Professional Documents
Culture Documents
) 05 , 0 ( 284 1
284
n
2
166 n sampel
40
Dimana ;
N = Besar populasi
n = Besar sampel
d = Tingkat ketepatan yang diinginkan
( Notoatmodjo, 1997 )
C. Metode Pengambilan Sampel
Cara pengambilan sampel dengan menggunakan Proposional Stratified
Random Sampling, yaitu dengan menghitung proporsi sampel pada tiap kelas,
kemudian dipilih secara sistematik berdasarkan daftar absensi kelas, dengan
rumus :
x
N
1 N
n n
Sehingga diperoleh jumlah sampel perkelas sebagai berikut :
a. Untuk kelas IV : 65 166 x
284
111
sampel
b. Untuk kelas V : 53 166 x
284
91
sampel
c. Untuk kelas VI : 48 166 x
284
82
sampel
Interval untuk setiap pengambilan sampel adalah : 2
166
284
n
N
.
Pengambilan sampel berdasarkan daftar absensi setiap kelas.
41
D. Pengumpulan Data
a. Data primer diambil secara langsung dengan menggunakan daftar pertanyaan
yang terdapat dalam kuesioner.
b. Data sekunder diperoleh dari bagian tata usaha SD 031 Tanah Grogot
Kabupaten Pasir Kalimantan Timur.
E. Pengolahan dan Penyajian Data
Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan kalkulator dan komputer
dengan program SPSS versi 11.0 dan penyajian data dalam bentuk tabel disertai
narasi.
F. Pengujian Hipotesis
Hipotesis yang diuji adalah Ho dengan tingkat kemaknaan yang dipilih
adalah = 0,05, sedangkan uji statistik yang digunakan adalah Mc. Nemar Test
dan uji Wilcoxon. Uji Mc. Nemar test digunakan untuk melihat perbedaan
sebelum dan sesudah perlakuan dari variabel yang mempunyai skala
nominal/ordinal dikotomi ( data sudah dikategorikan dalam dua kategori).
Sementara uji wilcoxon digunakan pada data yang tidak berdistibusi normal
dengan tujuan melihat perbedaan rata rata rangking sebelum dan sesudah
perlakuan.
Hipotesis Nol diterima bila p > pada tingkat kemaknaan = 0,05 dan ditolak
bila p < pada tingkat kemaknaan yang sama.
42
Asumsi :
Bila hasil uji hipotesis nol bermakna dalam penelitian ini maka dianggap ada
pengaruh.
43
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD 031 Tanah Grogot Kabupaten Pasir
Kalimantan Timur dengan periode pengumpulan data mulai Mei Juni 2005.
Sampel dalam penelitian ini adalah anak sekolah dasar kelas IV, V, dan kelas VI
dan jumlah sampel yang terpilih adalah 166 orang.
Hasil selengkapnya dari penelitian ini disajikan dalam bentuk tabel dan
narasi sebagai berikut :
1. Karakteristik Responden
a. Berdasarkan Suku Responden
Tabel 5.1
Distribusi Responden Menurut Suku Di SD 031 Tanah Grogot
Kabupaten Pasir Kalimantan Timur Tahun 2005
Suku
Jumlah
n %
Bugis Pasir 77 46,4
Jawa 40 24,1
Banjar 24 14,5
Batak 13 7,8
Dayak 3 1,8
Bugis Makassar 3 1,8
Buton 2 1,2
Bali 2 1,2
Manado 1 0,6
Toraja 1 0,6
Total 166 100,0
Sumber : Data Sekunder
44
Tabel 5.1 menunjukkan bahwa mayoritas responden adalah
suku Bugis Pasir yakni sebanyak 77 orang (46,4%). Sedangkan yang
paling sedikit adalah suku Manado dan Toraja masing-masing
sebanyak 1 orang (0,6%).
b. Berdasarkan Agama Responden
Tabel 5.2
Distribusi Responden Menurut Agama Di SD 031 Tanah Grogot
Kabupaten Pasir Kalimantan Timur Tahun 2005
Agama
Jumlah
N %
Islam 150 90,4
Kristen 13 7,8
Hindu 3 1,8
Total 166 100,0
Sumber : Data Sekunder
Tabel 5.2 menunjukkan bahwa mayoritas responden beragama
Islam yakni sebanyak 150 orang (90,4%). Sedangkan yang paling
sedikit adalah beragama Hindu yakni sebanyak 3 orang (1,8%).
2. Tahap Pelaksanaan Intervensi
Pengisian daftar pertanyaan pre test pada anak SD 031 Tanah Grogot
Kabupaten Pasir Kalimantan Timur dilakukan pada tanggal 10 Mei 2005
untuk murid kelas VI, 12 Mei 2005 untuk murid kelas V, dan 14 Mei 2005
untuk murid kelas IV, dimana anak sekolah dasar yang terpilih sebagai sampel
diberi kesempatan untuk mengerjakan kuesioner dalam waktu 20 menit.
Kemudian dilakukan promosi kesehatan dengan menggunakan media poster
pada tanggal 11 Mei 2005 untuk murid kelas VI, 14 Mei 2005 untuk murid
45
kelas V, dan 16 Mei 2005 untuk murid kelas IV. Selanjutnya setelah
dilakukan promosi kesehatan dengan menggunakan media poster selama satu
bulan dilakukan kembali penelitian yaitu pengisian post test pada anak
sekolah dasar yang terpilih sebagai sampel dan diberi waktu selama 20 menit
untuk mengerjakan kuesioner pada tanggal 1 Juni 2005 untuk murid kelas VI,
4 Juni 2005 untuk murid kelas V, dan kelas IV.
Berdasarkan hasil pengolahan data yang telah dilakukan serta
disesuaikan dengan tujuan penelitian, maka disusunlah hasil penelitian
sebagai berikut :
a. Pengetahuan Tentang Vitamin A
Tabel 5.3
Hasil Skor Rata-rata (Mean) Pre test dan Post test Pengetahuan
Murid SD 031 Tanah Grogot Kabupaten Pasir Kalimantan Timur
10 Mei 10 Juni Tahun 2005
Tingkatan
Kelas
Jumlah
Murid
Mean (skor rata-rata)
Pre Test Post Test
IV 65 25,5 28,5
V 53 25,6 28,7
VI 48 25,4 28,6
Total 166 25,5 28,6
Sumber : Data Sekunder
Berdasarkan tabel 5.3 diatas, dapat disimpulkan bahwa nilai rata-rata
(mean) pengetahuan berdasarkan kelas sebelum dan sesudah pelaksanaan test
yaitu diatas 20,01 (batas skoring pengetahuan berkategori baik) berarti secara
46
keseluruhan untuk semua kelas rata-rata memiliki pengetahuan dengan
kategori baik. Untuk lebih jelasnya perubahan rata rata pengetahuan siswa
saat pre dan post test dapat dilihat pada grafik berikut :
Grafik 1
Perubahan Nilai Rata- Rata Pengetahuan Siswa Sebelum Dan Sesudah
Penyuluhan di SD 031 Tanah Grogot Kabupaten Pasir
Kalimantan Timur 10 Mei 10 Juni Tahun 2005
Sumber : Data Primer, 2005
Tabel 5.4
Hasil Pre test dan Post test Pengetahuan Berdasarkan Kelas
Pada Murid SD 031 Tanah Grogot Kabupaten Pasir Kalimantan Timur
10 Mei 10 Juni Tahun 2005
11
Kelas Pengetahuan
Pre test Post test
n % n %
IV
Baik 60 36,1 65 39,2
Kurang baik 5 3,0 0 0
V
Baik 51 30,7 53 31,9
Kurang baik 2 1,2 0 0
VI
Baik 47 28,3 48 28,9
Kurang baik 1 0,6 0 0
Total 166 100,0 166 100,0
Sumber : Data Sekunder
23
24
25
26
27
28
29
sebelum sesudah
25.5
28.6
Pengetahuan
p = 0,008
47
Berdasarkan tabel 5.4 diatas, dapat dilihat bahwa dari 65 sampel
untuk kelas 4 yang diobservasi sebanyak 60 murid yang berpengetahuan baik
sebelum dan sesudah promosi kesehatan dengan menggunakan media poster
dan 5 murid yang berubah pengetahuannya menjadi baik. Demikian pula dari
53 sampel untuk kelas 5 yakni sebanyak 51 murid yang berpengetahuan baik
sebelum dan sesudah promosi kesehatan dengan menggunakan media poster
dan 2 murid yang berubah pengetahuannya menjadi baik. Dan untuk kelas 6,
dari total 48 sampel, yakni sebanyak 47 murid yang berpengetahuan baik
sebelum dan sesudah promosi kesehatan dengan menggunakan media poster
dan 1 murid yang berubah pengetahuannya menjadi baik.
Adapun pengetahuan tentang vitamin A dapat dilihat pada tabel 5.5
yaitu :
Tabel 5.5
Hasil Pre test dan Post test Pengetahuan Murid SD 031 Tanah Grogot
Kabupaten Pasir Kalimantan Timur
10 Mei 10 Juni Tahun 2005
Pengetahuan
Pre test Post test
n % n %
Baik 158 95,2 166 100,0
Kurang baik 8 4,8 0 0
Total 166 100,0 166 100,0
Sumber : Data Sekunder
48
Tabel 5.5 menunjukkan bahwa ada pengaruh sebelum dan sesudah
promosi kesehatan dengan menggunakan media poster terhadap pengetahuan
tentang vitamin A pada murid SD 031 Tanah Grogot Kabupaten Pasir
Kalimantan Timur.
b. Sikap Tentang Konsumsi Sumber Vitamin A
Tabel 5.6
Hasil Skor Rata-rata (Mean) Pre test dan Post test Sikap
Murid SD 031 Tanah Grogot Kabupaten Pasir Kalimantan Timur
10 Mei 10 juniTahun 2005
Tingkatan
Kelas
Jumlah
Murid
Mean (skor rata-rata)
Pre Test Post Test
IV 65 35,8 42,2
V 53 33,6 42,0
VI 48 34,6 44,2
Total 166 34,7 42,8
Sumber : Data Sekunder
Berdasarkan tabel 5.6 diatas, dapat disimpulkan bahwa nilai rata-rata
(mean) sikap berdasarkan kelas sebelum dan setelah pelaksanaan test yaitu
diatas 30,00 (batas skoring sikap berkategori baik) berarti secara keseluruhan
untuk semua kelas rata-rata memiliki sikap dengan kategori baik. Untuk lebih
jelasnya dapat dilhat pada grafik berikut :
49
Grafik 2
Perubahan Nilai Rata- Rata Sikap Siswa Sebelum Dan Sesudah
Penyuluhan di SD 031 Tanah Grogot Kabupaten Pasir
Kalimantan Timur 10 Mei 10 Juni Tahun 2005
Sumber : Data Primer, 2005
Tabel 5.7
Hasil Pre test dan Post test Sikap Berdasarkan Kelas
Pada Murid SD 031 Tanah Grogot Kabupaten Pasir Kalimantan Timur
10 Mei 10 Juni Tahun 2005
Kelas Sikap
Pre test Post test
N % n %
IV
Baik 64 38,6 65 39,2
Kurang baik 1 6 0 0
V
Baik 45 27,1 53 31,9
Kurang baik 8 4,8 0 0
VI
Baik 44 26,5 48 28,9
Kurang baik 4 2,4 0 0
Total 166 100,0 166 100,0
Sumber : Data Sekunder
0
10
20
30
40
50
sebelum sesudah
34.7
42.8
Sikap
p = 0,0001
50
Berdasarkan tabel 5.7 diatas, dapat dilihat bahwa dari 65 sampel untuk
kelas 4 yang diobservasi sebanyak 64 murid yang memiliki sikap dengan
kategori baik sebelum dan sesudah promosi kesehatan dengan menggunakan
media poster dan 1 murid yang berubah sikapnya menjadi baik. Demikian
pula dari 53 sampel untuk kelas 5 yakni sebanyak 45 murid yang memiliki
sikap dengan kategori baik sebelum dan sesudah promosi kesehatan dengan
menggunakan media poster dan 8 murid yang berubah sikapnya menjadi baik.
Dan untuk kelas 6, dari total 48 sampel, yakni sebanyak 44 murid yang
memiliki sikap dengan kategori baik sebelum dan sesudah promosi kesehatan
dengan menggunakan media poster dan 4 murid yang berubah sikapnya
menjadi baik.
Adapun sikap tentang konsumsi sumber vitamin A dapat dilihat pada
tabel 5.8 yaitu :
Tabel 5.8
Hasil Pre test dan Post test Sikap Murid SD 031 Tanah Grogot
Kabupaten Pasir Kalimantan Timur
10 Mei 10 juni Tahun 2005
Sikap
Pre test Post test
N % n %
Baik 153 92,2 166 100,0
Kurang baik 13 7,8 0 0
Total 166 100, 166 100,0
Sumber : Data Sekunder
51
Tabel 58 menunjukkan bahwa ada pengaruh sebelum dan sesudah
promosi kesehatan dengan menggunakan media poster terhadap sikap tentang
konsumsi sumber vitamin A pada murid SD 031 Tanah Grogot Kabupaten
Pasir Kalimantan Timur.
B. Pembahasan
Sampel dalam penelitian ini adalah murid SD 031 Tanah Grogot
Kabupaten Pasir Kalimantan Timur. Promosi kesehatan yang dilakukan dalam
penelitian ini adalah penyuluhan tentang Sumber Vitamin A disertai bantuan
media poster dan food model berupa sayuran sumber vitamin A. Dengan metode
ini diharapkan informasi yang diterima siswa akan lebih banyak hingga informasi
yang diserap juga makin banyak.
Adapun penyajian materi penyuluhan dibagi dalam beberapa topik, yaitu
topik mengenai kegunaan vitamin A, Sayuran dan buah-buahan yang banyak
engandung Vitamun A, penyakit akibat kekurangan Vitamin A dan cara
pencegahannya. Setelah penyajian materi dilanjutkan dengan tanya jawab
mengenai pengetahuan dan sikap siswa tentang Vitamin A.
1. Pengetahuan
Hasil pre test menunjukkan bahwa pengetahuan murid yang baik
sebanyak 158 murid dan 8 murid yang mempunyai pengetahuan kurang baik
sebelum dilakukan promosi kesehatan dengan menggunakan media poster.
Setelah dilakukan promosi kesehatan, sebanyak 158 murid yang tetap
berpengetahuan baik dan 8 murid yang berubah pengetahuannya menjadi
52
baik. Hal ini disebabkan karena besarnya perhatian/pemahaman terhadap
materi yang disajikan melalui bantuan media poster dan food model.
Hasil uji statistik dengan menggunakan Mc Nemar Test = 0,05
didapatkan nilai p untuk pengetahuan = 0,008 < = 0,05 yang berarti terdapat
perbedaan bermakna antara pengetahuan murid sebelum dan sesudah promosi
kesehatan dengan menggunakan media poster dan food model. Demikian
pula berdasarkan uji wilcoxon menunjukkan hasil yang sama yakni diperoleh
nilai p untuk pengetahuan = 0,005 < = 0,05 yang berarti terdapat perbedaan
bermakna antara pengetahuan murid SD sebelum dan sesudah promosi
kesehatan dengan menggunakan media poster dan food model. Jadi dalam hal
ini ada pengaruh promosi kesehatan dengan menggunakan media poster dan
food model terhadap pengetahuan tentang vitamin A pada murid SD 031
Tanah Grogot kabupaten Pasir Kalimantan Timur.
Pemberian penyuluhan dengan bantuan media poster mampu
meningkatkan pengetahuan secara maksimal. Peningkatan tersebut terbukti
secara. signifikan secara statistik. Rumusan hipotesa yang mengatakan bahwa
ada peningkatan pengetahuan dan sikap setelah penyuluhan dengan media
poster dan food model terbukti dalam penelitian ini. Dengan demikian
penyuluhan dengan bantuan poster dan food model merupakan salah satu
metode yang efektif digunakan dalam program penyuluhan kesehatan.
Penyuluhan dengan media poster melibatkan ketiga aktivitas tersebut.
Adanya aktivitas mendengar, berbicara dan melihat yang membuat metode ini
53
efektif. Dalam penelitian ini digunaakan alat peraga berupa food model dan
poster tentang vitamin yang memuat tentang buah-buahan dan sayuran yang
mengandung Vitamin A. poster dan food model ini dimaksudkan untuk
mengarahkan indera sebanyak mungkin kepada suatu obyek, sehingga
mempermudah persepsi.
Menurut Snehenda (1983) menganalisa bahwa informasi berperan
dalam menunjang perubahan perilaku seseorang. Informasi yang diterima
melalui media cetak, elektronik, pendidikan/penyuluhan, buku-buku dan
sebagainya akan meningkatkan pengetahuan seseorang sehingga ia akan biasa
memperbaiki atau merubah perilakunya menjadi lebih baik. (dikutip dari : Ali,
2001)
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hasil posttest menunjukkan
adanya peningkatan pengetahuan Hal ini sesuai penelitian (Socony) di
Amerika mengenai kelekatan ingatan dari bahan yang disampaikan ada 85%
pesan yang masih lekat pada ingatan responden dan 3 hari kemudian ingatan
tersebut lekat sekitar 65%.
Hasil sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Arifin Ali (2001)
yang meneliti tentang pengaruh promosi dengan media poster terhadap
perilaku merokok pada tenaga kerja di PT. Semen Tonasa yang menyatakan
bahwa ada pengaruh penyuluhan dengan media poster pada pengetahuan
responden tentang merokok.
54
Hasil penelitian ini juga sesuai dengan hasil penelitian A.Nurlinda
(2003) yang menyatakan bahwa ada perbedaan pengetahuan tentang
reproduksi sehat sebelum dan sesudah perlakuan yaitu pemberian modul
reproduksi sehat.
2. Sikap
Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari
seseorang terhadap suatu stimulus atau obyek. Sikap secara nyata
menunjukkan adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu yang dalam
kehidupan sehari-hari merupakan reaksi yang bersifat emosional terhadap
stimulus sosial. ( Notoatmodjo, 2003 )
Hasil sikap pre test menunjukkan bahwa sikap murid yang baik
sebanyak 153 murid dan 13 murid yang mempunyai sikap yang kurang baik
sebelum dilakukan promosi kesehatan dengan menggunakan media poster.
Setelah dilakukan promosi kesehatan, sebanyak 153 murid yang mempunyai
sikap tetap baik dan 13 murid yang berubah sikapnya menjadi baik.
Perubahan sikap ini disebabkan murid murid tersebut mau memperhatikan
pesan pesan yang disampaikan melalui media poster dan food model yang
disajikan.
Hasil uji statistik dengan menggunakan Mc. Nemar didapatkan nilai p
untuk sikap 0,000 < = 0,05 yang berarti terdapat perbedaan bermakna antara
sikap murid sebelum dan sesudah promosi kesehatan dengan menggunakan
media poster. Demikian pula berdasarkan uji wilcoxon menunjukkan hasil
55
yang sama yakni diperoleh nilai p untuk pengetahuan adalah 0,000 lebih kecil
dari = 0,05 yang berarti terdapat perbedaan bermakna antara pengetahuan
murid SD sebelum dan sesudah promosi kesehatan dengan menggunakan
media poster.
Hal ini sejalan dengan penelitian formatif yang dilaksanakan di
Sumatera Barat bahwa dampak dari kampanye yang dilanjutkan dengan
promosi ternyata mampu merubah sikap masyarakat Sumatera Barat
(Kabupaten Pariaman) terhadap suvital khususnya sayuran hijau.
Menurut penelitian pada ahli ( Notoadmodjo, 1997) bahwa indera
yang paling banyak mengalirkan informasi ke dalam otak adalah mata yakni
lebih 75 % sampai 87 %. Sedangkan 13 % 75 % lainnya tersalur melalui
idera yang lain. Dijelaskan pula bahwa manusia belajar lebih efektif apabila ia
dapat mendengarkan dan berbicara dan lebih baik lagi kalau disamping itu ia
dapat melihat (Notoatmodjo, 1997).
Penyuluhan dengan media poster melibatkan ketiga aktivitas tersebut.
Adanya aktivitas mendengar, berbicara dan melihat yang membuat metode ini
efektif. Dalam penelitian ini digunakan alat peraga berupa poster tentang
vitamin yang memuat tentang buah-buahan dan sayuran yang mengandung
Vitamin A dan food model tentang sayuran dan buah-buahan sumber
vitamin A. poster ini dimaksudkan untuk mengarahkan indera sebanyak
mungkin kepada suatu obyek, sehingga mempermudah persepsi.
56
Menurut Snehenda (1983) menganalisa bahwa informasi berperan
dalam menunjang perubahan perilaku seseorang. Informasi yang diterima
melalui media cetak, elektronik, pendidikan/penyuluhan, buku-buku dan
sebagainya akan meningkatkan pengetahuan seseorang sehingga ia akan bias
memperbaiki atau merubah perilakunya menjadi lebih baik. (dikutip dari : Ali,
2001)
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hasil posttest menunjukkan
adanya peningkatan pengetahuan Hal ini sesuai penelitian (Socony) di
Amerika mengenai kelekatan ingatan dari bahan yang disampaikan ada 85%
pesan yang masih lekat pada ingatan responden dan 3 hari kemudian ingatan
tersebut lekat sekitar 65%.
57
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
1. Ada pengaruh promosi kesehatan dengan menggunakan media poster dan
food model terhadap pengetahuan tentang vitamin A pada murid SD 031
Tanah Grogot Kabupaten Pasir Kalimantan Timur.
2. Ada pengaruh promosi kesehatan dengan menggunakan media poster dan
food model terhadap sikap tentang konsumsi sumber vitamin A pada murid
SD 031 Tanah Grogot Kabupaten Pasir Kalimantan Timur.
B. SARAN
1. Perlunya penyuluhan disertai bantuan media poster tentang sumber vitamin A
dan dampak kekurangan vitanin A pada siswa.
2. Perlu adanya kerja sama antara pihak sekolah dengan dinas kesehatan dalam
sosialisasi Vitamin A dilanagan siswa.
58
DAFTAR PUSTAKA
Agus Zainal Arifin Nang, Vitamin A Dan Malnutrisi ; Suatu Tinjauan Biokimia,
Medika, No. 12, Tahun Ke-XXI, Jakarta, 1995.
Almatsier Sunita, Prinsip Dasar Ilmu Gizi, PT.Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta, 2001.
Beaton, G H.dkk, Effecveness of vitamin A Supplementatiaon in The Control,of
Young Child Morbidity and Mortality in Developemnt Countries, United
Nations, Canada, 1993.
Dachroni, Upaya Peningkatan Kesehatan ( Promosi Kesehatan, Health Education ),
Bahan Informasi dalam Rakerkesmas, Jakarta, 1998.
Dahlan, M. Sopiyudin, Statistika untuk Kedokteran dan Kesehatan, PT. Arkans,
Jakarta, 2004.
Ewles Linda, Simnet Ina, Promosi Kesehatan, Gadjah Mada University Press,
Yogyakarta, 1994.
Haris Fauzia, Studi Kecukupan konsumsi energi,Protein,Vitamin A, Zat Besi Dan
Infeksi Terhadap Status Gizi Pada Anak Usia Sekolah Dasar ( 9-12-tahun )
Di Panti Asuhan Kecamatan Tallo Makasar, FKM-UNHAS, Makassar, 2002.
Ishak Fahria, Konsumsi Suvita Melalui Sayuran dan Hewani dengan Tingkat
Vitamin A Pada Sekolah Kelas IV-V Tamamaung VI, FKM-UNHAS,
Makassar, 2000.
Kelana Abdi Putra, Defisiensi Vitamin A Pada Mata, Majalah Kedokteran Amajaya
Volume 3 N0. 2. Jakarta, Mei 2004.
Myrnawati, Kebijakan Pemberian Vitamin A dan Dampaknya Pada Kesehatan dan
Kematian Bayi dan Anak, Jurnal kedokteran Yarsi, Volume 5 N0. 1, Jakarta,
Januari April 1997.
Moehji Sjahmien, Ilmu Gizi 1, Papas Sinar Sinti, Jakarta, 2002.
Ngatimin H. M. Rusli, Ilmu Perilaku Kesehatan, Yayasan PK-3, Makassar, 2003.
Notoatmojo Soekidjo, Pendidikan dan Perilaku Kesehatan, Cetakan Ke-2,
Rineka Cipta, Jakarta, 2003.
59
, Metodologi Penelitian Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta,
1997.
Syafar HM, Teknologi Pengembangan Media, Materi Kuliah Jurusan PKIP,
FKM-UNHAS, Makassar, 2004.
Saidin M, dkk, Efektivitas Penambahan Vitamin A pada Garam Yodium Terhadap
Status Gizi dan Konsentrasi Belajar Anak Sekolah Dasar Pusat Penelitian
dan Pengembangan Gizi dan Makanan,Volume 25 N0. 1, Bogor, Juni, 2002.
Suwardi, Susi S,dkk, Efektivitas Suplementasi Vitamin A Dosis Tinggi Terhadap
Tingkat Penyembuhan dan Status Iron Anak Balita Penderita TB Paru,
Jilid 22, Bogor, 1999.
Sediaoetama Achmad Djaeni, Ilmu Gizi untuk Mahasiswa dan Profesi, Dian Rakyat
Jakarta,1999.
Soehadi R, Kebutaan Anak Karena Kekurangan Vitamin A Dan Cara
Penanggulangannya, Majalah Kesehatan, Vol. 5, No. 95, Jakarta, 1194.
Sommer Alfred, Keith P, West Jr, Vitamin A Deficiency (Health,Survival and Vision),
Oxford University Press,York, 1996.
Pasaka Marlinda, Studi Tingkat Kecukupan Konsumsi Vitamin A Pada Anak SD
Kampus Unhas I dan SD Galangan Kapal III, FKM-UNHAS, Makassar,
2002.
Purjanto, Social Marketing Vitamin A, Majalah Kesehatan, Depkes R.I, No. 49 Tahun
Ke-XXIII, Jakarta, 1994.
T Muhilal, Ig Tarwotjo, Prospek penanggulangan Kekurangan Vitamin A Melalui
Fortifikasi Bahan Makanan Tertentu,Gizi Indonesia, Volume XI,
N0 1:7-12,1996.
Akibat Defisiensi Vitamin A, www.sinarharapan.com, diakses tanggal 29 Oktober
2004.
Angka Kebutaan di Indonesia Tertinggi di Asia Tenggara, www.gizi.net, diakses
tanggal 29 Oktober 2004.
Upaya Meningkatkan Kualitas Balita Dengan Vitamin A, www.gizi.net, diakses
tanggal 29 Oktober 2004.
Manfaat Vitamin A dan Tanda-Tanda Kekurangan Vitamin A, www.pediatrik.com,
diakses tanggal 29 Oktober 2004.