You are on page 1of 46

OLEH:

FIONITA BEELKIS
110. 2006. 105
REFERAT
INSECT BITE REACTION
Pembimbing:
Dr. YENNISp.KK, M.Kes
PEDIKULOSIS KAPITIS
Pedikulosis kapitis adalah infeksi kulit
dan rambut kepala yang disebabkan
oleh Pediculus Humanus Var. capitis.
Epidemiologi
Kutu kepala umumnya menyerang anak perempuan
yang bersekolah di sekolah dasar, baik pada negara
berkembang maupun negara maju.

Faktor yang berhubungan dengan host yang dapat
dihubungkan dengan prevalensi kutu kepala antara lain
ras, kelompok umur, jenis kelamin, kondisi sosial
ekonomi, da karakteristik rambut.
Etiopatogenesis
Kutu termasuk dalam order Phthiraptera.
Siklus hidupnya stadium
telur, larva, nimfa, dan
dewasa.
Telur diletakkan
disepanjang rambut dan
mengikuti tumbuhnya
rambut, yang berarti
makin ke ujung terdapat
telur yang lebih matang.
Gambar 1. Menunjukkan Pediculus capitis (a) induk kutu
(betina). (b) telur kutu yang melekat pada helai rambut.
7

Siklus hidup kutu (Pediculus Capitis)
Kutu betina hidup
selama 30 hari dan
meletakkan antara 5
dan 10 telur sehari
pada batang rambut
atau kurang lebih 150
butir telur dalam 30
hari.
Manifestasi Klinis
Infestasi kutu kepala ditandai dengan telur
melekat pada rambut 0,7 cm dari kepala. Sering
ditemukan dibagian oksipital dan retro auricular
kepala.
Pruritus adalah gejala utama, meskipun pasien
dengan kutu biasanya tanpa gejala.
Gambar 4. Pedikulosis kapitis. (a) telur kutu (nits) yang
banyak. (b) dengan dermatitis nuchal khas.
13

Gambar 3. Telur kutu
pada rambut
Diagnosis
Pada pemeriksaan terdapat
telur atau kutu
Eksokoriasis
Pioderma
Pemeriksaan Penunjang
Menemukan kutu pada sisir
Mikroskopi : Kutu atau telur
kutu pada helai rambut dapat
diperiksa untuk mengkonfirmasi
pemeriksaan makroskopi dari
kulit kepala dan rambut
Kultur : Jika dicurigai
impetiginasi, perlu dilakukan
kultur bakteri
Deferensial
Diagnosis


Piedra hitam
Psoariasis Kapitis
Piedra hitam. Rambut diuji
dengan pemeriksaan 30% KOH,
dengan latar cerah. Nodul gelap
terbentuk hifa dematiaceous
melekat bersama-sama untuk
membentuk massa keras.

Penatalaksanaan
N
o
n

M
e
d
i
k
a
m
e
n
t
o
s
a


Menyisir kutu
Kontrol keadaan
sekitar
T
o
p
i
k
a
l

A
g
e
n

Malathion
Gama benzen
heksaklorida
Benzil benzoat
Pyrethrin
Permetrin
Lindane
Komplikasi
Infeksi bakteri sekunder mungkin
cukup memperparah untuk membuat
anak demam dan lesu

Infeksi ini pada dasarnya tidak berbahaya
Prognosis
Pediculosis Pubis


Infeksi rambut dan kulit
didaerah pubis dan
disekitarnya oleh parasit
Phitrus pubis
Etiologi
Penyebab penyebab ini adalah
kutu Phtrius pubis.
Kutu ini mempunyai panjang 1-
2 mm.
Parasit ini bersifat obligat artinya
harus menghisap darah untuk
dapat mempertahankan hidup.
Siklus Hidup
Phtirus pubis betina
bertelur dirambut.
Telur menempel
menempel di rambut
hingga menetes
menjadi larva.
Waktu 6-10 hari

Epidemiologi
Penyakit ini menyerang orang dewasa
Dapat digolongkan akibat Penyakit Hubungan
Seksual (PHS)
Dapat menyerang jenggot dan kumis
Bisa terjadi pada anak-anak , yaitu alis, atau
bulu mata dan pada tepi batas rambut kepala.
Patogenesis
Gatal (daerah pubis) Di garuk
Erosi
Eksokoriasi
Infeksi sekunder (ada
pus dan krusta)
Gejala Klinis
Rasa gatal
di daerah
pubis.
Gatal
tersebut
dapat
meluas ke
daerah
abdomen
dan dada
G
e
j
a
l
a

p
a
t
o
g
m
o
n
i
k

Black dot yaitu
bercak hitam
yang tampak
jelas pada
celana dalam
bewarna putih.
Bercak hitam
merupakan
krusta berasal
dari darah yang
sering
diinterpretasikan
salah sebagai
hematuria.
I
n
f
e
k
s
i

s
e
k
u
n
d
e
r

Pembesaran
kelenjar getah
bening
regional
Pemeriksaan Penunjang
Mencari kutu dewasa
yang melekat erat di
pangkal rambut, dan
telur pada rambut.
Diagnosis Banding
Dermatitis
seboroika
Ruamnya makula eritematosa
ditutupi oleh papul-papul milier
berbatas tegas, dan skuama halus
putih berminyak
Dapat dibantu dengan
pemeriksaan mikroflora dari kulit
untuk melihat Pityrosporium
ovale penyebab dermatitis
seboroik.
Dermatomikosis
Pemeriksaan KOH 10% dapat
ditemukan
Penatalaksanaan
Umum
Mencukur rambut kemaluan,
ketiak, atau jenggot.
Pakaian dalam harus direbus dan
disetrika
Khusus
Gamma benzen heksaklorida 1%
dalam bentuk krim atau ltion,
1xperhari diulang selama 1
minggu
Krotamiton 1% krim atau lotion,
dioleskan 1x perhari dapat
diulang sesudah 1 minggu
SKABIES

Skabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh
infestasi dan sensitisasi terhadap tungau Sarcoptes
scabiei varietas hominis.
Dapat ditemukan didalam terowongan lapisan
tanduk kulit pada tempat predileksi.

Kutu ini khusus menyerang dan
menjalani siklus hidupnya dalam
lapisan tanduk kulit manusia.
Tungau skabies tidak dapat
terbang namun dapat berpindah
secara cepat saat kontak kulit
dengan penderita.
Tungau ini dapat merayap dengan
kecepatan 2,5 cm 1 inch per
menit pada permukaan kulit.

Reaksi kulit yang berbentuk eritem, papul atau vesikel
pada kulit dimana mereka berada. Disertai perasaan
gatal
Rasa gatal timbul 1 bulan setelah infestasi primer serta
adanya infestasi kedua sebagai manifestasi respon
imun terhadap tungau mapun sekret yang dihasilkan
terowongan dibawah kulit
Bentuk Scabies
Skabies pada bayi
Dapat menyebabkan gagal
tumbuh atau menjadi
ekzema generalisata.
Lesi dapat mengenai seluruh
tubuh.
Skabies Nodula
Lesi berupa nodul yang
gatal, merah cokelat,
biasanya terdapat
pada genital laik-laki
Skabies incognito
Skabies Nowergia
Skabies yang
berkrusta yang
memiliki
berkarakteristik lesi
berskuama tebal yang
penuh dengan
Pemeriksaan fisik
Pruritus nokturnal
Penyakit ini menyerang kelompok
Ada terowongan (kunikulus)
Menemukan tungau

Gejala klinis
Tempat Predileksi
Stratum korneum yang tipis,
yaitu : sela jari tangan,
pergelangan tangan bagian
volar, siku bagian luar, lipat
ketiak bagian depan, aerola
mammae (wanita),
umbilikus, bokong, genitalia
eksterna (pria) dan perut
bagian bawah

Kelainan kulit pada sela
jari
Kelainan kulit pada
punggung
Kelainan kulit pada penis
Kelainan kulit pada penis
Tungau skabie pada
stratum korneum
Tungau dewasa
Menemukan tungau

Pruritus Nokturna dan
erupsi kulit berupa
papul, vesikul, dan
pustul ditempat
predileksi, distribusi lesi
yang khas, terowongan-
terowongan pada tempat
predileksi, adanya
penyakit yang sama pada
orang-orang sekitar
Diagnosis Pasto
Kerokan kulit
Mengambil tungau
dengan jarum
Epidermal shave biopsy
Kuretase terowongan
Tes tinta Burowi
Tetrasiklin topikal
Apusan kulit

Diagnosis
banding

The great imitator
Dermatitis atopik
Dermatitis kontak
Prurigo
Pioderma
Penatalaksanaan
Krim permetrin (elimite, acticin), sediaan krim 1% untuk
terapi tungau pada kepala dan krim 5% untuk terapi tungau
tubuh, dioleskan pada area tubuh dan dibilas setelah 8-14
jam.
Lindane 1% (gamma-benzen heksaklorida), sediaan 60 mg,
dioleskan dan dibiarkan selama 8 jam.
Sulfur presipitat 6%, dipakai pada malam hari selama 3
malam dan dibersihkan secara menyeluruh 24 jam terakhir.
Benzil benzoat 25%. Dipakai setiap malam selama 3 kali.
Krim krotamiton (eurax). Mulai jarang digunakan karena
dianggap tidak cukup efektif.
Ivermectin 1 atau 2 dosis oral 200 mg/kgBB untuk terapi
skabies pada penderita AIDS.

Dengan memperhatikan pemilihan dan cara
pemakaian obat, serta syarat pengobatan
dan menghilangkan faktor prediposisi
(antara lain higiene), maka penyakit ini
dapat diberantas dan memberikan prognosis
yang baik.
Reaksi yang disebabkan oleh
gigitan yang biasanya dari bagian
mulut serangga dan terjadi saat
serangga mencari makanan
Etiologi
Atropoda
kelas
insekta
Memiliki tahap dewasa.
Paparan terhadap gigitan
serangga dan sejenisnya dapat
berakibat ringan atau hampir
tidak disadari ataupun dapat
mengancam jiwa.
Saliva pada serangga dapat membantu dalam
pencernaannya, menghambat koagulasi,
meningkatkan aliran darah pada tempat gigitan, atau
menganestesi daerah gigitan.
Banyak lesi yang terjadi biasanya merupakan akibat
dari respon imun terhadap sekret insekta ini.
Kebanyakan gigitan serangga bentuknya kecil dan
hanya menghasilkan luka tusuk superfisial.
Patogenesis

Diagnosis

Kebanyakan pasien sadar dengan adanya
gigitan serangga ketika terjadi reaksi atau tepat
setelah gigitan
Pasien mengeluh tidak nyaman, gatal, nyeri
sedang maupun berat, eritema, panas, dan
edema pada jaringan sekitar gigitan.
Pada reaksi lokal yang berat dapat
meningkatkan kemungkinan terjadinya reaksi
sistemik serius.
Anamnesis
Papular urtikaria
: Bekas gigitan kutu, sangat
gatal, urtikaria seperti
papula di lokasi gigitan kutu
pada lutut dan kaki seorang
anak, papula biasanya
berdiameter <1 cm serta
memiliki vesikel di atasnya .
Bila tergoresakan
mengakibatkan erosi
maupun krusta

Diagnosis Banding
Dermatitis kontak alergi
akut pada pasien yang
alergi terhadap akrilat
yang digunakan dalam
industri percetakan

Diagnosis banding
Gambar 3.
Memperlihatkan lesi
tipikal khas skabies liang
linier dengan vesikel
kecil diujungnya
Diagnosis banding
Akibat reaksi obat
Urtikaria yang
disebabkan
acetylsalicylic acid

PENATALAKSANAAN
Perawatan Pra Rumah Sakit
Kebanyakan gigitan serangga dapat
dirawat pada saat akut dengan
memberikan kompres setelah
perawatan luka rutin dengan sabun
dan air untuk meminimalisasi
kemungkinan infeksi.
Untuk reaksi lokal yang luas,
kompres es dapat meminimalisasi
pembengkakan. Pemberian
kompres es tidak boleh dilakukan
lebih dari 15 menit dan harus
diberikan dengan pembatas baju
antara es dan kulit untuk mencegah
luka langsung akibat suhu dingin
pada kulit.
Epinefrin merupakan kunci utama
untuk penanganan pra rumah sakit
pada reaksi sistemik. Antihistamin
sistemik dan kortikosteroid, bila
tersedia, dapat membantu
mengatasi reaksi sistemik
Pemberian Glukokortikoid
Glukokortikoid topikal kuat diberikan
untuk waktu yang singkat, pemberian
glukokortikoid sangat membantu untuk
keluhan pruritus yang terus menerus.
Agen Antimikroba Infeksi sekunder
Antibiotik pengobatan dengan agen
topikal seperti salep mupirocin atau
agen antistaphylococcal /
antistreptococcal jika terdapat infeksi
sekunder. Infeksi Sistemik / Infestasi.
Pengobatan diberikan agen
antimikroba yang sesuai

Prognosis dari insect bite reaction bergantung
pada jenis insekta yang terlibat dan seberapa
besar reaksi yang terjadi. Pemberian topikal
berbagai jenis analgetik, antibiotik, dan
pemberian oral antihistamin cukup
membantu, begitupun dengan kortikosteroid
oral maupun topikal. Pemberian insektisida,
mencegah pajanan ulang, dan menjaga
higienitas lingkungan juga perlu diperhatikan.
Sedangkan untuk reaksi sistemik berat,
penanganan medis darurat yang tepat
memberikan prognosis baik.

You might also like