You are on page 1of 23

LAPORAN PRAKTIKUM

RANGKAIAN LISTRIK

KAPASITANSI SERI DAN PARALEL

Nama : Angga Reza Fardana


NIM : 03061004056
Group : I
Anggota : 1. Desi Puspika [03061004119]
2. Eko Muharto [03061004007]
3. Nurdonas [03061004031]
4. Reza Rhendika [03061004073]
5. Walas Marari [03061004074]

Nama Asisten : Wiranata


Tanggal Praktikum : Selasa, 18 Desember 2007

LABORATORIUM DASAR ELEKTRONIKA


DAN RANGKAIAN LISTRIK
FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2007/2008
PERCOBAAN III

1. Judul Percobaan: Kapasitansi Seri dan Paralel

2. Tujuan
• Untuk menentukan nilai-nilai dari susunan kapasitor baik secara seri maupun
paralel.
• Untuk menguji bentuk gelombang dari arus yang dihubungkan dengan
pengisian dan pelepasan.

3. Daftar Alat
• 1 Unit Komputer
• Software Livewire

4. Pendahuluan
Kapasitor adalah komponen listrik yang digunakan untuk menyimpan
muatan listrik, dan secara sederhana terdiri dari dua konduktor yang dipisahkan
oleh bahan penyekat (bahan dielektrik). Atau dengan kata lain, kapasitor
terbentuk dari dua konduktor sembarang yang dipisahkan oleh sebuah isolator
(atau ruang hampa). Suatu kapasitor memiliki lambang berikut ini:

Lambang kapasitor dengan C = 1 μF

Struktur sebuah kapasitor terbuat dari dua buah plat metal yang
dipisahkan oleh suatu bahan dielektrik. Bahan-bahan dielektrik yang umum
dikenal misalnya udara vakum, keramik, gelas dan lain-lain. Jika kedua ujung plat
metal diberi tegangan listrik, maka muatan-muatan positif akan mengumpul pada
salah satu kaki (elektroda) metalnya dan pada saat yang sama, muatan-muatan
negatif terkumpul pada ujung metal yang satu lagi. Muatan positif tidak dapat
mengalir menuju ujung kutub negatif dan sebaliknya muatan negatif tidak bisa
menuju ke ujung kutub positif, karena terpisah oleh bahan dielektrik yang non-
konduktif. Muatan elektrik ini “tersimpan” selama tidak ada konduksi pada ujung-
ujung kakinya. Di alam bebas, fenomena kapasitor ini terjadi pada saat
terkumpulnya muatan-muatan positif dan negatif di awan.

Prinsip kerja kapasitor


[Modul Praktikum RL, hal. 13-14]

Dalam rangkaian listrik, kapasitor dapat digunakan sebagai :


1. Pencari gelombang radio (tuning)
2. Salah satu komponen pengapian
3. Penyimpan energi dalam rangkaian penyala elektronik
4. Filter dalam catu daya

Kapasitansi didefinisikan sebagai kemampuan dari suatu kapasitor untuk


dapat menampung muatan elektron. Kemampuan kapasitor dalam menyimpan
muatan listrik dinyatakan oleh besaran kapasitas atau kapasitansi (yang
dinotasikan dengan “C”), dan didefinisikan sebagai perbandingan antara muatan
listrik Q yang tersimpan dalam kapasitor dan beda potensial V antara kedua
keping.
Q
C =
V
Dimana:
Q = muatan elektron, satuan C (coulomb)
C = nilai kapasitansi, satuan F (farad)
V = besar tegangan, satuan V (volt)

Satuan kapasitansi dalam SI adalah farad, sehingga dari persamaan di atas


dapat diperoleh hubungan :

coulomb
1 farad =1
volt
[Modul Praktikum Rangkaian Listrik, hal. 13-15].

Kita definisikan kapasitansi C dengan hubungan tegangan arus, di mana v


dan i memenuhi konvensi untuk sebuah elemen pasif, sehingga :
WC =∫v . i . dt

Jika i = C . dv/dt dan v = 0 pada t = 0 ;


Maka:
t v
WC = ∫ v ⋅ (C ⋅ dv/dt) ⋅ dt = ∫ C ⋅ v ⋅ dv = 1 C ⋅ v 2
2
0 0

Jadi, pada kapasitor pun terjadi penyimpanan energi dalam bentuk medan listrik.
[Prinsip Dasar Elektroteknik, hal. 13].

Hubungan Kapasitor
Salah satu pertimbangan penting dalam menggunakan sebuah kapasitor
adalah pemilihan kapasitas yang sesuai dengan kebutuhan. Apabila sebuah
kapasitor tunggal dengan kapasitas dan tegangan kerja yang diinginkan tidak
tersedia, maka pada umumnya kita dapat mengkombinasikan dua atau lebih
kapasitor untuk memperoleh kapasitas maupun tegangan yang dibutuhkan. Ada
dua cara yang umum untuk menghubungkan beberapa kapasitor, yaitu seri dan
paralel. [Bob Foster. Terpadu Fisika SMU Jilid 2A, hal. 36]

a. Hubungan Seri
Jika beberapa kapasitor dihubungkan satu sama lain dengan cara
menghubungkan keping – keping yang bermuatan berlawanan seperti pada
gambar, hubungan tersebut dinamakan hubungan seri. Setelah seimbang,
semua kapasitor akan mempunyai muatan yang sama. Akibatnya, muatan
ekivalen di dalam garis putus – putus adalah nol sehingga muatan gabungan
sama dengan muatan setiap kapasitor, sama dengan q. Sumber tegangan V
yang dihubungkan pada kapasitor hanya akan mengakibatkan pergeseran
muatan. Pada hubungan seri diperoleh:

a +
+
+
Karena, qtotal = q = q1 = q2 = q3
Vtotal = V1 + V2 + V3
Maka,
qtot q q q 1 1 1 1
= + + atau = + +
Ctot C1 C2 C3 Ctot C1 C2 C3

C1
Secara umum, untuk n buah kapasitor yang disusun seri, kapasitas gabungan
(Ctot) dirumuskan sebagai:
1 1 1 1
= + +⋅⋅⋅⋅⋅⋅⋅⋅
Ctot C1 C2 Cn

Catatan:
 Khusus untuk dua kapasitor yang dirangkai secara seri berlaku:
C1C2
Ctot =
C1 + C2

 Khusus untuk n buah kapasitor yang kapasitasnya sama dan dirangkai


secara seri berlaku:
C
Ctot =
n
Dari persamaan di atas diperoleh bahwa kapasitas pengganti susunan seri
beberapa buah kapasitor selalu lebih kecil dari kapasitas terkecil kapasitor
dalam rangkaian tersebut. Perbandingan potensial pada masing – masing
kapasitor seri adalah:

1 1 1
V1 : V2 : V3 = : :
C1 C 2 C3

[http://www.myfisika.net/materi/Fadli_Yusuf_kapasitor/New
%20/Folder/index.htm]

b. Hubungan Paralel
Jika beberapa kapasitor dihubungkan satu sama lain dengan cara
menghubungkan keping-keping yang bermuatan sejenis seperti pada gambar,
maka hubungan tersebut dinamakan hubungan paralel.
Setelah seimbang, tegangan semua kapasitor adalah sama. Maka tegangan
kapasitor hubungan paralel didefinisikan :

Vtot = V1 = V2 = V3

+
Akan tetapi, karena muatan – muatan yang sejenis saling dihubungkan, maka
muatan total (qtot) merupakan penjumlahan dari muatan seluruh kapasitor yang

V
dirangkai paralel.

-
qtot = q + q1 + q2 + q3
Ctot V = C1 V + C2 V + C3 V atau Ctot = C1 + C2 + C3

Secara umum, untuk n buah kapasitor yang disusun parallel, kapasitas total
(Ctot) dirumuskan sebagai:

C tot = C1 + C 2 +⋅ ⋅⋅ + C n

Dari persamaan di atas diperoleh bahwa kapasitas pengganti susunan paralel


beberapa buah kapasitor selalu lebih besar dari kapasitas terbesar kapasitor
dalam rangkaian tersebut.
Perbandingan muatan pada masing – masing kapasitor paralel adalah
q 1 : q 2 : q 3 = C1 : C 2 : C 3

Gambar 3.3 T
Menghitung Kapasitansi Kapasitor Dalam Ruang Hampa

+Q A
Vab d
-Q

2T
Apabila pada rangkaian tersebut diberikan beda potensial V, akan
terbentuk medan listrik, dan kapasitor mendapat muatan. Semakin besar beda
potensial, semakin besar pula muatannya.
Meskipun besaran Q dan V dalam persamaan tersebut tampak menentukan
nilai C, namun kapasitas itu sendiri bernilai konstan. Kapasitas suatu kapasitor
tergantung pada jenis konstruksi fisiknya, yaitu luas keping kapasitor, jarak antara
keduanya, dan bahan jenis dielektrik yang digunakannya.
Jika sebuah kapasitor keping sejajar diberi beda potensial V, sehingga
setiap kapasitor mendapat muatan listrik Q, kemudian dengan menggunakan
hukum Gauss, kuat medan listrik (E) dapat diperoleh dari:

q
ϕ = E.A =
Ε

Dimana, E = permitivitas dielektrik yang digunakan, berarti:

q V
E = , karena E =
E. A d
Maka:
q V
=
A d

Sehingga:
Εr .Εo . A
C =
d
Dengan:
E = Εr .Εo
Εr = permitivitas relatif bahan dielektrik
Εo = permitivitas vakum (8,54 x 10-12 C2 N-1 m-2)

Jika ruang diantara kedua keping kapasitor adalah vakum atau udara,
besarnya kapasitas adalah:

Εo . A
Co =
d
C =Εr . C o

Permitivitas relatif suatu bahan dielektrik dapat didefinisikan sebagai


perbandingan antara kapasitas dalam bahan dielektrik dan kapasitas dalam vakum
(udara).

Beda Potensial Kedua Keping


Jika pada suatu kapasitor keping sejajar beda potensial antar kepingnya
diijinkan berubah, maka prinsip yang kita pegang: muatan adalah kekal. Jadi,
muatan kapasitor sebelum disisipkan bahan penyekat (q0) sama dengan muatan
kapasitor sedudah disisipkan bahan penyekat (qb).
q0 = qb
Cb
C0V0 = CbVb  V0 = Vb
C0

V0 = Er Vb

Jadi, beda potensial kedua keping setelah disisipkan bahan penyekat Vb,
berkurang dibandingkan dengan beda potensial dalam vakum atau udara V0.
[Modul Praktikum Rangkaian Listrik, hal. 16-17]

Jenis-jenis kapasitor
1. Electrostatic
Kapasitor electrostatic adalah kelompok kapasitor yang dibuat dengan bahan
dielektrik dari keramik, film dan mika. Keramik dan mika adalah bahan yang
populer serta murah untuk membuat kapasitor yang kapasitansinya kecil.

2. Electrolytic dan electrochemical


Kelompok kapasitor electrolytic terdiri dari kapasitor-kapasitor yang bahan
dielektriknya adalah lapisan metal-oksida. Umumnya kapasitor yang
termasuk kelompok ini adalah kapasitor polar dengan tanda + dan - di
badannya. Mengapa kapasitor ini dapat memiliki polaritas, adalah karena
proses pembuatannya menggunakan elektrolisa sehingga terbentuk kutub
positif anoda dan kutub negatif katoda.
Satu jenis kapasitor lain adalah kapasitor electrochemical. Termasuk
kapasitor jenis ini adalah batere dan accu. Pada kenyataannya, batere dan
accu adalah kapasitor yang sangat baik, karena memiliki kapasitansi yang
besar dan arus bocor (leakage current) yang sangat kecil.

[http://duniaelektronika.blogspot.com/2007/09/kapasitor.html]
5. Prosedur Percobaan
• Dalam percobaan ini kita akan mengukur harga kapasitansi yang
didasarkan pada sistem time konstan baik yang panjang maupun yang pendek,
penggambaran hasil oscilloscope dan gelombang persegi.
• Untuk lebih memudahkan perhitungan, perhatikan gambar C1 dan C2
mengenai rangkaian proses pengisian dan pelepasan yang berbanding
langsung dengan time constant, dimana :
T (time constant) = C (kapasitansi) x R (resistansi)
• Set-lah function generator pada gelombang persegi dengan 5 Vpeak to peak.
• Catat pada tabel hasil time constant yang didapat berdasarkan inputan
yang diberikan.

Gambar C1
Rangkaian Seri Kapasitor
Gambar C2
Rangkaian parallel kapasitor

C (µF) R (Ω) Frekuensi (Hz) V peak-peak Vc Vx

10

Seri

Paralel
6. Data Hasil Percobaan
V (V) C (μF) R (Ω) τ (ms)
6 6 10 k 60
6 7 10 k 70
6 3,23 10 k 32
5,8 13 10 k 130
N.B: Data untuk τ didapat dari percobaan yang dilakukan praktikan sendiri.

7. Pengolahan Data
a. Perhitungan time constant (τ) berdasarkan teori
1. Untuk C = 6 μF

2. Untuk C = 7 μF

3. Untuk C = 3,23 μF (seri)


4. Untuk C = 13 μF (paralel)

b. Perhitungan τ berdasarkan percobaan


1. Untuk C = 6 μF

2. Untuk C = 7 μF

3. Untuk C = 3,23 μF (seri)

4. Untuk C = 13 μF (paralel)
c. Persentase kesalahan relatif

1. Untuk C = 6 μF

2. Untuk C = 7 μF

3. Untuk C = 3,23 μF (seri)

4. Untuk C = 13 μF (paralel)
8. Analisa Hasil Percobaan
Kegiatan percobaan kali ini adalah membandingkan nilai time constant
dari teori dengan pengujian secara langsung pada beberapa rangkaian kapasitor
menggunakan software Livewire. Dalam percobaan ini, praktikan menghitung
time constant dari 4 kapasitansi dengan mengombinasikan 2 buah kapasitor
dengan besar masing-masing 6 μF dan 7 μF, sehingga ada 4 percobaan dengan
masing-masing kapasitansi 6 μF, 7 μF, 3,23 μF (6 & 7 diseri) dan 13 μF (6 & 7
diparalel).
Melalui percobaan ini, praktikan dapat membuktikan bahwa pada
rangkaian kapasitor yang disusun seri, nilai kapasitansi totalnya akan lebih kecil
dari nilai kapasitansi pada kapasitor terkecil. Sedangkan pada rangkaian paralel,
nilai kapasitansi totalnya adalah jumlah dari nilai kapasitansi dua kapasitor (atau
lebih).
Kesalahan relatif yang didapat memiliki nilai yang rata-rata adalah 0%.
Penggunaan pewaktu 63% untuk time constant bisa dikatakan sama persis dengan
yang didapat melalui perhitungan manual menggunakan rumus . Dengan
keterbatasan pembacaan grafik, deviasi pada rangkaian yang diseri sebesar 0,93%
tidak terlalu mempengaruhi ketepatan perhitungan time constant ini.
Meskipun demikian, konstanta 63% memiliki syarat khusus dalam
penggunaannya. Jika kita menerapkannya pada rangkaian yang sesungguhnya
(bukan simulasi seperti pada percobaan ini) maka bukan tidak mungkin kita akan
mendapatkan hasil yang tidak sama. Faktor-faktor penyebab ketidaksamaan
tersebut antara lain adanya toleransi pada kapasitor, R & L parasit pada kapasitor,
rugi-rugi penghantar, ketepatan alat ukur maupun dalam pembacaannya serta
faktor-faktor lainnya.
9. Kesimpulan
1. Kapasitor dapat menyimpan muatan listrik dengan memberikan aliran
arus pada kedua elektrodanya.
2. Dengan mengombinasikan dua atau lebih kapasitor secara seri atau
paralel, kita bisa mendapatkan besar kapasitansi yang diinginkan.
3. Pada rangkaian seri, kapasitansi totalnya akan selalu lebih kecil daripada
nilai kapasitansi yang tertera pada kapasitor terkecil
4. Pada rangkaian paralel 2 kapasitor atau lebih, kapasitansi totalnya
merupakan jumlah keseluruhan dari nilai kapasitansi masing-masing kapasitor.
5. Waktu yang dibutuhkan untuk proses pengisian dan pelepasan muatan
pada kapasitor disebut time constant, dan ditulis dengan lambang τ.
6. Nilai untuk τ dapat dicari secara matematis dengan menggunakan rumus:

7. Penggunaan konstanta 63% mensyaratkan suatu kondisi yang ideal


dimana faktor-faktor penyebab kesalahan tidak ada atau minimal.
10. Tugas dan Jawaban Percobaan
1. Jelaskan proses pengisian dan pelepasan muatan pada kapasitor!
Struktur sebuah kapasitor terbuat dari dua buah plat metal yang
dipisahkan oleh suatu bahan dielektrik. Jika kedua ujung plat metal diberi
tegangan listrik (pada pengisian sebuah kapasitor), maka muatan-muatan
positif akan mengumpul pada salah satu kaki (elektroda) metalnya dan pada
saat yang sama, muatan-muatan negatif terkumpul pada ujung metal yang satu
lagi. Muatan positif tidak dapat mengalir menuju ujung kutub negatif dan
sebaliknya muatan negatif tidak bisa menuju ke ujung kutub positif, karena
terpisah oleh bahan dielektrik yang non-konduktif. Muatan elektrik ini
“tersimpan” selama tidak ada konduksi pada ujung-ujung kakinya, sehingga
dikatakan bahwa telah terjadi pengisian muatan pada kapasitor.
Proses pelepasan muatan pada intinya merupakan keadaan dimana
kapasitor mengalirkan arus listrik yang disimpan pada kedua elektrodanya ke
rangkaian luar yang tertutup. Dalam hal ini, muatan yang terkumpul mengalir
melalui kawat penghantar sampai tidak ada lagi beda potensial (dan karenanya
tidak ada lagi arus yang mengalir) antara kedua kutub (elektroda) kapasitor.

2. Turunkan rumus dari 63% pada saat pengisian kapasitor!


11. Lampiran Gambar Grafik
1. Untuk C = 6 μF

Gambar 1. Rangkaian untuk C = 6 μF

Gambar 2. Grafik untuk C = 6 μF


2. Untuk C = 7 μF

Gambar 3. Rangkaian untuk C = 7μF

Gambar 4. Grafik untuk C = 7 μF


3. Untuk C = 3,23 μF (seri)

Gambar 5. Rangkaian untuk C = 3,23 μF (seri)

Gambar 6. Grafik untuk C = 3,23 μF (seri)


4. Untuk C = 13 μF (paralel)

Gambar 7. Rangkaian untuk C = 13 μF (paralel)

Gambar 8. Grafik untuk C = 13 μF (paralel)


Daftar Pustaka

Duniaelektronika. 16 Desember 2007. Jenis-jenis Kapasitor. http://duniaelek-


tronika.blogspot.com/2007/09/kapasitor.html
Foster, Bob. 2000. Terpadu Fisika SMU Jilid 2A. Jakarta: Erlangga.
Tim Laboratorium Dasar Elektronika dan Rangkaian Listrik. 2007. Modul Prakti-
kum Rangkaian Listrik. Palembang: Universitas Sriwijaya.
Yusuf, Fadli. 16 Desember 2007. Kapasitor. http://www.myfisika.net/ma-
teri/Fadli_Yusuf_kapasitor/New%20Folder/index.htm
Zhanggischan, Zuhal M.Sc. EE. 2004. Prinsip Dasar Elektroteknik. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama.

You might also like