You are on page 1of 10

BAB XI SPESIFIKASI TEKNIS

SPESIFIKASI TEKNIS


PASAL .01. URAIAN UMUM.

01. Pekerjaan yang dilaksanakan adalah :
PEMBANGUNAN GUDANG CADANGAN PANGAN PEMERINTAH KABUPATEN DESA
BUMIREJO KEC. MARGOREJO KABUPATEN PATI secara garis besar yang akan
dikerjakan adalah :

I. PEKERJAAN PERSIAPAN
II. PEKERJAAN TANAH
III. PEKERJAAN PASANGAN
IV. PEKERJAAN BETON
V. PEKERJAAN PLESTERAN
VI. PEKERJAAN LANTAI
VII. PEKERJAAN KOSEN ALUMINIUM,KUNCI DAN KACA
VIII. PEKERJAAN BESI DAN ALUMINIUM
IX. PEKERJAAN LISTRIK
X. PEKERJAAN SANITASI
XI. PEKERJAAN PENGECATAN

02. Pelaksanaan berdasarkan atas Pedoman Teknis Pembangunan antara lain :
Spesifikasi Bahan Bangunan :
Pondasi : Pondasi footplat dan lajut batu kali
Sloof, kolom, Balok : Beton bertulang
Dinding : Pas. Batu bata Batu
Plesteran : Camp 1:3:10 dan Camp !:4
Pintu : Besi + Accessories Komplit
Lantai : Rabat beton 1 Pc : 3 Ps : 5 Kr
Kuda-kuda : Rangka atap Baja
Penutup Atap : Asbes gelombang
Pekerjaan Cat-catan : Mengecat kayu, tembok
Dan masih banyak ( disesuaikan dengan kebutuhan / petunjuk teknis )
03. Gambar Kerja
04. RKS ( Rencana Kerja dan Syarat-syarat ).
05. Gambar tambahan dan perubahan dalam Berita Acara anwijzing / Addenda dokumen
Pelaksanaan untuk Pedoman pelaksanaan dilapangan.
Petunjuk serta perintah Kuasa Pengguna Anggaran pada waktu atau sebelum ber-
langsungnya pekerjaan, termasuk hal yang ini adalah pekerjaan-pekerjaan tambah /
kurang yang timbul dalam pelaksanaan. Namun demikian semuanya harus di
konsultasikan terlebih dahulu kepada Kuasa Pengguna Anggaran
06. Perbedaan ukuran :
Bila terdapat perbedaan ukuran atau ketidaksesuaian antara :
a. Gambar rencana dengan detail, maka yang mengikat adalah gambar yang skala lebih
besar
b. Gambar dengan bestek, yang berlaku adalah tau pentunjuk / penjelasan dari
Pengguna Jasa
c. Bila pada gambar terlukis, sedang dalam bestek tidak disebutkan, maka gambar yang
mengikat.
d. Bila dalam bestek disebutkan, sedang dalam gambar tidak dilukiskan, maka yang
mengikat adalah bestek. Meskipun demikian, hal-hal yang tersebut di atas harus
diberitahukan kepada Kuasa Pengguna Anggaran untuk mendapatkan persetujuan
sebelum dilaksanakan.


BAB XI SPESIFIKASI TEKNIS




PASAL 02. PEKERJAN PERSIAPAN.

01. Tempat pekerjaan diserahkan kepada Kuasa Pengguna Anggaran / dalam keadaan
seperti pada waktu penjelasan di lapangan
02. Kerusakan jalan masuk menuju lokasi dan tempat pekerjaan yang disebabkan oleh
pelaksanaan pembangunan ini menjadi tanggung jawab Pemborong yang bersangkutan,
untuk itu diharapakan Pemborong minta ijin kepada pemilik yang bersangkutan untuk
mendapatkan dispensasi pemakaian jalan menuju lokasi.
03. Pembersihan dan perataan / keprasan tanah pada daerah yang direncanakan pekerjaan
keprasan / urugan, pembabatan semak, penutupan lubang, penimbunan daerah-daerah
rendah, pembuangan humus dan tanah yang mengandung bahan-bahan organic
minimum sedalam 20 cm.

PASAL 03. AIR KERJA

Air yang digunakan dalam Pembangunan haruslah air tawar yang bersih dan bebas dari zat
organic, bebas Lumpur, serta mempunyai PH yang normal dan harus disetujui oleh Kuasa
Pengguna Anggaran / Kuasa Pengguna Anggaran dan dianjurkan untuk bekerjasama
dengan pihak terkait.

PASAL 04. PEKERJAAN TANAH GALIAN DAN URUGAN

01. Pekerjaan Galian
a. Pekerjaan galian boleh dilaksanakan setelah papan patok / bouwplank dengan
penandaan sumbu ke sumbu selesai diperiksa dan disetujui oleh direksi .
b. Dalamnya galian untuk lubang pondasi harus sesuai dengan gambar kerja.
c. Dasar galian harus dikerjakam dengan teliti sesuai dengan ukuran gambar kerja
dan dibersihkan dari segala kotoran. Bilamana Pemborong melakukan penggalian
yang melebihi dari apa yang ditetapkan, maka pemborong harus menutupi
kelebihan tersebut dengan urugan pasir yang dipadatkan dan disiram air tiap
ketebalan 15 cm lapis demi lapis sampai mencapai lapis yang dibutuhkan, dan
semua tambahan ditanggung Pemborong.
d. Galian dilaksanakan sesuai petunjuk direksi / dan sesuai kebutuhan.
02. Pekerjaan Urugan
a. Pekerjaan urugan untuk perbaikan tanah menggunakan tanah urug harus
mencapai titik peil yang dikehendaki.
b. Urugan tanah kembali lubang pondasi dilakukan setelah dilakukan pemeriksaan
pekerjaan pondasi.
c. Semua pekerjaan urugan harus dipadatkan dengan mesin pemadat (stamper) dan
tidak dibenarkan hanya menggunakan timbris , kecuali pada bagian-bagian
tertentu.
d. Lapis sirtu untuk pekerjaan urugan yang tebalnya lebih dari 30 cm maka
pemadatannya dilakukan lapis demi lapis setiap kurang lebih ketinggian 20 cm.

PASAL 05. PEKERJAAN PONDASI BATU KALI

01. Pondasi Batu Belah :
a. Sebelum pondasi dipasang, jika parit-parit tergenang air, maka air tersebut harus
dikuras / dipompa keluar hingga kering.
b. Sebelum dipasang aanstamping batu, bekas dasar galian harus diberi lapisan pasir
setebal 10 cm padat.
c. Aanstamping dibuat dari batu belah kosongan yang berdiri ( diatur tegak ) dan
rapat, sehingga merupakan jaringan ceracah setebal 20 cm dan tidak ada batu
yang bertumpuk.
d. Sela-sela antara batu belah tersebut diisi dengan air sampai padat, sehingga
permukaan menjadi rata dan datar sebagai lantai kerja dan disiram air sampai
merata.
BAB XI SPESIFIKASI TEKNIS




e. Pondasi dibuat batu belah sebesar maksimum 20 cm dengan adukan spesi 1 Pc : 3
Kp : 10 Ps.
02. Pondasi Rollag.
Pondasi Rollag dari pasangan batu merah dengan spesi 1 Pc : 3 Ps yang dibawahnya
diberi lapisan pasir pasang setebal 10 cm.

PASAL 06. PEKERJAAN PASANGAN TEMBOK

01. Pasangan batu bata dengan adukan 1 Pc : 4 Ps dipergunakan pada :
- Dinding batu bata di atas balok beton sloof, setinggi 20 cm dari permukaan lantai.
- Dinding yang terbuka atasnya dari tepi atas sampai ke arah bawah sampai 15 cm.
- Pasangan rollag di atas kosen-kosen dengan bentangan < dari 110 cm.
- Bagian bagian lain yang ditetapkan dalam gambar atau menurut petunjuk
Konsultan Pengawas.
02. Pemasangan batu bata dengan campuran 1 Pc : 4 Ps untuk semua pasangan batu bata
batu bata sebelum di pasang harus direndam dalam mair terlebihndahulu sampai jenuh.
03. Pasangan batu bata dilakukan bertahap, setiap tahap ditunggu sampai kuat betul
minimal 1 hari untuk pasangan berikutnya.
04. Batu bata yang kurang dari (setengah) tidak boleh dipasang kecuali pada bagian-
bagian tertentu yang membutuhkan.
05. Siar harus dikorek sebelum diplester dan pasangan batu bata yang menempel dengan
beton tidak boleh tembus pandang.
06. Setiap pasangan batu bata seluas 12 m
2
harus diperkuat dengan kolom-kolom praktis.

PASAL 07. PEKERJAAN BETON BERTULANG

Pekerjaan yang harus dilaksanakan adalah :
a. Pembuatan beton tak bertulang
b. Pembuatan Struktur bangunan beton bertulang.

Persyaratan umum ;
01. Beton tak bertulang dengan spesi 1 Pc : 3 Ps : 5 Split
02. Beton bertulang dengan campuran 1 Pc ; 2 Ps : 3 Kr atau mutu K.225 dengan
pembesian bervariasi menurut gambar.
03. Pembuatan cetakan beton (begisting) dari kayu kalimantan
04. Konstruksi harus menggunakan Peraturan-peraturan / normalisasi yang berlaku di
Indonesia seperti PBI, PMI, PKKI dan lain-lain.

Peraturan beton:
- Syarat-syarat bahan untuk pekerjaan beton PBI 1971 NI-2 bagian pasal 21 sampai
dengan pasal 39.
- Syarat-syarat pelaksanaan pekerjaan beton berpedoman pada PBI 1971 NI-2 bab 13
pasal 8.1 sampai dengan pasal 8.17
- Perhitungan untuk pekerjaan beton bertulang berlaku PBI 1971 NI-2 bab 5 pasal 52.
- Kualitas campuran beton bertulang minimum harus memenuhi syarat K.225.
Persyaratan pelaksanaan pekerjaan :
01. Adukan beton terdiri dari 2 (dua) jenis antara lain:
a. Adukan beton beton spesi 1 Ps : 3 Ps : 5 Kr untuk beton tak bertulang.
b. Adukan beton bertulang dengan spesi 1 Pc : 2 Ps : 3 Kr untuk struktur dan praktis
untuk rangka seluruh bangunan di atas / di bawaqh pondasi.
02. Semua perbandingan takaran diatas adalah dalam keadaan kering dan tkaran standart
perlu mendapatkan pengesahan dari Direksi dan Konsultan Pengawas.
03. Tulangan.
a. Membengkok dan meluruskan tulangan untuk beton bertulang harus dilakukan
dalam keadaan dingin, batang tulangan harus dipotong dan dibengkokkan sesuai
dengan gambar dipakai dia. 12 mm.
BAB XI SPESIFIKASI TEKNIS




b. Tulangan harus bebas dari kotoran dan karat serta bahan-bahan lain yang
mengurangi daya lekat.
c. Jumlah luas penempang besi beton harus sama seperti tercantum dalam gambar dan
perhitungan. Bila dipakai besi beton kurus, maka jumlah batang-batang harus
ditambah sehingga jumlah luas yang ditentukan terpenuhi/dalam hal ini harus
dimintakan persetujuan secara tertulis terlebih dahulu.
d. Tulangan harus dipasang sedemikian rupa sebelum dan selama pengecoran tidak
berubah kedudukannya.
e. Tulangan melengkung tidak boleh menempel pada papan cetakan atau tumpuan
lain. Untuk itu harus dibuat beton decking dengan tebal 2 cm dan pemasangannya
sesuai dengan PBI 1971.
04. Bahan-bahan :
a. Semen.
Semen yang dipakai harus Portland Cement dari merk yang disetujui dan yang
dalam segala hal memenuhi persyaratan beton tersebut diatas. Dalam pengangkutan,
semen harus terlindung dari hujan, Zak (kantong) asli dari pabriknya dalam
keadaan tertutup rapat dan harus tersimpan dalam gudang yang cukup ventilasinya.
Penimbunan semen di dalam gudang harus dilakukan diatas balai-balai balok kayu,
sehingga tidak terkena rembesan uap air tanah/lantai. Penimbunan semen tidak
boleh ditumpuk lebih dari 2
meter dan tiap pengiriman baru harus dipisahkan dan diberikan tanda-tanda
dengan maksud agar pemakaian semen dilakukan menurut urutan pengiriman.
b. Agregat halus (butiran pasir)
Agregat harus keras, bebas Lumpur, bersih dari/tidak boleh tercampur tumbuh-
tumbuhan, biji-bijian, akar-akaran, yang nantinya akan merusak bentuk/kualitas
beton, sehingga mempengaruhi kekuatannya. Pasir beton yang dipakai dapat dilihat
pada lampiran penggunaan bahan material lembar akhir bestek ini.
c. Air
Air untuk adukan dan perawatan beton harus bersih dan bebas dari bahan-bahan
yang bersifat merusak beton dan baja tulangan atau campuran, yang
mempengaruhi daya lekat semen. Sebaiknya air yang digunakan untuk mengaduk
beton adalah air bersih yang dapat diminum.
05. Persiapan pengecoran.
a. Mulai pengecoran harus sepengetahuan dan seijin Direksi Proyek dan Konsultanh
Pengawas.
b. Sebelum mengadakan pengecoran semua cetakan dibersihkan dari segala macam
kotoran.
c. Cetakan harus datar dan tegak lurus, cetakan tidak ada yang bocor dan harus kokoh
sehingga kedudukan dan bentuknya tetap, tidak bergetar maupun bergeser pada
waktu dan setelah pengecoran, tetapi mudah dibongkar. Cetakan dibuat dari kayu
Kalimantan tebal 3 cm dan antara papan dan balok harus rapi, rapat dan kuat.
d. Sebelum pengecoran, penulangan diteliti kembali dan disesuaikan gambar. Kalau
ada yang bengkok/berubah posisinya harus segera dibetulkan.
e. Perubahan/penambahan penulangan dan ukuran beton atau perbedaan pelaksanaan
dengan gambar kerja harus sepengetahuan dan persetujuan Konsultan Perencana
dan Konsultan Pengawas.
06. Pengecoran.
a. Untuk pengecoran beton harus mendapat ijin dari pengawas lapngan.
b. Perbandingan adukan harus sesuai dengan ukuran yang diminta.
c. Takaran harus dibuat baik dan kuat, sebelum dipakai harus dimintakan persetujuan
Konsultan Pengawas seperti ukuran yang telah tercantum diatas.
d. Pengadukan minimum 10 menit setelah semua bahan-bahan masuk dalam drum
pengaduk. Setelah selesai pengadukan, adukan beton harus memperlihatkan
susunan dan warna yang sama.
e. Adukan beton harus sudah dicor sebelum waktu 10 (sepuluh) menit setelah
pengadukan dengan air dimulai.
f. Penggunaan bahan-bahan pembantu harus terlebih dahulu disetujui oleh Kuasa
Pengguna Anggaran / Kuasa Pengguna Anggaran/Konsultan Pengawas.
BAB XI SPESIFIKASI TEKNIS




07. Pembongkaran.
Pembongkaran semua cetakan beton harus sesuai dengan peraturan yang berlaku.

PASAL 08. PEKERJAAN PLESTERAN

01. Semua pasangan dinding bata merah yang kelihatan harus di plester dengan ketentuan :
Pasangan dinding batu merah campuran 1 Pc : 3 Kp : 10 Ps , diplester dengan
adukan yang sama.
Pasangan batu merah 1 Pc : 3 Ps, diplester dengan adukan yang sama denngan batu
merahnya, Tebal plesteran tidak boleh kurang dari 2 cm.
02. Semua pekerjaan beton bertulang yang terlihat dimana permukaannya kelihatan harus
diplester dengan campuran 1 Pc :3 Ps dengan tebal tidak boleh kurang dari 2 cm,
kecuali ditentukan lain.
03. Semua pasangan yang akan dimulai diplester harus sudah disiram air sampai basah dan
bersih dari kotoran-kotoran.
04. Plesteran harus menghasilkan bidang yang rata serta spoengan harus kelihatan rapi.
Dimana setiap sponengan harus menghasilkan garis yang lurus. Lain-lain sesuai gambar
untuk itu dan sesuai dengan petunjuk Direksi. Untuk sponengan digunakan adukan
spesi 1 Pc : 3 Ps.
05. Dinding batu merah yang akan diplester sebelumnya nat-natnya harus dikerok dahulu,
dibasahi air baru diplester.
06. Pekerjaan plesteran baru boleh dikerjakan sesudah bangunan tertutup atap.

PASAL 09. PEKERJAAN LANTAI / UBIN KERAMIK

Lingkup pekerjaan meliputi :
01. Merngurug dasar lantai dengan pasir dengan ketebalan sesuai gambar.
02. Membuat dasaran lantai dengan pasangan beton cor 1:3:5 setebal sesuai gambar,
minimal 1 3 (minus tiga) cm dari rencana peil NOL ( 0.00) lantai.
03. Pemasangan ubin lantai dengan ubin keramik putih polos ukuran 30 x 30 cm ; lantai
KM/WC 20 x 20 cm ; dinding dapur menggunakan keramik 20 x 25 cm.

Syarat pelaksanaan pekerjaan :
01. Secara keseluruhan ubin lantai digunakan ubin keramik ukuran 30 x 30 cm dengan
kualitas baik dan telah mendapatkan persetujuan tertulis dari Kuasa Pengguna
Anggaran .
02. Sebelum lantai ubin dipasang, pada tanah asli dipasang dasaran pasir kocoran
dipadatkan dengan mesin pemadat sehingga menghasilkan permukaan yang rata.
03. Setelah didapatkan permukaan yang rata dan padat, selanjutnya diatasnya dipasang
beton cor (bodeman) setebal minimal 5 (lima) cm untuk alas pemasangan ubin.
04. Setelah ubin terpasang dengan baik dan telah mendapatkan persetujuan secara tertulis
dari Direksi dan Pengawas lapangan menyatakan baik, baru dimulai pekerjaan
pengolotan (cor nat dengan pc), hingga menghasilkan nat-nat yang sama lebarnya dan
rata. Sebelum pekerjaan pembersihan kolotan selesai, maka pekerjaan pembersihan
kolotan harus tetap diteruskan hinga betul-betul bersih walaupun jam kerja telah usai.
Penundaan pembersihan sisa kolotan akan berakibat sulitnya pembersihan sisa semen
tersebut.
05. Seluruh bidang permukaan ubin selesai terpasang harus datar, nat-natnya merupakan
garis lurus vertical/horizontal.
06. Pemasangan ubin dapat dilaksanakan setelah pemasangan atap dan plafond selesai.
07. Ubin yang telah digunakan harus mendapat persetujuan Konsultan Pengawas.
08. Ubin yang cacat, retak tepinya, noda atau cacat warna tidak boleh dipasang dan harus
disingkirkan dari lapangan pekerjaan. Jika sudah terpasang harus dibongkar dan
diganti.
09. Rabat keliling menggunakan rabat kerikil tebal 5 cm.


BAB XI SPESIFIKASI TEKNIS




PASAL 10. PEKERJAAN KONSTRUKSI BAJA

1. Sebelum Kontraktor memesan bahan, harus memberikan contoh bahan dan shop
drawing kepada direksi pekerjaan untuk mendapatkan persetujuan.
2. Bahan penutup atap sebelum dipasang harus diseleksi terlebih dahulu, dan bahan yang
dipasang harus sesuai dengan contoh yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
3. Mutu Baja Untuk Kontstruksi kuda-kuda baja harus menggunakan baja Bj 37 (oy =
2400 Kg / Cm)
4. Kuda-kuda menggunakan IWF, Canal C Double, ataupun baja siku ukuran sesuai
gambar rencana.
5. Gording menggunakan baja IWF, Canal C Doubel , ataupun baja siku ukuran sesuai
gambar rencana.
6. Untuk Perkuatan antar gording dipasang besi beton polos diameter 12 mm dengan
jarak 2 m, bentuk pemasangan harus sesuai dengan gambar rencana.
7. Untuk perkuatan antar Kuda-kuda baja yang satu dengan yang lain dipasang ikatan
angin (trekstang dengan menggunakan besi beton polos diameter 12 mm.
8. Sambungan antar prifil baja menggunakan baut diameter 12 mm dan plat buhul tebal 8
mm dengan mutu baja 37 (oy = 2400 kg / Cm dan peasangan baut harus kuat dan
jumlahnya harus sesuai dengan gambar rencana.
9. Plat buhul pada tiap sambungan baja harus dilas dengan baik.
10. Sebelum dipasang rangka baja harus dicat meni dahulu supaya tidak berkarat.
11. Pemasangan baut harus kuat dan jumlahnya sesuai dengan gambar rencana.

PASAL 11. PEKERJAAN PENUTUP ATAP

1. Bahan
a. Penutup atap menggunakan galvalum gelombang tebal 0,3 mm yang didatangkan
harus mempunyai bentuk yang utuh, tidak cacat, tidak retak , galvalum yang cacat
tidak boleh dipasang sebagai penutup atap.
b. Pemasangan dimulai setelah pemasangan rangka atap benar-benar sewarna sudah
selesai dan sudah mendapat persetujuan Direksi.
c. Pemasangan galvalum harus benar-benar rata, rapi dan tidak melengkung.
2. Syarat-syarat Pelaksanaan
a.Pemasangan penutup atap harus lurus, rapi sehingga hasilnya baik, pola
pemasangan harus sesuai petunjuk-petunjuk pabrik.
b. Pemasangan bubungan harus lurus, rapi dan sesuai ketentuan.

PASAL 12. PEKERJAAN BESI, PENGGANTUNG DAN PENGUNCI

Lingkup pekerjaan meliputi :
01. Pemasangan penggantung serta pengunci harus sesuai dengan bestek gambar yang ada
baik ukuran maupun bentuk.
02. Merk daripada Penggantung serta pengunci adalah kualitas baik
03. Pemasangan harus kokoh dan kuat serta mudah digunakan
04. Pada pekerjaan besi harus diperhatikan benar mutu besi serta bentuk dan hindari dari
yang berkarat.

PASAL 13. PEKERJAAN PINTU, JENDELA, DAN KACA

a. Untuk Kusen, Pintu, memakai Aluminium Silver 4
Untuk Kusen Jendela dan Boven Aluminium Silver 3
b. Untuk semua jenis pintu, jendela dan boven mengikuti gambar rencana baik ukuran dan
pemakaian..

PASAL 14. PEKERJAAN LISTRIK

Lingkup pekerjaan meliputi :
01. Pemasangan Listrik baru 900 VA
BAB XI SPESIFIKASI TEKNIS




02. Pasang box MCB komplit
03. Pasang Stop kontak beserta instalasinya
04. Pasang pipa pengaku lampu gantung diameter 0,5
05. Pasang kap lampu gantung dan assesoris
06. Pasang Lampu PLC spriral 23 watt dan 13 watt beserta instalasinya
07. Pasang lampu pijar 5 watt beserta instalasinya.

Syarat-syarat Pelaksanaan :
01. Pemasangan instalasi listrik yang harus dikerjakan adalah memasang instalasi listrik
lengkap dengan 1 (satu) unit box sekring siap menyala.
02. Semua komponen harus memenuhi persyaratan dari AVE, PUIL 77 Standart PLN dan
persyaratan keselamatan kerja serta peraturan lain dari instansi yang berwenang.
03. Semua pekerjaan instlasi listrik pelaksanaannya dapat diserahkan pada instalatur listrik
yang berbadan hukum dan yang telah mendapat pengesahan PLN serta disetujui oleh
Pejabat Pembuat Komitmen.
04. Pengurusan untuk memperoleh ijin yang mungkin diperlukan untuk instalasi ini
dibebankan kepada Pemborong lengkap dengan segala pembiayaannya , untuk dan atas
nama sekolah.
05. Tempat titik penerangan, stop kontak, jenis titik lampu dan lain-lain sesuai dengan
gambar perencanaan.
06. Instalasi listrik dipasang dengan diperhitungkan untuk dipergunakan pada tegangan
220 Volt.
07. Semua komponen harus dalam keadaan baru dan baik menurut penilaian Pengawas,
komponen tersebut sekualitas Broco/Vimar.
08. Pada prinsipnya instalasi bersifat tertanam seperti pipa listrik, saklar, stop kontak dan
sebagainya. Dalam hal ini termasuk pemasangan/pengadaan lampu-lampu dengan jenis
lampu pijar dengan daya 25 Watt, dan pemasangan dengan jumlah sesuai gambar.
a. Sakelar dan stop kontak :
Sakelar dipasang inbow ketinggian 150 cm dari permukaan lantai. Bingkai harus
rata dengan tembok
Stop Kontak harus berkekuatan 10 s/d 15 Ampere 500 Volt. Stop Kontak
dipasang pada ketinggian 150 cm dari permukaan lantai
b. Semua fitting harus memenuhisyarat sebagai berikut :
Harus lurus bentuknya betul dan dibuat dari bahan yang tahan karat
Semua fitting yang sejenis harus diperoleh dari satu pabrik dan
bentuk/warnanya sama.
c. Kabel:
Kabel yang digunakan harus baru dan dikirim ketempat pekerjaan dalam bungkus
asli, jenis isolasi, nomor dan jenis kabel serta merk dagangnya harus sama.
Penampang kabel minimum 2,5 mm dan semua kawat harus dalam keadaan baru
09. Pengujian :
Semua instalasi listrik setelah selesaiharus diadakan uji coba untuk menentukan apakah
kerjanya sempurna. Dalam segala hal memenuhi syarat-syarat dan peraturan-peraturan
yang ditentukan.

PASAL 15. PEKERJAAN PLUMBING DAN SANITASI

Pengadaan Instalasi Air Bersih dan Air Kotor
Pekerjaan ini meliputi:
a. Pengadaan air bersih diperoleh dari instalasi yang sudah ada.
b. Pendistribusian air ke dalam bangunan sesuai dengan gambar bestek yang sudah ada.
c. Jenis pipa yang digunakan untuk instalasi air bersih adalah pipa PVC sekualitas merk
MASPION atau PVC kualitas AW, Knee, Sock, dan T sock harus digunakan dengan merk
yang sama dengan pipa PVC.
d. Jenis pipa yang digunakan untuk instalasi air kotor adalah pipa PVC sekualitas merk
MASPION atau PVC kualitas minimal D, Knee, Sock, dan T sock harus digunakan
dengan merk yang sama dengan pipa PVC.
BAB XI SPESIFIKASI TEKNIS





Pemasangan:
a. Pemasangan pipa dalam bangunan harus tidak kelihatan dari luar.
b. Untuk pemasangan pipa di luar bangunan pipa harus diklem supaya tidak bergerak
atau kedudukannya kuat.
c. Setiap pemasangan pipa dan knee/sock yang berdrat digunakan seal tape minimal 3
(tiga) lapis sehingga sambungan benar-benar kuat dan kedap.
d. Sedangkan untuk menyambung pipa yang tidak berdrat digunakan lem PVC yang
dioleskan lem pada kedua bidangnya yang akan isambungkan sampai merata dan jika
disambung diterapkan lem PVC yang dioleskan harus merembes keluar menutup
melingkar dan kering sebagai sambungan kedap air.
e. Pengetesan kebocoran harus dilakukan dengan tkanan atm, dimana dalam jangka
waktu tertentu tidak menunjukkan penurunan.
f. Melaksanakan pekerjaan harus sesuai dengan gambar-gambar.
g. Pemasangan pipa air bersih sampai mengalir.
h. untuk pasangan kran dipasang yang berkualitas baik, jumlah dan pemasangan sesuai
dengan gambar.
i. Pembuangan air kotor mengikuti saluran sanitasi yang sudah ada
j. Pekerjaan pemasangan closet digunakan closet duduk keramik/closet jongkok sesuai
dengan gambar.
k. Pekerjaan bak air Kamar Mandi/WC dengan pasangan bata dilapisi keramik 20 cm x
20 cm, dengan letak sesuai dengan gambar.


Pekerjaan Pemasangan Septictank, Bak Kontrol
a. Septitank dipasang dengan batu merah dengan campuran 1 Pc : 4 Ps dan diplester
maksimum tebal plesteran 2 cm.
b. Bagian atas dari septitank ditutup dengan plat beton bertulang menurut PB. 1971.
c. Septitank diberi bak kontrol dan pipa udara dari pipa besi 1,5 setinggi 2,50 m dan
dibuat sesuai dengan ukuran gambar detail.

PASAL 16. PEKERJAAN CAT

1. Bahan
a. Pengertian cat disini meliputi antara lain :
1.Cat kayu BEE BRAND, PUMA sekualitas.
2.Cat tembok DECOLITH, SANLEK WONDER sekualitas.
3. Cat plafond DECOLITH, SANLEK WONDER sekualitas
Pemakaian cat baik untuk dasar cat maupun pengecat akhir dipakai cat produksi
terbaik.
b. Cat / plamur yang dibutuhkan atau didatangkan harus dalam keradaan utuh
dan dalam kemasan kaleng, tertera nama perusahaan dan masih tersegel utuh.
c. Semua cat yang dipakai harus mendapat persetujuan pengawas.
d. Plamur dan dempul untuk pekerjaan cat, jenis meni yang digunakan merk yang
sama dengan merk yang dipilih.
e. Cat meni digunakan pada semua kayu yang akan dicat, jenis meni yang
digunakan disesuaikan dengan cat yang akan dioleskan diatasnya.
f. Bahan pengecer cat kayu digunakan sekualitas afduner dan harus minta
petunjuk pengawas.
2. Macam Pekerja
a. Mengecat dengan cat tembok dinding exterior dan interior sesuai dengan
petunjuk gambar bestek.
b. Mengecat pada kayu pada bidang permukaan kayu yang nyata-nyata harus
dicat sepeti petunjuk pada gambar termasuk usuk expose dan gording expose.
c. Mencat meni semua kayu yang akan dicat kayu.
3. Cara Pelaksanaa
a. Cat Tembok Bidang yang akan dicat sebelumnay dibersihkan dengan cara
menggosok memakai kain yang dibasahi dengan air, setelah kering didempul
BAB XI SPESIFIKASI TEKNIS




pada bidang yang berlobang sehingga permukaan rata dan licin yang kemudian
dicat paling sedikit 2 (dua) kali dengan roller sampai baik.
b. Cat Kayu Menggunakan cara seperti petunjuk dari pabrik atau sebelum
pekerjaan cat dimulai, kayu harus kering dan digosok dengan kertas amplas
sehingga permkaan menjadi rata dan bagian-bagian yang berlobang didempul
selanjutnya diamplas sampai permukaan halus dan licin kemudian dicat
minimum 2 (dua) kali
c. Pengecatan dilakukan ditempat yang bebas dari matahari langsung.

PASAL 17. PERSYARATAN BAHAN DAN PERALATAN PEMBANGUNAN

01. Ketentuan umum
a. Semua bahan yang diperlukan harus dengan ketentuan-ketentua Spesifikasi Bahan
Bangunan SK SNIS-04-1989-F atau ketentuan yang sudah diatur dalam bidang
pembangunan pada umumnya.
b. Semua bahan-bahan ataupun perlengkapan yang dipakai, dipasang ataupun
dikerjakan dalam pembangunan ini harus seijin dengan Direksi
c. Bahan alat-alat perlengkapan yang telah dibeli oleh Pemborong untuk pekerjaan ini,
diletakkan ditempat yang mudah diperiksa oleh Direksi. Untuk itu Pemborong wajib
mempersiapkan segalanya agar pemeriksaan tersebut terlaksana.
02. Air untuk pembangunan.
Untuk pembangunan, air yang digunakan haruslah air tawar yang bersih dan bebas
dari mineral zat organic, bebas Lumpur, larutan air kali dan lain-lain.
03. Semen Portland
Untuk beton struktur dipakai sekualitas semen Nusantara yang memenuhi persyaratan
NI8.
04. Pasir, Split dan Bekisting
a. Pasir harus bersih dan bebas kotoran
b. Split harus pecahan dan bebas dari kotoran
c. Kayu Bekisting dari kayu sedemikian rupa, harus sesuai dengan PBI 1971, kuat dan
cukup tebal sehingga gejala melengkung tidak terjadi
05. Kayu
Untuk semua pekerjaan harus digunakan kayu kualitas baik, kering tua serta lurus.
Kayu jenis kalimantan harus diawetkan dengan teer atau residu dan kayu yang
dipergunakan memenuhi persyaratan : SNI 03-2445-1991 dan SNI 03-3527-1994.
06. Batu bata
Menggunakan batu bata dari persetujuan Direksi
07. Kapur
Kapur yang dipergunakan dari kapur kualitas baik dan harus memenuhi syarat yang
tercantum dalam SNI 03-2097-1990.
08. Ubin
Lapisan atas ubin minimum 2 (dua) mm kepala basah, warna corak merk ubin yang
akan digunakan ditentukan oleh Direksi/Unsur Teknis. Untuk itu Pemborong
mengajukan contoh-contoh ubin pabrik tersebut di atas, sesuai dengan SNI 03-0028-
1987
09. Eternit
Etrnit plat 100 x 100 cm untuk langit-langit dipakai sekualitas cap Kerang Super
kualitas baik dan tebal 3 (tiga) mm, sesuai dengan SNI 03-2839-1992.
10. Untuk pekerjaankayu, semua ukuran yang tertera pada gambar, RKS ini adalah ukuran
yang ada di pasaran/perdagangan umum sebelumdiserut. Khusus untuk kosen toleransi
ukuran jadi 5,5 x 11,5 cm

PASAL 18. PEKERJAAN PEMBERSIHAN

Setelah pekerjaan selesai semua permukaan harus bersih dari segala macam kotoran dan
dalam keadaan baik sempurna, serta sisa dari bahan-bahan yang sudah digunakan yang
berupa apapun harus dibersihkan atau dibuang.

BAB XI SPESIFIKASI TEKNIS




PASAL 19. LAIN LAIN

01. Semua bahan-bahan yang akan digunakan dan didatangkan harus sesuai dengan
bestek.
02. Penggunaan bahan-bahan yang tidak sesuai dengan syarat-syarat yang tercantum
dalam gambar / RKS ini, akan ditolak atau dikeluarkan dari lokasi atas perintah direksi
atau pengawas / yang berwenang.
03. Apabila terdapat jenis pekerjaan yang belum diuraikan dalam bestek ini , maka akan
dibetulkan dalam Aanwijzing dan dituangkan dalam Addenda/ Addendum .

Segala sesuatu yang belum tercantum dalam ketentuan tersebut diatas yang berhak
menentukan adalah Pengguna Jasa dalam hal ini Kepala Kantor Ketahanan Kabupaten Pati /
Unsur Teknis.

You might also like