aspirasi makanan atau minuman yang diberikan secara oral pada saat kejang berlangsung) Laringospasme yaitu spasme dari laring dan atau otot pernapasan menyebabkan gangguan ventilasi. Fraktur dari tulang punggung dan tulang panjang akibat kontraksi otot berlebihan yang terus menerus Hiperadrenergik menyebabkan hiperaktifitas sistem saraf otonom yang dapat menyebabkan takikardia dan hipertensi yang pada akhirnya dapat menyebabkan henti jantung (cardiac arrest) Sepsis akibat infeksi nasokomial (contoh : bronkopnemonia)
Klasifikasi Tetanus menurut Ablett Ringan Trimus ringan hingga sedang, spastisitas general, tidak ada distres pernapsan, tidak ada spasme dan disfagia Sedang Trismus sedang, rigiditas yang tampak, spasme ringan hingga sedang dengan durais pendek, takipnea 30 x/menit, disfagia ringan Berat Trismus berat, spastic menyeluruh, spasme spontan yang memanjang, distres pernapasan dengan takipnea 40x/menit, disfagia berat, takikardia 120x/menit Sangat berat Stadium 3 ditambah dengan gangguan sistem saraf simpatis berat termasuk sistem kardiovaskuler
Prognosis Skor 1 Skor 0 Masa inkubasi < 7 hari > 7 hari Awitan penyakit < 48 jam > 48 jam Tempat masuk Tali pusat, uterus, fraktur terbuka, postoperatif, bekas suntikan IM Selain tempat tersebut Spasme (+) (-) Panas badan (per rektal) > 38,4 0 C (> 40 0 C) < 38,4 0 C ( < 40 0 C) Takikardia dewasa > 120 x/menit < 120 x/menit neonatus > 150 x/menit < 150 x/menit Sistem skoring Tabel klasifikasi untuk prognosis Tetanus Tingkat Skor Prognosis Ringan 0-1 < 10 Sedang 2-3 10 20 Berat 4 20 40 Sangat berat 5-6 > 50 Skor 0-1 : tetanus ringan dengan tingkat mortilitas < 10% Skor 2-3 : tetanus sedang dengan tingkat mortalitas 10-20 % Skor 4 : tetanus berat dengan tingkat mortalitas 20-40% Skor 5-6 : tetanus sangat berat dengan tingkat mortalitas >50%
Quo ad vitam : dubia ad malam Quo ad functionam : dubia ad malam Quo ad sanationam : dubia ad malam