar penyusunan, penetapan dan pemeriksaan APBN tercantum dalam ##
Nomor &; 6ahun 3445 tentang ,euangan Negara, ## No. & 6ahun 344( 6entang
54
A)a$i+a .PR i#a% men-e&!&i
RUU er(e$&/ Pemerina" P&(a
#a)a me+a%&%an )enge+&aran
(einggin-inggin-a (e$e(ar ang%a
APBN a"&n anggaran
(e$e+&mn-a
Re0i(i !i%a a#a
)er&$a"an #ari in#a%
+an!& &(&+an .PR
Pem$a"a(an re0i(i #an
)engam$i+an %e)&&(an o+e" .PR
mengenai RUU enang APBN
#i+a%&%an (e$e+&m a1a+ no0em$er
Pem$a"a(an RUU enang APBN
#i+a%&%an (e(&ai #engan UU -ang
menga&r (&(&nan #an
%e#&#&%an .PR & #a)a
menga!&%an &(&+-ang
menga%i$a%an )er&$a"an!&m+a"
)enerimaan #an)enge+&aran
#a+am RUU enangAPBN
APBN -ang #i(e&!&i o+e" .PR
erinci (am)ai #engan &ni
organi(a(i/ *&ng(i/ )rogram/
%egiaan #an !eni( $e+an!a
Perbendaharaan Negara dan ## Nomor &) 6ahun 344( tentang Pemeriksaan
Pengelolaan dan 6anggung :a*ab ,euangan Negara. Selain itu *aktu penyusunan,
pembahasan dan penetapan APBN dilakukan pada tahun sebelum anggaran
dilaksanakan, contohnya APBN tahun 34&& disusun, dibahas dan ditetapkan pada
tahun 34&4.
Pembicaraan pendahuluan penyusunan APBN meliputi1
a. Pertengahan $ei
Pada pertengahan $ei pemerintah menyampaikan pokok%pokok kebijakan fiskal
dan kerangka ekonomi makro +APBN tahun berikutnya, yaitu1
Assumsi dasar ekonomi makro !pertumbuhan ekonomi, inflasi, tingkat bunga
SBI, nilai tukar, harga minyak, lifting !produksi" minyak
,ebijakan dalam bidang penerimaan Negara
,ebijakan dalam bidang Pengeluaran negara
,ebijakan efisit dan Pembiayaannya
b. $ei%:uni
Pembahasan bersama antara P+ /.F. Panitia Anggaran P+%+I dengan
pemerintah /.F $enteri ,euangan, $eneg PPN< ,epala Bappenas dan 7ubernur
Bank Indonesia. 0asil pembahasan Pembicaraan pendahuluan Penyusunan +APBN
menjadi dasar penyusunan +## APBN beserta Nota ,euangannya.
,emudian pembahasan +## APBN beserta nota keuangan !6k.I" dilakukan
pada1
a. &> Agustus
Presiden menyampaikan pidato pengantar +## APBN beserta N,%nya dalam
+apat Paripurna P+
Pemandangan #mum =raksi%=raksi atas +## APBN 344; beserta N,%nya
:a*aban Pemerintah atas P# =raksi%=raksi atas +## APBN 344; beserta
N,%nya.
b. September%Oktober
5&
Pembahasan +## APBN beserta Nota ,euangannya antara Pemerintah
dengan Panitia Anggaran P+%+I
c. Akhir Oktober
Pembicaraan 6k.II< pengambilan keputusan atas +## APBN beserta N,%nya
2aporan Panitia Anggaran atas Pembicaraan 6k.I< Pembahasan +## APBN
Pendapat akhir =raksi%=raksi atas +## APBN
Pendapat akhir Pemerintah atas +## APBN
Pengambilan ,eputusan atas +## APBN
Berdasarkan ## No.&5 6ahun 3445 tentang ,euangan Negara disebutkan
bah*a +## APBN diambil keputusan oleh P+ dilakukan selambat%lambatnya 3
!dua"bulan sebelum tahun anggaran yang bersangkutan dilaksanakan".
APBN yang disetujui P+ terinci sampai dengan unit organisasi, fungsi,
program, kegiatan dan jenis belanja. Apabila P+ tidak menyetujui +## APBN,
pemerintah pusat dapat melakukan pengeluaran setinggi%tingginya sebesar angka
APBN tahun anggaran sebelumnya.
53
BAB III
PEMBAHAAN
3.1 Pengaruh Penera&an 5%r#at I4A--%unt APBN Pa*a $elanja !e#entrian
Le#$aga6 ,!A4!L *an DIPA.
Selama 6A &'>'<&';4 sampai dengan &'''<3444 APBN menggunakan format
"account# Namun format ini dirasakan masih mempunyai kelemahan khususnya
setelah diperinci dalam pemerintah pusat dan pemerintah daerah. ,elemahan tersebut
antara lain 1
tidak memberikan informasi yang jelas mengenai pengendalian defisit, dan
kurang transparan sehingga perlu disempurnakan
-ersi 6%account tidak menunjukan dengan jelas komposisi anggaran yang
dikelola pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Ini merupakan akibat dari
sistem anggaran yang terpusat
pada format 6%account# pinjaman luar negeri dianggap sebagai penerimaan
pembangunan dan pembayaran cicilan utang luar negeri dianggap sebagai
pengeluaran rutin
ari sini dapat kita ketahui bah*a di dalam penerapan 6%Account masih ada
penyesuaian antara anggaran pengeluaran dengan anggaran penerimaan agar
anggaran yang berimbang dan dinamis dapat tercipta. Namun bila pinjaman tidak
dikategorikan sebagai utang dan justru sebagai penerimaan pembangunan seperti
yang diterapkan dalam 6%Account, maka usaha untuk mengefisiensikan pengeluaran
dan penghematan akan sulit untuk dilakukan karena pengeluaran harus
disamakan<diimbangkan dengan penerimaan yang didalamnya juga termasuk
pinjaman !penerimaan pembangunan". isamping itu, pemborosan atau inefisiensi
penganggaran akan diperkuat karena tidak ada anggapan bah*a penambahan utang
akan memberatkan keuangan bangsa di periode berikutnya.
55
5%r#at APBN $aru .I4A--%unt/
$ulai 6A 3444 format APBN diubah menjadi $account, disesuaikan dengan
7o-ernment =inance Statistics !7=S", dimana 1
alam $account# sisi penerimaan dan sisi pengeluaran tidak dipisahkan atau
dalam satu kolom
I%account menerapkan anggaran defisit<surplus
alam -ersi I%account, anggaran surplus<defisit diadopsi. Perubahan G perubahan
itu dengan jelasnya digambarkan oleh posisi o-erall balance
6ujuan perubahan format dari "account ke $account adalah 1
untuk meningkatkan transparansi dalam penyusunan APBN
untuk mempermudah analisis, pemantauan, dan pengendalian dalam pelaksanaan
dan pengelolaan APBN
untuk mempermudah analisis komparasi !perbandingan" dengan budget negara
lain
untuk mempermudah perhitungan dana perimbangan yang lebih transparan yang
didistribusikan oleh pemeritah pusat ke pemerintah daerah mengikuti pelaksanaan
## No.3)<&''' tentang Perimbangan ,euangan Pusat aerah
-ersi I%account dengan jelas menunjukan komposisi jumlah anggaran yang
dikelola oleh pemerintah daerah sehingga memperlancar pendanaan ke daerah
I%account, pinjaman luar negeri dan pembayaran cicilannya dikelompokan
sebagai pembelanjaan anggaran
engan format baru ini !I%Account" pinjaman luar negeri diperlakukan
sebagai utang, sehingga jumlahnya harus sekecil mungkin karena pembayaran
kembali bunga dan cicilan pinjaman luar negeri akan memberatkan APBN di masa
yang akan datang.
Berdasarkan keterangan diatas dapat kita ketahui bah*a pengganggaran
dengan format I%Account menuntut efisiensi dari anggaran belanja, begitu juga
5(
dengan anggaran belanja ,ementerian 2embaga !,2". 0al ini ditunjukkan dengan
adanya penerapan anggaran defisit atau anggaran surplus, dimana tidak ada tuntutan
bah*a anggran pengeluaran harus sama dengan anggaran penerimaan. isamping itu
sudah ada pemisahan sumber dana yang berasal dari Pinjaman, tidak dikategorikan
sebagai penerimaan lagi melainkan sebagai hutang atau dalam format I%Account
dimasukkan dalam pembelanjaan. Sehingga jumlah pinjaman harus sekecil mungkin
karena pembayaran kembali bunga dan cicilan pinjaman luar negeri akan
memberatkan APBN di masa yang akan datang.
=ormat APBN yang berlaku juga menunjukkan efisiensi penganggaran
belanja dituntut dengan penganggaran yang dimulai dari satuan terkecil !satker"
hingga ke posisi paling atas !,2", dituntut juga melalui reklasifikasi rincian belanja
negara !menurut organisasi, fungsi dan jenis belanja, yang sebelumnya dirinci
menurut sektor dan jenis belanja" yang mencegah terjadinya anggaran berganda serta
adanya tuntutan untuk mendeskripsikan tujuan, output, dan outcome yang ingin
dicapai disertai dengan indikator kinerja dari masing%masing kegiatan.
emi mendukung kepastian efisiensi penyusunan anggaran, maka +encana
,erja dan Anggaran ,2 yang disusun setelah mendapat pagu sementarapun masih
harus ditelaah lagi oleh ,ementerian ,euangan !c.F. irektorat :enderal Anggaran",
agar nilai yang tertera hingga detil anggaran dapat ditetapkan menjadi nilai yang
optimal. Secara umum, pengeluaran yang dilakukan pada suatu tahun anggaran harus
ditutup dengan penerimaan pada tahun anggaran yang sama. Sehingga dalam
pelaksanaan aftar Isian Pelaksanaan Anggaran !IPA", berbeda dengan anggaran
penerimaan negara yang diperlakukan sebagai target penerimaan pemerintah dan
diharapkan dapat dilampauinya, anggaran pengeluaran merupakan batas pengeluaran
yang tidak boleh dilampaui. Oleh sebab itu penganggaran belanja yang dilakukan
oleh ,2 pun harus optimal sesuai dengan kebutuhan, tidak harus sesuai dengan pagu
yang disediakan namun tidak boleh melebihi pagu tersebut.
5)
3.2 Perti#$angan *ala# Pen'usunan *an Peneta&an APBN 'ang Pr%4rak'at
Pa*a Tahun 2712.
APBN disusun sesuai dengan kebutuhan penyelenggaraan pemerintah negara
dan kemampuan dalam menghimpun pendapatan negara. alam menyusun APBN
diupayakan agar belanja operasional tidak melampaui pendapatan dalam tahun
anggaran yang bersangkutan. Proses penyusunan anggaran negara merupakan
rangkaian akti-itas yang melibatkan banyak pihak, termasuk semua departemen dan
lembaga, dan P+. alam memperhatikan penyusunan anggaran tersebut kita akan
mengetahui kemana pemerintah akan berjalan setahun kedepan dan bersifat strategis.
,arena sifatnya yang strategis itu, maka seringkali pertimbangan dalam menyusun
anggaran bukan berdasarkan pertimbangan ekonomi semata, tetapi juga pertimbangan
politik.
0endaknya penyusunan APBN berpijak pada kaedah%kaedah problem
ekonomi yang terdiri dari angka kemiskinan, tingkat pengangguran, tingkat melek
huruf< pendidikan, dan masalah sosial lainnya hendaknya dijadikan kerangka antara
dalam penyusunan APBN, bukan hanya kerangka ekonomi makro yang selama ini
kita kenal. engan dimasukan komponen tersebut sebagai pertimbangan utama dalam
penyusunan APBN, maka keberhasilan pembangunan ekonomi tidak hanya dilihat
dari capaian angka pertumbuhan ekonomi, tetapi yang paling utama adalah
keberhasilan pemerintah mengatasi atau mengurangi angka kemiskinan dan
pengangguran.
:adi indikator utama keberhasilan pembangunan adalah tercukupinya
kebutuhan dasar rakyat, indi-idu per indi-idu seperti pangan, sandang, perumahan,
kesehatan, pendidikan dan keamanan dan lain%lain. engan demikian, keberhasilan
pembangunan dilihat dari pengurangan dan penyelesaian angka kemiskinan dan
pengangguran. Sementara indikator lain seperti angka pertumbuhan ekonomi, laju
inflasi, dan asumsi ekonomi makro lain hanyalah sekedar indikator pendukung bagi
pencapaian target%target pembangunan ekonomi. $elalui penyusunan APBN yang
pro%rakyat tersebut, alokasi dana disediakan untuk pengeluarkan yang benar%benar
5>
menyentuh problem utama ekonomi dengan tujuan agar distribusi pendapatan
diantara rakyat tidak menimbulkan kemiskinan dan pengangguran serta masalah%
masalah sosial lainnya.
Pada 6ahun 34&3 mendatang Pemerintah bakal menggelontorkan anggaran
belanja negara sebesar +p &.(&B,) triliun. :umlah tersebut naik +p ';,; triliun !;,(D"
dibandingkan 34&& yang sebesar +p &.534,B triliun.Sesuai dengan prioritas +,P
tahun 34&3, anggaran belanja kementerian dan lembaga serta belanja non%
kementerian dan lembaga diarahkan untuk mencapai sembilan sasaran utama, yaitu1
&. $eningkatkan belanja infrastruktur untuk mengatasi sumbatan, keterkaitan dan
keterhubungan domestik, ketahanan pangan, ketahanan energi, dan kesejahteraan
masyarakat.
3. $enuntaskan program reformasi birokrasi.
5. $eningkatkan program perlindungan sosial, pemberdayaan masyarakat, dan
penanggulangan bencana.
(. $emperkuat program%program pro%rakyat, melalui langkah%langkah keberpihakan
pada penanggulangan kemiskinan dan peningkatan lapangan pekerjaan.
). $eningkatkan kualitas belanja negara, melalui pelaksanaan penganggaran
berbasis kinerja dan kerangka pengeluaran jangka menengah.
>. $empertahankan tingkat kesejahteraan aparatur negara.
;. $eningkatkan kapasitas mitigasi dan adaptasi perubahan iklim.
B. $emenuhi anggaran pendidikan sesuai amanat konstitusi, dan meningkatkan
alokasi anggaran untuk riset dan pengembangan kapasitas Sumber aya $anusia.
'. $emberikan dukungan kepada pelaksanaan kegiatan kerjasama pemerintah%
swasta atau %ublic %rivate %artnership. !http1<<finance.detik.com<".
Pertimbangan dalam penyusunan dan penetapan APBN 34&3 sudah lebih baik
dibanding tahun sebelumnya dengan harapan dapat dirasakan oleh kepentingan publik
yang dapat menjamin terpenuhinya kebutuhan dasar per indi-idu rakyat, bukan
seperti APBN yang selama ini disusun kurang menyentuh kepentingan pubik.
Anggaran yang telah disusun tersebut harus ada penga*asan agar tidak terjadi
penyele*engan anggaran, dan program kerja dapat dicapai secara maksimal. Selain
iitu, belanja APBN seharusnya disusun dengan memperhatikan indikator jumlah
penduduk miskin, angka pengangguran, angka buta huruf dan problem sosial lain
5;
yang dihadapi masarakat. engan demikian belanja APBN dialokasikan untuk
menyelesaikan persoalan%persoalan tersebut sehingga jaminan pemenuhan kebutuhan
dasar rakyat terpenuhi.
i sisi lain, penerimaan APBN hendaknya di rancang dengan memperhatikan
sumber%sumber penerimaan strategis barang negara seperti bahan tambang dan
sumber daya alam lainnnya, Hakat atau shodaFoh, dll. alam kaitannya dengan
pemerimaan APBN, pemerintah membuat kebijakan pengelolaan sumber%sumber
ekonomi yang strategis. Sumber%sumber ekonomi hendaknya diklasifikasinya
berdasarkan ke*enangan kepemilikannya.
3.3 I#&le#entasi Anggaran Ber$asis !inerja Pa*a Pr%ses Pen'usunan *an
Peneta&an Anggaran Pen*a&atan *an Belanja Negara .APBN/Tahun
2712.
Penerapan penyusunan anggaran berbasis kinerja menekankan pada
ketersediaan rencana kerja yang benar%benar mencerminkan komitmen kementerian
negara<lembaga sebagai bagian dari proses penganggaran. Penyusunan Anggaran
Berbasis ,inerja dilakukan dengan memperhatikan keterkaitan antara pendanaan
dengan keluaran dan hasil yang diharapkan, termasuk efisiensi dalam pencapaian
hasil dan keluaran tersebut.
Sejalan dengan amanat ## No.&; 6ahun 3445 tentang ,euangan Negara,
anggaran berbasis kinerja di sektor publik diterapakan secara penuh. Pelaksanaan
anggaran tersebut bisa dinilai dari kemanfaatan dan kegunaannya bagi masyarakat.
Pengelompokan atas anggaran belanja rutin dan anggaran belanja pembangunan tidak
boleh digunakan lagi, sebab praktiknya telah menimbulkan peluang terjadinya
duplikasi, penumpukan, dan penyimpangan anggaran.
Nota keuangan +## APBN 34&3 dinilai masih belum ideal dan berkualitas.
Perlunya pembenahan fundamental postur, struktur, dan cara pikir penyusunan APBN
34&3 agar mampu mencerminkan fungsi anggaran sebagai stimulus penggerak
5B
ekonomi nasional. Postur belanja rutin pemerintah pusat dalam +APBN 34&3
menunjukkan peningkatan di beberapa pos, seperti belanja pega*ai menjadi +p 3&),;
6, belanja modal menjadi +p&>B,& 6. Adapun belanja pemerintah pusat yang
mengalami penurunan di antaranya belanja barang yang alokasinya turun +p (,56
atau 5D, belanja subsidi turun +p 3B,5 6 atau &&,'D, dan anggaran Bansos +p&B,3 6
atau 33,5D. $eskipun mengalami peningkatan, porsi belanja modal masih &;,>D
dari keseluruhan belanja pemerintah pusat. Artinya, porsi belanja modal masih berada
di ba*ah porsi belanja pega*ai yang tercatat sebesar 33,>D dari total belanja
pemerintah pusat, dan belanja subsidi yang mencapai 3&,'D.
!***.komhukum.com".
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara !+APBN" 34&3 dinilai belum
menunjukkan komitmen politik pemerintah dan P+ kepada masyarakat. Pasalnya,
pengalokasian anggaran lebih banyak untuk kepentingan birokrasi dan memfasilitasi
kebutuhan konsumtif para pejabat. Proses penganggaran +ancangan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara !+APBN" 34&3 dinilai tidak berbasis pada kinerja
masing%masing kementerian dan lembaga. Pada akhirnya, setiap tahun alokasi dana
APBN banyak tersandera untuk memenuhi kebutuhan rutin, belanja pega*ai dan
para pejabat. Penyusunan +APBN yang tertutup memberi peluang tehadap kebocoran
anggaran, karena adanya manipulasi data.
7una menghindari kebocoran tersebut penyusunan +APBN perlu mele*ati
proses penganggaran yang berbasis kinerja. Bahkan, +,A%,2 !+encana ,erja dan
Anggaran ,ementerian Negara dan 2embaga" tidak memiliki basis kinerja yang jelas,
karena ada indikasi oligarki dan ,,N !korupsi, kolusi dan nepotisme".
Perencanaannya pun harus tersusun secara sistematis dan mau menerima masukan.
Selama ini +,A%,2 tidak menjalankan itu dengan baik.
Proses penyusunan +APBN yang selama ini terjadi belum secara jelas
memiliki keterkaitan antara stabilitas fiskal makro, alokasi sumber daya sesuai
prioritas dan pemanfaatan anggaran yang efektif dan efisien. Padahal, sebagai
5'
instrumen kebijakan ekonomi, anggaran harus berfungsi untuk me*ujudkan
pertumbuhan ekonomi, stabilitas ekonomi, dan pemerataan pendapatan.
Seharusnya dalam penyusunan +APBN perlu adanya pengetatan pada sektor%
sektor berhubungan dengan kebutuhan rutin aparatur. i sisi lain, perlu adanya
perluasan pada alokasi sektor%sektor yang berkaitan dengan hajat hidup orang banyak,
hak%hak dasar publik, seperti kesehatan, pendidikan dan yang lainnya. Postur +APBN
34&3 ini perlu diperhatikan secara serius oleh pemerintah. ,arena jika rancangan ini
tidak terjadi perubahan, maka APBN 34&3 makin menunjukkan adanya distorsi pada
saat proses penganggarannya. Selain itu, dalam proses alokasinya juga tidak
mencerminkan distribusi yang adil pada konteks akuntabilitas.
3.( Peranan DP, *ala# Pr%ses Pen'usunan *an Peneta&an APBN Tahun
2712.
$enurut Indra Bastian !344>134&" peranan P+ dalam proses pembaharuan
pengelolaan anggaran negara dapat dioptimalkan pada tahap kedua proses anggaran
yaitu tahap pengkajian dan persetujuan anggaran. Pada tahap ini P+ terlibat secara
penuh dan intensif untuk mendiskusikan proposal anggaran yang diajukan
pemerintah.
Pemerintah Pusat mengajukan rancangan anggaran !+APBN" ke P+ untuk
tahun 34&3 naik menjadi +p &.(&B 6 dari tahun ini sebesar +p &.534 6. Ironisnya,
kenaikan anggaran tersebut masih banyak yang dialokasikan untuk belanja rutin
pemerintah pusat. Bila pada 6A 34&& alokasi belanja rutin pemerintah pusat adalah
sebesar +p >3) 6 !(;D dari total APBN 34&& sebesar +p &.534 6", maka pada 6A
34&3 dialokasikan +p ;3( 6 !)&D dari total budget APBN 34&3 sebesar +p &.(&B
6". engan demikian, ada kenaikan belanja rutin sebesar +p '' 6. Anggaran belanja
rutin 6A 34&3 sebesar +p ;3( 6 itu, dialokasikan B pos keuangan, yaitu untuk &"
pemeliharaan aset +p &&,; 6, 3" belanja pega*ai pemerintah pusat +p 3&),; 6, 5"
pembayaran bunga utang +p &35 6, (" perjalanan dinas +p 35,4 6, )" pembayaran
(4
pokok utang +p (;,3 6, >" ana Alokasi #mum !A#" +p 3>',) 6, ;" tambahan
penghasilan guru +p 3,B 6, dan B" tunjangan profesi guru +p 54,) 6.
Pada APBN 34&3 alokasi untuk gaji pega*ai pemerintah pusat sebesar +p
3&),; 6 diperuntukan bagi &5) kementerian<lembaga, yang terdiri dari &4& lembaga
non struktural, dan 5( kementerian<lembaga. Sedangkan alokasi anggaran tahun
34&3 untuk gaji pega*ai untuk )3( pemda hanya sebesar +p 3>' 6. Alokasi anggaran
untuk gaji pega*ai ini terkesan ada kesenjangan antara pemerintah pusat dengan
pemda. Belanja $odal nampak terlalu kecil bila dibandingkan dengan belanja
pega*ai. 6A 34&& saja belanja modal +p &(& 6, dan pada 6A 34&3 belanja modal
naik menjadi +p &>B 6, padahal berguna untuk pembangunan. Belanja pega*ai 6A
34&& +p (54 6, pada 6A 34&3 belanja pega*ai naik, pemerintah mengalokasikan
sebesar +p )&B6 !+p 3&),; 6 I 3>' 6 I 3,B 6 I 54,)6". !***.komhukum.com"
,enaikan alokasi anggaran belanja rutin pemerintah ini sangat
memprihatinkan jika dibandingkan dengan alokasi anggaran untuk rakyat miskin
yang hanya sebesar +p >4 6, sehingga +APBN 34&3 ini nampak tidak sehat, karena
terlalu banyak untuk kepentingan belanja birokrat. P+ harus cakap dalam
menghadapi anggaran yang diajukan oleh pemerintah, karena pada kondisi
penyusunan dan penetapan APBN 6A 34&3 ini P+ menyetujui kenaikan alokasi
anggaran gaji dan pega*ai, sedangkan angka kemiskinan, tingkat pengangguran,
tingkat melek huruf< pendidikan, dan masalah sosial lainnya hendaknya dijadikan
kerangka antara dalam penyusunan APBN kurang diperhatikan. Alokasi anggaran
yang diajukan melalui +APBN 6A 34&3 dari pemerintah, keliatan besar untuk
belanja rutin maupun gaji pega*ainya. Pemerintah gagal melakukan reformasi
birokrasi. Paradigma reformasi birokrasi yang dilakukan pemerintah pusat rupanya
bukan untuk meningkatkan pelayanan kepada publik dan kinerja birokrat, tetapi lebih
hanya sekadar retorika.
Pe#erintah *an De8an Per8akilan ,ak'at #en'usun Anggaran
Pen*a&atan *an Belanja Negara tahun 2712 'ang le$ih realistis *an le$ih a*il
$er&ihak ke&a*a rak'at. P%litik anggaran 'ang #enguta#akan &en-itraan
(&
&e#erintahan6 *itan*ai *engan su$si*i $esar teta&i salah sasaran6 harus
*ihentikan. Pe#ihakan anggaran untuk #e#&erkuat lan*asan &ertu#$uhan
ek%n%#i 'ang $erkualitas *engan #eningkatkan al%kasi anggaran
&e#$angunan atau $elanja #%*al se-ara signi9ikan harus #enja*i &ri%ritas
uta#a. Dengan -ara itu6 APBN *ihara&kan $isa le$ih a*il *irasakan rak'at *an
*a&at *ian*alkan untuk #engatasi #asalah &engangguran serta ke#iskinan
'ang #asih #e#$elit &uluhan juta 8arga.
:adi berdasarkan paparan di atas dapat disimpulkan bah*a peranan P+
dalam proses penyusunan dan penetapan anggaran harus nampak dalam efisiensi dan
efektifitas pelaksaaan fungsi%fungsi yang dimiliki P+ salah satunya fungsi
penganggaran, dimana dalam fungsi ini dilaksanakan untuk membahas dan
memberikan persetujuan atau tidak memberikan persetujuan terhadap rancangan
undang%undang APBN yang diajukan oleh pemerintah. alam penyusunan APBN
tidak hanya dibahas dan ditentukan pengalokasian anggaran untuk setiap lembaga
negara atau instansi, tetapi yang lebih penting adalah pembahasan program dan
kegiatan yang akan dilakukan.
$elalui pembahasan tersebut, anggota P+ ikut menentukan dan menjaga
agar program dan kegiatan yang akan dilakukan setiap lembaga dan instansi benar%
benar diarahkan untuk kepentingan rakyat sesuai dengan amanat dan aspirasi rakyat
yang di*akili. Selain itu, P+ mempunyai peranan yang sangat penting dalam
pembaharuan pengelolaan anggaran, sehingga pemberdayaan P+ merupakan
elemen kunci yang harus direalisasikan karena akan berpengaruh signifikan terhadap
Siklus ,euangan Negara.
(3
BAB I:
IMPULAN DAN A,AN
(.& i#&ulan
&. Perubahan format APBN menjadi I%Account, dilakukan dengan harapan
bah*a nilai !+upiah" yang dialokasikan dalam penyusunan anggaran untuk
belanja ,ementerian 2embaga merupakan nilai yang optimal dan efisien,
sesuai dengan keperluan dan tujuan utama dari belanja tersebut. Sehingga
pemborosan atau inefisiensi anggaran serta penambahan pinjaman dapat
ditekan seminimal mungkin dengan tidak mengabaikan prioritas kepentingan
nasional.
3. Pertimbangan dalam penyusunan dan penetapan APBN yang pro%rakyatharus
dapat dirasakan oleh kepentingan publik. Belanja APBN seharusnya disusun
dengan memperhatikan indikator jumlah penduduk miskin, angka
pengangguran, angka buta huruf dan problem sosial lain yang dihadapi
masarakat. $elalui penyusunan APBN yang pro%rakyat tersebut, alokasi dana
disediakan untuk pengeluarkan yang benar%benar menyentuh problem utama
ekonomi dengan tujuan agar distribusi pendapatan diantara rakyat tidak
menimbulkan kemiskinan dan pengangguran serta masalah%masalah sosial
lainnya.
5. Implementasi penyusunan dan penetapan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara !+APBN" 34&3 dinilai belum menunjukkan komitmen politik
pemerintah dan P+ kepada masyarakat karena pengalokasian anggaran lebih
banyak untuk kepentingan birokrasi dan memfasilitasi kebutuhan konsumtif
para pejabat, alokasi dana APBN banyak tersandera untuk memenuhi
(5
kebutuhan rutin, belanja pega*ai dan para pejabat. Penyusunan +APBN yang
tertutup memberi peluang tehadap kebocoran anggaran, karena adanya
manipulasi data.
23 P+ *ala# &r%ses &en'usunan *an &eneta&an anggaran tahun 2712 'ang
#e#&un'ai 9ungsi &enganggaran*an &eranan 'ang sangat &enting *ala#
&e#$aharuan &engel%laan anggaran *inilai kurang -aka& *ala#
#engha*a&i anggaran 'ang *iajukan %leh &e#erintah6 karena &a*a
k%n*isi &en'usunan *an &eneta&an APBN TA 2712. DP, #en'etujui
kenaikan al%kasi anggaran gaji *an &ega8ai6 se*angkan angka
kemiskinan, tingkat pengangguran, tingkat melek huruf< pendidikan, dan
masalah sosial lainnya hendaknya dijadikan kerangka antara dalam
penyusunan APBN kurang diperhatikan.
(.3 aran
&. Perubahan format APBN menjadi I%Account harus menjadi dasar agar dalam
penyusunan anggaran harus memperhatikan prioritas kepentingan nasional,
yang berorientasi pada kesejahteran rakyat.
3. 0endaknya penyusunan APBN berpijak pada kaedah%kaedah problem
ekonomi yang terdiri dari angka kemiskinan, tingkat pengangguran, tingkat
melek huruf< pendidikan, dan masalah sosial lainnya hendaknya dijadikan
kerangka antara dalam penyusunan APBN. engan dimasukan komponen
tersebut sebagai pertimbangan utama dalam penyusun APBN, maka
keberhasilan pembangunan ekonomi tidak hanya dilihat dari capaian angka
pertumbuhan ekonomi, tetapi yang paling utama adalah keberhasilan
pemerintah mengatasi atau mengurangi angka kemiskinan dan pengangguran.
5. Proses penyusunan +APBN harus secara jelas memiliki keterkaitan antara
stabilitas fiskal makro, alokasi sumber daya sesuai prioritas dan pemanfaatan
anggaran yang efektif dan efisien. Sehingga instrumen kebijakan ekonomi,
((
anggaran harus berfungsi untuk me*ujudkan pertumbuhan ekonomi, stabilitas
ekonomi, pemerataan pendapatan, serta tercapainya keejahteraan rakyat.
23 Pemerintah dan e*an Per*akilan +akyat *ala# #en'usun Anggaran
Pen*a&atan *an Belanja Negara tahun 2712 'ang le$ih realistis *an le$ih
a*il $er&ihak ke&a*a rak'at.
()

You might also like