You are on page 1of 24

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kualitas perairan ditentukan oleh faktor biologis, faktor kimia, dan faktor
fisika. Salah satu faktor kimia adalah kelarutan oksigen (DO) dan derajat
keasaman (pH). Menurut Yuliani dan aharjo (!"#$), fluktuasi kualitas air
dipengaruhi antara lain oleh agitasi udara, fotosintesis tumbuhan air, dan akti%itas
mikroba dekomposter. Kadar oksigen rendah dan pH &ang rendah akan
berpengaruh terhadap akti%itas respirasi ikan.
Kadar kelarutan oksigen menentukan kualitas suatu perairan, semakin
tinggi kualitas air semakin baik kehidupan ikan dan organisme air lain di
dalamn&a. 'roses metabolisme ikan membutuhkan oksigen untuk menghasilkan
energi untuk pertumbuhan dan perkembangbiakan. Sumber utama oksigen dalam
perairan berasal dari proses difusi dari udara bebas dan hasil fotosintesis
tumbuhan &ang hidup dalam perairan tersebut (Salmin, !"""). Ke(epatan difusi
oksigen dari udara, tergantung dari kekeruhan air, suhu, salinitas, pergerakan
massa air dan udara, kadar garam (salinitas), luas daerah permukaan perairan &ang
terbuka, tekanan atmosfer, dan prosentase oksigen di sekelilingn&a ()d*ard dan
+S. 'ulumahun&, !""$). 'h sangat penting sebagai parameter kualitas air karena
dapat mengontrol tipe dan laju ke(epatan reaksi beberapa bahan di dalam air,
selain itu ikan dan mahluk,mahluk akuatik lainn&a hidup pada selang pH tertentu,
sehingga dengan diketahuin&a nilai pH maka kita akan tahu apakah air tersebut
sesuai atau tidak untuk menunjang kehidupan organisme air termasuk di dalamn&a
ikan dan tumbuhan air.
-kan akan melakukan mekanisme homeostasi &aitu dengan berusaha untuk
membuat keadaan stabil sebagai akibat adan&a perubahan %ariabel lingkungan.
Mekanisme homeostasis ini terjadi pada tingkat sel &aitu dengan pengaturan
metabolisme sel, pengontrolan permeabilitas membran sel dan pembuangan sisa
metabolisme. eaksi en.imatis sangat bergantung pada suhu, karena aktifitas
metabolisme di berbagai jaringan atau kehidupan suatu organism bergantung pada
kemampuan untuk mempertahankan suhu &ang sesuai dengan dalam tubuhn&a.
#
/erdasarkan uraian di atas, maka dilakukan praktium dengan judul
0'engaruh Kadar Oksigen 1erlarut (DO) dan Derajat Keasaman (pH) terhadap
2kti%itas -kan 3ila (Oreochromis niloticus)4 untuk mengetahui pengaruh DO dan
pH terhadap akti%itas ikan nila dan mempelajari hubungan antara oksigen terlarut
(DO) dan derajat keasaman (pH) di suatu ekosistem.
B. Rumusan Masalah
/erdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan masalah sebagai
berikut 5
#. /agaimana pengaruh kadar oksigen terlarut (DO) dan kadar pH terhadap
akti%itas ikan nila merah (Oreochromis niloticus) di kondisi terang maupun
gelap6
!. /agaimana hubungan antara oksigen terlarut (DO) dan derajat keasaman (pH)
di suatu ekosistem6
C. Tujuan
2dapun tujuan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut 5
#. 7ntuk mengetahui pengaruh kadar oksigen terlarut (DO) dan kadar pH
terhadap akti%itas ikan nila merah (Oreochromis niloticus) di kondisi terang
maupun gelap.
!. 7ntuk mempelajari hubungan antara oksigen terlarut (DO) dan derajat
keasaman (pH) di suatu ekosistem.
!
BAB II
KAJIAN PUTAKA
A. Ikan N!la Merah (Oreochromis niloticus)
-kan nila (Oreochromis niloticus) termasuk dalam genus Oreochromis
&ang merupakan spesies &ang berasal dari ka*asan sungai 3il dan danau,danau
sekitarn&a di 2frika. 8enis ini merupakan ikan konsumsi air ta*ar &ang ban&ak
dibudida&akan di lebih dari 9: negara. Saat ini telah tersebar ke negara beriklim
tropis dan subtropis, sedangkan di *ila&ah iklim dingin tidak dapat hidup dengan
baik (Sugiarto,#;99 dalam Su&ono, dkk !"##). -kan nila merah mempun&ai sifat
omni%ora &ang dapat memanfaatkan plankton dan perifiton, serta dapat men(erna
alga biru dan alga hijau sebagai makanan alamin&a.
-kan nila merah mempun&ai (iri,(iri morfologi seperti bentuk tubuh
memanjang, pipih ke samping, dan *arna putih kehitaman. Selain itu, mempun&ai
garis %ertikal sepanjang tubuh seban&ak ; < ## buah, garis,garis pada sirip ekor
be*arna merah, dan berjumlah = < #! buah, pada sirip punggung terdapat garis,
garis miring, mata tampak menonjol dan besar, gurat sisi (linea lateralis) terputus
di bagian tengah badan kemudian berlanjut tetapi letakn&a lebih ke ba*ah
daripada letak garis &ang memanjang diatas sirip dada, sirip punggungn&a
be*arana hitam, tetapi bagian pinggir be*arna abu,abu hitam (Khairul dan
Khoiruman, !""9 dalam Su&ono dkk, !"##).
"am#ar $.% -kan nila merah (Oreochromis niloticus)
Sumber: (http://bisnisukm.com/sukses-budidaya-ikan-nila.html)
-kan nila merah merupakan ikan tropis &ang men&ukai perairan &ang
dangkal. -kan nila merah dikenal sebagai ikan &ang tahan terhadap perubahan
lingkungan tempat hidupn&a. -kan nila merah hidup di lingkungan air ta*ar, air
$
pa&au, dan air asin. Kadar garam air &ang disukai antara " < $: ppt. -kan nila air
ta*ar dapat dipindahkan ke air asin dengan proses adaptasi bertahap. Kadar garam
air dinaikkan sedikit demi sedikit. 'emindahan ikan nila se(ara mendadak ke
dalam air &ang kadar garamn&a sangat berbeda dapat mengakibatkan stress dan
kematian ikan (Su&anto, !""> dalam 8a&a, !"#!).
1empat hidup ikan nila merah biasan&a berada pada perairan &ang dangkal
dengan arus &ang tidak begitu deras, ikan ini tidak suka hidup di perairan &ang
bergerak (mengalir), akan tetapi jika dilakukan perlakuan terhadap ikan nila
seperti pengadaptasian terhadap lingkungan air &ang mengalir maka ikan nila juga
bisa hidup baik pada perairan &ang mengalir. (Djarijah, !""! dalam 8a&a, !"#!).
?ingkungan tumbuh (habitat) &ang paling ideal adalah perairan air ta*ar &ang
memiliki suhu antara #>@A < $9@A, atau suhu optimal !:@A < $"@A. Keadaan suhu
&ang rendah &aitu suhu kurang dari #>@A ataupun suhu &ang terlalu tinggi di atas
$"@A akan menghambat pertumbuhan nila. -kan nila merah memiliki toleransi
tinggi terhadap perubahan lingkungan hidup. /atas ba*ah dan batas atas suhu
&ang mematikan ikan nila berturut,turut adalah ## < #!@A dan >!@A. Keadaan pH
air antara : < ## dapat ditoleransi oleh ikan nila, tetapi pH &ang optimal untuk
pertumbuhan dan perkembangbiakkan ikan ini adalah B < 9. -kan nila merah
masih dapat tumbuh dalam keadaan air asin pada salinitas " < $: ppm. Oleh
karena itu, ikan nila merah dapat dibudida&akan di perairan pa&au, tambak dan
perairan laut, terutama untuk tujuan usaha pembesaran (ukmana, #;;B dalam
8a&a, !"#!).
B. &!s!'l'g! Res(!ras! Ikan
Sebagai biota perairan, -kan merupakan mendapatkan Oksigen terlarut
dalam air. 'ada hampir semua -kan, insang merupakan komponen penting dalam
pertukaran gas, insang terbentuk dari lengkungan tulang ra*an &ang mengeras,
dengan beberapa filamen insang di dalamn&a (+uja&a. !"">). Menurut Suki&a
(!"":), Setiap kali mulut dibuka, maka air dari luar akan masuk menuju farink
kemudian keluar lagi melalui mele*ati (elah insang, peristi*a ini melibatkan
kartilago sebagai pen&okong filamen ikan. Selanjutn&a Suki&a menambahkan
>
bah*a lamella insang berupa lempengan tipis &ang diselubungi epitel pernafasan
menutup jaringan %askuler dan busur aorta, sehingga karbondioksida darah dapat
bertukar dengan oksigen terlarut di dalam air.
Organ insang pada ikan ditutupi oleh bagian khusus &ang berfungsi untuk
mengeluarkan air dari insang &ang disebut oper(ulum &ang membentuk ruang
operkulum di sebelah sisi lateral insang. ?aju gerakan oper(ulum ikan mempun&ai
korelasi positif terhadap laju respirasi ikan (+uja&a. !"">).
C. Pengaruh Kelaruan )ks!gen Terha*a( &!s!'l'g! Ikan
2tmosfer bumi mengandung oksigen sekitar !#" mlC?. Oksigen
merupakan salah satu gas &ang terlarut dalam perairan. Kadar oksigen &ang larut
di perairan ber%ariasi, tergantung pada suhu, salinitas, turbulensi air, dan tekanan
atmosfer. Semakin besar suhu dan ketinggian serta semakin ke(il tekanan
atmosfer, kadar oksigen terlarut semakin ke(il ()ffendi, !""$). Kandungan
oksigen terlarut (Dissolved Oxygen) minimal > ppm. /eberapa ikan hidup dengan
baik pada kandungan oksigen kurang dari > ppm, terutama ikan,ikan &ang
mempun&ai alat pernafasan tambahan, &ang memungkinkann&a mengambil
oksigen langsung dari udara bebas seperti lele (larias sp.), sepat (!richogaster
sp.), gabus (hanna striata), gurami (Osphronemus gouramy) ()ffendi, !""$).
Kelarutan oksigen &ang rendah dalam air dapat menghambat akti%itas
ikan. Oksigen diperlukan untuk metabolisme dalam tubuh. Kebutuhan oksigen
pada masing,masing spesies berbeda antara satu dengan &ang lain. Hal ini karena
perbedaan struktur molekul sel darah ikan &ang mempun&ai hubungan antara
tekanan partial oksigen dalam air dan dengan keseluruhan oksigen dalam sel darah
(/ro*n and Drat.ek, #;9"). Eariasi oksigen terlarut dalam air biasan&a sangat
ke(il sehingga tidak menggangu kehidupan ikan (/roto*idjo&o et al, #;;:).
Oksigen diperlukan dalam proses oksidasi berbagai sen&a*a kimia dan
respirasi berbagai organisme perairan. Kadar oksigen terlarut dan pengaruhn&a
terhadap kelangsungan hidup ikan dalam )ffendi (!""$) sebagai berikut5
:
1abel !.#. Kadar Oksigen 1erlarut dan 'engaruhn&a pada Kelangsungan
Hidup -kan
D. Hu#ungan (H *an D) *engan Akt!+!tas Ikan
Suatu komunitas &ang berinteraksi dengan komunitas lainn&a dan dengan
lingkungann&a (air, udara, suhu,(aha&a) disebut ekosistem. )kosistem berjalan
dinamis, karena komunitas tumbuhan dan he*an &ang terdapat dalam beberapa
ekosistem se(ara gradual selalu berubah karena adan&a perubahan komponen
ligkungan fisikn&a.
Organisme, populasi, komunitas, dan ekosistem mempun&ai kemampuan
untuk mela*an atau mengatasi perubahan atau tekanan dari luar. Dengan kata lain
ekosistem itu memiliki beberapa tingkatan stabilitas. Setiap organisme
mempun&ai kisaran toleransi tertentu terhadap faktor lingkungan fisik dan kimia.
2dapun sifat,sifat kimian&a antara lain pH dan DO.
=
E. Pengaruh (H terha*a( Akt!+!tas Ikan
Kondisi asam atau basa pada perairan ditentukan berdasarkan nilai pH
(po*er of h&drogen). 3ilai pH berkisar antara ",#>, &ang mana pH B
merupakan pH normal. Kondisi pH kurang dari B menunjukkan air bersifat
asam, sedangkan pH di atas B menunjukkan kondisi air bersifat basa.
Makhluk hidup atau biota perairan ta*ar masing,masing memiliki
kondisi pH &ang berbeda,beda. 'engaruh pH pada biota terletak pada akti%itas
en.im, misaln&a dalam pH asam, en.im akan mengalami protonasi. Keasaman
juga berpengaruh pada tingkat kelarutan suatu nutrien dalam perairan, &ang
menentukan keberadaan suatu organisme. 'olusi juga bisa diindikasi dari pH
&ang terkait dengan konsentrasi oksigen (pH rendah pada konsentrasi oksigen
rendah).
Organisme akuatik dapat hidup dalam suatu perairan &ang mempun&ai
pH netral. pH &ang ideal bagi kehidupan organisme akuatik pada umumn&a
berkisar B sampai 9,:. Kondisi perairan &ang bersifat asam maupun basa
membaha&akan karena dapat men&ebabkan terjadin&a gangguan metabolisme
dan respirasi. 3ilai pH rendah dapat men&ebabkan mobilitas berbagai sen&a*a
logam berat semakin tinggi sedangkan pH &ang tinggi akan men&ebabkan
keseimbangan antara amonium dan amoniak akan terganggu sehingga dapat
men&ebabkan meningkatkan konsentrasi amoniak &ang bersifat toksik bagi
organisme (/arus, !""#).
Derajat keasaman perairan juga dipengaruhi oleh keadaan tanah. 3ilai
pH asam tidak baik untuk budida&a ikan dimana produksi ikan dalam suatu
perairan akan rendah. 'ada pH air netral sangat baik untuk kegiatan budida&a
ikan, biasan&a berkisar antara B < 9, sedangkan pada pH basa dan asam tidak
baik untuk kegiatan budida&a. 'engaruh pH air pada perairan dapat berakibat
terhadap komunitas biologi perairan, untuk jelasn&a dapat dilihat pada 1abel
!.!
B
1abel !.!. 'engaruh pH 2ir 1erhadap Komunitas /iologi 'erairan ()ffendi, !""$)
'erubahan pH dapat mempun&ai akibat buruk terhadap kehidupan biota
perairan baik se(ara langsung maupun tidak langsung. 1inggi atau rendahn&a
pH air dipengaruhi oleh sen&a*a C kandungan dalam air tersebut. +aktor &ang
mempengaruhi pH air &aitu sisa,sisa pakan dan kotoran &ang mengendap di
dasar kolam. Selain itu juga berasal dari kandungan AO! &ang tinggi hasil
pernafasan (terjadi menjelang fajar sampai pagi hari). Dampak perubahan pH 5
a. 1erganggun&a proses metabolisme ikan
b. -kan mudah terserang pen&akit
(. 'ertumbuhan menurun, stress
d. pH tinggi dapat meningkatkan kandungan ammonia sehingga kualitas air
terganggu.
Aara mengatasi pH air, diantaran&a &aitu 5
a. Sebelum pengisian air, kolam dikeringkan kemudian diberi kapur se(ara
merata.
b. Dilakukan pengendapan sebelum air dimasukkan ke dalam kolam
9
(. 'enggantian air untuk membuang sisa,sisa pakan dan kotoran dari dasar
kolam.
Keasaman ditentukan dengan memakai kertas pH uni%ersal dan pH
meter. 'engukuran dilakukan dengan %ariasi *aktu siang dan malam. ?angkah
tersebut didasarkan pada perbedaan akti%itas biota pada siang dan malam hari.
'engambilan lokasi bisa dilakukan dengan berbagai (ara, seperti transek pada
kedalaman &ang berbeda dan tempat,tempat &ang memiliki potensi
menimbulkan pen(emaran (sumber pen(emaran terpusat).
Kisaran optimal fluktuasi nilai pH air pagi dan sore adalah ",!,",:.
+luktuasi nilai pH harian &ang lebih dari ",: menunjukan bah*a karbonat
dalam air sebagai pen&angga adalah kurang. Sebalikn&a bila fluktuasi kurang
dari ",! atau bahkan sore hari sama dengan pagi hari, menunjukkan fotosintesis
tidak berjalan normal. Kondisi lingkungan lebih berbaha&a bila nilai pH pagi
lebih tinggi dari sore hari.
+luktuasi harian kandungan oksigen terlarut ditentukan kepadatan biota
&ang ada dalam air terutama ph&toplankton dan makroalga &ang merupakan
produsen primer. 7ntuk menjaga oksigen terlarut tetap pada kondisi optimal
adalah dengan pemanfaatan proses fotosintesa, penggunaan aerasi dan
mengatur jumlah densitas plankton dan tanaman air. Kedalaman air optimal
tambak sederhana &ang tidak menggunakan aerasi adalah ! F nilai ke(erahan.
Hubungan pH dengan suhu adalah derajat keasaman air pH G ,log (H)H.
7kuran konsentrasi ion Hidrogen (mol per ?iter) menunjukkan suasana asam
atau basa suatu perairan.
&. Pengaruh D) ,)ks!gen Terlarut- terha*a( Akt!+!tas Ikan
Oksigen terlarut (Dissol%ed OF&gen G DO) dibutuhkan oleh semua
jasad hidup untuk pernapasan, proses metabolisme atau pertukaran .at &ang
kemudian menghasilkan energi untuk pertumbuhan dan pembiakan. Disamping
itu, oksigen juga dibutuhkan untuk oksidasi bahan,bahan organik dan
;
anorganik dalam proses aerobik. Sumber utama oksigen dalam suatu perairan
berasal dari suatu proses difusi dari udara bebas dan hasil fotosintesis
organisme &ang hidup dalam perairan tersebut. Ke(epatan difusi oksigen dari
udara, tergantung dari beberapa faktor, seperti kekeruhan air, suhu, salinitas,
pergerakan massa air dan udara seperti arus, gelombang, dan pasang surut.
Odum (#;;$) men&atakan bah*a kadar oksigen dalam air akan bertambah
dengan semakin rendahn&a suhu dan berkurang dengan semakin tinggin&a
salinitas. 'ada lapisan permukaan, kadar oksigen akan lebih tinggi, karena
adan&a proses difusi antara air dengan udara bebas serta adan&a proses
fotosintesis. Dengan bertambahn&a kedalaman akan terjadi penurunan kadar
oksigen terlarut, karena proses fotosintesis semakin berkurang dan kadar
oksigen &ang ada ban&ak digunakan untuk pernapasan dan oksidasi bahan,
bahan organik dan anorganik. Keperluan organisme terhadap oksigen relatif
ber%ariasi tergantung pada jenis, stadium dan akti%itasn&a. Kebutuhan oksigen
untuk ikan dalam keadaan diam relatif lebih sedikit apabila dibandingkan
dengan ikan pada saat bergerak atau memijah. 8enis,jenis ikan tertentu &ang
dapat menggunakan oksigen dari udara bebas memiliki da&a tahan &ang lebih
terhadap perairan &ang kekurangan oksigen terlarut. Kandungan oksigen
terlarut (DO) minimum adalah ! ppm di dalam keadaan normal dan tidak
ter(emar oleh sen&a*a bera(un (toksik). Kandungan oksigen terlarut minimum
ini sudah (ukup mendukung kehidupan organisme. -dealn&a, kandungan
oksigen terlarut tidak boleh kurang dari #,B ppm selama *aktu 9 jam dengan
sedikitn&a pada tingkat kejenuhan sebesar B"I.
Menurut /o&d (#;;") dalam +ika (!"";), jumlah oksigen &ang
dibutuhkan oleh organisme akuatik tergantung spesies, ukuran, jumlah pakan
&ang dimakan, akti%itas, suhu, dan lain,lain. Konsentrasi oksigen &ang rendah
dapat menimbulkan anoreFia, stress, dan kematian pada ikan. /ila dalam suatu
kolam kandungan oksigen terlarut sama dengan atau lebih besar dari : mgCl,
maka proses reproduksi dan pertumbuhan ikan akan berjalan dengan baik. 'ada
perairan &ang mengandung deterjen, suplai oksigen dari udara akan sangat
lambat sehingga oksigen dalam air sangat sedikit. Oksigen terlarut &ang
terkandung di dalam air, berasal dari udara dan hasil proses fotosintesis
#"
tumbuhan air. Oksigen diperlukan oleh semua mahluk &ang hidup di air seperti
ikan, udang, kerang dan he*an lainn&a termasuk mikroorganisme seperti
bakteri. Oksigen merupakan faktor pembatas dalam penentuan kehadiran
makhluk hidup di dalam air. Kepekatan oksigen terlarut bergantung kepada 5
a. Suhu.
b. Kehadiran tanaman fotosintesis.
(. 1ingkat penetrasi (aha&a bergantung kepada kedalaman dan kekeruhan air.
d. 1ingkat kederasan aliran air.
e. 8umlah bahan organik &ang diuraikan dalam air seperti sampah, ganggang
mati atau limbah industri (Sastra*ija&a, !""").
Kehidupan di air dapat bertahan jika terdapat oksigen terlarut minimal
seban&ak : ppm (: part per million atau : mg oksigen untuk setiap liter air).
Selebihn&a bergantung kepada ketahanan organisme, derajat keaktifann&a,
kehadiran bahan pen(emar, suhu, pH, ketersediaan bahan organik, mineral, dan
sebagain&a.
usakn&a kadar kimia air akan berpengaruh terhadap fungsi dari air.
/esarn&a beban pen(emaran &ang ditampung oleh suatu perairan, dapat
diperhitungkan berdasarkan jumlah polutan &ang berasal dari berbagai sumber
akti%itas air buangan dari proses,proses industri dan buangan domestik &ang
berasal dari penduduk. 1elah ban&ak dilakukan penelitian tentang pengaruh air
buangan industri dan limbah penduduk terhadap organisme perairan, terutama
pengaruhn&a terhadap ikan. 2kibat &ang ditimbulkan antara lain dapat
men&ebabkan kelumpuhan ikan, karena otak tidak mendapat suplai oksigen
serta kematian karena kekurangan oksigen (anoFia) &ang disebabkan jaringan
tubuh ikan tidak dapat mengikat oksigen &ang terlarut dalam darah
(Sastra*ija&a, !"""). 7ntuk mengetahui kualitas air dalam suatu perairan,
dapat dilakukan dengan mengamati beberapa parameter kimia, seperti oksigen
terlarut (Dissol%ed OF&gen G DO) dan kebutuhan oksigen biologis (/iologi(al
OF&gen Demand G /OD).
Oksigen terlarut dapat dianalisis atau ditentukan dengan (ara metode
titrasi dengan (ara J-3K?). Metode titrasi dengan (ara J-3K?) se(ara
##
umum ban&ak digunakan untuk menentukan kadar oksigen terlarut. 'rinsipn&a
dengan menggunakan titrasi iodometri. Sampel &ang akan dianalisis terlebih
dahulu ditambahkan larutan MnAl
!
dan 3aOH , K-, sehingga akan terjadi
endapan MnO
!
. Dengan menambahkan H
!
SO
>
atau HAl maka endapan &ang
terjadi akan larut kembali dan juga akan membebaskan molekul iodium (-
!
)
&ang eki%alen dengan oksigen terlarut. -odium &ang dibebaskan ini selanjutn&a
dititrasi dengan larutan standart natrium tiosulfat (3a
!
S
!
O
$
) dan menggunakan
indikator larutan amilum (kanji en(er). eaksi kimia &ang terjadi dapat
dirumuskan sebagai berikut5
a. MnAl
!
H 3aOH K Mn(OH)
!
H ! 3aAl
b. ! Mn(OH)
!
H O
!
K ! MnO
!
H ! H
!
O
(. MnO
!
H ! K- H ! H
!
O K Mn(OH)
!
H -
!
H ! KOH
d. -
!
H ! 3a
!
S
!
A
$
K 3a
!
S
>
O
=
H ! 3a-
'enentuan oksigen terlarut (DO) dengan (ara titrasi berdasarkan metode
J-3K?) lebih analitis apabila dibandingkan dengan (ara alat DO meter.
#!
BAB III
MET)DE PENELITIAN
A. Jen!s Prakt!kum
8enis praktikum ini bersifat eksperimen karena menggunakan %ariabel,
%ariabel praktikum, &aitu %ariabel manipulasi, %ariabel kontrol, dan %aribel respon
serta adan&a perlakuan.
B. .aktu *an Tem(at Prakt!kum
'raktikum ini dilaksanakan pada tanggal !; dan $" 2pril !"#$ di
?aboratorium +isiologi, 8urusan /iologi, +akultas Matematika dan -lmu
'engetahuan 2lam, 7ni%ersitas 3egeri Suraba&a.
C. /ar!a#el Prakt!kum
#. Eariabel kontrol 5 Eolume air dan ukuran toples.
!. Eariabel manipulasi 5 Sumber (aha&a, jumlah ikan, pakan ikan, dan
media air.
$. Eariabel respon 5 Kadar DO dan kadar 'H
D. Alat *an Bahan
%. Alat
a. /otol *inkler $ buah
b. 1oples plastik transparan $ buah
(. )rlenme&er $ buah
d. 'ipet : buah
e. Delas ukur $ buah
f. Kertas lakmus
g. Delas beker $ buah
h. 2lat pemanas air (hitter) # buah
$. Bahan
a. 2ir kolam bersih #""" ml
b. 2ir isi ulang !""" ml
(. -kan nila ; ekor
d. MnSO
>
L !" ml
e. KOH,K- L !" ml
f. H
!
SO
>
L !" ml
g. 3a
!
S
!
O
$
L >" ml
h. ?arutan amilum #IL #" ml
i. "ydrilla sp
j. 'akan ikan
#$
E. Pr'se*ur Kerja
#. Men&iapkan alat dan bahan praktikum.
!. Membuat media air. 'embuatan media air ini dilakukan !> jam sebelum
praktikum dengan terlebih dahulu men&iapkan toples &ang telah diberi label
huruf 2, /, dan A pada masing,masing toples, air, dan ikan mas. 'embuatan
media air pada tiap toples adalah sebagai berikut 5
a. 1oples 2 diberi air kolam seban&ak B:" ml. Membiarkan toples dalam
keadaan terbuka dan ditempatka di tempat &ang terkena (aha&a matahari
dengan harapan terkena angin dan terjadi fotosintesis pada alga hijau atau
biru.
b. 1oples / diisi air isi ulang seban&ak L B:" ml dan memasukkan # ekor ikan.
Kemudian toples ditutup dan ditempatkan di tempat &ang teduh.
(. 1oples A diisi air isi ulang L B:" ml dan memasukkan ! ekor ikan dan diberi
pakan ikan &ang mudah han(urC lembek dalam air. Kemudia toples ditutup
dan diletakkan di tempat &ang teduh.
$. Setelah # F !> jam, mengamati semua toples dan melihat perubahan &ang
terjadi. Demikian pula men(atat jika terjadi perubahan pada ikan. Kemudian
melakukan pengukuran DO dan pH dari masing,masing media air (2, /, dan
A).
a. 'engukuran kadar DO
#) Mengambil sampel air dengan botol *inkler gelap, usahakan tidak ada
O
!
&ang terperangkap
!) Menambahkan MnSO
>
! ml dan KOH,K- ! ml (dengan membuka botol
*inkler se(ara kati,hati) kemudian diko(ok pelan (membolak,balik botol
se(ara hati,hati hingga perekasi ter(ampur dengan air sampel). Diamkan
selama #" menit sampai terbentuk dua lapisan.
$) Menambahkan H
!
SO
>
pekat ! ml ke dalam botol se(ara hati,hati,
mengo(ok botol hingga larutan ter(ampur, kemudian melakukan titrasi.
>) Mengambil #"" ml sampel &ang mendapat perlakuan tadi dan
memasukkan ke dalam erlenme&er. Melakukan titrasi dengan 3a
!
S
!
O
$
sampai terjadi perubahan *arna (dari (oklat menjadi kuning muda).
#>
Kemudian menambahakan amilum (#I) #" tetes hingga tampak *arna
biru dan melanjutkan titrasi dengan 3a
!
S
!
O
$
sampai *arna biru hilang.
:) Menghitung DO dengan rumus sebagai berikut 5
> . .
9""" . .

=
#inkler btl vol
$ a
DO
Keterangan 5
a 5 %olume titrasi &ang dipakai
3 5 konstanta ","!:
=) Men(atat hasil ke dalam tabel.
b. 'engukuran pH
#) Mengambil sampel air.
!) Mengukur derajat keasaman dengan menggunakan kertas lakmus.
>. Setelah dilakukan pengukuran DO dan pH, kemudian pada masing,masing air
diberi perlakuan sebagai berikut5
a. 'ada toples 2, memasukkan ! ekor ikan &ang baru.
b. 'ada toples /, mengambil ikan &ang telah dipelihara selama !> jam,
kemudian memasukkan lagi ! ekor ikan &ang baru.
(. 'ada toples A, mengambil ikan &ang telah dipelihara selama !> jam,
kemudian memasukkan lagi ! ekor ika &ang baru.
:. Selanjutn&a mengamati %entilasi respirasi ikan &ang dipelihara pada ketiga
toples tersebut. Selain itu melakukan penghitungan membuka dan menutupn&a
operkulum ikan per satuan *aktu (menit -, --, ---).
&. Ran0angan Penel!t!an
#:
Men&iapkan $ per(obaan masing,masing terdiri dari # toples.
1andai toples dengan kode 2, /, dan A.
Mengisi setiap toples dengan air kira,kira L B:" ml
1oples 2 diisi air
kolam seban&ak L
B:" ml
1oples / diisi air isi
ulang seban&ak L B:"
ml, memasukkan #
ekor ikan.
1oples A diisi air isi
ulang L B:" ml,
memasukkan ! ekor
ikan dan diberi
pakan.
Pengukuran (H
#=
Pengukuran D)
Menutup semua toples rapat,rapat, usahakan agar tutup tersebut
tidak bo(or.
Menempatkan toples 2 di tempat &ang terkena matahari.
Menempatkan toples / dan A di tempat &ang teduh.
Setelah # F !> jam, amati semua toples dan lihat perubahan &ang
terjadi. Demikian pula (atatlan bilamana terjadi perubahan pada ikan.
Setelah pengamatan selesai lakukan pengukuran terhadap kadar DO
dan pH
.
Mengambil sampel air kemudian mengukur derajat keasaman
dengan menggunakan kertas lakmus.
#B
/otol *inkler gelap
diisi air sampel
?angsung diba*a
ke laboratorium
Ditambah larutan
MnSO
>
! ml
Ditambah larutan
KOH,K- ! ml
Dihomogenkan dan di
biarkan mengendap
#C$ botol
Ditambah larutan asam
sulfat pekat ! ml
)ndapan hilang
Kuning muda
#"" ml sample
dititrasi 3a
!
S
!
O
$
Ditambah #",!"
tetes amilum
/iru
Eolume titran
Kuning muda
Kuning tua
Dititrasi 3a
!
S
!
O
$
DO
Jarna biru hilang
BAB I/
HAIL DAN PEMBAHAAN
A. Has!l
Ta#el 1.% 'engaruh DO dan pH 1erlarut terhadap 2kti%itas
-kan 3ila Merah (Oreochromis niloticus)
Me*!a
A!r
D)
,((m-
(H
/ent!las! (er
men!t
C!r!20!r! !kan setelah $1 jam
Ikan % Ikan $
2 !,!9 /asa
#M G ;9
!M G 9!
$M G B!
F G 9>
#M G ;=
!M G 99
$M G =;
F G 9$
-kan lama 5 <
-kan baru 5
'ergerakan ikan tenang, berenang di
dasar dan jarang ke permukaan.
/ ",;9
2sam
(H)
#M G !$>
!M G !#;
$M G #;B
F G !#=
#M G !!"
!M G !##
$M G #9!
F G !">
-kan lama 5
-kan masih dapat hidup dengan normal
dan keadaan air tetap jernih.
-kan baru 5
-kan tidak selalu berada di dalam air
tetapi terkadang mun(ul ke permukaan
untuk bernafas. Keadaan air tetap
jernih.
A "
2sam
(HH)
#M G !B"
!M G !=;
$M G !:=
F G !=:
#M G !=#
!M G !:B
$M G !>$
F G !:$
-kan lama 5
# ekor ikan mati dan # ekor lainn&a
selalu berenang ke permukaan untuk
bernafas. Keadaan air berbusa dan
berlendir.
-kan baru 5
Semua ikan selalu berenang ke
permukaan untuk bernafas, pergerakan
ikan (epat (agresif). Keadaan air
berbusa dan keruh.
Keterangan3
2 5 1oples berisi air kolam seban&ak L B:"
/ 5 1oples berisi air isi ulang seban&ak L B:" ml dan # ekor ikan.
A 5 1oples berisi air isi ulang L B:" ml, ! ekor ikan dan diberi pakan.
B. Anal!s!s Data
/erdasarkan praktikum &ang telah dilakukan &ang dibagi menjadi $
perlakuan &aitu dengan menggunakan media 2 dengan air kolam, media / dengan
air suling, dan media A dengan air suling &ang diberi pakan, maka diperoleh data
#9
mengenai pengaruh kadar DO dan pH terhadap akti%itas ikan nila merah serta
hubungan antara DO dan pH dalam suatu komunitas seperti &ang terdapat pada
tabel >.# di atas.
'ada media 2 &ang berisi air kolam &ang diletakkan di tempat &ang
terkena (aha&a matahari dalam keadaan terbuka, setelah !> jam diperoleh kadar
DO sebesar !,!9 ppm dan mempun&ai pH basa. Kemudian setelah dimasukkan !
ekor ikan nila merah &ang baru dan dilakukan pengamatan, didapatkan rata,rata
respirasi ikan dari menit pertama sampai ketiga sebesar 9> kaliC menit pada ikan #
dan 9$ kaliC menit pada ikan !. 2kti%itas ikan setelah !> jam adalah pergerakan
ikan tenang serta selalu berenang di dasar dan jarang ke permukaan.
'ada media / &ang berisi air suling dan # ekor ikan nila merah &ang
diletakkan di tempat &ang teduh dalam keadaan tertutup, setelah !> jam diperoleh
kadar DO sebesar ",;9 ppm dan mempun&ai pH asam. Kemudian setelah
dimasukkan ! ekor ikan nila merah &ang baru dan dilakukan pengamatan,
didapatkan rata,rata respirasi ikan dari menit pertama sampai ketiga sebesar !#=
kaliC menit pada ikan # dan !"> kaliC menit pada ikan !. 2kti%itas ikan setelah !>
jam adalah ikan tidak selalu berada di dalam air tetapi terkadang mun(ul ke permukaan
untuk bernafas.
'ada media A &ang berisi air suling dan ! ekor ikan nila merah &ang diberi
pakan &ang diletakkan di tempat &ang teduh dalam keadaan tertutup, setelah !>
jam diperoleh kadar DO sebesar " ppm dan mempun&ai pH &ang lebih asam
daripada media /. Kemudian setelah dimasukkan ! ekor ikan nila merah &ang
baru dan dilakukan pengamatan, didapatkan rata,rata respirasi ikan dari menit
pertama sampai ketiga sebesar !=: kaliC menit pada ikan # dan !:$ kaliC menit
pada ikan !. 2kti%itas ikan setelah !> jam adalah semua ikan selalu berenang ke
permukaan untuk bernafas dan pergerakan ikan (epat (agresif).
Dari data diatas, dapat diketahui bah*a semakin tinggi kadar oksigen
terlarut maka makin tinggi pH pada media, dimana kedua faktor tersebut akan
mempengaruhi akti%itas (respirasi) pada ikan nila merah.
#;
C. Pem#ahasan
/erdasarkan analisis diatas, maka dapat diketahui bah*a ada pengaruh
antara oksigen terlarut (DO) dan derajat keasaman (pH) dalam suatu ekosistem.
'ada media 2 &ang berisi air kolam &ang diletakkan di tempat &ang terkena
(aha&a matahari dalam keadaan terbuka, setelah !> jam diperoleh kadar DO
sebesar !,!9 ppm dan mempun&ai pH basa. 2kti%itas ikan setelah !> jam adalah
pergerakan ikan tenang serta selalu berenang di dasar dan jarang ke permukaan.
Hal ini berarti ikan bergerak dengan respirasi normal &ang ditunjukkan dengan
rata,rata penghitungan frekuensi ikan seban&ak 9> kaliC menit pada ikan # dan 9$
kaliC menit pada ikan !. Hal ini menunjukkan bah*a pada media ini ka&a akan
oksigen terlarut sehingga ikan tidak kesulitan dalam melakukan respirasi. Media
2 han&a diisi dengan air kolam &ang di dalamn&a terdapat berbagai ma(am alga
&ang akan berfotosintesis dengan meggunakan sinar matahari untuk mengubah
AO
!
mejadi O
!
untuk respirasi ikan, dimana oksigen berfungsi dalam proses
respirasi untuk mendapatkan energi berupa (21'). Selain itu, kadar AO
!
semakin
rendah akibat akti%itas dari alga tersebut berupa fotosintesis &ang mengeluarkan
O
!
sebagai hasil ekskresin&a dan dapat diketahui juga bah*a kadar O
!
&ang tinggi
akan memenuhi kebutuhan hidup organisme di dalamn&a. 2lga juga dijadikan
sumber makanan bagi ikan sehingga ikan tetap sehat meskipun tidak diberi
makan.
'ada media / &ang berisi air suling dan # ekor ikan nila merah &ang
diletakkan di tempat &ang teduh dalam keadaan tertutup, setelah !> jam diperoleh
kadar DO sebesar ",;9 ppm dan mempun&ai pH asam. 2kti%itas ikan tidak selalu
berada di dalam air tetapi terkadang mun(ul ke permukaan untuk bernafas. Hal ini
menunjukkan akti%itas ikan &ang lebih (epat dan aktif pada media / daripada
media 2 &aitu rata,rata respirasi ikan seban&ak !#= kaliC menit pada ikan # dan
!"> kaliC menit pada ikan !. Hal ini dikarenakan tidak terdapat alga untuk
mengubah AO
!
mejadi O
!
di dalamn&a sehingga kadar oksigen terlarutn&a lebih
rendah dibandingkan media 2, begitu juga pH &ang semakin menurun dari basa
menjadi asam. Hal ini disebabkan laju fotosintesis dan laju respirasi tidak sama
dimana semakin tinggi respirasi berlangsung maka kadar oksigen terlarut dalam
air semakin rendah sehingga mengakibatkan aktifitas oper(ulum ikan lebih tinggi.
!"
'ada media A &ang berisi air suling dan ! ekor ikan nila merah &ang diberi
pakan &ang diletakkan di tempat &ang teduh dalam keadaan tertutup, setelah !>
jam diperoleh kadar DO sebesar " ppm dan mempun&ai pH &ang lebih asam
daripada media /. 2kti%itas ikan setelah !> jam adalah semua ikan selalu
berenang ke permukaan untuk bernafas dan pergerakan ikan (epat (agresif). Hal
ini berarti bah*a akti%itas ikan pada media ini lebih (epat dan agresif dibanding
dengan media /. 1erlihat dari rata,rata respirasi sebesar !=: kaliC menit pada ikan
# dan !:$ kaliC menit pada ikan !. Hal ini disebabkan tidak adan&a proses
fotosintesis dari alga seperti perlakuan 2 &ang men&ebabkan kadar oksigen
terlarut rendah. Disamping itu, tinggin&a derajat keasaman disebabkan oleh
tinggin&a kandungan limbah organik dari pakan &ang diberikan. Oksigen terlarut
pada media A lebih rendah dibanding perlakuan pada meidia 2 dan / dikarenakan
proses respirasi lebih tinggi dan proses fotosintesis tidak terjadi. Oksigen terlarut
&ang ada digunakan respirasi dari ikan dan mikroba,mikroba aerob &ang
mengeluarkan AO
!
.
!#
BAB /
PENUTUP
A. !m(ulan
/erdasarkan hasil dan analisis di atas, maka dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut 5
#. Semakin rendah kadar pH pada suatu perairan maka semakin rendah pula kadar
oksigen terlarut pada suatu perairan &ang men&ebabkan semakin (epat kegiatan
%entilasi pernapasan ikan per menit sehingga men&ebabkan pergerakan ikan
menjadi sangat agresif dan selalu mun(ul di permukaan untuk bernafas.
Meningkatn&a kadar AO
!
di perairan akan menurunkan kadar pH di perairan
dan meningkatn&a kadar oksigen terlarut di perairan akan meningkatkan kadar
pH air.
!. Hubungan DO dan pH dengan respirasi ikan adalah berbanding lurus, semakin
tinggi kadar DO di perairan maka semakin tinggi pula kadar pH di perairan,
sedangkan kegiatan %entilasi pernapasan ikan berbanding terbalik dengan nilai
DO dan pH, semakin rendah nilai DO dan nilai pH di perairan maka
men&ebabkan kegiatan %entilasi ikan semakin (epat.
B. aran
'ada praktikum ini perlu dipilih ikan,ikan &ang mempun&ai umur dan
ukuran &ang sama agar presisi kebutuhan oksigenn&a seragam. Dalam pengukuran
pH sebaikn&a menggunakan pH meter agar diketahui pasti nilai pH,n&a sehingga
lebih mudah dalam menganalisis.
!!
DA&TAR PUTAKA
/arus, 1. 2. !""#. %etode &kologis untuk %enilai 'ualitas Suatu (erairan )otik.
Medan5 +akultas M-'2 7S7 Medan.
Aampbell. !"">. *iologi+ &disi 'elima-,ilid -. 8akarta5 )rlangga.
+ika. !"";. Oksigen !erlarut (DO) dan 'ebutuhan Oksigen *iologi (*OD).
Diakses melalui http5CCbiarkanakumenulis.blogspot.(omC!"";C#"Coksigen,
terlarut,do,dan,kebutuhan.html pada tanggal > Mei !"#$.
+uja&a, Yushinta. !"">. .isisologi /kan. 8akarta5 ineka Aipta.
8a&a, K. !"#!. /kan $ila (Oreochromis niloticus). Diakses melalui
http5CCikanmania!:.blogspot.(omC!"#!C"$Cikan,nila,oreo(hromis,
niloti(us.html pada tanggal > Mei !"#$.
Odum, ).'. #;;$. *asic &cologi (Dasar-dasar &kologi). Yog&akarta5 7ni%ersitas
Dajah Mada 'ress.
Sastra*ija&a, 2. 1resna. !""". (encemaran )ingkungan. 8akarta5 ineka Aipta.
Suki&a. !"":. *iologi 0ertebrata. Malang5 7ni%ersitas 3egeri Malang 'ress.
Su&ono, dkk. !"##. )aporan (raktikum *iologi Dasar. Diakses melalui
http5CC***.s(ribd.(omCdo(C;#$==B:"C>:CDeskripsi,-kan,3ila pada tanggal
> Mei !"#$.
1unas, 2rthama Ja&an. !"":. (atologi /kan !oloestei. Yog&akarta5 7ni%ersitas
Dadjah Mada 'ress.
Yuliani dan aharjo. !"#$. (anduan (raktikum &ko1isiologi. Suraba&a5
?aboratorium +isiologi 1umbuhan 8urusan /iologi +M-'2 7nesa.
!$
LAMPIRAN
Pengh!tungan D)
umus DO G 9""" F 3 F a
E < >
#. DO media 2 G 9""" F ","!: F !,9
!:" < >
G
!>=
:="
G !,!9 ppm
!. DO media / G 9""" F ","!: F #,!
!:",>
G
!>=
!>"
G ",;9 ppm
$. DO media A G 9""" F ","!: F "
!:" < >
G
!>=
"
G " ppm
!>

You might also like