Dalam upaya meningkatkan produktivitas pertanian, pemerintah pusat, provinsi, maupun daerah bisa mengintervensi sektor pertanian dengan menggunakan tiga bentuk kebijakan – kebijakan harga, kebijakan investasi publik, dan kebijakan makroekonomi. Kebijakan makroekonomi hanya bisa diterapkan pada tingkat pusat dan memerlukan analisis tersendiri, oleh para ahli ekonomi makro. Dilain pihak, para ahli ekonomi pertanian melakukan pengkajian tentang pengaruh kebijakan harga dan kebijakan investasi. Namun demikian, dampak kebijakan harga dan kebijakan investasi pertanian dapat dikaji melalui satu pendekatan yang sama yaitu Policy Analysis Matrix (PAM). Hasil analisis PAM dapat menunjukkan pengaruh individual maupun kolektif dari kebijakan harga dan kebijakan faktor domestik. PAM juga memberikan base line information yang penting bagi Benefit-Cost analysis untuk kegiatan investasi di bidang pertanian. Tujuan utama dari Bab ini adalah menjelaskan bagaimana dan mengapa metoda PAM digunakan pada analisis harga maupun analisis proyek.
Dalam upaya meningkatkan produktivitas pertanian, pemerintah pusat, provinsi, maupun daerah bisa mengintervensi sektor pertanian dengan menggunakan tiga bentuk kebijakan – kebijakan harga, kebijakan investasi publik, dan kebijakan makroekonomi. Kebijakan makroekonomi hanya bisa diterapkan pada tingkat pusat dan memerlukan analisis tersendiri, oleh para ahli ekonomi makro. Dilain pihak, para ahli ekonomi pertanian melakukan pengkajian tentang pengaruh kebijakan harga dan kebijakan investasi. Namun demikian, dampak kebijakan harga dan kebijakan investasi pertanian dapat dikaji melalui satu pendekatan yang sama yaitu Policy Analysis Matrix (PAM). Hasil analisis PAM dapat menunjukkan pengaruh individual maupun kolektif dari kebijakan harga dan kebijakan faktor domestik. PAM juga memberikan base line information yang penting bagi Benefit-Cost analysis untuk kegiatan investasi di bidang pertanian. Tujuan utama dari Bab ini adalah menjelaskan bagaimana dan mengapa metoda PAM digunakan pada analisis harga maupun analisis proyek.
Dalam upaya meningkatkan produktivitas pertanian, pemerintah pusat, provinsi, maupun daerah bisa mengintervensi sektor pertanian dengan menggunakan tiga bentuk kebijakan – kebijakan harga, kebijakan investasi publik, dan kebijakan makroekonomi. Kebijakan makroekonomi hanya bisa diterapkan pada tingkat pusat dan memerlukan analisis tersendiri, oleh para ahli ekonomi makro. Dilain pihak, para ahli ekonomi pertanian melakukan pengkajian tentang pengaruh kebijakan harga dan kebijakan investasi. Namun demikian, dampak kebijakan harga dan kebijakan investasi pertanian dapat dikaji melalui satu pendekatan yang sama yaitu Policy Analysis Matrix (PAM). Hasil analisis PAM dapat menunjukkan pengaruh individual maupun kolektif dari kebijakan harga dan kebijakan faktor domestik. PAM juga memberikan base line information yang penting bagi Benefit-Cost analysis untuk kegiatan investasi di bidang pertanian. Tujuan utama dari Bab ini adalah menjelaskan bagaimana dan mengapa metoda PAM digunakan pada analisis harga maupun analisis proyek.
Dalam upaya meningkatkan produktivitas pertanian, pemerintah pusat, provinsi, maupun daerah bisa mengintervensi sektor pertanian dengan menggunakan tiga bentuk kebijakan kebijakan harga, kebijakan investasi publik, dan kebijakan makroekonomi. Kebijakan makroekonomi hanya bisa diterapkan pada tingkat pusat dan memerlukan analisis tersendiri, oleh para ahli ekonomi makro. Dilain pihak, para ahli ekonomi pertanian melakukan pengkajian tentang pengaruh kebijakan harga dan kebijakan investasi. Namun demikian, dampak kebijakan harga dan kebijakan investasi pertanian dapat dikaji melalui satu pendekatan yang sama yaitu Policy Analysis Matri !PAM". #asil analisis PAM dapat menunjukkan pengaruh individual maupun kolekti$ dari kebijakan harga dan kebijakan $aktor domestik. PAM juga memberikan base line in$ormation yang penting bagi %ene$it&'ost analysis untuk kegiatan investasi di bidang pertanian. (ujuan utama dari %ab ini adalah menjelaskan bagaimana dan mengapa metoda PAM digunakan pada analisis harga maupun analisis proyek. Isu dan Tujuan Analisis PAM Metode PAM membantu pengambil kebijakan baik di pusat maupun di daerah untuk menelaah tiga isu sentral analisis kebijakan pertanian. ) *su pertama berkaitan dengan pertanyaan apakah sebuah sistem usahatani memiliki daya saing pada tingkat harga dan teknologi yang ada yakni, apakah petani, pedagang, dan pengolah mendapatkan keuntungan pada tingkat harga aktual. +ebuah kebijakan harga akan merubah nilai output atau biaya input dan dengan sendirinya keuntungan privat. Perbedaan keuntungan privat sebelum dan sesudah kebijakan menunjukkan pengaruh perubahan kebijakan atas daya saing pada tingkat harga aktual !harga pasar". *su kedua adalah dampak investasi publik, dalam bentuk pembangunan in$rastruktur baru, terhadap tingkat e$isiensi sistem usahatani. ,$isiensi diukur dengan tingkat keuntungan sosial !social pro$itability", yaitu tingkat keuntungan yang dihitung berdasarkan harga e$isiensi. *nvestasi publik yang berhasil !misalnya, investasi dalam bentuk jaringan irigasi atau transportasi" akan meningkatkan nilai output atau menurunkan biaya input. Perbedaan keuntungan sosial sebelum dan sesudah adanya investasi publik menunjukkan peningkatan keuntungan sosial. *su ketiga berkaitan erat dengan isu kedua, yaitu dampak investasi baru, dalam bentuk riset atau teknologi pertanian, terhadap tingkat e$isiensi sistem usahatani. +ebuah investasi publik dalam bentuk penemuan benih baru, teknik budidaya, atau teknologi pengolahan hasil akan meningkatkan hasil usahatani atau hasil pengolahan, dan dengan sendirinya meningkatkan pendapatan atau menurunkan biaya. Perbedaan keuntungan sosial sebelum dan sesudah investasi dalam bentuk riset menunjukkan man$aat dari investasi tersebut. 1 PAM, Bab 2, hal. 17-18 Agribisnis-UN!L unang"unsil.ac.i# 1 Lecture 2 of 4 Ketiga tujuan utama dari metode PAM diatas pada hakekatnya adalah memberikan in$ormasi dan analisis untuk membantu pengambil kebijakan pertanian dalam ketiga isu sentral diatas. - +ebuah tabel PAM untuk suatu usahatani memungkinkan seseorang untuk menghitung tingkat keuntungan privat sebuah ukuran dayasaing usahatani pada tingkat harga pasar atau harga aktual. Dengan melakukan hal yang sama untuk berbagai sistem usahatani lainnya memungkinkan kita untuk melakukan urutan !ranking" dayasaing pada tingkat harga aktual untuk berbagai sistem usahatani tersebut. Perhitungan keuntungan privat atau dayasaing ditempatkan pada baris pertama dari sebuah (abel PAM. #asil perhitungan tersebut dapat digunakan sebagai baseline untuk %ene$it&'ost Analysis pada tingkat harga aktual !privat", akan dijelaskan pada petemuan berikutnya. (ujuan kedua dari analisis PAM adalah menghitung tingkat keuntungan sosial sebuah usahatani dihasilkan dengan menilai output dan biaya pada tingkat harga e$isiensi !social opportunity costs". Dengan melakukan hal yang sama untuk berbagai sistem usahatani lainnya memungkinkan kita untuk membuat urutan tingkat e$isiensi dari berbagai sistem usahatani. Perhitungan tingkat keuntungan sosial ditempatkan pada baris kedua dari (abel PAM. #asil perhitungan ini dapat digunakan sebagai in$ormasi dasar !baseline in$ormation" untuk perhitungan social bene$it&cost analysis, pada tingkat harga e$isiensi, akan dijelaskan pada petemuan berikutnya. (ujuan ketiga dari analisis PAM adalah menghitung trans$er e$$ects, sebagai dampak dari sebuah kebijakan. Dengan membandingkan pendapatan dan biaya !untuk selanjutnya akan kita sebut sebagai budget", sebelum dan sesudah penerapan kebijakan, kita bisa menentukan dampak dari kebijakan tersebut. Metoda PAM menghitung dampak kebijakan yang mempengaruhi output maupun $aktor produksi !lahan, tenaga kerja dan modal". Penentuan e$ek trans$er dari sebuah kebijakan ditempatkan pada baris ketiga dari sebuah (abel PAM, seperti diuraikan secara terinci pada %ab .. Beberapa Identitas (Identity) dalam Policy Analysis Matrix +ebuah matri adalah sebuah urutan angka&angka !atau simbol" yang mengikuti dua aturan perhitungan pertama, hubungan angka&angka lintas kolom dan, kedua, hubungan angka&angka lintas baris. Kedua hubungan tersebut disebut sebagai identitas matrik karena kedua hubungan tersebut secara de$inisi benar adanya. / +eorang analis dapat menentukan berbagai identitas pada sebuah matriks selama de$inisinya diterapkan secara konsisten. Matrks PAM terdiri atas dua identitas, identitas tingkat keuntungan !pro$itability identity" dan identitas penyimpangan !divergences identity". *dentitas keuntungan pada sebuah (abel PAM adalah hubungan perhitungan lintas kolom dari tabel !sering juga disebut sebagai matrik" tersebut. Keuntungan dide$inisikan sebagai pendapatan dikurangi biaya. +emua angka diba0ah kolom bernama 1pro$its2 dengan sendirinya identik dengan selisih antara kolom yang berisi 1revenue2 dan kolom yang berisi 1costs2 !termasuk di dalamnya biaya input tradable dan $aktor domestik". 2 PAM, hal $%-$1 $ PAM, hal. 18-1& Agribisnis-UN!L unang"unsil.ac.i# 2 Lecture 2 of 4 *dentitas penyimpangan !divergences identity" adalah hubungan lintas baris dari matrik. Divergensi menyebabkan harga privat suatu komoditas berbeda dengan harga sosialnya. Divergensi meningkat, baik oleh karena pengaruh kebijakan yang distorti$, yang menyebabkan harga privat berbeda dengan harga sosialnya, atau karena kekuatan pasar gagal menghasilkan harga e$isiensi. +emua angka pada baris ketiga dari (abel PAM dide$inisikan sebagai 1e$$ects o$ divergences2 dan sama dengan selisih antara angka pada baris pertama, yang dinilai dengan harga privat !1private prices2", dan angka pada baris kedua, yang dinilai dengan harga sosial !1social prices2". Identitas Keuntungan (Profitability Identity) Keuntungan Privat 3ambar -.). hanya memperlihatkan angka&angka yang ada pada baris pertama dari (abel PAM, yang berisikan nilai&nilai yang dihitung berdasarkan harga privat !harga aktual yang terjadi di pasar". #uru$ A adalah simbol untuk pendapatan pada tingkat harga privat, huru$ % adalah simbol untuk biaya input tradable pada tingkat harga privat, huru$ ' adalah simbol biaya $aktor domestik pada tingkat harga privat, dan huru$ D adalah simbol keuntungan privat. Pen#a'atan Bia(a )euntungan !n'ut *a+tor ,arga Pri-at .harga a+tual/'asar0 Pri-at A B 1 2 osial 2i-ergensi Gambar 2.1. Keuntungan Privat dalam Policy Analisis Matrix Dalam analisis PAM secara empiris, pendapatan dan biaya privat !simbol A, %, dan '" didasarkan pada data yang diperoleh dari usahatani maupun pengolahan hasil. +imbol D, keuntungan privat, diperoleh dengan menerapkan indentitas keuntungan. Menurut kaidah identitas tersebut, D identik dengan A !%4'". 5leh karena itu, keuntungan privat pada PAM adalah selisih dari pendapatan privat dengan biaya privat. 6 Perhitungan keuntungan privat, dari data budget usahatani dan pengolahan hasil, dilakukan untuk mengukur dayasaing. 5leh karena itu, salah satu dampak penting dari kebijakan pertanian dapat ditunjukkan oleh baris pertama (abel PAM. Prosedur untuk menghitung keuntungan privat diuraikan pada %ab /. 7ntuk membandingkan sistem usahatani yang berbeda digunakan rasio. . Dalam menghitung rasio, satuan !seringkali disebut sebagai numeraire", seperti 8upiah per kilogram padi, dihilangkan. 5leh karena itu, perhitungan rasio dilakukan untuk menghindarkan diri dari membandingkan keuntungan per kilogram padi, misalnya, dengan keuntungan per kilogram kedele. 7ntuk membandingkan dayasaing sistem usahatani yang berbeda dihitung private bene$it&cost ratio !P%'8" untuk setiap sistem, dan selanjutnya kedua rasio tersebut dibandingkan. PB13 adalah pendapatan privat dibagi dengan biaya privat, atau PB13 4 A/.B510. 4 PAM, hal. 1&-2% 6 PAM, hal. 26-27 Agribisnis-UN!L unang"unsil.ac.i# $ Lecture 2 of 4 Identitas Keuntungan (Profitability Identity) Keuntungan osial (Social Profits) 3ambar -.-. hanya menyajikan angka&angka yang terdapat pada baris kedua, berisikan angka&angka budget yang dinilai dengan harga sosial !harga yang akan menghasilkan alokasi terbaik dari sumberdaya, dan dengan sendirinya menghasilkan pendapatan tertinggi". #uru$ , adalah simbol pendapatan yang dihitung dengan harga sosial !pendapatan sosial", huru$ 9 adalah simbol biaya input tradabel sosial, huru$ 3 adalah simbol biaya $aktor domestik sosial, dan huru$ # adalah simbol keuntungan sosial. +ebuah negara akan mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi dengan mengedepankan aktivitas&aktivitas yang menghasilkan keuntungan sosial yang tinggi !# positi$ yang besar". Pen#a'atan Bia(a )euntungan !n'ut *a+tor ,arga osial .harga efisiensi0 Pri-at osial 8 * 9 , 2i-ergensi Gambar 2.2. Keuntungan Sosial dalam Policy Analysis Matrix Pendapatan dan biaya pada tingkat harga sosial !simbol ,, 9, dan 3" didasarkan pada estimasi the social opportunity costs dari komoditas yang diproduksi dan input yang digunakan. ,stimasi harga sosial ini kemudian dikalikan dengan jumlah output maupun input yang digunakan !yang juga digunakan untuk menghitung biaya maupun keuntungan privat pada baris pertama (abel PAM". +imbol #, keuntungan sosial, diperoleh dengan menggunakan identitas keuntungan yaitu # : , !943". Dengan demikian keuntungan sosial adalah selisih antara penerimaan sosial !social revenues" dengan biaya sosial !social costs". ; Perhitungan keuntungan sosial, yang dilakukan dengan mengalikan estimasi harga sosial dengan input&output $isik, mengukur tingkat e$isiensi sistem usahatani. Prosedur untuk menghitung keuntungan sosial akan dijelaskan pada uraian berikut, sedangkan uraian yang lebih terinci disajikan pada prtemuan berikutnya. #arga sosial !harga e$isiensi" untuk input maupun output tradabel adalah harga internasional untuk barang yang sejenis !comparable" harga impor untuk komoditas impor, dan harga ekspor untuk komoditas ekspor. Nilai e$isiensi !social opportunity cost" untuk memproduksi satu ton komoditas impor !misalnya, beras untuk *ndonesia" adalah jumlah devisa yang dihemat karena tidak mengimpor satu ton beras. +ama hal nya dengan itu, social opportunity cost untuk memproduksi satu ton komoditas ekspor !misalnya, minyak sa0it untuk *ndonesia" adalah jumlah devisa yang diperoleh dengan mengekspor satu ton komoditas ekspor tersebut. #arga sosial !harga e$isiensi" untuk $aktor domestik !lahan, tenaga kerja, dan modal" juga diestimasi dengan prinsip social opportunity cost. Namun, karena $aktor domestik tidak diperdagangkan secara internasional, sehingga tidak memiliki harga 7 PAM, hal. 2%-22 Agribisnis-UN!L unang"unsil.ac.i# 4 Lecture 2 of 4 internasional, maka social opportunity&costnya diestimasi melalui pengamatan lapangan atas pasar $aktor domestik di pedesaan. (ujuannya adalah untuk mengetahui berapa besar output atau pendapatan yang hilang karena $aktor domestik digunakan untuk memproduksi komoditas tersebut !misalnya beras" dibandingkan dengan apabila digunakan untuk komoditas lainnya !the net best alternative commodity", misalnya tebu atau kedele. 7ntuk membandingkan tingkat e$isiensi komoditas yang berbeda dihitung the social bene$it&cost ratio !+%'8" untuk setiap usahatani, dan kemudian membandingkannya. +%'8 adalah rasio antara pendapatan sosial dengan biaya sosial, atau +%'8 : ,<!943". Identitas !ivergensi (Divergences Identity) 3ambar -./. menampilkan seluruh !dua belas" entry untuk sebuah (abel PAM, yang menggunakan simbol huru$ A sampai =. Pada tabel ini telah ditambahkan baris ketiga, yang disebut sebagai baris e$$ects o$ divergences. +eperti telah diutarakan dimuka, divergences !selanjutnya kita sebut sebagai divergensi" timbul karena adanya distorsi kebijakan atau kegagalan pasar. Kedua hal tersebut menyebabkan harga aktual berbeda dengan harga e$isiensi. > +el dengan simbol huru$ * mengukur tingkat divergensi revenue atau pendapatan !yang disebabkan oleh ditorsi pada harga output", simbol ? mengukur tingkat divergensi biaya input tradabel !disebabkan oleh distorsi pada harga tradabel input", simbol K mengukur divergensi biaya $aktor domestik !disebabkan oleh distorsi pada harga $aktor domestik", dan simbol = mengukur net trans$er e$$ects !mengukur dampak total dari seluruh divergensi". Pen#a'atan Bia(a )euntungan !n'ut *a+tor Pri-at A B 1 2 osial 8 * 9 , 8fe+ 2i-ergensi ! : ) L Gambar 2.3. Identitas Divergensi dalam Policy Analisis Matrix ,$ek divergensi !baris ketiga" dihitung dengan mengunakan identitas divergensi !divergences identity". Menurut aturan perhitungan tersebut, semua entry yang ada di baris ketiga !e$ek divergensi" adalah selisih antara baris pertama !usahatani yang diukur dengan harga aktual atau harga privat" dengan baris kedua !usahatani yang diukur dengan harga sosial". 5leh karena itu, * : A & ,, ? : % 9, K : ' 3, dan = : D #. #al& hal yang menyebabkan terjadinya divergences akan diuraikan pada bagian berikut, sedangkan prosedur dan estimasi empirisnya akan diuraikan secara lebih terincilebih lanjut pada pertemuan selanjutnya. 7 PAM, hal. 22-26 Agribisnis-UN!L unang"unsil.ac.i# 6 Lecture 2 of 4 +alah satu penyebab terjadinya divergensi adalah kegagalan pasar !market $ailure". Pasar dikatakan gagal apabila tidak mampu menciptakan harga yang bersaing, yang mencerminkan social opportunity cost, yang menciptakan alokasi sumberdaya maupun produk yang e$isien. Ada tiga jenis kegagalan pasar yang menyebabkan divergensi. Pertama, monopoli !penjual yang menguasa harga di pasar" atau monopsoni !pembeli menguasai harga pasar". Kedua, negative eternalities !biaya, dimana pihak yang menimbulkan terjadinya biaya tersebut tidak mungkin dibebani biya yang ditimbulkannya" atau positive eternalities !man$aat, dimana pihak yang menimbulkan man$aat tersebut tidak mungkin menerima kompensasi atau imbalan atas man$aat yeng ditimbulkannya tersebut". Ketiga, pasar $aktor domestik yang tidak sempurna !tidak adanya lembaga yang dapat memberikan pelayanan yang kompetiti$ serta in$ormasi yang lengkap". Kebijakan yang e$isien adalah intervensi pemerintah untuk memperbaiki kegagalan pasar sehingga mengapuskan divergensi. Misalnya, regulasi monopoli untuk menurunkan harga penjual !seller prices", menyebabkan harga private dan harga sosial menjadi sama, dan meningkatkan pendapatan. Penyebab kedua dari timbulnya divergensi adalah kebijakan pemerintah yang distorti$. Kebijakan yang distorti$, diterapkan untuk mencapai tujuan yang bersi$at 1non&e$isiensi2 !yaitu pemerataan atau ketahanan pangan", akan menghambat terjadinya alokasi sumberdaya yang e$isien dan dengan sendirinya akan menimbulkan divergensi. (ari$ impor beras, misalnya, bisa diterapkan untuk meningkatkan pendapatan petani !tujuan pemerataan" dan meningkatkan produksi beras dalam negeri !tujuan ketahanan pangan", namun akan menimbulkan kerugian e$isiensi !e$$iciency losses" bila harga beras impor yang digantikannya ternyata lebih murah dari biaya sumberdaya domestik yang digunakan untuk memproduksi beras dalam negeri sehingga akan timbul trade&o$$. Pengambil kebijakan harus memberikan bobot tertentu kepada masing&masing tujuan yang saling bertentangan tersebut, untuk menentukan apakah kebijakan tari$ impor perlu diterapkan atau tidak. +ecara teori, kebijakan yang paling e$isien dapat dicapai apabila pemerintah mampu menciptakan kebijakan yang mampu menghapuskan kegagalan pasar, dan apabila pemerintah mampu mengesampingkan tujuan non&e$isiensi dan menghapuskan kebijakan yang distorti$. Apabila kedua hal tersebut menerapkan kebijakan yang e$isien dan menghilangkan kebijakan yang distrorti$ dapat dilaksanakan, divergensi dapat dihilangkan dan e$ek divergensi !nilai&nilai yang ada di baris ketiga" akan menjadi nol. Pada saat seperti itu, entry yang ada pada baris pertama akan sama dengan yang ada di baris kedua, yakni pendapatan privat, biaya, dan keuntungan akan sama dengan pendapatan sosial, biaya sosial, dan keuntungan sosial !A : ,, % : 9, ' : 3, dan D : #". "esearc# Inputs dan $utputs pada PAM Prinsip&prinsip dan prosedure PAM yang telah diuraikan dimuka akan lebih jelas lagi dengan data&data hasil penelitian di lapangan. Analis PAM hanya perlu memasukkan data sebagian saja dari PAM matriks !disebut sebagai research inputs". Dari )- entry yang ada pada tabel PAM, hanya enam entry saja yang perlu diisi. ,nam sisanya diperoleh dengan menggunakan kedua perhitungan identitas yang telah di bicarakan dimuka, yaitu identitas keuntungan dan identitas divergensi. Agribisnis-UN!L unang"unsil.ac.i# 7 Lecture 2 of 4 "esearc# Inputs untu% &'isiensi dan Analisis Kebija%an 3ambar -.6. menunjukkan keenam kategori research inputs dari analisis PAM yaitu sel&sel dengan simbol A, %, ', ,, 9, dan K. Pen#a'atan Bia(a )euntungan !n'ut *a+tor Pri-at A B C 2 osial E F 9 , 8fe+ 2i-ergensi ! : K L Gambar 2.4. esearc! In"uts dalam Policy Analisis Matrix +ebagian besar dari keenam research inputs diatas diperoleh dari berbagai aktivitas usahatani !budidaya, pemasaran, dan pengolahan". Data pendapatan privat !A" dan biaya privat !%, '" umumnya diperoleh langsung dari data pendapatan dan biaya !budget" usahatani. Data budget ini bersumber dari data sekunder !bersumber dari hasil penelitian orang lain" atau dari data primer !dari survey yang dilakukan sendiri". ,ntry untuk pendapatan sosial !," dan biaya input tradabel !9" sebagian diperoleh dari data budget usahatani dan sebagian lainnya diperoleh dari dokumen pemerintah atau dari sektor industry, seperti diuraikan dengan lebih rinci pada %ab 6. *n$ormasi tentang hubungan input&output $isik !jumlah input per hektar atau per ton output" dianggap sama antara privat dan sosial. Namun, harga sosial akan berbeda dengan harga privat apabila terdapat kebijakan yang bersi$at distorti$ dan kegagalan pasar yang menyebabkan terjadinya divergensi. #arga sosial untuk output tradabel maupun input tradabel adalah harga impor maupun ekspor dari keduanya, yang datanya diperoleh dari dokumen pemerintah maupun sektor industri. Nilai sosial untuk $aktor domestik !3" tidak bisa diperoleh secara langsung di lapangan atau dari dokumen pemerintah !karena tidak ada harga internasional untuk $aktor domestik" namun harus dicari melalui pengkajian pasar $aktor domestik. Pengkajian pasar $aktor domestik dilakukan untuk mengetahui apakah terjadi divergensi pada masing&masing pasar $aktor domestik tersebut yakni apakah ada kebijakan yang distorti$ atau kegagalan pasar yang terjadi. 5leh karena itu, entry untuk divergensi $aktor domestik !K" menjadi sebuah research input, yang nantinya digunakan untuk menduga harga sosial $aktor domestik, dengan mengurangkannya dari harga $aktor domestik privat !baris pertama". "esearc# "esults dari &'isiensi dan Analisis Kebija%an ,nam kategori research results dari analisis PAM !D, 3, #, *, ?, and =" disajikan pada 3ambar -... Pen#a'atan Bia(a )euntungan !n'ut *a+tor Pri-at A B 1 D Agribisnis-UN!L unang"unsil.ac.i# 7 Lecture 2 of 4 osial 8 * G H 8fe+ 2i-ergensi I J ) L Gambar 2.#. esearc! esults dalam Policy Analysis Matrix 8esearch results pada analisis PAM diperoleh dengan menggunakan prinsip& prinsip identitas keuntungan dan identitas divergensi. 8esearch result diperoleh secara langsung dengan menghitung perbedaan atau selisih dari berbagai entry dari research inputs. Dua research results pertama keuntungan privat !D" dan keuntungan sosial !#" diperoleh dengan menggunakan identitas keuntungan !pendapatan dikurangi biaya sama dengan keuntungan". Keuntungan privat !D", mengukur daya saing, sama dengan pendapatan privat !A" dikurangi biaya privat !biaya input tradabel !%" dan biaya $aktor domestik !'"". +ama hal nya keuntungan privat, keuntungan sosial !#" mengukur e$isiensi, sama dengan pendapatan sosial !," dikurangi biaya sosial !biaya input tradabel !9" dan biaya $aktor domestik 3"". Namun, perhitungan keuntungan sosial baru bisa dilakukan bila nilai $aktor domestik sosial !3", yang juga merupakan sebuah research result, telah diketahui. Dua research result lainnya output trans$er !*" dan input tradabel trans$er !?" diperoleh dengan menerapkan identitas divergensi !harga privat dikurangi harga sosial sama dengan e$ek divergensi". 5utput trans$er !*", mengukur implisit pajak atau subsidi atas output, sama dengan pendapatan privat !A" dikurangi pendapatan sosial !,". +ama hal nya dengan itu, trans$er input tradabel !?" mengukur implisit pajak atau subsidi atas input tradabel, sama dengan biaya input tradabel privat !%" dikurangi biaya input tradabel sosial !9". Dua research results yang terakhir harga sosial $aktor domestik !3" dan net trans$er !=" tidak sesederhana research result lainnya. +eperti diuraikan dimuka, harga sosial $aktor domestik !3" diperoleh dengan mengurangi harga $aktor domestik privat !'" dengan divergensi yang menyebabkan timbulnya trans$er $aktor domestik !K". Karena menurut identitas divergensi ' 3 : K maka ' K : 3. 8esult yang terakhir, yaitu Net (rans$er !=", bisa dihitung baik dengan identitas keuntungan !* !? 4 K" : =" maupun identitas divergensi !D # : =". Dengan kata lain, Net (rans$er bisa diartikan sebagai e$ek bersih !the Net ,$$ect" dari seluruh divergensi atau selisih antara keuntungan privat dengan keuntungan sosial. #asil ini dengan sendirinya menunjukkan sejauh mana kebijakan yang distorti$ dan kegagalan pasar secara implisit mensubsidi sistem usahatani !mentras$er sumberdaya kedalam sistem" atau mem&pajak&i !dengan mengambil sumberdaya dari sistem". Agribisnis-UN!L unang"unsil.ac.i# 8