You are on page 1of 26

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Kesehatan merupakan hak dasar manusia dan sangat menentukan
kualitas sumber daya manusia. Pembangunan kesehatan harus proaktif untuk
memelihara, meningkatkan dan melindungi kesehatan masyarakat dalam
rangka peningkatan kualitas sumber daya manusia. Masalah besar yang
dihadapi di negara berkembang seperti indonesia maupun tingkat dunia
adalah kematian dan kesakitan ibu. Di negara berkembang 25-50% kematian
usia reproduktif disebabkan karena hal yang berkaitan dengan kehamilan.
Tujuan pembangunan Millenium Development Goals (MDGs) dalam rangka
mengurangi jumlah perempuan yang meninggal selama hamil dan
melahirkan pada tahun 2015 (Saifudin, 2012).
Estimasi dari World Health Organization (WHO) bahwa sekitar 15%
dari wanita hamil akan mengalami komplikasi yang berkaitan dengan
kehamilan sehingga hal ini mengancam jiwa ibu dan bayi. Di indonesia
komplikasi kehamilan terjadi pada 6,5% ibu hamil (Riskesdas, 2010). Salah
satu permasalahan utama dari komplikasi yang berkaitan kehamilan dan
persalinan yang berdampak pada terjadinya kematian ibu/bayi dengan segala
permasalahan dasarnya baik dari aspek kesehatan maupun non kesehatan
adalah tidak terdeteksinya risiko tinggi pada ibu hamil dan rujukan terlambat
(Saifudin, 2012).
Kehamilan risiko tinggi adalah kehamilan dengan ibu atau perinatal
berada atau akan berada dalam keadaan membahayakan (kematian atau
komplikasi serius selama gestasi atau dalam rentang waktu nifas atau
neonatal. Kehamilan risiko tinggi dapat dicegah bila gejalanya ditemukan
sejak dini sehingga dapat dilakukan tindakan pencegahan, misalnya
memeriksakan kehamilan secara teratur, paling sedikit empat kali selama
kehamilan dan dianjurkan mengkonsumsi makanan yang bergizi tinggi
(Siswosuharjo, 2010).
Ibu hamil berisiko tinggi adalah ibu yang mempunyai risiko atau
bahaya yang lebih besar pada kehamilan atau persalinannya dibandingkan ibu
hamil dengan kehamilan normal. Ibu hamil dengan usia kurang dari 20 tahun
atau lebih dari 35 tahun, tinggi badan kurang dari 145 cm, panggul tidak
normal, menderita diabetes mellitus, anemia, jantung, pernah keguguran, jarak
persalinan terakhir kurang dari 2 tahun, berat badan tidak naik (kurang dari 45
kg), lingkar lengan atas (LILA) kurang dari 23, 5 cm, pernah melahirkan lebih
dari 4 kali (Siswosuharjo, 2010).
Tingginya AKI di suatu negara menunjukkan bahwa negara tersebut
dikategorikan buruk dan belum berhasil dalam meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Kelompok yang paling rentan
yang memerlukan pelayanan maksimal dari petugas kesehatan adalah ibu
hamil dan melahirkan. AKI pada tahun 2011 mencapai 307 per 100.000
kelahiran hidup. Salah satu program pemerintah untuk dapat menurunkan AKI
adalah dengan Gerakan Nasional Kehamilan yang Aman atau Making
Pregnancy Safer (MPS) setelah program Safe Motherhood yang didalamnya
terdapat unsur strategi kemitraan yang efektif melalui kerjasama lintas sektor
(institusi pemerintah) dan mitra lainnya (lembaga donor, swasta, masyarakat
dan keluarga) (Saifudin, 2012).
Bentuk kemitraan antara bidan desa, dukun bayi, kader dan tokoh
masyarakat terdapat pada Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan
Komplikasi (P4K). Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan
Komplikasi merupakan salah satu upaya untuk mempercepat penurunan
angka kematian ibu dan angka kematian bayi baru lahir melalui pemasangan
stiker di rumah ibu hamil untuk memantau secara intensif sehingga apabila
terjadi kesakitan dan kematian ibu dan bayi dapat dicegah. Tujuan umum dari
program ini untuk meningkatkan persalinan oleh tenaga kesehatan terlatih
sehingga dapat meningkatkan pelayanan ibu hamil agar melahirkan dengan
aman dan selamat (Rochjati, 2011).
Bentuk teknis dari Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan
Komplikasi ini adalah setiap ibu hamil mendapatkan stiker sehingga stiker ini
dapat di tempel disetiap rumah yang memiliki ibu hamil. Target yang ingin
dicapai dalam Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi
dimulai dengan dilakukan pemantauan pada sasaran dengan resiko tinggi,
sedang dan rendah secara langsung dengan harapan komplikasi dapat dicegah
dan diatasi secara dini. Deteksi dini faktor risiko dalam kehamilan merupakan
upaya yang baik untuk mencegah terjadinya komplikasi dalam kehamilan.
Deteksi dini pada ibu hamil adalah suatu kegiatan pengenalan dini secara
proaktif pada ibu hamil untuk menemukan adanya masalah atau faktor resiko
yaitu deteksi dini ibu hamil resiko tinggi. Deteksi dini ibu hamil bisa
dilakukan oleh tenaga kesehatan ataupun swadaya masyarakat. (Rochjati,
2011).
Berdasarkan uraian diatas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
mengetahui hubungan tingkat pengetahuan dan tingkat pendidikan kader
terhadap deteksi dini ibu hamil risiko tinggi di Puskesmas Kesunean dan
Puskesmas Pamitran Kota Cirebon.

1.1 Rumusan Masalah
Apakah ada hubungan tingkat pengetahuan dan tingkat pendidikan
kader terhadap deteksi dini ibu hamil risiko tinggi di Puskesmas Kejaksan
dan Puskesmas Pamitran Kota Cirebon ?







1.2 Tujuan Penelitian
1.2.1 Tujuan umum
Mengetahui hubungan tingkat pengetahuan dan tingkat pendidikan
kader terhadap deteksi dini ibu hamil risiko tinggi di Puskesmas Kejaksan
dan Puskesmas Pamitran Kota Cirebon.

1.2.2 Tujuan khusus
a. Untuk mencari bukti tingkat pendidikan kader.
b. Untuk mencari bukti pengetahuan kader.
c. Untuk mencari deteksi dini ibu hamil risiko tinggi di Puskesmas
Kejaksan dan Puskesmas Pamitran Kota Cirebon.
d. Menganalisis hubungan tingkat pengetahuan dan tingkat
pendidikan kader terhadap deteksi dini ibu hamil risiko tinggi di
Puskesmas Kejaksan dan Puskesmas Pamitran Kota Cirebon..
1.3 Manfaat Penelitian
1.3.1 Manfaat untuk ilmu pengetahuan
a. Penelitian ini bermanfaat sebagai dasar pertimbangan dan masukan
bagi bidang ilmu untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan
dan tingkat pendidikan kader terhadap deteksi dini ibu hamil risiko
tinggi.
b. Untuk memberikan informasi sebagai referensi atau perbandingan
bagi penelitian selanjutnya.

1.3.2 Manfaat untuk pelayanan kesehatan
Penelitian ini bermanfaat untuk bahan masukan terhadap
peningkatan pelaksanaan program kesehatan ibu dan anak (KIA)
khususnya deteksi dini ibu hamil risiko tinggi.

1.3.3 Manfaat untuk masyarakat
Penelitian ini bermanfaat untuk menambah pengetahuan
masyarakat umum, khususnya dalam proses membantu perbaikan
kesehatan pada ibu hamil.

1.3.4 Manfaat untuk penelitian
Penelitian ini bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan
secara umum tentang hubungan tingkat pengetahuan dan tingkat
pendidikan kader terhadap deteksi dini ibu hamil risiko tinggi.

1.4 Orisinilitas Penelitian yang Terkait
Pada penelitian ini, yang akan dikaji adalah hubungan tingkat
pengetahuan dan tingkat pendidikan kader terhadap deteksi dini ibu hamil
risiko tinggi, adapun penelitian-penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya
dan berhubungan dengan penelitian ini adalah:

Tabel 1.1 Keaslian Penelitian
Nama/ Judul Metode Penelitian Hasil Penelitian
Colti sistiarani
Peran kader dalam
penggunaan buku kesehatan
ibu dan anak
Cross-sectional Hasil penelitian diperoleh
sebanyak 59.7% responden
memiliki tingkat
pengetahuan yang baik,
56,7% responden memiliki
motivasi yang kurang baik,
55,2% responden memiliki
masa kerja baru (<15 tahun),
53,7% responden memiliki
peran serta yang baik dalam
penggunaan buku KIA.

Mulyati
Implementasi program
perencanaan persalinan dan
pencegahan komplikasi
dengan deteksi dini ibu
hamil risiko tinggi

Cross-sectional Hasil perhitungan Chi
Square diperoleh bahwa nilai
X
2
hitung 16,952 dan p value
= 0,000, berarti Ha diterima
dan Ho di tolak
Nuryanti
Gambaran pengetahuan ibu
hamil tentang kehamilan
risiko tinggi di Polindes
Kemuning Desa Tasikmadu
Kecamatan Palang Tuban
Cross-sectional hasil penelitian yang
diketahui bahwa respoden
paling banyak terdapat pada
usia reproduksi yaitu umur
antara 20-30 tahun dengan
latarbelakang pendidikan
SMA sedangkan dilihat dari
pekerjaan didapatkan paling
banyak ibu hamil sebagai ibu
rumah tangga.
Perbedaan penelitian:
Perbedaan dengan penelitian sebelumnya yaitu variabel
penelitian, tempat penelitian dan waktu penelitian penelitian sekarang ini
variabelnya yaitu variabel dependent deteksi dini ibu hamil risiko tinggi,
variabel independent tingkat pengetahuan dan tingkat pendidikan kader
sedangkan peneltian sebelumnya menilai peran kader dalam penggunaan
buku kesehatan ibu dan anak dan implementasi program perencanaan
persalinan dan pencegahan komplikasi dengan deteksi dini ibu hamil risiko
tinggi.





BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengetahuan
2.1.1 Definisi Pengetahuan
Pengetahuan (Knowledge) diartikan sebagai hasil pengindraan
manusia atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indra yang
dimilikinya (mata, hidung, dan sebagainya), dengan sendirinya pada
waktu pengindraan sehingga menghasilkan pengetahuan. Hal tersebut
sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek
(Notoatmodjo, 2007).



2.1.2 Tingkat Pengetahuan
Pegetahuan seseorang terhadap objek mempunyai intensitas atau
tingkatan yang berbeda-beda. Secara garis besarnya dibagi menjadi enam
tingkat pengetahuan. Tahu (know) diartikan hanya sebagai recall yang
merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah, memahami
(comprehension) bukan sekedar tahu terhadap objek tersebut, tidak
sekedar dapat menyebutkan, tetepai orang tesebut dapat
menginterpretasikan dan menjelaskan secara benar tentang objek yang
diketahui tersebut, aplikasi (aplication) diartikan apabila seseorang yang
telah memahami objek yang dimaksud dapat menggunakan prinsip yang

telah diketahui pada situasi atau kondisi sebenarnya, analisis (analysis)
adalah kemampuan seseorang untuk menjabarkan suatu objek dan
mencari hubungan anatra komponen-komponen yang terdapat dalam satu
masalah yang diketahui, sintesis (synthesis) adalah suatu kemampuan
untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang telah ada,
evaluasi (evaluation) berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk
melakukan penilain terhadap suatu objek tertentu (Notoatmodjo, 2007).

2.1.3 Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2007), faktor yang mempengaruhi tingkat
pengetahuan antara lain:
1. Pendidikan
Tingkat pendidikan seseorang akan berpengaruh dalam memberi
respons terhadap sesuatu yang datang dari luar. Orang yang
berpendidikan tinggi akan memberikan respon yang lebih rasional
terhadap informasi yang datang dan akan berpikir sejauh mana
keuntungan yang mungkin akan mereka peroleh dari gagasan tersebut.
Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang terhadap
perkembangan orang lain menuju kearah suatu cita-cita tertentu.
Pendidikan dapat mempengaruhi seseorang termasuk juga perilaku
seseorang akan pola hidup terutama dalam memotivasi sikap berperan
serta dalam perkembangan kesehatan. Semakin tinggi tingkat
kesehatan, seseorang makin menerima informasi sehingga makin
banyak pola pengetahuan yang dimiliki.

2. Paparan Media Masa
Melalui berbagai media baik cetak maupun elektronik berbagai
informasi dapat diterima masyarkat, sehingga seseorang yang lebih
sering terpapar media massa (televisi, radio, majalah, dan pamflet)
akan memperoleh informasi yang lebih banyak dibandingkan dengan
orang yang tidak pernah terpapar informasi media. Ini berarti paparan
media masa mempengaruhi tingkat pengetahuan yang dimiliki oleh
seseorang.

3. Ekonomi
Kebutuhan pokok (primer), kebutuhan sekunder, keluarga
dengan status ekonomi baik akan lebih mudah tercukupi dibandingkan
keluarga dengan status ekonomi rendah. Hal ini akan mempengaruhi
pemenuhan kebutuhan sekunder. Ekonomi dapat mempengaruhi
pengetahuan seseorang.

4. Hubungan Sosial
Manusia adalah makhluk sosial dimana dalam kehidupan saling
berinteraksi antara satu dengan yang lain. Individu yang dapat
berinteraksi secara continue akan lebih besar terpapar informasi.
Sementara faktor hubungan sosial juga mempengaruhi kemampuan
individu sebagai komunikasi untuk menerima pesan menurut model
komunikasi media dengan demikian hubungan sosial dapat
mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang tentang suatu hal.

5. Pengalaman
Pengalaman seorang individu tentang berbagai hal biasa di
peroleh dari lingkungan kehidupan dalam proses perkembangannya
misalnya sering mengikuti kegiatan. Kegiatan yang mendidik
misalnya seminar organisasi dapat memperluas jangkauan
pengalamannya, karena dari berbagai kegiatan tersebut informasi
tentang suatu hal dapat diperoleh.

2.1.4 Cara Mengukur Tingkat Pengetahuan
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau
angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek
penelitian atau responden (Notoatmodjo, 2007). Arikunto (2006)
menyatakan sebagian besar penelitian umumnya menggunakan kuesioner
sebagai metode yang dipilih untuk menggumpulkan data. Kuesioner atau
angket memang mempunyai banyak kebaikan sebagai instrument
pengumpul data. Kuesioner dengan hasil yang mantap adalah dengan
proses uji coba. Responden diberi kesempatan untuk membeikan saran-
saran perbaikan bagi kuesioner yang diuji cobakan itu. Arikunto (2006)
menyatakan hasil pengukuran tingkat pengetahuan dapat dikategorikan
dalam beberapa kategori seperti, pengetahuan baik, pengetahuan cukup,
pengetahuan kurang (Notoatmodjo, 2007).
Tingkatan perilaku dapat dikategorikan berdasakan nilai sebagai
berikut (Notoadmodjo 2007):
1. Pengetahuan baik, bilamana jawaban benar 80%100%
2. Pengetahuan cukup, bilamana jawaban benar 65%79%
3. Pengetahuan kurang, bilamana jawaban benar <65%


2.2 Pendidikan Formal
2.2.1 Definisi Pendidikan Formal
Pendidikan adalah suatu usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik
agar berperan aktif dan positif dalam hidupnya sekarang dan yang akan
datang. Ilmu pendidikan ialah ilmu pengetahuan yang membicarakan
masalah-masalah yang berhubungan dengan pendidikan. Sebagai mana setiap
ilmu mempunyai sifatnya masing-masing begitu juga dengan ilmu
pendidikan. Sifat ilmu pendidikan diantaranya teoritis, praktis dan normatif
(Notoatmodjo, 2005).
Jenis pendidikan adalah pendidikan yang dikelompokan sesuai dengan
sifat dan kekhususan tujuannya dan program yang termasuk jalur pendidikan
sekolah terdiri atas pendidikan umum, Pendidikan kejuruan dan pendidikan
lainnya. Serta upaya pembaharuannya meliputi landasan yuridis, Kurikulum
dan perangkat penunjangnya, struktur pendidikan dan tenaga kependidikan
(Notoatmodjo, 2005).

2.2.2 Tujuan Pendidikan
Tujuan pendidikan memberi gambaran tentang nilai-nilai yang baik,
luhur, pantas, benar, dan indah untuk kehidupan, karena itu tujuan pendidikan
memiliki dua fungsi yaitu memberikan arah kepada segenap kegiatan
pendidikan dan merupakan sesuatu yang ingin dicapai oleh segenap kegiatan
pendidikan (Notoatmodjo, 2005).
Didalam praktek pendidikan khususnya pada sistem persekolahan, di
dalam rentangan antara tujuan umum dan tujuan yang sangat khusus terdapat
sejumlah tujuan antara. Tujuan antara berfungsi untuk menjembatani
pencapaian tujuan umum dari sejumlah tujuan rincian khusus. Umumnya ada
empat jenjang tujuan di dalamnya terdapat tujuan antara, yaitu tujuan umum,
tujuan institusional, tujuan kurikuler, dan tujuan instruksional (Notoatmodjo,
2005).
1. Tujuan umum pendidikan nasional Indonesia adalah Pancasila.
2. Tujuan institusional yaitu tujuan yang menjadi tugas dari lembaga
pendidikan tertentu untuk mencapainya.
3. Tujuan kurikuler yaitu tujuan bidang studi atau tujuan mata pelajaran.
4. Tujuan instruksional, tujuan pokok bahasan dan sub pokok bahasan
disebut tujuan instruksional, yaitu penguasaan materi pokok
bahasan/sub pokok bahasan (Notoatmodjo, 2005).

2.2.3 Fungsi Pendidikan
8
Pendidikan, seperti sifat sasarannya yaitu manusia, mengandung banyak
aspek dan sifatnya sangat kompleks, karena sifatnya yang kompleks itu, maka
tidak ada batasanpun yang cukup memadai untuk menjelaskan arti pendidikan
secara lengkap. Dibawah ini dikemukakan beberapa batasan tentang
pendidikan yang berbeda berdasarkan fungsinya (Notoatmodjo, 2005):


1. Pendidikan sebagai proses transformasi budaya
Sebagai proses transformasi budaya, pendidikan diartikan sebagai
kegiatan pewarisan budaya dari suatu generasi ke generasi lainnya.
Nilai-nilai kebudayaan tersebut mengalami proses transformasi dari
generasi tua ke generasi muda. Ada tiga bentuk transformasi yaitu nilai-
nilai yang masih cocok diteruskan misalnya nilai-nilai kejujuran, rasa
tanggungjawab dan lain-lain, yang kurang cocok diperbaiki misalnya
tata cara perkawinan, dan tidak cocok diganti misalnya pendidikan seks
yang dahulu ditabuhkan diganti dengan pendidikan seks melalui
pendidikan formal. Disini tampak bahwa proses pewarisan budaya tidak
semata-mata mengekalkan budaya secara estafet. Pendidikan justru
mempunyai tugas menyiapkan peserta didik untuk hari esok
(Notoatmodjo, 2005).
2. Pendidikan sebagai proses pembentukan pribadi
Sebagai proses pembentukan pribadi, pendidikan diartikan
sebagai suatu kegiatan yang sistematis dan terarah kepada terbentuknya
kepribadian peserta didik. Proses pembentukan pribadi meliputi dua
sasaran yaitu pembentukan pribadi bagi mereka yang belum dewasa
oleh mereka yang belum dewasa, dan bagi mereka yang sudah dewasa
atas usaha sendiri. Yang terkhir disebut pendidikan diri sendiri
(Notoatmodjo, 2005).

3. Pendidikan sebagai proses penyiapan warga negara
Pendidikan sebagai penyiapan warga negara diartikan sebagai
suatu kegiatan yang terencana untuk membekali peserta didik agar
menjadi warga negara yang baik (Notoatmodjo, 2005).
4. Pendidikan sebagai penyiapan tenaga kerja
Pendidkan sebagai penyiapan tenaga kerja diartikan sebagai dasar
peserta didik sehingga memilki bekal dasar untuk bekerja. Pembekalan
dasar berupa pembentukan sikap, pengetahuan, dan keterampilan kerja
pada calon luaran (Notoatmodjo, 2005).

2.2.4 Pendidikan Formal di Indonesia
Pendidikan formal dalam UU Nomor 20 Tahun 2003 adalah jalur
pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar,
pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. Pendidikan formal menurut
Soedomo (dalam Suprijanto, 2007) yaitu kegiatan belajar yang disengaja,
baik oleh warga belajar maupun pembelajarnya didalam suatu latar yang
distruktur sekolah (Suprijanto, 2007).
Ciri pendidikan formal yaitu merupakan sistem persekolahan,
berstruktur, berjenjang, penyelenggaraannya disengaja (Suprijanto, 2007)
Jenjang pendidikan formal terdiri atas:
1. Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi
jenjang pendidikan menengah, meliputi: Taman Kanak-kanak (TK),
Sekolah Dasar (SD) atau Madrasah Ibtidaiyah (MI), Sekolah Menengah
Pertama (SMP) atau Madrasah Tsanawiyah (MTs), dan bentuk lain
yang sederajat.
2. Pendidikan menengah merupakan lanjutan pendidikan dasar yang
terdiri atas pendidikan menengah umum dan pendidikan menengah
kejuruan, berbentuk Sekolah Menengah Umum (SMU) atau Madrasah
Aliyah (MA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), Madrasah Aliyah
Kejuruan (MAK), atau bentuk lain yang sederajat.
3. Pendidikan tinggi merupakan jenjang pendidikan setelah pendidikan
menengah yang mencakup program pendidikan diploma, sarjana,
magister, spesialis, dan doktor yang diselenggarakan oleh pendidikan
tinggi. Pendidikan tinggi diselenggarakan dengan sistem terbuka, dapat
berbentuk akademi, politeknik, sekolah tinggi, institut, atau universitas
(Suprijanto, 2007).
BAB IV
METODE PENELITIAN

4.1 Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini mencakup dua bidang keilmuan yaitu Ilmu
kesehatan masyarakat dan Ilmu kesehatan kandungan.

4.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian akan dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Kejaksan dan
Puskesmas Pamitran Kota Cirebon pada bulan September tahun 2014 dengan
responden adalah Kader.

4.3 Jenis dan Rancangan Penelitian
Jenis penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan
menggunakan studi cross sectional untuk menilai adakah hubungan antara
tingkat pengetahuan dan tingkat pendidikan kader terhadap deteksi dini ibu
hamil risiko tinggi.

4.4 Populasi dan Sampel
4.4.1 Populasi target

Pada penelitian ini populasi target yang digunakan adalah kader
di wilayah kerja Puskesmas Kejaksan dan Puskesmas Pamitran Kota
Cirebon.
4.4.2 Populasi terjangkau
Pada penelitian ini populasi terjangkau yang digunakan adalah
kader di wilayah kerja Puskesmas Kejaksan dan Puskesmas Pamitran
Kota Cirebon pada periode bulan September Oktober.

4.4.3 Sampel penelitian
4.4.3.1 Kriteria inklusi
Kriteria inklusi adalah karakteristik umum dari subjek
penelitian yang layak untuk dilakukan penelitian atau dijadikan
subjek. Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah:
Kader yang bersedia menjadi responden
Kader bertempat tinggal di wilayah kerja Puskesmas
Kejaksan dan Puskesmas Pamitran Kota Cirebon
Kader dengan pendidikan minimal Sekolah dasar atau
sederajat



4.4.3.2 Kriteria eksklusi
Kriteria eksklusi merupakan subjek penelitian yang tidak
dapat mewakili sampel karena tidak memenuhi syarat sebagai
sampel penelitian. Kriteria eksklusi pada penelitian ini adalah:
Kader yang tidak bersedia menjadi responden
Kader yang tidak berada di tempat saat penelitian
berlangsung
Kader yang tidak pernah mendapatkan pendidikan formal
sama sekali

4.4.4 Cara sampling
Sampel penelitian adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan
objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi. Penelitian
ini menggunakan teknik stratified random sampling yaitu
mengidentifikasi karakteristik umum dari anggota populasi, kemudian
menentukan strata atau lapisan dari jenis karakteristik unit-unit tersebut
(Notoatmodjo, 2010).
Cara menentukan ukuran sampelnya dengan rumus slovin sebagai
berikut:


Keterangan :
N
n =
1 + N (d
2
)
n = besar sampel
N = besar populasi
d = tingkat kesalahan (0,05)





4.4.5 Besar sampel
Jumlah kader yang ada di wilayah kerja Puskesmas Kejaksan dan
Puskesmas Pamitran adalah orang maka didapatkan:




4.5 Variabel penelitian
4.5.1 Variabel bebas
Dalam penelitian ini variabel bebasnya adalah tingkat
pengetahuan dan tingkat pendidikan kader.

4.5.2 Variabel terikat

n =
1+ (0,05
2
)

n =

Variabel terikat dari penelitian ini adalah deteksi dini risiko tinggi
ibu hamil.









4.6 Definisi Operasional
Definisi operasional pada penelitian ini adalah:

Tabel 4.1 Definisi operasional
No. Variabel Definisi
Operasional
Alat Ukur Skala Kriteria
1 Tingkat
Pengetahuan
kader
Informasi yang
sudah didapatkan
responden
mengenai deteksi
dini ibu hamil
Kuesioner Ordinal 1: pengetahuan
kurang, jika
jawaban benar
<65%
2: Pengetahuan cukup,
jika jawaban benar
65%79%
3: Pengetahuan baik,
jika jawaban benar
80%100%
2 Tingkat
Pendidikan
formal kader
Jenjang
pendidikan yang
di tempuh oleh
kader
Kuesioner Ordinal 1: SD/ MI
2: SMP/SLTP/ MTs
3: SMA/SLTA/ MA/
SMK
4: Akademi/
Perguruan tinggi
3 Peran serta
kader dalam
deteksi dini
ibu hamil
risiko tinggi
Pernyataan
tentang kegiatan
deteksi faktor
risiko ibu hamil
yang dilakukan
oleh kader
meliputi
komponen:
1. Melakukan
pencatatan ibu
Kuesioner

Ordinal 1: tidak aktif
2: kurang aktif, bila
skor mean
3: aktif, bila skor >
mean

hamil yang
berisiko
2. Melakukan
pelaporan ibu
hamil yang
berisiko
3. Kontak
dengan ibu
hamil/keluarga
untuk
menganjurkan
pemeriksaan
kehamilan
secara teratur
4. Kontak
dengan ibu
hamil,
keluarga untuk
melakukan
perencanaan
persalinan
5. Melakukan
rujukan ibu
hamil dengan
faktor risiko


4.7 Cara Pengumpulan Data
jenis data dalam penelitian yang diambil adalah data primer. Instrumen
yang digunakan dalam penelitian adalah lembar kuesioner untuk kedua
variabel penelitian. kuesioner tersebut berupa pertanyaan tertulis yang
digunakan untuk memperoleh data atau informasi tentang identitas
responden, tingkat pengetahuan dan tingkat pendidikan kader serta peran
serta kader dalam deteksi dini ibu hamil risiko tinggi.

4.8. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian dilaksanakan dalam 3 tahap, yang meliputi:
a. Persiapan
1) Menyiapkan proposal penelitian
2) Konsultasi ke pembimbing
3) Menyusun kuesioner
4) Mengurus surat ijin dan melaporkan kegiatan penelitian pada instansi
yang berwenang (Dinas Kesehatan Kota Cirebon, Puskesmas Kejaksan
Cirebon).

b. Tahap pelaksanaan
1) Memilih sampel sesuai kriteria inklusi
2) Penyebaran kuesioner

c. Tahap penyelesaian
1) Mengolah data dan menganalisis data
2) Menyusun laporan penelitian







4.9 Alur Penelitian



Membuat Usulan
Proposal
Pengesahan
Usulan Proposal
Pengambilan sampel
dengan cara stratified
random sampling



Gambar 4.1 Alur Penelitian


4.10 Analisis Data
Data yang telah terkumpul diolah dengan cara manual dengan langkah-
langkah sebagai berikut (Notoatmodjo, 2010):
1. Editing
Melihat kembali apakah lembar kuesioner atau formulir sudah
terisi dengan benar yang dapat segera diproses lebih
lanjut. Editing langsung dilakukan di tempat pengumpulan data di
lapangan, sehingga jika terjadi kesalahan maka upaya pembetulan dapat
segera dilakukan.


2. Coding
Setiap lembar kuesioner yang memenuhi kriteria sampel dan telah
terisi semua dilakukan pengkodean data.
3. Processing
Melakukan Informed
concent kepada
responden

Membagikan kuesioner
kepada responden
Pengolahan
dan Analisis
data
Processing adalah memproses data dengan menggunakan
komputer atau secara manual agar dapat dianalisis.
4. Cleaning Data (pembersihan data)
Data yang sudah dimasukkan dilakukan pengecekan.
Pembersihan dilakukan jika ditemukan kesalahan pada entry data
sehingga dapat diperbaiki dan dilakukan scoring terhadap pertanyaan
yang berhubungan dengan masing-masing variabel.
Data yang disajikan dengan mendistribusikan melalui analisis
univariat yang bertujuan untuk menyajikan data dari semua variabel
pada penelitian ini dan bivariat, yaitu untuk melihat hubungan variabel
independen (tingkat pengetahuan dan tingkat pendidikan) dan variabel
dependen (deteksi dini ibu hamil risiko tinggi) dengan menggunakan uji
spearmens correlation.











4.11 Etika Penelitian
Sebelum melakukan penelitian, terlebih dahulu peneliti perlu
mendapatkan rekomendasi dari institusi dengan mengajukan permohonan
ijin kepada institusi/ lembaga tempat penelitian. Setelah mendapatkan
persetujuan barulah melakukan penelitian dengan menekankan masalah
etika penelitian yang meliputi:
1. Informed concent
Peneliti memberikan penjelasan tentang tujuan serta maksud
penelitian sebelum menyerahkan kuesioner penelitian, kemudian
peneliti memberikan surat permohonan menjadi responden sebagai
permintaan pasien untuk menjadi responden.

2. Confidentiality (kerahasiaan)
Kerahasiaan informasi responden dijamin peneliti, hanya data
tertentu sebagai hasil penelitian.
















4.12 Jadwal Penelitian
Tabel 4.2 Jadwal Penelitian
Kegiatan Penelitian Waktu Penelitian
4 5 6 7 9 10 12
Pembuatan Judul Proposal
Penyusunan Proposal
Konsultasi
Ujian Proposal
Perbaikan
Pelaksanaan Penelitian
Pengolahan dan Analisis Data
Ujian Skripsi
Perbaikan
Penyusunan Laporan








Daftar Pustaka
Rochjati, poedji. 2011. Skrinning Antenatal pada Ibu Hamil, Pengendalian
Faktor Risiko, Deteksi Dini Ibu Hamil Risiko Tinggi.Surabaya. Airlangga
University Press.
Siswosuharjo S dan Fitria C. 2010.Panduan Super Lengkap Hamil Sehat.
Semarang. Penebar Plus.
Saifudin, A.B. 2012. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal Dan
Neonatal. Jakarta. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

You might also like

  • Tumor
    Tumor
    Document1 page
    Tumor
    Dewida 'dewet' Maulidatu
    No ratings yet
  • Ketuban Pecah Dini
    Ketuban Pecah Dini
    Document21 pages
    Ketuban Pecah Dini
    Dewida 'dewet' Maulidatu
    No ratings yet
  • Gawat Daruraat 2
    Gawat Daruraat 2
    Document51 pages
    Gawat Daruraat 2
    Dewida 'dewet' Maulidatu
    No ratings yet
  • Pio Derm
    Pio Derm
    Document3 pages
    Pio Derm
    Dewida 'dewet' Maulidatu
    No ratings yet
  • Cover THT KL
    Cover THT KL
    Document1 page
    Cover THT KL
    Dewida 'dewet' Maulidatu
    No ratings yet
  • Pterigium
    Pterigium
    Document23 pages
    Pterigium
    Dewida 'dewet' Maulidatu
    No ratings yet
  • 061023-kxcv149-cd Dan Buku PDF
    061023-kxcv149-cd Dan Buku PDF
    Document12 pages
    061023-kxcv149-cd Dan Buku PDF
    Luvy Immaduddin
    No ratings yet
  • Referat Karsinoma Nasofaring
    Referat Karsinoma Nasofaring
    Document22 pages
    Referat Karsinoma Nasofaring
    Dewida 'dewet' Maulidatu
    No ratings yet
  • Chapter II PDF
    Chapter II PDF
    Document18 pages
    Chapter II PDF
    Ahmad Farhan
    No ratings yet
  • Pterigium
    Pterigium
    Document20 pages
    Pterigium
    Dewida 'dewet' Maulidatu
    No ratings yet
  • OTOT PELVIS
    OTOT PELVIS
    Document2 pages
    OTOT PELVIS
    Dewida 'dewet' Maulidatu
    No ratings yet
  • Referat Karsinoma Nasofaring
    Referat Karsinoma Nasofaring
    Document22 pages
    Referat Karsinoma Nasofaring
    Dewida 'dewet' Maulidatu
    No ratings yet
  • Tugas DR - Denii Dewet
    Tugas DR - Denii Dewet
    Document43 pages
    Tugas DR - Denii Dewet
    Dewida 'dewet' Maulidatu
    No ratings yet
  • Ujian Lapkas KPD Dewet
    Ujian Lapkas KPD Dewet
    Document64 pages
    Ujian Lapkas KPD Dewet
    Dewida 'dewet' Maulidatu
    No ratings yet
  • Translate Nelsson
    Translate Nelsson
    Document2 pages
    Translate Nelsson
    Dewida 'dewet' Maulidatu
    No ratings yet
  • Bab I Referat
    Bab I Referat
    Document3 pages
    Bab I Referat
    Dewida 'dewet' Maulidatu
    No ratings yet
  • Pterigium
    Pterigium
    Document23 pages
    Pterigium
    Dewida 'dewet' Maulidatu
    No ratings yet
  • CA Nasofaring
    CA Nasofaring
    Document27 pages
    CA Nasofaring
    Dewida 'dewet' Maulidatu
    No ratings yet
  • DAPUS
    DAPUS
    Document1 page
    DAPUS
    Dewida 'dewet' Maulidatu
    No ratings yet
  • Translate Nelsson
    Translate Nelsson
    Document2 pages
    Translate Nelsson
    Dewida 'dewet' Maulidatu
    No ratings yet
  • Vaksin Campak
    Vaksin Campak
    Document1 page
    Vaksin Campak
    Dewida 'dewet' Maulidatu
    No ratings yet
  • IVO Tifoid
    IVO Tifoid
    Document2 pages
    IVO Tifoid
    Shyra Mustakim
    No ratings yet
  • Opthalmologi PDF
    Opthalmologi PDF
    Document128 pages
    Opthalmologi PDF
    rejotangan
    No ratings yet
  • Dap Us Final
    Dap Us Final
    Document1 page
    Dap Us Final
    Dewida 'dewet' Maulidatu
    No ratings yet
  • Document 2
    Document 2
    Document1 page
    Document 2
    Dewida 'dewet' Maulidatu
    No ratings yet
  • Pterigium
    Pterigium
    Document20 pages
    Pterigium
    Dewida 'dewet' Maulidatu
    No ratings yet
  • Referat Kista Ovarium
    Referat Kista Ovarium
    Document23 pages
    Referat Kista Ovarium
    alvian2109
    60% (5)
  • Bab I Referat
    Bab I Referat
    Document3 pages
    Bab I Referat
    Dewida 'dewet' Maulidatu
    No ratings yet
  • DAPUS
    DAPUS
    Document1 page
    DAPUS
    Dewida 'dewet' Maulidatu
    No ratings yet
  • REFERATppt
    REFERATppt
    Document21 pages
    REFERATppt
    Dewida 'dewet' Maulidatu
    No ratings yet