You are on page 1of 7

.

Pengertian lingkungan Belajar


Ada dua istilah yang sangat erat kaitannya tetapi berbeda.Secara gradual ialah alam sekitar
dan lingkungan. Alam sekitar mencakup segala hal yang ada disekitar kita, baik yang jauh
maupun yang dekat letaknya, baik dimasa silam maupun yang akan datang tidak terikat pada
dimensi waktu dan tempat. Sedangkan lingkungan diartikan sebagai bulatan yang melingkungi
(melingkari). Pengertian lainnya yaitu sekalian yang terlingkung disuatu daerah atau tempat.
Dalam kamus bahasa inggris peristilahan ini cukup beragam diantaranya ada istilah circle, area,
surroundings, sphere, domain, range, dan environment, yang artinya kurang lebih berkaitan
dengan keadaan atau segala sesuatu yang ada disekitar atau sekeliling. Dalam literature lain
disebutkan bahwa lingkungan itu merupakan kesatuan ruang dengan semua benda dan
keadaan makhluk hidup termasuk didalamnya manusia dan perilakunya serta makhluk hidup
lainnya. Istilah lain yang erat kaitannya dengan lingkungan adalah ekologi atau sering disebut
dengan lingkungan hidup. Ekologi terdiri dari bio ekologi, geo ekologi dan kultur ekologi.
Sedangkan Istilah belajar, sebenarnya telah lama dikenal oleh manusia, sejak manusia ada.
Sebenarnya mereka telah melakukan aktifitas belajar, oleh karena itu kiranya tidak berlebihan
jika dikatakan bahwa kegiatan belajar itu ada sejak adanya manusia. Belajar merupakan suatu
proses perubahan di dalam tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya di dalam
memenuhi kehidupannya.
Belajar adalah perubahan tingkah laku yang disebabkan oleh pengalaman dan latihan. Artinya,
kegiatan belajar adalah perubahan tingkah laku. Baik yang menyangkut pengetahuan,
keterampilan, maupun sikap; bahkan meliputi segenap aspek oraganisme atau pribadi. Kegiatan
belajar dapat terjadi karena adanya proses belajar mengajar. Artinya, ada yang diajar (belajar)
dan ada pula yang mengajar, dalam hal ini adalah guru. Dan hakikat dari tujuan belajar adalah
perubahan.
Jadi lingkungan belajar adalah keadaan atau segala sesuatu yang ada disekitar ataupun
sekeliling atau merupakan kesatuan ruang dengan semua benda dan keadaan makhluk hidup
termasuk didalamnya manusia dan perilakunya serta makhluk hidup lainnya yang dijadikan
obyek belajar atau tempat untuk menuju perubahan tingkah laku, baik yang menyangkut
pengetahuan, keterampilan, maupun sikap bahkan meliputi segenap aspek oraganisme atau
pribadi.
Lingkungan (environment) sebagai dasar pengajaran adalah factor kondisional yang
mempengaruhi tingkah laku individu dan merupakan factor belajar yang penting. Oleh karena
itu lingkungan yang baik untuk belajar akan menimbulkan perasaan kerasan untuk belajar,
sebaliknya lingkungan belajar yang kacau, kotor, tak teratur, hiruk pikuk, akan menimbulkan
keengganan untuk belajar dan tidak mungkin akan mencapai konsentrasi yang tinggi dalam
belajar, bahkan yang terjadi adalah kekacauan dalam belajar. Perasaan mudah letih, bosan
untuk belajar, dan tidak dapat tahan lama duduk belajar, salah satu faktornya adalah gangguan
lingkungan atau suasana sekitar.
Belajar pada hakikatnya adalah suatu interaksi antara individu dan lingkungan. Karena
lingkungan menyediakan rangsangan ( stimulus ) terhadap individu dan sebaliknya individu
memberikan respons terhadap lingkungan. Tokoh-tokoh pendidikan masa lampau
berpandangan bahwa factor lingkungan sangat bermakna dan dijadikan sebagai landasan
dalam mengembangkan konsep pendidikan dan pengajaran. Misalnya J.J Rousseau dengan
teorinya kembali kealam menunjukan betapa pentingnya pengaruh alam terhadap
perkembangan anak didik. Karena itu pendidikan anak harus dilaksanakan dilingkungan alam
yang bersih, tenang, suasana segar, sehingga sang anak tumbuh sebagai manusia yang baik.
Jan Ligthart terkenal dengan pengajaran alam sekitar menerangkan sebaiknya pendidikan
disesuaikan dengan keadaan alam sekitar. Alam sekitar ( milieu ) adalah segala sesuatu yang
ada disekitar kita. Ovide Decroly dengan teorinya bahwa Sekolah adalah dari kehidupan dan
untuk kehidupan (Ecole pour la vie par lavie ) mengemukakan bahwa Bawalah kehidupan
kedalam sekolah agar kelak anak didik dapat hidup dimasyarakat.
Belajar juga merupakan proses / hasil perubahan pada aspek kapabilitas (pengetahuan, sikap
dan ketrampilan, dan perilaku ) sebagai akibat berintraksi dengan lingkungannya. Perubahan
perilaku yang relatif permanen itu ditentukan oleh stimuli yang dipasok oleh lingkungan luar
seseorang , perubahan tingkah laku seseorang dapat dikendalikan melalui pengendalian stimuli
lingkungan yang tepat sebagai hasil latihan ( Behavorist ). Belajar terjadi lebih efektif apabila :
1. Dalam lingkungan yang nyaman secara fisik dan psikis bagi wajib belajar.
Nyaman fisik : sarana dan prasarana belajar yang memadai dan menyenangkan.
Nyaman psikis : hubungan saling percaya, saling menghargai, saling membantu, bebas
menyatakan pendapat, dan menerima perbedaan diantara wajib belajar dan pendidik.
2. Wajib belajar merasakan kebutuhan belajar artinya wajib belajar menganggap tujuan belajar
sebagai tujuannya sendiri dan dengan lingkungan belajar kondusif mempercepat
berkembangnya potensi anak.
3. Wajib belajar terlibat dalam perencanaan dan pelaksanaan belajar artinya wajib belajar aktif
dalam proses perencanaan dan pelaksanaan kegiatan belajar
4. Berpusat pada pengalaman artinya wajib belajar mengalami secara langsung atau tidak
langsung proses belajar dan menggunakan pengalamannya secara tepat.
5. Wajib belajar menerima umpan balik yang tepat untuk menilai keberhasilan mereka
mencapai tujuan.
Beberapa kondisi belajar dan prinsip pembelajaran yaitu :
1. Wajib belajar merasakan kebutuhan untuk belajar meliputi :
- Pembelajaran menghadapkan wajib belajar pada kemungkinan- kemungkinan baru untuk
pemenuhan diri.
- Pembelajaran membantu wajib belajar memperjelas aspirasi mereka sendiri untuk
memperbaiki perilaku
- Pembelajaran membantu wajib belajar mendiagnosis kesenjangan antara aspirasi mereka
dengan tingkat performansi saat ini
- Pembelajaran membantu wajib belajar mengidentifikasi masalah-masalah kehidupan mereka
karena kesenjangan dalam kemampuan personal mereka yang ada atau yang sedang
dihadapinya.
2. Lingkungan belajar ditandai dengan kenyamanan fisik , saling percaya dan menghargai ,
saling membantu, bebas berekspresi, dan menerima Perbedaan.
- Pembelajar mengusahakan kondisi fisik yang nyaman untuk belajar ( ruangan , tempat duduk,
sarana dan prasarana belajar) dan kondusif untuk berinteraksi
- Pembelajar menerima wajib belajar sebagai seseorang yang dihargai dan dihormati perasaan
dan gagasannya
- Pembelajar berupaya membangun hubungan saling percaya dan saling menghargai , dan
saling membantu antar wajib belajar dengan meningkatkan kegiatan kerja sama dan menahan
diri dari kompetisi yang tidak sehat.
- Pembelajar menunjukkan kontribusinya sebagai teman belajar dalam semangat belajar
3. Wajib belajar memandang tujuan suatu pengalaman belajar sebagai tujuan mereka.
Pembelajaran melibatkan wajib belajar dalam suatu proses timbal balik perumusan tujuan
belajar di mana kebutuhan wajib belajar ,lembaga, pembelajaran, dan masyarakat
diperhitungkan.
4. Wajib belajar berbagi tanggung jawab dalam perencanaan dan pelaksanaan suatu
pengalaman belajar , dan oleh karena itu ada komitmen terhadapnya. Pembelajar memberikan
pemikirannya tentang pilihan-pilihan yang ada dalam perencanaan pengalaman belajar dan
pemilihan materi dan metode dan melibatkan wajib belajar dalam menentukan mana yang
dipakai diantara pilihan-pilihan itu.
Dan langkah akhir dari suatu kegiatan Pembelajaran dilakukan penilaian untuk melihat hasil dari
kegiatan belajar mengajar tersebut. Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk
memperoleh, menganalisa , dan menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar siswa yang
dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan sehingga menjadi informasi yang bermakna
dalam pengambilan keputusan. Dari pengertian tersebut dapat kita pahami bahwa ada dua
macam penilaian , yatiu (a) penilaian proses dan (b) penilaian hasil belajar yang mencakup
beberapa aspek yang harus dinilai yaitu : Aspek Kognitif, aspek apektif dan aspek psikomotorik.
Penilaian Proses dilakukan pada saat kegiatan belajar berlangsung sedangkan penilaian hasil,
biasanya dilakukan setelah kegiatan belajar mengajar. Untuk Guru, hasil tes disamping
berfungsi sebagai alat pengukur keberhasilan pembelajaran juga dapat dipergunakan untuk
mendiagnosis yaitu untuk mengetahui kelemahan-kelemahan hasil belajar siswa dan
kemungkinan factor penyebabnya untuk menentukan tindak lanjutnya . Guru yang mengalami
kegagalan dalam pembelajaran harus segera tanggap dan introspeksi diri dalam
pembelajarannya. Upaya pertama kali yang harus dilakukan adalah mengkaji profesionalitas diri
sebagai guru , pribadi anak didik ,serta lingkungan , informal ataupun lingkungan non formal
anak.
Agar belajar berlangsung baik, maka perlu ditunjang oleh ruangan dan meja belajar yang
menyenangkan, penerangan, sirkulasi udara yang baik, dan suhu ruangan yang baik.
Ruang belajar yang baik yaitu jika memenuhi syarat sebagai berikut : 1. Ruangan harus bersih,
2. Tersedia ruangan husus untuk belajar, 3. Perabotan dan peralatan dalam ruangan tertata
dengan baik dan menarik untuk dinikmati, 4. Mempunyai penerangan yang baik, dari sinar
matahari dan lampu, 5. Tersedia meja belajar, 6. Sirkulasi udara berjalan baik, 7. Suhu udara
tida terlalu panas, atau sebaliknya menggigilkan, 8. Jauh dari kebisingan.
Belajar diawali dengan adanya rangsangan sensoris dari lingkungan. Manusia secara terus
menerus menerima kesan-kesan baru dari lingkungan melalui penginderaan yakni melalui:
mata, telinga, hidung, kulit sebagai pintu gerbang masuknya pengetahuan pada manusia.
Sebagian besar kesan dan pengetahuan manusia dipelajari dengan tanpa sengaja.

B. Ruang Lingkup Lingkungan Belajar
1. Lingkungan sosial
Lingkungan sosial adalah lingkungan masyarakat baik kelompok besar atau kelompok kecil.
2. Lingkungan personal
Lingkungan personal meliputi individu-individu sebagai suatu pribadi berpengaruh terhadap
individu pribadi lainnya.
3. Lingkungan alam (fisik)
Lingkungan Alam ( Fisik ) meliputi semua sumber daya alam yang dapat diberdayakan sebagai
sumber belajar.
4. Lingkungan kultural
Lingkungan cultural mencakup hasil budaya dan teknologi yang dapat dijadikan sumber belajar
dan yang dapat menjadi factor pendukung pengajaran yaitu sistem nilai, norma, dan adat
kebiasaan.
Dalam menciptakan lingkungan belajar yang baik guru harus memiliki kemampuan dan
keterampilan juga memiliki strategi dalam:
1. Menata kehidupan kelompok dalam prosedur belajar mengajar yang memiliki empat
tingkatan yakni; dari konkret menuju ke abstrak, dan dari abstrak menuju ke konkret.
Tingkatan-tingkatan belajar itu adalah sebagai berikut :
a. Tingkat 1 : Belajar langsung melalui masyarakat yang dilaksanakan dalam bentuk
karyawisata, survey, dan pengabdian social.
b. Tingkat 2 : Belajar langsung melalui kegiatan-kegiatan ekspresi, seperti menggambar, menari
dan drama.
c. Tingkat 3 : Belajar tak langsung melalui alat audio visual, seperti peta, model grafik, film,
televise, radio, dan internet.
d. Tingkat 4 : Belajar tak langsung melalui symbol kata, seperti buku, ceramah, diskusi dan
lain-lain.

You might also like