You are on page 1of 8

Lecture 2 of 4

Pengantar Policy Analysis Matrix (PAM)


Dalam upaya meningkatkan produktivitas pertanian, pemerintah pusat, provinsi,
maupun daerah bisa mengintervensi sektor pertanian dengan menggunakan tiga bentuk
kebijakan kebijakan harga, kebijakan investasi publik, dan kebijakan makroekonomi.
Kebijakan makroekonomi hanya bisa diterapkan pada tingkat pusat dan memerlukan
analisis tersendiri, oleh para ahli ekonomi makro. Dilain pihak, para ahli ekonomi
pertanian melakukan pengkajian tentang pengaruh kebijakan harga dan kebijakan
investasi. Namun demikian, dampak kebijakan harga dan kebijakan investasi pertanian
dapat dikaji melalui satu pendekatan yang sama yaitu Policy Analysis Matri !PAM".
#asil analisis PAM dapat menunjukkan pengaruh individual maupun kolekti$ dari
kebijakan harga dan kebijakan $aktor domestik. PAM juga memberikan base line
in$ormation yang penting bagi %ene$it&'ost analysis untuk kegiatan investasi di bidang
pertanian. (ujuan utama dari %ab ini adalah menjelaskan bagaimana dan mengapa metoda
PAM digunakan pada analisis harga maupun analisis proyek.
Isu dan Tujuan Analisis PAM
Metode PAM membantu pengambil kebijakan baik di pusat maupun di daerah
untuk menelaah tiga isu sentral analisis kebijakan pertanian.
)
*su pertama berkaitan
dengan pertanyaan apakah sebuah sistem usahatani memiliki daya saing pada tingkat
harga dan teknologi yang ada yakni, apakah petani, pedagang, dan pengolah
mendapatkan keuntungan pada tingkat harga aktual. +ebuah kebijakan harga akan
merubah nilai output atau biaya input dan dengan sendirinya keuntungan privat.
Perbedaan keuntungan privat sebelum dan sesudah kebijakan menunjukkan pengaruh
perubahan kebijakan atas daya saing pada tingkat harga aktual !harga pasar".
*su kedua adalah dampak investasi publik, dalam bentuk pembangunan
in$rastruktur baru, terhadap tingkat e$isiensi sistem usahatani. ,$isiensi diukur dengan
tingkat keuntungan sosial !social pro$itability", yaitu tingkat keuntungan yang dihitung
berdasarkan harga e$isiensi. *nvestasi publik yang berhasil !misalnya, investasi dalam
bentuk jaringan irigasi atau transportasi" akan meningkatkan nilai output atau
menurunkan biaya input. Perbedaan keuntungan sosial sebelum dan sesudah adanya
investasi publik menunjukkan peningkatan keuntungan sosial.
*su ketiga berkaitan erat dengan isu kedua, yaitu dampak investasi baru, dalam
bentuk riset atau teknologi pertanian, terhadap tingkat e$isiensi sistem usahatani.
+ebuah investasi publik dalam bentuk penemuan benih baru, teknik budidaya, atau
teknologi pengolahan hasil akan meningkatkan hasil usahatani atau hasil pengolahan, dan
dengan sendirinya meningkatkan pendapatan atau menurunkan biaya. Perbedaan
keuntungan sosial sebelum dan sesudah investasi dalam bentuk riset menunjukkan
man$aat dari investasi tersebut.
1
PAM, Bab 2, hal. 17-18
Agribisnis-UN!L unang"unsil.ac.i#
1
Lecture 2 of 4
Ketiga tujuan utama dari metode PAM diatas pada hakekatnya adalah
memberikan in$ormasi dan analisis untuk membantu pengambil kebijakan pertanian dalam
ketiga isu sentral diatas.
-
+ebuah tabel PAM untuk suatu usahatani memungkinkan
seseorang untuk menghitung tingkat keuntungan privat sebuah ukuran dayasaing
usahatani pada tingkat harga pasar atau harga aktual. Dengan melakukan hal yang sama
untuk berbagai sistem usahatani lainnya memungkinkan kita untuk melakukan urutan
!ranking" dayasaing pada tingkat harga aktual untuk berbagai sistem usahatani tersebut.
Perhitungan keuntungan privat atau dayasaing ditempatkan pada baris pertama dari
sebuah (abel PAM. #asil perhitungan tersebut dapat digunakan sebagai baseline untuk
%ene$it&'ost Analysis pada tingkat harga aktual !privat", akan dijelaskan pada petemuan
berikutnya.
(ujuan kedua dari analisis PAM adalah menghitung tingkat keuntungan sosial
sebuah usahatani dihasilkan dengan menilai output dan biaya pada tingkat harga
e$isiensi !social opportunity costs". Dengan melakukan hal yang sama untuk berbagai
sistem usahatani lainnya memungkinkan kita untuk membuat urutan tingkat e$isiensi dari
berbagai sistem usahatani. Perhitungan tingkat keuntungan sosial ditempatkan pada
baris kedua dari (abel PAM. #asil perhitungan ini dapat digunakan sebagai in$ormasi
dasar !baseline in$ormation" untuk perhitungan social bene$it&cost analysis, pada
tingkat harga e$isiensi, akan dijelaskan pada petemuan berikutnya.
(ujuan ketiga dari analisis PAM adalah menghitung trans$er e$$ects, sebagai
dampak dari sebuah kebijakan. Dengan membandingkan pendapatan dan biaya !untuk
selanjutnya akan kita sebut sebagai budget", sebelum dan sesudah penerapan kebijakan,
kita bisa menentukan dampak dari kebijakan tersebut. Metoda PAM menghitung dampak
kebijakan yang mempengaruhi output maupun $aktor produksi !lahan, tenaga kerja dan
modal". Penentuan e$ek trans$er dari sebuah kebijakan ditempatkan pada baris ketiga
dari sebuah (abel PAM, seperti diuraikan secara terinci pada %ab ..
Beberapa Identitas (Identity) dalam Policy Analysis Matrix
+ebuah matri adalah sebuah urutan angka&angka !atau simbol" yang mengikuti
dua aturan perhitungan pertama, hubungan angka&angka lintas kolom dan, kedua,
hubungan angka&angka lintas baris. Kedua hubungan tersebut disebut sebagai identitas
matrik karena kedua hubungan tersebut secara de$inisi benar adanya.
/
+eorang analis
dapat menentukan berbagai identitas pada sebuah matriks selama de$inisinya
diterapkan secara konsisten. Matrks PAM terdiri atas dua identitas, identitas tingkat
keuntungan !pro$itability identity" dan identitas penyimpangan !divergences identity".
*dentitas keuntungan pada sebuah (abel PAM adalah hubungan perhitungan
lintas kolom dari tabel !sering juga disebut sebagai matrik" tersebut. Keuntungan
dide$inisikan sebagai pendapatan dikurangi biaya. +emua angka diba0ah kolom bernama
1pro$its2 dengan sendirinya identik dengan selisih antara kolom yang berisi 1revenue2
dan kolom yang berisi 1costs2 !termasuk di dalamnya biaya input tradable dan $aktor
domestik".
2
PAM, hal $%-$1
$
PAM, hal. 18-1&
Agribisnis-UN!L unang"unsil.ac.i#
2
Lecture 2 of 4
*dentitas penyimpangan !divergences identity" adalah hubungan lintas baris dari
matrik. Divergensi menyebabkan harga privat suatu komoditas berbeda dengan harga
sosialnya. Divergensi meningkat, baik oleh karena pengaruh kebijakan yang distorti$,
yang menyebabkan harga privat berbeda dengan harga sosialnya, atau karena kekuatan
pasar gagal menghasilkan harga e$isiensi. +emua angka pada baris ketiga dari (abel PAM
dide$inisikan sebagai 1e$$ects o$ divergences2 dan sama dengan selisih antara angka
pada baris pertama, yang dinilai dengan harga privat !1private prices2", dan angka pada
baris kedua, yang dinilai dengan harga sosial !1social prices2".
Identitas Keuntungan (Profitability Identity) Keuntungan Privat
3ambar -.). hanya memperlihatkan angka&angka yang ada pada baris pertama
dari (abel PAM, yang berisikan nilai&nilai yang dihitung berdasarkan harga privat !harga
aktual yang terjadi di pasar". #uru$ A adalah simbol untuk pendapatan pada tingkat
harga privat, huru$ % adalah simbol untuk biaya input tradable pada tingkat harga
privat, huru$ ' adalah simbol biaya $aktor domestik pada tingkat harga privat, dan
huru$ D adalah simbol keuntungan privat.
Pen#a'atan
Bia(a
)euntungan
!n'ut *a+tor
,arga Pri-at .harga a+tual/'asar0
Pri-at A B 1 2
osial
2i-ergensi
Gambar 2.1. Keuntungan Privat dalam Policy Analisis Matrix
Dalam analisis PAM secara empiris, pendapatan dan biaya privat !simbol A, %, dan
'" didasarkan pada data yang diperoleh dari usahatani maupun pengolahan hasil. +imbol
D, keuntungan privat, diperoleh dengan menerapkan indentitas keuntungan. Menurut
kaidah identitas tersebut, D identik dengan A !%4'". 5leh karena itu, keuntungan
privat pada PAM adalah selisih dari pendapatan privat dengan biaya privat.
6
Perhitungan keuntungan privat, dari data budget usahatani dan pengolahan hasil,
dilakukan untuk mengukur dayasaing. 5leh karena itu, salah satu dampak penting dari
kebijakan pertanian dapat ditunjukkan oleh baris pertama (abel PAM. Prosedur untuk
menghitung keuntungan privat diuraikan pada %ab /.
7ntuk membandingkan sistem usahatani yang berbeda digunakan rasio.
.
Dalam
menghitung rasio, satuan !seringkali disebut sebagai numeraire", seperti 8upiah per
kilogram padi, dihilangkan. 5leh karena itu, perhitungan rasio dilakukan untuk
menghindarkan diri dari membandingkan keuntungan per kilogram padi, misalnya, dengan
keuntungan per kilogram kedele. 7ntuk membandingkan dayasaing sistem usahatani yang
berbeda dihitung private bene$it&cost ratio !P%'8" untuk setiap sistem, dan selanjutnya
kedua rasio tersebut dibandingkan. PB13 adalah pendapatan privat dibagi dengan biaya
privat, atau PB13 4 A/.B510.
4
PAM, hal. 1&-2%
6
PAM, hal. 26-27
Agribisnis-UN!L unang"unsil.ac.i#
$
Lecture 2 of 4
Identitas Keuntungan (Profitability Identity) Keuntungan osial (Social Profits)
3ambar -.-. hanya menyajikan angka&angka yang terdapat pada baris kedua,
berisikan angka&angka budget yang dinilai dengan harga sosial !harga yang akan
menghasilkan alokasi terbaik dari sumberdaya, dan dengan sendirinya menghasilkan
pendapatan tertinggi". #uru$ , adalah simbol pendapatan yang dihitung dengan harga
sosial !pendapatan sosial", huru$ 9 adalah simbol biaya input tradabel sosial, huru$ 3
adalah simbol biaya $aktor domestik sosial, dan huru$ # adalah simbol keuntungan sosial.
+ebuah negara akan mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi dengan mengedepankan
aktivitas&aktivitas yang menghasilkan keuntungan sosial yang tinggi !# positi$ yang
besar".
Pen#a'atan
Bia(a
)euntungan
!n'ut *a+tor
,arga osial .harga efisiensi0
Pri-at
osial 8 * 9 ,
2i-ergensi
Gambar 2.2. Keuntungan Sosial dalam Policy Analysis Matrix
Pendapatan dan biaya pada tingkat harga sosial !simbol ,, 9, dan 3" didasarkan
pada estimasi the social opportunity costs dari komoditas yang diproduksi dan input
yang digunakan. ,stimasi harga sosial ini kemudian dikalikan dengan jumlah output
maupun input yang digunakan !yang juga digunakan untuk menghitung biaya maupun
keuntungan privat pada baris pertama (abel PAM". +imbol #, keuntungan sosial,
diperoleh dengan menggunakan identitas keuntungan yaitu # : , !943". Dengan
demikian keuntungan sosial adalah selisih antara penerimaan sosial !social revenues"
dengan biaya sosial !social costs".
;
Perhitungan keuntungan sosial, yang dilakukan dengan mengalikan estimasi harga
sosial dengan input&output $isik, mengukur tingkat e$isiensi sistem usahatani. Prosedur
untuk menghitung keuntungan sosial akan dijelaskan pada uraian berikut, sedangkan
uraian yang lebih terinci disajikan pada prtemuan berikutnya.
#arga sosial !harga e$isiensi" untuk input maupun output tradabel adalah harga
internasional untuk barang yang sejenis !comparable" harga impor untuk komoditas
impor, dan harga ekspor untuk komoditas ekspor. Nilai e$isiensi !social opportunity cost"
untuk memproduksi satu ton komoditas impor !misalnya, beras untuk *ndonesia" adalah
jumlah devisa yang dihemat karena tidak mengimpor satu ton beras. +ama hal nya
dengan itu, social opportunity cost untuk memproduksi satu ton komoditas ekspor
!misalnya, minyak sa0it untuk *ndonesia" adalah jumlah devisa yang diperoleh dengan
mengekspor satu ton komoditas ekspor tersebut.
#arga sosial !harga e$isiensi" untuk $aktor domestik !lahan, tenaga kerja, dan
modal" juga diestimasi dengan prinsip social opportunity cost. Namun, karena $aktor
domestik tidak diperdagangkan secara internasional, sehingga tidak memiliki harga
7
PAM, hal. 2%-22
Agribisnis-UN!L unang"unsil.ac.i#
4
Lecture 2 of 4
internasional, maka social opportunity&costnya diestimasi melalui pengamatan lapangan
atas pasar $aktor domestik di pedesaan. (ujuannya adalah untuk mengetahui berapa
besar output atau pendapatan yang hilang karena $aktor domestik digunakan untuk
memproduksi komoditas tersebut !misalnya beras" dibandingkan dengan apabila
digunakan untuk komoditas lainnya !the net best alternative commodity", misalnya tebu
atau kedele.
7ntuk membandingkan tingkat e$isiensi komoditas yang berbeda dihitung the
social bene$it&cost ratio !+%'8" untuk setiap usahatani, dan kemudian
membandingkannya. +%'8 adalah rasio antara pendapatan sosial dengan biaya sosial,
atau +%'8 : ,<!943".
Identitas !ivergensi (Divergences Identity)
3ambar -./. menampilkan seluruh !dua belas" entry untuk sebuah (abel PAM,
yang menggunakan simbol huru$ A sampai =. Pada tabel ini telah ditambahkan baris
ketiga, yang disebut sebagai baris e$$ects o$ divergences. +eperti telah diutarakan
dimuka, divergences !selanjutnya kita sebut sebagai divergensi" timbul karena adanya
distorsi kebijakan atau kegagalan pasar. Kedua hal tersebut menyebabkan harga aktual
berbeda dengan harga e$isiensi.
>
+el dengan simbol huru$ * mengukur tingkat divergensi
revenue atau pendapatan !yang disebabkan oleh ditorsi pada harga output", simbol ?
mengukur tingkat divergensi biaya input tradabel !disebabkan oleh distorsi pada harga
tradabel input", simbol K mengukur divergensi biaya $aktor domestik !disebabkan oleh
distorsi pada harga $aktor domestik", dan simbol = mengukur net trans$er e$$ects
!mengukur dampak total dari seluruh divergensi".
Pen#a'atan
Bia(a
)euntungan
!n'ut *a+tor
Pri-at A B 1 2
osial 8 * 9 ,
8fe+
2i-ergensi
! : ) L
Gambar 2.3. Identitas Divergensi dalam Policy Analisis Matrix
,$ek divergensi !baris ketiga" dihitung dengan mengunakan identitas divergensi
!divergences identity". Menurut aturan perhitungan tersebut, semua entry yang ada di
baris ketiga !e$ek divergensi" adalah selisih antara baris pertama !usahatani yang diukur
dengan harga aktual atau harga privat" dengan baris kedua !usahatani yang diukur
dengan harga sosial". 5leh karena itu, * : A & ,, ? : % 9, K : ' 3, dan = : D #. #al&
hal yang menyebabkan terjadinya divergences akan diuraikan pada bagian berikut,
sedangkan prosedur dan estimasi empirisnya akan diuraikan secara lebih terincilebih
lanjut pada pertemuan selanjutnya.
7
PAM, hal. 22-26
Agribisnis-UN!L unang"unsil.ac.i#
6
Lecture 2 of 4
+alah satu penyebab terjadinya divergensi adalah kegagalan pasar !market
$ailure". Pasar dikatakan gagal apabila tidak mampu menciptakan harga yang bersaing,
yang mencerminkan social opportunity cost, yang menciptakan alokasi sumberdaya
maupun produk yang e$isien. Ada tiga jenis kegagalan pasar yang menyebabkan
divergensi. Pertama, monopoli !penjual yang menguasa harga di pasar" atau monopsoni
!pembeli menguasai harga pasar". Kedua, negative eternalities !biaya, dimana pihak
yang menimbulkan terjadinya biaya tersebut tidak mungkin dibebani biya yang
ditimbulkannya" atau positive eternalities !man$aat, dimana pihak yang menimbulkan
man$aat tersebut tidak mungkin menerima kompensasi atau imbalan atas man$aat yeng
ditimbulkannya tersebut". Ketiga, pasar $aktor domestik yang tidak sempurna !tidak
adanya lembaga yang dapat memberikan pelayanan yang kompetiti$ serta in$ormasi yang
lengkap".
Kebijakan yang e$isien adalah intervensi pemerintah untuk memperbaiki
kegagalan pasar sehingga mengapuskan divergensi. Misalnya, regulasi monopoli untuk
menurunkan harga penjual !seller prices", menyebabkan harga private dan harga sosial
menjadi sama, dan meningkatkan pendapatan.
Penyebab kedua dari timbulnya divergensi adalah kebijakan pemerintah yang
distorti$. Kebijakan yang distorti$, diterapkan untuk mencapai tujuan yang bersi$at
1non&e$isiensi2 !yaitu pemerataan atau ketahanan pangan", akan menghambat terjadinya
alokasi sumberdaya yang e$isien dan dengan sendirinya akan menimbulkan divergensi.
(ari$ impor beras, misalnya, bisa diterapkan untuk meningkatkan pendapatan petani
!tujuan pemerataan" dan meningkatkan produksi beras dalam negeri !tujuan ketahanan
pangan", namun akan menimbulkan kerugian e$isiensi !e$$iciency losses" bila harga beras
impor yang digantikannya ternyata lebih murah dari biaya sumberdaya domestik yang
digunakan untuk memproduksi beras dalam negeri sehingga akan timbul trade&o$$.
Pengambil kebijakan harus memberikan bobot tertentu kepada masing&masing tujuan
yang saling bertentangan tersebut, untuk menentukan apakah kebijakan tari$ impor
perlu diterapkan atau tidak.
+ecara teori, kebijakan yang paling e$isien dapat dicapai apabila pemerintah
mampu menciptakan kebijakan yang mampu menghapuskan kegagalan pasar, dan apabila
pemerintah mampu mengesampingkan tujuan non&e$isiensi dan menghapuskan kebijakan
yang distorti$. Apabila kedua hal tersebut menerapkan kebijakan yang e$isien dan
menghilangkan kebijakan yang distrorti$ dapat dilaksanakan, divergensi dapat
dihilangkan dan e$ek divergensi !nilai&nilai yang ada di baris ketiga" akan menjadi nol.
Pada saat seperti itu, entry yang ada pada baris pertama akan sama dengan yang ada di
baris kedua, yakni pendapatan privat, biaya, dan keuntungan akan sama dengan
pendapatan sosial, biaya sosial, dan keuntungan sosial !A : ,, % : 9, ' : 3, dan D : #".
"esearc# Inputs dan $utputs pada PAM
Prinsip&prinsip dan prosedure PAM yang telah diuraikan dimuka akan lebih jelas
lagi dengan data&data hasil penelitian di lapangan. Analis PAM hanya perlu memasukkan
data sebagian saja dari PAM matriks !disebut sebagai research inputs". Dari )- entry
yang ada pada tabel PAM, hanya enam entry saja yang perlu diisi. ,nam sisanya diperoleh
dengan menggunakan kedua perhitungan identitas yang telah di bicarakan dimuka, yaitu
identitas keuntungan dan identitas divergensi.
Agribisnis-UN!L unang"unsil.ac.i#
7
Lecture 2 of 4
"esearc# Inputs untu% &'isiensi dan Analisis Kebija%an
3ambar -.6. menunjukkan keenam kategori research inputs dari analisis PAM
yaitu sel&sel dengan simbol A, %, ', ,, 9, dan K.
Pen#a'atan
Bia(a
)euntungan
!n'ut *a+tor
Pri-at A B C 2
osial E F 9 ,
8fe+
2i-ergensi
! : K L
Gambar 2.4. esearc! In"uts dalam Policy Analisis Matrix
+ebagian besar dari keenam research inputs diatas diperoleh dari berbagai
aktivitas usahatani !budidaya, pemasaran, dan pengolahan". Data pendapatan privat !A"
dan biaya privat !%, '" umumnya diperoleh langsung dari data pendapatan dan biaya
!budget" usahatani. Data budget ini bersumber dari data sekunder !bersumber dari
hasil penelitian orang lain" atau dari data primer !dari survey yang dilakukan sendiri".
,ntry untuk pendapatan sosial !," dan biaya input tradabel !9" sebagian
diperoleh dari data budget usahatani dan sebagian lainnya diperoleh dari dokumen
pemerintah atau dari sektor industry, seperti diuraikan dengan lebih rinci pada %ab 6.
*n$ormasi tentang hubungan input&output $isik !jumlah input per hektar atau per ton
output" dianggap sama antara privat dan sosial. Namun, harga sosial akan berbeda
dengan harga privat apabila terdapat kebijakan yang bersi$at distorti$ dan kegagalan
pasar yang menyebabkan terjadinya divergensi. #arga sosial untuk output tradabel
maupun input tradabel adalah harga impor maupun ekspor dari keduanya, yang datanya
diperoleh dari dokumen pemerintah maupun sektor industri.
Nilai sosial untuk $aktor domestik !3" tidak bisa diperoleh secara langsung di
lapangan atau dari dokumen pemerintah !karena tidak ada harga internasional untuk
$aktor domestik" namun harus dicari melalui pengkajian pasar $aktor domestik.
Pengkajian pasar $aktor domestik dilakukan untuk mengetahui apakah terjadi divergensi
pada masing&masing pasar $aktor domestik tersebut yakni apakah ada kebijakan yang
distorti$ atau kegagalan pasar yang terjadi. 5leh karena itu, entry untuk divergensi
$aktor domestik !K" menjadi sebuah research input, yang nantinya digunakan untuk
menduga harga sosial $aktor domestik, dengan mengurangkannya dari harga $aktor
domestik privat !baris pertama".
"esearc# "esults dari &'isiensi dan Analisis Kebija%an
,nam kategori research results dari analisis PAM !D, 3, #, *, ?, and =" disajikan
pada 3ambar -...
Pen#a'atan
Bia(a
)euntungan
!n'ut *a+tor
Pri-at A B 1 D
Agribisnis-UN!L unang"unsil.ac.i#
7
Lecture 2 of 4
osial 8 * G H
8fe+
2i-ergensi
I J ) L
Gambar 2.#. esearc! esults dalam Policy Analysis Matrix
8esearch results pada analisis PAM diperoleh dengan menggunakan prinsip&
prinsip identitas keuntungan dan identitas divergensi. 8esearch result diperoleh secara
langsung dengan menghitung perbedaan atau selisih dari berbagai entry dari research
inputs.
Dua research results pertama keuntungan privat !D" dan keuntungan sosial !#"
diperoleh dengan menggunakan identitas keuntungan !pendapatan dikurangi biaya sama
dengan keuntungan". Keuntungan privat !D", mengukur daya saing, sama dengan
pendapatan privat !A" dikurangi biaya privat !biaya input tradabel !%" dan biaya $aktor
domestik !'"". +ama hal nya keuntungan privat, keuntungan sosial !#" mengukur
e$isiensi, sama dengan pendapatan sosial !," dikurangi biaya sosial !biaya input tradabel
!9" dan biaya $aktor domestik 3"". Namun, perhitungan keuntungan sosial baru bisa
dilakukan bila nilai $aktor domestik sosial !3", yang juga merupakan sebuah research
result, telah diketahui.
Dua research result lainnya output trans$er !*" dan input tradabel trans$er !?"
diperoleh dengan menerapkan identitas divergensi !harga privat dikurangi harga sosial
sama dengan e$ek divergensi". 5utput trans$er !*", mengukur implisit pajak atau subsidi
atas output, sama dengan pendapatan privat !A" dikurangi pendapatan sosial !,". +ama
hal nya dengan itu, trans$er input tradabel !?" mengukur implisit pajak atau subsidi atas
input tradabel, sama dengan biaya input tradabel privat !%" dikurangi biaya input
tradabel sosial !9".
Dua research results yang terakhir harga sosial $aktor domestik !3" dan net
trans$er !=" tidak sesederhana research result lainnya. +eperti diuraikan dimuka,
harga sosial $aktor domestik !3" diperoleh dengan mengurangi harga $aktor domestik
privat !'" dengan divergensi yang menyebabkan timbulnya trans$er $aktor domestik !K".
Karena menurut identitas divergensi ' 3 : K maka ' K : 3. 8esult yang terakhir,
yaitu Net (rans$er !=", bisa dihitung baik dengan identitas keuntungan !* !? 4 K" : ="
maupun identitas divergensi !D # : =". Dengan kata lain, Net (rans$er bisa diartikan
sebagai e$ek bersih !the Net ,$$ect" dari seluruh divergensi atau selisih antara
keuntungan privat dengan keuntungan sosial. #asil ini dengan sendirinya menunjukkan
sejauh mana kebijakan yang distorti$ dan kegagalan pasar secara implisit mensubsidi
sistem usahatani !mentras$er sumberdaya kedalam sistem" atau mem&pajak&i !dengan
mengambil sumberdaya dari sistem".
Agribisnis-UN!L unang"unsil.ac.i#
8

You might also like